Anda di halaman 1dari 13

Teknik Pemeriksaan Collon In Loop (barium enema) Pediatrik adalah teknik pemeriksaan secara

radiologis dari usus besar (collon) dengan menggunakan media kontras secara retrograde pada
pasien pediatrik (anak-anak). Tujuan pemeriksaan colon in loop sendiri adalah untuk mendapatkan
gambaran anatomis dari colon sehingga dapat membantu menegakkan diagnosa suatu penyakit
atau kelainan-kelainan pada colon. Karena pasien dalam pemeriksaan ini merupakan anak-anak
maka banyak hal yang perlu mendapat perhatian dan pemahaman khusus dalam pelaksanaannya.
Misal mengalihkan perhatian anak, dengan cara mengajak bicara saat pemeriksaan serta membawa
teman atau orang-orang terdekat dari anak tersebut. Menjelaskan jalannya pemeriksaan pada anak
tersebut agar pemeriksaan dapat berjalan dengan lancar.
Untuk pasien pediatrik umumnya menggunalan waktu eksposure yang rendah dan mA yang tinggi
untuk meminimalisasi gambaran buram akibat pergerakan pasien. Sedangkan bagi pasien pediatrik
yang sudah menginjak remaja dapat dilakukan pemeriksaan selayaknya orang dewasa, kecuali
untuk perlindungan khusus di gonad dan mengurangi faktor eksposi serendah mungkin.
Untuk pemeriksaan Collon In Loop ini indikasi yang biasa terjadi meliputi :
Colitis : Penyakit2 inflamasi pada colon
Carsinoma
Diverticulum : Merupakan kantong yg menonjol pada dinding kolon, terdiri lapisan mukosa dan
muskularis mukosa
Polyps : Penonjolan pada selaput lendir
Volvulus : Penyumbatan isi usus karena terbelitnya usus ke bagian yang lain
Invagination : Melipatnya bagian usus besar ke bagian usus itu sendiri
Intussusception
Atresi ani : Tidak adanya saluran dari colon yang seharusnya ada
Stenosis : Penyempitan saluran usus besar
Mega colon : Suatu kelainan kongenital yang terjadi karena tidak adanya sel ganglion di pleksus
mienterik dan submukosa pada segmen colon distal menyebabkan feses sulit melewati segmen
ganglionik.
Untuk kontra indikasinya yaitu:
Perforasi
Obstruksi akut atau penyumbatan
Diare berat
A. Persiapan
Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang dibutuhkan meliputi :
Untuk Anak lebih dari 1 tahun
Kantung enema sekali pakai diisi dengan barium sulfat
Tabung
Penjepit

Air hangat digunakan untuk melarutkan barium sulfat.


Beberapa diantaranya, kateter di design agar tidak dapat keluar rectum setelah disisipkan,
sehingga tidak bocor.
Catatan: Penggunaan latex tidak boleh, karena dapat mengakibatkan alergi. Penggunaan jenis
balon juga tidak boleh digunakan, karena dpat mengakibatkan perforasi pada rectum.
Untuk bayi dan anak anak
Menggunakan kateter silicon 10 french dan sebuah spuit 60 ml, barium diinjeksi secara manual
dan perlahan.
Untuk semua pasien
Jelly
Hypoallergenic tape
Sarung Tangan
Lap pel atau Tissue
2. Pasien
Persiapan pasien yang perlu dilakukan meliputi :
Pasien dan orang tua harus masuk ke dalam ruang pemeriksaan, kemudian dijelaskan bagaimana
prosedur pemeriksaan kepada pasien, bagaimana teknik media kontras itu dimasukan dan
alasannya ,mengapa dilakukan itu, tunjukan ketika barium masuk ke dalam colon. Katakan dengan
bahasa dan teknik yang dimengerti anak kecil, agar tidak takut bahwa nanti akan disentuh pada
bagian genitalnya. Orang tua pasien mendampingi selama pemneriksaan
Tanyakan riwayat penyakit pasien. Hal ini sangat penting untuk mengevaluasi keadaan anak yang
akan diperiksa. Karena ini akan membantu radiolog dalam memutuskan instruksi dan prosedur
pemeriksaan yang akan diambil.
Untuk bayi sampai 2 tahun : Tidak ada persiapan khusus yang diperlukan.
Untuk anak 2 tahun sampai 10 tahun :
Pada malam hari sebelum pemeriksaan hanya makan-makan yang rendah serat.
Malam sebelum pemeriksaan minum satu tablet bisacodyl atau laxative atau sejenisnya.
Jika setelah diberi laxative tidak menunjukan pengeluaran yang cukup, maka dilakukan enema
pedi fleet (Urus-urus) atas petunjuk dokter.
B. Teknik Pemasukan Media Kontras
Pemeriksaan colon in loop (barium enema) pada bayi dan anak-anak biasanya hanya
menggunakan metode kontras tunggal yang menggunakan media kontras BaSO4 (barium sulfat)
saja, sedangkan metoda kontras ganda tidak dianjurkan (Bontrager, 2001).
C. Proyeksi
Proyeksi pemeriksaan yang digunakan adalah :
AP Plan Foto
AP dengan Kontras

Lateral dengan Kontras


AP Post Evakuasi
1. AP Plan Foto
Posisi Pasien
Pasien diposisikan supine diatas kaset / meja pemeriksaan dengan MSP (Mid Sagital Plane)
tubuh berada tepat pada garis tengah kaset. Kedua tangan diletakkan diatas kepala pasien dan
diberi pengganjal untuk fiksasi. kedua kaki lurus kebawah dan diberi pengganjal juga.
Posisi Objek
Objek diatur dengan menentukan batas atas processus xypoideus dan batas bawah adalah
symphisis pubis. Titik bidik pada pertengahan kedua crista illiaca dengan arah sinar vertikal tegak
lurus dengan kaset. Eksposi dilakukan saat pasien ekspirasi penuh dan tahan nafas. FFD: 100cm
2. AP dengan Kontras
Posisi Pasien
Pasien diposisikan supine diatas kaset / meja pemeriksaan dengan MSP (Mid Sagital Plane) tubuh
berada tepat pada garis tengah kaset. Kedua tangan diletakkan diatas kepala pasien dan kedua kaki
lurus kebawah dengan di pegang oleh orang tuanya yang telah menggunakan apron.
Posisi Objek
Objek diatur dengan menentukan batas atas processus xypoideus dan batas bawah adalah
symphisis pubis. Titik bidik pada pertengahan kedua crista illiaca dengan arah sinar vertikal tegak
lurus dengan kaset. Eksposi dilakukan saat pasien ekspirasi penuh dan tahan nafas. Jika pasien
menangis lakukan eksposi pada waktu jeda tangisannya reda.
3. Lateral Dengan Kontras
Posisi Pasien
Pasien diposisikan lateral atau tidur miring dengan Mid Coronal Plane (MCP) diatur pada
pertengahan kaset dan vertikal terhadap garis tengah kaset, genu sedikit fleksi kedua ujung kaki
dan tangan dipegang oleh orang tuanya yang terlebih dahulu diberi Apron, hal ini dikarenakan
pasien selalu bergerak dan menangis.
Posisi Objek
Arah sinar ; tegak lurus terhadap film. Titik bidik ; Pada Mid Coronal Plane setinggi spina illiaca
anterior superior (SIAS). Eksposi dilakukan saat pasien diam.
4. AP Post Evakuasi
Posisi Pasien

Pasien diposisikan supine diatas kaset / meja pemeriksaan dengan MSP (Mid Sagital Plane)
tubuh berada tepat pada garis tengah kaset. Kedua tangan diletakkan diatas kepala pasien dan
diberi pengganjal untuk fiksasi. kedua kaki lurus kebawah dan diberi pengganjal juga.
Posisi Objek
Objek diatur dengan menentukan batas atas processus xypoideus dan batas bawah adalah
symphisis pubis. Titik bidik pada pertengahan kedua crista illiaca dengan arah sinar vertikal tegak
lurus dengan kaset. Eksposi dilakukan saat pasien ekspirasi penuh dan tahan nafas. FFD: 100cm

Barium Enema

Definisi :

Barium enema adalah pemeriksaan X-ray pada usus besar ( colon ) yang sebelumnya colon
diisi dengan barium sulfate ( a radioopaque contrast medium ).

Sebelum Pemeriksaan.

Tujuan Pemeriksaan :

Membantu menegakkan diagnosis dari carcinoma colon dan penyakit inflamasi colon.

Mendeteksi adanya polip, inflamasi dan perubahan struktural pada colon.


Dimana Pemeriksaan Dilakukan :

Di Departemen Radiologi Pusat, dapat juga dikerjakan di laboratorium X-ray luar ( swasta ),
atau dapat juga di Rumah Sakit Swasta yang memiliki peralatan X-ray.
Siapa yang Melakukan :

Dokter Radiologist dan radiographer.


Resiko dan Tindakan Pencegahan :

Pemeriksaan ini berbahaya jika dikerjakan pada penderita tachycardia atau colitis berat.

Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan hati-hati pada penderita ulcerative colitis,
diverticulitis, berak darah akut atau kecurigaan pneumatosis cytoides intestinalis.
Persiapan Penderita :

Mengikuti instruksi untuk membersihkan perut ( colon ) agar gambaran X-ray optimal.

Diet rendah residu

Tidak ada perubahan yang diperlukan akan penggunaan obat.

Ketika penderita datang, penderita diharapkan untuk berganti pakaian yang telah disiapkan.

Pada Saat Pemeriksaan.


Faktor-faktor Sensory :

Penderita mungkin tidak merasa nyaman untuk beberapa waktu ketika penderita mengambil
posisi sesuai permintaan radiographer/dokter. Ruang X-ray sering tidak merasa nyaman ketika
penderita dilakukan pemeriksaan.

Penderita akan melihat peralatan yang besar dan berat di dalam ruang yang kecil, dengan
petunjuk radiographer melalui kaca pemisah terhadap penderita.

Penderita akan mendengar suara-suara mesin X-ray selama X-ray film dipergunakan.

Prosedur ini menyebabkan ketidaknyamanan dan perasan penuh di perut. Penderita


mungkin merasa adanya kegawatan dari gerakkan ususnya. Penting untuk mempertahankan
gerakkan hingga film diambil. Penderita mungkin merasa takut oleh peralatan yang besar. Ketidak
nyamanan ini tidak terlihat ketika pemeriksaan ini selesai.
Deskripsi dari pemeriksaan :

X-ray diambil pada bagian colon / lower bowel.

Memelihara posisi sesuai permintaan radiographer. Mempertahankan hingga film


diexposed.

Radiographer akan memberitahu penderita ketika penderita dapat bergerak dan bernafas
lagi.

Barium dan atau dengan udara masuk ke dalam colon.

Gerakkan dari barium diikuti melalui fruoroscopy, sepanjang memasuki colon dan masuk
caecum dan bagian akhir dari usus halus.

Ketika semua gambar selesai diambil, penderita diharapkan mengosongkan / mengeluarkan


barium di toilet.

Penderita diminta menunggu beberapa saat hingga film-film dicetak.

Setelah Pemeriksaan
Perawatan Langsung Setelah Pemeriksaan :

Jika X-ray lebih lanjut tidak dimintakan , maka penderita dapat kembali makan secara
normal.

Minum banyak cairan karena pemeriksaan dapat menyebabkan dehydrasi.


Aktivitas Setelah Pemeriksaan :

Kotoran penderita akan berwarna keputihan hingga 24 72 jam ( 1 3 hari ).

Hasil Hasil Pemeriksaan

Nilai Pemeriksaan :

Hasil pemeriksaan ditentukan oleh study dari X-ray dan gambaran fluoroscopy.
Nilai Normal :

Tidak tampak adanya abnormalitas pada X-ray colon.


Apa indikasi Abnormal :

Adenocarcinoma, Sarcomas, Carcinoma, Diverticulitis, Granulomatous colitis, Ulcerative


colitis, Broad-based villous polyps, Gastroenteritis, perubahan struktur intestinal, Irritable colon,
saccular adenomatous polyps, Acute Appendicitis, sigmoid torsion, Kelainan Vaskular yang
disebabkan oleh arterial occlusion.

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Hasil Pemeriksaan :

Persiapan bowel yang tidak adekuat, sehingga mengganggu kualitas dari X-ray film .

Pemeriksaan barium swallow / Upper GI / Ba Follow Through yang dilakukan dalam


bebarapa hari sebelum barium enema akan mengganggu kualitas dari X-ray barium enema.

Ketidak mampuan penderita menahan selama pemeriksaan barium enema sehingga


pemeriksaan tidak komplit.

Bagaimana Pemeriksaan ini Dilakukan :

Pemeriksaan ini dikerjakan di kantor atau Rumah Sakit Departemen Radiologi. Penderita
berbaring di meja X-ray dan persiapan diambil X-ray. Penderita berbaring dan dimasukkan tube
enema lubrikasi secara gently ( lemah lembut ) ke dalam rectum.

Barium radioopaque contrast medium kemudian diikuti untuk mengiisi colon penderita.
Balon kecil dari tube enema mungkin dapat membantu agar barium tidak keluar. Aliran barium
dimonitor oleh radiologist pada layar fluoroscopy. Udara mungkin dapat dipompakan ke dalam
colon untuk mengembangkan colon, dan didapatkan gambaran yang lebih baik.

Penderita diminta untuk bergerak pada posisi yang berbeda dan meja dapat diatur untuk
mendapatkan gambaran yang berbeda. Pada waktu X-ray diambil, penderita diharapkan untuk
menahan napas beberapa detik agar gambar tidak kabur.

Tube enema dikeluarkan setelah gambar-gambar diambil dan penderita dapat ke toilet .
penderita diharapkan mengeluarkan barium. Satu atau dua foto (X-ray) dapat diambil setelah
barium dikeluarkan.

Jika double atau pemeriksaan contrast udara dilakukan, melalui tube enema akan
dimasukkan dengan lemah lembut dengan sedikit banyak udara ke dalam colon, dan kemudian
gambar diambil lagi. Hal ini akan memberikan gambarran yang lebih detail. Tube enema
kemudian dikeluarkan dan penderita dapat mengosongkan colon.
Bagaimana Persiapan Pemeriksaan :

Pembersihan dari usus besar ( colon ) adalah perlu untuk mendapatkan gambaran yang
akurat. Persiapan pemeriksaan memasukkan diet cairan pembersih, botol minuman magnesium

citrate ( laxative ) dan enemas air hangat untuk membersihkan partikel-partikel kotoran.
Bagaimana Rasa Selama Pemeriksaan :

Ada perasan penuh selama prosedure dikerjakan, rasa kram sedang atau berat, rasa
mendesak untuk defekasi, dan rasa tidak nyaman secara umum.
Mengapa Pemeriksaan Dilakukan :

Pemeriksaan dilakukan untuk mendeteksi carcinoma colon . Barium enema juga


dipergunakan untuk mendiagnosa dan mengevaluasi ekstensi dari inflamatory bowel diseases.
Nilai Normal :

Barium akan mengisi colon secara rata dan menunjukkan contour, patency ( bebas terbuka )
dan posisi bowel yang normal.
Apa Arti Hasil Abnormal :

Penemuan abnormal memasukkan carcinoma, diverticulitis, polyps, inflamasi dari inner


lining intestine ( ulcerative colitis ) dan irritable colon, acut appendicitis pada bowel mungkin
terlihat.
Kondisi tambahan untuk pemeriksaan yang mungkin dilakukan :

Annular pancreas

CMV gastroenteritis / colitis

Colorectal polyps

Crohns disease ( regional enteritis )

Hirschsprungs disease

Intestinal obstruction

Intussusception ( children )

Pyloric stenosis
Apa Resiko Pemeriksaan :

Adanya radiasi rendah exposure X-ray dimonitor dan diregulasi untuk mendapatkan jumlah
minimum radiasi exposure dibutuhkan untuk membuat gambar.

Paling diharapkan adanya rasa dan resiko yang rendah bila dibandingkan dengan manfaat /
kepentingannya.

Wanita hamil dan anak-anak lebih sesitif terkena radiasi X-ray.

Resiko yang lebih serius adalah adanya perforasi colon, yang sangat jarang.
Pertimbangan Khusus :

CT Scan dan Ultrasound saat ini sebagai pemeriksaan pilihan untuk evaluasi awal massa
abdominal

PROSEDUR STANDART PEMERIKSAAN COLON


TATA CARA PEMERIKSAAN BARIUM ENEMA
METODE :
1.
Double Contras : merupakan standar untuk pemeriksaan colon orang dewasa, yang akan
dievaluasi adalah mukosa colon, polip, massa dan tanda keradangan.
2.
Single Contras : merupakan pemeriksaan colon untuk penderita-penderita :

anak-anak

reduksi intussusepsi

kecurigaan obstruksi colon

kecurigaan diverticulitis acuta, irritable colon, colitis

kecurigaan appendicitis acuta

kecurigaan fistulasi acuta

kecurigaan fistulasi colon

penyakit megacolon

penderita-penderita dengan keadaan umum jelek, debil atau persiapan yang kurang baik
INDIKASI :
Gangguan pola buang air besar
Nyeri daerah colon
Kecurigaan massa daerah colon
Melena
Kecurigaan obstruksi colon
KONTRA INDIKASI :
absolute

toxic megacolon

pseudo membranous colitis

post biopsy colon (sebaiknya menunggu setelah 7 hari)


2.
Relatif

persiapan colon kurang baik

baru saja mengalami pemeriksaan GI tract bagian atas dengan kontras

KOMPLIKASI :
Perforasi usus
Extraluminasi ke venous
Water intoxication
Intramural barium
Cardiac arithmia
Transient bactericemia
ES obat-obatan yang dipergunakan (buscopan, dll)

PERSIAPAN :
Kasus darurat (yang memerlukan single kontras) dan bayi tak perlu persiapan.
Untuk wanita subur sebaiknya memperhatikan TEN DAY RULE.

Penderita dianjurkan diet lunak (low residu) 3 hari sebelumnya.

Diet cair 1 hari sebelumnya. Pada malam hari diberikan urus-urus (jam 22.00 wib) diikuti
dengan minur air putih secara bertahap sebanyak 6-8 gelas.

Bila ada kecurigaan massa colon atau perdarahan per-rectal dan tidak ada kontra indikasi,
dapat diberikan atropine per-oral.

Pagi hari diberikan dulcolax supp (jam 04.00 wib). Penderita tidak boleh makan, minum dan
merokok.

Bila pada hasil anamnesa dicurigai bahwa urus-urus kurang berhasil atau kebersihan colon
diragukan, maka dilakukan lavament (sampai mencapai colon proximal) memakai air + 1-2 liter
(sesuai dengan suhu tubuh). Foto colon dilakukan paling cepat 1-2 jam setelah lavament.

Penderita diberi penerangan tentang prosedur pemeriksaan.

Dilakukan BOF bila ada kecurigaan :


- adanya sisa kontras di saluran pencernaan karena pemeriksaan sebelumnya.
- Kemungkinan adanya kontra indikasi pemeriksaan colon
KONTRAS MEDIA :
1.
Double contrast, dipakai larutan lebih pekat (70 W/vol) dengan jumlah 300-400cc.
2.
Single contrast, dipakai larutan lebih encer (150 watt/vol) dengan jumlah 600-800cc.
TATA CARA LAVEMENT/CLEANSING ENEMA :
Lavement dilakukan oleh orang yang terlatih
Pada orang dewasa diperlukan 1 - 1 liter cairan
Air hangat kaku + garam (1 cth/gelas yang sesuai 9 gr NaCl/l) dan dicampur bahan iritan
Lavement dilakukan 2 jam sebelum foto colon, agar tonus colon normal lagi dan cairan
residu diserap
Untuk px dari ruangan, sebaiknya dilavement juga pada malam sebelum pemeriksaan
Bila perlu, lavement lebih dari. 1 kali. Defekasi px sebaiknya dicek oleh petugas bahwa
beraknya hanya keluar air saja.
TEKNIK PEMERIKSAAN :
DOUBLE CONTRAST :
Dilakukan RT untuk menilai tonus sphincter ani dan kemungkinan adanya massa.
Dilakukan pemasangan kateter rectal, balon kateter digunakan bila dicurigai px tidak dapat
menahan berak. Px Ca rectal dan ulcerative colitis daerah rectosigmoid, sebaiknya tidak memakai
balon kateter yang besar
Diberikan spasmolitik : mis. Buscopan IV/IM.
Cairan Ba SO4 dimasukkan pelan-pelan dan selalu diikuti ujungnya. Diberikan kesempatan colon
untuk adaptasi terhadap perubahan volume (diklem beberapa detik)
Setelah mencapai flexura hepatica, sebagian kontras dikeluarkan lewat kateter. Secara bertahap
dimasukkan gas. Sebelum mencapai caecum dibuat foto daerah rectosigmoid dengan posisi

optimal (biasanya oblique supine ke kanan).


Kontras diteruskan sampai dengan masuk daerah caecum diusahakan masuk ileum distal. Bila
kontras tidak masuk ileum diusahakan manipulasi dengan memutar mutar badan px dan palpasi
daerah caecum.
Dibuat foto daerah flexura lienalis (biasanya oblique supine ke kiri) dan flexura hepatica (oblique
supine ke kanan).
Bila perlu dibuat foto tambahan, dengan coating kontras dan posisi berbeda pada daerah lesi
colon, daerah caecum bila kontras tidak masuk ileum (1 2 foto).
Dibuat foto seluruh colon (terlentang / AP).
Px jangan diturunkan dulu dari meja x-ray sebelum evaluasi hasil foto (basahnya).
REKAPITULASI PENGGUNAAN FILM :
DAERAH
POSISI
STANDART
TAMBAHAN
1. Rectosigmoid
Supine oblique kanan
24/30
Posisi Lat
2. Flex. Lienalis
Supine oblique kiri
24/30
3. Flex. Hepatica
Supine oblique kanan
24/30
4. Caccum

Prone oblique kiri


5. Seluruh colon
AP/supine
30/40
6. Posisi daerah lesi

Posisi sesuai fluorosc.

SINGLE KONTRAS :
Kontras dimasukkan pelan-pelan dan diberi waktu adaptasi pada colon terhadap tambahan
volume. Pemberian spasmolitik tidak mutlak, tgt keperluan dan ada tidaknya Kontra Indikasi.
Pada waktu mencapai flex. Lienalis, dibuat foto daerah rectosigmoid. Setelah mencapai caecum
dan ileum terminal, dibuat foto daerah flex. Lienalis, fle. Hepatica dan caecum. Diusahakan
kontras masuk ileum distal.
Buat foto seluruh colon.
Bila perlu dibuat foto tambahan pada daerah lesi, dan daerah caecum bila kontras tidak dapat
masuk ileum.
Dibuat foto post evacuasi, bila kesukaran berak diberi rangsangan dengan minum air hangat.
Rekapitulasi penggunaan gambar = foto double kontras.
PERAWATAN SETELAH PEMERIKSAAN :
Penerangan pada px bahwa babnya akan berwarna putih selama 1-2 hari.
Anamnesa dan observasi adanya kemungkinan komplikasi akibat pemberian kontras dan
obat-obatan sebelum px diijinkan pulang / meninggalkan ruangan.
HAL-HAL KHUSUS :
PENYAKIT MEGACOLON / HIRSCHPRUNG DISEASE :
Pasang marker opaque pada anus, untuk petunjuk letak anus dan standart ukuran panjang
(sebaiknya 1 cm).
Pemeriksaan dihentikan setelah tampak kontras menyebar dalam colon yang melebar (pada
fluoroscopy)
Bila meragukan ada tidaknya megacolon, dibuat foto 24 jam setelah pemeriksaan.
ATRESIA ANI :
Pasang marker opaque pada anus untuk petunjuk letak anus dan ukuran panjang sebaiknya
1 cm.
TUMOR COLON :
Pasang marker opaque (kawat/bulat) di daerah yang teraba massa.
INVAGINASI :
Lebih dianjurkan untuk diagnostic, ok biasanya sudah > 24 jam.
Dilakukan terapi/reposisi bila < 24 jam, maximum 3 kali dengan ketinggian Ba maximum 1
meter.
PADA COLOSTOMI :
Pasang marker opaque pada stomp (dengan kawat).
Bila tujuan akan menutup colostomy, periksa bagian distal (kontras dapat masuk lewat
stomp distal atau peranus tergantung kasusnya).
Penggunaan foto pada anak dan bayi diusahakan seminimal mungkin ( kalau perlu jumlah film
dibawah standart).
Pada anak < 1 tahun ;
Kontras harus dicampur PZ (diusahakan isotonik).

Pemasukan kontras sebaiknya dengan spuit oleh dokter secara perlahan.


Bila terjadi komplikasi segera ditangani kegawatannya.
OBAT
EFEK FAMAKOLOGIS
DOSIS
SIDE EFFECT
KONTRA INDIKASI
TUJUAN PADA FOTO
Artropin
Parasimpatolitik, menghambat peristalik dan sekresi dari lambung dan usus.
Tab 0,25 mg dan 0,50 mg 3-4 x 1
Inj
0,25 mg/amp IM/IV/SC
Muntah, mulut kering, midriasis, flushing, tachycardia, retensi urine, palpitasi, suhu tubuh
meningkat
Myasthenia gravis, glaucoma, obstruksi GI & UT, BPH, asthma br, hernia, hepatic & renal dis.
Membantu coating contras. Relaksasi colon (shg nyeri-) Diberikan 30 sebelum foto per os.
Probantine HBr
Parasimpatolitik, menghambat pengosongan lambung
Tab 15 mg 3x1 ac.
inj 30 mg/amp IM/IV
Mulut kering, tachycardia, retensi urine, mata kabur.
BPH, glaucoma
Menimbulkan motilitas colon. Diberikan IV sesaat sebelum foto.
Buscopan
Action pada parasim-patetik ganglion pada dinding colon
Tab 10 mg 3x1. inj 20 mg/amp IM/IV
Hipersensitive reaksi, mulut kering, agranulositosis (lama).
Penyumbatan mekanik sal cerna, mega-colon, tachi-cardia, hiper-sensitif thd derivate pira-zolon,
pembe-saran prostate.
Relaxasi colon (nyeri-). Dibe-rikan IV sesaat atau IM 5-10 sebelum foto
Systabon
Parasimpatetik pada otot polos
Tab 2 mg pap & 250 mg metampiron.
3 x 1 /hari.
Inj amp /5cc IM/IV
Granulositopenia
Glaucoma, BPH, Pyloric Stenosis.
Idem buscopan
Papaverin
Pada otot polos & jantung. Pada otot polos usus lemah.
Tab 40 mg 3x1/hr.
Inj 40 mg/amp IM/IV

IV hati-hati pada glaucoma


Dulcolax
Pencahar, merang-sang mukosa colon. Efek setelah 6-12 jam. Supp 151 jam
Tad 5 mg. 10 mg.
Anak 5-10 mg, Dew 10-15mg.
Kolik usus, pe-rasaan ter-bakar pada penggunaan rectal.
Setelah operasi perut.
Anak < 4 tahun,
hamil muda.
Pembersih colon
Castor oil
Pencahar, merangsang mukosa saraf intramural otot polos pada usus halus. Masa laten 3 jam.
Anak 5-15 cc Dew 15-60 cc Dosis > tak menambah efek
Idem
BaSO4
Meningkatkan peristaltik usus dgn menarik air kedlm lumen usus (daya osmotic), shg feses
lembek (3-6 jam).
Bubuk,
Dewasa 30 gr.
Mual, dehidrasi, decomp ginjal, hipotensi, paralise pernafasan.
Kelainan ginjal
Idem

Anda mungkin juga menyukai