Anda di halaman 1dari 14

Teknik Radiografi Lopografi (Post Colostomy)

DISUSUN OLEH:
Mila Karmila
Mukholifahtin Ajijah
Rafidah Halila
Yulianti Fauziah

(NIM. P23130114057)
(NIM. P23130114060)
(NIM. P23130114066)
(NIM. P23130114073)

D-IV B (TINGKAT 2)

Dosen Pembimbing : Sriyatun, SKM, MKM

JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN JAKARTA II
2014/2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Teknik
Radiografi Lopografi (Post Colostomy) ini dengan baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Ibu Sriyatun, SKM, MKM selaku Dosen
mata kuliah Patologi yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kami mengenai teknik radiografi lopografi. Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Jakarta, 12 September 2015

Penyusun

DAFTAR ISI
Halaman Judul...............................................................................................................i
Kata Pengantar..............................................................................................................ii
Daftar Isi......................................................................................................................iii
BAB I : Pendahuluan....................................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Tujuan................................................................................................................1
BAB II : Pembahasan...................................................................................................2
A. Pengertian..........................................................................................................2
B. Tujuan Pemeriksaan...........................................................................................2
C. Persiapan Pasien................................................................................................2
D. Persiapan Alat dan Bahan..................................................................................2
E. Teknik Pemeriksaan...........................................................................................3
BAB III : Penutup.......................................................................................................10
A. Kesimpulan......................................................................................................10
B. Saran................................................................................................................10
Daftar Pustaka..............................................................................................................iv

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sina-x merupakan salah satu jenis radiasi pengion yang banyak digunakan dalam dunia
kedokteran. Sifat sinar-x yang mampu menembus objek bermanfaat untuk mengetahui
kelainan fisik dan fungsi suatu organ yang tidak dapat dilihat dari luar. Kemampuan sinar-x
menembus objek dapat dipengaruhi oleh kerapatan jaringan, ketebalan objek serta nomor
atom objek yang difoto. Untuk organ yang memiliki ketebalan jaringan dan kerapatan
jaringan yang hampir sama, dalam pemeriksaan dengan sinar-x akan sulit dibedakan, seperti
pemeriksaan organ-organ traktus digentivus. Makadari itu untuk mendapatkan gambaran
yang baik dengan informasi diagnostic yang optimal dapat dilakukan pemeriksaan dengan
menggunakan media kontras.
Sistem pencernaan manusia adalah system memproses makanan yang masuk ke tubuh
menjadi energi untuk menjalani aktifitas kita sehari-hari. Sistem pencernaan berfungsi untuk
menjaga metabolisme tubuh. Dengan adanya sistem pencernaan dalam tubuh kita, kita dapat
menikmati berbagai makanan dan menghasilkan energi untuk beraktifitas. Pada sistem
pencernaan terdapat colon atau usus besar. Usus Besar merupakan salah satu organ
abdominal yang berperan untuk menyerap air, tempat tinggal bakteri coli, menyimpan dan
eliminasi sisa makanan. Sehingga jika terjadi kelainan dapat mengganggu jalanya
pencernaan. Berbagai Patologi dapat terjadi pada usus besar. Kelainan atau patologi yang
sering muncul pada usus besar adalah colitis, diverticulum, volvulus, hemaroidinterna,
neoplasma, dan ileus. Setelah mengetahui patologinya, dokter akan melakukan tindakan
colostomy.
Lopografi adalah pemeriksaan radiografi pada colon yang dilakukan post colostomy yang
menggunakan folley cateter, dan dimasukkan melalui lubang anus buatan yang tidak
mengeluarkan feces.
Colostomy adalah tindakan pembedahan untuk membuat suatu lubang buatan antara
colon dengan permukaan kulit pada dinding perut

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui teknik pemeriksaan lopografi pada kasus post colostomy
2. Untuk mengetahui tujuan pemeriksaan lopografi pada kasus post colostomy

BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian
Pemeriksaan lopografi adalah teknik pemeriksaan secara radiologis pada daerah colon
dari colostomy dengan memasukkan kateter Foley beberapa centimeter pada daerah stoma.

B. Tujuan Pemeriksaan
Tujuan pemeriksaan Lopografi adalah untuk melihat anatomi dan fisiologi colon
sehingga dapat membantu menentukan tindakan medis selanjutnya.

C. Persiapan Pasien
Pemeriksaan Lopografi tidak memerlukan persiapan khusus. Hanya saja pada saat
pemeriksaan diharuskan untuk membebaskan daerah yang diperiksa dari benda-benda yang
dapat menimbulkan artefak.

D. Persiapan Alat dan Bahan


a) Persiapan Alat
1. Pesawat X-ray yang dilengkapi bucky kaset dan fluoroscopy
2. Kaset dan film
3. Marker
4. Standar irrigator dan irrigator set lengkap dengan kanula rectal
5. Sarung tangan atau handskun
6. Penjepit atau klem
7. Kain kassa
8. Kateter Foley
9. Bengkok
10. Apron
11. Plaster
12. Tempat mengaduk media kontras
13. Pengaduk media kontras

b) Persiapan Bahan
Kontras media(+):barium sulfat (1000ml untuk kontras tunggal dan 400ml untuk kontras
ganda), Kontras media(-) : udara

1. Media kontras, yang sering dipakai adalah larutan barium sulfat dengan konsentrasi
antara 70-80 W/V% (weight/volume). Banyaknya larutan (ml) tergantung pada
panjang pendeknya colon distal.
2. Air hangat untuk membuat larutan barium
3. Vaselin atau jelly, digunakan untuk menghilangi rasa sakit saat kanula dimasukkan
kedalam anus.

Pemasukan Media Kontras Barium dimasukkan melalui stoma (lubang colon distal)
diikuti ngan fluoroskopi sampai mengisi daerah rectum dan dapat ditandai dengan
keluarnya kontras melalui anus. Untuk keperluan informasi yang lebih jelas pasien
dirotasikan ke kanan danke kiri serta dibuat radiograf full filling untuk melihat
keseluruhan bagian usus dengan proyeksi antero posterior.

E. Teknik Pemeriksaan
Proyeksi Radiografi yang digunakan pada pemeriksaan lopografi adalah sebagai berikut:
1. Proyeksi Antero Posterior (AP)
Posisi Pasien : Supine di atas meja pemeriksaan
Posisi Objek :
1) MSP (Mid Sagital Plane) tubuh berada pada pertengahan meja pemeriksaan.
2) Kedua tangan lurus disamping tubuh atau dilipat kea rah dada.
Central Ray

: Vertikal tegak lurus terhadap kaset

Central Point : Pertengahan kedua crista illiaka


Batas Atas

: Processus Xypoideus

Batas Bawah : Sympisis pubis


FFD

: 100 cm

Eksposi

: Saat ekspirasi kemudian tahan nafas

Kriteria

: menunjukkan seluruh colon terlihat, termasuk fleksura dan colon sigmoid

Gambar posisi pasien pada proyeksi Antero Posterior

2. Proyeksi Postero Anterior (PA)


Posisi Pasien : Prone di atas meja pemeriksaan
Posisi Objek :
1) MSP (Mid Sagital Plane) tubuh berada pada pertengahan meja pemeriksaan.
2) Kedua tangan lurus disamping atas tubuh dan kaki lurus ke bawah
Central Ray

: Vertikal tegak lurus terhadap kaset

Central Point : Pertengahan kedua crista illiaka


Batas Atas

: Processus Xypoideus

Batas Bawah : Sympisis pubis


FFD

: 100 cm

Eksposi

: Saat ekspirasi kemudian tahan nafas

Kriteria

: menunjukkan seluruh colon terlihat, termasuk fleksura dan rectum

Gambar posisi pasien pada proyeksi postero anterior

3. Proyeksi LPO
Posisi Pasien : Supine di atas meja pemeriksaan lalu pasien diposisikan 35 0-450 terhadap
meja pemeriksaan
Posisi Objek :
1) MSP (Mid Sagital Plane) tubuh berada pada pertengahan meja pemeriksaan.
2) Tangan kiri digunakan untuk bantalan dan tangan kanan di depan tubuh
berpegangan pada tepi meja pemeriksaan
3) Kaki kiri lurus sedangkan kaki kanan ditekuk untuk fiksasi
Central Ray

: Vertikal tegak lurus terhadap kaset

Central Point : 1-2 inchi ke arah lateral kanan dari titik tengah kedua crista illiaca
Batas Atas

: Processus Xypoideus

Batas Bawah : Sympisis pubis


FFD

: 100 cm

Eksposi

: Saat ekspirasi kemudian tahan nafas

Gambar posisi pasien pada proyeksi LPO

4. Proyeksi RPO
Posisi Pasien : Supine di atas meja pemeriksaan lalu pasien diposisikan 35 0-450 terhadap
meja pemeriksaan
Posisi Objek :
1) MSP (Mid Sagital Plane) tubuh berada pada pertengahan meja pemeriksaan.
2) Tangan kanan lurus di samping tubuh dan tangan kiri menyilang di depan tubuh
berpegangan pada tepi meja.
3) Kaki kanan lurus sedangkan kaki kiri sedikit ditekuk untuk fiksasi
Central Ray

: Vertikal tegak lurus terhadap kaset

Central Point : 1-2 inchi ke arah lateral kiri dari titik tengah kedua crista illiaca
Batas Atas

: Processus Xypoideus

Batas Bawah : Sympisis pubis


FFD

: 100 cm

Eksposi

: Saat ekspirasi kemudian tahan nafas

Kriteria

: menunjukkan tampak gambaran fleksura lienalis dan colon asenden

Gambar posisi pasien pada proyeksi RPO

5. Proyeksi RAO
Posisi Pasien : Prone di atas meja pemeriksaan lalu pasien diposisikan 35 0-450 terhadap
meja pemeriksaan
Posisi Objek :
1) MSP (Mid Sagital Plane) tubuh berada pada pertengahan meja pemeriksaan.
2) Tangan kanan lurus di samping tubuh dan tangan kiri menyilang di depan tubuh
berpegangan pada tepi meja.
3) Kaki kanan lurus sedangkan kaki kiri sedikit ditekuk untuk fiksasi
Central Ray

: Vertikal tegak lurus terhadap kaset

Central Point : 1-2 inchi ke arah lateral kiri dari titik tengah kedua crista illiaca
Batas Atas

: Processus Xypoideus

Batas Bawah : Sympisis pubis


FFD

: 100 cm

Eksposi

: Saat ekspirasi kemudian tahan nafas

Kriteria

: menunjukkan tampak gambaran fleksura hepatika kanan terlihat sedikit


superposisi bila dibandingkan dengan proyeksi PA dan tampak juga daerah
sigmoid dan colon asenden

Gambar posisi pasien pada proyeksi RAO

6. Proyeksi LAO
Posisi Pasien : Prone di atas meja pemeriksaan lalu pasien diposisikan 35 0-450 terhadap
meja pemeriksaan
Posisi Objek :
1) MSP (Mid Sagital Plane) tubuh berada pada pertengahan meja pemeriksaan.
2) Tangan kiri lurus di samping tubuh dan tangan kanan menyilang di depan tubuh
berpegangan pada tepi meja.
3) Kaki kiri lurus sedangkan kaki kanan sedikit ditekuk untuk fiksasi
Central Ray

: Vertikal tegak lurus terhadap kaset

Central Point : 1-2 inchi ke arah lateral kanan dari titik tengah kedua crista illiaca
Batas Atas

: Processus Xypoideus

Batas Bawah : Sympisis pubis


FFD

: 100 cm

Eksposi

: Saat ekspirasi kemudian tahan nafas

Kriteria

: menunjukkan tampak gambaran fleksura lienalis tampak sedikit


superposisi bila dibandingkan dengan proyeksi PA dan tampak juga daerah
colon desenden

Gambar posisi pasien pada proyeksi LAO

7. Proyeksi Lateral
Posisi Pasien : Lateral di atas meja pemeriksaan
Posisi Objek :
1) MCP (Mid Coronal Plane) tubuh berada tepat di garis pertengahan meja
pemeriksaan.
2) Genu sedikit di fleksikan untuk fiksasi
Central Ray

: Vertikal tegak lurus terhadap kaset

Central Point : MCP setinggi spina illiaca anterior superior (SIAS)


Batas Atas

: Processus Xypoideus

Batas Bawah : Sympisis pubis


FFD

: 100 cm

Eksposi

: Saat ekspirasi kemudian tahan nafas

Kriteria
radiograf

: Daerah rectum dan sigmoid tampak jelas, rectosigmoid pada pertengahan

Gambar posisi pasien pada proyeksi Lateral

8. Proyeksi AP Axial ( Butterfly Positions)


Posisi Pasien : Supine di atas meja pemeriksaan
Posisi Objek :
1) MSP (Mid Sagital Plane) tubuh berada pada pertengahan meja pemeriksaan.
2) Kaki diluruskan, tangan diletakkan di dada pasien
Central Ray

: 300-400 chepalad

Central Point : 2 inchi inferior pertengahan kedua crista illiaca pada MSP
Batas Atas

: Processus Xypoideus

Batas Bawah : Sympisis pubis


FFD

: 100 cm

Eksposi

: Saat ekspirasi kemudian tahan nafas

Kriteria

: memperlihatkan daerah rectosigmoid lebih jelas, dengan superposisi


yang berkurang dibandingkan proyeksi AP

Gambar posisi pasien pada proyeksi AP Axial

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teknik pemeriksaan lopografi adalah teknik pemeriksaan secara radiologis pada daerah
colon dengan memasukkan kateter Foley beberapa centimeter pada daerah stoma. Tujuan
pemeriksaan Lopografi adalah untuk melihat anatomi dan fisiologi colon sehingga dapat
membantu menentukan tindakan medis selanjutnya. Dengan melihat jalur dan dimana muara
dari media kontras dapat diketahui adakah kelainan pada colon atau tidak. Dengan begitu

maka dapat diketahui apakah stoma dapat ditutup kembali atau tindakan medis yang tepat
untuk dilakukan kepada pasien selanjutnya.

B. Saran
Saran penulis kepada pembaca, yaitu perbanyaklah membaca
literature yang berkaitan dengan Lopograf
Jika ada kesalahan, Anda bisa memberi saran atau kritik agar penulis
bisa membuat makalah yang lebih baik lagi.

Daftar Pustaka

Ballinger, P. W. (1995). Merril of Atlas Radiographic Positioning and Radiologic


Procedures, Eight Edition Vol.II. Missouri: Mosby,Inc.
Bontrager, k. L. (2001). Text book of Radiographic and Related Anatomy. Missouri:
Mosby,Inc.
Chapman, S. (1986). Radiological Procedures. London: Baillire Tindall.

Rasad S. (2006). Radiologi Diagnostik. Jakarta: balai pustaka.


(https://www.academia.edu/9977788/BAB_I)

Anda mungkin juga menyukai