0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
596 tayangan14 halaman
Teknik pemeriksaan radiografi untuk atresia ani meliputi proyeksi Wangesteen Rice (AP dan lateral) untuk melihat ada tidaknya atresia ani dan tingkat distensi usus, serta proyeksi lateral prone cross table sebagai alternatif untuk melihat batas maksimal naiknya udara di rektum bagian distal. Posisi pasien dan pengaturan kaset berbeda untuk setiap proyeksi agar dapat menghasilkan gambaran yang jelas.
Teknik pemeriksaan radiografi untuk atresia ani meliputi proyeksi Wangesteen Rice (AP dan lateral) untuk melihat ada tidaknya atresia ani dan tingkat distensi usus, serta proyeksi lateral prone cross table sebagai alternatif untuk melihat batas maksimal naiknya udara di rektum bagian distal. Posisi pasien dan pengaturan kaset berbeda untuk setiap proyeksi agar dapat menghasilkan gambaran yang jelas.
Teknik pemeriksaan radiografi untuk atresia ani meliputi proyeksi Wangesteen Rice (AP dan lateral) untuk melihat ada tidaknya atresia ani dan tingkat distensi usus, serta proyeksi lateral prone cross table sebagai alternatif untuk melihat batas maksimal naiknya udara di rektum bagian distal. Posisi pasien dan pengaturan kaset berbeda untuk setiap proyeksi agar dapat menghasilkan gambaran yang jelas.
seharusnya berlubang baik karena cacat bawaan maupun terjadi kemudian. Ani dari kata anus yang berarti lubang pelepasan atau dubur. Atresia ani : kelainan tidak adanya lubang pelepasan pada daerah dubur(anus) yang sifatnya bawaan atau muncul kemudian. ANATOMI Patologi Atresia ani diklasifikasikan berdasarkan beberapa kriteria antara lain: 1. Menurut Berdon, membagi atresia ani berdasarkan tinggi rendahnya kelainan, yakni: a. Atresia ani letak tinggi : bagian distal rectum berakhir di atas muskulus levator ani (> 1,5cm dengan kulit luar). b. Atresia ani letak rendah : distal rectum melewati musculus levator ani ( jarak <1,5cm dari kulit luar). 2. Menurut Stephen, membagi atresia ani berdasarkan pada garis pubococcygeal. a. Atresia ani letak tinggi : bagian distal rectum terletak di atas garis pubococcygeal. b. Atresia ani letak rendah: bila bagian distal rectum terletak di bawah garis pubococcygeal. 2. Menurut Ladd dan Gross, membagi menjadi 4 type jenis atresia ani. a. Stenosis ani : anus dan rectum ada tetapi menyempit. b. Imperforatus anus : anus berupa membran. c. Imperforatus anus dengan kantong rectum berakhir agak tinggi dari kulit peritoneum. d. Atresia rectum, rectum berakhir buntu dan terpisah dari bagian anal oleh suatu membrane atau jaringan, disini lubang anus ada sehingga dari luar anus tampak normal. PERSIAPAN PASIEN
Tidak ada persiapan khusus yang harus dilakukan tetapi
untuk mendapatkan gambaran yang baik maka sebelum dilakukan proyeksi bayi di letakkan dengan posisi kepala berada di bawah dan kaki berada di atas selama +_ 5mnt dengan tetap menjaga kenyamanan pasien.
Tujuannya adalah agar udara dalam kolon dapat mencapai
rectum bagian distal anal yang di pasang marker sehingga pada foto daerah antara marker dengan bayangan udara yang tertinggi terlihat jelas dan dapat diukur. PROYEKSI PEMERIKSAAN A. Proyeksi Wangesteen Rice 1. Proyeksi AP Tujuan : Untuk melihat ada tidaknya atresia ani dan untuk melihat beratnya distensi atau peregangan usus. Posisi Pasien : Pasien diposisikan dalam keadaan inverse (kepala di bawah, kaki di atas) di depan standart kaset yang telah disiapkan. Kedua tungkai difleksikan 900 terhadap badan untuk menghindari superposisi antara trokanter mayor paha dengan ischii. MSP tubuh tegak lurus kaset. Posisi Objek : Obyek diatur sehingga daerah abdomen bagian distal masuk dalam film., Pada daerah anus di pasang marker. CR: Horisontal tegak lurus kaset. CP: Pertengahan garis yang menghubungkan kedua trokhanter mayor. FFD: 90cm Eksposi dilakukan pada saat pasien tidak bergerak. 2. Proyeksi Lateral Tujuan : Untuk melihat ketinggian atresia ani. Posisi Pasien : Pasien diposisikan dalam keadaan inverse (kepala di bawah, kaki di atas) dengan salah satu sisi tubuh bagian kiri atau kanan menempel kaset. Kedua paha di tekuk semaksimal mungkin ke arah perut agar bayangan udara pada radiograf tidak tertutup oleh gambaran paha. MSP (mid sagital plane) tubuh sejajar terhadap garis pertengahan film, MCP (mid coronal plane) tubuh diatur tegak lurus terhadap film. Posisi Objek : Obyek diatur sehingga daerah abdomen bagian distal masuk dalam film. Pada daerah anus di pasang marker. CR: Horisontal tegak lurus kaset. CP: Pada trokhanter mayor. FFD: 90cm Eksposi dilakukan pada saat pasien tidak bergerak. B. Proyeksi Lateral Prone Cross Table Tujuan : Alternatif pemeriksaan invertogram pada kasus atresia ani untuk memperlihatkan bayangan udara di dalam colon mencapai batas maksimal tinggi/naik di daerah rectum bagian distal.. Posisi Pasien : Pasien diposisikan prone. Posisi Objek : kedua paha ditekuk (hip fleksi), angkat bagian punggung bayi sehingga letak pelvis lebih tinggi dan kepala/wajah lebih rendah. Kaset pada salah satu sisi lateral dengan trokhanter mayor pada pertengahan kaset. CP: pada trochanter mayor menuju pertengahan kaset. CR: Horisontal, tegak lurus film/kaset. FFD: 90 cm Ekspose dilakukan saat bayi tidak Keuntungan posisi lateral cross table dibanding invertogram : 1) Posisi lebih mudah. 2) Waktu untuk memposisikan lebih singkat. 3) Pasien lebih tenang dan nyaman. 4) Udara pada rectum tampak naik dan lebih tinggi sehingga posisi ini lebih baik. Ilustrasi posisi pasien pada Lateral cross Radiograf lateral cross table (panah putih) table menunjukkan anus imperforate dengan colon sigmoid distal dan rektum melebar berisi mekonium. TERIMA KASIH