Anda di halaman 1dari 33

TEKNIK PEMERIKSAAN RADIORAFI VERTEBRA LUMBAL PADA

KASUS FRAKTUR POST OPERASI DI INSTALASI RADIOLOGI RSUD

KRMT Wongsonegoro Kota Semarang

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

Praktek Kerja Lapangan 1

Diajukan oleh :

DEDE ZULAIKHA IRMA NURJANAH

NIM. P1337430319087

PROGRAM STUDI D-III TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN

RADIOTERAPI PURWOKERTO

JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADOTERAPI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

2021
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan ini telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan sebagai

salah satu syarat tugas Praktek Kerja Lapangan 1 pada Program Studi

Diploma III Teknk Radiodiagnostik dan Radioterapi Purwokerto Jurusan

Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Politeknik Kesehatan Kemenkes

Semarang.

Nama : Dede Zulaikha Irma Nurjanah

NIM : P1337430319087

Judul Laporan Kasus : Teknik Pemeriksaan Radiografi Vertebra

Lumbal pada Kasus Fraktur Post Operasi Di

Instalasi Radiologi Rsud KRMT Wongsonegoro

Kota Semarang.

Purwokerto,10 April 2021

Mengesahkan,

Clinical Instructure,

IKE MAYASARI,SST.

NIP. 198103042006042011

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan

hidayah-Nya, sehingga penulisan dapat menyelesaikan penyusun laporan

kasus yang berjudul “Teknik Pemeriksaan Radiografi Vertebra Lumbal

pada Kasus fraktur Post Operasi Di Instalasi Radiologi RSUD KRMT

Wongsonegoro Kota Semarang.”

Penyusunan laporan kasus ini merupakan salah satu syarat untuk

menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan 1 semester 3 Program Studi

Diploma 3 Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Purwokerto Jurusan

Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Politeknik Kesehatan

Kementerian Kesehatan Semarang, yang di laksanakan pada tanggal 29

Maret s.d 10 April 2021 di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah

KRMT Wongsonegoro Kota Semarang.

Dalam Penyusunan laporan kasus ini, penulis banyak mendapat

bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada :

1. Allah SWT yang selalu memberikan rahmat-Nya.

2. Bapak, Ibu, kakak, dan seluruh keluarga tercinta atas doa dan

dukungannya.

3. Bapak Marsum, BE, S.Pd, MHP, selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kementerian Kesehatan Semarang.

ii
4. Ibu Fatimah, S.ST, M.Kes., selaku Ketua Jurusan Teknik

Radiodiagnostik dan Radioterapi Politeknik Kesehatan Kementerian

Kesehatan Semarang.

5. Bapak Ardi Soesilo Wibowo,ST , M.Si , selaku Ketua Program studi

diploma III Teknik Radiodiagnostik Dan Radioterapi Purwokerto

Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang.

6. Ibu Dr Luh P.E. Santi M , Sp.Rad., selaku Kepala Instalasi Radiologi

Rumah Sakit Umum Daerah KRMT Wongsonegoro Kota Semarang.

7. Ibu Ike Mayasari, SST selaku Cinical Instrukture Instalasi Radiologi

Rumah Sakit Umum Daerah KRMT Wongsonegoro Kota Semarang.

8. Semua Dosen Dan Staf Akademik Program Studi Diploma III Teknik

Radiodiagnostik Dan Radioterapi Purwokerto Politeknik Kesehatan

Kementerian Kesehatan Semarang.

9. Seluruh Radiografer dan seluruh staf Karyawan Instalasi Radiologi

Rumah Sakit Umum Daerah KRMT Wongsonegoro Kota Semarang.

10. Farah Nadzirul Hikmah, Nabila Syafiqia, Maulana Fikri Pratama,

Suksena Firdha Priyo Nugroho selaku teman seperjuangan pada PKL

1 di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah KRMT

Wongsonegoro Kota Semarang.

iii
11. Teman-temanku angkatan XII Program Studi Diploma III Teknik

Radiodiagnostik Dan Radioterapi Purwokerto Politeknik Kesehatan

Kementerian Kesehatan Semarang.

12. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam

penyusunan laporan kasus ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu

persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan kasus ini

masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, mengingat

keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis. Oleh karena itu

penulis mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun untuk

perbaikan laporan kasus ini.

Akhirnya penulis berharap semoga penulisan laporan kasus ini

dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca khususnya saudara/i

rekan Poltekkes Kemenkes Semarang.

Purwokerto, 10 April 2021

Penulis

Dede Zulaikha Irma Nurjanah

NIM. P1337430319087

iv
DAFTAR ISI

Contents
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................v
BAB I.................................................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................1
D. Manfaat Penulisan...........................................................................................2
E. Sistematika Penulisan.........................................................................................2
BAB II................................................................................................................................4
A. Tinjauan Umum Tentang Anatomi Dan Fisiologi.............................................4
B. Tinjauan Umum Teknik Pemeriksaan.............................................................12
BAB III.............................................................................................................................19
A. Identitas Pasien.................................................................................................19
B. Persiapan Alat....................................................................................................19
C. Prosedur Pemeriksaan........................................................................................19
D.Pembahasan Kasus..............................................................................................22
BAB IV............................................................................................................................24
A. Kesimpulan.........................................................................................................24
B. Saran...................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................25

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Radiodiagnostik merupakan salah satu cabang dari radiologi
yang bertujuan untuk membantu pemeriksaan dalam bidang
kesehatan, yaitu untuk menegakkan diagnosa suatu penyakit
melalui pembuatan gambar yang disebut dengan radiograf.
Pemeriksaan dengan memanfaatkan sinar-X mengalami
perkembangan yang sangat pesat sejak pertama kali ditemukan
pada tanggal 8 November 1895 oleh Wilhelm Conrad Rontgen.
Penemuan ini merupakan suatu revolusi dalam dunia kedokteran
karena dengan hasil penemuan ini dapat digunakan untuk
pemeriksaan bagian-bagian tubuh manusia yang sebelumnya tidak
pernah tercapai.

B. Rumusan Masalah
 Bagaimana teknik pemeriksaan Lumbal dengan kasus fraktur di

Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah KRMT

Wongsonegoro Kota Semarang?

 Mengapa dibuat pryeksi AP(anterior posterior) dan Lateral?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan laporan kasus ini adalah:

 Untuk mengetahui teknik pemeriksaan Lumbal dengan kasus

fraktur.

1
 Untuk mengetahui latar belakang dibuatnya proyeksi AP(anterio

posterior) dan Lateral.

D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan laporan kasus ini adalah:

 Dapat menambah pengetahuan bagi penulis dan pembaca

mengenai pemeriksaan pada kasus fraktur Lumbal.

 Untuk memenuhi salah satu Tugas/Laporan mata kuliah PKL I

semester III Jurusan Radiodiagnostik dan Radioterapi

Politeknik Kesehatan Semarang.

E. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan Laporan Kasus ini guna mempermudah

pemahaman maka sistematika penulisannya terdiri atas:

BAB I : Halaman Pengesahan, Kata Pengantar, Pendahuluan

yang berisi Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan

Penulisan, Manfaat Penulisan dan Sistematika

Penulisan.

BAB II : Tinjauan Pustaka, yang berisi Landasan Teori Anatomi,

Patologi, Teknik Pemeriksaan Lumbal meliputi

Persiapan Pasien, Persiapan Alat dan Bahan, Proyeksi

Pemeriksaan meliputi Proyeksi AP(Antero Posterior) dan

Lateral .

2
BAB III : Pembahasan yang berisi Identitas Pasien, Prosedur

Pemeriksaan dan Pembahasan Kasus.

BAB IV : Penutup meliputi Kesimpulan dan Saran

DAFTAR PUSTAKA

Lampiran

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Anatomi Dan Fisiologi


1. Anatomi Vertebra Lumbalis

Vertebra lumbal atau tulang pinggang merupakan bagian

dari kolumna vertebralis yang terdiri dari lima ruas tulang

dengan ukuran ruasnya lebih besar dibandingkan dengan ruas

tulang leher maupun tulang punggung. Dibagian atas tulang

lumbal terdapat tulang punggung, yang pesendiannya disebut

thoraco lumbal joint atau articulatio thoraco lumbalis. Dibagian

bawah tulang lumbal terdapat tulang sacrum dan

persendiannya disebut lumbo sacral joint atau articulatio lumbo

sacralis ( Pearce C. Evelyn, 2000:58).

Vertebra lumbal adalah satu dari lima rangkaian kolumna

vertebralis yang terletak pada pertengahan tubuh bagian

posterior. Pada umumnya vertebra lumbalis mempunyai bentuk

melengkung ke arah depan atau disebut juga lordosis. Dilihat

dari lengkungannya vertebra lumbal termasuk kedalam vertebra

sekunder, karena lengkungan dari vertebra lumbal tumbuh

setelah lahir, yaitu pada saat seorang anak belajar berjalan

pada usia satu sampai satu setengah tahun (Ballinger W.

Philip, 1995).

4
Vertebra lumbalis terdiri atas lima ruas tulang yang tersusun

memanjang ke arah bawah. Ruas-ruas vertebra lumbalis

tersebut lebih besar dari ruas vertebrae torakalis dan dapat

dibedakan oleh karena tidak adanya bidang untuk persendian

dengan iga. Diantara rua-ruas vertebra lumbalis tersebut

terdapat penengah ruas tulang yang terdiri atau tersusun dari

tulang muda yang tebal dan erat, berbentuk seperti cincin yang

memungkinkan terjadinya pergerakan antara ruas-ruas tulang

yang letaknya sangat berdekatan. Bagian atas dari vertebra

lumbalis berbatasan dengan vertebra torakalis 12 dan pada

bagian bawahnya berbatasan dengan vertebra sakralis. Oleh

karena tugasnya menyangga bagian atas tubuh, maka bentuk

dari vertebra lumbalis ini besar-besar dan kuat.

Gambar 1. Anatomi Lumbal

5
Vertebra lumbalis memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Korpusnya besar, tebal dan berbentuk oval.

2. Mempunyai pedikel yang pendek dan tebal.

3. Foramen Intervertebralisnya kecil dan bentuknya

menyerupai segitiga.

4. Processus spinosusnya tebal dan luas serta arahnya agak

horizontal.

5. Processus transversusnya panjang dan tipis.

Bagian-bagian dari vertebra lumbal :

1. Korpus

Vertebra lumbal mempunyai korpus yang tebal, besar dan

berbentuk lonjong (oval) dengan garis poros yang terletak

transversal. Ukurannya lebih besar dari korpus pada servikal

atau daerah torakal dan pada bagian anterior sedikit lebih

tinggi dibanding dengan bagian posterior. Korpus vertebra

lumbalis mempunyai bentuk silinder, sehingga dapat

berfungsi sebagai penyangga dan pelindung dari bagian

foramen intervertebralis.

2. Arkus

Arkus terletak pada bagian posterior dan dibentuk oleh dua

pedikel dan dua lamina. Pada bagian ini pedikelnya pendek

6
tetapi lebih tebal dan laminanya lebih besar yang mengarah

ke belakang dan ke tengah. Antara korpus vertebra dengan

arkus vertebra lumbalis berfungsi untuk menyokong

prosessus spinosus yang arahnya ke belakang, prosessus

transversus yang arahnya ke samping dan prosessus

artikularis superior dan inferior.

3. Pedikel

Pedikel mempunyai dua buah tulang yang pendek dan kuat.

Timbul dari bagian atas korpus, sehingga cekungan insisura

vertebralis inferior yang terletak pada bagian bawah lebih

dalam dari cekungan insisura vertebralis superior yang

letaknya pada bagian atas dan keduanya akan membentuk

foramen intervertebralis yang merupakan bagian dari tempat

keluarnya sumsum saraf.

4. Lamina Arkus Vertebra

Lamina arkus vertebra merupakan susunan dari dua buah

tulang yang bentuknya berasal dari ujung pedikel.

5. Prosessus Spinosus

Vertebra lumbalis mempunyai bentuk prosessus spinosus

yang lebar dan besar, tumpul serta mendatar ke arah

belakang dan berbentuk persegi atau seperti kapak kecil dan

lebih kecil pada bagian vertebra lumbalis ke lima.

6. Prosessus Transversus

7
Prosessus transversus tipis dan mengarah ke belakang dan

ke samping. Prosessus transversus lumbal ketiga adalah

yang terpanjang, sedangkan prosessus transversus vertebra

kelima lebih pendek dan lebih tipis dari ruas yang lainnya.

Pada bagian belakang dari batas bawah pada setiap

prosessus transversus dan dekat korpusnya terdapat

tonjolan tulang yang disebut prosessus asesoris.

7. Prosessus Artikularis

Prosessus artikularis terletak pada bagian sisi dari

persambungan antara pedikel dengan lamina. Permukaan

atasnya cekung dan mengarah ke depan dan ke tengah.

Fasies artikularis inferior bentuknya cembung dan mengarah

ke depan serta ke sisi samping. Ketika vertebra saling

bersambungan, maka fasies artikularis inferior berada di atas

fasies artikularis superior dari bagian bawah vertebra.

Prosessus artikularis ini berperan dalam pembentukan

diskus artikularis yang membagi prosessus artikularis

menjadi prosessus artikularis inferior dan superior. Pada

bagian dari prosessus artikularis superior terdapat tonjolan

tulang pada permukaan belakangnya yang disebut

prosessus mammilari.

8
Gambar 2. Anatomi lumbal

2. Fisiologi Vertebra Lumbalis

Vertebra lumbalis merupakan bagian dari kolumna vertebralis,

sehingga fungsi dari vertebra lumbalis tidak terlepas dari fungsi

kolumna vertebralis secara keseluruhan.Sesuai dengan anatomi

9
vertebra lumbalis yang mempunyai bentuk yang besar dan kuat,

maka fungsi vertebra lumbalis adalah :

1. Menyangga tubuh bagian atas dengan perantaraan tulang

rawan yaitu diskus intervertebralis yag lengkungannya dapat

memberikan fleksibilitas yang dapat memugkinkan

membungkuk ke arah depan (fleksi) dan kearah belakang

(ekstensi), miring ke kiri dan ke kanan pada vertebra lumbalis.

2. Diskus intervertebralisnya dapat menyerap setiap goncangan

yang terjadi bila sedang menggerakkan berat badan seperti

berlari dan melompat.

3. Melindungi otak dan sumsun tulang belakang dari goncangan.

4. Melindungi saraf tulang belakang dari tekanan-tekanan akibat

melesetnya nukleus pulposus pada diskus intervertebralis.

Namun apabila annulus fibrosus mengalami kerusakan, maka

nukleus pulposusnya dapat meleset dan dapat meyebabkan

penekanan pada akar saraf disekitarnya yang

menimbulkanrasa sakit dan ada kalanya kehilangan kekuatan

pada daerah distribusi dari saraf yang terkena.

10
Gambar 3. FISIOLOGI LUMBAL

3. Patologi Vertebra Lumbalis

1. Spondilosis

Spondilosis adalah penyakit degeneratif tulang belakang. Bila

usia bertambah, maka akan terjadi perubahan degeneratif pada

tulang belakang, yang terdiri dari dehidrasi dan kolaps nucleus

pulposus serta penonjolan kesemua arah dari annulus fibrosa.

Annulus mengalami kalsifikasi dan perubahan hipertropik terjadi

pada pinggir tulang korpus vertebra, membentuk osteofit atau

spur atau taji. Dengan penyempitan rongga intervertebra,

11
diskus intervertebralis dapat mengalami subluksasi dan

menyempitnya foramen intervertebralis yang dapat juga

ditimbulkan oleh osteofit.

2. Spondilolisthesis

Spondilolisthesis adalah pergeseran ke arah depan dari satu

korpus vertebra terhadap korpus vertebra di bawahnya. Hal ini

sering terjadi pada spondilosis yaitu suatu keadaan dimana

bagian posterior unit verebra menjadi terpisah,

menyebabkanhilangnya kontinuitas antara prosessus artikularis

superior dan inferior. Spondilolisthesis diduga disebabkan oleh

fraktur arkus neural segera setelah lahir, walaupun ini jarang

simtomatis sampai dewasa, usia rata-rata pasien yang mencari

pengobatan adalah 35 tahun. Lokasi yang paling sering terjadi

adalah vertebra lumbal terakhir (L5) yang mengalami

subluksasi terhadap sakrum.

3. Fraktur

Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma

atau tenaga fisik. Kekuatan dan sudut dari tenaga tersebut,

keadaan tulang itu sendiri, dan jaringan lunak di sekitar tulang

akan menentukan apakah fraktur yang terjadi itu lengkap atau

tidak lengkap.

12
B. Tinjauan Umum Teknik Pemeriksaan
Persiapan pemeriksaan Vertebra Lumbal

 Persiapan pasien

Tidak ada persiapan khusus pada pemeriksaan vertebra

lumbal, hanya melepas benda-benda yang dapat mengganggu

gambaran radiograf dan mengganti pakaian khusus yang telah

disediakan.

 Persiapan alat

 Pesawat sinar-x

 Kaset ukuran 30 x 35 cm atau 35 x 43 cm.

 Marker R dan L

 Procecing Film

 Meteran

 Spon/Sandbag

 Grid

4) Teknik pemeriksaan Vertebra Lumbal

 Proyeksi Antero Posterior Lumbal

 Posisi pasien : Pasien tidur supine, knee fleksi, kepala

diletakkan diatas bantal.

 Posisi obyek :

 Atur MSP tegal lurus kaset

 Letakkan kedua lengan di atas dada

 Tidak ada rotasi tarsal / pelvis

13
 Titik bidik :

 Setinggi krista iliaka (interspace L4 –

L5) utk memperlihatkan lumbal, sacrum

dan posterior cocygeus

 Setinggi L3 ( palpasi lower costal

margin / 4 cm diatas crista iliaka) utk

memperlihatkan lumbal

 Arah sumbu sinar : tegak lurus kaset

 FFD : 100 cm.

 Eksposi : Ekspirasi dan tahan napas

 Faktor eksposi :

- kV = 85

- mAS = 16

 Kriteria foto :

 Tampak vertebra lumbal

 Space intervertebra

 Prosesus spinosus dalam satu garis pada vertebra

 Prosessus tranversus kanan dan kiri berjarak

sama

14
Gambar 4. teknik pemeriksaan dan radiograf lumbal dalam proyeksi AP

 Proyeksi Oblik Anterior / Posterior Lumbal

 Posisi pasien : Pasien tidur semi prone (RPO & LPO) /

(RAO & LAO)

 Posisi obyek :

 Rotasikan tubuh 45odan letakkan vert tegak lurus

pada kaset

 Knee fleksi untuk kestabilan dan kenyamanan

 Letakkan pengganjal dibawah vert dan pelvis

dgn spon yg radiolusent utk membantu posisi

15
 Titik bidik : L3 setinggi lower costal margin ( 4 cm di atas

krista iliaka)

 Arah sumbu sinar : tegak lurus kaset

 FFD : 100 cm.

 Faktor eksposi :

- kV = 85

- mAS = 16

 Kriteria foto :

 Tampak Zygapophyseal joint

 Tampak gambaran Scotty dog

16
Gambar 5. teknik pemeriksaan dan radiograf lumbal dalam proyeksi oblik

 Proyeksi Lateral Lumbal

 Posisi pasien : Pasien lateral recumbent, kepala diatas

bantal, knee fleksi, dibawah knee dan ankle diberi

pengganjal

 Posisi obyek :

 Atur mid coronal plane tegak lurus kaset

 Letakkan pengganjal yg radiolusent di bawh pinggang

agar vert lumbal sejajar pada meja

 ( palpasi prosesus spinosus)

 Pelvis dan tarsal true lateral

 Titik bidik :

17
 Setinggi crista iliaka (Lumbal,sacrum dan

cocygeus)

 Setinggi L3 ( lower costal margin / 4 cm di atas

crista iliaka) utk lumbal

 Arah sumbu sinar : tegak lurus kaset

 FFD : 100 cm.

 Faktor eksposi :

- kV = 90

- mAS = 16

 Eksposi : ekspirasi dan tahan napas

 Kriteria foto :

 Tampak foramen intervertebralis L1 – L4 , corpus

vertebra, space intervertebra, prosesus spinosus dan

L5 – S1

 Tidak ada rotasi

18
Gambar 6. teknik pemeriksaan dan radiograf lumbal dalam proyeksi

lateral

19
BAB III
PEMBAHASAN

A. Identitas Pasien
Nama Pasien : Tn C

Umur : 25 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Semarang

No Registrasi : 20030029

No Foto :-

Tanggal Pengambilan Foto: 05/04/2021

Proyeksi Pemeriksaan : AP dan LAT

Keterangan Klinis Pasien : Post Operasi Vertebra Lumbal

B. Persiapan Alat
1.) Pesawat sinar-X.

2.) Imaging Plate ukuran 35 x 43 cm.

3.) Mesin DR (Digital Radiografi).

4.) Identitas pasien .

5.) marker R dan L.

6.) lembaran timbal/pb.

7.) Grid

20
C. Prosedur Pemeriksaan
1. Proyeksi AP (Antero Posterior)

 Posisi Pasien : Pasien tidur supine, knee fleksi, kepala

diletakkan diatas bantal

 Posisi Objek :

 Atur MSP tegal lurus kaset

 Letakkan kedua lengan di atas dada

 Tidak ada rotasi tarsal / pelvis

 CP : Bagian bawah IR ditempatkan minimal 2,5

hingga 5 cm di bawah puncak crista iliaka

 CR : Vertikal Tegak lurus bidang kaset

 FFD : 100 cm

 Ukuran kaset : 30 x 43 cm

 Eksposi : ekspirasi dan tahan napas

 Factor Eksposi :

- kV : 85

- mAs : 16

2. Proyeksi Lateral

 Posisi Pasien : Pasien lateral recumbent, kepala diatas

bantal, knee fleksi, dibawah knee dan ankle diberi

pengganjal.

 Posisi Objek :

21
 Atur mid coronal plane tegak lurus kaset

 Letakkan pengganjal yg radiolusent di bawh pinggang

agar vert lumbal sejajar pada meja

 ( palpasi prosesus spinosus)

 Pelvis dan tarsal true lateral

 CP : Bagian bawah IR ditempatkan minimal 2,5

hingga 5 cm di bawah puncak crista iliaka

 CR : Vertiakal tegak lurus bidang kaset

 FFD : 100 cm

 Ukuran kaset : 30 x 43 cm

 Factor Eksposi : - kV : 90

- mAs : 16

a. Hasil Radiografi

22
 Proyeksi AP (Antero Posterior)

o Kriteria Gambar Proyeksi AP (Antero Posterior)

 Tampak vertebra lumbal

 Space intervertebra

 Prosesus spinosus dalam satu garis pada vertebra

 Prosessus tranversus kanan dan kiri berjarak sama

 Proyeksi Lateral

23
o Kriteria Gambar Proyeksi Lateral

 Tampak foramen intervertebralis L1 – L4 , corpus

vertebra, space intervertebra, prosesus spinosus dan L5

– S1

D. Pembahasan Kasus
Pada pemeriksaan Vertebra Lumbal di Instalasi Radiologi Rumah

Sakit Umum Daerah Wongsonegoro Kota Semarang menunjukkan

proyeksi AP dan Lateral. Dari pemeriksaan tersebut dapat dilihat

struktur anatomi dengan jelas dan patologi penyakit dapat di

diagnosa yaitu tampak fraktur pada Vertebra Lumbal. Dari

pemeriksaan di atas dapat dihasilkan gambaran radiograf yang

baik. Hal ini ditandai dengan pengambilan gambar tanpa

pengulangan foto.

24
 Dalam pemeriksaan Vertebra Lumbal dilakuakan dengan 2 kali

pemeriksaan yaitu dengan proyeksi AP dan lateral. Untuk

pemeriksaan pertama dengan menggunakan proyeksi AP

prosedurnya memanggil pasien dan mencocokkan identitasnya,

menjelaskan kepada pasien pelaksanaan pemeriksaan,

memposisikan pasien berbaring pada meja pemeriksaan.

Mempersiapkan kaset ukuran 30 x 43, kemudian posisi lumbal

di atas kaset (30 x 43cm) dan memakai grid. Mengatur CR pada

Bagian bawah IR ditempatkan minimal 2,5 hingga 5 cm di

bawah puncak crista iliaka, faktor exposi 85 KV 16 mAs,

melakukan ekposi tahan napas.

Untuk pemeriksaan yang kedua dalam proyeksi lateral

memposisikan pasien tidur miring pada meja pemeriksaan. Kaki

pasien dibuat fleksi 900 dengan baik, mempersiapkan kaset

ukuran 30 x 43 mengatur CR tegak lurus kaset dan CP Bagian

bawah IR ditempatkan minimal 2,5 hingga 5 cm di bawah puncak

crista iliaka. Faktor eksposisi 90 KV 8 mAs. Melakukan eksposi.

BAB IV
PENUTUP

25
A. Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Dalam pemeriksaan Radiologi Lumbal pada kasus fraktur di

Rumah Sakit Umum Daerah KRMT Kota Semarang hanya

digunakan proyeksi AP dan Lateral tanpa dilengkapi dengan

proyeksi tambahan.

2. Pada pemeriksaan AP dan Lateral sudah dapat menghasilkan

gambaran radiograf yang baik dan sudah dapat mendukung

diagnosa penyakit tersebut.

B. Saran
Untuk menghindari kesalahpahaman dalam pemeriksaan ini perlu

adanya situasi yang cukup komunikatif dan kondusif antara petugas

radiografer, pasien dan dokter.

DAFTAR PUSTAKA

https://idoc.pub/documents/anatomi-vertebra-lumbal-vnd5k96kvglx

26
Bontrager, Kenneth L. Textbook of Radiographic Positioning and

Related anatomy. United States of America : Mosby, 2001.

27

Anda mungkin juga menyukai