Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH KEPERAWATAN RADIOLOGI

“Kebersihan Individu dan Lingkungan dalam Pelaksanaan Radiografi”

Kelompok 5:

1. Zulfan Ardian fahri P1337430319027


2. Kholifatul Azah P1337430319031
3. Safrilia Ika Kumalasari P1337430319039
4. Aldo Dwi Cahyo P1337430319059
5. Nafiza Cahya Khirana P1337430319063
6. Dede Zulaikha Irma Nurjanah P1337430319087

KELAS 1A

PRODI DIII TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI PURWOKERTO


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG
TAHUN AKADEMIK
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini jauh dari sempurna, untuk itu penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun guna perbaikan pada masa yang akan
datang.

Semoga pembuatan makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

Purwokerto, 17 Maret 2020

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan radiologi merupakan pelayanan kesehatan yang menggunakan sinar peng-
ion ataupun bahan radioaktif sehingga penggunaan bahan tersebut mempunyai dua sisi yang
saling berlawanan, yaitu dapat sangat berguna bagi penegakan diagnosa dan terapi penyakit
dan di sisi lain akan sangat berbahaya bila penggunaannya tidak tepat dan tidak terkontrol.
Pelayanan terbaik yang bisa diberikan kepada customer sehingga
kebutuhan/keinginan/harapan customer dapat terpenuhi (pelanggan puas), Penilaian Mutu
pelayanan dapat untuk mengetahui keberhasilan atau kegagalan pelayanan dengan demikian
akan dapat menghargai keberhasilan dan memperbaiki kegagalan.
Pelayanan kepada pasien yang berdasarkan standar kualitas untuk memenuhi kebutuhan
dan keinginan pasien sehingga pasien memperoleh kepuasan yang akhirnya dapat
meningkatkan kepercayaan kepada Organisasi Pelayanan Kesehatan. Pelayanan terbaik,
melebihi, melampaui, mengungguli pelayanan yang diberikan pihak lain atau pelayanan
waktu lalu .Pelayanan prima dapat diwujudkan jika ada standar dan dipatuhi memberi yang
terbaik bahkan melebihi adanya terobosan untuk memuaskan pelanggan (inovasi).
B. Tujuan Pembahasan
 Pada topik kali ini, kami ingin membangun peran penting dalam menciptakan
lingkungan sehat. Karena, bila lingkungan sehat maka semua mahkluk hidup yang ada
disekeliling kita akan dapat bernafas dengan baik. Karena bila ruangan pelaksanaan
radiografi bersih, pastilah udara akan sejuk. Dan oleh karena itu otak dapat menjalankan
fungsi dan kegunaannya dengan sempurna. Otak dapat bekerja dengan cepat. Jika
lingkungan sehat dan bersih, otak dapat bekerja melebihi dari benda cepat apapun yang
pernah ada. Karena otak memiliki berjuta-juta rangsangan yang meliputi dan melindungi
otak agar otak dapat bekerja dengan maksimal.
Setidaknya, dengan menjaga kebersihan, kita juga telah melestarikan dan menjaga
maupun menghargai bakat kita dalam Iptek. Karena orang sukses pasti berasal dari
lingkungan yang sehat dan bersih. Sehingga ia dapat berfokus pada pembelajaran yang ia
terima.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pentingnya Kebersihan Ruang Perawatan Pasien di Rumah Sakit
Infeksi terkait pelayanan kesehatan (Health Care Associated infentions) yang selanjutnya
disingkat HAIs adalah infeksi yang terjadi pada pasien selama perawatan di rumah sakit
dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, dimana saat masuk tidak ada infeksi atau tidak
masa inkubasi, termasuk infeksi dalam rumah sakit tapi muncul setelah pulang, juga
infeksi karena pekerjaan pada petugas rumah sakit dan tenaga kesehatan terkait proses
pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan. Pelaksanaan Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi (PPI) di Fasilitas Pelayanan Kesehatan bertujuan untuk melindungi
pasien, petugas kesehatan, pengunjung yang menerima pelayanan kesehatan serta
masyarakat dalam lingkungannya dengan cara memutus siklus penularan penyakit infeksi
melalui kewaspadaan standar dan berdasarkan transmisi.

Kebersihan ruang perawatan pasien merupakan salah satu komponen dalam kewaspadaan
standar, mutlak dilakukan untuk mendukung proses penyembuhan pasien selama masa
perawatan dan menjalani pengobatan. Sangat penting sebagai seorang perawat untuk
membuat ruang perawatan pasien senyaman mungkin dengan mengatur suhu ruangan,
mempertahankan ventilasi yang cukup, menghindarkan dari bau yang tidak sedap dan
menjaga kebersihan serta menjaga kamar/ruangan tetap rapi dan teratur sehingga
membuat pasien akan merasa lebih nyaman dalam perawatan.

Kebersihan adalah salah satu tanda dari keadaan hygiene yang baik yaitu bebas dari
kotoran, termasuk diantaranya debu, sampah dan bau. Lingkungan yang nyaman secara
tidak langsung akan mempercepat kesembuhan, memudahkan perawat dalam
memberikan pelayanan asuhan keperawatan kepada pasien, mencegah dan
meminimalkan terjadinya infeksi silang, menumbuhkan kepercayaan dan kesan baik
kepada pasien dan keluarganya maupun masyarakat terhadap rumah sakit.
Cara menjaga ruang perawatan pasien agar bersih dan tertata rapi dengan melakukan
pembersihan rutin setiap hari meliputi pembersihan permukaan meja dan tempat tidur
pasien atau peralatan lain yaitu dengan lap lembab menggunakan disinfektan tingkat
rendah sesuai zone risikonya minimal sehari sekali, membersihkan lantai dengan
menggunakan lobby duster kemudian mengepel dengan menggunakan mop minimal
sehari 2 kali atau bila nampak kotor. Untuk mempertahankan kebersihan tersebut
diperlukan rasa kesadaran yang tinggi dari semua orang yang berada diruang tersebut
dengan mengimplementasikan budaya bersih yaitu membuang sampah pada tempatnya,
menaruh barang pada tempatnya dan tertata rapi, dalam kondisi siap digunakan, tidak
mencampur barang bersih dan kotor, membatasi barang bawaan pasien dan keluarga serta
tidak kalah pentingnya pembatasan jumlah pengunjung.
Peran kepala ruang dan perawat pencegah dan pengendali infeksi sangat diperlukan
untuk menciptakan budaya bersih di area supervisinya dengan melakukan monitoring dan
evaluasi (monev) dengan prinsip 5 R ( Resik, Rapi, Rawat, Rajin dan Ringkes) yang
dilakukan setiap bulan dengan menggunakan daftar tilik sebagai berikut :
1 Pembersihan permukaan mebeler pasien dengan desinfektan sesuai standar RS

2 Pembersihan lantai dengan menggunakan lobby duster


3 Pengepelan dengan menggunakan mop
4 Pembersihan lantai sehari minimal 2 kali atau nampak kotor

5 Pembersihan tempat tidur pasien segera bila pasien pulang


6 Tempat tidur pasien bersih tidak ada kotoran, tidak ada tempelan stiker

7 Kasur dan bantal bersih dibungkus vinil tidak robek


8 Tidak ada sisa makanan/kotoran menempel di lingkungan
9 Meja pasien bersih tidak berdebu, tidak ada tempelan stiker
10 Mebeler/kursi/sofa tidak ada yang robek
11 Barang bawaan pasien/penunggu seperlunya
12 Sampah dibuang di tempat sampah sesuai jenisnya : infeksius dan non infeksius,
dll
13 Penyimpanan alat kesehatan/keperawatan pada tempat yang bersih, tertutup dan
kondisi siap pakai
14 Penataan ruangan bersih, penempelan gambar/poster pada dinding memperhatikan
estetika/keindahan dan mudah dibersihkan
15 Gorden dibersihkan secara rutin minimal sebulan sekali atau Nampak kotor

B. Permenkes 7 Tahun 2019 tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit


Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit diatur dengan Peraturan Menteri Kesehatan.
Permenkes tentang kesehatan lingkungan rumah sakit disusun untuk mewujudkan
kualitas kesehatan lingkungan rumah sakit yang memenuhi standar baku mutu kesehatan
lingkungan dan persyaratan kesehatan. Untuk mencapai pemenuhan standar baku mutu
kesehatan lingkungan dan persyaratan kesehatan serta melindungi petugas kesehatan,
pasien, pengunjung termasuk masyarakat di sekitar rumah sakit dari berbagai macam
penyakit dan/atau gangguan kesehatan yang timbul akibat faktor resiko lingkungan perlu
diselenggarakan kesehatan lingkungan rumah sakit.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019 tentang
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit ditetapkan Menteri Kesehatan RI Nila Faried
Moeloek pada tanggal 19 Februari 2019. Permenkes 7 tahun 2019 tentang Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit diundangkan dalam Berita Negara Republik Indonesia tahun
2019 Nomor 296 di Jakarta pada tanggal 18 Maret 2019 oleh Widodo Ekatjahjana,
Direktur Jenderal Peraturan Perundang-Undangan Kemenkumham RI, dan mulai
diberlakukan.
C. KEBERSIHAN RADIOGRAFER
Seorang radiografer harus berpenampilan menarik seperti selalu menjaga
kebersihan baik tubuh maupun pakaian. Itu merupakan bagian pokok radiografer di
rumah sakit manapun. Bertujuan agar pasien merasa nyaman dan tidak juga hanya pasien
melainkan semua orang yang ada disekitar radiografer. Dianataranya yang harus
diperhatikan seorang radiografer adalah:
1. Kuku tidak boleh panjang.
2. Memakai seragam dengan baik dan bersih, meliputi: pakaian, sepatu, id
card, dll.
3. Rajin mencuci tangan.
4. Selalu menjaga kebersihan diri sendiri.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pelayanan radiologi diagnostic merupakan bagian dari salah satu meningkatkan  mutu
pelayanan dalam suatu Rumah Sakit untuk mewujudkan kepuasan pelanggan, memberikan
tanggung jawab kepada setiap orang, dan melakukan perbaikan berkesinambungan. Dalam
upaya mencapai pelayanan radiologi yang bermutu dan aman selain dilakukan pelayanan-
pelayanan untuk pasien juga perlu untuk petugas antara lain penampilan fisik yang prima
seperti tata rambut, pakaian seragam, make up, kuku, sepatu, postur tubuh, berat badan,
kebersihan diri, kerapihan, cara senyum, cara berjalan, cara bertutur kata, penggunaan dan
kepekaan terhadap bahasa tubuh, Delivery of services yang prima seperti kerelaan untuk
melayani, kepedulian, kecepatan memberi respons dalam pelayanan, kesediaan untuk
membantu klien, percaya diri, dan kesabaran, profesional dalam menyampaikan pelayanan,
ketaatan pada prosedur, serta meningkatkan produktivitas dan hasil kerja yang prima.
B. SARAN
Agar penggunaan lingkungan sebagai pelaksanaan radiografi berhasil dengan baik, perlu
dilakukan langkah-langkah: perencanaan, pelaksanaan, dan tindak lanjut. Dalam langkah-
langkah tersebut, sehingga kegiatan pemanfaatan lingkungan tersebut menjadi tanggung jawab
bersama.

Anda mungkin juga menyukai