Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM ULSTRASONOGRAFI

“TEKNIK PEMERIKSAAN USG HEPAR”


Disusun untuk Memenuhi Tugas Semester IV Mata Kuliah Teknik Ultrasonografi
Dasar
Dosen Pengampu : Edy Susanto, SH, S.Si, M.Kes

Disusun oleh:

DEDE ZULAIKHA IRMA NURJANAH

NIM. P1337430319087

PROGRAM STUDI D-III TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN

RADIOTERAPI PURWOKERTO

JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADOTERAPI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ultrasonografi (USG) merupakan suatu prosedur diagnosis yang

digunakan untuk melihat struktur jaringan tubuh atau analisis dari

gelombang Doppler, yang pemeriksaannya dilakukan diatas permukaan

kulit atau diatas rongga tubuh untuk menghasilkan suatu ultrasound didalam

jaringan.

Ultrasonografi dapat digunakan untuk mendeteksi berbagai kelainan

yang ada pada abdomen, otak, kandung kemih, jantung, ginjal, hepar, uterus

atau pelvis. Selain itu USG juga dapat digunakan untuk membedakan antara

kista dan tumor. Pada kehamilan cairan amnion dapat menambah refleksi

gelombang suara dari plasenta dan fetus sehingga dapat mengidentifikasi

ukuran, bentuk dan posisi, kemudian dapat mendeteksi pankreas, limpa,

tiroid dan lain-lain.

USG abdomen (abdominal Ultrasound) adalah prosedur yang digunakan

untuk memeriksa organ-organ dalam perut menggunakan sebuah transduser

USG (probe) yang ditempelkan erat pada kulit perut. Gelombang suara

energi tinggi dari transduser memantul pada jaringan dan membuat gema.

Gema ini dikirim ke komputer, yang membuat citra / gambar yang disebut

sonogram. Juga disebut USG transabdominal.

B. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan laporan praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Dapat mengetahui anatomi dari organ Liver, Pembuluh darah dan

Billiary System.

2. Dapat mengetahui dasar-dasar dilakukannya pemriksaan USG

3. Dapat mengetahui tinjauan Pesawat USG

4. Dapat mengetahui evaluasi dan analisa dari asil praktikum USG

Abdomen 1.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Anatomi Fisiologi

Hati adalah organ instestinal yang terbesar dengan berat antara 1,2

sampai 1,8 kg / kurang lebih 25 % berat badan pada orang dewasa yang

menempati sebagian besar kuadran kanan atas perut.

Anatomi crossectional Liver


Letak Hati

Batas atas hati terletak sejajar dengan ruang interkosta V sebelah

kanan. Batas bawah hati menyerong ke atas iga IX sebelah kanan ke iga

VIII sebelah kiri. Pada permukaan bagian belakang (posterior) hati

berbentuk cekung serta memiliki celah transversal sepanjang 5 cm dari

sistem porta hepatis. Pada omentum minor terdapat mulai sistem porta

yang mengandung arteri hepatika, vena porta, serta duktus koledokus.

sedangkan sistem porta terletak di depan vena kava serta di balik kandung

empedu.
Pada permukaan bagian depan (anterior) hati berbentuk cembung

di bagi menjadi dua lobus oleh adanya perlekatan ligamentum falsiform

yaitu lobus kanan serta lobus kiri, lobus kanan berukuran 2 kali lobus kiri.

Pada bagian antara kandung empedu di lobus kanan dengan ligamentum

falsiform kadang ditemukan sebuah daerah yang disebut dengan lobus

kaudatus.

Hati terbagi menjadi 8 segmen dengan fungsi yang berbeda. Dalam

Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam menjelaskan bahwa secara mikroskopis di

dalam hati manusia terdapat 50.000 samapai 100.000 lobuli, setiap lobulus

berbentuk heksagonal yang terdiri atas sel hati berbentuk kubus yang

tersusun radial mengelilingi vena sentralis. Selain cabang-cabang vena

porta juga arteri hepatika yang mengelilingi perifer lobulus hati, serta

terdapat salauran empedu yang berbentuk kapiler (kanalikuli empedu yang

berjalan diantara lembaran sel hati).

Hati mempunyai fungsi, diantaranya :

1) Metabolisme (karbohidrat, apolipoprotein, asam lemak, simpanan

vitamin alrut dalam lemak, obat2an).

2) Imonologi (pembuangann limfosit T CD8 teraktivasi,

perkembangan limfosit B fetus).

3) Sintesis (urea, albumin, faktor pembekuan, haptoglobin,

seruloplasmin, protein c reaktif). tetapi fungsi hati yang paling

utama adalah pembentukan serta ekskresi empedu.


4) Endokrin (sintesis 25-hidroksilae vitamin D).

5) Ekskresi (metabolit obat, sistesis empedu).

Walaupun fungsi hati sangat beragam, tetapi fungsi yang paling

utama hati adalah pembentukan serta sekresi empedu. Hati

mengekskresikan empedu sebanyak satu liter per hari ke dalam

usus halus. Unsur utama empedu adalah air 90%, elektrolit, serta

garam empedu. Walaupun pigmen empedu (bilirubin) merupakan

hasil akhir dari metabolisme. Secara fisiologi mempunyai peran

aktif, tetapi penting sebagai indikator penyakit hati serta penyakit

saluran empedu karena bilirubin mampu memberi warna pada

jaringan serta cairan yang berhubungan dengannya.

Hasil metabolisme monosakaria dari usus halus diubah menjadi

glikogen yang disimpan didalam hati (glikogenesis) untuk

memenuhi kebutuhan tubuh. Sebagian glukosa di metabolisme ke

dalam jaringan agar dapat menghasilkan tenaga. Kemudian sisanya

di rubah menjadi lemak yang disimpan didalam jaringan subkutan /

menjadi glikogen yang disimpan di dalam otot. Fungsi hati dalam

metabolisme lemak adalah untuk menghasilkan kolesterol,

lipoprotein, asam asetoasetat, dan fosfolipid.Sedangkan fungsi hati

dalam metabolisme protein adalah untuk menghasilkan protein

plasma berupa albumin yang sangat diperlukan untuk

mempertahankan tekanan osmotik koloid, & juga

fibrinogen,protombin,serta faktor beku lainnya.


B. Dasar-Dasar Pemeriksaan USG

a. Prinsip USG

Ultrasonik adalah gelombang suara dengan frekwensi lebih tinggi

daripada kemampuan pendengaran telinga manusia, sehingga kita tidak

bisa mendengarnya sama sekali. Suara yang dapat didengar manusia

mempunyai frekwensi antara 20 – 20.000 Cpd (Cicles per detik- Hertz)..

Sedangkan dalam pemeriksaan USG ini mengunakan frekwensi 1- 10

MHz ( 1- 10 juta Hz).

Gelombang suara frekwensi tingi tersebut dihasilkan dari kristal-

kristal yang terdapat dalam suatu alat yang disebut transducer. Perubahan

bentuk akibat gaya mekanis pada kristal, akan menimbulkan

teganganlistrik. Fenomena ini disebut efek Piezo-electric, yang

merupakan dasar perkembangan USG selanjutnya. Bentuk kristal juga

akan berubah bila dipengaruhi oleh medan listrik. Sesuai dengan polaritas

medan listrik yang melaluinya, kristal akan mengembang dan mengkerut,

maka akan dihasilkan gelombang suara frekwensi tingi.

b. Prinsip Kerja Alat USG

Transducer bekerja sebagai pemancar dan sekaligus penerima

gelombang suara. Pulsa listrik yang dihasilkan oleh generator diubah

menjadi energi akustik oleh transducer yang dipancarkan dengan arah

tertentu pada bagian tubuh yang akan dipelajari. Sebagian akan

dipantulkan dan sebagian lagi akan merambat terus menembus jaringan


yang akan menimbulkan bermacam-macam pantulan sesuai dengan

jaringan yang dilaluinya.

Pantulan gema yang berasal dari jaringan-jaringan tersebut akan

membentur transducer dan akan ditangkap oleh transducer, dan kemudian

diubah menjadi pulsa listrik lalu diperkuat dan selanjutnya diperlihatkan

dalam bentuk cahaya pada layar monitor. Gelombang ini kemudian

diteruskan ke tabung sinar katoda melalui recevier seterusnya ditampilkan

sebagai gambar di layar monitor.

Gambar 2.4 Diagram Prinsip Dasar USG

C. Tinjauan Pesawat USG

Modalitas Ultrasonografi pada umumnya terdiri dari 3 komponen

utama, yaitu mesin USG itu sendiri, transducer (probe), dan monitor.

Sebagai komponen tambahan yaitu pencetak gambar. Ketiga komponen

utama tersbut sebagai penentu kualitas citra dari hasil pemeriksaan. (Block,

2012)

1. Mesin USG
Dari masin USG, terdapat bagian yang disebut dengan control panel.

Pada control panel terdapat beberapa tombol, yang seluruhnya tidak

harus dimenegrti dengan benar, namun ada baiknya lebih familiar

dengan tombol-tombol tersebut, sehingga lambat laun akan mengerti

dengan sendirinya. (Block, 2012)

Gambar 2.15. Control Panel pada

salah satu pesawat USG (Block,

2012)

Keterangan: 1. On/off

2. Freeze

3. Pilihan penggunaan transducer

4. Kedalaman daya tembus

5. Power output

6. Time-gain compensation (TGC)

Fungsi dari tombol-tombol diatas adalah sebagai berikut.


a. On/off

Untuk menghidupkan atau mematikan mesin. (Block, 2012)

b. Freeze

Fungsi dari tombol freeze adalah untuk menahan citra yang telah

ditemukan saat sedang melakukan scanning. (Block, 2012)

c. Pilihan penggunaan transducer

Tombol ini digunakan pada pesawat dengan transducer yang

berjumlah lebih dari satu. Dengan demikian, sonografer dapat

memilih penggunaan transducer yang akan digunakan berdasar

bentuk, dan frekuensi. Penjelasaan mengenai bentuk dan frekuensi

yang digunakan sesuai dengan jenis transducer yang telah diberi

dari pabrikan. (Block, 2012)

d. Kedalaman daya tembus

Dalam pengaturan ini, dibantu dengan menggunakan knob untuk

pengaturan kedalaman ini. Pengaturan ini akan berdampak pada

luasan scanning. (Block, 2012)

e. Power output, overall gain, dan time-gain compensation (TGC)

Power output pada dasarnya adalah untuk mengatur kecerahan dari

citra yang ditampakkan ada monitor. Apabila power output rendah,

maka citra yang ditampakkan akan menjadi lebih hitam

(hypoechoic, atau bahkan anechoic). Pada citra yang lebih hitam

dengan power output yangrendah, dapat dijadikan lebih cerah


dengan menurunkan nilai gain. Kedua fungsi (power output dan

gain) tersebut, harus diatur secara seimbang unutk mendapat

kualitas citra yang baik.

Kesalahan yang terjadi dalam pengaturan power output dan gain

akan mengakibatkan noise. Noise akan timbul bila pengaturan gain

terlalu tinggi dan pengaturan power setting terlalu rendah. Selama

praktikum berlangsung, lambat laun akan mengerti pengaturannya.

Setiap mesin USG memiliki dua pengaturan gain. Yang pertama

dalah pengaturan overall gain, yang berfungsi untuk menerima

gelombang suara dari kedalaman area scanning citra. Yang kedua

adalah time-gain compentation (TGC) yang berfungsi secara umum

untuk mengatur kecerahan citra yang ditampilkan pada monitor.

(Block, 2012)

2. Transducer (Probe)

Pada umumnya, terdapat tiga jenis transducer pada USG yang

sering digunakan pada pemeriksaan, yaitu transducer sector,

transducer linear dan curved aray.


Gambar 2.16. Jenis transducer a. sector, b.

linear, c. curved array (Block, 2012)

a. Transducer sector

Pada transducer ini, gelombang ultrasound akan bergerak

mmebentuk kipas angin (dikarenakan rotasi dari elemen

transducer)

Kelebihan : Citra yang ditampilkan kecil (berfokus pada citra

yang kecil), dapat menampilkan citra dengan

acoustic window yang kecil, dapat menampakkan

citra yang letaknya jauh dengan transducer dengan

jelas.

Kekurangan : Pada objek yang dekat dengan transducer, akan

memiliki resolusi yang rendah. (Block, 2012)

b. Transducer linear
Pada transducer ini, elemen transducer akan terpasang secara

paralel dengan posisi linear (garis lurus), dengan demikian akan

menghasilkan citra yang tegak lurus dengan transducer.

Kelebihan : Objek yang dekat dengan transducer akan memiliki

resolusi yang baik.

Kekurangan : Citra yang ditampakkan akan lebar. Tidak dapat

melakukan scnning citra dengan acoustic window

yang dekat dengan transducer. (Block, 2012)

c. Curved aray

Pada transducer dengan jenis curved aray, elemen piezoelectric

tersusun sama dengan transducer linear, hanya saja pada

permukaan yang cembung.

Kelebihan : Gabungan dari transducer linear dan transducer

sector

Kekurangan : Denistas akan menurun pada objek yang terletak

dalam, sama dengan transducer sector. (Block, 2012)

Selain karena bentuk transducer, faktor lain yang dapat

mempengaruhi transducer antara lain frekuensi. Kualitas citra

dapat dipengaruhi oleh emisi gelombang suara. Frekuensi dengan

rentan 2,5 sampai dengan 7,5 MHz yang umumnya digunakan pada

ultrasound secara diagnostik. Frekuensi yang tinggi akan

mengakibatkan daya tembus menjadi lebih rendah namun resolusi

lebih tinggi, sedangkan frekuensi yang rendah akan memberikan


daya tembus yang lebih dalam dengan resolusi yang rendah.

Biasanya, untuk pemeriksaan obdomen bagian atas menggunakan

frekuensi 3,5 MHz. (Block, 2012)

3. Monitor

Monitor digunakan unutk menampilkan citra hasil scanning.

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Tata Laksana Praktikum


Coba lakukan simulasi pelaksanaan praktikum pemeriksaan USG

abdominal liver dengan langkah sebagai berikut :

1. Persiapan Pasien

a. Lakukan wawancara dengan pasien yang meliputi identitas

pasien.

b. Melakukan anamnesa pada pasien.

c. Catatlah data anamnesa dalam form permintaan foto

d. Menjelaskan prosedur pemeriksaan singkat pada pasien.

e. Menjelaskan kepada pasien agar mengganti baju dengan baju

pasien.

2. Persiapan alat

Mempersiapkan pesawat Ultrasonografi beserta jelly yang akan

digunakan pada pemeriksaan USG.

3. Lakukan simulasi pemeriksaan USG abdominal liver sebagai

berikut :

a. Prosedur pemeriksaan

1) Pasien supine dan abdomen pasien bebas dari pakian yang

menutupinya.

2) Beri jelly pada area dibawah proc. Xyipoideus .

3) Letakkan transducer longitudinal dibawah proc. Xyipoidus .

4) Setelah mendapatkan gambaran yang pas atau bagus

, tekan tombol freeze .


b. Bidang Scanning

1) Longitudinal (Intercostal dan Obligue/ Right Obligue)

2) Transversal

c. Pengukuran

Ukuran Normal : 10,5 ± 1,5 cm (long) 8,2 ± 1,9 cm

(anteropost)

d. Pola Echo

1) Parenchim : Homogeneous

2) Diafragma Kurang : Echogenic

3) Ginjal : Lebih Echogenic

4) Limpa : sama

B. Ghgjhj

C. hghfh

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Ultrasonografi (USG) merupakan suatu prosedur diagnosis yang

digunakan untuk melihat struktur jaringan tubuh atau analisis dari

gelombang Doppler, yang pemeriksaannya dilakukan diatas permukaan

kulit atau diatas rongga tubuh untuk menghasilkan suatu ultrasound didalam

jaringan.

Ultrasonografi dapat digunakan untuk mendeteksi berbagai kelainan

yang ada pada abdomen, otak, kandung kemih, jantung, ginjal, hepar, uterus

atau pelvis. Selain itu USG juga dapat digunakan untuk membedakan antara

kista dan tumor. Anatomi pada pemeriksaan USG ada beberapa yaitu :

1. System Biliary

2. Hati

3. Pembuluh Darah

USG mempunyai prinsip kerja yaitu Transducer yang bekerja sebagai

pemancar dan sekaligus penerima gelombang suara. Pulsa listrik yang

dihasilkan oleh generator diubah menjadi energi akustik oleh transducer

yang dipancarkan dengan arah tertentu pada bagian tubuh yang akan

dipelajari. Sebagian akan dipantulkan dan sebagian lagi akan merambat terus

menembus jaringan yang akan menimbulkan bermacam-macam pantulan

sesuai dengan jaringan yang dilaluinya.

B. SARAN

Dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca khususnya tenaga

kesehatan dapat menerapkan pengkajian diagnostik ini dan dapat mencari

referensi lain untuk menambah pengetahuan pembaca mengenai pengkajian


diagnostic pada pemeriksaan USG.

Anda mungkin juga menyukai