Disusun Oleh :
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Alloh SWT , karena dengan rahmat
dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untu bekerja bersama untuk
menyelesaikan makalah ini . Dimana makalah ini merupakan tugas mata kuliah
Keperawatan Dasar
i
DAFTAR ISI
PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................. 17
B. Saran ............................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Gelombang memiliki banyak manfaat sehingga tak heran gelombang
pun banyak diaplikasikan dalam berbagai bidang kehidupan seperi : militer,
teknologi, kedokteran dan lain -lain. Dalam dunia kedokteran gelombang
dimanfaatkan untuk banyak hal, salah satunya untuk mendeteksi penyakit
di dalam tubuh manusia, yang dikenal dengan Ultrasonografi.
Ultrasonografi merupakan pemeriksaan bagian dalam tubuh manusia
dengan gelombang ultrasonik, yang dinamakan USG. Ultrasonografi
merupakan aplikasi gelombang bunyi dalam bidang kedokteran.
Pemeriksaan dengan menggunakan Ultrasonografi memanfaatkan sifat
gelombang yaitu bisa dipantulkan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian dari Ultrasonografi (USG)
2. Untuk menegetahui cara kerja Ultrasonografi (USG)
3. Untuk mengetahui manfaat dari Ultrasonografi (USG)
4. Untuk mengetahui komponen dari Ultrasonografi (USG)
5. Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian alat ultrasonografi
(USG)
6. Untuk mengetahui persiapan pemeriksaan alat ultrasonografi
(USG)
7. Untuk menegtahui masalah kesehatan lain yang bisa di deteksi
lewat USG , kecuali kehamilan
1
D. Manfaat
A. Pengertian Ultrasonografi
Ultrasonografi medis (sonografi) adalah sebuah teknik diagnostik
pencitraan menggunakan suara ultra yang digunakan untuk mencitrakan
organ internal dan otot, ukuran, struktur, dan luka patologi, membuat teknik
ini berguna untuk memeriksa organ. Sonografi obsterik biasa digunakan
ketika masa kehamilan. Pilihan frekuensi menentukan resolusi gambar dan
penembusan kedalam tubuh pasien. Sedangkan dalam fisika istilah suara
ultra termasuk ke seluruh energi akustik dengan sebuah frekuensi di atas
pendengaran manusia (20.000 Heartz), penggunaan umumnya dalam
penggambaran medis melibatkan sekelompok frekuensi yang ratusan kali
lebih tinggi.
Lyanda, dkk. (2011 : 38) berpendapat tentang pengertian
Ultrasonografi sebagai berikut.
Ultrasonografi (USG) adalah alat diagnostik noninvasif
menggunakan gelombang suara dengan frekuensi tinggi diatas 20.000 hertz
( >20 kilohertz) untuk menghasilkan gambaran struktur organ di dalam
tubuh. Manusia dapat mendengar gelombang suara 20-20.000 hertz.
Gelombang suara antara 2,5 sampai melalui suatu alat yang disebut
transducer atau probe. Obyek didalam tubuh akan memantulkan kembali
gelombang suara yang kemudian akan ditangkap oleh suatu sensor,
gelombang pantul tersebut akan direkam, dianalisis dan ditayangkan di
layar. Daerah yang tercakup tergantung dari rancangan alatnya.
Ultrasonografi yang terbaru dapat menayangkan suatu obyek dengan
gambaran tiga dimensi, empat dimensi dan berwarna.
2
tinggi daripada kemampuan pendengaran telinga manusia, sehingga kita
tidak bisa mendengarnya sama sekali. Suara yang dapat didengar manusia
mempunyai frekuensi antara 20 – 20.000 Cpd (Cicles per detik = Hz).
Pemeriksaan USG ini menggunakan gelombang suara yang frekuensinya 1
– 10 MHz (1–10 juta Hz ), (Boer, 2005).
Gelombang suara frekuensi tinggi tersebut dihasilkan dari kristal-
kristal yang terdapat dalam suatu alat yang disebut transduser. Perubahan
bentuk akibat gaya mekanis pada kristal, akan menimbulkan tegangan
listrik. Fenomena ini disebut efek piezo-electric, yang merupakan dasar
perkembangan USG selanjutnya. Bentuk kristal juga akan berubah bila
dipengaruhi oleh medan listrik. Sesuai dengan polaritas medan listrik yang
melaluinya, kristal akan mengembangkan dan mengkerut, maka akan
dihasilkan glombang suara frekuesi tinggo, (Boer, 2005)
USG terdiri atas transuder dan monitor, transuder merupakan alat
yang akan menstransfer pantulan gelombang suara menjadi gambaran yang
akan tampil dilayar monitor (disebut sonogram). Transduser bekerja sebagai
pemancar dan sekaligus penerima gelombang suara. Pulsa listrik yang
dihasilkan oleh generator diubah menjadi energi akustik oleh transduser,
yang dipancarkan dengan arah tertentu pada bagian tubuh yang akan
dipelajari. Sebagian akan dipantulkan dan sebagian lagi akan merambat
terus menembus jaringan yang akan menimbulkan bermacam-macam eko
sesuai dengan jaringan yang dilaluinya, (Rasad, 2005).
Pantulan eko yang berasal dari jaringan-jaringan tersebut akan
membentur transduser, dan kemudian diubah menjadi pulsa listrik lalu
diperkuat dan selanjutnya diperlihatkan dalam bentuk cahaya pada layar
osiloskop. Dengan demikian bila transduser digerakkan seolah-olah kita
melakukan irisan-irisan pada bagian tubuh yang diinginkan, dan gambaran
irisan-irisan tersebut akan dapat dilihat di layar monitor (Rasad, 2005).
Masing-masing jaringan tubuh mempunyai impedance
acustic tertentu. Dalam jaringan yang heterogen akan ditimbulkan
bermacam- macam eko, jaringan tersebut dikatakan echogenic. Sedang
pada jaringan yang homogen hanya sedikit atau sama sekali tidak ada eko,
disebut anechoic atau echofree atau bebas eko. Suatu rongga berisi cairan
bersifat anechoic, misalnya; kista, asites, pembuluh darah besar, perikardial
atau pleural effusion. Dengan demikian kista dan suatu massa solid akan
dapat dibedakan, (Rasad, 2005).
Berdasarkan cara kerjanya, USG obstetri diabagi menjadi dua yaitu
transuduser transabdominal dan transvaginal. USG transabdominal
digunakan dengan cara ditempelkan di permukaan kulit perut. Sebelum
menjalani pemerikasaan USG ini, pasien diminta untuk meminum air putih
dalam jumlah yang cukup banyak untuk memudahka pemerikasaan karena
gelombang suara bersifat merambat maksimal atau baik dalam media
3
air. Transuder ditempelkan dipermukaan perut yang sudah dilapisi dengan
suatu ultrasound gel agar-agar khusus. Kemudian transuder digerakkan
keatas dan kebawah, dan pada saat itu juga komputer akan menterjemahkan
gelombang suara kedalam suatu bentuk gambar. Cara kedua yaitu
transvaginal, transuder dimasukkan ke dalam tubuh melalui vagina.
Transvagina digunakan pada kehamilan muda, dan sebelum dilakukan
pemeriksaan pasien diminta mengosongkan kantung kemih untuk
mempermudah menuju rahim.
C. Manfaan Ultrasonografi
Manfaat dari ultrasonografi adalah untuk pemeriksaan kanker pada
hati dan otak, melihat janin di dalam rahim ibu hamil, melihat pergerakan
serta perkembangan sebuah janin, mendeteksi perbedaan antar jaringan-
jaringan lunak dalam tubuh, yang tidak dapat dilakukan oleh sinar x,
sehingga mampu menemukan tumor atau gumpalan lunak di tubuh
manusia.
Selain manfaat di atas, ultrasonografi dimanfaaatkan untuk
memonitor laju aliran darah. Pulsa ultrasonik berfrekuensi 5 – 10 MHz
diarahkan menuju pembuluh nadi, dan suatu reciever akan menerima signal
hamburan gelombang pantul. Frekuensi pantulan akan bergantung pada
gerak aliran darah. Tujuannya untuk mendeteksi thrombosis (penyempitan
pembuluh darah) yang menyebabkan perubahan laju aliran darah.
Pemeriksaan dengan ultrasonografi lebih aman dibandingkan
dengan pemeriksaan menggunakan sinar-x (sinar Rontgen) karena
gelombang ultrasonik yang digunakan tidak akan merusak material yang
dilewatinya sedangkan sinar x dapat mengionisasi sel-sel hidup. Karena
ultrasonik merupakan salah satu gelombang mekanik, maka pemeriksaan
ultrasonografi disebut pengujian tak merusak (non destructive testing)
. Aplikasi gelombang bunyi dalam bidang kedokteran yang lain adalah
penggunaan ultrasonografi untuk pemeriksaan kanker pada hati dan otak.
Selain itu, ultrasonografi dapat mengukur kedalaman suatu benda di bawah
permukaan kulit melalui selang waktu dipancarkan sampai dipantulkan
kembali gelombang ultrasonik.
Adapun manfaat USG pada pemeriksaan kendungan sesuai usia
kehamilan:
Trimester I :
1. Memastikan hamil atau tidak.
2. Mengetahui keadaan janin, lokasi hamil, jumlah janin dan
tanda kehidupannya.
3. Mengetahui keadaan rahim dan organ sekitarnya.
4. Melakukan penapisan awal dengan mengukur ketebalan
selaput lendir, denyut janin, dan sebagainya.
Trimester II
1. Melakukan penapisan secara menyeluruh.
4
2. Menentukan lokasi plasenta.
3. Mengukur panjang serviks.
Trimester III
1. Menilai kesejahteraan janin.
2. Mengukur biometri janin untuk taksiran berat badan.
3. Melihat posisi janin dan tali pusat.
4. Menilai keadaan plasenta.
D. Komponen ultrasonogrfi
Pada prinsipnya, ada tiga komponen mesin USG. Pertama, transduser,
komponen yang dipegang dokter atau tenaga medis, berfungsi mengalirkan
gelombang suara dan menerima pantulannya dan mengubah gelombang
akusitik ke sinyal elektronik. Kedua, monitor, berfungsi memunculkan
gambar. Ketiga, mesin USG sendiri, berfungsi mengubah pantulan
gelombang suara menjadi gambar di monitor. Tugasnya mirip dengan
central proccesing unit (CPU) pada komputer personal
1. Transducer
5
2. Monitor yang digunakan dalam USG
3. Mesin USG
Mesin USG merupakan bagian dari USG dimana fungsinya
untuk mengolah data yang diterima dalam bentuk gelombang.
Mesin USG adalah CPUnya USG sehingga di dalamnya terdapat
komponen-komponen yang sama seperti pada CPU pada PC.
6
4. Sonograf
7
F. Persiapan Pemeriksaan
Persiapan yang harus dilakukan sebelum melakukan pemeriksaan USG
adalah :
a. Pencegahan infeksi
8
dan air. Perhatikan petunjuk pabrik tentang tatacara
membersihkan peralatan USG.
3) Transduser kemudian dibersihkan dengan alkohol 70%
atau direndam selama dua menit dalam larutan yang
mengandung sodium hypochlorite (kadar 500 ppm 10
dan diganti setiap hari), kemudian dicuci dengan air
mengalir dan selanjutnya dikeringkan.
4) Transduser harus diberi pelapis sebelum dipakai untuk
pemeriksaan USG transvaginal, bisa memakai sarung
tangan karet, atau kondom.
5) Pemeriksa harus memakai sarung tangan sekali pakai
(tidak steril) pada tangan yang akan membuka labia
sebelum transduser vagina dimasukkan. Perhatikan
jangan sampai sarung tangan tersebut mengotori
peralatan USG dan tempat pemeriksaan.
6) Setelah melakukan pemeriksaan, kondom atau sarung
tangan harus dimasukkan pada tempat khusus untuk
mencegah penyebaran infeksi, dan kemudian pemeriksa
mencuci tangan
7) Pada pemeriksaan USG invasif, misalnya ovum pick - up
persiapan yang dilakukan sama seperti akan melakukan
tindakan operasi, misalnya peralatan yang dipakai harus
steril, operator mencuci tangan dengan larutan
mengandung khlorheksidine 3%, memakai sarung
tangan dan masker, serta memakai kacamata. Kulit
dibersihkan dengan memakai etil alkohol 70%, isopropil
alkohol 60%, khlorheksidin alkohol, atau povidone
iodine . Transduser dibersihkan dan dilakukan
desinfeksi, kemudian dibungkus dengan plastik khusus
yang steril. Membran mukosa vagina dibersihkan
dengan larutan yang mengandung khlorheksidin
0,015% ditambah larutan cetrimide 0,15%.
9
b . Persiapan alat
10
Gambar 6. Tempatkan semua transduser pada tempat yang disediakan,
perhatikan jalannya kabel transduser agar tidak terinjak atau tergilas roda mesin
USG
(Sumber : RSIA Hermina Jatinegara)
c. Persiapan pasien
11
d. Persiapan pemeriksa
12
Gambar .7. Tampilan tombol-tombol pada keyboard USG (Sumber
: RSIA Hermina Jatinegara)
1. Sistem empedu
Segala penyakit atau gangguan yang berhubungan dengan sistem empedu
bisa dideteksi lewat USG.Kantong empedu terletak di antara usus dan hati yang
berfungsi menyimpan empedu dari hati sampai saatnya tiba untuk dilepaskan
ke dalam usus guna membantu pencernaan. Empedu itu sendiri adalah cairan
kuning kehijauan yang fungsinya mencerna lemak. Cairan empedu bisa
menumpuk dan lama-lama mengkristal sehingga menimbulkan masalah
kesehatan, seperti batu empedu dan kolesistitis. Masalah pada pankreas juga
termasuk yang bisa dideteksi lewat pemeriksaan USG sistem empedu.
13
termasuk hidronefrosis (pembesaran ginjal), tumor ginjal, penebalan dinding
saluran kemih, hingga testis yang tidak turun pada anak dan testis yang
terpuntir (torsio testis).
3. Usus Buntu
Usus buntu (apendisitis) adalah peradangan pada usus buntu yang
disebabkan oleh penyumbatan. Usus buntu adalah sebuah struktur
berbentuk selang kecil yang menempel pada bagian awal usus
besar. Usus buntu tidak memiliki fungsi tertentu, tapi ketika sumbatan
tersebut pecah, radang usus buntu dapat membahayakan nyawa.Ketika
dilihat lewat pemerikaaan USG, gambaran yang akan tampil adalah usus
buntu akan berukuran lebih besar dari biasanya dan terdapat penebalan
dinding dari usus buntu.
H. Indikasi USG
14
National Institute of Health (NIH), USA (1983 – 1984) menentukan
indikasi untuk dilakukannya pemeriksaan USG sebagai berikut :
1. Menentukan usia gestasi secara lebih tepat pada kasus yang
akan menjalani seksio sesarea berencana, induksi persalinan atau
pengakhiran kehamilan secara elektif.
2. Evaluasi pertumbuhan janin, pada pasien yang telah diketahui
menderita insufisiensi uteroplasenter, misalnya preeklampsia berat,
hipertensi kronik, penyakit ginjal kronik, atau diabetes mellitus berat; atau
menderita gangguan nutrisi sehingga dicurigai terjadi pertumbuhan janin
terhambat, atau makrosomia.
3. Perdarahan per vaginal pada kehamilan yang penyebabnya
belum diketahui.
4. Menentukan bagian terendah janin bila pada saat persalinan
bagian terendahnya sulit ditentukan atau letak janin masih berubah-ubah
pada trimester ketiga akhir.
5. Kecurigaan adanya kehamilan ganda berdasarkan
ditemukannya dua DJJ yang berbeda frekuensinya atau tinggi fundus uteri
tidak sesuai dengan usia gestasi, dan atau ada riwayat pemakaian obat-obat
pemicu ovulasi.
6. Membantu tindakan amniosentesis atau biopsi villi koriales.
Perbedaan bermakna antara besar uterus dengan usia gestasi berdasarkan
tanggal hari pertama haid terakhir.
7. Teraba masa pada daerah pelvik.
8. Kecurigaan adanya mola hidatidosa.
9. Evaluasi tindakan pengikatan serviks uteri (cervical cerclage).
Suspek kehamilan ektopik.
10. Pengamatan lanjut letak plasenta pada kasus plasenta praevia.
11. Alat bantu dalam tindakan khusus, misalnya fetoskopi, transfusi
intra uterin, tindakan “shunting”, fertilisasi in vivo, transfer embrio, dan
“chorionic villi sampling” (CVS).
12. Kecurigaan adanya kematian mudigah / janin.
13. Kecurigaan adanya abnormalitas uterus.
14. Lokalisasi alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR).
15. Pemantauan perkembangan folikel.
16. Penilaian profil biofisik janin pada kehamilan diatas 28 minggu.
15
17. Observasi pada tindakan intra partum, misalnya versi atau
ekstraksi pada janin kedua gemelli, plasenta manual, dll.
18. Kecurigaan adanya hidramnion atau oligohidramnion.
19. Kecurigaan terjadinya solusio plasentae.
20. Alat bantu dalam tindakan versi luar pada presentasi bokong.
21. Menentukan taksiran berat janin dan atau presentasi janin pada
kasus ketuban pecah preterm dan atau persalinan preterm.
22. Kadar serum alfa feto protein abnormal.
23. Pengamatan lanjut pada kasus yang dicurigai menderita cacat
bawaan.
24. Riwayat cacat bawaan pada kehamilan sebelumnya.
25. Pengamatan serial pertumbuhan janin pada kehamilan ganda.
26. Pemeriksaan janin pada wanita usia lanjut (di atas 35 tahun)
yang hamil.
Indikasi pemeriksaan USG ada 5 macam, yaitu
1. Indikasi obstentri
Misalnya untuk mengetahui keadaan janin, plasenta, ketuban,
kelainan kongenital, dll.
2. Indikasi genekologi
Misalnya kecurigaan terhadap adanya tumor seperti miomauteri, kistoma
ovari,dll.
3. Indikasi oknologi
4. Indikasi endokrinologi dan reproduksi
misalnya untuk melihat keadaan genitaliainterna pada pasien-pasien
infertile
5. Indikasi uroginekologi misalnya untuk memeriksa fistula
16
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Ultrasonografi (USG) adalah pemeriksaan dalam bidang penunjang
diagnostik yang memanfaatkan gelombang ultrasonik dengan frekuensi
yang tinggi dalam menghasilkan imajing, tanpa menggunakan radiasi, tidak
menimbulkan rasa sakit (non traumatic), tidak menimbulkan efek samping
(non invasif).
Gelombang suara ultrasonik memiliki frekuensi lebih dari 20.000
Hz, tapi yang dimanfaatkan dalam teknik ultrasonografi (kedokteran)
gelombang suara dengan frekuensi 1-10 MHz.
Prinsip Kerja Alat Ultrasonografi (USG) yaitu :
Transducer bekerja sebagai pemancar dan sekaligus penerima
gelombang suara. Pulsa listrik yang dihasilkan oleh generator diubah
menjadi energi akustik oleh transducer yang dipancarkan dengan arah
tertentu pada bagian tubuh yang akan dipelajari. Sebagian akan dipantulkan
dan sebagian lagi akan merambat terus menembus jaringan yang akan
menimbulkan bermacam-macam pantulan sesuai dengan jaringan yang
dilaluinya.
Pantulan gema yang berasal dari jaringan-jaringan tersebut akan
membentur transducer dan akan ditangkap oleh transducer, dan kemudian
diubah menjadi pulsa listrik lalu diperkuat dan selanjutnya diperlihatkan
dalam bentuk cahaya pada layar monitor. Gelombang ini kemudian
diteruskan ke tabung sinar katoda melalui recevier seterusnya ditampilkan
sebagai gambar di layar monitor.
B. Saran
Mungkin dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan, kritik dan saran yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini. Agar dalam
penulisan makalah kedepannya bisa lebih baik.
17
DAFTAR PUSTAKA
Lyanda, Apri, dkk. 2011. Ultrasonografi Toraks. Jurnal Respirindo. Vol. 31. No.
1.
Bone, E. 2001. Bioteknologi dan Bioetika. Kanisius. Yogyakarta.
Rasad, Sjahriar. 2005. Toraks. Dalam: Radiologi Diagnostik. Edisi Kedua.
Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia
18