Anda di halaman 1dari 21

TUGAS MAKALAH

PEMERIKSAAN ULTRASONOGRAFI (USG)


DOSEN PEMBIMBING : Intan Fazrin, S.kep.,Ns.,M.kes

Disusun Oleh :

1. Ni’matur Rohmah (1711B0052)


2. Nindi Nia Mayasari (1711B0054)
3. Arkilaus Pahnael (1811B0088)
4. Sesi Fitrawati Smanaob (1811B0091)
5. George Imanoel Bolu (1811B0098)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


SURYA MITRA HUSADA
KEDIRI
2018
Kata Pengantar

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Alloh SWT , karena dengan rahmat
dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untu bekerja bersama untuk
menyelesaikan makalah ini . Dimana makalah ini merupakan tugas mata kuliah
Keperawatan Dasar

Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada teman-teman yang telah


memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini . Kami menyadari bahwa
dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan . Oleh sebab itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun . Dan semoga dengan selesainya
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman . Amin

i
DAFTAR ISI

 KATA PENGANTAR ............................................................................... i


 DAFTAR ISI ..............................................................................................ii
 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................ 1
D. Manfaat .......................................................................................... 1
 BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian ultrasonografi .............................................................. 2
B. Cara kerja ultasonografi ................................................................ 2
C. Manfaat ultrasonografi .................................................................. 4
D. Komponen ultrasonografi ............................................................. 5
E. Keuntungan dan kerugian ultrasonografi ...................................... 7
F. Persiapan pemeriksaan ultrasonografi........................................... 8
G. Masalah kesehatan lain yang bisa di deteksi lewat USG , kecuali
kehamilan...................................................................................... 13
H. Indikasi ultrasonografi...................................................................14

 PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................. 17
B. Saran ............................................................................................. 18
 DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Gelombang memiliki banyak manfaat sehingga tak heran gelombang
pun banyak diaplikasikan dalam berbagai bidang kehidupan seperi : militer,
teknologi, kedokteran dan lain -lain. Dalam dunia kedokteran gelombang
dimanfaatkan untuk banyak hal, salah satunya untuk mendeteksi penyakit
di dalam tubuh manusia, yang dikenal dengan Ultrasonografi.
Ultrasonografi merupakan pemeriksaan bagian dalam tubuh manusia
dengan gelombang ultrasonik, yang dinamakan USG. Ultrasonografi
merupakan aplikasi gelombang bunyi dalam bidang kedokteran.
Pemeriksaan dengan menggunakan Ultrasonografi memanfaatkan sifat
gelombang yaitu bisa dipantulkan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian dari Ultrasonografi (USG)


2. Bagaimana cara kerja dari Ultrasonografi (USG)?
3. Apa manfaat dari Ultrasonografi (USG)?
4. Bagaimana komponen dari Ultrasonorafi (USG)?
5. Apa Keuntungan dan Kerugian alat Ultrasonografi (USG)?
6. Bagaimana persiapan pemeriksaan alat Ultrasonografi (USG)?
7. Apa masalah kesehatan lain yang bisa di deteksi lewat USG ,
kecuali kehamilan ?
8. Apa indikasi ultrasonografi (USG) ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian dari Ultrasonografi (USG)
2. Untuk menegetahui cara kerja Ultrasonografi (USG)
3. Untuk mengetahui manfaat dari Ultrasonografi (USG)
4. Untuk mengetahui komponen dari Ultrasonografi (USG)
5. Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian alat ultrasonografi
(USG)
6. Untuk mengetahui persiapan pemeriksaan alat ultrasonografi
(USG)
7. Untuk menegtahui masalah kesehatan lain yang bisa di deteksi
lewat USG , kecuali kehamilan

8. Untuk mengetahui indikasi Ultrasonografi (USG)

1
D. Manfaat

1. Dapat menambah wawasan dalam mengetahui pengertian, macam-


macam, cara kerja, komponen, keuntungan dan kerugian dan
persiapan pemeriksaan alat ultrasonografi
2. Bagi mahasiswa makalah ini dapat menjadi sumber informasi atau
bahan belajar tentang aplikasi gelombang dalam dunia kesehatan
khususnya dalam USG
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ultrasonografi
Ultrasonografi medis (sonografi) adalah sebuah teknik diagnostik
pencitraan menggunakan suara ultra yang digunakan untuk mencitrakan
organ internal dan otot, ukuran, struktur, dan luka patologi, membuat teknik
ini berguna untuk memeriksa organ. Sonografi obsterik biasa digunakan
ketika masa kehamilan. Pilihan frekuensi menentukan resolusi gambar dan
penembusan kedalam tubuh pasien. Sedangkan dalam fisika istilah suara
ultra termasuk ke seluruh energi akustik dengan sebuah frekuensi di atas
pendengaran manusia (20.000 Heartz), penggunaan umumnya dalam
penggambaran medis melibatkan sekelompok frekuensi yang ratusan kali
lebih tinggi.
Lyanda, dkk. (2011 : 38) berpendapat tentang pengertian
Ultrasonografi sebagai berikut.
Ultrasonografi (USG) adalah alat diagnostik noninvasif
menggunakan gelombang suara dengan frekuensi tinggi diatas 20.000 hertz
( >20 kilohertz) untuk menghasilkan gambaran struktur organ di dalam
tubuh. Manusia dapat mendengar gelombang suara 20-20.000 hertz.
Gelombang suara antara 2,5 sampai melalui suatu alat yang disebut
transducer atau probe. Obyek didalam tubuh akan memantulkan kembali
gelombang suara yang kemudian akan ditangkap oleh suatu sensor,
gelombang pantul tersebut akan direkam, dianalisis dan ditayangkan di
layar. Daerah yang tercakup tergantung dari rancangan alatnya.
Ultrasonografi yang terbaru dapat menayangkan suatu obyek dengan
gambaran tiga dimensi, empat dimensi dan berwarna.

B. Cara kerja Ultrasonografi


Ultrasonografi (USG) bekerja dengan prinsip gelombang suara
unltrasonik. Ultrasonik adalah gelombang suara dengan frekuensi lebih

2
tinggi daripada kemampuan pendengaran telinga manusia, sehingga kita
tidak bisa mendengarnya sama sekali. Suara yang dapat didengar manusia
mempunyai frekuensi antara 20 – 20.000 Cpd (Cicles per detik = Hz).
Pemeriksaan USG ini menggunakan gelombang suara yang frekuensinya 1
– 10 MHz (1–10 juta Hz ), (Boer, 2005).
Gelombang suara frekuensi tinggi tersebut dihasilkan dari kristal-
kristal yang terdapat dalam suatu alat yang disebut transduser. Perubahan
bentuk akibat gaya mekanis pada kristal, akan menimbulkan tegangan
listrik. Fenomena ini disebut efek piezo-electric, yang merupakan dasar
perkembangan USG selanjutnya. Bentuk kristal juga akan berubah bila
dipengaruhi oleh medan listrik. Sesuai dengan polaritas medan listrik yang
melaluinya, kristal akan mengembangkan dan mengkerut, maka akan
dihasilkan glombang suara frekuesi tinggo, (Boer, 2005)
USG terdiri atas transuder dan monitor, transuder merupakan alat
yang akan menstransfer pantulan gelombang suara menjadi gambaran yang
akan tampil dilayar monitor (disebut sonogram). Transduser bekerja sebagai
pemancar dan sekaligus penerima gelombang suara. Pulsa listrik yang
dihasilkan oleh generator diubah menjadi energi akustik oleh transduser,
yang dipancarkan dengan arah tertentu pada bagian tubuh yang akan
dipelajari. Sebagian akan dipantulkan dan sebagian lagi akan merambat
terus menembus jaringan yang akan menimbulkan bermacam-macam eko
sesuai dengan jaringan yang dilaluinya, (Rasad, 2005).
Pantulan eko yang berasal dari jaringan-jaringan tersebut akan
membentur transduser, dan kemudian diubah menjadi pulsa listrik lalu
diperkuat dan selanjutnya diperlihatkan dalam bentuk cahaya pada layar
osiloskop. Dengan demikian bila transduser digerakkan seolah-olah kita
melakukan irisan-irisan pada bagian tubuh yang diinginkan, dan gambaran
irisan-irisan tersebut akan dapat dilihat di layar monitor (Rasad, 2005).
Masing-masing jaringan tubuh mempunyai impedance
acustic tertentu. Dalam jaringan yang heterogen akan ditimbulkan
bermacam- macam eko, jaringan tersebut dikatakan echogenic. Sedang
pada jaringan yang homogen hanya sedikit atau sama sekali tidak ada eko,
disebut anechoic atau echofree atau bebas eko. Suatu rongga berisi cairan
bersifat anechoic, misalnya; kista, asites, pembuluh darah besar, perikardial
atau pleural effusion. Dengan demikian kista dan suatu massa solid akan
dapat dibedakan, (Rasad, 2005).
Berdasarkan cara kerjanya, USG obstetri diabagi menjadi dua yaitu
transuduser transabdominal dan transvaginal. USG transabdominal
digunakan dengan cara ditempelkan di permukaan kulit perut. Sebelum
menjalani pemerikasaan USG ini, pasien diminta untuk meminum air putih
dalam jumlah yang cukup banyak untuk memudahka pemerikasaan karena
gelombang suara bersifat merambat maksimal atau baik dalam media

3
air. Transuder ditempelkan dipermukaan perut yang sudah dilapisi dengan
suatu ultrasound gel agar-agar khusus. Kemudian transuder digerakkan
keatas dan kebawah, dan pada saat itu juga komputer akan menterjemahkan
gelombang suara kedalam suatu bentuk gambar. Cara kedua yaitu
transvaginal, transuder dimasukkan ke dalam tubuh melalui vagina.
Transvagina digunakan pada kehamilan muda, dan sebelum dilakukan
pemeriksaan pasien diminta mengosongkan kantung kemih untuk
mempermudah menuju rahim.

C. Manfaan Ultrasonografi
Manfaat dari ultrasonografi adalah untuk pemeriksaan kanker pada
hati dan otak, melihat janin di dalam rahim ibu hamil, melihat pergerakan
serta perkembangan sebuah janin, mendeteksi perbedaan antar jaringan-
jaringan lunak dalam tubuh, yang tidak dapat dilakukan oleh sinar x,
sehingga mampu menemukan tumor atau gumpalan lunak di tubuh
manusia.
Selain manfaat di atas, ultrasonografi dimanfaaatkan untuk
memonitor laju aliran darah. Pulsa ultrasonik berfrekuensi 5 – 10 MHz
diarahkan menuju pembuluh nadi, dan suatu reciever akan menerima signal
hamburan gelombang pantul. Frekuensi pantulan akan bergantung pada
gerak aliran darah. Tujuannya untuk mendeteksi thrombosis (penyempitan
pembuluh darah) yang menyebabkan perubahan laju aliran darah.
Pemeriksaan dengan ultrasonografi lebih aman dibandingkan
dengan pemeriksaan menggunakan sinar-x (sinar Rontgen) karena
gelombang ultrasonik yang digunakan tidak akan merusak material yang
dilewatinya sedangkan sinar x dapat mengionisasi sel-sel hidup. Karena
ultrasonik merupakan salah satu gelombang mekanik, maka pemeriksaan
ultrasonografi disebut pengujian tak merusak (non destructive testing)
. Aplikasi gelombang bunyi dalam bidang kedokteran yang lain adalah
penggunaan ultrasonografi untuk pemeriksaan kanker pada hati dan otak.
Selain itu, ultrasonografi dapat mengukur kedalaman suatu benda di bawah
permukaan kulit melalui selang waktu dipancarkan sampai dipantulkan
kembali gelombang ultrasonik.
Adapun manfaat USG pada pemeriksaan kendungan sesuai usia
kehamilan:
Trimester I :
1. Memastikan hamil atau tidak.
2. Mengetahui keadaan janin, lokasi hamil, jumlah janin dan
tanda kehidupannya.
3. Mengetahui keadaan rahim dan organ sekitarnya.
4. Melakukan penapisan awal dengan mengukur ketebalan
selaput lendir, denyut janin, dan sebagainya.
Trimester II
1. Melakukan penapisan secara menyeluruh.

4
2. Menentukan lokasi plasenta.
3. Mengukur panjang serviks.
Trimester III
1. Menilai kesejahteraan janin.
2. Mengukur biometri janin untuk taksiran berat badan.
3. Melihat posisi janin dan tali pusat.
4. Menilai keadaan plasenta.

D. Komponen ultrasonogrfi
Pada prinsipnya, ada tiga komponen mesin USG. Pertama, transduser,
komponen yang dipegang dokter atau tenaga medis, berfungsi mengalirkan
gelombang suara dan menerima pantulannya dan mengubah gelombang
akusitik ke sinyal elektronik. Kedua, monitor, berfungsi memunculkan
gambar. Ketiga, mesin USG sendiri, berfungsi mengubah pantulan
gelombang suara menjadi gambar di monitor. Tugasnya mirip dengan
central proccesing unit (CPU) pada komputer personal
1. Transducer

Transducer adalah komponen USG yang ditempelkan pada


bagian tubuh yang akan diperiksa, seperti dinding perut atau dinding
poros usus besar pada pemeriksaan prostat. Di dalam transducer
terdapat kristal yang digunakan untuk menangkap pantulan
gelombang yang disalurkan oleh transducer. Gelombang yang
diterima masih dalam bentuk gelombang akusitik (gelombang
pantulan) sehingga fungsi kristal disini adalah untuk mengubah
gelombang tersebut menjadi gelombang elektronik yang dapat
dibaca oleh komputer sehingga dapat diterjemahkan dalam bentuk
gambar.
Transducer adalah alat yang berfungsi sebagai transmitter
(pemancar) sekaligus sebagai recevier (penerima). Dalam
fungsinya sebagai pemancar, transducer merubah energi listrik
menjadi energi mekanik berupa getaran suara berfrekuensi tinggi.
Fungsi recevier pada transducer merubah energi mekanik menjadi
listrik.

5
2. Monitor yang digunakan dalam USG

Monitor adalah layar yang digunakan untuk menampilkan


bentuk gambar dari hasil pengolahan data komputer.Monitor yang
digunakan pada awal penemuan USG masih berupa layar tabung besar
yang terpisah dari mesin USG. Perkembangan teknologi yang terus
berkembang pesat membawa kemajuan pada teknologi monitor. Kalau
pada awal penemuan memakai layar tabung yang besar kini sudah
menggunakan layar kecil dan tipis. Awal penemuan USG layar monitor
masih hitam putih sekarang sudah berwarna. Layar monitor sekarang
juga menjadi satu dengan alat USG sehingga bentuk USG lebih terlihat
kecil.

3. Mesin USG
Mesin USG merupakan bagian dari USG dimana fungsinya
untuk mengolah data yang diterima dalam bentuk gelombang.
Mesin USG adalah CPUnya USG sehingga di dalamnya terdapat
komponen-komponen yang sama seperti pada CPU pada PC.

6
4. Sonograf

Adapun komponen USG selain tiga komponen di atas yaitu:


a. Pulser adalah alat yang berfungsi sebagai penghasil tegangan
untuk merangsang kristal pada transducer dan membangkitkan
pulsa ultrasonik.
b. Tabung sinar katoda adalah alat untuk menampilkan gambaran
ultrasound. Pada tabung ini terdapat tabung hampa udara yg
memiliki beda potensial yang tinggi antara anoda dan katoda.
c. Printer adalah alat yang digunakan untuk mendokumentasikan
gambaran yang ditampilkan oleh tabung sinar katoda.
d. Display adalah alat peraga hasil gambaran scanning pada TV
monitor.

E. Keuntungan dan kerugian ultrasonografi


Patel (2006 : 7) berpendapat tentang keuntungan Ultrasonografi
sebagi berikut Keuntungan Ultrasonografi antara lain:
1. Biaya peralatan yang realtif murah.
2. Nonionsasi dan aman.
3. Pemindaian dapat dilakukan pada setiap bidang.
4. Dapat sering diulang arahnya pada kontrol kehamilan.
5. Deteksi pergerakan aliran darah, jantung, dan janin.
6. Peralatan yang mudah dibawa ke sisi tempat tidur pasien.
7. Mendampingi prosedur biopsi dan drainase.
Adapun kerugian Ultrasonografi menurut Patel (2006 : 7) antara
lain:

1. Tergantung pada kemampuan operator.


2. Ketidakmampuan suara untuk menembus gas atau tulang yang
menyebabkan visualisasi yang kurang baik pada struktur-struktur
dibawahnya.
3. Penyebaran gelombang suara saat melewati lemak menghasilkan
citra yang buruk pada pasien obesitas

7
F. Persiapan Pemeriksaan
Persiapan yang harus dilakukan sebelum melakukan pemeriksaan USG
adalah :

a. Pencegahan infeksi

Cuci tangan sebelum dan setelah kontak langsung


dengan pasien, setelah kontak dengan darah atau cairan tubuh
lainnya, dan setelah melepas sarung tangan, telah terbukti dapat
mencegah penyebaran infeksi. Epidemi HIV/AIDS telah
menjadikan pencegahan infeksi kembali menjadi perhatian
utama, termasuk dalam kegiatan pemeriksaan USG dimana
infeksi silang dapat saja terjadi. Kemungkinan penularan infeksi
lebih besar pada waktu pemeriksaan USG transvaginal karena
terjadi kontak dengan cairan tubuh dan mukosa vagina.

Risiko penularan dibagi dalam tiga tingkatan, yaitu


tinggi, sedang, dan ringan.

1) Risiko penularan tinggi terjadi pada pemeriksaan


USG intervensi (misalnya punksi menembus kulit,
membran mukosa atau jaringan lainnya) peralatan
yang dipakai memerlukan sterilisasi (misalnya dengan
autoklaf atau etilen oksida) dan dipergunakan sekali
pakai dibuang .

2) Risiko penularan sedang terjadi pada pemeriksaan USG


yang mengadakan kontak dengan mukosa yang intak,
misalnya USG transvaginal; peralatan yang dipakai
minimal memerlukan desinfeksi tingkat tinggi (lebih
baik bila dilakukan sterilisasi).

3) Risiko penularan ringan terjadi pada pemeriksaan


kontak langsung dengan kulit intak, misalnya USG
transabdominal; peralatan yang dipakai cukup
dibersihkan dengan alkohol 70% (sudah dapat
membunuh bakteri vegetatif, virus mengandung
lemak, fungisidal, dan tuberkulosidal) atau dicuci
dengan sabun dan air.

Panduan di bawah ini dapat membantu mencegah


penyebaran infeksi:
1) Semua jeli yang terdapat pada transduser harus selalu
dibersihkan, bisa memakai kain halus atau kertas tissue
halus.
2) Semua peralatan yang terkontaminasi atau
mengandung kotoran harus dibersihkan dengan sabun

8
dan air. Perhatikan petunjuk pabrik tentang tatacara
membersihkan peralatan USG.
3) Transduser kemudian dibersihkan dengan alkohol 70%
atau direndam selama dua menit dalam larutan yang
mengandung sodium hypochlorite (kadar 500 ppm 10
dan diganti setiap hari), kemudian dicuci dengan air
mengalir dan selanjutnya dikeringkan.
4) Transduser harus diberi pelapis sebelum dipakai untuk
pemeriksaan USG transvaginal, bisa memakai sarung
tangan karet, atau kondom.
5) Pemeriksa harus memakai sarung tangan sekali pakai
(tidak steril) pada tangan yang akan membuka labia
sebelum transduser vagina dimasukkan. Perhatikan
jangan sampai sarung tangan tersebut mengotori
peralatan USG dan tempat pemeriksaan.
6) Setelah melakukan pemeriksaan, kondom atau sarung
tangan harus dimasukkan pada tempat khusus untuk
mencegah penyebaran infeksi, dan kemudian pemeriksa
mencuci tangan
7) Pada pemeriksaan USG invasif, misalnya ovum pick - up
persiapan yang dilakukan sama seperti akan melakukan
tindakan operasi, misalnya peralatan yang dipakai harus
steril, operator mencuci tangan dengan larutan
mengandung khlorheksidine 3%, memakai sarung
tangan dan masker, serta memakai kacamata. Kulit
dibersihkan dengan memakai etil alkohol 70%, isopropil
alkohol 60%, khlorheksidin alkohol, atau povidone
iodine . Transduser dibersihkan dan dilakukan
desinfeksi, kemudian dibungkus dengan plastik khusus
yang steril. Membran mukosa vagina dibersihkan
dengan larutan yang mengandung khlorheksidin
0,015% ditambah larutan cetrimide 0,15%.

Gambar 4. Tempat sampah untuk penampungan sementara


(Sumber : RSIA Hermina Jatinegara)

9
b . Persiapan alat

Perawatan peralatan yang baik akan membuat hasil pemeriksaan


juga tetap baik. Mesin USG diletakkan disebelah kanan tempat tidur
pasien, bila pemeriksa bertangan kiri, maka mesin diletakkan disisi kiri
pasien. Hidupkan peralatan USG sesuai dengan tatacara yang
dianjurkan oleh pabrik pembuat peralatan tersebut. Panduan
pengoperasian peralatan USG sebaiknya diletakkan di dekat mesin USG,
hal ini sangat penting untuk mencegah kerusakan alat akibat
ketidaktahuan operator USG. Perhatikan tegangan listrik pada kamar USG,
karena tegangan yang terlalu naik - turun akan membuat peralatan
elektronik mudah rusak. Bila perlu pasang stabilisator tegangan listrik
dan UPS (uninterrupted power supply) . Setiap kali selesai melakukan
pemeriksaan USG, bersihkan semua peralatan dengan hati-hati, terutama
pada transduser (penjejak) yang mudah rusak (Gambar 5) . Bersihkan
transduser dengan memakai kain yang lembut dan cuci dengan larutan
anti kuman yang tidak merusak transduser (informasi ini dapat diperoleh
dari setiap pabrik pembuat mesin USG). Selanjutnya taruh kembali
transduser pada tempatnya, rapikan dan bersihkan kabel - kabelnya,
jangan sampai terinjak atau terjepit(Gambar 6) . Setelah semua rapih,
tutuplah mesin USG dengan plastik penutupnya. Hal ini penting untuk
mencegah mesin USG dari siraman air atau zat kimia lainnya. Agar alat
ini tidak mudah rusak, tentukan seseorang sebagai penanggung
jawab pemeliharaan alat tersebut.

Gambar 5. Bersihkan transduser dari kotoran-


kotoran pasca pemeriksaan
(Sumber : RSIA Hermina Jatinegara)

10
Gambar 6. Tempatkan semua transduser pada tempat yang disediakan,
perhatikan jalannya kabel transduser agar tidak terinjak atau tergilas roda mesin
USG
(Sumber : RSIA Hermina Jatinegara)

c. Persiapan pasien

Sebelum pasien menjalani pemeriksaan USG, ia sudah harus


memperoleh informasi yang cukup mengenai pemeriksaan USG yang
akan dijalaninya. Informasi penting yang harus diketahui pasien adalah
harapan dari hasil pemeriksaan, cara pemeriksaan (termasuk posisi
pasien) , akurasi ketepatan diagnostik, perlu tidaknya pemeriksaan
USG 3D, dan berapa biaya pemeriksaan. Caranya dapat dengan
memberikan brosur atau leaflet atau bisa juga melalui penjelasan secara
langsung oleh dokter pemeriksa. Sebelum melakukan peme- riksaan USG,
pastikan bahwa pasien benar - benar telah mengerti dan memberikan
persetujuan untuk dilakukan pemeriksaan USG atas dirinya. Bila akan
melakukan pemeriksaan USG transvaginal, tanyakan kembali apakah ia
seorang nona atau nyonya ? , jelaskan dan perlihatkan tentang
pemakaian kondom yang baru pada setiap pemeriksaan (kondom penting
untuk mencegah penularan infeksi). Pada pemeriksaan USG transrektal,
kondom yang dipasang sebanyak dua buah, hal ini penting untuk
mencegah penyebaran infeksi. Terangkan secara benar dan penuh
pengertian bahwa USG bukanlah suatu alat yang dapat melihat seluruh
tubuh janin atau organ kandungan, hal ini untuk menghindarkan kesalahan
harapan dari pasien. Sering terjadi bahwa pasien mengeluh “Kok sudah
dikomputer masih jugatidak dikatahui adanya cacat bawaan janin atau ada
kista indung telur ?” USG hanyalah salah satu dari alat bantu diagnostik
didalam bidang kedokteran. Mungkin saja masih diperlukan pemeriksaan
lainnya agar diagnosis kelainan dapat diketahui lebih tepat dan cepat.

11
d. Persiapan pemeriksa

Pemeriksa diharapkan memeriksa dengan teliti surat


pengajuan pemeriksaan USG, apa indikasinya dan apakah perlu
didahulukan karena bersifat darurat gawat, misalnya pasien dengan
kecurigaan kehamilan ektopik. Tanyakan apakah ia seorang nyonya atau
nona, terutama bila akan melakukan pemeriksaan USG transvaginal.
Selanjutnya cocokkan identitas pasien, keluhan klinis dan pemeriksaan
fisik yang ada kemudian berikan penjelasan dan ajukan persetujuan
lisan terhadap tindak medik yang akan dilakukan. Persetujuan tindak
medik yang kebanyakan berlaku di Indonesia saat ini hanyalah bersifat
persetujuan lisan, kecuali untuk tindakan yang bersifat invasif misalnya
kordosintesis atau amniosintesis. Dimasa mendatang tampaknya
pemeriksaan USG transvaginal memerlukan persetujuan tertulis dari
pasien. Salah satu tujuan utamanya adalah untuk mencegah penularan
penyakit berbahaya seperti HIV/AIDS dan penyakit menular seksual
akibat semakin banyaknya seks bebas dan pemakaian NARKOBA. 9
Setiap mesin mempunyai konfigurasi tampilan tombol -tombol yang
berbeda, sehingga setiap pemeriksa harus menyesuaikan dengan
peralatan yang dipakainya serta mengenali semua lokasi dan fungsi
tombol-tombol yang tersedia (Gambar 7) . Transduser dipegang oleh
tangan yang terdekat dengan tubuh pasien, hal ini untukmencegah
terjatuhnya transduser tersebut. Sebaiknya pemeriksa duduk dikursi
ergonomis yang dapat bergerak, berputar, dan dapat diatur ketinggiannya
agar posisi tangan sama tinggi dengan dinding perut pasien (pemeriksaan
USG transabdominal) atau duduk di depan perineum pada saat
melakukan pemeriksaan USG transvaginal. Mesin USG harus dapat
dijangkau oleh tangan kiri pemeriksa agar pemeriksaan tersebut dapat
optimal dan tidak membuat lekas lelah. Pemeriksa juga harus berlatih
dengan baik agar dapat merasakan bahwa transduser tersebut merupakan
kepanjangan dan bagian dari tangannya (terutama transduser transvaginal)
sehingga adanya tahanan, konsistensi masa, atau perlekatan dapat
dirasakan. Jangan memegang transduser terlalu kaku dan kuat karena akan
menimbulkan cedera pada lengan dan bahu.Pemeriksa juga harus
mengetahui program pencegahan infeksi universal.

12
Gambar .7. Tampilan tombol-tombol pada keyboard USG (Sumber
: RSIA Hermina Jatinegara)

Selain itu, pemeriksa diharapkan selalu meningkatkan pengetahuan dan


keterampilannya dengan cara membaca kembali buku teks atau literatur-
literatur mengenai USG, mengikuti pelatihan secara berkala dan
mengikuti seminar-seminar atau pertemuan ilmiah lainnya mengenai
kemajuan USG mutakhir (continuing professional development / CPD).
Kemampuan diagnostik seorang sonografer dan sonologist sangat
ditentukan oleh pengetahuan, pengalaman dan latihan yang dilakukannya

G. Masalah kesehatan lain yang bisa di deteksi lewat USG , kecuali


kehamilan

1. Sistem empedu
Segala penyakit atau gangguan yang berhubungan dengan sistem empedu
bisa dideteksi lewat USG.Kantong empedu terletak di antara usus dan hati yang
berfungsi menyimpan empedu dari hati sampai saatnya tiba untuk dilepaskan
ke dalam usus guna membantu pencernaan. Empedu itu sendiri adalah cairan
kuning kehijauan yang fungsinya mencerna lemak. Cairan empedu bisa
menumpuk dan lama-lama mengkristal sehingga menimbulkan masalah
kesehatan, seperti batu empedu dan kolesistitis. Masalah pada pankreas juga
termasuk yang bisa dideteksi lewat pemeriksaan USG sistem empedu.

2. Sistem urinasi (perkemihan)


Pemeriksaan USG dapat mendeteksi dan memberikan gambaran jelas
mengenai masalah pada saluran kemih, yang dimulai dari ginjal sampai
kandung kemih. Penyakit atau kondisi medis yang bisa dideteksi

13
termasuk hidronefrosis (pembesaran ginjal), tumor ginjal, penebalan dinding
saluran kemih, hingga testis yang tidak turun pada anak dan testis yang
terpuntir (torsio testis).

3. Usus Buntu
Usus buntu (apendisitis) adalah peradangan pada usus buntu yang
disebabkan oleh penyumbatan. Usus buntu adalah sebuah struktur
berbentuk selang kecil yang menempel pada bagian awal usus
besar. Usus buntu tidak memiliki fungsi tertentu, tapi ketika sumbatan
tersebut pecah, radang usus buntu dapat membahayakan nyawa.Ketika
dilihat lewat pemerikaaan USG, gambaran yang akan tampil adalah usus
buntu akan berukuran lebih besar dari biasanya dan terdapat penebalan
dinding dari usus buntu.

4. Sistem kardiovaskuler (Jantung dan pembuluh darah)


Pemeriksaan USG jantung disebut juga dengan ekokardiografi.
Pemeriksaan ini khususnya menggunakan USG doppler. Doppler
kebanyakan dipakai untuk mengukur laju aliran darah pada jantung dan
pembuluh darah besar. Gambaran yang nantinya muncul berupa
gambaran warna merah dan biru.Dengan ekokardiografi, dapat langsung
melihat seberapa baik fungsi dan struktur jantung bekerja secara akurat.
USG jantung dapat memberi tahu Anda bagaimana gerakan katup
jantung, dinding jantung, dan sebaik apa aliran darah di bilik jantung.

H. Indikasi USG

Indikasi pemeriksaan USGIndikasi merupakan salah satu prasyarat


penting yang harus dipenuhi sebelum pemeriksaan USG dilakukan.
Pemeriksaan USG janganlah dilakukan secara rutin atau setiap melakukan
pemeriksaan pasien, terutama bila pasien hamil. Banyak panduan yang telah
diterbitkan, misalnya dari AIUM (American Institute of Ultrasound in
Medicine). Untuk mempermudah memilah indikasi pemeriksaan, penulis
menyarankan pembagian indikasi tersebut atas indikasi obstetri, ginekologi
onkologi, endokrinologi reproduksi, dan indikasi non obstetri ginekologi.
Dalam bidang obstetri, indikasi yang dianut adalah melakukan
pemeriksaan USG begitu diketahui hamil, penapisan USG pada trimester
pertama (kehamilan 10 – 14 minggu), penapisan USG pada kehamilan
trimester kedua (18 – 20 minggu), dan pemeriksaan tambahan yang
diperlukan untuk memantau tumbuh kembang janin. Dalam bidang
ginekologi onkologi pemeriksaannya diindikasikan bila ditemukan kelainan
secara fisik atau dicurigai ada kelainan tetapi pada pemeriksaan fisik tidak
jelas adanya kelainan tersebut.
Dalam bidang endokrinologi reproduksi pemeriksaan USG
diperlukan untuk mencari kausa gangguan hormon, pemantauan folikel dan
terapi infertilitas, dan pemeriksaan pada pasien dengan gangguan haid.
Sedangkan indikasi non obstetrik bila kelainan yang dicurigai berasal dari
disiplin ilmu lain, misalnya dari bagian pediatri, rujukan pasien dengan
kecurigaan metastasis dari organ ginekologi dll. Berikut ini diberikan
contoh indikasi yang dikeluarkan oleh NIH 1.

14
National Institute of Health (NIH), USA (1983 – 1984) menentukan
indikasi untuk dilakukannya pemeriksaan USG sebagai berikut :
1. Menentukan usia gestasi secara lebih tepat pada kasus yang
akan menjalani seksio sesarea berencana, induksi persalinan atau
pengakhiran kehamilan secara elektif.
2. Evaluasi pertumbuhan janin, pada pasien yang telah diketahui
menderita insufisiensi uteroplasenter, misalnya preeklampsia berat,
hipertensi kronik, penyakit ginjal kronik, atau diabetes mellitus berat; atau
menderita gangguan nutrisi sehingga dicurigai terjadi pertumbuhan janin
terhambat, atau makrosomia.
3. Perdarahan per vaginal pada kehamilan yang penyebabnya
belum diketahui.
4. Menentukan bagian terendah janin bila pada saat persalinan
bagian terendahnya sulit ditentukan atau letak janin masih berubah-ubah
pada trimester ketiga akhir.
5. Kecurigaan adanya kehamilan ganda berdasarkan
ditemukannya dua DJJ yang berbeda frekuensinya atau tinggi fundus uteri
tidak sesuai dengan usia gestasi, dan atau ada riwayat pemakaian obat-obat
pemicu ovulasi.
6. Membantu tindakan amniosentesis atau biopsi villi koriales.
Perbedaan bermakna antara besar uterus dengan usia gestasi berdasarkan
tanggal hari pertama haid terakhir.
7. Teraba masa pada daerah pelvik.
8. Kecurigaan adanya mola hidatidosa.
9. Evaluasi tindakan pengikatan serviks uteri (cervical cerclage).
Suspek kehamilan ektopik.
10. Pengamatan lanjut letak plasenta pada kasus plasenta praevia.
11. Alat bantu dalam tindakan khusus, misalnya fetoskopi, transfusi
intra uterin, tindakan “shunting”, fertilisasi in vivo, transfer embrio, dan
“chorionic villi sampling” (CVS).
12. Kecurigaan adanya kematian mudigah / janin.
13. Kecurigaan adanya abnormalitas uterus.
14. Lokalisasi alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR).
15. Pemantauan perkembangan folikel.
16. Penilaian profil biofisik janin pada kehamilan diatas 28 minggu.

15
17. Observasi pada tindakan intra partum, misalnya versi atau
ekstraksi pada janin kedua gemelli, plasenta manual, dll.
18. Kecurigaan adanya hidramnion atau oligohidramnion.
19. Kecurigaan terjadinya solusio plasentae.
20. Alat bantu dalam tindakan versi luar pada presentasi bokong.
21. Menentukan taksiran berat janin dan atau presentasi janin pada
kasus ketuban pecah preterm dan atau persalinan preterm.
22. Kadar serum alfa feto protein abnormal.
23. Pengamatan lanjut pada kasus yang dicurigai menderita cacat
bawaan.
24. Riwayat cacat bawaan pada kehamilan sebelumnya.
25. Pengamatan serial pertumbuhan janin pada kehamilan ganda.
26. Pemeriksaan janin pada wanita usia lanjut (di atas 35 tahun)
yang hamil.
Indikasi pemeriksaan USG ada 5 macam, yaitu
1. Indikasi obstentri
Misalnya untuk mengetahui keadaan janin, plasenta, ketuban,
kelainan kongenital, dll.
2. Indikasi genekologi
Misalnya kecurigaan terhadap adanya tumor seperti miomauteri, kistoma
ovari,dll.
3. Indikasi oknologi
4. Indikasi endokrinologi dan reproduksi
misalnya untuk melihat keadaan genitaliainterna pada pasien-pasien
infertile
5. Indikasi uroginekologi misalnya untuk memeriksa fistula

16
BAB III
PENUTUPAN

A. Kesimpulan
Ultrasonografi (USG) adalah pemeriksaan dalam bidang penunjang
diagnostik yang memanfaatkan gelombang ultrasonik dengan frekuensi
yang tinggi dalam menghasilkan imajing, tanpa menggunakan radiasi, tidak
menimbulkan rasa sakit (non traumatic), tidak menimbulkan efek samping
(non invasif).
Gelombang suara ultrasonik memiliki frekuensi lebih dari 20.000
Hz, tapi yang dimanfaatkan dalam teknik ultrasonografi (kedokteran)
gelombang suara dengan frekuensi 1-10 MHz.
Prinsip Kerja Alat Ultrasonografi (USG) yaitu :
Transducer bekerja sebagai pemancar dan sekaligus penerima
gelombang suara. Pulsa listrik yang dihasilkan oleh generator diubah
menjadi energi akustik oleh transducer yang dipancarkan dengan arah
tertentu pada bagian tubuh yang akan dipelajari. Sebagian akan dipantulkan
dan sebagian lagi akan merambat terus menembus jaringan yang akan
menimbulkan bermacam-macam pantulan sesuai dengan jaringan yang
dilaluinya.
Pantulan gema yang berasal dari jaringan-jaringan tersebut akan
membentur transducer dan akan ditangkap oleh transducer, dan kemudian
diubah menjadi pulsa listrik lalu diperkuat dan selanjutnya diperlihatkan
dalam bentuk cahaya pada layar monitor. Gelombang ini kemudian
diteruskan ke tabung sinar katoda melalui recevier seterusnya ditampilkan
sebagai gambar di layar monitor.
B. Saran
Mungkin dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan, kritik dan saran yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini. Agar dalam
penulisan makalah kedepannya bisa lebih baik.

17
DAFTAR PUSTAKA

Lyanda, Apri, dkk. 2011. Ultrasonografi Toraks. Jurnal Respirindo. Vol. 31. No.
1.
Bone, E. 2001. Bioteknologi dan Bioetika. Kanisius. Yogyakarta.
Rasad, Sjahriar. 2005. Toraks. Dalam: Radiologi Diagnostik. Edisi Kedua.
Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia

Patel, Pradip R. 2006. Radiologi Edisi Kedua. Jakarta : Erlangga.


Gabriel, J.F., 1996, Fisika Kedokteran, EGC, Jakarta.
Palmer. P.E.S. 2002. Panduan Pemeriksaan Diagnostik Gaya Baru
https://datenpdf.com/download/teknik-pemeriksaan-usg-obgin-saskia-soraya-
edu_pdf
http://fourseasonnews.blogspot.com/2012/04/persiapan-dan-indikasi-
pemeriksaan-usg.html

18

Anda mungkin juga menyukai