Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan anugrah-Nya laporan yang berjudul “ Ultasonografi (USG) ” dapat
diselesaikan tepat pada waktunya. Adapun tujuan makalah ini untuk memenuhi tugas
matakuliah fisika radiasi.
Penulis menyadari begitu besar bantuan dari berbagai pihak dalam penyelesaian
makalah ini. Penulis menyadari karena keterbatasan kemampuan penulis di dalam
penulisan makalah maka masih banyak kesalahan dan jauh dari sempurna, oleh karena
itu bila ada kritik dan saran penulis akan terima sebagai kesempurnaan makalah.

Jimbaran, April 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii


DAFTAR ISI .................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1


1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 2
1.3 Batasan Masalah... ............................................................................. 2
1.4 Tujuan Penulisan .............................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 3
2.1 Ultrasonografi (USG).......................................................................... 3
2.1.1 Kelebihan dan Kekurangan........................................................ ... 4
2.2 Bagian – Bagian Alat USG dan Fungsinya .......................................... 5
2.3 Prinsip Kerja USG................................................................................. 6
2.4 Perkembangan USG ............................................................................ 6
2.4.1 Sejarah USG............................................................................... 6
2.4.2 Jenis dan Tampilan Pemeriksaan USG....................................... 7
2.5 SOP (Standar Operasional)................................................................... 10
BAB III PEMBAHASAN ............................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu alat kedoteran tomografi adalah ultrasonografi atau yang lebih dikenal
dengan sebutan USG. USG (ultrasonografi) sangat populer digunakan untuk memantau
kondisi janin, perkembangan kehamilan, persiapan persalinan, dan masalah masalah lain.
Teknik ini juga digunakan untuk menentukan lokasi tumor, gangguan kardiovaskular, dan
defek mata. Saat dokter menatau gerakan dan fungsi jantung, memantau aliran darah
melalui arteri besar menggunakan pemindaian ultrasonik dengan prinsip efek Doppler
(Margiyani,dkk). Dengan kemajuan teknologi saat ini, aplikasi dan manfaat alat USG
telah demikian luasnya. USG adalah salah satu alat untuk memeriksa tubuh yang
dianggap cukup akurat dan efektif untuk mengetahui kelainan patologis pada organ yang
diperiksa. Karena kepraktisan dan keakuratannya maka USG banyak dipergunakan dokter
untuk membantu penegakkan diagnosa pasien (Integra,2016).
Ultrasonografi (USG) adalah alat pemeriksaan dengan menggunakan ultrasound
(gelombang suara) yang dipancarkan oleh transduser. USG menggunakan bunyi
ultrasonik yang memiliki frekuensi lebih dari 20 kHz. Teknik ini menfaatkan konsep
refleksi bunyi. Suara merupakan fenomena fisika untuk mentransfer energi dari satu titik
ke titik yang lainnya (Integra,2016). Saat bunyi ditembakkan ke organ , maka organ –
organ besar akan memantulkan bunyi. Ada yang memiliki koefisien refleksi besar dan
ada yang kecil. Hal ini yang kan menghasilakn citra atau gambar (Margiyani,dkk).
Dengan frekuensi yang tinggi ini, ultrasound dijadikan peralatan diagnostik karena dapat
memperlihatkan organ di dalam tubuh manusia baik yang diam atau bergerak
(Integra,2016).
Pemeriksaan dengan ultrasonografi lebih aman dibandingkan dengan pemeriksaan
menggunakan sina-X (sinar Rontgen) karena gelombang ultrasonic yang digunakan tidak
akan merusak material yang dilewatinya sedangkan sinar-X dapat mengionisasi sel-sel
hidup. Karena ultrasonik merupakan salah satu gelombang mekanik, maka pemeriksaan
ultrasonografi disebut pengujian tak merusak (non destructive testing). USG dapat
mengukur kedalaman suatu benda di bawah permukaan kulit melalui selang waktu
dipancarkan sampai dipantulkan kembali gelombang ultrasonik (W Triksakti,dkk.2015).
Pencitraan diagnostik dengan menggunakan USG dinyatakan aman bahkan untuk

1
2

seorang ibu hamil sekalipun, karena ultrasound menggunakan gelombang suara frekuensi
tinggi yang tidak dapat didengar manusia (Integra,2016).

1.2 Rumusan Masalah


Adapun masalah yang diangkat dari penulisan makalah ini adalah bagaimana prinsip
kerja dan kegunaan USG sebagai alat kedokteran tomografi.

1.3 Tujuan Penulisan


Untuk mengetahui bagaimana prinsip kerja dan kegunaan USG sebagai alat
kedokteran tomografi.

1.4 Manfaat Penulisan


Manfaat dari penulisan makalah ini adalah agar dapat digunakan sebagai referensi
(parameter) mengenai prinsip kerja dan kegunaan USG sebagai alat kedokteran
tomografi.

2
BAB II
PEMBAHAHASAN

2.1 USG (Ultrasonografi)

Gambar 2.1. Alat USG

Ultrasonografi (USG) adalah alat pemeriksaan dengan menggunakan ultrasound


(gelombang suara) yang dipancarkan oleh transduser. Suara merupakan fenomena fisika
untuk mentransfer energi dari satu titik ke titik yang lainnya. Ultrasonografi (USG)
merupakan salah satu imaging diagnostic (pencitraan diagnostic) untuk pemeriksaan
alat-alat tubuh, dimana kita dapat mempelajari bentuk, ukuran, anatomis, gerakan, serta
hubungan dengan jaringan sekitarnya. Ultrasonografi dapat mengukur kedalaman suatu
benda di bawah permukaan kulit melalui selang waktu dipancarkan sampai dipantulkan
kembali gelombang ultrasonik.
Gelombang suara ultrasound memiliki frekuensi lebih dari 20.000Hz, tapi yang
dimanfaatkan dalam teknik ultrasonography (kedokteran) hanya gelombang suara dengan
frekuensi 1-15 MHz. Ultrasound memiliki sifat dasar :
a. Sangat lambat bila melalui media yang bersifat gas, dan sangat cepat bila
melalui media padat.
b. Semakin padat suatu media maka semakin cepat kecepatan suaranya.
c. Apabila melalui suatu media maka akan terjadi atenuasi atau pelemahan
intensitas suara.

3
4

Pemeriksaan USG dilakukan oleh Dokter spesialis Kebidanan dan Kandungan untuk
kasus kandungan dan kebidanan, namun untuk kasus – kasus di luar kandungan,
pemeriksaan dilakukan oleh Dokter Spesialis Radiologi.

2.2.1 Kelebihan dan Kekurangan


USG mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan yaitu :
1. Keuntungan menggunakan USG
a. Dapat mendeteksi kelainan anatomis pada organ dengan cepat dan akurat
b. Dapat mendeteksi pembengkakan atau penyusutan organ secara detail
c. Dapat mendeteksi antara tumor ganas dan jinak
d. Dapat mendeteksi batu pada kantung empedu / ginjal dengan diameter 2mm
e. Dapat mendeteksi adanya abses (nanah) pada organ dalam tubuh
f. Dapat mendeteksi adanya cairan atau pendarahan dalam rongga tubuh
g. Untuk melakukan deteksi / kelainan pada pembuluh darah di dalam tubuh
h. Menentukan fungsi jantung secara kualitatif maupun kuantitatif
i. Menentukan adanya kebocoran dan penyempitan katub, dan sebagainya
j. Menetapkan umur kehamilan, letak ari-ari dan jenis kelamin dari janin pada
kehamilan
k. Mendeteksi kelainan pada kandungan seperti pada kista indung telur, tumor, dan
lain-lain
l. USG dapat memantau gerakan janin
m. USG dapat memantau gerakan bernapas dan pada usia kehamilan 35 minggu,
janin sudah bisa merespon cahaya
n. USG memungkinkan dokter untuk merencanakan pemeriksaan lanjutan yang
lebih terarah, sehingga diagnosis dapat dilakukan lebih dini
o. Pemeriksaan USG tidak menimbulkan rasa sakit pasien
p. USG banyak digunakan untuk tuntutan dalam melakukan biopsy (pengambilan
jaringan) secara terarah di dalam organ tubuh
q. Pada bayi, USG berguna dalam menaksir otak dan saraf tunjang bayi yang baru
lahir
r. Penggunaan USG cukup aman dan tidak invasive sehingga tidak memerlukan
penerapan khusus
5

s. USG cukup aman digunakan berkali-kali bahkan dalam jarak waktu yang sangat
pendek
t. Pemeriksaan khas USG untuk memeriksa saluran-saluran darah
u. Gelombang USG tidak melibatkan sinar- X dan radiasi-radiasi yang lain.

2. Kerugian USG
a. Pada pemeriksaan kandung empedu dalam keadaan terisi memerlukan puasa
sekurang-kurangnya 8 jam
b. USG tidak dapat memeriksa organ-organ yang kurang baik memantulkan
gelombang suara frekuensi tinggi, yaitu yang berisi rongga udara seperti paru-
paru dan usus.

2.2 Bagian – Bagian Alat USG dan Fungsinya

Gambar 2.2. Bagian – Bagian Alat USG

a. Display (LCD) berfungsi untuk menampilkan gambar bagian tubuh yang


diperiksa menggunakan USG.
b. Transducer adalah komponen USG yang ditempelkan pada bagian tubuh yang
akan diperiksa, seperti dinding perut atau dinding poros usus besar pada
pemeriksaan prostat. Di dalam transduser terdapat kristal yang digunakan untuk
menangkap pantulan gelombang yang disalurkan oleh transduser. Gelombang
yang diterima masih dalam bentuk gelombang akusitik (gelombang pantulan)
sehingga fungsi kristal disini adalah untuk mengubah gelombang tersebut
menjadi gelombang elektronik yang dapat dibaca oleh komputer sehingga dapat
diterjemahkan dalam bentuk gambar.
c. Pulse controls untuk mengatur banyaknya pulsa.
6

d. Keyboard adalah tombol-tombol yang berisi huruf dan symbol yang digunakan
untuk mengisi identitas pasien.
e. Disk storage sebagai tempat penyimpanan data hasil pemeriksaan USG
f. Printer untuk mencetak hasil pemeriksaan USG.

2.3 Prinsip Kerja USG

Oscilator Transduser Objek Transduser

Monitor Receive

Gambar 2.3. Prinsip Kerja USG (Ultrasonografi)

Prinsip kerja dari USG ini sendiri menggunakan gelombang suara ultra dimana
memiliki frekuensi lebih tinggi yang berkisar antara 1 – 15 MHz (1–15 juta Hz).
Gelombang suara frekuensi tinggi tersebut dihasilkan oleh medan listrik dan kristal
piezo-electric. Generator pulsa (oscilator) berfungsi sebagai penghasil gelombang
listrik, kemudian oleh transducer diubah menjadi gelombang suara yang diteruskan ke
medium. Apabila gelombang suara mengenai jaringan yang memiliki nilai akustik
impedansi, maka gelombang suara akan dipantulkan kembali sebagai echo. Di dalam
media (jaringan) akan terjadi atenuasi, gema (echo) yang lebih jauh maka intensitasnya
lebih lemah dibandingkan dari echo yg lebih superficial. Pantulan gema akan ditangkap
oleh transducer dan diteruskan ke amplifier untuk diperkuat. Gelombang ini kemudian
diteruskan ke tabung sinar katoda melalui receiver seterusnya ditampilkan sebagai
gambar di layar monitor.

2.4 Perkembangan USG


2.4.1 Sejarah USG
Ultrasound pertama kali digunakan sesudah perang dunia I, dalam bentuk radar atau
teknik sonar (sound navigation and ranging) oleh Langevin tahun 1918 untuk mengetahui
adanya ranjau-ranjau atau adanya kapal selam. Menjelang perang dunia ke II (1937),
teknik ini digunakan pertama kali untuk pememeriksaan jaringan tubuh, tetapi hasilnya
belum memuaskan. Berkat kemajuan teknologi yang pesat, setelah perang
7

dunia ke II, USG berhasil digunakan untuk pemeriksaan alat-alat tubuh. Hoery dan
Bliss pada tahun 1952, telah melakukan pemeriksaan USG pada beberapa organ
misalnya pada hepar dan ginjal.

2.4.2 Jenis dan Tampilan Pemeriksaan USG


1. USG 2D

Gambar 2.4 Tampilan Citra USG 2D

USG 2 Dimensi ini mampu menampilkan gambar dua bidang yakni memanjang dan
juga melintang. USG ini menghasilkan gambar “datar” yang tidak terlalu jelas karena
terlihat hanya dari satu sisi dan biasanya sulit dipahami oleh pasien. USG 2D ini dapat
digunakan untuk melihat organ-organ internal, melihat gerakan bayi, mengukur panjang
dan berat janin, bahkan bisa untuk mendeteksi kelainan sebesar 80–90%. Dengan USG
2 Dimensi ini kita dapat mengamati gerakan janin akan tetapi harus mengetahui terlebih
dahulu bagaimana bentuk anatomi normal baru kemudian dapat menggambarkannya pada
citra 2 dimensi. Namun, jika dokter menemukan kecurigaan kelainan pada bayi, biasanya
dokter akan menyarankan Anda untuk melakukan USG dengan dimensi yang lebih tinggi.
Gambar hasil USG ini hanya bisa di-print. Biaya untuk USG ini paling murah dibanding
dengan USG 3D dan 4D.
8

3. USG 3D

Gambar 2.5. Tampilan Citra USG 3D


Melalui USG 3 Dimensi ini ada tambahan 1 bidang gambar lagi yang disebut
koronal. USG ini menghasilkan gambar tiga dimensi yang lebih detail sehingga mudah
dipahami oleh pasien. Yang mana Anda dapat melihat gambar yang tampil mirip seperti
aslinya. Selain melihat wajah janin di dalam kandungan, juga dapat melihat permukaan
tubuh janin tentunya dengan keadaan janin dari posisi yang berbeda-beda. USG 3D
dapat digunakan untuk melihat anatomi tubuh janin dan mendeteksi kondisi kelainan pada
janin, seperti kelainan bibir sumbing atau bayi terlilit tali pusar. Gambar yang dihasilkan
dengan USG 3D dapat disimpan dalam CD format jpg dan dilihat di komputer.
Biaya USG ini lebih mahal dibanding dengan USG 2D. Bahkan pada generasi
terakhir, tampilan organ dalam seperti halnya jantung, otak dan lain sebagainya sudah
lebih mudah dikenali dengan potongan tomografi yaitu suatu konsep yang mirip dengan
CT Scan.

4. USG 4D

Gambar 2.6. Tampilan Citra USG 4D


9

USG 4D ini biasa disebut juga sebagai SD live atau real time. USG ini paling
canggih karena dapat menghasilkan gambar tiga dimensi, lebih detail, akurat, dan
tampak seperti aslinya, sehingga seperti sebuah film. Pasien dapat melihat dengan jelas
bentuk anggota tubuh, gerakan janin, dan ekspresi wajahnya, seperti bentuk hidung
bayi, gerakan sedang mengisap jempol, atau menggerakan kaki . USG 4D ini dapat
mendeteksi kelainan pada janin dengan lebih jelas, seperti kelainan plasenta atau
kehamilan ektopik. Gambar yang dihasilkan dengan USG 4D dapat disimpan dalam
format jpg dan video serta dilihat di komputer. Biaya USG ini paling mahal dbanding
dengan USG 2D dan 3D.

5. USG Doppler

Gambar 2.7. Tampilan Citra USG 4D

Doppler Ultrasonografi (USG Doppler) saat ini sudah menjadi alat/ sarana
penunjang diagnostik pilihan untuk mendiagnosa aliran darah pada pembuluh darah.
Untuk mendapatkan hasil pemeriksaan yang akurat dan efektif, maka diperlukan
keterampilan khusus dalam pemeriksaan USG Doppler, karena ketepatan hasil
diagnostik sangat menentukan tindakan dan terapi selanjutnya yang harus dilakukan. USG
Doppler memeliki kelebihan yaitu :
a. Mampu mendeteksi aliran darah dan kecepatan aliran darah dengan efek
Doppler.
10

b. Mampu memberikan ruang informasi tentang ukuran, bentuk dan tingkat atau
besarnya aliran darah atau gejala kelainan darah yang terjadi pada pembuluh darah
(penyempitan/ stenosis, thrombus).
c. Mampu membedakan sifat tumor ganas atau jinak berdasarkan neo
vaskularisasi.
Pemeriksaan USG yang mengutamakan pengukuran aliran darah terutama aliran tali
pusat. Alat ini digunakan untuk menilai keadaan/kesejahteraan janin. Penilaian
kesejahteraan janin meliput :
a. Gerak napas janin (minimal 2x/10 menit).
b. Tonus (gerak janin).
c. Indeks cairan ketuban (normalnya 10-20 cm).
d. Doppler arteri umbilikalis.
e. Reaktivitas denyut jantung janin.
Transduser pada alat USG memiliki beberapa tipe yaitu :
1. Transduser Obstetrik
Transduser tipe linier/konveks yang dapat digunakan antara 3,5-5 MHz dengan
fokus 7-9cm.
2. USG Umum
Selain USG pelvis, meliputi abdomen bagian atas pada pasien dewasa dan
pelvis, maka transduser sektor/ konveks 3,5 Mhz, fokus 7-9 cm.
3. USG Pediatrik
a. Untuk anak-anak, Transduser 5Mhz fokus 5-7cm
b. Untuk scanning otak neonatik, transduser 7,5 Mhz

2.5 SOP (Standar Operasional)


A. Pengoperasian
1. Tekan tombol Power pada pesawat USG, biarkan beberapa waktu untuk ‘boot up’.
2. Untuk memulai penamaan data, tekan tombol ‘Pasien’, gunakan track ball dan
keyboard untuk mengisi data pada sheet pasien.
11

Gambar 2.13. Memasukkan data pasien

3. Sebelum menggunakan pastikan probe transduser terpasang dengan baik, pastikan


knob tidak kendor.

Gambar 2.14. Memastikan probe transduser

4. Untuk memulai melakukan pemeriksaan pertama-tama pilih ‘Probe Menu’


5. Tipe Linear baik untuk mendapatkan hasil resolusi yang tinggi.
6. Tipe Konveks/Curve untuk pemeriksaan struktur yang lebih dalam.

Gambar 2.15. Memilih tipe konveks atau curve untuk pemeriksaan

7. Untuk melakukan pemeriksaan pada pasien, oleskan gel pada pasien dan gunakan
probe yang telah dipilih.
8. Jika ingin melakukan pengamatan 2Dimensi pilih tombol 2D, begitu pula dengan
3 Dimensi, tekan tombol 3D.
12

9. Pada awal pemeriksaan setting ‘depth’ dan ‘zoom’, dengan menggunakan tombol
‘depth & zoom’.

Gambar 2.16. Mengatur depth dan zoom

10. Untuk mengatur TGC (Time Gain Compensation) geser knob-knob ke kanan atau
kekiri, knob paling atas untuk titik yang teratas (kurang dalam) semakin ke
bawah, semakin dalam.

Gambar 2.17. Mengatur TGC

11. Jika sudah mendapatkan visualisasi hasil USG yang diinginkan kita dapat
menekan tombol Freeze. Gunakan tombol Store jika ingin menimpan gambar.
12. Pada hasil Scan yang sudah di freeze, kita dapat memberi label pada hasil scan
dengan cara menekan tombol penamaan (ABC button), lalu beri penamaan
dengan keyboard.
13

13. Jika ingin melakukan pengukuran pada objek yang di scan, gunakan tombol
‘Measure’, gunakan Track Ball & tombol ‘Set’ untuk menentukan mark
(titik/tanda) agar dapat dilakukan pengukuran, panjang atau lebar objek.

Gambar 2.18. Mengatur measure

14. Untuk melakukan pengukuran volume (pada ginjal contohnya) lakukan


pengukuran seperti diatas, hanya saja diperlukan 3 tipe pengukuran, yaitu,
panjang, lebar, dan tinggi (kedalaman).
15. Setelah selesai melakukan pengamatan, matikan alat dengan menekan OFF
tombol Power.
B. Pemeliharaan
1. Merawat probe/transducer :
a. Bersihkan probe dari sisa jelly ketika jadwal pemeriksaan telah berakhir.
b. Ketika probe tidak dipakai, selalu tempatkan probe di tempat gantungan probe
yang biasa.
c. Pastikan gantungan probe kering dan bersih dari sisa jelly
d. Hindari menyimpan probe di suhu yang panas atau terkena paparan sinar
matahari langsung.
e. Simpan probe di tempat yang terpisah dengan instrument yang lain.
f. Ketika menyimpan probe, gunakan klip kabel probe untuk mengamankan kabel
probe.
14

2. Pemeliharaan untuk alat USG


1. Bersihkan secara berkala alat USG untuk menghindari adanya debudebu yang
menempel
2. Simpan alat USG pada tempat yang kering dan sejuk
3. Tutup alat USG setelah digunakan untuk menghindari adanya debudebu yang
menempel.
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Ultrasonografi (USG) merupakan salah satu imaging diagnostic (pencitraan diagnostic) untuk
pemeriksaan alat-alat tubuh, dimana kita dapat mempelajari bentuk, ukuran, anatomis, gerakan, serta
hubungan dengan jaringan sekitarnya. Gelombang suara ultrasound memiliki frekuensi lebih dari
20.000Hz, tapi yang dimanfaatkan dalam teknik ultrasonography (kedokteran) hanya gelombang
suara dengan frekuensi 1-10 MHz.
Prinsip kerja dari USG ini sendiri menggunakan gelombang suara ultra dimana memiliki
frekuensi lebih tinggi yang berkisar antara 1 – 15 MHz (1–15 juta Hz). Gelombang suara
frekuensi tinggi tersebut dihasilkan oleh medan listrik dan kristal piezo-electric. Generator
pulsa (oscilator) berfungsi sebagai penghasil gelombang listrik, kemudian oleh transducer
diubah menjadi gelombang suara yang diteruskan ke medium. Apabila gelombang suara
mengenai jaringan yang memiliki nilai akustik impedansi, maka gelombang suara akan
dipantulkan kembali sebagai echo.

15
15
DAFTAR PUSTAKA

News Letter, Integra.2016.Ultrasonografi (USG).www.integra.co.id.


Margiyani S.Si, Lenni.Sains Untuk Paramedis.Pustaka Baru Press : Yogyakarta.
Trisakti W, Dinda, dkk.2015.Makalah Praktek Diagnostik II Tentang Ultrasonografi (USG).
Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya : Jurusan Teknik Elektromedik.

16
16

Anda mungkin juga menyukai