Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

APLIKASI RADIASI SINAR-X DI BIDANG KEDOKTERAN

UNTUK MENUNJANG KESEHATAN MASYARAKAT. Radiasi sinar-X

merupakan suatu gelombang elektromagnetik dengan gelombang pendek

Gelombang elektromagnetik banyak jenisnya antara lain sinar lampu, ultra violet,

infra merah, gelombang radio, dan TV. Sinar-X mempunyai daya tembus yang

cukup tinggi terhadap bahan yang dilaluinya. Dengan demikian sinar-X dapat

dimanfaatkan sebagai alat diagnosis dan terapi di bidang kedokteran nuklir.

Perangkat sinar-X untuk diagnosis disebut dengan photo Rontgen

sedangkan yang untuk terapi disebut Linec (Linier Accelerator). Dengan

perkembangan teknologi dewasa ini maka photo Rontgen dapat di tingkatkan

fungsinya lebih luas yaitu melalui alat baru yang disebut dengan CT. Scan

(Computed Tomography Scan). Adanya peralatan peralatan yang menggunakan

sinar-X maka akan membantu dalam mendiagnosis dan pengobatan (terapi) suatu

penyakit, sehingga dapat meningkatkan kesehatan masyarakat. Untuk di tingkat

daerah peralatan yang menggunakan sinar-X masih terbatas hanya pada pesawat

Rontgen. Karena pesawat radioterapi membutuhkan catu daya listrik yang cukup

besar, pada hal sumber listrik di daerah relatip masih rendah. Oleh sebab itu

pembahasan disini lebih dititik beratkan pada penggunaan sinar-X untuk pesawat

Rontgen.

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................. ii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 2

BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Pengertian Rontgen Dan Hal-Hal Yang Berkaitan Dengan Rontgen : . 3
2.2.Tujuan ................................................................................................... 3
2.3.Indikasi .................................................................................................. 3
2.4 Contohnya ............................................................................................. 5
2.5 Sejarah Ditemukannya Sinar X – Sinar Rontgen untuk Keperluan
Medis dan Lainnya ...................................................................................... 6

BAB III
PENUTUP
3.1.KESIMPULAN .................................................................................... 8
3.2.SARAN ................................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Untuk menilai seorang pasien, petugas kesehatan tidak hanya melakukan dengan
fisiknya, akan tetapi juga memerlukan data dari pemeriksaan lainnya, antara lain
pemeriksaan radiologi (foto thoraks/ rontgen). Informasi yang diperoleh dari foto
thoraks menjadi penting, karena bidan sebagai petugas kesehatan yang
mendampingi pasien juga perlu mengetahui pemeriksaan ini, selain pemeriksaan
fisik. Apabila bidan dapat memahami dan mengerti mengenai thoraks foto, maka
bidan dapat mengenali sedini mungkin kelainan yang terjadi pada pasien sehingga
keadaan yang lebih lanjut bahkan kematian dapat diatasi dengan cepat.
Sejarah Pemeriksaan Rontgen :
1. Teknologi rontgen sudah digunakan lebih dari satu abad yang lalu.
2. Tepatnya sejak 8 November 1890 ketika fisikawan terkemuka berkebangsaan
Jerman, Conrad Rontgen, menemukan sinar yang tidak dikenalinya, yang
kemudian diberi label X.
3. Sinar ini mampu menembus bagian bagian tubuh manusia, sehingga dapat
dimanfaatkan untuk memotret bagian – bagian dalam tubuh.
4. Berkat jasanya bagi dunia kedokteran, banyak nyawa bisa diselamatkan,
hingga ia mendapat penghargaan Nobel di tahun 1901.
5. Pada prinsipnya sinar yang menembus tubuh ini perlu dipindahkan ke format
film agar bisa dilihat hasilnya.
6. Seiring dengan kemajuan teknologi,kini foto Rontgen juga sudah bisa
diproses secara digital tanpa film.
7. Sementara hasilnya bisa disimpan dalam bentuk CD atau bahkan dikirim ke
berbagai belahan dunia menggunakan teknologi e-mail.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat kita simpulkan bahwa rumusan
masalahnya adalah:
1. Apa pengertian dari rontgen?
2. Tujuan ?
3. Indikasi?
4. Contohnya ?
5. Sejarah Sina- X ?

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.Pengertian Rontgen Dan Hal-Hal Yang Berkaitan Dengan Rontgen :


Foto rontgen adalah alat yang menggunakan sinar sebagai cara untuk
mampu menembus bagian tubuh manusia, sehingga dapat dimanfaatkan untuk
memotret bagian-bagian dalam tubuh.
Pada prinsipnya sinar yang menembus tubuh ini perlu dipindahkan ke
format film agar bisa dilihat hasilnya. Seiring dengan kemajuan teknologi, kini
foto rontgen juga sudah bisa diproses secara digital tanpa film. Sementara
hasilnya bisa disimpan dalam bentuk CD atau bahkan dikirim ke berbagai belahan
dunia menggunakan teknologi e-mail.
1. Rontgen atau dikenal dengan sinar X merupakan pemeriksaan yang
memanfaatkan peran sinar X dalam mendeteksi kelainan pada berbagai organ
diantaranya dada, jantung, abdomen, ginjal, ureter, kandung kemih, tengkorak,
rangka.
2. Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan radiasi radiasi sinar X yang
sedikit karena tingginya kualitas film sinar X dan digunakan untuk melakukan
skrinning dari berbagai kelainan yang ada pada organ.

2.2.Tujuan
1. Mendapatkan gambaran dan mengetahui kelainan anatomis tubuh.
2. Dapat mempertanggung jawabkan dalam memberikan perawatan.
3. Membantu menegakkan diagnosa.

2.3.Indikasi
Sinar X yang digunakan untuk foto rontgen merupakan sinar yang dapat
menyebarkan radiasi. Meski demikian, manfaat yang didapat dari teknologi ini
lebih banyak ketimbang risikonya jika dilakukan dengan benar. Itulah mengapa,
bila dianggap perlu bayi yang baru lahir pun bisa menjalani tindakan ini untuk
menegakkan diagnosis ada tidaknya kelainan dalam tubuhnya. Tindakan ini

3
dilakukan semata-mata untuk memudahkan penatalaksaan selanjutnya. Akan
tetapi harus diingat bahwa permintaan foto rontgen harus berasal dari dokter yang
menanganinya, apakah ada indikasi, selain telah mempertimbangkan masak-
masak manfaat dan kerugiannya.
Contoh indikasi yang menjadi pertimbangan adalah:

1. Sesak napas pada bayi. Untuk memastikan ada tidaknya kelainan di


toraksnya (rongga dada), dokter membutuhkan foto rontgen agar
penanganannya tepat. Karena ada begitu banyak penyakit yang
memunculkan gejala sesak napas namun membutuhkan penanganan yang
jelas-jelas berbeda. hasil foto rontgen dapat membantu dokter menegakkan
diagnosis.
2. Bayi muntah hijau terus-menerus. Bila dokter mencurigai muntahnya
disebabkan sumbatan di saluran cerna, maka pengambilan foto rontgen
pun akan dilakukan. Pertimbangan dokter untuk melakukan tindakan ini
tidak semata-mata berdasarkan usia, melainkan lebih pada risk and benefit
alias risiko dan manfaatnya.
3. Deteksi masalah pada tulang, paru-paru, usus, dan organ dalam lainnya .
Bagi balita sampai kalangan dewasa, foto rontgen lazimnya dimanfaatkan
untuk mendeteksi masalah pada tulang, paru-paru, usus, dan organ dalam
lainnya.

4
2.4 Contohnya :

5
2.5 Sejarah Ditemukannya Sinar X – Sinar Rontgen untuk Keperluan Medis
dan Lainnya
Sejarah ditemukannya sinar X – sinar rontgen – yang merupakan salah satu
perkembangan di bidang teknologi dunia fisika dimulai pada tahun 1895 saat
Wilhelm Conrad Roentgen menemukan sebuah layar barium platinocyanide yang
bercahaya di laboratoriumnya ketika ia sedang melakukan generasi terhadap sinar
katoda dalam tabung Crooke dengan jarak yang agak jauh. Karena hal ini, ia
menghentikan pekerjaannya di Universitas Wurzburg dimana ia ditunjuk menjadi
kepala riset dan ia menghabiskan waktu 6 minggu di laboratorium, bekerja
sendiri, dan tidak membagikan apapun kepada kolega-koleganya. Meskipun
bukan yang pertama mengamati efek sinar X, Rontgen dianggap sebagai penemu
sinar X karena ia yang pertama mempelajarinya. Rontgen juga yang memberi
nama “sinar X”, dimana X bisa berarti sebuah angka yang tidak diketahui.
Beberapa orang juga menyebut sinar X dengan nama sinar Rontgen.

Penemuan dan Sejarah Ditemukannya Sinar X – Sinar Rontgen


Sebelum menjadi pelopor sejarah ditemukannya sinar X – sinar Rontgen, Wilhelm
Rontgen hanyalah anak muda biasa yang ingin bersekolah di University of
Utrecht tapi tidak memenuhi persyaratan yang diajukan. Ia kemudian melanjutkan
studinya di Zurich, pada sebuah institut dengan nama Federal Polytechnic
Institute yang kini bernama ETH Zurich. Setelah berhasil masuk, Rontgen
memilih untuk mengambil jurusan mechanical engineering. Pada tahun 1869, ia
lulus dengan gelar Ph.D dari University of Zurich dimana ia bertemu Professor
August Kundt yang ia ikuti terus hingga University of Strassburg pada tahun
1873. Mulai tahun 1874, Rontgen menjadi tenaga pengajar bermula dari
University of Strassburg dan dilanjutkan sebagai professor di Academy of
Agriculture di Hohenheim, Wurttemberg. Ketika pada tahun 1888 dia menjabat
sebagai salah satu orang dalam kursi fisikawan di University of Wurzburg, dia tak
pernah menyangka bahwa ia akan menjadi penulis sejarah ditemukannya sinar X
– sinar Rontgen.

6
Pada tahun 1895, Rontgen sedang menginvestigasi tentang efek eksternal dari
berbagai macam perlengkapan tabung vakum – perlengkapan peninggalan dari
Heinrich Hertz, Johann Hittorf, William Crookes, Nikola Tesla, dan Philipp von
Lenard – ketika ada arus listrik yang dilewatkan melalui mereka hingga ia tak
sengaja melihat sebuah layar barium platinocyanide yang bercahaya di
laboratoriumnya ketika ia sedang melakukan generasi terhadap sinar katoda dalam
tabung Crooke dengan jarak yang agak jauh setelah sebelumnya pada bulan
November, ia melakukan eksperimen menggunakan tabung Lenard di mana
kemudian ia menambahkan jendela aluminium untuk membuat sinar katoda
keluar dari tabung, tapi malah menyadari sinar katoda tadi menyebabkan efek
fluorescent.
Pada siang hari tanggal 8 November 1895, sejarah ditemukannya sinar X –
sinar Rontgen – dimulai dengan Rontgen yang sudah yakin untuk melakukan
pengetesan ide yang ia miliki. Dengan hati-hati, ia membuat penutup dari kardus
hitam yang sama dengan yang ia gunakan pada tabung Lenard. Sebelum
percobaan dilakukan, Rontgen menggelapkan ruangan tempat tes dilakukan untuk
mengetahui tingkat kegelapan dari penutup kardus itu. Ketika Rontgen
melewatkan tegangan lewat coil Ruhmkorff, ia yakin bahwa penutup tersebut
kedap cahaya dan siap memulai bagian berikutnya dalam sejarah ditemukannya
sinar X – sinar Rontgen. Pada masa inilah Rontgen menyadari ada sebuah kilau
lemah yang berasal dari sebuah bangku beberapa kaki dari tabung. Rontgen
berspekulasi bahwa ada sebuah sinar baru yang bertanggung jawab akan hal ini,
dan ia kembali melakukan eksperimen serta menuliskan beberapa catatan.
Percobaan pertama dari sinar baru yang diberi nama “sinar X” oleh Rontgen ini
baru dilakukan 2 minggu setelah penemuannya dimana ia mengambil foto sinar-X
menggunakan tangan dari istrinya, Anna Bertha. Ketika Anna Bertha melihat
tulangnya dan berteriak “Aku telah melihat kematianku!” inilah orang-orang
menganggap penemuan sinar X mulai tercatat sebagai bagian dari perkembangan
teknologi fisika.

7
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa banyak faktor yang


berpengaruh pada pemanfaatan radiasi sinar-X untuk menunjang kesehatan
masyarakat antara lain.
1. Terbatasnya tenaga medis, ini sangatberpengaruh terhadap kelancaran
pelayanan penggunaan pesawat radiasi.
2. Faktor perawatan merupakan kegiatan yang sangat diperlukan pada
operasi pesawat radiasi.
3. Beban pelayanan perlu dipertimbangkan untuk menjaga ketahanan elemen
pesawat.
4. Penyediaan suku cadang juga perlu dipersiapkan, agar pada saat terjadi
kerusakan dapat cepat diatasi, sehingga tidak menggangu pelayanan.
5. Teknisi ahli sangat diperlukan untuk menjaga tetap berlangsungnya
operasi pesawat radiasi.

3.2 SARAN
Setelah membaca makalah ini penulis menyarankan kepada masyarakat
untuk tidak menjadikan foto rontgen ini sebagai penghalang dalam mendiagnosis
suatu penyakit, mengingat masih banyak nya anggapan-anggapan buruk
masyarakat terhadap rontgen ini.

8
DAFTAR PUSTAKA

1. ARIF JAUHARI, 2008, ”Berkas Sinar-X dan Pembentukan gambar pada


Pesawat sinar-X”, Puskaradim, Jakarta.
2. BAMBANG .SW, 1986, ”Fisika Atom”, Karunika, Jakarta
3. CHOLID BADRI, 1998, ”Aspek Pemeliharaan Sarana Radiasi”, Instalasi
Radioterapi RS.Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta.
4. DARMAWAN, 1987, ”Fisika Zat Padat”, Karunika, Jakarta
5. MUKHLIS AKHADI, 2001, ”Napak Tilas 106 Tahun Perjalanan Sinar-X”,
PKRBNBATAN, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai