Anda di halaman 1dari 13

RANCANG BANGUN KURSI RODA UNTUK MENINGKATKAN MOBILITAS

PENGGUNA SAAT BANJIR DENGAN METODE VALUE ENGINEERING


Rahmad Hendri Pramudita¹), Nurwidiana ST, MT, 2) Akhmad Syakhroni, ST, M.Eng.3)
1)
Mahasiswa Jurusan Teknologi Industri FTI UNISSULA
2), 3)
Dosen Jurusan Teknologi Industri FTI UNISSULA
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
Jl.Raya Kaligawe KM.4 Semarang

Abstraks

Perubahan iklim yang tidak menentu sering memberikan dampak meluapnya air
secara berlebihan yang mengakibatkan banjir, banjir ini akan membawa sekelompok orang
dalam suatu kesulitan dalam melakukan pergerakan. Terutama bagi mereka yang memiliki
keterbatasan untuk bergerak atau berpindah tempat seperti orang yang cacat fisik (khususnya
penyandang cacat kaki), pasien rumah sakit yang tidak diperbolehkan untuk melakukan
banyak aktivitas fisik, orang tua (lansia), dan orang-orang yang memiliki resiko tinggi untuk
terluka bila berjalan. Mengingat di Indonesia banyak daerah yang hampir setiap tahun terjadi
banjir, kejadian ini mengakibatkan banyaknya difabel kesulitan untuk bergerak secara leluasa
jika saat banjir tiba. Sehingga dengan demikian dirancang kursi roda untuk meningkatkan
mobilitas pengguna saat banjir.
Tujuan dari penelitian ini berupa menghasilkan desain yang menarik dan sederhana,
Efektif Nyaman Aman Sehat Efisien dan Ergonomis dan dapat meningkatkan mobilitas saat
banjir. Pengumpulan data dilakukan dengan kuantitatif. Perancangan kursi roda yang penulis
lakukan mengikuti prinsip-prinsip ergonomis (antrophometry), dan ukuran mengikuti ukuran
kursi roda yang ada di rumah sakit yang sudah dinyatakan ergonomis. Perbaikan yang penulis
telah di lakukan yaitu penambahan fungsi baru berupa pelampung yang sifatnya portable
untuk memberikan keseimbangan mengapung di saat kondisi banjir dan kincir untuk
memudahkan berjalan diatas air banjir, lampu untuk menerangi jalan dimalam hari,
penambahan penutup kepala untuk mengurangi teriknya sinar matahari, penambahan busa
pada pada kursi roda
Kata kunci: Kursi Roda, Banjir, Value Engineering

1. Pendahuluan kemampuan mobilitas bagi orang yang


1.1 Latar Belakang memiliki kekurangan seperti: orang yang
Kursi roda (wheelchair) merupakan cacat fisik (khususnya penyandang cacat
alat transportasi bagi manusia yang kaki), pasien rumah sakit yang tidak
memiliki keterbatasan untuk dapat diperbolehkan untuk melakukan banyak
berpindah dari satu tempat ke tempat lain, aktivitas fisik, orang tua (manula), dan
baik dari tempat yang datar, tinggi orang–orang yang memiliki resiko tinggi
maupun rendah. Kursi roda juga sering untuk terluka, bila berjalan sendiri.
digunakan untuk meningkatkan
Banyak daerah yang rawan banjir,
danau, dan pinggiran sungai sering 1.2 Perumusan Masalah
tergenang banjir, untuk wilayah Semarang Rumusan masalah dalam penelitian
anatara lain di Kaligawe, Genuk, adalah:
Telogosari dan daerah lainnya. Oleh sebab
1. Bagaimana merancang dan
itu jika pengguna kursi roda tersebut
mengembangkan kursi roda untuk bisa
berada dalam keadaan banjir tentunya
mengapung dan berjalan di air dengan
akan mengakibatkan adanya keterbatasan
metode Value Engineering?
untuk bergerak, dan apabila pengguna
kursi roda diwaktu itu tidak ada yang 2. Bagaimana meningkatkan nilai/fungsi
menolong, maka mereka para pengguna pada kursi roda agar pengguna mampu
kursi roda mengalami kesulitan untuk tetap bergerak pada kondisi banjir?
menyesuaikan diri di air untuk menolong
dirinya sendiri maupun orang lain, 1.3 Pembatasan Masalah
Perencanaan dan pengembangan produk
merupakan semua proses yang Untuk menghindari meluasnya
berhubungan dengan keberadaan produk masalah serta agar dalam proses penulisan
yang meliputi segala aktivitas mulai dari peneliti dapat terarah maka dilakukan
identifikasi keinginan konsumen sampai pembatasan masalah sebagai berikut:
fabrikasi, penjualan dan pengiriman dari
produk (Widodo, 2003). Pengembangan 1. Perencanaan dan pengembangan
untuk meningkatkan mobilitas gerak saat produk
banjir ini dapat dilakukan dengan berbagai
2. Fokus persoalan kursi roda dapat
metode, salah satunya adalah perencanaan
mengapung dan berjalan di air.
dan pengembangan dengan metode Value
Engineering. 3. Banjir diartikan sebagai melimpahnya
air yang mengakibatkan terendamnya
Value Engineering merupakan teknik daratan dengan aliran air kecil atau
untuk mengidentifikasikan fungsi produk dalam keadaan tenanag.
atau jasa yang bertujuan memenuhi fungsi
yang diperlukan dengan harga yang 4. Efektif penggunaan pelampung
terendah (paling ekonomis) (Imam minimal dengan ketinggian air 40 cm.
Soeharto, 1995 yang dikutip dari Society
5. Memunculkan 1 alternatif
Of American Value Engineers).

Berdasarkan latar belakang diatas


maka tema pada penelitian ini adalah 1.4 Tujuan Masalah
“Rancang Bangun Kursi Roda untuk Adapun tujuan dilakukan penelitian
Meningkatkan Mobilitas Pengguna ini adalah:
Saat Banjir Dengan Metode Value 1. Untuk merancang dan
Engineering”. mengembangkan kursi roda yang
dapat mengapung dan berjalan di pengelolahan analisa dan pembahasan
kondisi banjir. serta kesimpulan dan saran.
2. Untuk mendapatkan nilai atau
fungsi baru pada kursi roda. Bab IV Hasil Penelitian dan
Pembahasan.
1.5 Manfaat Penelitian
Pada bab ini berisi tentang data hasil
Manfaat dari penelitian dalam tugas
penelitian yang dilakukan, pengelolahan
akhir adalah:
data dan analisa yang didasarkan atas hasil
1. Membantu pengguna kursi roda
pengelolahan data yang dilakukan.
untuk dapat menyesuaikan diri
serta dapat bergerak secara
Bab V Kesimpulan dan Saran
leluasa ketika kondisi banjir.
Pada bab ini berisi tentang
2. Memberikaan nilai atau fungsi
kesimpulan berdasarkan analisa dari
yang lebih terhadap kursi roda.
pengelolahan data dan saran-saran yang
memuat usulan untuk kemajuan
1.6 Sistematika Penulisan
pengembangan kursi roda.
Adapun sistematika penulisan untuk
penelitian tugas akhir ini adalah sebagai BAB II Landasan Teori
berikut: 2.1 Kursi Roda.
Bab I Pendahuluan Menurut Kamus Besar Bahasa
Pada bab ini menjelaskan tentang latar Indonesia kursi adalah tempat duduk yang
belakang, permasalahan, batasan dan berkaki dan memeiliki sandaran,
asumsi, tujuan praktikum, manfaat sedangkan roda adalah barang bundar
praktikum, dan sistematika penulisan. (berlingkar dan biasanya berjeruji).
Sehingga dari penegrtian diatas kursi roda
BAB II Tinjauan Pustaka (wheelchair) dapat diartikan sebagai salah
Pada bab ini berisi penjelasan konsep satu alat bantu tempat duduk bagi
dan prinsip dasar yang diperlukan untuk penggunanya untuk dapat berpindah dari
menentukan masalah tugas akhir, satu tempat ke tempat lain, baik di tempat
rangkuman singkat materi-mater dengan datar maupun dari tempat rendah ketempat
penelitian tugas akhir ini yaitu yang lebih tinggi tinggi (tempat
perancangan dan pengembang produk. menanjak). Kursi roda juga sering
digunakan untuk meningkatkan
Bab III Metodologi Penelitian kemampuan mobilitas bagi orang yang
Pada bab ini berisi memuat jalannya memiliki kekurangan seperti: orang yang
proses atau tahapan mengenai langkah- cacat fisik (kususnya penyandang cacat
langkah pelaksanaan pengerjaan penelitian kaki), pasien rumah sakit yang tidak
tugas akhir ini dengan sistematik yang diperbolehkan untuk melakukan banyak
meliputi, identifikasi masalah, perumusan aktivitas fisik, orang tua (manula), dan
masalah dan tujuan penelitian, studi orang–orang yang memiliki resiko tinggi
lapangan literature, pengumpulan data, untuk terluka, bila berjalan sendiri.
2.2. Perancangan dan Pengembangan
2.1.1Jenis Kursi Roda Produk
1. Manual Wheelchair 2.2.1 Produk
Kursi roda jenis ini adalah yang Produk merupakan titik pusat dari
paling banyak digunakan oleh kegiatan pemasaran karena produk
sebagaian besar penggunanya dan merupakan hasil dari suatu perusahaan
yang paling laku dipasaran. yang dapat ditawarkan ke pasar untuk di
2. Manual Sport Wheelchair konsumsi dan merupakan alat dari suatu
Kursi roda ini ringan didesain untuk perusahaan untuk mencapai tujuan dari
memenidahkan pusat gaya berat perusahaannya. Suatu produk harus
untuk memperoleh pergerakan dan memiliki keunggulan dari produk-produk
stabilitas yang lebih besar dari pada yang lain baik dari segi kualitas, desain,
manual wheelchair. bentuk, .ukuran, kemasan, pelayanan,
3. Power Wheelchair garansi, dan rasa agar dapat menarik minat
Kursi roda ini digerakkan konsumen untuk mencoba dan membeli
menggunakan tenaga beterai dengan produk tersebut.
power supply 12, 24, 36 volt.
Penggunaan batrai menyebabkan 2.2.2 Pengembangan produk
tenaga kerja lebih ringan dari pada Pengembangan produk terdiri dari
secara manual. atas pengembangan produk yang meliputi
4. Power Alternatives rencana produksi, distribusi dan
Kursi roda ini bersifat seperti kursi penjualannya. Pengembangan produk
yang dilengkapi dengan motor akan tidak berdiri sendiri, melainkan bagian
teteapi tidak seperti kursi roda, dari proses inovasi industri.
kebanyakan model ini mempunyai Pengembangan produk ini meliputi
tiga roda dan menyerupai kereta golf hampir semua aspek dalam perusahaan.
atau motor scooter.
2.1.2 Kerangka Kursi Roda Menurut Ada beberapa alasan mengapa
ISO 7176-5 perlunya proses pengembangan produk
yang baik, antara lain (Ulrich dan
Eppinger, 1995):
a. Jaminan kualitas b. Koordinasi:
c. Rencana d. Manajemen
e. Improvisasi

Gambar 2.1 Posisi tubuh pemakai kursi roda yang 2.2.3 Karakteristik Kesuksesan
direkomendasikan oleh ISO 7176-5 Perancangan dan Pengembangan
Produk
Dalam Pandangan perusahaan
yang berorientasi pada keuntungan (Profit
Oriented Enterprise), kesuksesan
perancangan dan pengembangan produk 2. Meningkatkan performance dengan
ditentukan oleh: tetap mempertahankan biaya.
 Kualitas produk 3. Meningkatkan performance dan
 Biaya menurunkan biaya.
 Waktu Pengembangan
 Biaya Pengembangan 2.3.3 Pengertian Fungsi
 Kemampuan Pengembangan Fungsi merupakan salah satu
bagian yang sangat penitng dalam
2.3 Value Engineering pembahasan rekayasa nilaikarena setiap
2.3.1 Pengertian Value Engineering produk akan dirancang untuk
Value Engineering adalah usaha meningkatkan nilai yang telah ditentukan.
yang terorganisasi secara sistematis dan Konsep fungsi digunakan dalam value
mengaplikasikan suatu teknik yang telah engineering untuk menyederhanakan
diakui, yaitu teknik mengidentifikasikan penggambaran tujuan
fungsi produk atau jasa yang bertujuan
2.3.4 Rencana Kerja Rekayasa Nilai
memenuhi fungsi yang diperlukan dengan
Perancanaan yang baik akan
harga yang terendah (paling ekonomis).
menghasilkan nilai kerja yang baik pula.
(Imam Soeharto, 1995 yang dikutip dari
Begitu pula dalam perancangan produk
Society Of American Value Engineers).
yang tidak terlepas dari usaha untuk
Kesalahan-kesalahan dalam
menuju kebaikan agar produk tersebut
perancangan antara lain disebabkan oleh
mampu diterima ditengah-tengah
beberapa hal sebagai berikut:
konsumen. Berikut diuraikan rumusan
1. Kendala waktu
rencana kerja standar yaitu:
2. Kualitas Informasi
1. Fase informasi
3. Aspek Kebiasaan
2. Fase Kreatif
4 Lingkungan tidak mendukung
3. Fase Analisa
kreatifitas
4. Fase Pengembangan
5. Kurang memiliki wawawsan biaya
5. Fase Rekomendasi
2.3.2 Penertian dan Karakteristik Value
2.3.5 Beberapa Teknik /Alat Rekayasa
Engineering
Nilai
Nilai adalah kegunaan dari suatu
1. Function Analysis System’s
produk atau jasa, sehingga nilai dapat
Technique
berupa kegunaan (use value), Kebanggan
FAST adalah suatu jalan pemetaan
(esteem value), nilai tukar (exchange
fungsi secara sistematik dan merupakan
value) dan biaya (cost value). Sehingga
teknik penyelesaian masalah dengan
untuk meningkatkan nilai dari suatu
mengidentifikasi fungsi-fungsi yang
produk dapat dilakukan dengan tiga tahap,
dibutuhkan produk untuk dapat bekerja
yaitu
dan fungsi pendukung lainya.
1. Mengurangi biaya dengan tetap
menjaga performance.
2. Matriks Zero One 2.4 Proses Pengembanagan Generic
Matriks Zero One digunakan Menurut Karl T. Ulric (2001)
untuk menentukan bobot/nilai kepentingan Proses adalah merupakan urutan langkah-
atau performansi dari setiap fungsi atau langkah perubahan sekumpulan input
alternative. Cara pelaksanaan metode ini menjadi sekumpulan output. Kebanyakan
adalah dengan mengumpulkan fungsi- orang terbiasa dengan proses-proses
fungsi yang tingkatanya sama, kemudian secara fisik, seperti halnya proses
disusun dalam suatu matriks zero-zero memegang kue atau proses merakit mobil.
yang berbentuk bujur sangkar, kemudian Menurut Karl T. Ulric (2001)
dilakukan penilaian fungsi-fungsi secara terdapat Enam fase dalam proses
berpasangan sehingga dengan matriks pengembangan secara umum adalah:
akan terisi satu dan nol, kecuali diagonal 1. Perencanaan
utama yang berisi x, nilai-nilai pada Kegiatan perencanaan sering dirujuk
matrik ini kemudian dijumlah menurut sebagai “zero fase” karena kegiatan
baris. ini mendahului persetujuan proyek
dan proses peluncuran pengembangan
3. Matrik Evaluasi produk actual.
Matrik evaluasi adalah suatu alat 2. Pengembanagn Konsep: Pada fase
pengambilan keputusan yang dilakukan pengembangan konsep, kebutuhan
dengan mempertimbangkan banyak pasar target diidentifikasi, alternative
kriteria baik kriteria kualitatif (tidak dapat konsep-konsep produk dibangkitkan
diukur) dan kriteria kuantitatif (dapat dan dievaluasi, dan satu atau lebih
diukur), seperti estetika, kekuatan, konsep dipilih untuk pengembanagan
keamanan, kenyamanan, pemeliharan dan dan percobaan lebih jauh.
3. Perancangan Tingkat Sistem: Fase
sebagainya.
perencanaan tingkat sistem
mencangkup definisi arsitektur
2.3.6 Uji Validasi dan Raebility
produk dan uraian menjadi
Validitas adalah suatu ukuran
subsistem-subsistem serta
yang menunjukkan bahwa variabel yang
komponen-komponen..
diukur memang benar-benar variabel yang
4. Perancangan detail: Fase
hendak diteliti oleh peneliti (Cooper dan
perancangan detail mencangkup
Schindler, dalam Zulganef, 2006)
sepesifikasi lengkap dari bentuk,
Reliabilitas adalah ukuran yang
material dan toleransi-toleransi dari
menujukkan bahwa alat ukur yang
seluruh komponen unik pada produk
digunakan dalam penelitian keperilakukan
dan identifikasi seluruh komponen
mempunyai keandalan sebagai alat ukur,
standar yang dibeli dari pemasok.
diantaranya di ukur melalui konsistensi 5. Pengujian dan perbaikan: Fase
hasil pengukuran dari waktu ke waktu jika pengujian dan perbaikan melibatkan
fenomena yang diukur tidak berubah konsentrasi dan evaluasi dari
(Harrison, dalam Zulganef, 2006).
bermacam-macam variasi produksi roda sebagai upaya peningkatan
awal produk. ruang gerak penderita cacat
Prototipe awal (alpha) biasanya kaki. Kursi roda dirancang Untuk
dibauat dengan menggunakan memenuhi permintaan dan
komponen-komponen dengan bentuk keinginan pemakai kursi roda dan
dan jenis material pada produksi dalam rangka memperluas
sesungguhnya, namun tidak jangkauan gerak serta menambah
memerlukan proses pabrikasi dengan mobilitas seorang pemakai kursi
proses yang sama dengan yang roda,
dilakaukan pada produksi
sesungguhnya. c. Perancangan Kursi Roda Untuk
Prototipe berikutnya (beta) biasanya Jalan Datar Dan Menanjak
dibuat dengan menggunakan proses Dengan Sudut Kemiringan
perakitan akhir seperti pada perakitan Tanjakan 30 derajat pada tahun
sesungguhnya. 2010 yang dilakukan oleh
5. Produk awal: Pada fase produksi mahaiswa ITS, Andi GH dan
awal, produk dibuat dengan Ronnyy H.M. yang mana kursi
menggunakan sistem produksi roda didesain untuk mendapatkan
sesungguhnya. Tujuan dari produksi rancangan mekanisme-mekanisme
awal ini adalah untuk melatih tenaga tambahan yang dapat membantu
kerja dalam memecahkan kursi roda bergerak naik melewati
permasalahan yang mungkin timbul tanjakan tanpa menyebabkan kursi
pada proses produksi sesungguhnya.. roda terguling dan tanpa
mengurangi rasa nyaman pemakai
2.5 Peneliti Terdahulu kursi roda tersebut
Studi literatur pada desain kursi roda
lama yang hanya ada beberapa literatur d. Penelitian yang dilakukan oleh
saja dan diantarnya adalah: Wakid Agung Guna (2011) dalam
a. Perancangan Kursi roda penelitian Pengembanagan
elektrik Pusat pengembangan Desain Kursi Roda Kususnya
bahan ajar UMB pada modul 3 Pada Lansia Berdasarkan Citra
menerangkan bahwa Kursi roda (Image) Produk Dengan
elektrik adalah sebuah kursi yang Menggunakan Metode Kansei
dilengkapi dengan roda untuk Engginering. Yang dilakukan
bergerak maju belok dengan oleh mahasiswa Universitas
tenaga batrai. Sebelas Maret Surakarta pada
tahun 2011. Adalah membahasa
b. Pada Desember 2006, Penelitian tentang pengembangan kursi roda
yang dilakukan Prof.Dr.-ing I dengan menentukan nilai-nilai
Made Londen Batan M.Eng ITS. katagori untuk mendapatkan
Tentang Pengembangan kursi output pengembangan dalam kursi
roda. Yang mana hasil dari ekspresi wajah tanpa
penelitian ini adalah persamaan menggunakan motorik fisik.
regeresi yang ditafsirkan oleh
nilai penguji dari image g. Pada 7 juni 2014, Brad Soden
konsumen terhadap desain seorang pria dari Arizona,
elemen. Amerika Serikat telah
menciptakan kursi roda amphibi
e. Penelitian dengan judul Rancang yang dilengkapi roda rel layaknya
Bangun Unit Kontorl Kursi Roda tank baja. Yang dapat berjalan
Yang Mampu Bergerak disegala kondisi, dari pasir,
Menanjak. Yang dilakukan oleh lumpur, salju dan menerjang
Frizitan Agus Mahendra, genangan air.
mahasiswa Tehnik Mesin, Institusi
Teknologi Sepuluh November h. Perancangan bagian kursi roda
pada tahun 2012 adalah meliputi perancangan alas duduk
membahas tentang perancangan yang adjustable, sandaran tangan
unit kontrol untuk dapat yang adjustable, sandaran kaki
mengkontrol kursi roda agar dapat yang adjustable, sandaran
bergerak lurus, menanjak dan punggung yang adjustable,
berbelok serta merancang unit handle pemutar roda, sandaran
control untuk mengatur dududkan kepala yang bisa di lepas pasang,
kursi roda agar tetap pada posisi handle pendorong yang lebih
horizontal saat bergerak nyaman, rem pendorong, rem
menanjak. untuk pengguna kursi roda, dan
tray. Penelitian ini berjudul
f. Pada 20 September 2013 juga Perancangan Kursi Roda Untuk
karya tim Universitas Gajah Mada Orang Dewasa Di Indonesia
Gama Kuda berhasil melakukan Yang Memiliki Keterbatasan
penelitian tentang pengembangan Fisik Dengan Memperhatikan
prototipe kursi roda dengan Faktor-Faktor Ergonomis yang
inovasi gelombang otak sebagai dibuat oleh Lulu Natasya
sistem kendali. Alat yang mahasiswa Universitas Kristen
dinamai Gama kuda ini berupa Maranatha Bandung Pada Febuari
kursi roda yang bisa digerakkan 2009.
atau dikendalikan langsung oleh
otak penggunannya melalui
parameter ekspresi wajah.
Sehingga pengguna kursi roda
bisa mengendalikan kursi roda
hanya dengan menggunakan
1. Kondisi kursi roda jika digunakan
Bab III Metodologi Penelitian saat ada genangan air
3.1. Metodologi Penelitian 2. Keluhan atau keterbatasan
pengguna dan penolong kursi roda.
3. Penilaian responden terhadap kursi
roda saat ini.
4. Penilaian responden terhadap fungsi
dari fitur-fitur kursi roda.
Untuk mencari data yang akan
digunakan tersebut, dapat dikumpulkan
dengan data primer yaitu:
1. Pengamatan
2. Wawancara
3. Kuisoner.
4.1.1 Data Primer
1. Pengamatan
dilakukan melalui media internet yang
menayangkan bencana banjir disuatu
tempat, dan terdapat pengguna kursi roda
yang terjebak banjir. Pengamatan
digunakan untuk mengetahui suatu
kondisi kursi roda saat melalui jalan yang
digenangi air.
Dari pengamatan yang dilakukan
diketahui bahwa, Kursi roda yang pada
dasarnya harus memiliki kemampuan
untuk berpindah dari satu tempat ke
tempat lainnya secara leluasa, tanpa ada
ganguan. Tetapi terdapat suatu kondisi
berbeda yang telah dialami pengguna
kursi roda, ketika melimpah atau
meluapnya air ke permukaan jalan, berupa
pasangnya air laut (rob). Jika pengguna
kursi roda melewati genangan air tersebut
akan menyebabkan kesulitan untuk
melakukan mobilitas.
Bab IV Data dan Analisa
4.1. Pengumpulan Data
Dalam melakukan perencanaan dan
pengembangan produk, diperlukan
beberapa data untuk dilakukan proses
pengolahan dan analisa data. Adapun data
Sumber: http://news.internet-positif.org/2013/06/page/3/ dan
yang digunakan terkait kursi roda tersebut, http://lutungkecil.blogspot.co.id/2013/10/tanpa-kursi-roda.html

adalah:
2. Wawancara, terdapat korelasi yang lemah yaitu
Digunakan untuk mengetahui kesulitan- pada pertanyaan ke 1, 2, 13 dan 15.
kesulitan apa saja yang dialami pengguna, Kerena nilai hitung ≤ 0.361 Sehingga
jika melalui jalan yang digenangi air. data tersebut dikatakan tidak valid,
Wawancara ini ditujukan kepada sejumlah jadi untuk melakukan uji reabilitas
orang yang menolong pengguna kursi data yang tidak valid tersebut tidak
roda. Hasil dari wawancara diketahui dicantumkan atau dihapus untuk uji
bahwa, Kursi roda yang ada saat ini reabilitas
memang belum bisa berjalan dan Tabel 4.6 Rekapitulasi Uji Reability
mengapung diair. Sehingga dengan
ketinggian air tertentu membuat kursi roda
sulit untuk berjalan. Ketika kita pergi ke
rumah sakit, kursi roda yang ada belum
sepenuhnya layak, terutama pada bentuk
fisik kursi roda tersebut. Meskipun
terdapat kursi roda dengan bentuk fisik
baru, tetapi belum sepenuhnya bisa
memenuhui kebutuhan pengguna saat
kondisi banjir.

3. Kuisoner

Tabel 4.5 Rekapitulasi Uji Validasi


N Pearson N Pearson
Pertanyaan Pertanyaan
o Correlation o Correlation
Pertanyaan Pertanyaan
1 0.166 14 0.478
1 14
Pertanyaan Pertanyaan
2 0.351 15 0.345
2 15
Pertanyaan Pertanyaan
3 0.431 16 0.780
3 16
Pertanyaan Pertanyaan
4 0.422 17 0.702
4 17
Pertanyaan Pertanyaan
5 0.475 18 0.444
5 18
Pertanyaan Pertanyaan
6
6
0.485 19
19
0.437
Dari pengujian reliabilitas didapatkan
Pertanyaan Pertanyaan
7
7
0.440 20
20
0.522
hasil pada kuesioner tingkat kepentingan
Pertanyaan Pertanyaan
8
8
0.646 21
21
0.589
didapatkan nilai alpa 0.897. Nilai α 0.05 r
Pertanyaan Pertanyaan
9
9
0.727 22
22
0.577
tabel = 0.361 Sehingga hal ini berarti
Pertanyaan Pertanyaan
10
10
0.610 23
23
0.485
bahwa seluruh variabel yang digunakan
Pertanyaan Pertanyaan
11
11
0.646 24
24
0.782
adalah reliabel.
Pertanyaan Pertanyaan
12 0.272 25 0.659
12 25
Pertanyaan
13 0.646 Total 1
13

Dari uji validasi diatas terdapat 4.3 Rencana Kerja Rekayasa Nilai
korelasi yang positif, akan tetapi
4.3.1 Fase Informasi 4.3.5 Fase Rekomendasi
Pengumpulan data pada fase informasi Kursi roda memiliki kegunaan yang sama
untuk mengidentifikasi mengenai pada umumnya yaitu digunakan untuk
kebutuhan konsumen terhadap fungsi berpindah tempat dari satu tempat ke
kursi roda. Selain itu ditentukan juga tempat lain, akan tetapi jika mengalami
asumsi-asumsi, batasan-batasannya, biaya kendala pada saat kondisi banjir atau
dan pengoprasiannya. Lampiran 1 meluapnya air ke purmukaan dengan
ketinggian mencapai 30 cm ataupun lebih,
4.3.2 Fase Kreatif sebaiknya menggunakan kursi roda yang
Fase kreatif digunkan untuk dapat mengatasi hal tersebut dan berikut
memeunculkan alternatif supaya ini merupkan perbandingan sebagai sarana
memenuhi fungsi kursi roda. Pemunculan rekomendasi untuk menggunakan kursi
alternatif dilakukan berdasarkan kriteria roda alternatif yang terpilih
yang terdapat pada gambar FAST. Agar
sesuai dengan FAST, pada fase kreatif Bab V Kesimpulan dan Saran
kursi roda akan dirancang desain baru, dan
5.1 Kesimpulan
tetap mempertahakan karakteristik kursi
roda. lampiran 2

4.3.3 Fase Analisa


Setelah melakukan fase kreatif
selanjutnya melakukan fase analisa, pada
tahapan ini akan dilakukan analisa fungsi
pembuatan kursi roda, agar mendapatkan
hasil alternatif terbaik dari ke dua desain.
Keuntungan dan kekurangan kursi roda
digunakan sebagai acuan untuk dijadikan
rekomendasi pengembangan. Lampiran

4.3.4 Fase Pengembangan


Fase pengembangan merupakan langkah-
langkah perubahan sekumpulan input
menjadi sekumpulan output. Fase ini
menyajikan detail produk kursi roda
alternative ke-dua dari perencanaan dan
pengembangan produk hingga produk di
uji coba dan dievaluasi. Fase
pengembangan ini mengunakan
pengembangan generic. Lampiran 4
Daftar Pustaka Approach for Owners, Designers
and Contractors, Van Nostrand
Batan, I Made Londen., (2012), Reinhold, New York.
“Pengembangan Kursi Roda
Sebagai Upaya Peningkatan http://konstelasi.com/pria-ini-mampu-
Ruang Gerak Penderita Cacat menciptakan-kursi-roda-amphibi-
Kaki”, Institut Teknologi Sepuluh yang-bisa-berjalan-di-air/, dilihat
November, Surabaya. 27 april 2014
Kotler, P. & Armstrong, G. (2008).Prinsip http://ugm.ac.id/id/berita/8241-
– Prinsip Pemasaran, Jakarta: gamakuda.kursi.roda.dengan.kend
Erlangga ali.ekspresi.wajah, dilihat 27 april
Mahendra, Friztian Agus., Rancang 2014
Bangun Unit Kontrol Kursi Roda http://kabarmasasilam.blogspot.com,
Yang Mampu Bergerak Menanjak, dilihat pada 27April 2015
ITS Surabaya, 2012 https://labp3mesinits.wordpress.com
Miles ,Lawrence D. (1972) Value dilihat pada 27April 2015
Engineering Reference Center, https://aplikasiergonomi.wordpress.com
New York: Mc Graw- Hill Bock dilihat pada 27April 2015
Company, Second Edition. https://pramudyawardhani.wordpress.com
dilihat pada 27April 2015
Putra, Anggara Warhana., (2011), http://www.spinlife.com dilihat pada
“Penambahan Fitur Huruf Braille 27April 2015
Pada Mobil Toyota Inovasi bagi http://www.customrehabnetwork.com
Tuna Netra Dengan Rekayasa dilihat pada 27April 2015
Nilai”, Universitas islam Sultan http://mulyajho.blogspot.com dilihat
Agung, Semarang. pada 27April 2015
Shepard, Donald S and Karen, Sarita L., http://ejournal.uajy.ac.id/446/3/2MTS01
(1984) The Market for 363.pdf dilihat pada 27April 2015
Wheelchair: Innovationand
Federal Policy (Health
Technology case Study 30)
Ulrich, Karl T and Steven DE., (2001)
Perancangan dan Menyetujui,
pengembanagan produk, Salemba Dosen Pembimbing I
Teknik, Jakarta.
Widodo, Imam Djati., (2005),
“Perencanaan dan Nurwidiana ST, MT
pengembangan produk”, UII
Pres, Yogyakarta.
Zimmerman, L. W. Hart, G.D. (1982) Menyetujui,
Value Engineering: A Practical Dosen Pembimbing II
Akhmad Syakhroni, ST, M.Eng.

Anda mungkin juga menyukai