Anda di halaman 1dari 14

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Rekayasa material menjadi sebuah kebutuhan yang sangat mendesak
karena mengingat keterbatasan material murni dan makin berkembangnya
tuntutan fungsi yang sangat banyak untuk material itu sendiri. Modifikasi
struktur merupakan salah satu metode untuk meningkatkan kinerja sifat
bahan menjadi lebih baik. Material berstruktur amorph dapat dibuat dari
alloy dengan cara pendinginan yang sangat cepat dari fasa cair. Apabila
kita beri perlakuan panas maka bahan amorph akan bisa berubah menjadi
quasikristal atau nanokristal bergantung pada temperatur, waktu dan
atmosfir pemanasan. Bahan gelas metalik dengan struktur amorph
memiliki keuletan yang tinggi dibanding quasikristal dan nanokristal. Jika
mempertimbangkan parameter proses seperti temperatur, waktu dan
lingkungan dapat dikaji perilaku perubahan struktur.
Mekanisme kristalisasi bahan merupakan hal yang sangat menentukan
dalam rekayasa sifat bahan.Secara termodinamik gelas metalik berada
pada keadaan metastabil artinya struktur ini dengan mudah akan
bertransformasi untuk menuju ke keadaan yang lebih stabil. Tranformasi
yang dihasilkan adalah struktur kristal baik penuh (Kristalisasi sempurna)
maupun sebagian (Kristalisasi sebagian). Proses tranformasi ini dapat
terjadi, jika bahan dengan stuktur amorph mendapatkan perlakuan panas
atau bereaksi dengan atmosfir seperti udara luar atau denganadanya gaya
gesek serta perlakuan yang lainnya. Gelas metal.J : merupakan padatan
amorph yang mana ditunjukkan oleh adanya transisigelas (Tg).
Pembentukan struktur gelas dapat dilakukan dengan mendinginkan cepat.
Pembentukan pertama metallic glasses di publikasikan oleh Duwez di
Caltech, Amerika Serikat pada tahun 1960 yang terbuat dari emas dan

2

silicon (Au75Si25). Selanjutya banyak peneliti yang mengembangkan
metallic glasses. Salah satunya adalah teknologi implantasi ion.
Untuk memproduksi target tritium yang berujud padatan maka tritium
tersebut diionkan kemudian ditembakkan dan disimpan dalam tantalum
yang berbentuk padatan. Alat yang digunakan untuk proses tersebut
implantor ion, implantor ion untuk memproduksi neutron dinamakan
Generator Neutron. Sejak sukses besar tersebut aplikasi implantor ion
dikembangkan pada pembuatan komponen elektronik dan kini sudah
mapan (Sujitno, 2006). Aplikasi implantor ion tidak terbatas pada
pembuatan komponen elektronika, tetapi dapat juga diaplikasikan dalam
dunia material yaitu rekayasa bahan untuk meningkatkan unjuk kerja dari
suatu bahan/komponen yang telah ada dengan cara menambahkan unsur
dengan komposisi dan kedalaman tertentu. Sifat-sifat yang biasa
ditingkatkan adalah sifat mekanik (kekerasan, ketahanan aus, gesek, umur
kelelahan), sifat kelistrikan, sifat kemagnetan, sifat kimia (korosi dan
oksidasi) maupun sifat optis (Sujitno, 2006).

1.2. Tujuan
1.1.1. Memahami struktur dan cara pembuatan metallic glasses.
1.1.2. Mengetahui kelebihan dari metallic glasses.
1.1.3. Mengetahui aplikasi material metallic glasses pada berbagai
bidang.

1.3. Rumusan Masalah
1.3.1. Bagaimana struktur dan cara pembuatan metallic glasses?
1.3.2. Apa kelebihan dari material metallic glasses?
1.3.3. Apa sajakah aplikasi dari material metallic glasses?

1.4. Manfaat
Manfaat dari pembuatan ini yaitu untuk dapat menjelaskan
berbagai aplikasi penggunaan material metallic glasses pada

3

kehidupan. Makalah ini juga bermanfaaat sebagai sumbangan
pemikiran bagi perkembangan ilmu pengetahuan di bidang lingkungan
dan teknologi terutama pada bidang fisika yang terkonsentrasi pada
bidang fisika material.




























4

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Stuktur Atom Metallic Glasses
Material memiliki jenis yang bermacam macam telah menjadi
bagian dari peradaban manusia sejak dulu. Material ini dapat
menghasikan sesuatu yang dapat dimanfaatkan dalam mempermudah
pekerjaan manusia. Salah satunya adalah logam yang telah digunakan
oleh manusia sejak 3000 SM. Pada zaman sekarang ini telah banyak
penemuan terkait dengan pengembangan material dengan cara
memadukan berbagai jenis material guna menghasilkan material yang
lebih baik. Seperti metallic glasses yang memadukan material logam
dengan kaca.

2.1.1. Struktur Logam Dan Kelebihanya
Logam adalah suatu unsur yang mempunyai sifat-sifat kuat,
liat, keras, mengkilat, dapat ditempa, dan penghantar panas dan
listrik. Atom logam merupakan atom yang memiliki energi ionisasi
kecil sehingga elektron valensinya mudah lepas dan menyebabkan
atom membentuk kation. Bila dua atom logam saling berdakatan,
maka akan terjadi tumpang tindih antara orbital-orbitalnya
sehingga membentuk orbital molekul. Semakin banyak atom logam
yang berinteraksi, akan semakin banyak terjadi tumpang tindih
orbital sehingga membentuk orbital molekul baru. Tumpang tindih
orbital yang berulang-ulang menyebabkan elektron-elektron pada
kulit terluar setiap atom dipengaruhi atom lain sehingga dapat
bergerak bebas di dalam kisi. Salah satu sifat kristal logam adalah
dapat ditempa. Sifat ini diperoleh dari ikatan logam yang
membentuknya. Dalam ikatan logam, terjadi interaksi antara
atom/ion dengan elektron bebas di sekitarnya sehingga dapat

5

membuat logam mempertahankan strukturnya bila diberikan suatu
gaya yang kuat.
Atom-atom dalam kristal logam tersusun secara teratur dan
susunan atom-atom (cell unit) tersebut menentukan struktur kristal
dari logam. Pada temperatur kamar, besi atau baja memiliki bentuk
struktur BCC (Body Centered Cubic). Dalam hal ini cell unit dari
atom-atom disusun sebagai sebuah kubus dengan atom-atom
menempati kedelapan sudut kubus dan satu atom berada di pusat
kubus. Pada temperatur yang tinggi, besi atau baja memiliki bentuk
struktur FCC (Face Centered Cubic). Dalam hal ini, cell unit
adalah kubus dengan atom-atom menempati kedelpn sudut kubus
dan atom lainnya pada pusat masing-masing keenam bidang kubus.
Cell unit lainnya dapat berupa HCP (Hexagonal Close Packed),
seperti pada logam seng. Dalam hal ini atom-atom menempati
kedua belas sudut, atom lain menempati dua sisi dan ketiga atom
lainnya menempati tengah. Susunan atom-atom dalam struktur
kristal sangat menentukan sifa-sifat logamnya. Logam dengan
struktur kristal BCC berkerapatan atom lebih rendah dari struktur
kristal FCC. Perbadaan kerapatan atom dapat dilihat dari jumlah
bidang gesernya. Pada struktur kristal BCC, jumlah bidang
gesernya lebih sedikit dari struktur kristalnya lebih sedikit dari
FCC, sehingga kemampuan atom-atom untuk bergeser lebih sulit.
Sehingga, logam dengan struktur kristal BCC membutuhkan energi
lebih besar untuk dislokasi. Hal ini menyebabkan logam dengan
struktur kristal BCC lebih sulit dibentuk dibandingkan FCC yang
mempunyai kekuatan rendah tapi memiliki keliatan yang tinggi
(ductility).

2.1.2. Struktur Kaca Dan Teknik Pembuatannya
Material kaca merupakan padatan amorf yang memiliki dua
karakteristik umum yakni tidak memiliki range keteraturan struktur

6

atom yang panjang dan menunjukkan adanya gejala kaca transisi.
Menurut ASTM (American Society of Testing and Materials), kaca
merupakan produk anorganik yang dihasilkan dari leburan menjadi
padatan melalui proses pendinginan tanpa menunjukkan adanya
gejala kristalisasi, dari definisi tersebut kaca merupakan material
non kristalin yang peroleh dari proses melt-quenching. Selain
dengan melt-quenching (teknik pendinginan leburan) mateial, kaca
juga dapat dibentuk dengan vapor deposition ( teknik pengendapan
uap) dan juga proses sol-gel. Dari teknik teknik yang disebutkan
yang paling banyak digunakan adalah teknik melt-qeunching
material. Karena teknik ini memiliki beberapa keuntungan yakni
selain lebih mudah, efisien juga mampu memproduksi dalam
jumlah besar.
Dari hasil leburan material akan menjadi material padat
dapat berupa kristal atau kaca apabila leburan tersebut didinginkan
bergantung pada proses laju pendinginan. Apabila laju pendinginan
yang dilakukan lambat maka akan terbentuk kristal yakni material
yang memiliki stuktur atom yang teratur, bersifat stabil dan
memiliki volume dan enthalpi yang relatif kecil dan apabila proses
laju pendinginan berjalan cepat maka akan terbentuk kaca yang
mempunyai struktur atom yang tidak teratur,bersifat metastabil dan
memiliki volume dan entalphi yang relatif besar.

2.1.3. Metallic Glasses
Material ini dinamakan metallic glasses karena tidak
memiliki struktur kristal seperti logam pada umumnya, yakni
memiliki struktur atom tidak teratur. Material ini dibuat langsung
dari lelehan logam dengan pensinginan yang sangat cepat yakni
antara 104-105C/detik, sehingga atom atom didalam lelehan
logam tidak mendapat kesempatan untuk membentuk stuktur yang
teratur. Selain ini metallic glasses dapat dibentuk dengan teknik

7

physical vapour deposition, solid state reaction, ion irradiation,
mechanical alloying. Metallic glasses memiliki ketahanan aus dan
korosi yang sangat baik karena tidak memiliki batas butir sebagai
titik lemah logam pada umumnya. Logam ini lebih kuat dan ulet
dibandingkan dengan oxide glasses dan keramik pada umumnya.

2.2. Kelebihan Metallic Glasses Dari Paduan Logam Yang Lain
Metallic glasses atau Bulk Metallic glasess merupakan temuan
pada bidang material yang berpotensi memiliki banyak aplikasi dalam
berbagai bidang. Hal ini disebabkan oleh struktur atomnya yang tidak
kristalin sehingga memiliki sifat - sifat yang lebih unggul dari pada
paduan logam yang lain diantaranya kekuatan dan kekerasan yang
tinggi, batas elastik regangannya besar, sifat magnetiknya baik,
ketahanan korosi, dan ketahanan pakai pada suhu ruang.
Metallik glassess termasuk dalam logam bukan besi, secara umum
logam bukan besi memiliki sifat tahan korosi, kemampuan tahan
korosi ini akan semakin baik apabila semakin besar massa jenisnya.
Metallik glasess memiliki sifat seperti plastik namun tidak
menghilangkan kekuatan dari unsur logam yang ada di dalamnya.
Karena memiliki sifat seperti plastik, metallik glasess memiliki
elastisitas sehingga dapat dibentuk dalam bentuk yang sangat
kompleks. Metallic glasses juga memiliki kemampuan untuk
mempertahankan bentuk aslinya setelah mengalami beban yang sangat
tinggi,yakni :

Ti-base BMG (elastic strain limit) = 2% (melebihi paduan logam
lainya)

Metallic glasess dalam jumlahan yang besar akan menghasilkan
kekuatan yang sangat besar , yakni :


8

a. Yield strenght Ti-Base Bulk metallic glasses (BMG) = 1800 Mpa
(250 ksi), hal ini berarti bulk metallic glasses (metallic glasses dalam
jumlahan yang besar memiliki kekuatan dua kali lebih besar dari
campuran titanium biasa
b. Yield strenght Fe-Base Bulk metallic glasses (BMG) = 3.3 Gpa


Gambar : Typical strengths and elastic limits for various materials.


2.2.1. Bulk Metallic Glasses
Bahan logam biasanya memiliki struktur kristal yang terdiri
dari butiran kristal tunggal dari berbagai ukuran diatur dalam
struktur mikro. Struktur ini diproduksi oleh nukleasi dan
pertumbuhan fase kristal dari paduan lelehan selama proses
pembekuan atau pemadatan. Sebaliknya campuran oksida tertentu
misalnya sillicate glasses memiliki seperti nukleasi kristal yang
lamaban dan growth kinetic, maka cairan dapat dengan mudah
melewati dingin jauh dari titik leleh kristal misalnya quartz kristal.
Pada pendinginan yang lebih dalam, oksida ini meleleh menjalani
kaca transisi dan membeku sebagai padatan vitreous. Telah di

9

kembangkan paduan logam multikomponen pada umumnya dapat
menutupi kelemahan dari kaca, seperti yang terdapat dalam lelehan
silikat. Bulk metallic glasses (BMG) memiliki sifat yang tidak
biasa material ini jauh lebih kuat dari pada logam kristal yang lain.
Karena memiliki batas renggangan elastisitas Hookean yang
sangan tinggi ( gambar diatas ). Sebuah temuan baru dari bahan
rekayasa material. BMG menawarkan kesempatan untuk
merevolusi bidang bahan struktural dengan kombinasi kekuatan,
daktilitas, ketangguhan, dan processability luar amplop dicapai
dengan menggunakan teknologi saat ini.

2.2.2. Kekurangan Metalik Glasses
Seperti bahan lainya metallic glasses juga memiliki
kekurangan sehingga tidak bisa di aplikasikan pada suhu yang
tinggi yakni diatas 260
0
C. Karena pada suhu tinggi metallic
glasses akan lemah dan melunak. Hal ini desebabkan kelelahan
siklik dari stress yang terjadi berulang,karena elastisitasnya tinggi
dan plastisitasnya rendah maka akan terjadi kegagalan hanya
setelah sejumlah kecil deformasi plastik. Suhu tinggi ini juga
menyebabkan terjadinya dislokasi yang berpindah pindah.

2.3. Aplikasi Metallic Glasses Dalam Berbagai Bidang

2.3.1. Dalam Listrik Dan Elektronika
Metallic glasses memiliki ketahanan listrik yang tinggi,
sehingga dapat digunakan dalam membuat resistansi standar yang
akurat, kenangan dan sensor resistansi magnetik.

2.3.2. Reaktor Rekayasa Nuklir

10

1. Sifat magnetik metallic glasses tidak terpengaruh radiasi, sehingga
berguna dalam mempersiapkan wadah untuk pembuangan limbah
nuklir dan magnet untuk reaktor fusi.
2. Kromium dan metallic glasses berbasis fosfor memiliki daya tahan
korosi tinggi, sehingga digunakan dalam permukaan bagian dalam
bejana reaktor
3. Pembuatan implantasi ion
Aplikasi implantor ion tidak terbatas pada pembuatan
komponen elektronika, tetapi dapat juga diaplikasikan dalam dunia
material yaitu rekayasa bahan untuk meningkatkan unjuk kerja dari
suatu bahan atau komponen yang telah ada dengan cara
menambahkan unsur dengan komposisi dan kedalaman tertentu.
Sifat-sifat yang biasa ditingkatkan adalah sifat mekanik (kekerasan,
ketahanan aus, gesek, umur kelelahan), sifat kelistrikan, sifat
kemagnetan, sifat kimia (korosi dan oksidasi) maupun sifat optis
(Sujitno, 2006).
Dewasa ini Zircalloy banyak digunakan. Salah satunya
digunakan sebagai kelongsong bahan bakar nuklir (cladding tube).
Zirkonium alloy dipilih karena bahan ini memiliki sifat tahan
korosi terhadap air dan uap air, kekuatan mekaniknya tinggi, luas
tampang serap neutronnya rendah dan titik lelehnya tinggi.
Didalam reaktor nuklir kelongsong bahan bakar nuklir ini
senantiasa dalam keadaan teradiasi. Kondisi ini merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi terjadinya hydriding. Apabila
proses hydriding ini berkelanjutan, tabung Zircalloy akan
mengalami penurunan sifat mekanisnya (Lestiani, 2003). Telah
diketahui bahwa untuk mencegah terjadinya pembentukan hidrida
bisa dilakukan dengan memodifikasi karakteristik permukaan
material, yaitu dengan teknik implantasi ion (Lestiani, 2005).
Dalam penelitian ini akan digunakan teknik implantasi ion
pada paduan bahan gelas metalik berbasis Zirkonium. Teknik ini

11

dipilih karena mempunyai beberapa keunggulan yaitu proses dapat
dikerjakan pada temperatur kamar sehingga timbulnya thermal
stress dapat dihindari, tidak ada perubahan dimensi yang berarti
dari material atau komponen yang diperlakukan, prosesnya lebih
cepat, tidak perlu perlakuan lagi, kedalaman penyisipan maupun
distribusi atom dapat dikendalikan secara akurat, dan kemurnian
atom sisipan dapat dipilih secara akurat. Sedangkan kelemahannya
adalah teknologinya sangat kompleks dan harganya mahal (Sujitno,
2006).
Dalam penelitian ini menggunakan teknik implantasi ion
pada bahan gelas metalik berbasis Zirkonium diharapkan teramati
perubahan keamorfan bahan amorf yang terimplantasi dan sifat
mekaniknya meningkat terutama kekerasan. Percobaan ini
dilakukan pada energi ion yang konstan dan dosis ion divariasi.

2.3.3. Bio Industri Medis
1. Karena sifat resistansi yang tinggi terhadap korosi, metallic glasses
tepat digunakan untuk memotong dan membuat instrument bedah.
2. Dapat digunakan sebagai bahan prostetik implantasi dalam tubuh
manusia.

2.3.4. Dalam Bidang Lainya
Berguna sebagai elemen untuk memperkuat beton, plastik, dan
karet.
Dapat digunakan untuk filament berliku sederhana dengan tujuan
memperkuat pembuluh tekanan dan membangun roda terbang besar
penyimpanan energi.
Dapat digunakan untuk membuat pisau cukur, karena sifat kekuat
an yang baik metallic glasses serta daktilitas tinggi dan ketahanan
korosi yang baik.

12

Sifat Metallic glasses yang bermagnetik lunak, maka dapat
digunakan dalam kepala tape recorder, core tinggi transformator
daya dan logam perisai.
Metallic glasses superkonduktor dapat digunakan untuk menghasil
kan medan magnet yang tinggi dan efek levitasi magnetik.



























13

BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN
Logam merupakan suatu unsur yang mempunyai sifat-sifat kuat,
liat, keras, mengkilat, dapat ditempa, dan penghantar panas dan listrik.
Suatu logam memiliki berbagai macam struktur logam diantaranya, FCC
(Face Centered Cubic), BCC (Body Centered Cubic), dan HCP
(Hexagonal Close Packed) yang ditinjau dari kerapatan strukturnya.
Metallic glasses merupakan meterial yang tidak memiliki struktur
kristal seperti logam pada umumnya, yakni memiliki struktur atom tidak
teratur atau disebut amorph. Material ini memiliki kelebihan yakni
ketahanan aus dan korosi yang sangat baik , logamnya lebih kuat dan ulet
dibandingkan dengan oxide glasses dan keramik pada umumnya. Tetapi
material ini tidak tahan dalam temperatur tinggi yakni diatas suhu 260
0
C.
Material ini dapat dikembangkan dan dimanfaatkan dalam berbagai
bidang diantaranya bidang elektro, bio-industri medis, rekayasa reaktor
nuklir dan bidang lainnya yang berguna dan membantu kehidupan
manusia.

2. SARAN
Kita sebagai genarasi penerus, diharapkan bisa mengembangkan ilmu-
ilmu fisika dan penerapanya di bidang sains dan teknologi yang lebih
maju. Selain itu juga, diharapkan dengan mengetahui penemuan metallic
glasses ini dapat mendorong penemuan material lain yang bermanfaat
untuk kehidupan di masa datang.



14

DAFTAR PUSTAKA
Greer,A.L, 2008, Materials on the Horizon, Metallic Glasses, Cambrige
: Dept. of Material Science & Metallurgy University of Cambridge.
J. Mater. Res, 2007. Materials Research. (Februari Vol 22) No.2 : Atlanta.
Georgia Institute of Technology. Page 255-257
Schroders, Jan. 2010. Processing of bulk metallic glass Advanced
Materials 22 : Page 1566-1597

Anda mungkin juga menyukai