Anda di halaman 1dari 16

BAB V

PENGENDALIAN KOROSI DENGAN METODA ANODA


KORBAN (SACRIFICIAL ANODE CATHODIC PROTECTION)

5.1 Tujuan
1 Praktikan dapat mengetahui dan memahami mekanisme pengendalian korosi
dengan metoda sacrificial anode cathodic protection.
2 Praktikan dapat mengetahui dan memahami rancangan proteksi katodik
dengan metoda sacrificial anode cathodic protection. .

5.2 Teori Dasar


Perlindungan katodik adalah korosi yang terbukti metode pengendalian
untuk perlindungan bawah tanah dan struktur logam bawah laut seperti itu seperti
pipa minyak dan gas, kabel, saluran utilitas dan pondasi struktural. Perlindungan
katodik sekarang banyak diterapkan dalam perlindungan minyak platform
pengeboran, galangan kapal, dermaga, kapal, kapal selam, tabung kondensor di
penukar panas, jembatan dan dek, pesawat sipil dan militer dan sistem transportasi
darat. Perancangan sistem perlindungan katodik agak kompleks, namun, ini
didasarkan pada sederhana prinsip elektrokimia yang dijelaskan sebelumnya.
Aliran arus korosi antara anoda aksi lokal dan katoda karena Adanya perbedaan
potensial antara dua Seperti ditunjukkan pada Gambar., electron dilepaskan
dalam reaksi anodik dikonsumsi di reaksi katodik. Jika kami menyediakan
tambahan elektron ke struktur logam, lebih banyak electron akan tersedia untuk
reaksi katodik yang akan menyebabkan laju reaksi katodik untuk meningkatkan
dan reaksi anodik terhadap menurun, yang pada akhirnya akan meminimalkan
atau menghilangkan korosi. Ini pada dasarnya adalah tujuan perlindungan katodik.
Elektron tambahan dipasok oleh arus listrik langsung. On application arus searah,
potensi katoda bergeser ke potensi area anodik. Jika cukup arus langsung
diterapkan, potensi perbedaan antara anoda dan katoda dihilangkan dan korosi
akhirnya akan berhenti terjadi. Saat arus katodik meningkat (lebih banyak transfer
elektron), polarisasi reaksi katodik ke arah potensi anoda aksi lokal, sehingga
mengurangi lebih jauh perbedaan potensial antara anoda dan katoda. Lengkap

97
BAB V PENGENDALIAN KOROSI DENGAN METODA ANODA
Kelompok 17
KORBAN(SACRIFICIAL ANODE CATHODIC PROTECTION)

proteksi katodik dicapai ketika metalik struktur menjadi katoda (lebih negatif). Itu
tingkat keparahan korosi berbanding lurus dengan besarnya perbedaan potensial
antara anoda dan katoda, maka dengan menghilangkan perbedaan ini, korosi dapat
dihilangkan.
Dasar Katodik Perlindungan mengilustrasikan prinsip sederhana
perlindungan katodik. Onapplication dari eksternal saat ini, perbedaan potensial
antara katoda dan anoda pada struktur menurun. Korosi berhenti ketika potensi
katoda menjadi sama dengan potensi anoda. Itu anoda akan menjadi lebih negatif
dan katoda lebih positif. Perlindungan katodik adalah, oleh karena itu, dicapai
dengan menyediakan negatif eksternal arus ke logam yang berkarat untuk
membuat permukaan memperoleh potensi yang sama untuk dihilangkan area
anodik. Area anodik dihilangkan dengan transfer elektron. Setelah arus yang
mencukupi mengalir, potensi daerah anodik akan menjadi cukup negatif untuk
mencegah korosi.
(a) Harus ada anoda, katoda, elektrolit dan jalur logam untuk transfer elektron.
(B) Sumber arus DC untuk memasok elektron.
(c) Arus searah yang memadai harus diterapkan untuk menghilangkan perbedaan
potensial antara anoda dan katoda.

Gambar 5.1 Proses terjadinya korosi

Sel elektrokimia. Sel korosi antara dua area pada permukaan logam tunggal.
Arus saat ini karena perbedaan potensial yang ada antara anoda dan katoda. Anion

Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A 2018/2019 98


BAB V PENGENDALIAN KOROSI DENGAN METODA ANODA
Kelompok 17
KORBAN(SACRIFICIAL ANODE CATHODIC PROTECTION)

++
(misalnya Fe ) pergi di anoda yang berkarat dan diterima di katoda di mana
korosi dicegah. Elektron tidak larut dalam air solusi dan hanya bergerak di logam

Gambar 5.2 Perlindungan katodik

Prinsip kerja dari perlindungan katodik pada gambar diatas menunjukkan


bagaimana, sistem proteksi katodik bekerja. Gambar dibawah menunjukkan pipa
yang terkubur dengan anodik dan katodik daerah sebelum penerapan arus
katodik.sedangkan gambar b menunjukkan pipa yang sama setelahnya
perlindungan katodik.

(a) (b)
Gambar 5.3 Mekanisme korosi

Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A 2018/2019 99


BAB V PENGENDALIAN KOROSI DENGAN METODA ANODA
Kelompok 17
KORBAN(SACRIFICIAL ANODE CATHODIC PROTECTION)

Faktor yang memengaruhi korosi bawah tanah adalah struktur logam


korosi yang bersentuhan dengan air yang bersifat elektrokimia. terjadi karena
pembentukan anodik dan daerah katodik dan aliran elektron melalui jalur logam.
Struktur, seperti saluran pipa terkubur di tanah dipengaruhi oleh adanya sel
konsentrasi, sel galvanis dan arus sesaat. Beberapa sel yang khas dijelaskan di
bawah.
(A) Sel konsentrasi. Sel konsentrasi dibentuk oleh perbedaan dalam konsentrasi
garam, derajat aerasi, resistivitas tanah dan tingkat stress ke mana logam
dikenakan. Perbedaan diatas menyebabkan pembentukan anodic dan daerah
katodik di permukaan yang menyebabkan korosi.
(B) Sel Galvanik. Sel galvanis terbentuk ketika dua logam berbeda dalam potensi
digabungkan bersama. Misalnya, jika tembaga bergabung dengan aluminium,
aluminium akan menimbulkan korosi karena ini memiliki potensi yang lebih
negatif (−1.66 V) dari tembaga (+0.521 V). Tembaga menjadi kurang aktif
menjadi katoda dan aluminium menjadi anoda. Tetapi jika besi bergabung
aluminium, besi corrodes (di air laut), karena lapisan pasif pada aluminium
yang menyebabkannya berperilaku seperti logam yang lebih mulia daripada
besi (tetapi tidak lebih mulia dari tembaga). Formasi sel-sel galvanis seperti
itu sering mengarah untuk korosi terkubur di bawah tanah struktur. Pelat baja
dengan paku keling tembaga Gambar Pembentukan sel oksigen akan
membentuk sel galvanik. Sel galvanik pada dasarnya adalah sel korosi.
Contoh dari Sel Konsentrasi
(a) Sel Aerasi Diferensial Anggaplah, saluran pipa dimakamkan dengan seragam
sepenuhnya tanah dan beberapa area di garis itu suplai oksigen gratis dan area
lain memiliki persediaan terbatas. Bagian dari pipa yang terkubur di
dalamnya tanah dengan suplai oksigen gratis (oksigen tinggi) konten) akan
membentuk katoda dan bagian dengan pasokan oksigen yang kurang atau
++
aerasi yang buruk membentuk anoda itu Arus (Fe ion) akan mengalir di
tanah dari anoda ke katoda mengakibatkan korosi pada ujung pipa yang
terkubur di tanah berudara buruk. Seperti sel umumnya disebut sel aerasi
diferensial.

Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A 2018/2019 100


BAB V PENGENDALIAN KOROSI DENGAN METODA ANODA
Kelompok 17
KORBAN(SACRIFICIAL ANODE CATHODIC PROTECTION)

Gambar 5.4 Sel elektroda

(b) Sel Elektroda yang Berbeda Bergabung dengan pipa baru untuk menghasilkan
pipa lama korosi pipa baru, seperti pipa baru menjadi anodik ke pipa lama.
Pipa lama oleh Keutamaan formasi lapisan memiliki potensi kurang aktif
daripada pipa baru dan karenanya, menjadi katoda Korosi juga terjadi pada
melapisi kekurangan ketika pipa baru terhubung utama dengan kopling
berikat.
(c) Sel Stres Area anodik dapat terbentuk di daerah yang tinggi stres dan daerah
katodik di daerah rendah menekankan seperti yang ditunjukkan pada Gambar.
Baja cerah di utas benang Gambar Sel stres. Korosi yang disebabkan oleh
area tekanan dan area baja terang pada pipa bawah tanah dan area tegangan
pada lasan membentuk anoda dan korosi terjadi di area ini.
(d) Berbagai Jenis Tanah Anggaplah sebuah pipa dimakamkan di dua jenis tanah,
satu menjadi tanah liat dan tanah berpasir lainnya. Luas pipa yang terkubur di
tanah lempung itu membentuk anoda, sedangkan area yang terkubur di dalam
tanah berpasir akan membentuk katoda, karena kelebihan oksigen dan
porositas yang lebih tinggi. Pipa di tanah liat, oleh karena itu, berkarat.
Korosi disebabkan oleh berbagai jenis tanah ditampilkan Gambar

Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A 2018/2019 101


BAB V PENGENDALIAN KOROSI DENGAN METODA ANODA
Kelompok 17
KORBAN(SACRIFICIAL ANODE CATHODIC PROTECTION)

(e) Berbagai Kelembaban Isi Jika sebuah pipa dikubur dalam dua jenis tanah yang
berbeda isi kelembaban, area pipa di Gambar Korosi yang disebabkan oleh
berbagai jenis tanah Gambar Sel konsentrasi diferensial kontak dengan tanah
basah (kelembaban tinggi) akan menimbulkan korosi, sedangkan pipa
bersentuhan dengan tanah kering tidak akan menimbulkan korosi. Area pipa
yang bersentuhan dengan tanah kering menjadi katoda dan area yang
bersentuhan dengan tanah basah, anoda. Sel konsentrasi diferensial
ditunjukkan pada Gambar
Pada anoda: Fe → Fe ++ + 2e−
Pada katoda: O2 + 2H2O + 4e− → 4OH−

Gambar 5.5 Arah elektromagnet

Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A 2018/2019 102


BAB V PENGENDALIAN KOROSI DENGAN METODA ANODA
Kelompok 17
KORBAN(SACRIFICIAL ANODE CATHODIC PROTECTION)

5.3 Metodologi Praktikum


5.3.1 Skema Proses

Siapkan Alat dan Bahan

Bersihkan permukaan spesimen dengan gerinda

Lakukan pengukuran dimensi pada spesimen

Sambungkan specimen dengan anoda korban

Masukan specimen ke bak reaksi berisi NaCl 2M dan ukur


pH serta potensial awalnya

Amati perubahan pH dan potensialnya selama 8 hari

Plotkan pada diagram pourbaix

Analisa dan Pembahasan

Kesimpulan

Gambar 5.6 skema proses praktikum

5.3.2 Penjelasan Skema Proses


1. Alat dan bahan yang dibutuhkan disiapkan terlebih dahulu dan diperiksa
kondisi keayakannya.
2. Specimen yang akan diuji dibersihkan permukaannya dengan gerida dan
dibersihkan dengan alcohol.
3. Specimen diukur dimensiya (panjang, lebar dan tebal) menggunakan Jangka
Sorong
4. Spesimen kemudian disambungkan ke anoda korban dengan berat yang telah
ditentukan menggunakan kawat tembaga yang telah dilapisi kutex
sebelumnya.

Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A 2018/2019 103


BAB V PENGENDALIAN KOROSI DENGAN METODA ANODA
Kelompok 17
KORBAN(SACRIFICIAL ANODE CATHODIC PROTECTION)

5. Specimen kemudian dimasukan kedalam bak reaksi berisi larutan NaCl 2M


yang telah dibuat lalu diukur pH dan potensial awalnya.
6. Amati perubahan pH dan potensial awal dari larutan dan specimen setiap 42
jam selama 8 hari.
7. Plotkan hasil pengamatan pH dan potensuial didalam diagram porbaix..
8. Dilakukan analisa hasil dari praktikum yang telah dilaksanakan.
9. Ditarik kesimpulan dari analisaa yang telah didapat.

5.3.3 Gambar Proses

gerinda

Baja
ST37

….

NaCl 2M

NaCl 2M

Gambar 5.7 Gambar proses anoda korban

5.4 Alat dan Bahan


5.4.1 Alat
1. Neraca Digital ; 1 buah
2. Jangka Sorong : 1 buah
3. pH meter : 1 alat
4. Reference Electrode Ag/AgCl : 1 set

Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A 2018/2019 104


BAB V PENGENDALIAN KOROSI DENGAN METODA ANODA
Kelompok 17
KORBAN(SACRIFICIAL ANODE CATHODIC PROTECTION)

5. Gelas kimia : 1 buah


6. Botol Semprot : 1 buah
7. Kawat Tembaga : 1 buah
8. Masker : 1 buah
9. Sarung Tangan : 1 buah
10. Teko : 1 buah
11. Batang Pengaduk : 1 buah
12. Mesin Gerinda : 1 buah

5.4.2 Bahan
1. Spesimen Baja ST37 : 1 buah
2. Anoda Korban Zn : 0.15 gram
3. Aqua dm : 2000 ml
4. Alkohol 96 % : Secukupnya
5. NaCl 2 M : 500 mL
6. Kutek : Secukupnya

5.5 Pengumpulan dan Pengolahan Data


5.5.1 Pengumpulan Data
Tabel 5.1 Data awal pengujian
Spesimen Dimensi

Panjang (mm) 300 mm

Lebar (mm) 40,2 mm

Tebal (mm) 4,6 mm

Berat plat (mm) 300 gr

Berat anoda 0.142 gr

Jenis Larutan NaCl 0,1 M

Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A 2018/2019 105


BAB V PENGENDALIAN KOROSI DENGAN METODA ANODA
Kelompok 17
KORBAN(SACRIFICIAL ANODE CATHODIC PROTECTION)

Tabel 5.2 Data Pengamatan dimensi dan berat

Awal Akhir
Tanggal
26/11/2018 3/612/2018

p tercelup 177.8 mm 177.8 mm


Panjang
p tidak tercelup 122.2 mm 122.2 mm

l tercelup 40,2 mm 40,2 mm


Lebar
l tidak tercelup 40,2 mm 40,2 mm

t tercelup 4,6 mm 4,6 mm


Tebal
t tidak Tercelup 4,6 mm 4,6 mm

A tercelup 7147.56 mm2 7147.56 mm2


Luas
A tidak tercelup 4912.44 mm2 4912.44 mm2

Berat Plat (g) 300 300

Berat Anoda (g) 0,14 0,0

Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A 2018/2019 106


BAB V PENGENDALIAN KOROSI DENGAN METODA ANODA
Kelompok 17
KORBAN(SACRIFICIAL ANODE CATHODIC PROTECTION)

Tabel 5.3 Data Pengamatan percobaan anoda korban


Gambar Intensitas Korosi
Potensial Pengamatan
No Tanggal Dalam Larutan pH
Visual
Depan Belakang (V)

26/11/2018 7.56 Warna : bening


1 Hari Senin - 0.779
Endapan : tidak
20.15
ada
Gelembung:
Tidak ada

27/11/2018
Hari 6.39 Warna : coklat
2 -0.692
Selasa Endapan : ada
Jam 20.15 sedikit
Gelembung:
Tidak ada
gelembung

Warna : coklat
28/11/2018 keruh
-0.689 7.40
3 Hari rabu Endapan : ada
Jam 20.15 sedikit
Gelembung:
Tidak ada
gelembung

Warna : coklat
29/11/2018 keruh
- 0.747 8.38
4 Hari kamis Endapan :
Jam 20.15 sedikit
Gelembung:
Tidak ada
gelembung

Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A 2018/2019 107


BAB V PENGENDALIAN KOROSI DENGAN METODA ANODA
Kelompok 17
KORBAN(SACRIFICIAL ANODE CATHODIC PROTECTION)

4.5.2 Pengolahan Data


a. Pembuatan Larutan NaCl 2M
Mr x M x vp
m=
1000
58.5 x 2 x 500
=
1000
= 58.5 gram

b. Luas Penampang Tercelup


A=2 ( P x l )+2 ( P x t )+2 ( l x t )
A=2 (177.8 x 40,2)+2 (177.8 x 4,6)+2 (40.2 x 4,6)
A=16300.72 mm2 =25.26 in2

c. Luas penampang tidak tercelup


A=2 ( P x l )+2 ( P x t )+2 ( l x t )
A=2 (122.2 x 40,2)+2 (122.2 x 4,6)+2 (40.2 x 4,6)
A=11318.96 mm2 =17.54 in2

d. Arus Proteksi (I)


30 MA
I=A x
m2
30 MA
I=0,0163 m2 x
m2
I=0,48 MA
I=0.48 x 10-3 A

e. Arus Proteksi untuk 8 Hari (i)


8
i= xI
365
8
i= x 0.48 x 10-3 A
365
i= 1.052 x10-5 A

Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A 2018/2019 108


BAB V PENGENDALIAN KOROSI DENGAN METODA ANODA
Kelompok 17
KORBAN(SACRIFICIAL ANODE CATHODIC PROTECTION)

f. Arus Proteksi Rata-Rata (i’)


I+i
̅
i=
2
0.48 x 10-4 A+1.052 x10-5 A
̅
i=
2
̅ 0.245x 10-3 A
i=

g. Berat Anoda Korban


t x i ̅ x 8760
Wt =
K x Ef x M
0.22 x 0.245x 10-3 A x 8760
Wt =
780 x 0,85
Wt = 7.12 x 10-5 kg
Wt = 0,071 x 2=0.142 g
h. Laju Korosi (mpy)
W 534 x 0 mg
534 (mpy) = = 0 mpy
ρ.A.t 7.8 x 25.26 in2 x 168

i. Konversi reference electrode


1) -0.582 -0.197= - 0.779 mV
2) -0.495-0.197= -0.692 mV
3) -0.492-0.197= -0.689 mV
4) -0.550-0.197= - 0.747 mV

j. Persamaan Reaksi
1. Pembuatan larutan NaCl 0,1 M
NaCl (s) + H2O(aq) → NaCl(aq) + H2O(aq)
2. Reaksi logam dengan larutan NaCl 0,1 M
Fe + 2NaCl →FeCl2 + 2Na+
Cu + 2NaCl →CuCl2 + 2Na+
Zn + 2NaCl →ZnCl2 + 2Na+

Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A 2018/2019 109


BAB V PENGENDALIAN KOROSI DENGAN METODA ANODA
Kelompok 17
KORBAN(SACRIFICIAL ANODE CATHODIC PROTECTION)

k. Diagram pourbaix

Gambar 5.8 Diagram pourbaix SACP

5.7 Analisa dan Pembahasan


Praktikum ini bertujuan untuk mengendalikan laju korosi pada material
dengan menjadikan material lain sebagai anoda korban. Prinsipnya sama dengan
percobaan galvanic corrosion yang menerapkan deret volta dalam pemilihan
bahan nya. Untuk menghambat laju korosi pada material maka dipilih anoda
korban yang berada diposisi kiri atau yang lebih aktif dari material yang akan
dilindungi.
Pada praktikum ini logam yang digunanakan adalah logam Fe dan logam
yang berperan sebagai anoda korban adalah Zn murni. Anoda korban yang
dibutuhkan dihitung berdasarkaan dimensi dari logam Fe yang akan dilindungi.
Karena focus dari praktikum ini adalah logam yang tercelup larutan maka dimensi
yang digunakan saat perhitungan adalah dimensi specimen yang tercelup saja.
Sebelum dilakukan percobaan, bahan material digerinda terlebihdulu untuk
membersihkan karat yang terdapat pada permukaan material. Material tidak
dibersihkan secara kimiawi karena percobaan yang dilakukan adalah untuk
melindungi material dari korosi. Hanya dibersihkan dengan alkohol untuk
membersihkan material dari kotoran kecil saja.

Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A 2018/2019 110


BAB V PENGENDALIAN KOROSI DENGAN METODA ANODA
Kelompok 17
KORBAN(SACRIFICIAL ANODE CATHODIC PROTECTION)

Spesimen kemudian dipasangkan pengait dari tembaga yang dililitkan pada


lubang yang terdapat pada spesimen yang sebelumnya diamplas terlebih dahulu
untuk menghilangkan lapisan tipis (enimel) agar tegangan pada spesimen dapat
mengalir saat di lakukan pengukuran potensial. Dan dilapisi kutek sebagai isolator
pada kawat tembaga dan agar tidak terjadi interaksi antara tembaga dan spesimen
yang dapat menyebabkan korosi galvanik.
Korosi dari praktikum ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jenis
spesimen yang digunakan, jenis larutan yang digunakan, jenis anoda korban yang
digunakan. Larutan yang digunakan pada praktikum ini ialah larutan NaCl 2M
yang jika terjadi korosi maka akan membentuk FeCl2 pada permukaan specimen.
Anoda korban yang digunakan dalam praktikum ini adalah logam seng
murni yang dihubungkan dengan kawat tembaga dengan logam baja yang akan
dilindungi.pada deret volta posisi seng berada di sebelah kiri dari logam Fe yang
membuktikan bahwa lgam seng lebih aktif dari logam Fe sehingga menjadi anoda
yang terkorosi dan melindungi atau memperhambat laju korosi dari logam Fe.
Dipilih kawat tembaga sebagai penghubung dari anoda korban karena sifat
tembaga yang memiliki nilai konduktivitas yang baik. Namun juka tidak dibatasi
dari logam Fe maka logam Fe yang akan dilindungi akan terkorosi karena sifat
tembaga yang lebih pasif dari logam Fe. Oleh karena itu logam tembaga dilapisi
kutex yang berperan menjadi isolator agar tidak terjadi kontak antara tembaga dan
logam Fe.
Larutan yang digunakan pada praktikum ini adalah larutan NaCl 2 M.
sehingga seharusnya pada logam Fe akan terkorosi dari terbentuknya FeCl2 pada
permukaan logam Fe.
Pada saat praktikum logam yang tercelup kedalam larutan terlihat sedikit
sekali yang terkorosi sangat berbeda jauh dengan logam yang tidak tercelup
karena terkorosi oleh udara disekitarnya. Namun karena telah dihubungkan
dengan anoda korban maka logam Fe yang tercelup tidak terjadi korosi. Pada hari
ke delapan anoda korban yang disiapkan telah habis terkorosi yang membuktikan
bahwa perhitungan berat anoda korban di awal percobaan sesuai dengan apa yang
dibutuhkan.

Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A 2018/2019 111


BAB V PENGENDALIAN KOROSI DENGAN METODA ANODA
Kelompok 17
KORBAN(SACRIFICIAL ANODE CATHODIC PROTECTION)

5.8 Kesimpulan dan Saran


5.8.1 Kesimpulan
1. Salah satu cara pengendalian korosi adalah dengan metode anoda korban.
2. Bahan yang dijadikan anoda korban adalah unsur yang ada di posisi kiri dari
logam yang akan dilindungi.
3. Nilai potensial dan pH specimen tetap berada di daerah imun dari diagram
porbaix.
4. Secara perhitungan laju korosi, nilai nya 0 karena tidak ada kehilangan berat
spesimen uji, namun secara pengamatan visual spesimen mengalami korosi
terutama pada bagian yang tidak tercelup.
5. Berat anoda korban yang tidak ditambahkan factor keamanan dapat menjadi
salah satu penyebab terjadinya korosi.

5.8.2 Saran
1. Specimen yang digunakan akan lebih baik logam yang baru agar terlihat jika
terjadi korosi akibat kegagalan praktikum.

Laporan Akhir Praktikum Korosi T.A 2018/2019 112

Anda mungkin juga menyukai