Anda di halaman 1dari 25

Proses produksi 2

teknik mesin

penyusun :
Ari pamungkas 201823022
Galang ary putra 201823005
Jihan sholih alchaririy 201823018
Hilliawan oki putra 201823016
Muhammad andrean 201823017
Murdiyanto 201823011
Rony kurniawan 201823020
Syahrian ramadhan 201823026

Dosen pembimbing : Angga Setiawan


PROSES PELEBURAN BAJA
• Pengertian baja

• Baja adalah logam paduan, logam besi yang berfungsi sebagai unsur dasar dicampur dengan
beberapa elemen lainnya , termasuk unsur karbon. Kandungan karbon dalam baja berkisar
0,2% hingga 2,1 %. Fungsi karbon dalam baja adalah sebagai unsur pengeras dengan mencegah
dislokasi bergeser pada kisi kristal atom besi.
• Sifat baja

• 1. Sifat fisik

• Sifat fisik baja meliputi berat, berat jenis, daya hantar panas dan konduktivitas listrik. Baja dapat
berubah sifatnya karena adanya pengaruh beban dan panas.

• 2. Sifat Mekanis

• sifat mekanis adalah kemampuan bahan tersebut memberikan perlawanan apabila diberikan beban
pada bahan tersebut. Atau dapat dikatakan sifat mekanis adalah kekuatan bahan didalam memikul
beban yang berasal dari luar.
• Sifat mekanis pada baja meliputi :

• a. Kekuatan

• Sifat penting pada baja adalah kuat tarik. Pada saat baja diberi beban, maka baja akan
cenderung mengalami deformasi/perubahan bentuk. Perubahan bentuk ini akan menimbulkan
regangan, yaitu sebesar terjadinya deformasi tiap satuan panjangnya. Akibat regangan tersebut,
didalam baja terjadi tegangan.

• Ada 3 jenis tegangan yang terjadi pada baja

• Tegangan , dimana baja masih dalam keadaan elastis

• Tegangan leleh, dimana baja mulai rusak/leleh

• Tegangan plastis, tegangan maksimum baja, dimana baja mencapaikekuatan maksimum.


b. Keuletan (ductility)

• Kemampuan baja untuk berdeformasi sebelum baja putus. Keuletan ini berhubungan dengan
besarnya regangan/strain yang permanen sebelum baja putus. Keuletan ini juga berhubungan
dengan sifat dapat dikerjakan pada baja. Cara ujinya berupa uji tarik.

• c. Kekerasan

• Kekerasan adalah ketahanan baja terhadap besarnya gaya yang dapat menembus permukaan
baja. Cara ujinya dengan kekerasan Brinell, Rockwell, ultrasonic, dll.

• d. Ketangguhan (toughness)

• hubungan antara jumlah energi yang dapat diserap oleh baja sampai baja tersebut putus.
Semakin kecil energi yang diserap oleh baja, maka baja tersebut makin rapuh dan makin kecil
ketangguhannya. Cara ujinya dengan cara memeberi pukulan mendadak (impact/pukul takik).
• e. Elastisitas (elasticity)
• Kemampuan atau kesanggupan untuk dalam batas–batas pembebanan tertentu sesudahnya
pembebanan ditiadakan kembali kepada bentuk semula.

• f. Kekenyalan atau keliatan (tenacity)

• Kemampuan atau kesanggupan untuk dapat menerima perubahan


perubahan bentuk yang besar tanpa menderita kerugian-kerugian berupa cacat
atau kerusakan yang terlihat dari luar dan dalam untuk jangka waktu pendek.

• g. Kemungkinan ditempa (maleability)

• Sifat dalam keadaan merah pijar menjadi lembek dan plastis sehingga dapat
dirubah bentuknya.
• Klasifikasi Baja

• 1. Baja Karbon

• Baja karbon disebut juga plain karbon steel, mengandung terutama unsure karbon dan sedikit
silicon, belerang dan pospor. Berdasarkan kandungan karbonnya, baja karbon dibagi menjadi :

• Baja dengan kadar karbon rendah ( < 0,2 % C)

• Baja dengan kadar karbon sedang ( 0,1%-0,5 % C)

• Baja dengan kadar karbon tinggi ( >0,5 % C)

• Kadar karbon yang terdapat di dalam baja akan mempengaruhi kuat tarik, kekerasan dan
keuletan baja. Semakin tinggi kadar karbonnya, maka kuat tarik dan kekerasan baja
semakin meningkat tetapi keuletannya cenderung turun.
• 2. Baja Paduan

• Baja dikatakan di padu jika komposisi unsur-unsur paduannya secara khusus, bukan baja
karbon biasa yang terdiri dari unsure silisium dan mangan. Baja paduan semakin banyak di
gunakan.Unsur yang paling banyak di gunakan untuk baja paduan , yaitu : Cr, Mn, Si, Ni, W, Mo,
Ti, Al, Cu, Nb, Zr.

• 3. Baja Tahan Karat

• Baja tahan karat adalah paduan besi dengan minimal 12% Chromium. Jadi tanpa tambahan
apapun perpaduan Besi dengan 12% Chromium bisa disebut Stainless Steel. Komposisi ini
membentuk thin protective layer Cr2O3.
• Stainless Steel biasanya dibedakan menjadi lima golongan ,penggolongan ini dilakukan
menurut kadar paduan di dalamnya yaitu :

• 1. Stainless Steel martensitic

• 2. Steinless steel feritik

• 3. Stainless Steel Austenitik

• 4. Stainless Steel duplex

• 5. Precipitation –hardening Stainless Steel.


Proses Peleburan Baja

Gambar disamping adalah


Proses Peleburan Baja
• 1. Proses Konverter

• Proses konverter terdiri dari satu tabung yang berbentuk bulat lonjong dengan menghadap
kesamping. Sistem kerja dari proses konverter dapat dijelaskan sebagai berikut:

• Dipanaskan dengan kokas sampai ± 1500 0C,

• Dimiringkan untuk memasukkan bahan baku baja. (± 1/8 dari volume konvertor)

• Kembali ditegakkan.

• Udara dengan tekanan 1,5 – 2 atm dihembuskan dari kompresor.

• Setelah 20-25 menit konvertor dijungkitkan untuk mengeluarkan hasilnya


• Proses konverter terdiri dari beberapa macam proses, diantara lain sebagai berikut
• a. Proses Bessemer

• Konvertor Bessemer adalah sebuah bejana baja dengan lapisan batu tahan api yang bersifat
asam. Dibagian atasnya terbuka sedangkan pada bagian bawahnya terdapat sejumlah lubang-
lubang untuk saluran udara. Bejana ini dapat diguling-gulingkan.

• Hasil dari konvertor Bessemer disebut baja Bessemer yang banyak digunakan untuk bahan
konstruksi. Proses Bessemer juga disebut proses asam karena muatannya bersifat asam dan batu
tahan apinya juga bersifat asam. Apabila digunakan muatan yang bersifat basa lapisan batu itu
akan rusak akibat reaksi penggaraman.
Skematik Konverter Bessemer
• b. Proses Thomas

• Konvertor Thomas juga disebut konvertor basa dan prosesnya


adalah proses basa, sebab batu tahan apinya bersifat basa serta
digunakan untuk mengolah besi kasar yang bersifat basa.

• Muatan konvertor Thomas adalah besi kasar putih yang banyak


mengandung fosfor. Proses pembakaran sama dengan proses
pada konvertor Bessemer, hanya saja pada proses Thomas fosfor
terbakar setelah zat arangnya terbakar. Pengaliran udara tidak
terus-menerus dilakukan karena besinya sendiri akan terbakar.
Pencegahan pembakaran itu dilakukan dengan menganggap
selesai prosesnya walaupun kandungan fosfor masih tetap
tinggi.

c. Proses Basic Oxygen Furnance

• Proses Oksi yaitu:

• 1. Logam cair dimasukkan ke ruang baker (dimiringkan lalu ditegakkan).

• 2. Oksigen (± 1000) ditiupkan lewat Oxygen Lance ke ruang bakar dengan kecepatan
tinggi.

(55 m3 (99,5 %O2) tiap satu ton muatan) dengan tekanan 1400 kN/m2.

• 3. Ditambahkan bubuk kapur (CaO) untuk menurunkan kadar P dan S.


• Proses konvertor yang lebih modern adalah proses oksi, pada proses ini menggunakan bahan besi
kasar yang mempunyai komposisi kurang baik apabila dikerjakan dengan konvertor Bessemer
maupun Thomas. Disini zat asam murni dihembuskan di atas cairan dan kadang-kadang juga
kedalam cairan besi, sehingga karbon, silisium, mangan dan sebagainya terbakar. Hasil
pembakaran unsur-unsur tersebut ditampung oleh bahan tambahan batu kapur dan terikat
menjadi terak yang mengapung di atas cairan besi.

• Keuntungan dari proses oksi adalah sebagai berikut :

• 1. Waktu proses relatif pendek

• 2. Hasilnya mengandung fosfor (P)dan belerang (S) yang rendah.

• 3. Hasil yang diproduksi relatif lebih banyak dalam tempo yang sama dibanding proses lain.

• 4. Biaya produksi baja tiap ton lebih murah.


Gambar disamping adalah
Proses Basic Oxygen Furnance
• 2. Proses Martin (Dapur Siemen Martin)

• Proses lain untuk membuat baja dari bahan besi kasar adalah menggunakan dapur Siemens
Martin yang sering disebut proses Martin. Dapur ini terdiri atas satu tungku untuk bahan yang
dicairkan dan biasanya menggunakan empat ruangan sebagai pemanas gas dan udara. proses
ini digunakan muatan besi bekas yang dicampur dengan besi kasar sehingga dapat
menghasilkan baja dengan kualitas yang lebih baik jika dibandingkan dengan baja Bessemer
maupun Thomas.

• Proses Martin menggunakan sistem regenerator (± 3000 0C.). Fungsi dari regenerator adalah:

• Memanaskan gas dan udara atau menambah temperatur dapur

• Sebagai Fundamen/ landasan dapur

• Menghemat pemakaian tempat


• Bisa digunakan baik besi kelabu yang dilapisi batu silka (SiO2) maupun besi putih yang dilapisi
dengan batu dolmit (40 % MgCO3 + 60 % CaCO3)

• Proses Martin dibagi menjadi dua yaitu

• a. Proses Martin asam untuk besi kasar dengan

kadar fosfor rendah.

• b. Proses Martin basa untuk besi kasar dengan

kadar fosfor tinggi.

Dapur Siemen Martin


• Keuntungan dari proses Martin dibanding proses Bessemer dan Thomas

• a. Proses lebih lama sehingga dapat menghasilkan susunan yang lebih baik dengan jalan
percobaan-percobaan.

• b. Unsur-unsur yang tidak dikehendaki dan kotoran-kotoran dapat dihindarkan atau dibersihkan

• c. Penambahan besi bekas dan bahan tambahan lainnya pada akhir proses menyebabkan
susunannya dapat diatur sebaik-baiknya.

• Selain keuntungan di atas dan karena udara pembakaran mengalir di atas cairan maka hasil
akhir akan sedikit mengandung zat asam dan zat lemas. Proses Martin basa biasanya masih
mengandung beberapa kotoran seperti zat asam, belerang, fosfor dan sebagainya. Sedangkan pada
proses Martin asam kadar kotoran-kotoran tersebut lebih kecil.
• 3. Dapur Listrik

• Dapur listrik digunakan untuk pembuatan baja yang tahan terhadap suhu tinggi.

• Beberapa keuntungan dapur ini antara lain:

• Jumlah panas yang diperlukan dapat dapat diatur sebaik-baiknya.

• Pengaruh zat asam praktis tidak ada.

• Susunan besi tidak dipengaruhi oleh aliran listrik.

• Mudah mencapai temperatur tinggi dalam waktu singkat.

• Temperatur dapat diatur.

• Efisiensi termis dapur tinggi.

• Cairan besi terlindungi dari kotoran dan pengaruh lingkungan sehingga kualitasnya baik.
• Proses dapur listrik dibagi menjadi
• a. Dapur listrik busur nyala api.
• Keterangan Gambar :
• 1. Lapisan silika
• 2. Campuran tanah liat
• 3. Lapisan silika/logam khusus
• 4. Lapisan tanah liat
• 5. Lapisan campuran tanah dengan tanah liat
• 6. Lapisan mangan
• 7. Campuran mangan/bijih mangan
• 8. Elektroda
• 9. Lubang tuang

• Dapur Listrik Busur Nyala Api


• b. Dapur listrik induksi.

• Proses dasar dapur listrik induksi : menimbulkan panas dengan cara mengubah tenaga listrik
menjadi panas. Listrik dialirkan lewat lilitan primer, karena lilitan primer mengelilingi inti (teras
besi), maka akan terjadi medan magnet (flux) pada inti dan karena lilitan sekunder juga
mengelilingi inti tersebut, maka akan terjadi induksi listrik dari inti ke lilitan sekunder, lilitan
sekunder menimbulkan panas yang digunakan mencairkan logam disekitarnya.

• Dapur Listrik Induksi


• Dapur induksi dapat dibedakan menjadi
• a. Dapur induksi frekuensi rendah

• Dapur induksi frekuensi rendah bekerja menurut prinsip transformator. Dapur ini berupa
saluran keliling teras dari baja yang beserta isinya dipandang sebagai gulungan sekunder
transformator yang dihubungkan singkat, akibat hubungan singkat tersebut di dalam dapur
mengalir suatu aliran listrik yang besar dan membangkitkan panas yang tinggi. Akibatnya isi
dapur mencair dan campuran-campuran tambahan dioksidasikan.

• b. Dapur induksi frekuensi tinggi

• Dapur ini terdiri atas suatu kuali yang diberi kumparan besar di sekelilingnya. Apabila dalam
kumparan dialirkan arus bolak-balik maka terjadilah arus putar didalam isi dapur. Arus ini
merupakan aliran listrik hubungan singkat dan panas yang dibangkitkan sangat tinggi sehingga
mencairkan isi dapur dan campuran tambahan yang lain serta mengkoksidasikannya.
Matur nuwun

semester tiga, 2019

Anda mungkin juga menyukai