PENDAHULUAN
Dongkrak adalah sebuah alat mekanik yang berfungsi mengangkat barang berat,
dongkrak digerakkan dengan tangan atau kaki. Dongkrak dirancang untuk mempermudah
kerja manusia, biasanya alat ini digunakan untuk mobil. Fungsi dongkrak pada mobil adalah
untuk mengangkat mobil pada waktu pemasangan jack stand dan juga biasanya digunakan
untuk mengganti ban mobil, namun tujuan lain seperti melakukan inspeksi atau perbaikan
sistem pengereman itu juga membutuhkan dongkrak sebagai sarana pendukung dalam
Dalam mengangkat beban yang berat dongkrak mekanik menggunakan poros ulir atau
yang biasa disebut Power screw. yang mengubah gerakan rotasi yang dihasilkan dari putaran
engkol pemutar menjadi gerakan linear akibat dari reaksi antara poros ulir dan nuts yang
menyebabkan frame dongkrak bisa bergerak naik turun dan berfungsi untuk menaikan dan
menurunkan beban..
Pada poros ulir tegangan terbesar yang terjadi ada pada bagian ulirnya yang
menyebabkan ketika umur pemakaian sudah lama sering terjadi kerusakan pada bagian ulir
yang menyebabkan performa dari dongkrak menjadi kurang maksimal. Maka diperlukan
perancangan ulang poros ulir untuk mendapatkan poros ulir dengan kekuatan yang baik
Permasalahan yang dibahas pada Tugas Elemen I ini yaitu mengenai perhitungan
kekuatan poros ulir dongkrak mekanik, mencari bahan yang digunakan, serta apakah dengan
ukuran poros ulir M12x2 mm sudah cukup untuk menahan beban yang akan diangkat
dongkrak
1.3 Tujuan
Tujuan dari Tugas Elemen I ini adalah untuk merancang ulang bahan yang digunakan
pada poros ulir dongkrak mekanik (Scissor) yang dapat menahan beban yang diangkat.
Dalam laporan ini, membatasi permasalahan yang ada, hanya dengan melakukan
perhitungan yang berhubungan dengan poros ulir dongkrak mekanik. Untuk memulai
perhitungan dalam analisa reaksi tumpuan dan bahan poros ini dimulai dengan mencari :
Gaya berat
Dalam memulai perhitungan, parameter dan analisa yang lainnya, data – data yang didapat
selain dari pengukuran secara langsung, juga menggunakan tabel – tabel yang ada pada buku.
Pengumpulan data di dalam penyusunan laporan ini dilakukan dengan beberapa cara
yaitu:
Melakukan Observasi langsung, dalam hal ini penulis secara langsung mengamati poros
Susunan penulisan laporan perancangan ulang poros ulir dongkrak mekanik (Scissor)
meliputi :
BAB I : PENDAHULUAN
perhitungan poros.
BAB IV : ANALISA
Membahas tentang hasil yang diperoleh dari perhitungan serta analisa yang
BAB V : KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Berisi referensi buku yang menjadi acuan dalam penulisan laporan ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Dongkrak Dongkrak merupakan salah satu alat pengangkat yang digunakan
untuk mengangkat beban ke posisi yang dikehendaki dengan gaya yang kecil. Macam-
macam dongkrak:
baut untuk meninggikan titik pusat penampang. Walau membutuhkan lebih banyak
diperlukan untuk pengangkatan, daya yang dihasilkan jauh lebih besar dan tenaga
Sumber: eprints.polsri.ac.id/
1. kaki penyangga (foot)
3. Nuts
7. Pins
8. Crank/handle
Menaikkan beban:
a. Pada saat handle diputar searah jarum jam, maka poros ulir akan ikut berputar
b. Maka nuts dan poros ulir akan berkerja seperti halnya sepasang baut dan mur yang
Menurunkan beban:
a. Pada saat handle diputar berlawanan arah jarum jam, maka poros ulir akan ikut
b. Maka nuts dan poros ulir akan berkerja seperti halnya sepasang baut dan mur yang
Sumber : me-mechanicalengineering.com
p
Dm = d -
2
Dr = d – p
l=np
dimana:
dm = Diameter (mm)
l = Length (mm)
nenyambungkan beberapa komponen menjadi satu unit produk jadi. Berdasarkan hal ini
maka fungsi dari ulir secara umum dapat dikatakan sebagai berikut:
a. sebagai alat pemersatu, artinya menyatukan beberapa komponen menjadi satu unit
barang jadi. Biasanya yang digunakan adalah ulir segi tiga baik ulir menggunakan
b. Sebagai penerus daya, artinya system ulir digunakan untuk memindahkan suatu
daya menjadi daya lain misalnya system ulir pada dongkrak, system ulir pada poros
ulir ini maka beban yang relative berat dapat ditahan atau diangkat dengan daya
c. Ullir segi empat banyak digunakan sebagai salah satu alat terjadinya kebocoran,
terutama pada system ulir yang digunakan pada pipa. Kebanyakan yang dipakai
1. Kekuatan Poros
Suatu poros transmisi dapat mengalami beban punter atau lentur atau gabungan
anatara punter dan lentur seperti telah diutarakan di ada poros yang mendapat beban
tarik atau tekan seperti poros baling – baling kapal atau turbin, dll.
diperkecil (poros bertangga) atau bila poros mempunyai alur pasak, harus
diperhatikan
2. Kekakuan Poros
menahan pembebanan tetapi adanya lenturan atau defleksi yang terlalu besar akan
mengakibatkan ketidaktelitian (pada mesin perkakas), getaran mesin (vibration) dan
suara (noise). Oleh karena itu disamping memperhatikan kekuatan poros, kekakuan
poros juga harus diperhatikan dan disesuaikan dengan jenis mesin yang akan
3. Putaran Kritis
Bila putaran mesin dinaikan maka akan menimbulkan getaran (vibration) pada
mesin tersebut. Batas antara putaran mesin yang mempunyai jumlah putaran normal
dengan putaran mesin yang menimbulkan getaran yang tinggi disebut putaran kritis.
Hal ini dapat terjadi pada turbin, motor bakar, motor listrik, dll. Selain itu,
timbulnya getaran yang tinggi dapat mengakibatkan kerusakan pada poros dan
putaran kerja dari poros tersebut agar lebih rendah dari putaran kritisnya.
4. Korosi
Bahan – bahan tahan korosi (termasuk plastik) harus dipilih untuk poros
propeller dan pompa bila terjadi kontak dengan fluida yang korosif. Demikian pula
untuk poros – poros terancam kavitasi, dan poros – poros mesin yang sering
berhenti lama, sampai batas – batas tertentu dapat pula dilakukan perlindungan
terhadap korosi.
5. Bahan poros
Poros untuk mesin umum biasanya dibuat dari baja batang yang ditarik dingin
dan difinis, baja karbon kontruksi mesin (disebut bahan S-C) yang dihasilkan dari
ingot yang di –“kill” (baja yang dideoksidasikan dengan ferrosilicon dan dicor;
kadar karbon terjamin) (JIS G3123 Tabel 1.1). meskipun demikian, bahan ini
kelurusannya agak kurang tetap dan dapat mengalami deformasi karena tegangan
yang kurang seimbang misalnya bila diberi alur pasak, karena ada tegangan sisa di
dalam terasnya. Tetapi penarikan dingin membuat permukaan poros menjadi keras
diperoleh dari batang percobaan dengan diameter 20 mm; dalam hal ini harus
diingat bahwa untuk poros yang diameternya jauh lebih besar dari 25 mm, harga –
harga tersebut akan lebih rendah dari pada yang ada di dalam tabel karena adanya
pengaruh masa.
Poros – poros yang dipakai untuk meneruskan putaran tinggi dan beban berat
umumnya dibuat dari baja paduan dengan pengerasan kulit yang sangat tahan
terhadap keausan. Beberapa diantaranya adalah baja khrom nikel, baja khrom
molibden, dll. (G4102, G4103, G4104, G4105 dalam tabel 1.2) sekalipun demikian
pemakaian baja paduan khusus tidak selalu dianjurkan jika alasannya hanya karena
putaran tinggi dan berat beban. Dalam hal demikian perlu dipertimbangkan
penggunaan baja karbon yang diberi perlakuan panas secara tepat untuk
memperoleh kekuatan yang diperlukan. Baja tempa (G3201, ditempa dari ingot.
Tabel 1.1 Baja karbon untuk kontruksi mesin dan baja batang yang difinis dingin
untuk poros
konstruksi S40C “ 55
mesin S45C “ 58
S55C “ 66
Ditarik dingin,
Batang baja S35C-D - 53 digerinda,
hal – hal
tersebut
Sumber : Dasar Perencanaan Dan Pemilihan Elemen Mesin. Sularso (2018)
(kg/mm2)
SNC 2 - 85
SNC 22 “ 100
SNCN 1 - 85
SNCN 2 - 95
SNCN 23 “ 100
SNCN 25 “ 120
SCr 3 - 90
SCr 22 “ 85
SNCN 1 - 85
SNCN 2 - 95
SNCN 7 - 100
Baja Khrom molibden SNCN 8 - 105
SNCN 23 - 95
SNCN 25 - 100
Pada umumnya baja diklasifikasikan atas baja lunak, baja liat, baja agak keras,
dan baja keras. Diantaranya, baja liat dan baja agak keras banyak dipilih untuk
poros. Kandungan karbonnya adalah seperti yang tertera dalam tabel 1.4. baja lunak
yang terdapat dipasaran umumnya agak kurang homogen di tengah, sehingga tidak
dapat dianjurkan untuk dipergunakan sebagai poros penting. Baja agak keras pada
umumnya berupa baja yang dikil seperti yang telas disebutkan diatas. Baja macam
ini jika diberi perlakukan secara tepat dapat menjadi bahan poros yang sangat baik.
untuk memilih baja atas dasar klasifikasi yang terlalu umum seperti diatas.
Sebaiknya pemilihan dilakukan atas dasar standar – standar yang ada. Nama – nama
dan lambang – lambang dari bahan – bahan menurut standar beberapa Negara serta
persamaannya dengan JIS (Standar Jepang) untuk poros diberikan dalam Tabel 1.4.
19 Putaran kritis untuk masing – masing benda
yang berputar … (rpm)
Nama Standar jepang Standar Amerika (AISI), Inggris (BS), dan Jerman (DIN)
(JIS)
S25C AISI 1025, BS060 A 25
Baja karbon kontruksi mesin S35C AISI 1035, BS060 A 35, DIN C35
SNC BS 653M31
SNCM 2 BS830M31
SNCM 25 BS
SCr 3 AISI 5135, BS530A36
Keterangan:
F 2F
σb = =
A π . Dm .nt . p
Keterangan:
Dm= Diameter
σ ijin
Sf = =
σ terjadi
BAB III
PEMBAHASAN
Melakukan perhitungan untuk mencari bahan yang sesuai dan memiliki kekuatan yang
sesuai dengan tegangan yang terjadi. Pada pembahasan kali ini perancangan ulang
Panjang 4070 mm
Lebar 1655 mm
Tinggi 1600 mm
Jumlah Pintu 5
START
SKETSA
1. Berat mobil
PEMBEBANAN
a
a
Bahan Poros
Kekuatan Tarik
(kg /mm¿¿ 2)¿
Faktor Keamanan Sf 1
SELESAI
3.4 Perhitungan
Ray Rby
621,5 mm 1903,5 mm
∑ Mc =0 (Asumsi arah ccw positif + )
9810 N X 621,5 MM
Rby = = 2414,619 N
2525 MM
-W+Ray+Rby = 0
Ray = W – Rby
Ray = 7395,38 N
Jadi beban yang diangkat dongkrak adalah sebesar Ray dibagi dua sebesar 3697,38 N
= 3697,38 N
1505
x=46,5 mm53 3
46,5
ϴ = sin −1( ) = 18,05°
x 150
γ = 90° - 18,05° = 71,95°
DBB DONGKRAK
w
Fa Fb
Fb
Fa
Fc Fd
Fx
Fx Fx
Fc Fc Fc Fd
Fd
Fx
Fe
Fd Ff
Fd
Fe Ff
Fd Fd
Fay
∑ FY = 0 (Asumsi arah keatas positif + )
Fa
Fb
Fcy – Fay = 0
Fax
Fay Fcy = Fay = 3697,69 N
Fcx
Fb ∑ Mc = 0 (Asumsi arah ccw positif + )
5670,509
Fc = Fe = Fd = Ff = = 5963,77 N
sin(71,94)
Jadi gaya tarik yang dialami oleh poros ulir adalah sebesar 11341,018 N
Dm = d - p/2 = 12 mm – 2/2 = 11 mm
Dr = d – p = 12 mm -2 mm = 10 mm
4F
Dr 2= =
π . σ ijin
4F
Dr =
√ π . σ ijin
=
4 x 1156,067 Kg
Dr =
√ π x 48 Kg/mm2
= 5,536 mm
2F
Dm = =
π . σb . nt . p
2 x 1156,067 Kg
Dm = π x 48 Kg x 1 x 2 mm = 7,666 mm
mm2
4F
Dr 2= =
π . σ ijin
4F
Dr =
√ π . σ ijin
=
4 x 1156,067 Kg
Dr =
√ π x 52 Kg/mm2
= 5,320 mm
2 x 1156,067 Kg
Dm = π x 52 Kg x 1 x 2 mm = 7,076 mm
mm2
4F
Dr 2= =
π . σ ijin
4F
Dr =
√ π . σ ijin
=
4 x 1156,067 Kg
Dr =
√ π x 55 Kg/mm2
= 5,173 mm
2F
Dm = =
π . σb . nt . p
2 x 1156,067 Kg
Dm = π x 55 Kg x 1 x 2mm = 6,690 mm
mm2
PENENTUAN DIMENSI
Dari perhitungan Baja Karbon JIS G 4501 (S30C) diperoleh nilai tegangan aksial
Safety Factor
Kg
85
mm2
Sf = = 2,54
Kg
33,45
mm2