BAB III
DASAR MEKANIK
Pendahuluan
Bagian mekanik adalah bagian yang secara langsung menunjukkan fungsi sistem
mekatronika. Oleh karena itu bagian mekanik perlu dirancang dengan sebaik-baiknya.
Bagian kendali, elektronik, dan komputer yang canggih tidak ada artinya jika tidak
didukung oleh bagian mekanik yang handal.
Dalam perancangan mekanik hal yang perlu diperhatikan adalah dinamika, kinematika,
statika, atau styling. Empat pertimbangan tersebut ditinjau dari gaya dan gerak yang
terjadi pada sistem mekanik. Lihat Tabel 3.1.
Gaya
Tanpa gerak
Styling
Statika
Gerak
Kinematika
Dinamika
III.1
Pada mekanika terdapat dua jenis gerak yaitu gerak translasi/linear dan gerak rotasi.
Kedua gerak ini kerap dijumpai pada sistem mekanika. Selain itu sering juga dijumpai
perubahan gerak dari translasi ke rotasi atau sebaliknya.
(3.1)
Pegas
Sebuah pegas mempunyai gaya potensial Fp yaitu gaya yang membuat pegas kembali ke
posisi awal setelah mengalami peregangan. Selain itu pegas juga mempunyai tetapan
pegas K. Sistem gaya-pegas dapat dilihat pada Gambar 3.2.
III.2
F(t) Fp = Kx(t)
(3.2)
Gesekan
Pada setiap gerakan translasi selalu terjadi gesekan. Gesekan adalah gaya yang
mempunyai arah berlawanan dengan arah gerak. Untuk analisis, gesekan dapat dibagi
menjadi tiga komponen yaitu: gesekan viscous, gesekan statik, dan gesekan coulomb.
Lihat Gambar 3.3.
III.3
(3.3)
Static friction (starting friction) adalah gesekan yang terjadi sesaat sebelum benda
bergerak.
Coulomb friction (running friction) adalah gesekan yang terjadi ketika benda
bergerak. Besarnya tetap dengan arah berlawanan dengan arah gerak benda.
Komponen mekanik yang biasa digunakan untuk mengurangi gesekan adalah bearing.
Terdapat dua jenis bearing yaitu bearing untuk gerak translasi dan bearing untuk gerak
rotasi.
(a)
(b)
III.4
(3.4)
Torsi dapat juga dibangkitkan oleh gaya seperti pada Gambar 3.7.
(3.5)
Persamaan (3.5) memperlihatkan bahwa torsi akan membesar dengan gaya tetap namun
r diperpanjang. Contoh peralatan yang menggunakan mekanisme torsi-gaya adalah
pembuka mur roda mobil (kunci roda).
III.5
(3.6)
Contoh penggunaan torsi pegas dapat dijumpai pada penjebak tikus, lihat Gambar 3.10.
III.6
Konversi Gerak
Konversi gerak dapat terjadi dari rotasi ke rotasi, rotasi ke translasi, translasi ke rotasi,
dan translasi ke translasi.
Konversi gerak rotasi ke rotasi
Roda gigi ideal
Perhatikan Gambar 3.11.
(a)
(b)
Gambar 3.11 Roda gigi ideal (a) dan gambar skema roda gigi (b)
(3.7)
Melalui persamaan (3.7) kita dapat menghitung torsi yang terjadi pada roda gigi kedua
jika perbandingan gigi pada dua roda gigi diketahui dan torsi pada roda gigi pertama
juga diketahui. Perhitungan menggunakan rumus (3.7) sering dilakukan karena konversi
gerak rotasi ke rotasi sering ditemui pada sistem mekanik. Gambar 3.12
memperlihatkan motor yang telah dilengkapi dengan gear box sebagai pengkonversi
gerak dan berguna juga sebagai speed reducer.
III.7
(a)
(b)
Gambar 3.17 Contoh penggunaan timing belt and pulley pada mesin sepeda motor (a)
dan roda robot (b)
III.9
III.10
Pada gambar dapat dilihat bahwa pinion berputar dan menggeser rack. Contoh
pemakaian konversi gerak rotasi ke translasi dengan sistem rack and pinion dapat dilihat
pada Gambar 3.21.
(a)
(b)
Gambar 3.21 Contoh pemakaian rack and pinion pada timbangan (a) dan
car steering (b)
Belt and pulley driving a linear load
Contoh penggunaan konversi gerak rotasi ke translasi pada Gambar 3.22 dapat dilihat
pada Gambar 3.23.
(a)
(b)
Gambar 3.25 Contoh penggunaan slider cranks pada mesin (a) dan BBQ fan (b)
Cams
Mekanisme cam dapat dilihat pada gambar 3.26.
III.12
(a)
(b)
Gambar 3.26 Cam dengan follower menggunakan Lego (a) dan contoh penggunaan cam
dengan follower pada mainan (b)
Linkages
Four-bar linkages dapat dilihat pada Gambar 3.27.
III.13
(a)
(b)
III.15
III.16
Persoalan eccentricity
Eccentricity adalah persoalan penempatan titik pusat yang tidak tepat di tengah
lingkaran. Akibat titik pusat yang tidak tepat di tengah maka jarak tepi lingkaran dengan
pusat tidak sama dan hal ini akan mengakibatkan masalah. Sebagai contoh pada roda
gigi, ketidaktepatan titik pusat mengakibatkan jarak antar gigi roda gigi satu dengan
roda gigi lain akan berubah-ubah. Pada saat antar gigi terlalu dekat, maka roda gigi akan
mengalami gesekan yang sangat besar. Sebaliknya pada saat gigi berjauhan, maka dapat
mengakibatkan backlash.
III.17
Backlash
Pemodelan Mekanik
Sebagaimana sistem elektronik, sistem mekanik juga dapat dimodelkan dan
disimulasikan. Pemodelan sistem mekanik dapat dilakukan dengan cara pandang
mekanik yaitu memperhitungkan gaya yang bekerja pada elemen mekanik. Selain itu
pemodelan mekanik juga dapat dilakukan dengan menganalogikan sistem mekanik
dengan sistem elektronik. Tabel 3.1 memperlihatkan simbol yang berlaku dalam
pemodelan mekanik untuk gerak translasi dan rotasi.
III.20
Model mekanik sistem pada Gambar 3.41 dapat dilihat pada Gambar 3.42.
Persamaan yang berlaku untuk model pada Gambar 3.42 adalah sebagai berikut:
III.21
III.22
M Massa
J Momen inersia
C
K Tetapan pegas linear
K Tetapan pegas torsi
1/L
B Tetapan gesekan
B Tetapan gesekan
1/R=G
viscous linier
voscous rotasi
Elektrik
Arus
Tegangan
Kapasitansi
Induksi
Konduksi
Model analog dari model mekanik Gambar 3.44 dapat dilihat pada Gambar 3.45.
III.23
III.24
dianalisis dari sisi kinematika dan dinamika. Selain itu sistem mekanik juga dapat
dianalisis dari sisi resolusi, repeatibility, dan akurasi.
Tinjauan Ulang
1.
2.
3.
4.
Daftar Pustaka
1. Richard D.Klafter, Thomas A.Chmielewski, and Michael Negin, Robotic
Engineering An Integrated Approach, Prentice-Hall International Editions, 1989
2. Vasilije S. Vasi and Mihailo P. Lazarevi, Standard Industrial Guideline for
Mechatronic Product Design, FME Transactions (2008) 36, p103-108, Faculty of
Mechanical Engineering, Belgrade, 2008
3. Robert H. Bishop. Editor-in-chief. The Mechatronics Handbook, CRC Press, 2002.
4. Jad El-khoury, A Model Management and Integration Platform for Mechatronics
Product Development, Doctoral Thesis, Stockholm, Sweden 2006
III.25