Laporan ini disusun untuk melaporkan bagamana hasil percobaan metalografi pendidikan
Diploma III Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Jakarta
Oleh :
2018
1
Kata Pengantar
2
Daftar Isi
Sampul........................................................................................................................................1
Kata Pengantar...........................................................................................................................2
Daftar Isi....................................................................................................................................3
I. Tujuan Percobaan................................................................................................................4
II. Dasar Teori……..................................................................................................................7
III. Peralatan dan Bahan Percobaan........................................................................................11
IV. Prosedur Percobaan..........................................................................................................14
V. Hasil Percobaan................................................................................................................16
VI. Analisa Hasil Percobaan………………………………………………………………..17
VII. Kesimpulan dan Saran.....................................................................................................18.
VII. Daftar Pustaka..................................................................................................................19
3
I. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan pengujian metalografi pada bahan :
Dapat melihat gambar struktur mikro pada logam
Mengidentifikasikan gambar struktur Mikron
Melakukan Analisa Struktur Mikro (ASM)
4
Bahan uji :
Baja ST37
Baja ST45
Baja ST60
Amuntit
2)Pemotongan sample
Teknik pemotongan sampel dapat dilakukan dengan :
a. pematahan : untuk bahan getas dank eras
b. pengguntingan : untuk baja karbon rendah yang tipis dan lunak
c. penggergajian : untuk bahan yang lebih lunak dari 350 HB
d. pemotongan abrasi
e. electric discharge machining : untuk bahan dengan konduktivitas baik dimana
sampel direndam dalam fluida dielektrik lebih dahulu sebelum dipotong dengan
memasang catu listrik antara elektroda dan sampel.
5
4)Pengamplasan
Pengamplasan berguna untuk meratakan dan menghaluskan permukaan
sampel yang akan diamati. Pengamplasan ini dilakukan secara berurutan yaitu
dengan memakai amplas kasar hingga amplas halus (100-1200). Pengamplasan
kasar dilakukan dengan menggunakan amplas dengan nomor 100, sedangkan
pengamplasan halus menggunakan amplas dengan nomor lebih tinggi dari
220,320,600,800,1000 dan 1200. Pengamplasan dimulai dengan meletakkan sample
pada kertas amplas dengan permukaan yang akan diamati bersentuhan langsung
dengan bagian kertas amplas yang kasar, kemudian sample ditekan dengan gerakan
searah. Selama pengamplasan terjadi gesekan antara permukaan sample dan kertas
amplas yang memungkinkan terjadinya kenaikan suhu yang dapat mempengaruhi
mikro struktur sample sehingga diperlukan pendinginan dengan cara mengaliri air.
Apabila ingin mengganti arah pengamplasan, sample diusahakan berada pada
kedudukan tegak lurus terhadap arah mula-mula. Pengamplasan selesai apabila tidak
teramati lagi adanya goresan-goresan pada permukaan sampel, selanjutnya sampel
siap dipoles. Pengamplasan ini menggunakan mesin rotary grinding.
5)Pemolesan
Pemolesan bertujuan untuk lebih menghaluskan dan melicinkan
permukaan sample yang akan diamati setelah pengamplasan. Pemolesan ini
menggunakan sebuah cairan yang disebut alumina. Alumina adalah cairan yg
memiliki butiran2 halus untuk membuat permukaan sample menjadi lebih halus dan
licin. Cairan alumina ini dioleskan menggunakan majun(kain) dan usap permukaan
dengan gerakan memutar.
6)Etsa / Ecthing
Dilakukan dengan mengkikis daerah batas butir sehingga struktur bahan
dapat diamati dengan jelas dengan bantuan mikroskop optik. Zat etsa bereaksi
dengan sample secara kimia pada laju reaksi yang berbeda tergantung pada batas
butir, kedalam butir dan komposisi dari sample. Sampel yang akan dietsa haruslah
bersih dan kering. Setelah pemolesan bersihkan sisa cairan alumina menggunakan
air bersih yang mengalir dan keringkan menggunakan majun dengan cara
mengusapnya secara perlahan untuk menghidari goresan yang akan menggangu
proses mikroskop optik. Sample yang sudah kering diberikan cairan etsa/asam nitrat
dengan metode tetes sampai permukaan sample berubah warna menjadi
hitam/keabu-abuan agar cairan etsa dapat berekasi dengan permukaan sample. Jika
sudah berubah warna,bilas kembali sample menggunakan air bersih yang mengalir
dan siram menggunakan cairan alkohol untuk memperlambat reaksi antara cairan
etsa dan permukaan sample. Terakhir,keringkan permukaan sample menggunakan
hair dryer(pengering rambut).
6
7)mikroskopis
Proses ini bertujuan untuk melihat struktur mikrosopis logam dengan alat
mikroskop metalografi. Proses metalografi ini dinyatakan berhasil apabila
permukaan sample yang dilihat terdapat struktur mikro tanpa adanya goresan akibat
proses penghalusan.
8)Photografi
Jika gambar struktur mikro terliat jelas maka dilakukan dokumentasi,jika
gambar tidak terlihat maka harus diulang dari proses penghalusan.
V. Hasil Percobaan
TABEL HASIL PENGUJIAN
ST 45
Elden Gabriel .F.H
ST 60 Dzacky Ariyatmoko
7
VI. Analisa Hasil Percobaan
1. ST 37
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan terlihat bahwa bercak hitam
pada gambar lebih sedikit. Ini membuktikan bahwa persentase kandungan karbon
yang terkandung sedikit. Maka ST 37 termasuk kedalam low carbon steel dan
memiliki persentase karbon 0,05%-0,30%
2. ST 45
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan terlihat bahwa bercak hitam
pada gambar sedikit. Ini membuktikan bahwa persentase kandungan karbon yang
terkandung sedikit. Maka ST 45 termasuk kedalam mid carbon steel dan memiliki
persentase karbon 0,30%-0,60%(0,45%)
3. ST 60
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan terlihat bahwa bercak hitam
pada gambar lebih banyak daripada ST 45. Ini membuktikan bahwa persentase
kandungan karbon yang terkandung dalam ST 60 lebih banyak dibandingkan dari
ST 45. Maka ST 60 termasuk kedalam mid carbon steel dengan persentase karbon
0,30%-0,60%(0,50%)
4. AMUNTIT
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan terlihat bahwa bercak hitam
pada gambar hampir menutupi seluruh permukaan logam. Ini membuktikan bahwa
persentase kandungan karbon yang terkandung sangat banyak. Maka amuntit
termasuk kedalam high carbon steel dengan memiliki persentase karbon 0,60%-
1,50%(1,50%)
VII. Kesimpulan dan Saran
KESIMPULAN
Dengan melakukan percobaan Metalugrafi maka struktur dan fase yang
terdapat pada suatu logam dapat diketahui, pada benda uji ini terdapat fase
ferrite, pearlite dan cementite.
Jika larutan etsa dilakukan lebih dari 10 detik maka permukaan atau butir
akan terlihat semacam hangus.
Fase-fase pearlite, ferrite, cementite, martensite, ladeburit adalah jenis-jenis
mikrostruktur yang terdapat dalam logam ferro.
Semakin banyak butiran hitam di struktur mikro,maka semakin banyak
kandungan karbon yang terkandung dalam logam tersebut.
SARAN
Adapun saran yang ingin disampaikan penulis adalah sebagai berikut :
Sebelum melakukan pengujian setiap mahasiswa sudah harus memahami
teori dan proses praktikum.
Sebelum melakukan percobaan hendaknya alat dan perlengkapannya
disiapkan terlebih dahulu.
Kesabaran dalam menghaluskan benda uji sangatlah diperlukan.
8
VIII. Daftar pusaka
http://ponimanmultin.blogspot.com/2010/11/metalografi.html