Anda di halaman 1dari 9

Laporan Percobaan Metalografi

Laporan ini disusun untuk melaporkan bagamana hasil percobaan metalografi pendidikan
Diploma III Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Jakarta

Oleh :

Deni Ramdani 1217010009

Dzacky Ariyatmoko 1217010047

Elden Gabriel .F.H 1217010048

Fransiskus Xaverius Dicky Pratama 1217010051

Kelas Me- 3C Maintenance

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

2018
1
Kata Pengantar

2
Daftar Isi

Sampul........................................................................................................................................1
Kata Pengantar...........................................................................................................................2
Daftar Isi....................................................................................................................................3
I. Tujuan Percobaan................................................................................................................4
II. Dasar Teori……..................................................................................................................7
III. Peralatan dan Bahan Percobaan........................................................................................11
IV. Prosedur Percobaan..........................................................................................................14
V. Hasil Percobaan................................................................................................................16
VI. Analisa Hasil Percobaan………………………………………………………………..17
VII. Kesimpulan dan Saran.....................................................................................................18.
VII. Daftar Pustaka..................................................................................................................19

3
I. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan pengujian metalografi pada bahan :
 Dapat melihat gambar struktur mikro pada logam
 Mengidentifikasikan gambar struktur Mikron
 Melakukan Analisa Struktur Mikro (ASM)

II. Dasar Teori


Metalografi adalah mempelajari tentang pemeriksaan logam untuk mengetahui
sifat, struktur, temperatur dan persentase campuran dari logam tersebut.
a. Pemeriksaan Makro (Macrocospic Examination)
Yang dimaksud dengan pemeriksaan makro adalah pemeriksaan bahan dengan
mata kita langsung atau memakai kaca pembesar dengan pembesaran rendah (a
low magnification)
Kegunaannya untuk memeriksa permukaan yang terdapat celah-celah, lubang-
lubang pada struktur logam yang sifatnya rapuh, bentuk-bentuk patahan benda uji
bekas pengujian mekanis yang selanjutnya dibandingkan dengan beberapa logam
menurut bentuk dan strukturnya antara satu dengan yang lain menurut
kebutuhannya. Angka pembesaran pemeriksaan makro antara 0,5 kali sampai 50
kali. Pemeriksaan secara makro biasanya untuk bahan-bahan yang memiliki
struktur kristal yang tergolong besar dan kasar, seperti misal logam hasil coran
atau tuangan, serta bahan-bahan yang termasuk non metal.
b. Pemeriksaan Mikro (Microscopic Examination)
Yang dimaksud dengan pemeriksaan mikro ialah pemeriksaan bahan logam di
mana bentuk kristal logam tergolong halus sehinga diperlukan angka pembesaran
lensa mikroskop antara 50 kali sampai 3000 kali atau ebih dengan menggunakan
mikroskop industri.

III. Peralatan dan Bahan Percobaan


Peralatan :
 Mesin gerindra berputar (Rotary Grind Machine)
 2 Amplas grade 100, 220, 320, 400, 600, 800, 1000, dan 1200
 Kain Halus (Majun kaos)
 Alumina cair
 1 tetes Nital (Asam nitrat + Alkohol)
 Alkohol
 Mikroskop
 Kamera (Dokumentasi)
 Tv (Media bantu untuk melihat hasil mikroskop)

4
Bahan uji :

 Baja ST37
 Baja ST45
 Baja ST60
 Amuntit

IV. Prosedur Percobaan


1)Penentuan Wilayah Kerja Sampel
Dalam pemotongan dan pengambilan sampel, perlu diperhatikan wilayah daerah
kerja sampel yang akan diamati yang biasanya disebut sebagai bidangorientasi
dasar, yaitu :
a. bidang transversal : tegak lurus terhadap arah sumbu deformasi panas.
b. bidang planar : sejajar dengan sumbu pengerjaan dan memiliki luas permukaan
yang paling besar dan yang paling sering bersinggungan dengan rol.
c. bidang longitudinal : tegak lurus terhadap bidaqng planar dan sejajar dengan arah
pengerjaan.

2)Pemotongan sample
Teknik pemotongan sampel dapat dilakukan dengan :
a. pematahan : untuk bahan getas dank eras
b. pengguntingan : untuk baja karbon rendah yang tipis dan lunak
c. penggergajian : untuk bahan yang lebih lunak dari 350 HB
d. pemotongan abrasi
e. electric discharge machining : untuk bahan dengan konduktivitas baik dimana
sampel direndam dalam fluida dielektrik lebih dahulu sebelum dipotong dengan
memasang catu listrik antara elektroda dan sampel.

3)Pemasangan sampel (monting)


Prosedur mounting dilakukan apabila sampel terlalu kecil, bentuk tak
beraturan, sangat lunak, mudah pecah dan berongga. Caranya adalah dengan
meletakkan sampel ke dalam cetakan mounting, lalu memasukkan resin yang telah
dicampur dengan hardener. Larutan mounting harus memiliki sifat :
a. Tak bereaksi dengan sampel
b. Kekentalannnya sedang dalam bentuk cair dan bebas udara pada
bentukpadatnya
c. Adhesi yang baik dengan sampel
d. Kekuatan dan tahanan yang sama besar dengan sampel
e. Kemampuan susut yang rendah
Permukaan sampel yang akan diuji harus ada di bagian bawah. Setelah
dibiarkan selama 25 menit maka bahan mounting telah siap dan sampel telah siap
dipreparasi dengan langkah berikutnya.

5
4)Pengamplasan
Pengamplasan berguna untuk meratakan dan menghaluskan permukaan
sampel yang akan diamati. Pengamplasan ini dilakukan secara berurutan yaitu
dengan memakai amplas kasar hingga amplas halus (100-1200). Pengamplasan
kasar dilakukan dengan menggunakan amplas dengan nomor 100, sedangkan
pengamplasan halus menggunakan amplas dengan nomor lebih tinggi dari
220,320,600,800,1000 dan 1200. Pengamplasan dimulai dengan meletakkan sample
pada kertas amplas dengan permukaan yang akan diamati bersentuhan langsung
dengan bagian kertas amplas yang kasar, kemudian sample ditekan dengan gerakan
searah. Selama pengamplasan terjadi gesekan antara permukaan sample dan kertas
amplas yang memungkinkan terjadinya kenaikan suhu yang dapat mempengaruhi
mikro struktur sample sehingga diperlukan pendinginan dengan cara mengaliri air.
Apabila ingin mengganti arah pengamplasan, sample diusahakan berada pada
kedudukan tegak lurus terhadap arah mula-mula. Pengamplasan selesai apabila tidak
teramati lagi adanya goresan-goresan pada permukaan sampel, selanjutnya sampel
siap dipoles. Pengamplasan ini menggunakan mesin rotary grinding.

5)Pemolesan
Pemolesan bertujuan untuk lebih menghaluskan dan melicinkan
permukaan sample yang akan diamati setelah pengamplasan. Pemolesan ini
menggunakan sebuah cairan yang disebut alumina. Alumina adalah cairan yg
memiliki butiran2 halus untuk membuat permukaan sample menjadi lebih halus dan
licin. Cairan alumina ini dioleskan menggunakan majun(kain) dan usap permukaan
dengan gerakan memutar.

6)Etsa / Ecthing
Dilakukan dengan mengkikis daerah batas butir sehingga struktur bahan
dapat diamati dengan jelas dengan bantuan mikroskop optik. Zat etsa bereaksi
dengan sample secara kimia pada laju reaksi yang berbeda tergantung pada batas
butir, kedalam butir dan komposisi dari sample. Sampel yang akan dietsa haruslah
bersih dan kering. Setelah pemolesan bersihkan sisa cairan alumina menggunakan
air bersih yang mengalir dan keringkan menggunakan majun dengan cara
mengusapnya secara perlahan untuk menghidari goresan yang akan menggangu
proses mikroskop optik. Sample yang sudah kering diberikan cairan etsa/asam nitrat
dengan metode tetes sampai permukaan sample berubah warna menjadi
hitam/keabu-abuan agar cairan etsa dapat berekasi dengan permukaan sample. Jika
sudah berubah warna,bilas kembali sample menggunakan air bersih yang mengalir
dan siram menggunakan cairan alkohol untuk memperlambat reaksi antara cairan
etsa dan permukaan sample. Terakhir,keringkan permukaan sample menggunakan
hair dryer(pengering rambut).

6
7)mikroskopis
Proses ini bertujuan untuk melihat struktur mikrosopis logam dengan alat
mikroskop metalografi. Proses metalografi ini dinyatakan berhasil apabila
permukaan sample yang dilihat terdapat struktur mikro tanpa adanya goresan akibat
proses penghalusan.

8)Photografi
Jika gambar struktur mikro terliat jelas maka dilakukan dokumentasi,jika
gambar tidak terlihat maka harus diulang dari proses penghalusan.

V. Hasil Percobaan
TABEL HASIL PENGUJIAN

NAMA BENDA GAMBAR NAMA


UJI MIKROSTRUKTUR PRAKTIKAN

ST 37 F.X. Dicky Pratama

ST 45
Elden Gabriel .F.H

ST 60 Dzacky Ariyatmoko

AMUNTIT Deni Ramdani

7
VI. Analisa Hasil Percobaan
1. ST 37
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan terlihat bahwa bercak hitam
pada gambar lebih sedikit. Ini membuktikan bahwa persentase kandungan karbon
yang terkandung sedikit. Maka ST 37 termasuk kedalam low carbon steel dan
memiliki persentase karbon 0,05%-0,30%
2. ST 45
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan terlihat bahwa bercak hitam
pada gambar sedikit. Ini membuktikan bahwa persentase kandungan karbon yang
terkandung sedikit. Maka ST 45 termasuk kedalam mid carbon steel dan memiliki
persentase karbon 0,30%-0,60%(0,45%)
3. ST 60
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan terlihat bahwa bercak hitam
pada gambar lebih banyak daripada ST 45. Ini membuktikan bahwa persentase
kandungan karbon yang terkandung dalam ST 60 lebih banyak dibandingkan dari
ST 45. Maka ST 60 termasuk kedalam mid carbon steel dengan persentase karbon
0,30%-0,60%(0,50%)
4. AMUNTIT
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan terlihat bahwa bercak hitam
pada gambar hampir menutupi seluruh permukaan logam. Ini membuktikan bahwa
persentase kandungan karbon yang terkandung sangat banyak. Maka amuntit
termasuk kedalam high carbon steel dengan memiliki persentase karbon 0,60%-
1,50%(1,50%)
VII. Kesimpulan dan Saran
KESIMPULAN
 Dengan melakukan percobaan Metalugrafi maka struktur dan fase yang
terdapat pada suatu logam dapat diketahui, pada benda uji ini terdapat fase
ferrite, pearlite dan cementite.
 Jika larutan etsa dilakukan lebih dari 10 detik maka permukaan atau butir
akan terlihat semacam hangus.
 Fase-fase pearlite, ferrite, cementite, martensite, ladeburit adalah jenis-jenis
mikrostruktur yang terdapat dalam logam ferro.
 Semakin banyak butiran hitam di struktur mikro,maka semakin banyak
kandungan karbon yang terkandung dalam logam tersebut.

SARAN
Adapun saran yang ingin disampaikan penulis adalah sebagai berikut :
 Sebelum melakukan pengujian setiap mahasiswa sudah harus memahami
teori dan proses praktikum.
 Sebelum melakukan percobaan hendaknya alat dan perlengkapannya
disiapkan terlebih dahulu.
 Kesabaran dalam menghaluskan benda uji sangatlah diperlukan.

8
VIII. Daftar pusaka
http://ponimanmultin.blogspot.com/2010/11/metalografi.html

Anda mungkin juga menyukai