Anda di halaman 1dari 18

SUSUNAN REDAKSI

Penasehat/ Pembina

Prof. Dr. E. S. Margianti, SE. MM.


Prof. Suryadi Harmanto, S.Si. MMSI
Drs. Agus Sumin, MMSI

Penanggung Jawab
Prof. Dr. Yuhara Sukra, MSc.

Editor
Dr. Ir. Hotniar Siringoringo, M. Sc. (Manajemen Pemasaran)
Dr. Eri Prasetyo SSi. MMSi. (Teknologi Informasi)
Dr. Ing. Mohamad Yamin (Teknik Mesin)
Prof. Dr. Busono Soewirdjo (Teknik Elektro)
Dr. rer. Pol. Sudaryanto (Tek. Industri)
Dr. Imam Subaweh, Ak. MM. (Akuntansi)
Prof. Dr. Ir Budi Hermana, MM (Tekno Sosial)
Dr. Rita Sutjiati (Sastra Inggris)
Dr. Iman Murtono Soenhadji (Manajemen)
Dr. Yuhilza Hanum, S. Si. M. Sc. (Sistem Informasi)
Dr. M.M. Nilam Widyarini, M. Si. (Psikologi)
Dr. Raziq Hasan, S.T., MT. (Arsitektur)
Dr. Haryono Putro (Sipil)

Sekretaris Redaksi
Dr. Tri Wahyu Retno Ningsih
Ida Ayu Ari Angreni, ST. MMT

Keuangan
Dr.Anacostia Kowanda

Distribusi
Dr. Rino Rinaldo
Muhammad Daniel Rivai
UG
JURNAL
UG JURNAL
VOL. 12 NO. 10 TAHUN 2018
PERANCANGAN ALARM TIDUR DENGAN MENGGUNAKAN METODE
QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT(QFD) – HOUSE QUALITY
Agus Sulaksono 1
PENERAPAN TEKNIK KOMPRESI HUFFMAN SEBAGAI PENGHEMATAN
TEMPAT PENYIMPANAN FILE CIPHERTEXT
Dyah Cita Irawati 15
METODE PEMBUATAN PETA DASAR UNTUK MEDIA PEMBELAJARAN ANALISIS
TAPAK DENGAN EKSTRAKSI CITRA DARI PETA OPENSTREETMAP (OSM) DAN
DIGITASI FORMAT VEKTOR
X. Furuhito 28
STUDI KUALITATIF KEMANDIRIAN PADA REMAJA KEMBAR
Hally Weliangan 44

ANALISIS PERAN MEDIASI VARIABEL CITRA MEREK PADA PENGARUH


KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN (STUDI KASUS: PENGGUNA
GRABBIKE DI KOTA DEPOK)
Kartika Sari 52
PEMBUATAN APLIKASI PSIKOLOGI UJI KEPRIBADIAN MENGGUNAKAN
METODE BIG FIVE BERBASIS WEBSITE
Mufid Nilmada, Aufi Nabila 63

PERBEDAAN WAKTU PELEPASAN TALI PUSAT METODE BASAH DAN KERING


DI RUMAH BERSALIN CITRA LESTARI
Sri Hayuningsih 77

PENGARUH TINGKAT RISIKO KEUANGAN BANK TERHADAP PROFITABILITAS


PADA BANK YANG TERDAFTAR DI BEI
Sri Sapto Darmawati 85

PENGENDALIAN KUALITAS BAN RADIAL TIPE R12 DI PT. BRIDGESTONE TIRE


INDONESIA
Yuyun Yuniar Rohmatin 98
PENGENDALIAN KUALITAS BAN RADIAL TIPE R12 DI PT.
BRIDGESTONE TIRE INDONESIA
Yuyun Yuniar Rohmatin
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma,
yuyun_yuniar@staff.gunadarma.ac.id

ABSTRAK
Pengendalian kualitas merupakan suatu aktivitas atau kegiatan yang perlu
dilakukan untuk melihat, menilai, mengukur, meninjau serta menjamin suatu
produk atau jasa yang dihasilkan telah sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan
oleh perusahaan itu sendiri ataupun oleh konsumen. PT Bridgestone Tire
Indonesia merupakan perusahaan yang memproduksi berbagai jenis ban untuk
mobil penumpang atau minibus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses
produksi untuk membuat ban radial tipe R12 diawali proses pencampuran dengan
hasil compound. Hasil compound dibagi menjadi tiga proses yaitu proses bead,
proses calendering, dan proses extruding. Proses bead menghasilkan bead ring
sesuai ukuran rim, proses calendering menghasilkan ply cord, proses extruding
menghasilkan tapak ban. Hasil ketiga proses tersebut masuk ke proses
pemotongan, kemudian perakitan atau penyatuan hasil dari tiga proses tersebut.
Selanjutnya proses pembentukan ban, lalu masuk ke proses pemotongan bulu
sebelum dilakukan proses wrapping dan disimpan di gudang barang jadi.
Pengendalian kualitas pada PT Bridgestone Tite Indonesia terbagi menjadi 2
yaitu pengendalian kualitas pada bahan baku untuk mengetahui kadar kotoran
pada bahan baku karet, pengendalian kualitas pada proses produksi
menghilangkan bulu dari hasil pembentukan ban dan pengecekan keseimbangan
ban radial tipe R12 menggunakan mesin balance roda. Jenis cacat dominan pada
proses produksi ban radial tipe R12 berdasarkan diagram pareto adalah cacat
bare bead base sebanyak 950 unit dengan presentase 61%.

Kata kunci : Pengendalian kualitas, proses produksi, jenis cacat

PENDAHULUAN Pengendalian kualitas


Perusahaan industri memiliki merupakan suatu aktivitas atau
tujuan meningkatkan keuntungan. kegiatan yang perlu dilakukan untuk
Keuntungan perusahaan didapatkan melihat, menilai, mengukur,
dengan menjaga kualitas produk meninjau serta menjamin suatu
sesuai dengan keinginan konsumen produk atau jasa yang dihasilkan
shingga mampu bertahan dengan telah sesuai dengan spesifikasi yang
persaingan. Kualitas produk ditetapkan oleh perusahaan itu
merupakan suatu hal yang penting sendiri ataupun oleh konsumen.
dalam meningktkan daya asing Pengendalian kualitas terhadap
produk, sehingga perusahaan dapat produk juga merupakan suatu
meningkatkan volume penjualan dan aktivitas yang perlu dilakukan untuk
pangsa pasar. menekan tingkat ketidaksesuaian
terhadap produk yang dihasilkan,

98 UG JURNAL VOL.12 NO.10


sehingga perusahaan tidak perlu Tujuan yang ingin dicapai
mengeluarkan biaya, waktu dan dari pelaksanaan penelitian ini
sumber daya tambahan untuk adalah sebagai berikut.
melakukan perbaikan apabila 1. Mengetahui proses produksi
terdapat produk yang rusak sehingga pembuatan produk ban jenis
meningkatkan produktivitas kerja radial tipe R12
yang sia-sia. Berdasarkan hal 2. Mengetahui pengendalian
tersebut, aktivitas pengendalian kualitas pada produk ban jenis
kualitas yang kontinyu dilakukan radial tipe R12
dapat meningkatkan mutu suatu 3. Mengetahui jenis kecacatan
produk yang baik, sehingga kepuasan dominan dalam proses produksi
konsumen dapat tercapai. produk ban jenis radial
PT. Bridgestone Tire tipe R12
Indonesia adalah perusahaan yang
telah berkembang dengan pesat dan METODE PENELITIAN
mendapat kepercayaan dari para Berikut digambarkan langkah-
konsumennya. PT. Bridgestone langkah yang akan dilakukan dalam
Indonesia bergerak dalam pembuatan melakukan penelitian mengenai
ban. Jenis ban yang di produksi oleh Pengendalian Kualitas Ban Radial
PT. Bridgestone Tire Indonesia yaitu tipe R12 di PT Bridgestone Tire
tire, tube, dan flap. Jenis ban tire Indonesia sebagai berikut.
dibagi menjadindua macam, yaitu
tire radail dan tire bias. Tire radial
banyak digunakan oleh konsumen
karena memiliki kontruksi yang
aman dan nyaman untuk digunakan.
Selain itu, umur tire radial lebih
panjang dan kokoh digunakan untuk
kendaraan penumpang. perumusan
masalah dalam penelitian mengenai
Pengendalian Kualitas Ban Radial
tipe R12 di PT Bridgestone Tire
Indonesia sebagai berikut.
1. Bagaimana proses produksi
ban pada PT. Bridgestone Tire
Indonesia
2. Bagaimana pengendalian
kualitas pada bahan baku dan
proses produksi ban radial tipe
R12

UG JURNAL VOL.12 NO.10


99
Mulai

Mendefinisikan Masalah

Menentukkan Perumusan Masalah

Menentukkan Tujuan Penelitian

Pengolahan data dan analisa data penelitian berupa :

1. Membuat diagram alir Proses Produksi yang berlangsung diperusahaan


2. Meneliti Proses Pengendalian Kualitas ban radial tipe R12 diperusahaan
3. Mendata jenis cacat dominan yang terjadi pada ban radial tipe R12
4. Menggambarkan jenis cacat Ban Radial Tipe R12 kedalam bentuk pareto chart dan
menganalisa hasilnya Kesimpulan

Selesai

Gambar 1 Flowchart Penelitian Pengendalian Kualitas Ban Radial tipe R12


di PT Bridgestone Tire Indonesia

PEMBAHASAN DAN ANALISA bergerak dibidang produksi ban baik


Proses Produksi Ban Radial Tipe untuk roda 2 maupun roda 4. Berikut
R12 gambar proses produksi ban radial
PT Bridgestone Tire Indonesia tipe R12.
adalah sebuah perusahaan yang

Gambar 2 Diagram alir Proses Produksi Ban Radial Tipe R12


(Sumber: PT. Bridegestone Tire Indonesia, 2017)
Proses Produksi ban radial bahan bau dimana dalam pembuatan
tipe R12 diawali dengan produk ban unggulan, baik untuk
pengambilan bahan baku digudang kendaraan mobil maupun motor, Tire

100 UG JURNAL VOL.12 NO.10


Manufacturing menggunakan merupakan urutan proses produksi
beberapa material sebagai bahan dari mulai bahan mentah menjadi
baku utama dan beberapa bahan suatu produk yaitu ban radial. Proses
kimia sebagai bahan pelengkap produksi ban radial tersebut dimulai
produksi. Material yang digunakan dari proses pengambilan bahan baku
antara lain Natural dan Synthetic yang dibutuhkan untuk proses
Rubber, Carbon Black, Silica, Zinc produksi ban. Bahan baku tersebut
Oxide, Sulfur, Oli, dan beberapa kemudian dibawa ke proses
material kimia lain. Gambar 3 pencampuran (mixing).

Gambar 3 Proses Mixing


(Sumber: PT. Bridegestone Tire Indonesia, 2017)

Pada tahap awal, proses yang tidak lengket setelah tersusun. Hasil
dilakukan adalah pencampuran dari proses banbury yaitu sheet
Natural & Synthetic Rubber dengan rubber dimana sheet rubber ini
Ingredient yang sebelumnya sudah dipisahkan berdasarkan masing-
ditimbang sesuai dengan berat yang masing kode dan akan dijadikan
ditentukan pada spesikasi produk sebagai masukkan untuk ketiga
yang ingin dibentuk. Kemudian proses selanjutnya yaitu proses
diberikan tambahan Carbon dan Oli extruding, proses beading, dan
pada saat material tersebut masuk proses calendering.
kedalam mesin Banburry. Dalam
mesin tersebut terdapat alat yang
berfungsi untuk menggiling
campuran menjadi lapisan yang
disebut compound. Sebelum
compound tersebut disusun pada rak,
terlebih dahulu melewati proses
pendinginan dan diberi cairan
adhesive agar compound tersebut
Gambar 4 Proses Beading
(Sumber: PT. Bridegestone Tire Indonesia, 2017)
UG JURNAL VOL.12 NO.10
101
Pada Proses beading proses wire atau bead ring yang telah
pemasangan bead wire yang dilapisi dengan gum dan compound,
ditambahkan dan dilapisi dengan akan didinginkan dengan puller drum
gum. Bead wire yang telah dilapisi dan dilakukan penstabilan dengan
dengan gum akan dilapisi juga menggunakan feston. Bead wire ini
dengan compound. Mesin yang akan membentuk lingkaran sesuai
digunakan dalam proses ini yaitu dengan ukuran rim.
mesin combine dan wrapping. Bead

Gambar 5 Proses Calender


(Sumber: PT. Bridegestone Tire Indonesia, 2017)

Pada Proses calendering, akhir dari proses ini yaitu coated


proses pelapisan stell cord atau cord dan coated stell. Coated cord
kawat benang dan textile cord adalah lembaran yag telah
dengan coating gum. Benang ditambahkan dengan benang kawat
tersebut sebelumnya telah ditenun dan compound. Coated steel adalah
(weaving) dan dilakukan pencelupan lembaran yang telah ditambahkan
(dipping). Benang tersebut kemudian dengan steel dan compund. Coated
dilapisi dengan karet menggunakan cord tersebut kemudian dilanjutkan
mesin Hi-Tensil sehingga ke proses pemotongan.
menghasilkan coated cord. Hasil

Gambar 6 Proses Extruding


(Sumber: PT. Bridegestone Tire Indonesia, 2017)
Pada Proses extruding, pada warming Up roll untuk
pemanasan sheet rubber komponen mempermudah pekerjaan, kemudian
karet sebelum dipakai dipanaskan dikirim melalui conveyor ke bagian

102 UG JURNAL VOL.12 NO.10


pembentukan di mesin Extruder. berupa line, size, top tread dan side
Kemudian extruding atau tread. Pendinginan dilakukan setelah
pembentukan dengan menggunakan marking hingga memiliki temperatur
mesin Tread Extruder sheet 45°C dan dikeringkan menggunakan
compound dibentuk menjadi Tread sponge roll dan air blow. Lembaran
yang nantinya menjadi Top Tread yang telah dikeringkan tersebut
atau telapak ban. Tread yang masih kemudian dilakukan pemotongan
hangat dan panjang dilewatkan menggunakan tread skiver sehingga
kedalam bak air yang bernama menghasilkan tread rubber yang
colling bath supaya tidak mengalami terdiri dari top tread, side tread dan
perubahan bentuk saat proses filler sesuai dengan produk yang
pendinginan. Tahapan selanjutnya dibuat sebagai telapak ban dan
adalah marking yaitu pemberian pelindung terhadap benturan

Gambar 7 Proses Pemotongan


(Sumber: PT. Bridegestone Tire Indonesia, 2017)
Proses cutting merupakan menahan, membentuk sistem
proses lanjutan dari mesin Callender, suspensi dan beban ban. Sedangkan
hasill akhir dari proses ini biasa Cap Ply merupakan lembaran
disebut dengan Ply dan Cap Ply. Ply material yang terdiri dari nylon dan
merupakan lembaran material yang compound yang dipotong – potong
terdiri dari Polyester, Nylon, dan menjadi beberapa bagian di mesin
compound yang telah diproses TTO. Cap Ply berfungsi sebagai
sebelumnya dalam bentuk gulungan bahan untuk mempertahankan
panjang di mesin Calender yang bundar ban waktu berjalan, meredam
kemudian di potong – potong untuk suara bising dari steel belt, membuat
merubah arah atau sudut benang dari nyaman, dan untuk memperkecil
0° menjadi 90°. Ply berfungsi rolling resistance.
sebagai carcass atau kerangka untuk

UG JURNAL VOL.12 NO.10


103
Gambar 8 Proses perakitan
(Sumber: PT. Bridegestone Tire Indonesia, 2017)
Tahap selanjutnya proses pembentukan bead ring,side tread
building yaitu proses assembling atau dan ply cord sehingga menjadi
penyatuan bahan. Bahan yang green case. Second building yaitu
dibutuhkan untuk proses building proses pembentukan antara top
adalah carcass, material inner liner, tread, steel belt, dan green case
chaffer, ply, flipper, side tread yang sehingga menjadi green tire yaitu
digabung menjadi satu yaitu green produk setengah jadi
case. First building yaitu proses
.

Gambar 9 Green Tire


(Sumber: PT. Bridegestone Tire Indonesia, 2017)
Proses selanjutnya adalah dilakukan proses painting Chem
tahap akhir dari proses pembentukan Trend yaitu pengolesan cairan tire-
ban. green tire yang dihasilkan dari lubricant pada bagian dalam green
proses perakitan kemudian di kirim tire yang bertujuan agar green tire
ke area Curing untuk dimasak. tidak menempel di bagian karet
Proses Curing sendiri terdiri dari bladder pada saat proses curing
beberapa tahap. Pertama green tire berlangsung. Kemudian GT dikirim
datang dari bagian Perakitan, ke masing-masing operator untuk di
sebelum masuk ke proses curing, proses di mesin press curing. Proses
green tire harus diperiksa terlebih curing sendiri merupakan pemasakan
dahulu untuk menghindari adanya atau vulkanisasi yaitu penyatuan
cacat pada green tire. Setelah green polimer atau rubber dengan carbon
tire selesai diperiksa diambil 4 ban black dan sulphur dengan dibantu
setiap 1 rak green tire untuk oleh persenyawaan bahan kimia

104 UG JURNAL VOL.12 NO.10


untuk mendapatkan beberapa melebur ke dalam cetakan tread dan
karakteristik compound yang side wall. Cetakan tersebut tidak
diperlukan dari bagian-bagian ban. dapat dibuka sampai proses curing
Proses curing atau pemasakan ini selesai secara keseluruhan. Setelah
membutuhkan suhu panas dan proses pemasakan selesai, mold akan
sejumlah tekanan steam yang sangat terbuka secara otomatis. Ban yang
tinggi, green tire akan ditempatkan sudah jadi akan jatuh dan masuk ke
pada cetakan (mold) dengan dalam conveyor untuk kemudian
temperatur sesuai dengan yang sampai di bagian Pemeriksaan
diinginkan untuk produksi. Setelah (Finishing).
cetakan tertutup, green tire akan

Gambar 10 Inspection
(Sumber: PT. Bridegestone Tire Indonesia, 2017)
Proses selanjutnya adalah Trimming yaitu proses untuk menghilangkan
rambut
ban yang diakibatkan oleh rework dari pembuatan tire ini
proses cutting. Proses trimming ini dilakukan setelah adanya inpeksi
dilakukan secara manual yaitu terhadap tire yang telah diproduksi.
dengan menggunakan pisau oleh Produk yang memiliki kecacatan,
operator apabila terdapat rambut akan dipisahkan dan diletakkan di
yang masih dalam batas wajar dan tempat rework. kegiatan rework
dapat dipotong. Proses selanjutnya dalam proses produksi tire ini
adalah pemeriksaan untuk dilakukan dengan memperbaiki
mengetahui cacat atau tidaknya ban kecacatan dan kemudian
tersebut dan pemeriksaan menambahkan compund pada produk
keseimbangan ban menggunakan yang memiliki kecacatan sedangkan
mesin balance, jika terdapat ban yang tidak cacat akan
kecacatan maka ban diberi tanda tali dilanjutkan ke proses uji
berwarna merah muda untuk keseimbangan dan keseragaman ban
dilakukan rework. Rework tidak bisa sehingga menghasilkan ban yang
diabaikan begitu saja karena akan memenuhi standar.
menyebabkan kerugian. Proses

UG JURNAL VOL.12 NO.10


105
Gambar 11 Proses Wrapping
(Sumber: PT. Bridegestone Tire Indonesia, 2017)
Proses selanjutnya adalah permukaanya dengan menggunakan
proses wrapping, ban yang sudah mesin wrapping untuk mengjaga
dinyatakan oke dibungkus seluruh kualitas dari produk.
.

Gambar 4.11 Hasil Proses Wrapping


(Sumber: PT. Bridegestone Tire Indonesia, 2017)

Pengendalian Kualitas Ban Radial penyimpanan pengecekan ini


Tipe R12 dilakukan untuk menghindari
Pengendalian kualitas ban kecacatan produk yang dihasilkan
radial tipe R12 terdiri 2 bagian yaitu dan apakah produk sesui dengan
pengendalian kualitas pada bahan standar dari perusahaan.
baku yang digunakan dalam
pembuatan produk pengecekan
dilakukan untuk menghindari tingkat Pengendalian Kualitas pada Bahan
kecacatan yang lebih tinggi dari hasil Baku
produksi, dan pada proses produksi Proses pengendalian kualitas
pengecekan dilakukan pada saat pada bahan baku karet, gambar 4.10
produk yang telah diproduksi dibawah merupakan alur
sebelum dilakukan proses pengendalian kualitas pada bahan
baku karet.

106 UG JURNAL VOL.12 NO.10


Gambar 13 Flowchart Pengendalian Kualitas Bahan Baku Karet
(Sumber: PT. Bridegestone Tire Indonesia, 2017)

Berdasarkan gambar 13, PT tidak sesuai dengan pesanan tersebut


bridgestone Tire Indonesia dibiarkan maka akan dapat
melakukan pengendalian kualitas menghambat kelancaran proses
pada saat supplier bahan baku produksi selanjutnya serta
datang dari supplier, Ketika bahan menambah biaya yang terbuang
baku karet datang dari supplier akibat produk cacat karena output
pemeriksaan terhadap bahan baku suatu proses merupakan input bagi
tersebut dilakukan di ruang proses selanjutnya.bahan baku karet
laboratorium melalui beberapa mempunyai standar kualitas yang
tahapan, hal ini dilakukan agar ditetapkan menurut Standart
mengetahui kualitas bahan baku yang Indonesia Rubber (SIR). Ketentuan
akan disimpan di dalam gudang. dan kriteria mengenai SIR disajikan
Apabila kualitas bahan baku yang dalam gambar 14 berikut.
UG JURNAL VOL.12 NO.10
107
Gambar 14 Standar Indonesia Rubber
(Sumber: PT. Bridegestone Tire Indonesia, 2017)

Setelah bahan baku OK/NG, petugas dipasang dan tulisan “Belum


laboratorium harus memberi Periksa” harus disobek.
keterangan pada bahan baku sambil
membawa nota bahan baku agar Pengendalian Kualitas pada Proses
tidak menimbulkan salah judgement Produksi
yaitu: Pengendalian kualitas pada
a. Bahan baku karet yang OK proses produksi digambarkan pada
Bila bahan baku dinyatakan OK, gambar berikut.
maka tanda OK dilingkari, diberi
tanda tangan dan tanggal, kemudian
tulisan “Dilarang Memakai” dan
“Belum Periksa” harus disobek
b. Bahan baku karet yang Not
Good (NG)
Bila bahan baku dinyatakan NG,
maka tanda NG dilingkari, diberi
tanda tangan dan tanggal, kemudian
tulisan “Dilarang Memakai”

108 UG JURNAL VOL.12 NO.10


Gambar 15 Flowchart Pengendalian Kualitas Proses Produksi
(Sumber: PT. Bridegestone Tire Indonesia, 2017)
angka nol ( 0 ), berarti ban sudah
Gambar 15 diatas merupakan balance.
urutan pengendalian kualitas proses Proses selanjutnya
produksi yang dimulai dari hasil pengecekan ban menggunakan mesin
proses pembentukan ban. Dari hasil balance agar mengetahui
proses pembentukan, ban diperiksa keseimbangan produk ban radial tipe
apakah sudah sesuai spesifikasi R12. Jika hasilnya tidak seimbang
perusahaan, jika belum sesuai maka diberi tanda tali berwarna merah
diberi tanda tali berwarna merah untuk dilakukan pengerjaan ulang
untuk dilakukan pengerjaan ulang atau di rework. Jika hasilnya sudah
atau rework. Jika sudah sesuai seimbang maka masuk ke proses
dengan spesifikasi maka masuk ke selanjutnya yaitu produk disimpan di
proses selanjutnya yaitu pengecekan dalam gudang, sebelum disimpan di
keseimbangan ban menggunakan dalam gudang dilakukan proses
mesin balance. Apabila dilayar wrapping pada produk yang sudah
mesin balance sudah menunjukkan jadi.
Jenis Cacat Ban Radial R12 Jenis
cacat yang terjadi pada ban radial
R12 sebagai berikut.

UG JURNAL VOL.12 NO.10


109
Tabel 1 Jenis Cacat Ban Radial R12
No Jenis Cacat Total
1 Bare Bead Base 944
2 Blister I/L Bead 240
3 O T S Side 128
4 Bare Bead Heel 113
5 Defect Under PCI 112
(Sumber: PT. Bridegestone Tire Indonesia, 2017)

Terdapat beberapa jenis cacat pada ban sebanyak 113 unit, dan Defect under
radial R12 seperti Bare Bead Base PCI sebanyak 112 unit. Berikut
sebanyak 944 unit, Blister I/L Bead diagram pareto dari jenis cacat pada
Bear sebanyak 240 unit, OTS Side tabel 1.
sebanyak 128 unit, Bare Bead Heel

Gambar 16 Diagram Pareto


(Sumber: PT. Bridegestone Tire Indonesia, 2017)

Berdasarkan hasil diagram pareto dengan prosentase kecacatanse besar


diatas didapatkan informasi frekuensi 61%.
kecacatan yang terjadi dari hasil
produksi ban radial tipe R12 yang KESIMPULAN
paling dominan adalah jenis cacat Bare Berdasarkan hasil dan
Bead Base dengan jumlah 944 unit pembahasan yang telah dilakukan
sebelumnya, diperoleh kesimpulan
sebagai berikut :.
1. Proses produksi ban tipe radial calendering, dan proses
R12 yang dilakukan oleh PT extruding. Proses bead
Bridgestone Tire Indonesia menghasilkan bead ring
diawali proses pencampuran sesuai ukuran rim, proses
dengan hasil compound. Hasil calendering menghasilkan ply
compound dibagi menjadi tiga cord, proses extruding
proses yaitu proses bead, proses menghasilkan tapak ban. Hasil

110 UG JURNAL VOL.12 NO.10


ketiga proses tersebut masuk ke Terlihat dari beberapa kecacatan,
proses pemotongan, lalu beberapa kecacatan dihasilkan karena
langkah selanjutnya adalah mesin yang kurang bekerja secara
perakitan atau penyatuan hasil maksimal yang disebabkan oleh
dari tiga proses tersebut. beberapa faktor tersebut.
Selanjutnya proses pembentukan
ban, lalu masuk ke proses
pemotongan bulu sebelum DAFTAR PUSTAKA
dilakukan proses wrapping dan
Arman Hakim Nasution. 2008
disimpan di gudang barang jadi.
“Perencanaan dan Pengendalian
2. Proses pengendalian kualitas
Produksi” Yogyakarta: Graha
bahan baku yang dilakukan PT
Ilmu
Bridgestone Tire Indonesia
Assauri, S. (2004). Manajemen produksi
dilakukan di ruang laboratorium
dan operasi. Jakarta: Lembaga
untuk mengetahui kadar
Penerbit Fakultas Ekonomi
kotoran pada bahan baku karet
Universitas Indonesia.
dan mempunyai standar kualitas
Ariani, Dorothea Wahyu. 2003.
yang ditetapkan menurut Standart
Pengendalian Kualitas Statistik.
Indonesia Rubber. Pengendalian
Yogyakarta: Andi. Chodariyanti.
kualitas pada proses produksi
Assauri, Sofjan. 1998. Manajemen Operasi
dari hasil pembentukan ban
Dan Produksi. Jakarta : LP FE UI
menghilangkan rambut ban yang
Besterfield, Dale H. 1998. Quality Control.
diakibatkan oleh proses cutting
New Jersey: Prentice-Hall Inc.
(pembentukan ban) memotong
Gasperz, V. (2001). Production planning
bulu secara manual oleh operator
and inventory control. Jakarta:
sehingga sesuai spesifikasi,
gramedia Pustaka Utama.
pengendalian kualitas
L. Grant, Eugene dan Richard S.
keseimbangan pada produk ban
Leavenworth; Pengendalian Mutu
radial tipe R12 dengan
Statistik; Erlangga; 1994; Jakarta
menggunakan mesin balance, dan
Suardi, Rudi; Sistem Manajemen Mutu
pengendalian kualitas pada proses
ISO 9000:2000 Penerapannya
wrapping barang jadi untuk
Untuk Mencapai TQM; PPM;
disimpan di gudang.
2004; Jakarta
3. Jenis cacat dominan pada proses
Tjiptono, Fandy & Anastasia Diana; Total
produksi ban radial tipe R12
Quality Management Edisi
berdasarkan diagram pareto
Revisi; Andi; 2003; Yogyakarta
adalah cacat bare bead base
sebanyak 944 unit dengan
presentase 61%.

SARAN
Berdasarkan pengamatan yang
telah dilakukan melalui penelitian ini,
peneliti memiliki saran sebagai berikut:
Perawatan terhadap mesin yang
digunakan untuk proses produksi
dilakukan perawatan dan penelitian
selanjutnya mengenai pengecekan
mesin secara berkala agar kecacatan
yang dihasilkan dapat diminimalkan.
UG JURNAL VOL.12 NO.10
111

Anda mungkin juga menyukai