Anda di halaman 1dari 30

NOW LOADING…

FINISH

ENTER

Energi Surya
Presentasi
Energi dan Lingkungan
Kelompok 10
Kelas 7 EG A
Ahmad Buhori
Wenny Septiani
Dosen:
Dr. Ir. Aida Syarif M.T
Pokok Bahasan
Pendahuluan

Pemanfaatan

Proses Kerja

Dampak Terhadap Lingkungan


Dan Penanggulangan

Contoh Soal
Apa itu Energi Surya?

Penjelasan singkat mengenai


Energi Surya
Apa itu Energi Surya?
 Energi yang dihasilkan oleh
matahari
 Sumber energi yang bersih dan
terbarukan
 Dimanfaatkan oleh metode
pengumpulan surya seperti sel
surya
 Diubah menjadi energi yang dapat
digunakan seperti listrik
Pemanfaatan Energi Surya
Karena sel surya sanggup menyediakan energi listrik bersih
tanpa polusi, mudah dipindah, dekat dengan pusat beban
sehingga penyaluran energi sangat sederhana serta
sebagai negara tropis, Indonesia mempunyai karakteristik
cahaya matahari yang baik (intensitas cahaya tidak
fluktuatif) dibanding tenaga angin seperti di negara-negara
4 musim, utamanya lagi sel surya relatif efisien, tidak ada
pemeliharaan yang spesifik dan bisa mencapai umur yang
panjang serta mempunyai keandalan yang tinggi.

• Teknologi energi surya fotovoltaik, energi surya


fotovoltaik digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik,
pompa air, televisi, telekomunikasi, dan lainnya.

• Teknologi energi surya termal, energi surya termal pada


umumnya digunakan untuk memasak (kompor surya),
mengeringkan hasil pertanian (perkebunan, perikanan,
kehutanan, tanaman pangan) dan memanaskan air.
Pemanfaatan Energi Surya
Pembangkit Listrik

Sel surya yang sering kita lihat


adalah sekumpulan modul sel
photovoltaic (photo = cahaya,
voltaic = listrik) yang disusun
sedemikian rupa dan dikemas
dalam sebuah frame.
Sel photvoltaic ini yang nanti-
nya akan merubah secara
Solar panels on Microsoft building langsung energi matahari
menjadi listrik.
Sel Photovoltaic

 Menghasilkan listrik langsung


dari matahari Silicon-based
solar cell
 2 tipe utama:
 Single-crystal silicon
(tradisional)
 Tersebar luas
 Mahal untuk diproduksi
 Dye-sensitized (“nano”)
 Lebih baru

 Murah untuk diproduksi Dye-sensitized


solar cell
 Fleksibel/lentur
Proses Kerja:
Bagaimana Silicon-Based Solar Cell Works

 Cahaya dengan energi yang lebih besar dari pada energi


celah pita Si diserap
 Energi diberikan kepada elektron dalam kisi kristal
 Energi yang membangkitkan elektron, menyebabkan bebas
bergerak
 Sebuah "lubang" positif
yang tertinggal di
tempat elektron
 Pemisahan elektron
dan lubang
menciptakan tegangan
dan arus
Karakteristik Silicon-Based Solar Cell

 Mahal
 Dibuat dengan sangat vakum
dan pada pemanasan tinggi
 Biaya produksi tinggi
 Rapuh, kaku, tebal
 “Balik modal” dalam
waktu yang lama
 Membutuhkan waktu 4 tahun
untuk menghasilkan
penghematan energi yang
setara dengan biaya produksi
Proses Kerja:
Bagaimana Dye-Sensitized Cell Works

 Cahaya dengan energi yang cukup tinggi membangkitkan


elektron pada molekul-molekul dye
 Elektron dimasukkan ke
semikonduktor TiO2,
diangkut keluar dari sel
 “Lubang" positif tertinggal
di molekul dye
 Pemisahan elektron dan
"lubang" menciptakan
tegangan listrik
Karakteristik Dye-Sensitized Solar Cell
 Relatif Murah
 Dibuat dengan non-vakum
pengaturan utamanya pada
suhu ruang
 Proses produksi relatif
sederhana
 Tipis, ringan, fleksibel
 “Balik modal” dalam
waktu singkat
 Membutuhkan waktu sekitar 3
bulan untuk menghasilkan
penghematan energi yang
setara dengan biaya produksi
Komponen Utama PLTS
Ilustrasi cara kerja sel surya
dengan prinsip p-n junction
Prinsip Kerja PLTS
Aplikasi Lain Dari Energi Surya

1. Pemanas Ruangan

2. Penerang Ruangan

3. Kompor Matahari

4. Pengeringan Hasil Pertanian


Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
Total Kapasitas Terpasang PLTS per Tahun (MW)
No. Provinsi
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
2024 2025
1. Aceh 0,8 0,8 2,8 6,2 12,7 22,5 50,2 81,3 121,0 163,2 211,4
2. Sumatera Utara 16,0 17,7 57,7 57,7 57,7 57,7 57,7 86,2 128,0 176,2 224,1
3. Riau 0,9 1,0 1,0 1,0 4,1 9,0 21,8 36,2 54,1 72,8 94,2
4. Kepulauan Riau 1,1 1,1 1,1 5,8 9,5 16,5 31,5 50,2 74,4 100,5 130,4
5. 1,7 2,0 2,9 4,6 9,3 17,2 35,9 58,1 86,4 116,6 151,0
Sumatera Barat
6. 1,0 1,0 3,0 7,1 13,6 27,1 60,7 98,6 146,7 197,9 256,3
Jambi 0,6 0,7 0,7 3,1 8,2 123,0 159,2
7. 16,5 37,3 61,2 91,3
Bengkulu 1,1 1,1 1,1 12,8 20,0 228,5 296,6
8. 35,8 71,7 114, 169,3
Sumatera Selatan 1,6 1,6 3,6 3,6 5,9 1 85,2 110,3
9. 11,7 25,9 63,2
Bangka Belitung 1,3 1,6 1,6 2,1 6,5 42,4 103,8 134,3
10. 13,5 31,3 77,0
0,2 0,2 0,3 2,1 5,1 72,9 94,3
11. Lampung 10,0 22,2 51,6 54,0
0,2 0,2 0,3 0,3 0,7 10,7 13,8
12. Banten 1,4 3,2 36,3 7,9
0,3 0,3 0,4 6,8 11,5 125,6 163,0
13. Jakarta Jawa 20,2 39,3 5,3 93,1
0,4 0,4 0,4 6,7 12,3 143,8 186,4
14. 22,1 44,6 62,7 106,6
Barat Jawa 0,1 0,1 0,1 1,1 3,7 63,0 81,5
15. 8,0 18,9 71,7 46,8
Tengah 0,5 0,6 3,4 7,7 13,2 143,6 186,4
16. 4,4 7,5 8,2 8,2 8,2 23,1 44,9 31,3 106,4 108,2 108,2
Yogyakarta
17. 4,7 4,9 25,2 90,2 90,2 108, 108, 71,7 108,2 225,4 292,0
Jawa Timur 2 2 108,
18. 4,2 14,2 15,0 15,0 20,3 167,2 320,7 414,9
Bali 90,2 90,2 2
19. 1,3 1,3 1,6 15,1 24,3 238,0 282,4 366,4
1,9 3,9 3,9 4,8 9,7 40,5 96,8 112, 123,5 160,0
20. Nusa Tenggara Barat 209,2
3
21. Nusa Tenggara Timur 1,6 1,9 2,0 8,4 15,3 43,8 88,3 91,5 178,9 232,1
159,
0,8 1,1 1,1 6,7 13,4 18,1 38,0 170,6 221,1
22. Kalimantan Barat 6 132,5
0,4 0,6 0,6 3,6 6,6 27,7 56,1 78,5 101,7
23. Kalimantan Selatan 140, 126,5
0,5 0,5 0,5 2,4 9,8 23,7 52,5 9 202,6 261,8
24. Kalimantan Timur 58,1
3,9 7,0 8,1 8,1 11,5 12,0 24,3 61,5 142,0 184,0
25. Kalimantan Tengah 150,4
1,4 1,4 11,4 11,4 31,4 23,3 60,5 173,1 224,1
26. 89,3 105,2
Kalimantan Utara 1,9 2,4 9,6 9,6 10,5 164,6 212,9
27. 21,2 43,8 85,0 128,4
Sulawesi Barat 3,8 3,8 3,8 3,8 5,6 87,8 113,6
28. 31,4 52,7 39,1 122,1
Sulawesi Selatan 0,7 4,7 9,7 9,7 19,7 218,6 343,3
29. 21,6 49,7 100, 65,1
Sulawesi Tengah 5,0 5,3 10,3 15,3 15,3 7 139,9 180,8
30. 11,5 26,5 128,8
4,5 4,6 9,6 9,6 9,7 157,3 203,5
Sulawesi Tenggara 19,7 35,7 70,8
31. 7,8 8,2 19,4 19,4 39,4 103,8 169,3 218,8
Sulawesi Utara 17,6 41,9 86,2
32. 1,8 4,1 4,1 5,0 15,0 116,8 129,5 167,8
18,9 47,3 81,9
33. Gorontalo 125,7
39,4 50,7 43,7
34. Maluku 96,1
Total Kapasitas Terpasang 78,4 107,8 224,5 375,0 549,9 900,1
19,0 1.600,1
39,8 65,4
2.500,2 3.699,8 5.000,2 6.500,2
Maluku Utara
69,6
Total Tambahan/Tahun
Papua - 29,4 116,7 150,5 174,9 350,2 700,0 900,1 1.199,6 1.300,4 1.500,0
78,3
Papua Barat
84,2

Go Green – DJEBTKE
64,6

Indonesia Energy Roadmap 2017-2025 Jakarta, 25 Januari 2017


Dampak pembangkit listrik
terhadap lingkungan
Cara Penanggulangan
Kelebihan dan Kelemahan
Sistem Konversi Energi Surya
KELEBIHAN KELEMAHAN
Modul solar langsung Biaya investasi awal tinggi.
mengkonversi sinar matahari Memerlukan baterai sebagai
menjadi Energi listrik searah tanpa media penyimpan listrik.
bahan bakar. Pemeliharaan baterai harus rutin
Proses konversi tidak menimbulkan karena keandalan sistem
kebisingan, gas buang, limbah. ditentukan oleh kondisi baterai.
Pemeliharaan sederhana dibanding Alat-alat yang dioperasikan pada
sistem konvensional. Karena dalam tengangan rendah terbatas.
proses tidak ada bagian yang Teknisi yang terlatih untuk
bergerak. perencanaan dan pemasangan
Untuk beban yang kecil sistem konversi energi surya
mempunyai ke cenderungan makin masih sangat sedikit.
ekonomis.
Dapat diaplikasikan langsung pada
alat alat praktis.
Instalasi sistem lebih aman karena
tegangan rendah dan searah.
Contoh Soal

Dalam merencanakan pembangunan PLTS terlebih dahulu


diperhitungkan beban dari PLTS sehingga kita dapat menghitung
kapasitas listrik tenaga surya yang akan dibangun. Berikut
ini merupakan contoh perhitungan beban pada perumahan tipe
36 sebanyak 10 unit rumah
Asumsi Rencana Pembebanan
Asumsi rugi-rugi (losses) pada sistem dianggap sebesar 15%,
karena keseluruhan komponen sistem yang digunakan masih
baru (Mark Hankins, 1991: 68).

Total energi sistem yang disyaratkan adalah sebesar :


ET = EA + rugi-rugi system
ET : Energi total termasuk rugi-rugi yang diperhitungkan
= EA + (15% x EA) EA : Energi total tanpa rugi-rugi
= 51860 WH + (15% x 51860WH)
= 59639 WH
Jadi total energi sistem yang disyaratkan sebesar 59639 WH
Perhitungan Kapasitas Daya Modul Surya
Insolasi Matahari pada bulan januari sebesar = 3.91
Faktor penyesuaian pada kebanyakan instalasi PLTS adalah 1,1
(Mark Hankins, 1991 Small Solar Electric System for Africa page
68). Kapasitas daya modul surya yang dihasilkan adalah:

Kapasitas Daya Modul Surya = ( ET / insolasi matahari ) x


faktor penyesuaian

= ( 59639 / 3.91 ) x 1.1

= 16702.27 ≈ 16800 WP
Satuan energi (dalam WH) dikonversikan menjadi Ah yang sesuai dengan
satuan kapasitas baterai sebagai berikut:
AH = ET/Vs AH : kapasitas AH yang dibutuhkan
= 59639 Wh / 24h ET : Energi total termasuk rugi-rugi
= 2484,95 AH yang diperhitungkan

Hari otonomi yang ditentukan adalah satu hari, jadi baterai hanya
menyimpan energi dan menyalurkannya pada hari itu juga. Besarnya deep of
discharge (DOD) pada baterai adalah 80% (Mark Hankins, 1991: 68).
Kapasitas baterai yang dibutuhkan adalah:

Cb = (AH x d) / DOD Cb : kapasitas batrei


= (2484.95 x 1) / 0.8 AH : kapasitas AH yang dibutuhkan
= 3107 AH d : day (hari)
Perhitungan Kapasitas Battery Charge Regulator (BCR)

Beban pada sistem PLTS mengambil energi dari BCR. Kapasitas arus yang
mengalir pada BCR dapat ditentukan dengan mengetahui beban maksimal
yang terpasang. Beban maksimal yang terjadi pada sore hari adalah 4750
watt pukul 17.00 (Gambar 2.). Dengan beban maksimal tegangan sistem
adalah 24 volt maka kapasitas arus yang mengalir di BCR:
I maks = P maks / Vs
= 4750 W / 24V
= 197.9 A
Jadi kapasitas BCR yang digunakan harus lebih besar dari 197,9 A.
Perhitungan Kapasitas Inverter
Spesifikasi inverter harus sesuai dengan Battery Charge
Regulator (BCR) yang digunakan. Berdasarkan tegangan sistem dan
perhitungan BCR, maka tegangan masuk (input) dari inverter 24 V DC.
Tegangan keluaran (output) dari inverter yang tersambung ke beban
adalah 220 V AC. Arus yang mengalir melewati inverter juga harus
sesuai dengan arus yang melalui BCR. Berdasarkan perhitungan
kapasitas BCR, arus maksimal yangdapat melewati BCR sebesar
197,9 ampere. Berarti kapasitas arus Inverter yang digunakan harus
lebih besar dari 197,9 ampere.
Kapasitas PLTS Terpasang
A. Modul Surya
Modul photovoltaik yang akan digunakan mempunyai spesifikasi sebagai
berikut:
Kapasitas Daya : 100 WP
Arus Maksimum : 6 Ampere
Tegangan maksimum : 16,5 Volt
Karena kapasitas daya modul surya dibutuhkan 16800 W dan kapasitas daya
1 unit photovoltaik 100 WP dapat dibuat persamaan:
∑m = kapasitas daya / kapasitas per unit
= 16800 / 100
= 168 unit.
Modul surya terdiri dari 168 modul PV yang dihubungkan secara seri dan
paralel, 2 modul dipasang secara seri, kemudian 84 kelompok seri
dipasang dipasang secara paralel. Array PV mempunyai Im = 504 A dan Vm
= 33V yang setara dengan daya keluaran (Pm) 16632 watt.
B. Baterai
Kapasitas baterai yang digunakan adalah 200 AH dengan tegangan
12V. Karena tegangan sistem yang digunakan adalah 24V, dan
kapasitas baterai 3107 ≈ 3200 AH maka baterai sebanyak 16 buah
baterai, 2 buah dipasang secara seri dan 8 kelompok seri di
paralelkan.

C. Battery Charge Regulator


Battery Charge Regulator (BCR) mempunyai dua fungsi utama.
Fungsi utama sebagai titik pusat sambungan ke beban, modul sel
surya dan beterai. Fungsi yang kedua adalah sebagai pengatur
system agar penggunaan listriknya aman dan efektif, sehingga
semua komponen-komponen system aman dari bahaya perubahan
level tegangan. BCR yang digunakan adalah BCR dengan kapasitas
arus 200A, dan tegangan 24V.
MNH©201
2
Pertanyaan ?

Anda mungkin juga menyukai