EXECUTIVE SUMMARY
1
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kegiatan produksi listrik di PLTU Nii Tanasa menghabiskan batubara sebanyak ±280 ton/hari
untuk kegiatan produksinya. Dari proses pembakaran tersebut menghasilkan ± 8,1% abu batu
bara. Abu batu bara yang dihasilkan tersebut terdiri dari fly ash dan bottom ash. Fly ash berasal
dari abu ruang pembakaran boiler yang ditangkap oleh ESP kemudian di transfer dengan pipa
tertutup ke Silo. Sedangkan Bottom Ash adalah sisa pembakaran yang berada di dasar boiler yang
nantinya akan diangkut oleh konveyor ke Sillo.
2. Tujuan
a. Meminimalisai limbah FABA memanfaatkan limbah tersebut untuk bahan campuran
tactile paving sehingga mengurangi jumlah limbah yang terbentuk dan disisi lain dapat
meningkatkan kualitas lingkungan dan efisiensi penggunaan sumber daya alam
2
b. Memastikan limbah FABA adalah layak untuk dijadikan bahan campuran dalam
pembuatan tactile paving yang bermutu sesuai dengan standar yang berlaku.
3. Manfaat
a. Dari sisi penghasil limbah, merupakan salah satu alternative pemanfaatan limbah FABA
yang dapat menekan anggaran (reduce cost) karena pada awalnya pengelolaan limbah
FABA adalah cost centre bagi PLTU.
b. Dari sisi masyarakat, merupakan peluang positif yang dapat menjadi nilai ekonomis yang
mendukung kesejahteraan masyarkat.
3
BAB II
METODOLOGI
Tools yang digunakan dalam menentukan program ini adalah metode RCPS (Root Cause
Problem Solving).
Berdasarkan hasil RCPS (Root Cause Problem Solving) tersebut, dapat dilihat bahwa
Pemanfaatan internal FABA PLTU Nii Tanasa masih cenderung terbatas dan kurang bervariasi.
Untuk itu, dilakukan MOU dengan pihak eksternal yang memiliki produk yang lebih variatif serta
dapat menyerap produksi FABA secara massif.
4
BAB III
PEMBAHASAN
Tabel 1. Inventarisasi Fly Ash dan Bottom Ash PLTU Nii Tanasa
REKAP FABA TAHUNAN
Dimanfaatkan
Sisa %
Produksi % Offtake 3rd % Offtake Landfill Simpan
Periode Sebelumnya Internal Landfill
Internal Party 3rd party
Fly ash dan Bottom ash di PLTU Nii Tanasa telah dimanfaatan secara internal sejak
dikeluarkanya Izin Pemanfaatan FABA sejak 2019 tepatnya pada bulan Februari, tahun 2019 dan
2020 pemanfaatan internal melalui pembuatan Paving Blok dan Batako, masing masing sebanyak
1,84 % atau 43,2 ton pada tahun 2019 dan 2,8% atau 298 ton pada tahun 2020, sedangkan pada
tahun 2021 pemanfaatan internal yang dilakukan menyerap sebanyak 5,15 % atau 286 ton,
peningkatan ini cukup signifikan. Peningkatan signifikan ini dilakukan melalui penambahan
pemanfaatan internal yaitu tanah uruk.
5
langsung dan atau diangkut ke di simpan di fasilitas ash yard. Demikian pula dengan abu dasar,
abu dasar akan dikumpulkan di silo bottom ash untuk selanjutnya diangkut ke oleh pemanfaat
langsung dan atau diangkut ke di simpan di falisitas ash yard. Fasilitas ash yard adalah fasilitas
tempat penyimpanan sementara (TPS), bukan landfill atau fasilitas penimbusan akhir Berikut
adalah flowchart konsep pengelolaan FABA di PLTU Nii Tanasa :
Mulai
Boiler
Uap
6
3. Implementasi Program Pemanfaatan Limbah Non B3
a. Penandatangan Kerjasama Pemanfaatan FABA Antara PLTU Nii Tanasa dengan UD
Savillah Block
7
No. Uraian Peralatan Dokumentasi Peralatan Pemanfaatan
Pemanfaatan Limbah FABA Limbah FABA
1 Mesin Pressing Solidfikasi Automatic
Spesifikasi :
Area Produk Efektif : 500 liter
Produktifitas : 11.000 unit/hari
Dimensi Mesin : 1600 x 1060 x 2140 mm
3 Material Conveyor
Spesifikasi :
P= 8 M
Dimensi : 8050 x 800 x 500 mm
8
4. Concrete Mixer
Drum volume : 500 liter
Jumlah : 1 set
Kapasitas : 0.5 m3
5. Cetakan:
a. Paving
b. Batako
c. Pagar Panel
d. U ditch
e. Kolom pagar panel
9
10
c. Hasil Produk (Tactile Paving)
Bagi disabilitas penyandang untuk dapat berjalan dengan aman dan nyaman di
tempat-tempat umum membutuhkan jalur khusus yang menunjang dan membantu apa yang
mereka butuhkan yaitu jalur untuk disabilitas.
Tactile paving merupakan media bantu yang digunakan untuk membantu memandu
tunanetra untuk menemukan jalur yang aman dan benar, agar dapat terhindar dari keadaan
berbahaya atau yang tidak diinginkan lainnya.
11
Tactile paving hasil pemanfaatan Fly Ash PLTU Nii Tanasa telah terpasang di
trotoar fasilitas taman kota Tugu MTQ Kendari dan beberapa trotoar di Kota Kendari.
12
4. Keberhasilan Program
Sebelum terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaran
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dimana fly ash dan bottom ash dinyatakan
sebagai limbah Non B3, pengelolaan fly ash dan bottom ash PLTU Nii Tanasa sebagian besar
dilakukan dengan mengangkut fly ash dan bottom ash dari ash yard ke pemanfaat berizin. Biaya
yang dikeluarkan adalah sebesar Rp 500.000/ton.
Setelah terbitnya PP Nomor 21 Tahun 2021, PT PLN Persero Unit Pelaksana Pengendalian
Pembangkitan Kendari melakukan MOU dengan UD Savillah Block tentang Pengelolaan Limbah
Fly Ash dan Bottom Ash tanggal 20 Juli Tahun 2021 dimana sesuai ruang lingkup MOU
menyatakan bahwa semua biaya yang timbul terkait pengangkutan Fly Ash dibebankan kepada
UD Savillah Block sehingga tidak ada biaya yang ditanggung oleh PLTU Nii Tanasa dalam proses
pemanfaatan limbah ini.
Nilai kontrak yang didapatkan oleh UD Savillah Block dalam pemasangan Tacline Paving dan
paving block dengan kerjasama dengan Dinas PUPR Kota Kendari pada area taman kota Tugu
MTQ yaitu senilai Rp. 400.000.000,-
5. Evaluasi Program
Tentunya dalam sebuah pekerjaan atau rencana yang telah dilaksanakan tidak bisa lepas
dengan yang namanya evaluasi. Evaluasi salah satunya bertujuan untuk melihat efektifitas suatu
13
pekerjaan demi mendapatkan sebuah hasil yang dapat dijadikan tolak ukur untuk kegiatan yang
sama dikemudian hari, dalam hal ini pemanfaatan FABA yang notabene sebagai limbah yang akan
terus dihasilkan oleh sebuah pembangkit yang berbahan bakar Batubara. Beberapa aspek evaluasi
yang dilakukan, yakni :
a. Aspek Lingkungan
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaran
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Limbah FABA yang dihasilkan dari
PLTU ini sudah bukan merupakan Limbah B3 melainkan Non B3 terdaftar oleh sebab itu
sudah dapat dimanfaatkan dengan sedikit lebih leluasa dibandingkan pada saat masih
sebagai limbah B3 salah satunya menjadi paving block & tactile, membuat efisiensi dan
pemanfaatan limbah dalam hal ini FABA bisa menjadi sangat signifikan dan berdampak
positif terhadap lingkungan PLTU Nii Tanasa , juga membuat limbah ini tidak menumpuk
dalam TPS. Yang masih menjadi kendala saat ini pemanfaatan Limbah FABA ini belum
dapat dimanfaatkan secara massive mengingat perlu menguji dan mengkaji lebih banyak
lagi metode-metode dalam pemanfaatannya, akan tetapi setelah melalakukan pemanfaatan
ini kedepannya sedikit memberi persiapan ketika telah mendapatkan formula yang pas
dalam pemanfaatan limbah FABA secara massive.
b. Aspek Finansial
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun
2021 tentang Penyelenggaran Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dimana
fly ash dan bottom ash dinyatakan sebagai limbah Non B3, dapat menekan biaya
pengelolaan yang sebagian besar diangkut ke pemanfaat yang berizin sebesar Rp
500.000/ton, mengingat setiap bulan PLTU Nii Tanasa kurang lebih dapat menghasilkan
200 Ton Fly Ash & 100 Ton Bottom Ash. Ini merupakan efisiensi biaya yang sangat
singnifikan dibandingkan pada saat limbah FABA masih menjadi limbah B3. Dari kegiatan
pemanfaatan Limbah FABA ini pula kedepannya dapat membuka lebih banyak lapangan
pekerjaan untuk masyarakat terutama dari segi pemanfaatan langsung.
c. Aspek Teknis
Secara teknis pemanfaatan Limbah FABA ini sudah baik dan telah banyak dilakukan
percobaan-percobaan formulasi yang bertujuan untuk mendapatkan hasil yang maksimal
dan tentunya sesuai peraturan yang telah ditetapkan oleh KLHK terkait pemanfaatan
14
Limbah ini. Kedepannya diperlukan fleksibilitas pemanfaatan Limbah FABA ini guna
mempercepat proses pemanfaatannya, serta membuat limbah FABA ini bisa digunakan
oleh masyarakat luas di dunia diberbagai sektor industry.
d. Aspek 5S
Tentunya dari aspk 5S juga mendapat sorotan dengan dimanfaatkannya limbah FABA ini
yang pertama sudah pasti limbah FABA berkurang sehingga manajemen TPS menjadi
lebih mudah dan memperpanjang usia pemenuhan lahan TPS. Tentunya pula hasil produk
dari FABA dalam hal ini Paving Block & Tactile dapat memperindah area-area
pemasangan produk sehingga menambah nilai estetika dan kerapian area kota Kendari
khususnya area taman MTQ sebagai salah satu tujuan destinasi di kotsa Kendari.
Kedepannya akan lebih diperbanyak varian produk berbasis FABA yang bertujuan untuk
meningkatkan sisi estetika yang merupakan bagian dari nilai-nilai 5S.
e. Aspek K3
Dari sisi K3, disahkannya Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaran Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dimana fly ash dan
bottom ash dinyatakan sebagai limbah Non B3 tentunya sudah tidak menjadi kekhawatiran
lagi terhadap bahaya limbah FABA ini terhadap Kesehatan para pekerja dan potensi
pencemaran lingkungan dan dari segi industry produk hasil pemanfaatan Limbah FABA
ini terutama produk Tactile Paving yang berfungsi sebagai ubin penuntun tunanetra atau
orang yang dengan pandangan rendah (low vision). Benjolan yang ada dalam tactile
paving tersebut dapat membantu para tunanetra atau orang yang memiliki pandangan
rendah untuk berjalan dengan alat bantu dan membuat para pejalan kaki tersebut lebih
berhati-hati dan selamat sampai di tujuan. Untuk saat ini produk tactile paving belum
dipasang menyeluruh, harapannya dengan pemanfaatan Limbah FABA secara signifikan
dapat memperbanyak produk agar dapat segera didistribusikan menyeluruh di area kota
Kendari.
6. Improvement
Berdasarkan hasil uji yang dilakukan di UPTD Laboratorium Konstruksi Dinas Sumber Daya
dan Bina Marga Provinsi Sulawesi Tenggara, kuat tekan tactile paving yaitu ±200 kg/cm2 atau K-
15
200 atau Kategori B sehingga layak digunakan sebagai penggunaan taman, jalur pejalan kaki,
maupun pelataran parkir.
Di tahun 2022, pemanfaatan FABA PLTU Nii Tanasa akan berfokus pada pengecoran jalan
di ring 1 yaitu Desa Nii Tanasa dan Desa Erpaka yang melibatkan CSR PLTU Nii Tanasa, PLN
UPDK Kendari, PLN UIKL Sulawesi, Anggota DRPD Kabupaten Konawe, Polsek dan Koramlil
Kabupaten Konawe dengan prinsip utama Mudah, Murah, dan Masif (3M).
16