Anda di halaman 1dari 91

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era perkembangan industri di Indonesia
sekarang ini sangatlah pesat. Sehubungan dengan
hal ini dibutuhkan wadah yang menghasilkan Sumber
Daya Manusia (SDM) bermutu, berkualitas, mendiri,
intelektual yang baik. Salah satu wadah yang baik
adalah Perguruan Tinggi.
Universitas Negeri Surabaya (UNESA) adalah
salah satu perguruan tinggi di Indonesia yang
berupaya meningkatkan kualitas SDM dan IPTEK yang
unggul oleh karena itu mata kuliah Praktek Industri
adalah salah satu mata kuliah pendukung dalam
bidang perkembangan industri.
Praktek Industri merupakan salah satu bagian
proses pembelajaran yang masuk ke dalam kurikulum
Universitas Negeri Surabaya (UNESA) dan bertujuan
sebagai wawasan mahasiswa tentang dunia kerja
yang
berkaitan
dengan
industrialisasi
sangat
diperlukan.
Pada laporan ini, penulis memilih sebuah
Industri PT. PJB UP GRESIK. Perusahaan tersebut
merupakan salah satu pembangkit listrik yang
memproduksi energi listrik dengan kapasitas relatif
besar untuk di salurkan ke sistem interkoneksi JawaBali. Dalam pengoperasiannya, sistem ini banyak
berkaitan dengan mechanical, electrical, maupun

control dimana dasar-dasar tersebut telah diperoleh


pada saat kuliah. Oleh karena itu, mahasiswa dapat
mempraktekkan teori yang telah diterima dalam dunia
kerja yang nyata.
B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Kerja Praktek dilaksanakan kurang lebih
selama satu bulan mulai tanggal 23 Juli hingga 31
Agustus 2015 di PT PJB Unit Pembangkitan Gresik di
Divisi Operasi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTGU).
C. Tujuan Praktik Industri
Tujuan pelaksanaan kerja praktik di PLTGU PT.
PJB UP GRESIK dapat dibagi menjadi 2 bagian, yakni
tujuan umum dan tujuan khusus :
1. Tujuan Umum
Secara umum tujuan dari pelaksanaan Praktik
Industri ini antara lain :
a. Terciptanya suatu hubungan yang sinergis,
jelas dan terarah antara dunia perguruan tinggi
dan dunia kerja sebagai pengguna outputnya.
b. Meningkatkan kepedulian dan pertisipasi dunia
kerja
(industri)
dalam
memberikan
kontribusinya pada sistem pendidikan nasional.
c. Membuka wawasan mahasiswa agar dapat
mengetahui dan memahami aplikasi ilmunya di
dunia industri pada umumnya serta mampu
menyerap dan berasosiasi dengan dunia kerja
secara utuh.

d. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami


sistem kerja di dunia industri sekaligus mampu
mengadakan pendekatan masalah secara utuh.
e. Menumbuhkan dan menciptakan pola berfikir
konstrukstif yang lebih berwawasan bagi
mahasiswa.
2. Tujuan Khusus
Secara khusus tujuan dari pelaksanaan praktik
industri ini antara lain :
a. Mahasiswa dapat mengetahui profil dan latar
belakang PT.PJB UP Gresik.
b. Mahasiswa mengetahui lenbih jauh mengenai
proses produksi di PLGTU PT. PJB UP Gresik.
c. Untuk
memenuhi
beban
Satuan
Kredit
Semester (SKS) yang harus di tempuh sebagai
persyaratan akademis di Jurusan Teknik Elektro
Universitas Negeri Surabaya.
d. Mengetahui
dan
mempelajari
sistem
pengaman elektris pada generator yang ada di
PT PJB UP Gresik.
D.

Batasan Masalah Praktik Industri

Mengingat luasnya bidang kerja ada pada PT.


PJB Unit Pembangkitan Gresik serta ditambah lagi
dengan terbatasnya alokasi waktu yang tersedia
dalam pelaksanaan kerja praktek ini, maka dalam
perlaksanaan kerja praktek ini diambil batasan
masalah dalam laporan kerja praktek ini. Adapun
batasan masalahnya anatara lain :

1. Permasalahan yang dibahas hanya Cooling Water


Pump (CWP) pada PT. PJB UP Gresik PLTGU Unit 3.
2. Pembahasan Sistem Proteksi hanya dilakukan
pada PT. PJB UP Gresik PLTGU Unit 3.
3. Analisa sistem kontrol CWP hanya dilakukan pada
PT. PJB UP Gresik PLTGU Unit 3.
E. Metode Penelitian
Dalam
pengumpulan
data,
penulis
menggunakan motede metodue sebagai berikut:
1. Metode Studi Literatur
Merupakan metode pengumpulan data dengan
cara membaca, mempelajari, dan memahami buku
buku referensi dari berbagai sumber, baik itu dari
Perpustakaan PT. PJB Unit Pembangkitan Gresik,
manual book perusahaan, data laboratorium, data
harian CCR Unit 3, pencarian di buku atau diktat
kuliah maupun sumber lain yang relevan.
2. Metode Observasi
Merupakan metode pengumpulan data dengan
cara pengamatan pada obyek penelitian
3. Metode interview
Merupakan metode pengumpulan data dengan
cara mewawancarai karyawan dan staaf yang
berkaitan dengan masalah yang dibahas.
F. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan laporan kerja praktek ini,


penulis membaginya dalam tujuh bab dan setiap bab
terdiri dari sub bab. Adapun sistematika laporan kerja
praktek ini adalah sebagai
berikut:
Bab 1 Pendahuluan
Bab 2 Kajian Pustaka
Bab 3 Pelaksanaan Kegiatan
Pembahasan
Bab 5 Kesimpulan dan Saran
Daftar Pustaka
Lampiran

BAB II

Praktik

Industri

dan

KAJIAN PUSTAKA
A. Definisi PLTGU
PLTGU
merupakan
pembangkit
listrik
yangmemanfaatkan tenaga gas danuap. jadi disini
suadah
jelas
adadua
mode
pembangkitan.
yaitupembangkitan
dengan
turbin
gasdan
pembangkitan dengan turbinuap. turbin gas lebih
dikenaldengan istilah GTG (Gas Turbin Generator)
sedangkan
turbin
uap
dikenal
dengan
STG(SteamTurbin Generator),
tidak hanyaitu saja,
terdapat
juga
bagian
yang
namanya
HRSG
(HeatRecovery Steam Generator).
Untuk GTG, Gas yang digunakan bukanlah gas
alam, melainkan gas hasil pembakaran bahan bakar
High Speed Diesel (HSD) dan Marine Fuel Oil (MFO)
sehingga menghasilkan emisi sisa pembakaran. Emisi
ini diolah sedemikian rupa sehingga kadar zat
berbahayanya tidak melebihi standar yang ditetapkan
pemerintah. Bahan bakar ini disuplai ke tangki-tangki
penampungan bahan bakar melalui pipa bawah laut.
Turbin gas ini dapat dioperasikan dalam dua
mode, yaitu konfigurasi simple cycle dan konfigurasi
combined cycle .Dalam keadaan simple cycle turbin
gas atau biasa dikenal Gas Turbin Generator
(GTG) bekerja sendi i sehingga tidak ada pemanfaatan
kembali sisa energi dari gas panas yang terbuang.Gas
buang langsung di alirkan keatmosfir. Pada keadaan
combined cycle pada umumnya terdiri dari beberapa
turbin gasdimana energi sisa pada gasbuangnya akan

dimanfaatkan kembali untuk pemanasan air di Heat


Recovery
Steam
Generator(HRSG)
untuk
menghasilkan uap yang akan digunakan untuk
pembangkitan turbin uap atau Steam Turbin
Generator (STG).
B. Hukum Pertama Termodinamika
Hukum pertama termodinamika adalah suatu
pernyataan mengenai hukum universal dari kekekalan
energi
dan
mengidentifikasikan
perpindahan panas sebagai suatu bentuk perpindahan
energi.Pernyataan paling umum dari hukum pertama
termodinamika ini berbunyi:
Kenaikan energi internal dari suatu sistem
termodinamika sebanding dengan jumlah energipanas
yang ditambahkan kedalam sistem dikurangi dengan
kerja
yang
dilakukan
oleh
sistem
terhadap
lingkungannya.
Hukum termodinamika secara aplikasi di bagi
menjadi hukum termodinamika pertama untuk sistem
yang tertutup dan hukum termodinamika untuk sistem
yang terbuka.

C. Aplikasi
1. Simple Cycle Konfiguration

Gambar 2.1 Konfigurasi Simple Cycle


Sumber: PT.PJB UP Gresik
Pada dasarnya sistem pengoperasian simple
cycle bukanlah sebuah sistem yang hanya terdiri dari
compressor,combustor, turbin dan generator. Semua
sistem pembangkitansudah didesain untuk keadaan
combined cycle. Hanya saja terdapat diverter damper
box untuk mengatur apakah gas sisa hasil
pembangkitan di STG akan dikirim ke HRSG untuk
digunakan kembali atau langsung dibuangke atmosfir
melalui cerobongasap (stack). Dalam keadaan symple
cycle, hubungan ke HRSG ditutup sehingga gas
langsung dibuang.
Pengoperasian simple cycle digunakan jika
permintaan beban tidak terlalu tinggi. Namun bisanya
hanya dalam waktu sekejap, karena sistem ini kurang

efesien. Hal ini terbukti, dalam keadaan jika hanya


mengandalkan GTG saja untuk pembangkitan dengan
bahan bakar HSD ataupun MFO maka perusahaan
akan cenderung rugi karena tidak seimbangnya harga
bahan bakar dengan harga jual listrik ke masyarakat
yang disubsidi. Jika ada pemanfaatan kembali, paling
tidak telah menekan pengeluaran untuk bahan bakar
untuk jumlah listrik yang dihasilkan sama.
2. Combine Cycle Configuration

Gambar 2.2 Konfigurasi Combine Cycle


Sumber: PT.PJB UP Gresik
Perbedaan mendasar sistem ini dengan simple
cycle yaitu adanya pemanfaatan kembali energi dari
sisa panas yang terbuang. Panas ini digunakan untuk
pemanasan air di HRSG sehingga menghasilkan uap
untuk menggerakan turbin uap di STG.
D. Penjelasan Open Cycle dan Close Cycle
1. Open Cycle

Open cycle merupakan proses produksi listrik


pada PLTGU dimana gas buangan dari turbin gas akan
segera dibuang keudara melalui cerobong exhaust.
Suhu gas buangan di cerobong exhaust ini mencapai
550 derajat C. Proses seperti ini pada Pembangkit
Listrik Tenaga GasUap ( PLTGU ) dapat disebut sebagai
proses
Pembangkitan
/Produksi
Listrik
Turbin
Gas(PLTG) yaitu suatu proses pembangkitan listrik
yang dihasilkan oleh putaran turbin gas. Untuk lebih
detailnya dapat dijelaskan pada pada Sub-Sub Bab
Proses Produksi ListrikTurbin Gas ( PLTG ).
2. Close Cycle
Kalau pada open cycle gas buang dari turbin
gas langsung dibuang melalui cerobong exhaust,
maka pada proses combined cycle / closed cycle,gas
buang dari turbin akan dimanfaatkan terlebih dahulu
untuk memasak air yang berada di HRSG ( Heat
Recovery SteamGenerator ). Kemudian uap yang
dihasilkan dari HRSG ( HeatRecovery Steam Generator
)tersebut akan digunakan untuk memutar turbin uap
agar dapat menghasilkan listrik setelah diolah terlebih
dahulu pada generator. Jadi proses combined cycle /
closed cycle inilah yang disebut sebagai proses
Pembangkitan / Produksi ListrikTenaga Gas Uap
( PLTGU ) yaitu proses pembangkitan listrik yang
dihasilkan oleh putaran turbin gasdan turbin uap.
Untuk
proses
pembangkitan
listrik
dengan
menggunakan putaran turbin uapakan dijelaskan pada
pada SubSub Bab Proses Produksi Listrik Turbin Uap
( PLTU ).

10

Daya listrik yang dihasilkan pada proses open


cycle tentu lebih kecil dibandingkan dengan daya
listrik yang dihasilkan pada proses produksi listrik
combinedcycle / closed cycle. Pada prakteknya, kedua
siklus diatas disesuaikan dengan kebutuhan listrik
masyarakat. Misalnya hanya diinginkan open cycle
karena pasokan daya dari opencycle sudah memenuhi
kebutuhan listrik masyarakat. Sehingga stack holder
yang membatasi antara cerobong gas dan HRSG
dibuat close, dengan demikian gas buang dialirkan
keudara melalui cerobong exhaust.Dan apabila
dengan open cycle kebutuhan listrik masyarakat
belum tercukupi maka diambil langkah untuk
menerapkan combined cycle / closed cycle.
Namun demikian dalam sistem mekanik
elektrik, suatu mesin akan lebih baik pada kondisi
continous running, karena apabila mesin berhenti
akan
banyak
mengakibatkan
korosi,perubahan
setting, mur atau baut yang mulai kendur dan
sebagainya. Selain itu dengan continous running lebih
mengefektifkan daya, sehingga daya yang dihasilkan
menjadi lebih besar. Jadi secara garis besar untuk
produksi listrik di Pembangkit Listrik Tenaga GasUap
( PLTGU ).
E.Proses Produksi PLTGU Gresik
Pada dasarnya Pembangkit Listrik Tenaga Gas
Uap (PLTGU) merupakan gabungan antara Turbin Gas
(PLTG) dan Turbin Uap (PLTU). Karena itu Pembangkit
ini disebut juga Combined Cycle Power Plant. Turbin
gasnya menggunakan bahan bakar gas atau solar
(HSD), sedangkan turbin uapnya memanfaatkan gas

11

panas dengan temperature sekitar 500C, yang


digunakan untuk memanaskan air menjadi uap pada
HRSG (Heat Recovery Steam Generator). Kemudian
uap yang telah dihasilkan tersebut digunakan untuk
memutar turbin uap.
Tujuan utama dari pembangkit kombinasi
tersebut yaitu untuk meningkatkan efisiensi termal
yang cukup tinggi mencapai 50 %. Hal ini dikarenakan
pertumbuhan akan energi listrik yang meningkat
pesat. Sedangkan penggunaan turbin gas sebagai
pembangkit energi listrik (PLTG) mempunyai efisiensi
termal rendah yaitu 30 % dan pembangkit tenaga uap
(PLTU) memiliki efisiensi termal 35 %. Sehingga
dibutuhkan suatu pembangkit listrik dengan siklus
kombinasi yang menghasilkan energi yang lebih besar.

Gambar 2.3. Diagram alir PLTGU


Sumber: PT.PJB UP Gresik
1. Langkah-langkah proses produksi listrik pada
PLTGU
a. Kompresor mengisap udara bebas yang masuk
melalui filter dan kemudian menekannya ke
dalam ruang bakar.

12

b. Udara yang bertekanan dan gas alam (bahan


bakar) yang ada di ruang bakar nantinya akan
dibakar bersamaan sehingga menghasilkan gas
panas bertekanan tinggi yang kemudian akan
diarahkan nozzle ke sudu-sudu turbin.
c. Turbin akan berputar akibat adanya gas panas
bertekanan tinggi yang terarah ke sudu-sudu
turbin sehingga daya putaran yang ada diturbin
bisa digunakan langsung untuk mengoperasikan
generator.
d. Generator yang sudah berputar akibat adanya
putaran dari turbin gas akan menghasilkan
listrik.
e. Gas panas yang keluar dari turbin gas (Exhaust
Gas) nantinya akan dialirkan ke HRSG (Heat
Recovery Steam Generator) untuk memanaskan
air.
f. LP BFP (Low Pressure Boiler Feed Pump) akan
memompa air dari daerator ke LP Economizer
dan HP BFP (High Pressure Boiler Feed Pump)
akan memompa air dari daerator ke HP
Economizer.
g. Air dalam LP Economizer akan dialirkan ke LP
Drum untuk dipompa oleh LP BCP (Low Pressure
Boiler Circulating Pump) ke LP Evaporator
kemudian uap yang dihasilkan LP Evaporator
akan dialirkan kembali ke LP Drum.
h. Air dalam HP Economizer akan dialirkan ke HP
Drum untuk dipompa oleh HP BCP (High
Pressure Boiler Circulating Pump) ke HP
Evaporator kemudian uap yang dihasilkan HP
Evaporator akan dialirkan kembali ke HP Drum.
i. Uap dari LP Drum akan dialirkan ke LP Steam
Turbin guna menggerakkan sudu-sudu turbin
uap LP.
j. Uap dari HP Drum kemudian akan dialirkan ke
Super Heater untuk mendapatkan uap kering.

13

Uap tersebut nantinya akan digunakan untuk


menggerakkan sudu-sudu turbin uap HP dan
sisa uap dari tubin uap HP akan dial irkan ke
turbin uap LP.
k. Generator yang digerakkan oleh turbin uap (LP
dan HP) menghasilkan listrik.
l. Dalam kondensor uap dari turbin yang
mengalami pengembunan air sehingga hasil
dari pengembunan tersebut akan dipompa oleh
CEP (Condensate Extraction Pump) menuju ke
Preheater.
m. Setelah dipanaskan oleh Preheater, air tersebut
akan dialirkan ke daerator untuk diproses
kembali.
F. Peralatan Utama PLTGU
1. Turbin Gas
Turbin gas merupakan peralatan pembangkit
tenaga yang memanfaatkan langsung tenaga dari
panas yang mengembang dan bertekanan dan
dihasilkan oleh akibat adanya pembakaran bahan
bakar
(gas) dengan udara yang dikompresikan.
Adapun sistem turbin gas yang paling sederhana
terdiri dari tiga bagian utama, yaitu : kompresor,
ruang bakar (Combuster), dan turbin.
Bagian Utama dari turbin gas:
a. Kompresor Udara
Kompresor udara digerakkan langsung
oleh turbin gas lewat poros kompresor udara
yang mampu menghisap dan mengoperasikan
udara sehingga mencapai 12 sampai 16 atm.
Ini berfungsi untuk menekan udara ke dalam
ruang bakar sehingga proses pembakaran
bahan bakar bisa berlangsung lebih cepat.

14

b. Ruang Bakar (Combuster)


Ruang bakar merupakan tempat dimana
terjadinya proses pembakaran bahan bakar
(gas) dengan udara yang dikompresikan. Dari
proses ini menghasilkan gas panas dengan
tekanan yang sangat tinggi dan keluar melalui
nozzle yang diarahkan langsung ke sudu-sudu
turbin dan akhirnya bisa menggerakkan turbin
gas.
c. Turbin
Turbin merupakan peralatan utama
yang menggerakan peralatan lain (generator
dan kompresor). Putaran turbin ini merupakan
akibat dari pancaran gas dengan tekanan
tinggi yang mengarah ke sudu sudu turbin
dan akhirnya menekan sudu sudu turbin
tersebut.
Proses pembangkitan diawali dengan
menjalankan motor stater sebagai penggerak
mula sampai udara masuk ke ruang kompresor
dan mengalami proses pemampatan sehingga
menjadi udara bertekanan. Bersamaan dengan
proses pemampatan udara, pada ruang bakar
diinjeksikan bahan bakar.
Setelah udara bertekanan dan bahan
bakar masuk, kemudian dinyalakan igniter
yang berfungsi seperti busi, sehingga terjadilah
proses pembakaran yang akan mengakibatkan
kenaikan temperatur dan tekanan di dalam
ruang
bakar.
Tekanan
yang
dihasilkan
kemudian akan menekan sudu sudu turbin
dan memutar turbin, lalu energi mekanik ini
dikopel ke generator, menimbulkan fluks listrik,
sehingga mengubah energi mekanik menjadi
energi listrik. Sedangkan motor stater secara

15

otomatis akan mati pada saat putarannya


mencapai 2100 rpm, setelah gas hasil
pembakaran
mampu
memutar
turbin,
kompresor dan generator.
Sementara itu putaran kompresor dan
turbin terus naik sampai 3000 rpm (full speed
no load),
selanjutnya energi listrik dari
generator dinaikkan dari 10,15 kV menjadi 150
kV untuk blok 1 dan 500 kV untuk blok 2 dan
blok 3 melalui transformator utama kemudian
diparalelkan dengan jaringan interkoneksi
Jawa-Bali.

Gambar 2.4. Sistem Bahan Bakar Gas Turbin


Sumber: PT.PJB UP Gresik
1). Spesifikasi Turbin Gas:
a) Merk
:
Industry Co.
b) Tipe
:MW
Reaction Tipe.

Mitsubishi
701D,

Axial

c) Putaran
:
3000
rpm,
keadaan maksimum 3750 rpm.

16

Heavy
Flow
pada

d) Jumlah Tingkat

:4

2). Spesifikasi Ruang Bakar:


a) Tipe
:Canular Tipe
b) Jumlah Ruang :18
3). Spesifikasi Kompresor:
a) Tipe
:Axial Flow Tipe
b) Jumlah Tingkat
:19
d. Generator
Tabel 2.1. Spesifikasi Generator
Keterang
an
V Out
In
Pn
Rotation
Cos
Frequenc
y
Connecti
on
Type
Cooling
Weight
Merk

Gas
Generator
10,50 kV
8450 A
150 MVA
3000tr/min
0,8
50 Hz

Turbin

3 Phase YY

Steam
Generator
15,75 kV
9230 A
250 MVA
3000tr/min
0,8
50 Hz

Turbin

3 Phase YY

TLRI 108/36
Air/water
205.000 kg
SIEMENS

THRI 100/42
Hydrogen/Water
250.000 kg
SIEMENS
(Sumber: PT.PJB UP Gresik)
Bagian-bagian utama generator:
1) Stator
a) Berbentuk kumparan yang terdiri
dari dua lapisan.

17

b) Terbuat dari tembaga berlapis


rangkap dan tipis.
c) Kumparan terletak dalam alur
dengan posisi ujung yang dibalik
untuk mengurangi arus pusar.
2) Rotor
a) Berbentuk silinder dan memiliki
sepasang katup.
b) Terbuat dari baja dengan kualitas
tinggi.
c) Mempunyai
kumparan
sebagai
pembangkit medan utama
3) Bearing
a) Terletak pada bagian atas dan
bagian
bawah
dengan
sistem
pelumasan dan pendinginan oleh
turbin.
b) Kedua bearing dilengkapi hidraulic
shaft oil system untuk mencegah
gesekan saat start up.
2. Turbin Uap
Turbin uap merupakan peralatan pembangkit
tenaga yang memanfaatkan uap kering hasil
pemanasan air dalam boiler (Heat Recovery Steam
Generator) oleh gas panas yang keluar dari turbin gas
sehingga mempunyai nilai ekonomi yang sangat
tinggi.
a. Spesifikasi Turbin Uap:
1) Merk
:Mitsubishi Heavy
Industry Co.
2) Type
:TC 2F-33,5
3) Kapasitas
:188,91 kW
4) Putaran
:3000 rpm
5) Hampa Kondensor
:697 mmHg

18

6) Tek Udara Masuk


:HP= 74 kg/cmG;
LP= 4,1 kg/cm
7) Limit Suhu Masuk
:HP=505oC;
o
LP=175,9 C
b. Peralatan bantu turbin uap antara
lain:
1) Kondensor
Merupakan alat yang mengubah fase
dari uap menjadi air, dimana uap tersebut
sebelumnya dimanfaatkan untuk memutar
turbin. Hal ini menghemat penggunakan
air serta menjaga kemurnian air yang
digunakan dalam sistem HRSG. Untuk
pendinginan kondensor digunakan air laut.
Spesifikasi Kondensor:
a) Type:Radial Flow Cooling Surface
b) Luas Perm, Pendingin:14,15 m2
c) Aliran Air Pendingin:46,07 m3/h
d) Tin Air Pendingin:30oC
e) Vacuum:697 mmHg
f) Kec.
Air
Pendingin:2,1m/s
(dalam
tube)
g) Disolved O2 Content:kurang dari 0,01
cm3/liter
2) Pompa air condensate
Pompa pada sistem ini digunakan untuk
mengalirkan air dari kondensor ke
pemanas awal sampai ke dearator.
3) Gland Condensor
Merupakan suatu alat yang berfungsi
untuk mengondensasikan uap, dengan
media pendinginannya adalah air pengisi
steam drum sebelum masuk heater.
Kemudian air kondensasinya dimasukkan

19

sistem
air
condensor).

d)
e)

pengisi

lagi

(hot

well

4) Dearator
Merupakan
alat
yang
untuk
menghilangkan gas-gas yang tidak terlarut
dalam air. Gas-gas ini timbul karena
adanya kebocoran dari atmosfer atau gasgas yang terbentuk dari dekomposisi air
menjadi oksigen dan hidrogen akibat
reaksi thermal.
Spesifikasi Daerator :
a) Merk: Mirsubishi Heavy Industry Co.
b) Type: Spray Try dengan Direct Contact
Interval Vent Condense
c) Kapasitas: 700.000 kg/day
Volume St. Tank
: 120 m3
Disolved O2 di Feed Water: 0,005 cc/lt
5) Alat kontrol kualitas air.
Alat yang dipakai untuk mengontrol
kualitas air pada proses dearator adalah :
a) pH meter
Alat ini digunakan untuk mengetahui pH
dari air proses pada dearator sehingga
dapat
ditentukan
langkah-langkah
apabila terjadi penyimpangan. Batasan
harga pH air pada proses dearator
adalah 8.50-9.30.
b) Conductivity meter
Alat
ini
selain
sebagai
kontrol
konduktivitas air proses dalam dearator
juga sebagai sinyal pengontrol injeksi
N2H4 ke dalam air proses. Batasan

20

konduktivitas tertinggi air proses di


dearator adalah 5.0 s/cm.
c) DO meter
Alat ini unutk mengontrol kandungan
oksigen dalam air proses sehingga bisa
diketahui secara dini apabila didalam air
proses terikat oksigen. Oksigen dalam
air proses tidak dikehendaki karena
sangat berbahaya terhadap alat-alat
yang digunakan. Kandungan oksigen
dalam air proses tertinggi disyaratkan
adalah 5 ppb.
c. Bagian dari turbin uap antara lain:
1) Sudu turbin
Sudu yang digunakan adalah sudu
reaksi aliran tunggal untuk HP turbin dan
sudu aliran ganda untuk LP turbin. Sudu
reaksi digunakan untuk turbin dengan
kapasitas besar karena sudu tersebut
mempunyai efisiensi yang tinggi. Pada
sudu reaksi, kecepatan uap relatif rendah
akibat tekanan turun dan pengaruh
efisiensi
aerodinamik.
Sudu
jenis
mempunyai clearance.
2) Rotor
Rotor turbin tekanan tinggi dibuat dari
solid alloy steel forging yang mempunyai
sifat creep nature strenght yang baik.
Rotor ini mempunyai trust balance piston,
alat ini sangat baik untuk melawan gaya
reaksi dari sudu-sudu tekanan tinggi.
Demikian halnya rotor tekanan rendah
dibuat dari bahan yang sama sehingga
kekuatan tariknya tinggi. Geometri rotor

21

dirancang
dengan
cermat
sehingga
konsentrasi tegangan sekecil mungkin
agar tegangan thermal transient sama
dengan tegangan banding. Perlu diketahui
bahwa sifat rotor mempunyai karakter
yang lebih stabil karena tidak ada
tegangan sisa pada pembuatan rotor.
Suatu flens kopling tipe rigid digunakan
antara rotor tekanan tinggi dan tekanan
rendah. Dimana kedua rotor tersebut
diletakkan secara aksial terhadap trust
bearing HP turbin, rotor tekanan rendah
dihubungkan dengan generator melalui
rigid kopling dan element-element putar
utama didukung dengan 6 bearing.
3) Cashing
Adalah
bejana
dimana
rotor
ditempatkan yang juga berfungsi sebagai
pembatas pada sudu turbin. Cashing
mempunyai sebuah lubang pada rotor
keluar seolah-olah
menembus cashing
sehingga
memungkinkan
penempatan
bantalan penunjang rotor di luar cashing.
Cashing biasanya terdiri dari dua buah
bagian yang terpisah yaiutu cashing atas
(cover) dan cashing bawah (base).
Keduanya ditangkupkan menjadi satu
kemudian
diikat
dengan
baut-baut
pengikat.
Bentuk
ini
memudahkan
pemasangan awal serta pembongkaran
untuk pemeliharaan. HP turbin terbuat dari
baja untuk mengimbangi adanya masalah
yang timbul karena perubahan temperatur
dan getaran yang ditimbulkan mesin.
4) Bantalan (Bearing)

22

Turbin memiliki dua buah bantalan pada


masing-masing rotor dan satu buah trust
bearing dengan tipe pelumas paksa.
Bantalan ini berfungsi sebagai penyangga
rotor agar tetap stabil pada posisinya
sehingga rotor dapat berputar dengan
aman.
5) Turning gear
Saat turbin berhenti beroperasi, uap
dengan temperatur rendah cenderung
berkumpul di dalam silinder bagian bawah
dan membuat rotor bagian bawah lebih
cepat dingin dibandingkan bagian atas
sehingga dapat menyebabkan distorsi.
Untuk menghindari hal ini turning gear
diputar pelan-pelan sampai bagian atas
rotor dingin.
6) Pompa minyak pelumas
Terdiri dari :
d) Pompa minyak utama
pump)
e) Auxillary oil pump
f) Turning gear oil pump
g) Emergency pump
h) Jacking oil pump

(Main

oil

7) Seal Oil Unit


Berfungsi
untuk
menjaga
agar
pendingin H2 dalam generator tidak bocor
keluar, yang mana seal oil unit tersebut
sangat penting dan harus beroperasi
secara terus-menerus walaupun generator
tidak dalam keadaan beroperasi dan untuk
kelangsungan
sistem
operasinya

23

dilengkapi
pompa
bertegangan DC.

emergency

yang

3. Heat Recovery Steam Generator (HRSG)


Sisa pembakaran dari turbin gas dilewatkan dalam
HRSG untuk menghasilkan uap tekanan tinggi (High
Pressure/HP) dan tekanan rendah (Low Pressure/LP).
Ketel ini menggunakan gas sisa pembakaran dari
turbin gas. Karena suhu dari sisa pembakaran turbin
masih tinggi yaitu

5000 C jadi masih bisa

digunakan untuk menghasilkan uap.

Gambar 2.5. HRSG


Sumber: PT.PJB UP Gresik
a. Peralatan utama
berikut:
1) Super Heater

24

HRSG,

adalah

sebagai

Super
Heater
berfungsi
untuk
memanaskan uap jenuh yang keluar dari HP
steam drum dengan gas buang PLTG.
Sebelum masuk ke dalam turbin uap, agar
uap tersebut benar-benar kering dan bebas
dari kandungan air. Tujuan mendapatkan
uap kering ini adalah untuk mencegah
kerusakan turbin uap yang disebabkan oleh
pukulan air pada sudu-sudu turbin uap.
Pada PLTGU UP gresik, super heater yang
digunakan mempunyai dua tingkat yaitu :
a) Tingkat pertama merupakan primary
super heater.
b) Tingkat kedua merupakan secondary
super heater.
2) Economizer
Terdiri dari beberapa pipa bengkok dalam
lengkung horizontal, air masuk ke unit
pembangkitan uap melalui economizer inlet
header dan mengalir ke arah atas
menghalangi aliran gas melalui pipa-pipa
economizer. Air panas dari economizer
keluar mengalir langsung ke steam drum
melalui pipa pengisian.
Economizer berfungsi sebagai pemanas
air dari dearator dimana air mencapai titik
didihnya masuk ke HP dan LP drum
.
3) Evaporator
a) LP Evaporator
LP Evaporator berfungsi sebagai
peralatan penguapan untuk mengubah air
yang dipompa dari LP drum menjadi uap
basah yang kemudian ditampung kembali
pada LP drum.
b) HP Evaporator

25

HP Evaporator berfungsi untuk


mengubah wujud air dari HP drum menjadi
uap basah yang kemudian kembali HP
drum yang selanjutnya dengan melalui HP
super heater masuk ke HP turbin.
4) Pre heater
Berfungsi sebagai pemanas air
yang akan menuju dearator dengan
memanfaatkan gas yang akan dibuang
melalui cerobong.
5) LP/HP Drum
Berfungsi
untuk
menampung
campuran air dan uap hasil pemanasan dari
economizer dan Evaporator.

Gambar 2.6. HP drum


Sumber: PT.PJB UP Gresik
b. Peralatan bantu HRSG adalah :
1)
Boiler Feed Pump (BFP)
Berfungsi untuk memompa air dari
dearator ke LP dan HP drum melalui
economizer.

26

2)

Boiler Circulating Pump (BCP)


Berfungsi untuk memompa air dari
steam LP dan HP drum melalui Evaporator.
3)

Chemical Injection
Adalah alat untuk menginjeksi bahanbahan kimia guna menjaga kualitas air dalam
HRSG.
4)
Instrument Air Compresor (IAC) dan
Service Air Compresor (SAC)
Merupakan alat untuk memproduksi
udara bertekanan untuk keperluan pengaturan
dan kontrol pneumatik.
5)

Bypass Damper
Berfungsi untuk mengalirkan gas panas
dari exhaustest gas turbin ke udara bebas dan
atmosfer damper (exhaust damper) digunakan
untuk mengalirkan gas panas dari exhaust gas
turbin ke HRSG.
Gambar distribusi temperatur gas pada HRSG
Keterangan :
a) Posisi exhaust damper untuk menutup
pada saat terjadi overhaul pada HRGS
atau turbin uap sehingga gas buang
dari turbin gas langsung dibypass
keluar untuk dibuang.
b) Sudut
bukaan
damper
dapat
disesuaikan dengan kebutuhan, antara
lain 0oC, 20oC, 45oC, 70oC, dan 90oC.

27

Gambar 2.7. Diagram Alir HRSG


Sumber: PT.PJB UP Gresik
c) Super Heater (lingkaran merah) adalah
alat pendukung untuk menjaga tekanan
uap kering agar tetap konstan dan
memelihara temperatur uap sebelum
masuk ke HP steam turbin.
d) Indikator pada HP steam, LP steam, HP
drum, LP drum dapat diketahui di sini
(Diagram alir).
4. Transformator
Adalah
peralatan
listrik
yang
dapat
memindahkan dan mengubah energi listrik dari
salah satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian

28

listrik yang lain melalui suatu gandengan magnet


dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik.
Alat ini berfungsi untuk pemilihan tegangan
yang sesuai dan ekonomis untuk tiap-tiap
keperluan, misalkan kebutuhan akan tegangan
transmisi daya listrik jarak jauh.
a. Jenis transformator di PLTGU berdasarkan
penggunaannya :
1)
2)
3)
4)
5)

Main transformator (step up)


a)
3 winding step up transformer
b)
2 winding step up transformer
Unit auxiliary transformator
Excitation transformator
Station servis transformer I (OLTC)
Station servis transformer II (OLTC)
.

Gambar 2.8. Two Windings Step Up Transformer


Sumber: PT.PJB UP Gresik

29

Gambar 2.9 Three Windings Step Up


Transformer
Sumber: PT.PJB UP Gresik
Main Step Up Transformer berfungsi untuk
menaikkan tegangan dari generator ke jaringan
yang terinterkoneksi. Tegangan dari generator
pada blok I untuk gas turbin normalnya 10,5
kV kemudian dinaikkan tegangannya menjadi
150 kV dan pada steam turbin tegangan dari
generator 15,7 kV kemudian dinaikkan
tegangannya menjadi 150 kV. Sedangkan pada
blok II dan blok III tegangan generator untuk gas
turbin normalnya 10,5 kV kemudian dinaikkan
tegangannya menjadi 500 kV dan pada steam
turbin tegangan dari generator 15,7 kV
kemudian dinaikkan tegangannya menjadi 500
kV.

30

Gambar 2.10. Auxiliary Transformer


Sumber: PT.PJB UP Gresik

Gambar 2.11. Excitation Transformer


Sumber: PT.PJB UP Gresik

31

1)
2)
3)
4)

Transformator eksitasi (Excitation Transformer)


berfungsi sebagai suplai pengisi daya sistem
baterei yang akan digunakan untuk sistem eksitasi
generator . Merupakan trafo step down berasal dari
Auxiliary Transformer diturunkan dari tegangan
10,5 kV diturunkan ke 0.585 kV sebagai sumber
tegangan AC dari AVR yang didalamnya terdapat
rangkaian penyearah diubah ke tegangan DC.
Sedangkan Auxiliary Transformer trafo step down
dari tegangan 10,5 kV diturunkan ke 0.4 kV
digunakan untuk kebutuhan pemakaian sendiri dari
pembangkit seperti motor dan pompa.
b. Spesifikasi Transformator Turbin Gas Blok
I:
1) Type
:3 Windings -- 2 Windings
2) Daya
: 246 / 123 / 307,5 / 15,75 /
15
/
3,5
MVA
-3
Windings
:
92,25/123/153,75MVA--2 Windings
3)
Tegangan
:157,5/10,5/10,5 KV -- 3
Windings
a.
157,5/10,5 KV -- 2 Windings
4) Pendinginan
:ONAN/ONAF/OFAF
3&2Windings
c. Spesifikasi Transformator Turbin Uap Blok II:
Type
: 2 Windings
Daya
: 150/200/250 MVA
Tegangan
: 157,5/15,5 KV
Pendinginan
: ONAN/ONAF/OFAF

32

Tabel 2.2. Spesifikasi Transformator


Keteranga
n
Type
Daya

Tegangan
Pendingina
n

Steam
Turbin

Gas Turbin
3
windings
246/123/3
0,5/15,75/
15/,5 MVA
157,5/10,
5/10,5 kV
ONAN/ON
AF/ODAF

2 windings

2 windings

92,25/123/
15,75MVA

150/200/25
0 MVA

157,5/10,5
157,5/15,5
kV
kV
ONAN/ONAF ONAN/ONA
/ODAF
F/ODAF
(Sumber: PT.PJB UP Gresik)

G. Sistem air dalam proses produksi PLTGU


1. Sistem Suplai Fresh Water
Dalam proses produksi PLTGU terdapat dua
sistem suplai air bersih yaitu:
a. External Cycle
1) Desalination Plant
Pada desalination plant terjadi proses
pemurnian air laut melalui penguapan dengan
alat multistage flash
Evaporator. Di sini
terjadi pemisahan ion CI dengan air.
Alat-alat yang dipakai untuk mengontrol
air bebas mineral pada hasil desalinasi adalah
:
a) Conductivity meter
Alat ini berfungsi untuk mengetahui
kualitas destilate dan kondensat yang
dihasilkan agar sesuai dengan ketentuan.

33

Untuk kualitas air destilate dibatasi


konduktivitas tertinggi adalah 20 s/cm.
Jadi kalau air destilasi yang dihasilkan
konduktivitasnya di atas 20 s/cm akan
memberikan sinyal kepada kontrol valve
sehingga air destilate tersebut akan
terbuang dan tidak masuk ke tangki raw
water.
Untuk kualitas air kondensat dibatasi
konduktivitas tertinggi adalah 10 s/cm.
Jadi kalau air kondensat yang dihasilkan
konduktivitasnya di atas 10 s/cm akan
memberikan sinyal kepada kontrol valve
sehingga air kondensat akan terbuang dan
tidak masuk ke dalam tangki make up
water. Adapun spesifikasinya adalah
sebagai berikut:
(1) Jumlah: 3 unit
(2) Pembuat: Sakura Engineering co.ltd
(3) Tipe: once trough multy stage flash
Evaporator system
(4) Kapasitas: 1000 ton/hari/unit.
(5) Perlengkapan: antiscale chemical
dosing system, on load sponge ball
(anti foam) cleaning system.
b) Silica Analizer
Alat ini berfungsi untuk menjaga agar
air bebas mineral tidak mengandung unsur
silika yang apabila ikut dalam air bebas
mineral makan akan berbahaya bagi
proses selanjutnya. Batasan tertinggi
kandungan silika dalam air bebas mineral
adalah 20 pbb.
Spesifikasi unit:
(1) Jumlah: 3 unit (2 operasi, 1 stand
by)
(2) Tipe: mixed bad exchanger

34

(3) Kapasitas: 300m2 /hari/unit


(4) Pembuat: SALCON PTE LTD
Air laut mendidih pada suhu 100,5 oC
atau lebih pada tekanan 1 atm. Pada
tekanan lebih rendah air akan mendidih
dan menguap dibawah 100 oC. Proses
desalinasi yang digunakan pada PLTGU
menggunakan
Multi
Stage
Flash
Evaporator (MSFE), dengan prinsip dasar
sebagai berikut:
Air
laut
dipanaskan
kemudian
dimasukkan ke dalam sebuah tangki
bertekanan rendah, sebagian dari air yang
terkandung dalam air laut akan menyerap
panas air laut dan akan mendidih,
selanjutnya suhu air laut akan turun
fenomena ini disebut flash Evaporator.
Cara kerja destilasi dengan MSFE:
(a) Air laut dipompa dilewatkan ke dalam
pipa penghantar kalor di dalam ruangan
kondensasi dan sekaligus dipanaskan
oleh uap yang timbul di ruangan
penguapan (mengambil kalor laten).
(b) Air laut mengalir ke dalam pemanas air
laut yang disebut Brine Heater.
(c) Air laut yang sudah dipanaskan di
dalam brine heater dialirkan ke dalam
ruang penguap (Flash Chamber).
(d) Tiap-tiap tingkat diatur kehampaannya
dengan suatu peralatan pembuatan
hampa yang dapat berupa pompa
hampa dari ejector uap. Perbedaan
tekanan tiap-tiap ruang penguapan
diatur dengan cara melewatkan brine

35

(e)

(f)

(g)

(h)

(i)

heater melalui suatu Orifice yang


dipasang pada sisi masuk tiap-tiap
tingkat.
Sebagai hasilnya air laut yang sudah
dipanaskan tersebut (Brine) mengalir
dari tingkat pertama yang bersuhu
paling tinggi ke tingkat selanjutnya
yang bersuhu lebih rendah.
Pada tiap-tiap tingkat penguapan yang
membuat
air
laut
makin
pekat
selanjutnya
pada
tingkat
terakhir
dibuang dengan pompa pembuang
Brine.
Uap yang timbul di ruang penguapan
melalui
suatu
pemisah
uap
air
(demister) masuk ke dalam ruang
pengembunan dan melepaskan kalor
latennya diterima oleh air laut yang
melalui pipa-pipa penukar panas (Heat
Exchanger).
Embun
yang
terjadi
(destilate)
dikumpulkan
dalam
saluran
bak
pengumpul. Distalate yang mengalir
dari tingkat yang bersuhu tinggi ke
tingkat yang bersuhu lebih rendah.
Selama perjalanan dari tingkat ke
tingkat sebagian embun menguap
kembali dan melepaskan kalor ke dalam
air laut di pipa-pipa penukar panas.
Selanjutnya
destilate
yang
sudah
terkumpul pada pengumpul mengalir ke
dalam bak pengumpul destilate yang
lebih besar dan dipompa ke dalam
tangki penampung. Destilate yang
selanjutnya disebut raw water.

36

(j) Masalah yang timbul pada proses


evaporasi destilasi air laut ini adalah
scale (pembentuk kerak) dan toaming
(pembentuk busa/buih) yang akan
berpengaruh pada efisiensi proses.

2) Demineralisasi Raw Water


Demineralisasi atau deionisasi adalah
proses pembuatan air bebas mineral dengan
menggunakan resin penukar ion. Proses
demineralization dilakukan karena pada
proses desalination masih menghasilkan air
dengan pH dan nilai conductivity yang tinggi,
ini berarti dlam air hasil dari proses
desalination masih mengandung dissolved
solid yang rendah.
Untuk mengolah air dengan kandungan
dissolved solid yang rendah, digunakan unit
demineralizer tipe mixed bed yaitu resin
penukar anion dan kation yang ditempatkan
dalam satu kolom. Air yang mengandung
garam dialirkan lewat penukar kation (bentuk
H+) maka air yang keluar dari bed kation akan
bersifat asam, karena semua kation akan
terkonversikan oleh H+. Apabila air yang
bersifat asam ini dilewatkan ke dalam bed
resin anion (bentuk OH-) maka anion yang
ada dalam air akan terkait dan akan mengikat
OH- sehingga akan menjadi air murni dan
akan keluar bed dalam kondisi bebas mineral.
Regenerasi mix-bed harus dilakukan
apabila terjadi satu masalah dari hal-hal
berikut ini:
a) Total volume air yang dihasilkan sudah
mencapai jumlah yang ditentukan dalam

37

arti jumlah ion yang diikat oleh resin sudah


mencapai kapasitasnya.
b) Konduktivitas yang tinggi sesuai dengan
batas maksimum.
c) Kandungan silika dalam air hasil sudah
tinggi sesuai batas maksimum.

b. Internal Cycle
Pada
proses
siklus
air
tertutup,
penambahan air ke dalam proses hanya
diperlukan untuk menggantikan kehilangan
selama proses berlangsung. Kehilangan air
pada saat proses berlangsung tidak bisa
dihindari karena untuk menjaga kualitas air
proses itu sendiri, juga karena kebocorankebocoran yang terjadi pada peralatan proses
yang digunakan. Air yang ditambahkan dalam
proses berupa air bebas mineral.
Kehilangan air proses terjadi pada:
1) Blow Down pada Drum
2) Aliran ke dalam alat-akat kontrol yang
digunakan untuk mengontrol air proses.
Penambahan air proses dilakukan pada
kondensor yaitu bercampur pada air yang
dihasilkan dari proses kondensasi uap.
Selanjutnya air kondensasi yang sudah
ditambah air penambah tersebut dipompa
menuju dearator. Pada proses pemompaan
tersebut ditambahkan bahan kimia pengikat
oksigen sehingga air yang kedalam dearator
diharapkan bebas oksigen.
2. Sistem Pendingin Condensor

38

Untuk kebutuhan pendinginan digunakan air


laut sebagai media pendingin yang dipompakan
oleh pompa air sirkulasi (Circulating Water Pump).
Air pendingin kondensor sebelum dipompa
mengalami penyaringan mulai dari saringan kasar
(bar screen) pada kanal terbuka, kemudian melalui
saringan berjalan (traveling screen). Dalam intake
air pendingin dilengkapi peralatan penyedot lumpur
pada saluran kanal terbuka untuk mencegah
pendangkalan pada saluran kanal dan terbawanya
lumpur ke dalam kondensor.
Alat yang digunakan untuk mengontrol kualitas
air yang ada pada alat kondensor adalah:
a. pH meter
Alat ini digunakan untuk mengetahui pH
dari air proses pada kondensor. Sehingga dapat
ditentukan
langkah-langkah
yang
harus
dilakukan untuk mengatasinya apabila terjadi
penyimpangan. Batasan harga pH air proses
pada kondensor adalah 8,50-9,30.
b. Conductivity meter
Batasan konduktivitas tertingga air proses
di kondensor adalah 5s/cm. Fungsi dari
konduktivitas pada kondensor ini adalah untuk
menjaga agar air proses terjaga kualitasnya
sehingga tidak merusak proses selanjutnya,
juga untuk mengetahui secara dini apabila
terjadi kebocoran kondensor (apabila terjadi
kebocoran kondensor maka akan terjadi air
laut yang masuk ke dalam air proses). Apabila
terjadi kebocoran maka akan membahayakan
alat-alat yang dipakai sebab air laut abnayk
mengandung garam-garam terlarut yang
berbahaya.
c. Sodium Analiser
Sodium
analiser
digunakan
untuk
mendeteksi bila terjadi kebocoran kondensor

39

secara teliti sebab apabila air laut masuk ke


dalam air proses maka akan terdeteksi dengan
naiknya kadar natrium sehingga dapat segera
diketahui dan segera diambil tindakan untuk
mengatasinya.

Gambar 2.12. Air Kondensor


Sumber: PT.PJB UP Gresik

Keterangan :
1) Air pendingin (air laut) masuk ke sistem
kondensor melalui Circulating Water Pump.
2) Pada proses heat exchanger, media pendingin
yaitu air laut melalui tube dan yang
didinginkan yaitu air tawar di dalam shell.

40

BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIK INDUSTRI
DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Industri dan Struktur
Organisasi
1. Sejarah Singkat Perusahaan
Dalam sejarahnya, Unit Pembangkitan Gresik
berdiri sejak tahun 1978 yang dikelola oleh PT.
Perusahaan Listrik Negara (PLN) Wilayah XII dengan
mesin Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) nomor
1,2,3,4, dan 5 yang berkapasitas 102,55 MW.
Berdasarkan
surat
keputusan
Direksi
PLN
No.030.K/023/ DIR/1980, tanggal 15 Maret 1980, pada
tahun 1982 Unit Pembangkitan Gresik yang dikelola
oleh
PT.
PLN
(Persero)
menjadi
unit
kerja
Pembangkitan dan Penyaluran Jawa Bagian Timur dan
Bali (PLN Kitlur JBT) yang setelah itu dikenal dengan
sebutan Sektor Gresik dengan Kapasitas 600 MW.
Kemudian berdasarkan surat keputusan Direktur
Utama (Dirut) PT. PLN Pusat No.006.K/023/DIR/1992
tanggal 4 Pebruari 1992 terbentuknya lagi Sektor
Gresik Baru dengan Kapasitas 1578 MW.
Pada Oktober 1995 terjadi restrukturisasi di PT.
PLN (Perum Persero) sehingga terbentuk dua anak

41

perusahaan, yaitu PT. PLN Pembangkitan Jawa Bali


(PJB) I dan PT. PLN PJB II. Setelah restrukturisasi
tersebut, kemudian pada tanggal 14 Juni 1996 terjadi
penggabungan Unit Pelaksana Pembangkitan Sektor
Gresik dan Sektor Gresik Baru untuk menjadi bagian
dari PT. PLN PJB II Sektor Gresik yang berdasar pada
surat
keputusan
Dirut
PT.
PLN
PJB
No.023.K/023/DIR/1996.
Pada tanggal 30 Mei 1997 Direktur Utama PT.
PLN PJB II mengeluarkan surat
keputusan
No.021/023/DIR/1997
tentang perubahan sebutan
Sektor menjadi Unit Pembangkitan sehingga menjadi
PT. PLN PJB II Unit Pembangkitan (UP) Gresik. Dan
pada
tanggal 24 Juni 1997 Dirut PT. PLN PJB II
mengeluarkan
surat
keputusan
No.024A.K/023/DIR/1997 tentang pemisahan fungsi
pemeliharaan dan fungsi operasi pada PT. PLN PJB II
Unit Pembangkitan Gresik. Dengan perkembangan
Organisasi dan kebijakan manajemen maka sejak
tanggal 3 Oktober 2000, PT. PLN PJB II berubah nama
menjadi PT. Pembangkitan Jawa Bali UP Gresik.
Pada pembangunan sarana dan prasarana PT.
PJB UP Gresik juga dilaksanakan secara bertahap
yaitu, pada tahun 1978 dibangun PLTG dengan 5 unit.
Kemudian dibangun PLTU unit 1 dan 2 saja pada ahun
1981. Selanjutnya menyusul dibangunnya PLTU unit 3
dan 4 pada tahun 1984. Tahun1992 dibangun PLTGU
blok 1,2,3. Pada tahun 1994 PLTG unit 3 direlokasikan
ke Palembang, kemudian pada tahun 2010 PLTG unit 4
juga di relokasikan tepatnya di Riau.

42

2. Nama dan Lokasi Perusahaan


Nama dari industri ini adalah PT. Pembangkitan
Jawa Bali (PJB) Unit Pembangkitan Gresik yang
terletak di Desa Sidorukun, Kec. Gresik, Kab.Gresik
tepatnya 20 Km Arah Barat Laut Kota Surabaya
dengan luas area 78 Ha. Alamat PT. PJB UP. Gresik ini
berada di Jl. Harun Tohir No.1 Gresik, Jawa Timur,
Indonesia. Dengan batasan batasan area sebagai
berikut :
a. Sebelah Utara
: Perusahaan
PERTAMINA
b. Sebelah Timur : Selat Madura
c. Sebelah Selatan
: Bengkel Swabina
Graha
d. Sebelah Barat : Jalan Harun Tohir

PLTGU BLOK I, II, III


3 X 500 MWPLTGU BLOK I, II, III
3 X 500 MW

PLTU 3 & 4
2 X 200 MWPLTU 3 & 4
2 X 200 MW
PLTU 1 & 2
2 X 100 MWPLTU 1 & 2
2 X 100 MW

PLTG 1 & 2
2 x 20 MWPLTG 1 & 2
2 x 20 MW

PLT
2X

43

PLTG 1 & 2
2 x 20 MW

Gambar 3.1. Lokasi PT.PJB UP Gresik pada Google


Maps
Sumber: PT.PJB UP Gresik

Gambar 3.2. Lokasi PT.PJB UP Gresik pada peta


Sumber : PT. PJB UP Gresik
Alasan dipilihnya lokasi tersebut adalah:
a. Lokasi PLTGU harus berada di pantai untuk
mempermudah pengangkutan
peralatan dan
bahan bakar (karena selain menggunakan bahan
bakar gas alam juga menggunakan bahan bakar
HSD dan MFO/RO).

44

b. Dipilihnya lokasi di tepi pantai karena dalam


proses produksi listrik membutuhkan banyak air
pendingin.
Dalam
hal
ini
pendinginan
menggunakan air laut yang dapat
diperoleh
dalam jumlah yang besar.
c. Lokasi di kota Gresik dekat kota Surabaya selain
itu juga dekat dengan kawasan industri yaitu kota
Sidoarjo dan kota Mojokerto sehingga tidak
membutuhkan transmisi yang banyak.

3. Deskripsi dan Struktur Organisasi


a. Deskripsi Organisasi
Secara structural PT. PJB merupakan unit kerja
yang dikelola oleh PT. PLN (Persero) Pembangkitan
dan Penyaluran Jawa bagian Timur dan Bali,
sedangkan PT. Pembangkitan Jawa Bali UP Gresik
adalah slah satu unit pembangkit (berupa anak
perusahaan) yang dimiliki oleh PT. PJB. Adapun
hubungan antara ketiganya dapat dilihat pada
struktur organisasi secara umum di bawah ini :

45

Gambar 3.3. Struktur antara PT. PLN dan PT. PJB


beserta unit pembangkitannya
Sumber : PT. PJB UP Gresik
Sejak 2 Januari 1998, PT. Pembangkitan Jawa
Bali UP Gresik menalami perubahan
mengikuti
perkembangan organisasi di PT. PLN PJB II yang
fleksibel dan dinamis sehingga mampu menghadapi
dan menyesuaikan situasi bisnis yang selalu berubah.
Perubahan ini terjadi seiring dengan dilakukannya
program efisiensi di tubuh PT. Pembangkitan Jawa
Bali UP Gresik. Perbedaan yang mendasar dari Unit
Pembangkit adalah dipisahkannya fungsi operasi dan
fungsi pemeliharaan, sehingga Unit Pembangkit
menjadi organisasi usaha yang lean and clean dan
hanya
mengoprasikan
pembangkit
untuk
menghasilkan energi listrik.

46

Tujuan
PT.
PJB
UP
Gresik
adalah
menyelenggarakan usaha ketenagalistrikan dengan
mengoperasikan & memelihara unit-unit pembangkit
secara handal dan efisien sesuai motto Your
Reliable Power Plant.
Untuk mencapai tujuan tersebut UP. Gresik
membangun budaya organisasi (PJBWay)
dengan
standar (1 5 11 ), yaitu :

1 Tekad :
Produsen Listrik Terpecaya Kini dan Mendatang
5 Sikap :
INTEGRITAS (Jujur, Dedikasi dan Konsisten, Disiplin )
KEUNGGULAN (Ide, Efisien dan Efektif )
KERJASAMA (Apresiasi, Pembelajaran Bersama dan
Aktif Terlibat )
PELAYANAN (Motivasi, Perbaikan, Berkelanjutan dan
Cepat Tanggap)

47


SADAR LINGKUNGAN
Lingkungan Masyarakat dan

(Lingkungan

Hidup,

Lingkungan Kerja (5S)


11 Prilaku Unggul
Kepemimpian yang Visioner (Visionary Leadership)
Keunggulan menurut Pelanggan (CustomerDriven
Excellence)

Pembelajaran Perorangan dan


(Organizational and Personal Learning)

Perusahaan

Menghargai Tenaga Kerja dan Mitra (Valuing


Workforce Members and Partners)
Kegesitan (Agility)
Fokus kepada Masa Depan (Focus on the Future)
Mengelola Inovasi (Managing for Innovation)

Manajemen berdasarkan Fakta (Management by


Fact)

Pertanggungjawaban Kemasyarakatan (Societal


Responsibility)
Fokus kepada Hasil dan Penciptaan Nilai (Focus on
Results and Creating Value)
Perspektif Kesisteman (Systems Perspective)
b. Struktur Organisasi
Struktur organisasi
mengalami beberapa kali

48

PT. PJB UP Gresik


penyempurnaan, dan

penyempurnaan terakhir dilaksanakan pada 14 Mei


2012 sesuai dengan surat keputusan Direksi PT. PJB
No : 031.K/020/DIR/2012. Struktur organisasi PT. PJB
UP Gresik yang baru adalah sebagai berikut :

Gambar 3.4.Struktur Organisasi PT.PJB UP Gresik


Sumber: PT.PJB UP Gresik
c. Tantangan Organisasi
1) Lingkungan Kompetitif
Dilihat dari produk energy listrik dan kesiapan
operasional unit pemangkit, PT. PJB UP Gresik memilki
karakteristik situasi kompetitif yang khusus yaitu
pasar yang dilayani hanya PLN (sistem Jawa Bali). PT.
PJB UP Gresik pembangkit terbesar di Jawa Timur dan
memiliki 3 jenis pembangkit thermal, memliki ramping
rate tinggi (25 MW/menit).

49

Pembangkit yang dimiliki PT. PJB UP Gresik 50%


daya terpasang (1.100 MW) adalah bertegangan 150
kv yang mensuport pelanggan Jawa Timur sehingga
losses (kehilangan daya) rendah karena dekat dengan
elanggan
Kompetitor eksternal PT. PJB UP Gresik adalah
kelompok IPP yaitu :
a)
b)
c)
d)
e)

Paiton Energy Company (PEC)


Jawa Power
Sumber Segara Primadya
Indonesia Power
Pembangkit

pembangkit
organisasi PLN

dalam

Kompetitor diinternal PT. PJB UP Gresik adalah


unit pembangkitan Thermal yang dimiliki PT PJB yaitu:
a) UP Paiton
b) UP Muara Karang
c) UP Muara Tawar

50

Gambar 3.5 Letak Kompetitor PT.PJB UP Gresik


pada peta
Sumber: PT.PJB UP Gresik

2) Faktor Kesuksesan
PT. PJB UP Gresik mempunyai beberapa faktor utama
yang akan menentukan kesuksesannya dalam
bersaing dengan para kompetitor. Dalam produk
energi listrik PT. PJB UP Gresik memiliki keunggulan
keunggulan diantaranya :
a) Jenis mesin yang dimiliki yaitu PLTG (4 unit),
PLTU (4 unit) dan PLTGU (PLTG=9 unit, Steam

51

Turbine = 3 unit), total 20 mesin pembangkit


dengan total kapasitas terpasang 2.280 MW.
b) Pembangkit ada yang bisa beroperasi dual
firing (BBG dan BBM) seperti PLTU 3 dan 4.

Tabel 3.1 Faktor Penentu Kesuksesan

(Sumber: PT.PJB UP Gresik)


4. Visi dan Misi Perusahaan
a. Visi Perusahaan
Visi dari PT. PJB UP Gresik yaitu :

52

TO
BE
AN
INDONESIAN
LEADING
GENERATION
COMPANY
WITH
WORLD
STANDARDS

POWER
CLASS

Menjadi perusahaan pembangkit tenaga listrik


Indonesia yang terkemuka dengan standar kelas
dunia

b. Misi Perusahaan
Sedangkan misi untuk mendukung tercapainya
suatu visi PT. PJB UP Gresik adalah sebagai berikut :
1) Memproduksi tenaga listrik yang handal dan
berdaya saing;
2) Meningkatkan kinerja secara berkelanjutan
melalui implementasi tata kelola pembangkitan
dan sinergi business partner dengan metode
best practice dan ramah lingkungan;
3) Mengembangkan kapasitas dan kapabilitas
SDM yang mempunyai kompetensi teknik dan
manajerial yang unggul serta berwawasan
bisnis.

5. Kegiatan Usaha
Kegiatan usaha yang dilakukan oleh PT. PJB UP.
Gresik adalah memproduksi energi listrik dan kesiapan
operasi pembangkit daya. Dan sampai saat ini, PT. PJB
UP. Gresik memeiliki 3 jenis pembangkit, yaitu:
a. Pembangkit Listrik Tenaga
dengan kapasitas 103 MW

53

Gas

(PLTG)

b. Pembangkit Listrik Tenaga


dengan kapasitas 600 MW

Uap

(PLTU)

c. Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap


(PLTGU) dengan kapasitas 1578 MW
Dan total kapasitas 2280 MW yang terdiri dari 4 unit
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), 2 unit
Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG), 3 unit
Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU).
Adapun rinciannya adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2 Rincian dari Unit Pembangkit yang ada di PT. PJB UP.Gresik

54

(Sumber: PT.PJB UP Gresik)


Daya (produk) yang dihasilkan oleh PT. Pembangkitan
Jawa Bali UP. Gresik tersebut kemudian disalurkan
melalui Jaringan Tegangan Tinggi (150 KV) dan
Jaringan Tegangan Ekstra Tinggi (500 KV) ke sistem
interkoneksi Jawa, Madura dan Bali (JAMALI). Sehingga
UP.Gresik ikut andil dalam hal suplai energy listrik di
Jawa Timur khususnya dan wilayah Jawa Madura
Bali pada umumnya. Berikut adalah bagan topologi
jaringan JAMALI :

Gambar 3.5 Bagan Topologi Jaringan JAMALI


Sumber : PT. PJB UP Gresik

55

Adapun pembeli tunggal (single buyer) dari produk


yang dihasilkan oleh PT. PJB UP. Gresik adalah PT. PLN
(Persero) P3BJB (Penyaluran dan Pusat Pengatur
Beban Jawa Bali). Persyaratan dan ekspetasi utama
dari proses jual beli adalah :
a. keandalan,
b. ketersediaan dan
c. efisiensi

yang diukur dengan variable dan target sebagai


berikut:
a.
EAF (Equivalent Availability Factor)
98%,

b.
2%,

EFOR (Equivalent Force Outage Rate) =

c.

SdOF (Shut down Out Force) = 3 kali

d.
NPHR (Net Plant Heat Rate) = 2298,98
kcal/kwh
Dengan bervariasinya mesin-mesin pembangkit yang
dimiliki dan energi primer yang tersedia, UP.Gresik
mempunyai fleksibilitas untuk berkompetisi dalam
penyediaan energi listrik. Nilai jual beli terhadap
produk yang dihasilkan diukur dengan satuan
Rp./kWh, dengan nilai rupiah (Rp.) yang telah
ditentukan dan disetujui bersama.

56

Gambar 3.6. Kontribusi PT. PJB UP. Gresik Dalam Memasok Energi Listrik
Sumber : PT. PJB UP Gresik
PT. PJB UP. Gresik menggunakan tiga jenis bahan
bakar yaitu:
a. PLTG menggunakan bahan bakar HSD / Natural
Gas
b. PLTU menggunakan bahan bakar MFO (RO) /
Natural Gas / HSD (Start Up) / Dual Firing.
c. PLTGU menggunakan
Natural Gas

bahan

bakar

HSD

d. Bahan bakar HSD dan MFO dipasok dengan


kapal tagker, sedangkan bahan bakar gas
(Natural Gas) dipasok melalui pipa bawah laut
yang berasal dari sumur gas Pegerungan
(ARCO) dan dari Madura Utara (KODECO).

57

Selama setahun, PT. PJB UP. Gresik membutuhkan :


a. Bahan bakar Gas 108.739.449 MMBTU
b. Bahan bakar MFO 80.617 kiloliter
c. Bahan bakar HSD 500.000 kiloliter
d. Air Penambah Boiler 360.000 Ton
e. Air Servis 700.000 Ton

Air Servis berasal dari proses destilasi air laut atau


bisa juga menggunakan air PDAM, dan air penambah
boiler diambilkan dari air destilasi yang diproses
menjadi air demineral. Sedangkan air pendingin
kondensor menggunakan air laut dengan sistem
sirkulasi terbuka dan satu kali laluan (once through).
Dalam rangka mengoptimalkan penggunaan alat
alat baru maupun idle assets yang ada di PT. PJB UP.
Gresik maka sebagai usaha sampingan, telah dapat
dikomersilkan antara lain :
a. Sewa jasa laboratorium
1) Analisa/ penelitian air, seperti; air minum,
air pendingin, air ketel, dan air limbah
2) Analisa/ penelitian kimia dan gas, seperti;
bahan bakar minyak (HSD dan Residu Oil),
minyak pelumas, gas alam, dan gas buang.
b. Dermaga dengan kapasitas 15.000 DWT
c. Gudang dan lahan terbuka

58

6. Profil Tenaga Kerja


a. Jumlah Tenaga Kerja
Berikut merupakan data mengenai tenaga kerja yang
terdapat di PT. PJB UP Gresik sampai dengan data
Agustus 2009 :
Tabel 3.3 Profil Tenaga Kerja

(Sumber: PT.PJB UP Gresik)

59

Dari tabel di atas terlihat bahwa tenaga kerja di PT.


PJB UP Gresik berjumlah
477 orang yang
disegmentasikan menjadi Karyawan Tetap, PreEmployment Training (PET) dan Outsourcing.
b. Jam Kerja
Jam kerja karyawan yang berlaku di PT. PJB UP
Gresik terdiri dari dua macam kerja, yaitu:
1) Jam kerja yang berlaku bagi karyawan yang
bekerja dibagian produksi, diberlakukan jam
kerja shift. Dalam satu hari dibagi mnejadi 3
shift yaitu:
a) Shift I jam kerja dari jam 07.30 s/d 15.30
b) Shift II jam kerja dari jam 15.30 s/d 22.30
c) Shift III jam kerja dari jam 22.30 s/d 07.30
2) Jam kerja yang berlaku bagi karyawan yang
bekerja di bagian non produksi, diberlakukan
jam kerjabiasa yaitu bekerja mulai jam 07.30
s/d 16.00 setiap hari, kecuali hari sabtu dan
minggu (libur).

7. Fasilitas PT. PJB UP. GRESIK


Beberapa
fasilitas
utama
dan
fasilitas
pendukung yang terdapat di PT. PJB UP Gresik yaitu
sebagai berikut :

60

Tabel 3.4 Data Fasilitas Utama dan Pendukung

(Sumber: PT.PJB UP Gresik)


Dalam menjalankan kegiatan usahanya, PT. PJB UP
Gresik terikat oleh sejumlah undang undang,
peraturan dan penjelasan sebagai berikut :

61

Tabel 3.5 Undang-undang, Peraturan di PT. PJB UP. Gresik

62

(Sumber: PT.PJB UP Gresik)

8.
Kepedulian Lingkungan, Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3)
a. Kepedulian Lingkungan
PT. PJB UP Gresik selalu berusaha menjadi perusahaan
yang ramah lingkungan dan member dampak positif
bagi masyarakat sekitar. Untuk itu PT. PJB UP Gresik
melakukan beberapa upaya pengendalian polusi dan
pengelolaan lingkungan. Pengendalian polusi udara
dan air disekitar pabrik dilengkapi dengan alat
pengendali emisi udara dan air yang meliputi :

63

1) Cerobong asap (Stack) yang cukup tinggi pada


semua unit pembangkit untuk mendapatkan
distribusi penyebaran gas buang secara luas.
2) Netralisasi limbah cair untuk menetralkan air
buangan unit sebelum dibuang kelaut, diolah
terlebih dahulu pada waste water treatment
plant (WWT plant)
3) Oil saparator, untuk memisahkan minyak pada
air buangan yang berasal dari bunker area
bahan bakar minyak
4) Saluran inlet dan outlet pendinginan kondensor
yang panjangnya mencapai 1km untuk
menurunkan
suhu
air
setelah
proses
pendinginan

Pengelolaan lingkungan dilakukan dengan :


1) Mengoptimalkan pemakaian bahan bakar gas
alam pada semua unit
2) Pembersihan/perawatan tanaman dilokasi unit
3) Melaksanakan program penghijauan pada
tanah-tanah yang kosong untuk menciptakan
suasana lingkungan yang indah dan hijau.

b.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Usaha keselamatan kerja merupakan suatu


kegiatan yang ditujukan untuk mengendalikan
terjadinya kecelakaan yang berkaitan dengan
lingkungan kerja. Kecelakaan merupakan suatu

64

kejadian yang tidak diinginkan yang mengakibatkan


terjadinya cidera terhadap manusia dan atau
kerusakan terhadap benda. Umumnya hal ini
diakibatkan karena berhubungan dengan sumber
tenaga misalnya tenaga gerak, listrik, kimia, dan
panas diatas ambang tubuh atau suatu bangunan.
Kecelakaan kerja merupakan suatu keadaan yang
terjadi pada seseorang karena hubungan kerja dan
kemungkinan besar disebabkan bahaya yang ada
kaitannya dengan pekerjaan. Oleh karena itu,
kecelakaan kerja harus dicegah dengan usaha
keselamatan kerja yang sangat berpengaruh terhadap
kualitas kerja. Kualitas kerja akan semakin baik jika
angka angka kecelakaan kerja akibat aktifitas atau
hasil interaksi antara manusia dan faktor faktor
tersebut dapat ditekan sedemikian rupa bahkan
sangat baik jika tidak ada faktor kecelakaan (zero
accident).
Tujuan daripada program K3 ini diantaranya:
1) Agar setiap tenaga kerja dan setiap orang yang
berada di lingkungan kerja selalu dalam
keadaan selamat dan sehat
2) Melindungi sumber sumber produksi agar
dapat digunakan secara aman dan efisien.

9. Perencanaan, Pengendalian, Pemeliharaan


( RendalHar)
Tujuan dari program pemeliharaan yang utama adalah
melayani
kebutuhan
operasi,
yaitu
untuk
pengoprasian pada keadaan Base Load dan
Emergency,
sesuai
kemampuanunit.
Program

65

pemeliharaan yang baik dapat tercapai bila dapat


menanggulangi
kemungkinan
terjadinya
unit
dimatikan diluar perencenaan, sehingga nantinya
akan diperoleh keandalan, kontinuitas dan kinerja
unit.
Tugas pokok fungsi Perencanaan, Pengendalian,
Pemeliharaan ( Rendal Pemeliharaan) adalah :
a. Merencanakan, memonitor dan mengendalikan
Rencana
Anggaran
Pemeliharaan
dan
Anggaran Investasi Unit Pembangkitan untuk
memastikan
kegiatan
pemeliharaan
berlangsung secara ekonomis dan mecegah
penyimpangan penyimpangan pengguanaan
anggaran yang mungkin terjadi.
b. Menyusun dan melaksanakan rencana kerja
dan rencana anggaran tahunan pengendalian
pemeliharaan untuk memperlancar kegiatan
pengendalian pemeliharaan sesuai dengan
sasaran kinerja perusahaan.
c. Merencanakan pemeliharaan tahunan Unit
Pembangkitan untuk mendukung program
pengendalian pemeliharaan yang ditetapkan
DM pemeliharaan.
d. Membuat Renana Anggaran Pemeliharaan dan
Rencana Anggaran Investasi pemeliharaan
agar biaya pemeliharaan dapat digunakan
secara optimal
e. Merencanakan
dan
mengendalikan
pemeliharaan
Preventive,
Predictive,
corrective, emergency dan modifikasi agar
tepat waktu dan sesuai sasaran perusahaan,

66

serta
mempersiapkan
overhaul
yang
persiapannya dilakukan setahun sebelumnya
f.

Merencanakan
dan
mengendalikan
pelaksanaan pekerjaan investasi sesuai jadwal
yang
telah
ditentukan
sehingga
Unit
Pembangkit memiliki keandalan dan kesiapan
yang maksimum

g. Mengupdate daftar riwayat dan realisasi


pemeliharaan
Unit
Pembangkitan
untuk
kepentingan yang maksimum
h. Membuat laporan mengenai hasil inspeksi Unit
Pembangkitan,
realisasi
fisik
program
pemeliharaan
dan
realisasi
pemakaian
anggaran pemeliharaan dan investasi untuk
bahan evaluasi bagi peningkatan kualitas
pemeliharaan
dan
optimalisasi
biaya
pemeliharaan pada tahun tahun mendatang
i.

Memberikan
laporan
mengenai
kegiatan
pengendalian pemeliharaan kinerja sebagai
bahan evaluasi bagi manajemen untuk
mendukung pengambilan keputusan

j.

Menerapkan dan mengendalikan Manajemen


Pemeliharaan, sekaligus sebagai Key User
MIMS bidang O& M di Unit Pembangkit

k. Melakukan Proactive Maintenance dengan


focus pada peningkatan kualifikasi Engineering
Desaign dan Life Extention Melakukan analisa
dan optimasi biaya dan Operasi dan
Pemeliharaan
l.

Membuat dan menyusun Pelaporan Kegiatan


kegiatan Pemeliharaan.

67

10.Unit Unit Pada PT. PJB UP. GRESIK


a. Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG)

Gambar 3.7. Skema Turbin Gas UP. Gresik


Sumber : PT. PJB UP Gresik

68

1)

3)

Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG) adalah pembangkit


tenaga listrik yang dihasilkan dari pembakaran gas
turbin. Peralatan utama PLTG adalah diesel starter,
kompresor utama, turbin gas, generator dan trafo
utama. Bahan bakar yang digunakan adalah minyak
solar (HSD) dan gas alam. Starter menggunakan
motor diesel sehingga unit ini dapat dioperasikan
tanpa harus menunggu tenaga listrik dari luar (sangat
ideal untuk mengatasi pemadaman total / totally
black out).
Dewasa ini pengoperasian PLTG hanya dikhususkan
untuk kepentingan internal PT. PJB UP Gresik,yaitu
digunakan hanya pada saat totally black outdan ketika
jaringan total di PT. PJB terdapat kekurangan daya. Hal
ini dikarenakan biaya operasionalnya jauh lebih besar
dibandingkan daya yang dihasilkan.
Adapun komponen-komponennya terdiri dari :
Diesel Starter
2) Mesin diesel V 12 silinder distart dengan
battery.
KompresorKompresor
axial yang digerakkan dengan diesel starter
yang menghasilkan udara bakar untuk
disalurkan ke ruang bakar dengan tekanan 10
kg/cm2.
4) Turbin Gas

69

Gas hasil pembakaran bahan bakar yang untuk


pertama kalinya dinyalakan dengan busi ruang
bakar dialirkan ke dalam turbin gas untuk
memutar turbin. Putaran turbin terus naik
hingga mencapai 5100 rpm dan diesel starter
secara otomatis akan berhenti pada putaran
turbin 2000 rpm.
5) Generator dan Trafo Utama.
Generator dihubungkan dengan turbin gas
melalui reduction gear untuk menurunkan
putaran agar putaran generator menjadi 3000
rpm. Tenaga listrik yang dihasilkan oleh
generator sebesar 11 KV dan dinaikkan
menjadi 150 KV dengan menggunakan trafo
utama untuk disalurkan ke gardu induk atau ke
sistem untuk pendistribusian lebih lanjut
kepada konsumen.

b. Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU)

70

FDF

Gambar 2.8
Skema Turbin Uap UP. Gresik
Sumber : PT. PJB UP Gresik

Gambar 3.8 Skema pusat Listrik Tenaga Uap


Sumber: PT.PJB UP Gresik
Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) adalah pembangkit
tenaga listrik yang dihasilkan dari ekstraksi turbin
uap. Dalam proses produksi listrik PLTU, peralatan
utama adalah boiler, turbin uap, generator, trafo
utama, dan alat bantu (auxiliary). Uap yang dihasilkan
dari boiler / ketel uap digunakan untuk memutar
turbin uap, uap yang telah digunakan untuk memutar
turbin didinginkan dengan menggunakan air laut di
dalam kondensor untuk dijadikan air lagi dan
dipompakan kembali ke dalam boiler / ketel untuk
dipanaskan lagi agar menjadi uap yang bertekanan
(siklus tertutup). Generator dikopel dengan turbin dan
keluaran generator disalurkan melalui trafo utama

71

untuk dinaikkan tegangannya kemudian diteruskan ke


jaringan/sistem.
1) Boiler / Ketel Uap
Air tawar dipanaskan di dalam boiler dengan
bahan bakar minyak residu (MFO) / gas alam sampai
terbentuk
uap
air
yang
bertekanan,
kering
mempunyai temperatur yang disyaratkan untuk
memutar turbin uap.
2) Turbin Uap
Uap hasil produksi boiler/ketel uap digunakan
untuk menggerakkan turbin uap.
a) Turbin uap unit 1 & 2
compound 1 silinder

tandem

b) Turbin uap unit 3 & 4


compound 4 silinder

tandem

3) Generator dan Trafo Utama


Generator terpasang satu poros dengan turbin
uap
yang
mempunyai
putaran
3000
rpm,
menghasilkan tenga listrik dengan tegangan 15 KV
yang kemudian dinaikkan menjadi 150 KV dengan
menggunakan trafo utama untuk disalurkan ke gardu
induk atau ke sistem untuk pendistribusian lebih lanjut
kepada konsumen.
c. Pusat Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU)

72

Gambar 3.9 Skema Combined Cycle UP. Gresik


Sumber : PT. PJB UP Gresik
Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) adalah
pembangkit siklus ganda (combined cycle) yang
peralatan utamanya terdiri dari turbin gas dengan
generatornya,
HRSG
(Heat
Recovery
Steam
Generator), turbin uap dengan generatornya dan alat
pendukung lainnya.
1) Turbin Gas
Turbin gas berfungsi sebagai pembangkit listrik
tahap pertama yang mempunyai peralatan utama
kompresor, ruang pembakaran (combustor), turbin
dan generator serta penggerak mula (starting device).
Proses pembangkitan diawali dengan menjalankan
motor starter sebagai penggerak mula sampai udara

73

masuk ke ruang kompresor dan mengalami proses


pemampatan sehingga menjadi udara bertekanan.
Bersamaan dengan proses pemampatan udara, pada
ruang bakar diinjeksikan bahan bakar. Setelah udara
bertekanan dan bahan bakar masuk, kemudian
dinyalakan dengan igniter yang berfungsi seperti busi,
sehingga terjadilah pembakaran yang mengakibatkan
kenaikan temperatur dan tekanan dalam ruang bakar.
Tekanan ini kemudian akan menekan sudu-sudu turbin
gas, sehingga timbullah energi mekanik yang
menggerakkan sudu turbin dan memutar turbin. Lalu
energi mekanik ini dikopel ke generator, menimbulkan
fluks listrik, sehingga mengubah energimekanik
menjadi energi listrik. Sedangkan motor starter secara
otomatis akan mati pada putaran 2100 rpm, setelah
gas hasil pembakaran mampu memutar turbin,
kompresor, dan generator. Sementara itu putaran
kompresor turbin terus naik sampai 3000 rpm (full
speed no load), pada putaran ini generator diberikan
arus, maka generator akan membangkitkan energi
listrik yang bertegangan 10,15 KV kemudian dinaikkan
menjadi 150 KV atau 500 KV melalui trafo utama yang
kemudian diteruskan dengan jaringan interkoneksi
Jawa-Bali.
2) HRSG
Gas buang pembakaran dari turbin gas dilewatkan
dalam HRSG untuk menghasilkan uap tekanan tinggi
(High Pressure / HP) dan tekanan rendah (Low
Pressure / LP), ketel ini tanpa pembakaran, jadi murni
dari gas buang pembakaran dari turbin gas.

3) Turbin Uap

74

Uap hasil produksi dari HRSG digunakan untuk


menggerakkan turbin uap. Turbin uap ini adalah jenis
compound tandem yang terdiri dari turbin tekanan
tinggi dan turbin tekanan rendah. Uap dari saluran
tekanan tinggi masuk ke turbin tekanan tinggi,
selanjutnya bersama-sama uap dari tekanan rendah
dikondensasikan
dikondensor,
air
kondensasi
dipanaskan kembali ke ketel (HRSG) sehingga kembali
terbentuk uap untuk memutar turbin. Energi mekanik
turbin digunakan memutar generator yang kemudian
dihasilkan energi listrik dan diparalelkan dengan
jaringan interkoneksi Jawa-Bali.

d. Jenis Bahan Bakar PT. PJB UP Gresik


Ada dua jenis bahan bakar yang digunakan di Unit
Pembangkitan Gresik, yaitu :
1) Bahan bakar HSD / MFO dipasok dengan kapal
Tanker,
2) Bahan bakar Gas (Gas Alam) dipasok melalui
pipa bawah laut yang berasal dari HESS dan
dari Madura (KODECO).
Berikut adalah bahan bakar yang digunakan dalam
tiap - tiap pembangkit :
1)

PLTG Gresik menggunakan bahan bakar HSD / Gas


2) PLTG Gili Timur-Madura menggunakan bahan
bakar HSD

3)

PLTU Gresik menggunakan bahan bakar MFO / Gas

4)

PLTGU Gresik menggunakan bahan baker HSD / Gas

75

Untuk menghasilkan energi listrik sebesar 12.814


GWh per tahun membutuhkan bahan bakar Gas
108.738.449 MMBTU; MFO 80.617 kiloliter, HSD 978
kiloliter, air penambah boiler 360.000 Ton; dan air
servis 540.000 Ton. Air servis berasal dari proses
distilasi air laut atau bisa juga menggunakan air
PDAM, dan air penambah boiler diambilkan dari
distilasi yang diproses menjadi air demineral,
sedangkan air pendingin kondensor menggunakan air
laut dengan sistem sirkulasi terbuka, dan satu kali
laluan (one trough). Kinerja operasi UP Gresik
beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa hasil
Availability Factor(AF) dan Forced Outage Rate (FOR)
lebih baik dibandingkan dengan standart kelas dunia
dari NERC 9 (North America Electric Reliability
Council).
e.Unit - Unit Penunjang
Sebagai unit penunjng pusat listrik baik PLTU, PLTGU
maupun PLTGU Gresik terdapat beberapa peralatan
penting antara lain sebagai berikut :
1. Pelabuhan / Jetty
Sebagai sarana
Pertamina

penerimaan

BBM

dari

2. Gas Station
Suatu peralatan kelengkapan penerimaan
BBG dari Pertamina.
3. Desalination Plant
Suatu peralatan desalinasi air laut menjadi
air tawar dengan sistem evaporator

76

sebagai pengisi ketel yang harus diolah lagi


melalui peralatan water treatment.
4. Water Treatment
Suatu unit pengolahan air pengisi ketel
(HRSG) yang prosesnya dengan sistem
penukar anion dan kation sampai air
pengisi ketel (HRSG) tersebut memenuhi
syarat.
5. Waste Water Tratment Plant
Suatu
pengolahan
air
limbah
yang
merupakan upaya mengatasi terjadinya
pencemaran air limbah dengan indikator
ikan hidup.
6. Clorination / Chloropac Plant
Suatu peralatan yang memproduksi clor
untuk injeksi pada air laut sebagai media
pendingin kondensor agar zat-zat renik
tidak menempel pada saluran pipa
pendingin.
7. Fuel/Oil Treatment Plant
Unit
pengolahan
minyak
untuk
mendapatkan
kondisi
BBM/HSD
yang
berkualitas baik dan memenuhi syarat.
8. Gas H2 Hydrogen Plant
Suatu unit pengolahan untuk memproduksi
gas H2 melalui proses elektrolisa, gas H 2
digunakan
sebagai
media
pendingin
generator.

77

B. Pembahasan
1. Pengertian Circulating Water Pump (CWP)
CWP adalah bagian pertama dari sistem
pendingin . pompa ini yang bertugas untuk
mengambil air pendingin dari air laut. Pompa ini
biasanya terletak pada area water intake. Pada PLTGU
UP gresik terdapat 6 pompa CWP karena pada satu
blok PLTGU terdapat 1 steam turbin uap , 3 steam
turbin gas. Pompa ini berbentuk vertikal dengan
suctionnya berada pada kedalaman laut yang agak
dalam, sehingga bisa di hasilkan air pendingin yang
maksimal.

Gambar3.10 Skema CWP


Sumber: PT.PJB UP Gresik
Pada sisi tekan pompa dipasang penghubung
fleksibel (expansion joint) untuk meredam getaran

78

maupun tumbukan air (water hammer) mengingat


pompa ini mengalirkan air dalam jumlah yang sangat
besar. Pada saluran tekan pompa umumnya dipasang
katup butterfly pada sisi outlet dengan tujuan agar
dapat menutup dengan tepat mengingat diameter
pipa saluran yang sangat besar. Katup ini umumnya
digerakkan oleh motor listrik. Pembukaan dan
penutupan katub ini berlangsung secara otomatis
katup akan membuka otomatis beberapa saat setelah
pompa start dan akan menu tup secara otomatis pula
bila pompa di stop. Untuk masalah pendingin CWP ini
menggunakan pendingin berupa air. Air ini akan
bersirkulasi mendinginkan pompa dan selanjutnya air
akan didinginkan menggunakan cooling blower fan.
Dari CWP nantinya air akan di pompa menuju
dua alat pendingin lainnya
yaitu kondensor dan
Cooling Water Heat Exchanger (CWHE)
2.Spesifikasi CWP
a. Pompa
Type

: SULZER BSn 1320 single stage

Liquid

: Sea Water

Quantity

: 27000 M3/Hr

Total head

: 8.8 M

Discharge head

: 8.5 M

Pump Loss

: 0.3 M

Pump Speed

: 295 Rpm Nom

Efficiency of pump Proper : 90%

79

NPSH Available

: 12 M

NPSH Required

: 6.3 M

Thrust Losses

: In Motor

Pump Power

: 736 KW

Transmission Loss

: 1 KW

Power at Pump Coupling : 737 KW


b.Motor
Type

: Motor Induksi DC630/ 1800SD

Power

: 960 KW

Voltage

: 6000 V

Speed

: 295 Rpm

Frequency

: 50 Hz

3.Prinsip Kerja Circulating Water Pump (CWP)

Gambar 3.11. Diagram Blok CWP


Sumber: PT.PJB UP Gresik

80

Air laut masuk melalui intake kanal melalui


proses filtering terlebih dahulu pada Bar Screen
kemudian menuju ke filter ke dua yaitu Travelling
screen dimana filter ke dua ini filternya dapat berputar
,dan di putarnya oleh motor . Travelling screen yang
mendapat kotoran atau biota laut akan d bersihkan
oleh Screen wash pump . setelah proses filtering air
akan masuk ke intake CWP , air laut akan di pompa
oleh CWP dari bagian bawah menuju ke bagian
Discharge di sisi atas , karena merupakan pompa
Centifugal dengan arah axial mixed maka yang di
hasilkan pada sisi discharge adalah flow yang sangat
besar dan press yang tidak begitu besar . pada saat
CWP beroprasi dibutuhkan sealing pada journal
bearingnya, dimana sealing tersebut di ambil dari
pompa Screen Wash . pada bagian motor
pendinginnya di ambil dari pompa MCW (motor
cooling water) . Air laut dari discharge CWP masuk
menuju water box di kedua sisi nya (A dan B) dengan
terlebih dahulu di filtrasi oleh Debris filter . Terdapat 6
CWP dimana masing-massing kapasitasnya 50%
artinya untuk kebutuhan tiap unit dibutuhkan 2 CWP
running.
4.Bagian aksesoris utama pada CWP
Pada CWP terdapat banyak beberapa aksesoris
penting, yaitu :
a. Suction Bell
Pompa yang membuat air sampai ke impeller
dalam keadaan stabil. Didalamnya ada dua
plate untuk menghindari terjadinya arus
eddy/turbulensi sehingga dapat meningkatkan
efisiensi pompa.

81

Gambar 3.12 Suction Bell


Sumber: PT.PJB UP Gresik
b. Impeller Chamber
Adalah tempat berputarnya impeller, impeller
chamber
terhubung
dengan
diffuser
menggunakan
flange
impeller
chamber.
Sedangkan
impeller
berfungsi
untuk
mentransfer gaya mekanik menjadi gaya
dinamis fluida liquids dynamic power.

Gambar3.13 Impeller Chamber

82

Sumber: PT.PJB UP Gresik


c. Disfuser
Fungsi dari disfuser adalah mengubah gaya
dinamis fluida dari impeller mejadi tekanan
dan
mengalirkan
fluida
menuju
pipa
sambungan dalam dan discharge elbow.
Gambar3.14. Disfuser

Sumber: PT.PJB UP Gresik

d. Dischanger Elbow
Bagian bawah dischanger elbow terhubung
dengan support
plate. Discharger elbow
terdapat anti koroxi berupa auxiliary electrode.

Gambar 3.15 Discharger Elbow

83

Sumber: PT.PJB UP Gresik


e. Lower and Upper main shaft
Lower main shaft and upper main shaft
merupakan poros pompa untuk mentransfer
torsi dari motor menuju impeller, kedua shaft
ini di hubungkan oleh adapter coupling.

84

Gambar 3.16 . Lower and upper main shaft


Sumber: PT.PJB UP Gresik
f.

Motor
Berfungsi sebagai penggerak motor.

Gambar3.18 motor
Sumber: PT.PJB UP Gresik

5.Proteksi pada CWP

85

Cooling Water Pump (CWP) mempunyai sistem


proteksi yang berfungsi agar bearing pada CWP tidak
terjadi kebakaran atau timbul percikan api akibat
pergesekan bearing terhadap porosnya yang kurang
pelumas.
Pelumasan
pada
bearing
tersebut
menggunakan air. Sistem proteksi ini mengunnakan
suatu alat yang dinamakan FIS.

Gambar3.19 FIS
Sumber: PT.PJB UP Gresik

86

FIS berfungsi sebagai Proteksi pada CWP yang cara


kerjanya ketika aliran air laut yang masuk tidak
sempurna atau terhambat maka FIS akan bekerja dan
otomatis selenoid valvenya membuka untuk memback
up air sebagai pelumas. FIS tersebut terdiri dari
beberapa bagian yaitu Kontrol valve, neraca arus air,
back up valve.
a. Kontrol valve berfungsi sebagai mengontrol
debit air yang masuk, arus air yang masuk
normal atau tidak. Ketika air masuk tidak
normal dan dibawah standar maka kontrol
valve akan menginformasikan ke CCR dengan
tanda lampu kuning pada CCR dan pada
neraca petunjuk jarum arus air tidak bisa
berfungsi.
b. Neraca arus air
Berfungsi sebagai petunjuk aliran air yang
masuk .
c. Backup valve
Berfungsi untuk memback up air ketika
mengalami trip.
6.Pemeliharaan pada CWP
1.Preventive Maintenance
Untuk CWP sendiri menggunakan prefentive
maintenance yang dilakukan oleh tim maintenance
agar CWP selalu dalam keadaan yang normal dan
tanpa adanya kegagalan operasi. Berikut data
work order check list prefentive maintenance yang
dilakukan oleh tim maintenance.
a. Harian
1) Pemeriksaan kondisi dan
pelumas

87

ketinggian oli

2) Pemeriksaan klem katub buang


3) Pemeriksaan pada katub pada sisi hisap,
pastikan terbuka penuh
4) Pemeriksaan bantalan bearing
b. Mingguan
1) Pemeriksaan kondisi dari mechanical seal
2) Pemeriksaan getaran pada
saat
pompa bekerja
3) Pemeriksaan
tekanan
keluar,
tekanan
masuk, kuantitas keluar dan voltase pada
meteran pengukurankan
c. Bulanan
1) Pergantian oli pelumas
2) Pemeriksaan sambungan pipa
3) Pemeriksaan kekencangan baut pengikat
4) Pemeriksaan penunjuk pressure indikator di
cooling
d. Tiga Bulanan
1) Pemeriksaan
Impeller
dan
Impeller
chamber
2) Pemeriksaan
auxiliary
electrode
di
discharge elbow
3) Pemeriksaan plate pada suction bell untuk
menghindari arus turbulensi
e. Tahunan
1) Pembersihan bagian luar motor CWP dan
pengechekan kelistrikan

2. Gejala yang sering terjadi


Pompa CWP merupakan pompa yang terus
running. Meskipun telah dilakukan perawatan

88

setiap hari pasti ada masalah yang terjadi. Berikut


ini adalah beberapa masalah yang tidah bisa di
prediksi, antara lain: Pompa berisik dan bergetar,
Motor yang menarik daya terlalu tinggi, Tidak ada
aliran fluida, Head atau debit aliran fluida dibawah
spesifikasi, Pompa dapat di start tetapi kemudian
berhenti Dan Temperatur bantalan tinggi.

3.Prosedur
komponen

perbaikan

atau

pergantian

Ketika terjadi kerusakan alat, operator lokal tidak


dapat berwenang untuk memperbaiki sendiri,
tetapi harus melewati beberapa peraturan
managemen yaitu.
a. 1.Operator lokal hanya berhak melakukan
first
line
maintenance
(pembersihan,
pelumasan, pengencangan)
b. .Bila
hal
tersebut
belum
bisa
mengembalikan alat ke dalam keadaan
normal
maka
operator
lokal
akan
menerbitkan SR (service request)
c. SR ini selanjutnya akan dibahas di daily
meeting yang dihadiri oleh tim operasi &
maintenance dan manager. Meeting ini
membahas apakah WO (work order) layak
diterbitkan atau tidak untuk SR yang telah
dikirim oleh operator lokal
d. Bila SR disetujui maka manager akan
mengeluarkan WO
e. Tim operasi & maintenance akan turun ke
lapangan
untuk
melihat
kerusakan
berdasarkan WO yang telah diterbitkan
Tetapi bila seaindainya terjadi kesalahan

89

yang besar sehingga mengakibatkan sisem


trip atau mati (emergency) maka langkah
tersebut dapat dipersingkat. Operator lokal
langsung menghubungi bagian operasi dan
maintenance
sehingga
tim
langsung
bergerak untuk menanggulangi kesalahan
yang ada.
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Setelah menjalani Praktik Industri di
PT.PJB UP Gresik dengan tema
pemeliharaan CWP (Circulating Water
PLTGU UP Gresik dapat disimpulkan
sebagai berikut :

PLTGU
khusus
Pump)
hal-hal

1.
Kondisi yang baik pada CWP adalah
kunci utama. Karena CWP termasuk pompa
penting yang memompa air pendingin yang
berfungsi untuk mengubah uap menjadi cair
kembali.
2.
Di PLTGU terdapat enam buah CWP,
Tiap Unit Operasi di PLTGU UP Gresik ini
membutuhkan dua pompa CWP, karena pompa
ini hanya mampu mensuplai 50% dari
kebutuhan tiap unit.
3.
Pada CWP pemeliharaan menggunakan
Preventive
Maintenance
atau
perawatan
berkala yang telah terjadwal yaitu mulai
harian, mingguan, bulanan, tiga bulanan, dan
tahunan.
4.
Gangguan yang sering terjadi pada CWP
antara lain Pompa berisik dan bergetar, Motor
yang menarik daya terlalu tinggi, Tidak ada

90

aliran fluida, Head atau debit aliran fluida


dibawah spesifikasi, Pompa dapat di start
tetapi kemudian berhenti Dan Temperatur
bantalan tinggi. Semua gangguan tersebut
banyak penyebabnya dan ada juga solusinya.
B. Saran
1.
Melakukan
pemeriksaan
dan
pemeliharaan pada CWP
harus dilakukan
sesuai prosedur supaya kinerjanya dapat
optimal.
2.
Melakukan pengontrolan kondisi CWP
dengan melihat kondisi secara langsung
maupun melalui ruang kontrolnya, jika ada
yang tidak beres operator segera menangani.
3.
Operator harus mematuhi aturan dan
rambu rambu yang berlaku.
4.
Operator harus selalu menggunakan
alat keamanan pelindung diri ketika sedang
bekerja di unit PLTU.
5.
Tidak melakukan perbaikan tanpa seijin
yang berwenang.

91

Anda mungkin juga menyukai