Anda di halaman 1dari 57

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebutuhan listrik di Sulawesi Utara pada saat ini dipasok oleh

beberapa pembangkit di bawah PT PLN (Persero) Sektor Minahasa yang

memiliki beban puncak pada adalah tahun 2018 mencapai sebesar 341,9 MW,

dan salah satu pembangkit yang menopang adalah PLTP Lahendong. Dimana

PLTP Lahendong sendiri memiliki total daya terpasang 80 MWh yang terdiri

dari 4 unit mesin pembangkit, untuk unit 1 daya terpasang adalah 20 MWh.

Listrik saat ini sudah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat, dan

khusus untuk kelistrikan di Sulawesi Utara mengalami peningkatan

permintaan listrik cukup tinggi. Untuk itu PLN khususnya Sektor

Pembangkitan Minahasa dituntut agar meningkatkan keandalannya dalam hal

pelayanan terhadap pelanggan. Sementara itu unit-unit pembangkit dari PLN

Sektor Pembangkitan Minahasa mempunyai beberapa kendala yaitu salah

satunya adalah PLTP Lahendong yang memiliki Cooling Tower dimana

penggerak utama untuk blade pada cooling tower menggunakan motor yang

menggunakan fan sebagai pendingin motor tersebut.

Permasalahan utama pada PLTP Lahendong adalah lingkungan yang

memiliki kadar asam (H2S) yang tinggi sehingga dapat menyebabkan korosi

1
pada material yang mengandung logam besi, salah satunya adalah pada fan

dan housing motor fan cooling tower yang mengalami korosi. Dampak

terkorosinya fan dan housing motor fan cooling tower adalah naiknya

temperatur motor karena pendinginan motor menggunakan udara yang di

hembus oleh fan tersebut. Peningkatan temperatur motor dapat menyebabkan

motor fan mengalami over heat sehingga menyebabkan kerusakan motor,

sehingga dapat menganggu kinerja unit PLTP Lahendong yang memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap sistem jaringan suluttenggo.

Bertitik Tolak dari permasalahan di atas maka penulis mengangkat

judul tugas akhir skripsi ini yaitu judul “Perbaikan Fan Dan Housing Motor

Cooling Tower di Unit 3 PLTP Lahendong”

B. Rumusan Masalah

Dalam penulisan skripsi ini , penulis merumuskan beberapa masalah

pokok yang akan dibahas adalah :

1. Permasalahan yang sering terjadi di fan dan housting motor fan

cooling tower

2. Analisa SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, dan Treats)

3. Manfaat bahan FRP untuk fan dan housting motor fan cooling

tower

4. Saving, dan benefit penggunaaan bahan FRP di fan dan housting

motor motor cooling tower

2
C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan pembuatan skripsi ini adalah :

1. Mengoptimalkan kinerja dari cooling tower sebagai pendingian

steam PLTP Lahendong dalam upaya meningkatkan keandalan

mesin pembangkit.

2. Meningkatakan umur dari motor cooling tower.

D. Metolodogi Penelitian

1. Variabel -Variabel Yang Diteliti


a. Data temperature Fan Dan Housing Motor Cooling Tower
b. Kondisi Fan dan housing motor cooling tower
c. Kondisi Udara Di PLTP Lahendong
2. Metode Dan Teknik Pengolahan Data

a.Mengolah data temperature Fan DanHousing Motor Pada Cooling


Tower.
b. Mengolah Data Gangguan Fan Dan Housing Moror Pada Cooling
Tower
c. Menyesuaikan Data Kondisi Udara Di PLTP Lahendong Dengan
Kementrian Kesehatan
3. Metode Penelitian

Metode yang digunakan Dalam Penelitian ini adalah metode

Deskriptif yaitu dengan mempelajari cara perbaikan dan

3
pemeliharaan fan Dan housing motor cooling tower guna diterpkan

pada unit 3 PLTP Lahendong

4.Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini Dilaksanakan Di Unit 3 PLTP Lahendong Sektor

Minahasa Selama 3 Bulan selang Bulan Mei,Juni Juli 2018 Termasuk

Penulisan Skripsi.

4
BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Motor Induksi

Motor induksi adalah suatu belitan stator yang dihubungkan dengan suatu

sumber tegangan tiga fasa yang akan menghasilkan medan magnet yang berputar

dengan kecepatan sinkron. Perputaran motor pada mesin arus bolak-balik disebabkan

oleh adanya medan putar (fluks yang berputar) yang dihasilkan dalam kumparan

statornya. Medan putar ini terjadi apabila kumparan stator dihubungkan dalam fasa

banyak, umumnya 3 fasa hubungan dapat berupa Wye atau Delta. (sumber : Zuhal,

Prinsip dasar elektroteknik, hal. 687).

1.Prinsip Kerja

Apabila lilitan stator dialiri arus bolak-balik tiga fasa maka pada lilitan stator

tersebut akan timbul medan magnet seperti terlihat pada gambar 1.

5
Gambar 1. a. Arah arus dan medan putar stator

b. Distribusi arus pada stator

c. Perputaran medan putar pada saat t1,t2, t3 dant4

Jika kumparan a-a’, b-b’, c-c’, yang dihubungkan tiga fasa dengan beda fasa

1200 seperti pada gambar 2.1a dialiri arus sinusoidal maka distribusi arus Ia, Ib, Ic

sebagai fungsi waktu adalah seperti pada gambar 2.1b. Pada keadaan t1, t2, t3 dan t4

resultan dari fluks yang timbul pada kumparan tersebut adalah seperti gambar 2.1c, d,

e, f. Resultan fluks mempunyai arah yang sama dengan yang dihasilkan kumparan a-

a’ pada waktu t1 dan pada t2, fluks resultan mempunyai arah yang sama dengan fluks

yang dihasilkan kumparan c-c’, untuk t3 fluks resultan mempunyai arah yang sama

6
dengan fluks yang dihasilkan b-b’, pada t4 fluks resultannya berlawanan arah dengan

fluks yang dihasilkan pada saat t1. Hal ini dapat diperjelas dari gambar 2.1c, d, e, f

terlihat bahwa fluks resultan tersebut berputar satu kali. Dengan demikian mesin

dengan jumlah lebih dari dua kutub, kecepatan sinkron diturunkan sebagai berikut :

120 f
ns 
p

Dimana : f  frekuensi jala-jala

p  jumlah kutub

Kecepatan medan putar ini selalu konstan selama frekuensi dan jumlah kutub

tidak berubah.

Secara singkat. Prinsip kerja motor induksi adalah :

1) Jika sumber tegangan tiga fasa dipasang pada kumparan stator akan

120 f
timbul medan putar dengan kecepatan ns  .
p

2) Medan putar stator tersebut akan memotong batang konduktor pada

rotor.

3) Akibatnya pada kumparan rotor timbul tegangan induksi (ggl) sebesar

E2 s  4,44 f 2 N 2m (untuk satu fasa)

E2 s adalah tegangan induksi saat rotor berputar

7
4). Karena kumparan rotor merupakan rangkaian tertutup, maka ggl (E

) akan menghasilkan arus ( I ).

5). Adanya arus ( I ) didalam medan magnet menimbulkan gaya ( F ) pada

rotor.

6). Bila kopel mula yang dihasilkan oleh gaya ( F ) pada rotor cukup besar

untuk memikul beban, maka rotor akan berputar sehingga mencapai

putaran kerja ( n ) searah dengan medan putar stator.

7). Seperti pada butir 3 tegangan induksi timbul karena terpotongnya

batang konduktor (rotor) oleh medan putar stator, maka agar tegangan

terinduksi diperlukan adanya perbedaan relatif antara medan putar

stator ( ns ) dengan kecepatan berputar rotor ( nr ).

8). Perbedaan kecepatan antara nr dan ns disebut slip ( S ) dinyatakan

ns  nr
dengan : S   100%
ns

9). Bila ns  nr , tegangan tidak akan terinduksi dan arus tidak mengalir

pada kumparan rotor, dengan demikian tidak dihasilkan kopel. Kopel

motor akan timbul jika nr  ns .

8
2.Jenis Rotor

Berdasarkan rotornya, motor induksi dapat dibedakan menjadi dua jenis.

Pertama adalah motor induksi dengan rotor belitan, motor ini memiliki hamparan

rotor dan stator yang sama, baik pada jenis kumparan, jumlah phasa maupun jumlah

kutubnya. Ujung-ujung dari setiap kumparan rotor dihubungkan pada tahanan luar

melalui cincin slip (slip-ring) yang dipatri pada sumbu rotor. Sedang jenis kedua

adalah motor induksi dengan rotor sangkar adalah motor induksi dengan rotor yang

terdiri dari batang-batang dari tembaga atau almunium yang dihubung singkat pada

kedua ujung-ujungnya melalui cincin hubung. Motor jenis ini lebih sederhana dalam

konstruksinya dan kuat dibandingkan dengan motor induksi dengan rotor belitan,

karena itu lebih banyak digunakan pada pemakaian umum.

3.Torsi dan Kecepatan Motor Induksi

Torsi dihasilkan dalam motor Induksi oleh interaksi antara fluks stator dan

rotor. Fluks yang dihasilkan oleh arus stator berputar pada kecepatan sinkron. Agar

arus rotor dapat diinduksikan dan menghasilkan torsi, maka rotor harus berputar pada

kecepatan yang lebih rendah daripada kecepatan sinkron. Pada keadaan tanpa beban,

fluks rotor hanya sedikit tertinggal oleh fluks stator, karena torsi yang dibutuhkan

hanya untuk mengatasi rugi-rugi motor. Jika beban mekanis ditambah, maka

kecepatan rotor berkurang, sehingga memungkinkan medan putar stator berkecepatan

konstan menyapu konduktor pada laju kecepatan yang lebih cepat. sehingga arus

rotor yang diinduksikan lebih besar.

9
Hal ini menghasilkan torsi pada keluaran lebih besar pada kecepatan yang

lambat karena impedansi rotor adalah rendah. Suatu pengurangan yang lebih kecil

akan menghasilkan pertambahan arus yang lebih besar. Tetapi walaupun kecepatan

rotor benar-benar berkurang sedikit dengan bertambahnya beban dan pengaturan

kecepatannya cukup baik, sehingga motor induksi digolongkan sebagai motor

berkecepatan konstan.

Dengan bertambahnya beban, maka arus rotor akan bertambah. Dengan

bertambahnya arus akan mengurangi fluks stator dan akan mengurangi ggl lawan

pada lilitan stator. Berkurangnya ggl lawan pada stator memungkinkan bertambahnya

aliran arus stator, sehingga menyebabkan daya masukan pada motor bertambah besar.

Torsi motor induksi yang ada karena interaksi medan stator dan medan rotor

tergantung pada kekuatan medan tersebut dan hubungan phasa-phasanya.

Secara matematis dapat diturunkan sebagai berikut :

T = K .  . I 2 ' . Cos2

Dengan :

s E 2'
Ι2 ' 
( R2 ' ) 2  ( sX 2 ' ) 2

dan :

R2 '
Cos 2 
( R2 ' ) 2   s X 2'
2

10
sehingga :

K . . s . E2 ' . R2 '
T 
( R2 ' ) 2  ( s x2 ' ) 2

dimana :

T = Torsi

K = Konstanta

I2 ' = Arus rotor

E2 = Tegangan rotor

R2 ' = Tahanan rotor

X 2 ' = Reaktansi rotor

V1 = Tegangan masukan

 = Faktor daya rotor

 = Fluks stator

s = Slip

Pada keadaan kerja normal besarnya K ,  dan Cos  adalah konstan.

Kenaikan torsi adalah sebanding dengan arus rotor ( I 2 ' ) , arus rotor selanjutnya akan

naik akan sebanding dengan slip motor. Perhatikan bahwa ketika slip naik dari 0

11
sampai dengan 10 %, terlihat naiknya torsi hampir merupakan hubungan garis lurus

terhadap slip. Seperti terlihat pada gambar 2.

Gambar 2. Karakteristik Torsi Terhadap slip

Kenaikan slip menyebabkan kenaikan frekuensi dan reaktansi rotor, karena

tahanan rangkaian rotor adalah konstan, maka kenaikan reaktansi rotor berarti

R2 '
berkurangnya faktor daya rotor ( Cos  2  ). Pada motor standar perubahan slip
Z2 '

sangat kecil bila beban dinaikkan dari keadaan tanpa beban sampai beban maksimum,

sehingga perubahan impedansi rotor hampir dapat diabaikan. Tetapi bila beban

12
dinaikkan jauh diatas nilainya atau harga beban maksimum, kenaikan reaktansi rotor

menjadi menyolok.

Bertambahnya impedansi rotor bukan saja mengurangi faktor daya rotor,

tetapi juga mengurangi laju kenaikan arus rotor, kenaikan torsi menjadi berkurang

kecepatannya dan akhirnya mencapai kira-kira pada slip 20 % dalam rotor sangkar

standar. Pada titik tersebut harga torsi mencapai harga maksimum dan jika beban

dinaikkan melebihi titik tersebut, maka terjadi penurunan faktor daya rotor yang lebih

besar dari kenaikan arus rotor, sehingga torsinya berkurang dan motor akan berhenti.

Jika suatu motor tak serempak dianggap memiliki torsi yang kurang besar

untuk menggerakkan suatu beban, maka langkah sederhana untuk menyelesaikannya

adalah dengan menaikkan tegangan terminal masukan motor.

B. Metode Starting Motor Induksi

Untuk starting pada motor induksi, ada beberapa metode yang digunakan, yakni

direct on line starter, star delta starter, autotransformer starter, soft starter, dan

frequency drive. (sumber : http://almon-r.blogspot.com/2008/12/metode-starting-

motor-induksi.html).

1.Direct On Line starter

Direct On Line starter merupakan starting langsung. Penggunaan metoda ini

sering dilakukan untuk motor-motor a.c yang mempunyai kapasitas daya yang kecil.

Pengertian penyambungan langsung disini, motor yang akan dijalankan langsung di

13
swich On ke sumber tegangan jala-jala sesuai dengan besar tegangan nominal motor.

Artinya tidak perlu mengatur atau menurunkan tegangan pada saat starting (lihat

gambar 3).

Gambar 3. Diagram Direct On Line starter.

Besar arus startnya dari 4 sampai 7 dari arus beban penuhnya (bila tidak diketahui

biasanya dipakai 6x arus beban penuhnya). Hal ini terjadi karena motor pada saat

diam memiliki momen inersia (motor dalam keadaan diam), sehingga untuk

mengalahkan momen inersia ini dibutuhkan arus yang besar.

Starter ini terdiri dari Breaker sebagai proteksi hubung singkat, Magnetik

Contactor, Over Currrent Relay dan komponen control seperti push button, MCB

dan pilot lamp. Kontrol Start dan Stop dilakukan dengan push button yang

mengontrol tegangan pada coil contactor. Sementara itu output OCR terangkai

14
secara serrie sehingga jika OCR trip, maka output OCR akan melepas tegangan ke

coil contactor.

Komponen penyusun starter ini harus mempunyai ampacity yang cukup

besar. Perlu diperhitungkan juga arus saat start motor, demikian juga ukuran

range overloadnya.

2.Star Delta starter

Starter ini mengurangi lonjakan arus dan torsi pada saat start. Tersusun atas 3

buah contactor yaitu Main Contactor, Star Contactor dan Delta Contactor, Timer

untuk pengalihan dari Star ke Delta serta sebuah overload relay. Pada saat start,

starter terhubung secara Star. Gulungan stator hanya menerima tegangan sekitar

0,578 (seper akar tiga) dari tegangan line. Jadi arus dan torsi yang dihasilkan akan

lebih kecil dari pada DOL Starter. Setelah mendekati speed normal starter akan

berpindah menjadi terkoneksi secara Delta. Starter ini akan bekerja dengan baik jika

saat start motor tidak terbebani dengan berat.

15
Gambar 4. Diagram Star Delta Starter

Pada star delta starter, arus yang mengalir adalah

Dimana IDOL= Arus start langsung.

3.Autotransformer starter

Starting dengan cara ini adalah dengan menghubungkan motor pada tap tegangan

sekunder autotransformer terendah. Setelah beberapa saat motor dipercepat tap

autotransformer diputuskan dari rangkaian dan motor terhubung langsung pada

tegangan penuh.

16
Gambar 5. .Diagram starter dengan autotransformer starter

Pada autotransformer starter, arus yang mengalir adalah

Dimana :

Vm = Tegangan sekunder dari Auto-Transformer

V1 = Tegangan supply

IDOL = Arus start langsung

4.Soft starter

Soft starter dipergunakan untuk mengatur/ memperhalus start dari elektrik motor.

Prisip kerjanya adalah dengan mengatur tegangan yang masuk ke motor. Pertama-

17
tama motor hanya diberikan tegangan yang rendah sehingga arus dan torsipun juga

rendah. Pada level ini motor hanya sekedar bergerak perlahan dan tidak menimbulkan

kejutan. Selanjutnya tegangan akan dinaikan secara bertahap sampai ke nominal

tegangannya dan motor akan berputar dengan dengan kondisi RPM yang nominal.

Gambar 6. Karakteristik tegangan kerja pada motor

Komponen utama softstarter adalah thyristor dan rangkaian yang mengatur trigger

thyristor. Seperti diketahui, output thyristor dapat di atur via pin gate nya. Rangkaian

tersebut akan mengontrol level tegangan yang akan dikeluarkan oleh thyristor.

Thyristor yang terpasang bisa pada 2 phase atau 3 phase.

Gambar 7. Karakteristik level tegangan yang dikeluarkan thyristor

Selain untuk starting motor, Softstarter juga dilengkapi fitur soft stop. Jadi saat

stop, tegangan juga dikurangi secara perlahan atau tidak dilepaskan begitu saja seperti

pada starter yang menggunakan contactor.

18
Gambar 8. Diagram sekuensial pada motor yang menggunakan Soft Starter

5.Frequency drive

Frequency Drive sering disebut juga dengan VSD (Variable Speed Drive), VFD

(Variable frequency Drive) atau Inverter. VSD terdiri dari 2 bagian utama yaitu

penyearah tegangan AC (50 atau 60 HZ) ke DC dan bagian kedua adalah membalikan

dari DC ke tegangan AC dengan frequency yang diinginkan. VSD memanfaatkan

sifat motor sesuai dengan rumus sbb :

Di mana RPM = kecepatan merupakan putaran dalam motor

f = frekuensi

p = jumlah kutub motor

19
Dengan demikian jika frekuensi motor ditingkatkan maka akan meningkatkan

kecepatan motor, sebaliknya dengan memperkecil frekuensi akan memperlambat

kecepatan motor.

Pengendalian frekuensi motor menggunakan rangkaian inverter, seperti pada

gambar 9:

Gambar 9. Diagram pengendalian frekuensi motor menggunakan rangkaian inverter

Prinsip kerja inverter yang sedehana adalah :

 Tegangan yang masuk dari jala jala 50 Hz dialirkan ke board Rectifier/

penyearah DC, dan ditampung ke bank capacitor. Jadi dari AC di jadikan DC.

 Tegangan DC kemudian diumpankan ke board inverter untuk dijadikan AC

kembali dengan frekuensi sesuai kebutuhan. Jadi dari DC ke AC yang

komponen utamanya adalah Semiconduktor aktif seperti IGBT (Insulated

Gate Bipolar Transistor). Dengan menggunakan frekuensi carrier (bisa sampai

20 kHz), tegangan DC dicacah dan dimodulasi sehingga keluar tegangan dan

frekuensi yang diinginkan.

20
C. Pengertian Sistem

Pengertian dari sistem dapat diartikan dalam berbagai-bagai cara yang

banyak dan luas artinya, pengertian sistem tergantung pada latar belakang

cara pandang orang yang coba mendefinisikannya. Menurut peraturan,

sistem dipandang dari kumpulan-kumpulan atau aturan-aturan yang

membatasi, baik oleh kapasitas sistem itu sendiri maupun dimana sistem itu

berada untuk menjamin keserasian dan keadilan. Menurut rekayasa, sistem

dipandang sebagai proses masukan (input) yang ditransformasikan menjadi

keluaran (output) tertentu. Menurut khalayak ramai, sistem dipandang

sebagai cara atau metode untuk mencapai suatu tujuan.

Dengan demikian haruslah diketahui dan dipahami bagian-bagian dari

sistem yang dapat membangkitkan perilaku tersebut. Semua definisi tentang

sistem mencakup empat unsur yang terdapat dalam sistem, yaitu :

1. Bagian,

2. Adanya hubungan antara bagian-bagian tersebut menjadi satu,

3. Terdapat tujuan bersama sebagai hasil akhir,

4. Berada dalam satu lingkungan.

Kerangka dasar sistem dapat digambarkan dengan formula sebagai berikut :

21
Input Proses Output

Gambar 10. Kerangka Dasar Sistem

Setiap sistem adalah sub-sistem dari sistem yang lebih besar, berikut ini

adalah contoh untuk bentuk hubungan antar sub-sistem :

Input Proses Output

Input Proses Output

Gambar 11. Hubungan Sub-Sistem Seri

Elemen-elemen yang saling berinteraksi tersebut sering disebut

sebagai sub sistem, disebut demikian karena sebenarnya sub-sistem tersebut

merupakan suatu sistem yang mempunyai komponen-komponen tersendiri.

Sebaliknya suatu sistem dapat dikatakan sebagai sub-sistem dari

hubungannya dengan perawatan adalah suatu sistem yang lebih besar.

D.Analisa Sistem

Dapat dikatakan sebagai sistem apabila sebuah sistem mempunyai alat

bantu berupa perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software) dan

perangkat manusia (brain ware).

22
Fungsi analisa sistem adalah :

1. Mengidentifikasi masalah-masalah kebutuhan pemakai.

2. Menyatakan secara spesifik sasaran yang harus dicapai untuk memenuhi

kebutuhan pemakai.

3. Memilih alternatif metode pemecahan masalah yang paling tepat.

4. Merencanakan dan menerapkan rancangan sistemnya.

Fungsi analisa sistem ini dapat dirinci lagi dalam tugas-tugas umum analisa

sistem sebagai berikut :

a. Mengumpulkan dan menganalisis dokumen-dokumen yang berkaitan

dengan sistem yang berjalan.

b. Menyusun rekom.

c. Merancang suatu sistem dan aplikasi-aplikasi penerapannya pada

computer.

d. Menganalisa biaya-biaya dan keuntungan dari sistem yang baru.

e. Mengawasi kegiatan dalam penerapan sistem yang baru.

E. Pengertian Pengontrolan

a. D e f i n i s i : Sistem Kontrol/Kendali/Pengaturan adalah Sistem yang terdiri

dari beberapa elemen sistem yang dapat mengendalikan/mengatur

suatu besaran atau plant tertentu.

23
Sistem kontrol (sistem kendali) telah memegang peranan yang sangat

penting dalam perkembangan ilmu dan teknologi. Di samping sangat

diperlukan pada pesawat ruang angkasa, peluru kendali, dan sistem kemudi

pesawat, sistem kontrol juga menjadi bagian yang penting dan terpadu dari

proses – proses dalam pabrik dan industri modern. Sebagai contoh, sistem

kontrol sangat diperlukan dalam operasi – operasi di industri untuk

mengontrol tekanan, temperatur, kelembaban, viskositas, dan aliran dalam

industri proses, pengerjaan dengan mesin perkakas, penanganan dan

perakitan bagian – bagian mekanik dalam industri manufaktur, dan

sebagainya.

Karena kemajuan dalam teori dan praktek sistem kontrol, maka sistem

kontrol dapat memberikan kemudahan dalam mendapatkan performasi dari

sistem dinamik, mempertinggi kualitas dan menurunkan biaya produksi,

mempertinggi laju produksi, meniadakan pekerjaan – pekerjaan rutin dan

membosankan yang harus dilakukan oleh manusia, dan sebagainya.

Pengertian sistem kontrol itu sendiri adalah proses pengaturan /

pengendalian terhadap satu atau beberapa besaran (variabel, parameter)

sehingga berada pada suatu harga atau dalam suatu rangkuman harga

(range) tertentu. Dalam istilah lain disebut juga teknik pengaturan, sistem

24
pengendalian atau sistem pengontrolan. Secara umum sistem kontrol dapat

dikelompokkan sebagai berikut :

Dengan operator (manual) dan otomatik.

1. Jaringan tertutup (closed-loop) dan jaringan terbuka (open-loop).

2. Kontinu (analog) dan diskontinu (digital, diskrit).

3. Servo dan regulator.

4. Menurut sumber penggerak : elektris, pneumatis (udara, angin),

hidarulis (cairan), dan mekanis. (kontrol otomatik teori dan penerapan

: 1994)

Aksi kontrol PID (Proportional, Integral, Derivative)

banyak ditemukan di dunia industri dan satu – satunya strategi yang paling

banyak diadopsi pada pengontrolan proses. Berdasarkan survey, 97%

industri yang bergerak dalam bidang proses (seperti kimia, pulp, makanan,

minyak, dan gas) menggunakan PID sebagai komponen utama dalam

pengontrolannya. (kontrol PID untuk proses industri : 2008).

F.Tujuan dan Jenis-Jenis Pengontrolan Pelumasan

A. Tujuan Pengontrolan Pelumasan :

a. Untuk menyediakan suatu lapisan pelumas diantara permukaan yang

saling meluncur dan saling menggelinding.

25
b. Untuk membantu mengendalikan seluruh proses putaran mesin yang

berjalan,

c. Untuk menjaga karat dari permukaan-permukaan mesin,

d. Untuk tetap menjaga agar semua mesin-mesin yang bekerja tetap pada

performa yang seharusnya.

e. Untuk menjaga bagian-bagian mesin dari masuknya benda-benda dari

luar atau kotoran.

G.Jenis-jenis Sistem Pelumasan

a. Pelumasan Hidrodinamika

Permukaan menerima beban dari mesin yang dipisahkan oleh lapisan

yang agak tebal untuk menjaga persinggungan logam dengan logam,

pelumasan jenis ini sangat memerlukan adanya penyediaan yang

cukup.

b. Pelumasan Hidrostatika

Dengan cara memasukkan pelumasan yang kadang-kadang berupa

udara atau air, kedalam bidang mesin karena beban pada lapisan

pelumas tidak sama pada pelumasan hidrodinamika yang tipis atau

tebal, pelumasan ini tidak memerlukan gerakan ataupun beban yang

diterima tidak besar.

c. Pelumasan Elasto Hidrodinamika

26
Gejala pelumasan ini dimasukkan diantara permukaan-permukaan

yang berkontak secara menggelinding seperti pasangan roda gigi atau

bantalan.

d. Pelumasan Batas

Perubahan yang timbul dari pelumasan hidrodinamika ke pelumasan

batas tidaklah seluruhnya terjadi secara mendadak, mungkin bahwa

suatu campuran pelumasan hidrodinamika dan pelumasan batas terjadi

terdahulu begitu permukaan bergerak mendekat, inilah yang disebut

pelumasan batas, dan sangat berperan untuk viskositas dari pelumasan.

e. Pelumasan tipis

Pelumasan jenis ini digunakan pada bagian mesin yang harus

beroperasi pada suhu yang sangat tinggi.

H.Pengertian Umum Sistem Kontrol Pompa Oli

Sistem minyak pelumas dan kontrol oli yang menyediakan minyak

untuk turbin uap & peralatan generator terutama digunakan untuk

pelumasan dan kontrol pada setiap bantalan atau bearing yang terdapat

didalam turbin uap. Sistem ini mempunyai dwi fungsi yang termasuk sangat

vital dalam pelumasan terhadap kinerja turbin uap yang ada yaitu :

27
1) Pelumasan dan pendinginan turbin uap dan bantalan generator.

2) Servo-motor katup kontrol uap, katup berhenti utama, dan perangkat

perlindungan.

1. Cara kerja Mesin Pompa Oli

Tangki oli utama berfungsi sebagai penampung minyak/oli

untuk melumasi dan mengontrol oli yang masuk ke turbin uap dan

generator utama. Seperti layaknya oli di kembalikan lagi dari

sistem, begitu juga sirkulasi otomatis pada pompa

mengumpulkan minyak/oli kembali ke dalam tangki penampung oli

utama dan siap untuk digunakan kembali. Tangki minyak level

terendah dipantau pada DCS dengan alarm. Sebuah ekstraktor uap

disediakan untuk menghilangkan uap oli dan kelembaban dari tangki

oli utama dan membuat vakum di dalam tangki oli. Pompa oli

tambahan didorong oleh motor AC dan pasokan oli ke turbin /

generator dan bantalan bearing selama start dan shutdown dan ke

gear memutar balik selama operasi. Pompa oli utama yang

digerakkan oleh poros turbin / generator, memasok oli ke turbin /

generator dan bantalan-bantalan bearing, dan menggunakan servo-

motor selama operasi normal, katup berhenti utama dan lainnya

melindungi dan mengontrol perangkat-perangkat yang ada pada

28
tangki oli. Ini juga memasok oli ke ejektor oli yang memasok oli

menekan pompa oli utama itu sendiri dan mengkontrol oli ke servo-

motor. Sebagai pompa oli utama yang didorong oleh poros turbin /

generator dan memiliki kapasitas yang cukup, tekanan ke dalam

kontrol oli tidak akan terjadi perubahan pada dan dari pompa utama

ke pompa oli tambahan dan dalam setiap transisi operasi. Pasokan oli

utama untuk turbin / generator bantalan mengalir melalui dua 100 %

oli pendingin dan pelumas filter sebelum didistribusikan ke bantalan

yang berbeda dan kembali ke tangki oli utama. Motor DC pompa oli

yang dipakai sebagai pendorong darurat hanya akan menyediakan

cukup oli untuk melindungi bantalan dari turbin / generator dalam hal

kegagalan pompa oli utama dan bantu atau dalam hal shutdown

sumber listrik mengalami gagal total (black out). Sebaiknya turbin

harus segera dibawa ke masih negara dalam hal sebagaimana

disebutkan di atas, operasi balik dihilangkan. Oleh karena itu pompa

oli darurat tidak memasok oli untuk perangkat berputar.

Pompa oli utama digerakkan oleh poros turbin terpasang di dalam

alas bearing No.1 dan semua isi bantalan bearing yang perlukan oli

untuk sistem pelumas di bawah kondisi operasi normal. Para ejektor

minyak diatur ke sisi hisap dari pompa minyak utama. Pompa

minyak tambahan dipasang untuk membuat cadangan pompa minyak

utama dengan memberi makan minyak sistem di start-up dan shut-

29
down proses turbin. Ketika turbin baru mulai berjalan, pompa

minyak utama tidak dapat mengisi ulang semua oli yang diperlukan

untuk sistem, sehingga pompa oli cadangan menjadi tumpuan semua

oli yang diperlukan sampai kecepatan turbin mencapai 90% dari nilai

kecepatan rata-rata. Katup periksa dipasang di sisi pembuangan

pompa oli tambahan dan pompa oli darurat sehingga mencegah arus

balik oli saat pompa tidak beroperasi. Oli dari pompa oli utama dan

pompa oli tambahan dimasukkan ke dalam pendingin oli melalui

tiga-cara katup. Minyak dari oli pendingin disesuaikan dengan aliran

oli pelumas yang dibutuhkan oleh saat pembuang

panas/throttle dipasang di setiap pipa oli pelumas dan bantalan, dan

dipasok ke masing-masing bantalan. Jika pompa oli utama

tidak dapat memperoleh tekanan yang ditentukan

oleh sebab tertentu, saklar tekanan pada pompa oli jalur outlet

utama mengaktifkan pompa oli cadangan untuk secara otomatis

memulai operasi untuk mengalirkan oli. Sebuah bagian dari debit oli

dari pompa oli diberikan kembali pada oli hidrolik melalui

perangkat balik katup oli berhenti selama operasi turbin berputar.

Sebuah pompa oli darurat dipasang sebagai back-up untuk tekanan

oli bantalan untuk menghentikan turbin dengan aman. Jika tekanan

oli bantalan normal menjadi lebih rendah, pompa

oli darurat otomatis menyala untuk memberi

30
pasokan oli pelumas bantalan sehingga dapat mencegah kerusakan

pada bagian gear. oli yang keluar dari

pompa oli darurat diberikan langsung ke saluran oli pelumas

bearing, melewati setiap oli pendingin dan filter oli

karena terutama digunakan pada akhirnya untuk cadangan tekanan

oli bantalan. Oli uap ekstraktor mencegah kebocoran gas yang

mudah terbakar dari setiap alas bantalan untuk atmosfer dengan

menetapkan interior peralatan yang dipakai ini dan pipa dengan

tekanan negativ yang relativ sedikit.

2.Fungsi dan Konstruksi Pompa Oli

a. Fungsi

Pada sistem kontrol pompa oli ini terdiri dari komponen sebagai

berikut:

1). Tangki utama minyak,

Tangki minyak utama berfungsi sebagai penampung minyak/oli

untuk melumasi dan mengontrol minyak yang masuk ke turbin

uap dan generator utama.

2). Ejektor Oli,

Ejektor oli memiliki fungsi yang sama dengan ejectro uap, yaitu

sama-sama menghisap udara yang berlebih dari dalam tangki oli.

3). Pompa Oli Utama (poros turbin uap digerakkan),

31
pompa pelumas berfungsi untuk menjamin kontinyuitas aliran da

n tekananminyak pelumas dalam sistem pelumasan. Demikian

pentingnya kedua parameter tersebut, sehingga dalam sistem

pelumasan disediakan beberapa buah pompa yaitu

• Pompa pelumas utama (Main Lube Oil Pump)

•Pompa pelumas bantu (Auxiliary Lube Oil Pump)

•Turning Gear Oil Pump

•Pompa pelumas darurat (Emergency Oil Pump

4). Motor listrik Arus AC

Berfungsi untuk menggerakkan pompa motor minyak tambahan,

5). Motor listrik DC

Berfungsi menggerakkan pompa minyak darurat,

6). Lube oil filter (A & B),

Berfungsi untuk menyaring kotoran sehingga minyak pelumas

yang akan mengalir kekomponen-komponen yang akan dilumasi

dalam kondisi bersih.

7). Pendingin minyak pelumas (A & B),


berfungsi sebagai pelumas tetapi juga menyerap panas

yang timbul dibantalan. Panas yang diserap oleh minyak

pelumas

ini harus di keluarkan lagi dari minyak

32
8). Ekstraktor uap tangki minyak,

Sebagai

9). Throttles dan flens throttle

Berfungsi sebagai pemroses pembuangan panas,

10). Servo motor dan actuator,

Motor untuk memutar blade agar mengalirkan oli ke governor,

Gambar 12`. Sistem PLTP lahendong

Konstruksi dari tangki oli

Minyak yang digunakan untuk mengatur dan pelumas turbin

dikembalikan ke tangki minyak utama melalui minyak inlet flange

33
(①), dan minyak saringan

(②) sehingga gelembung, kotoran, air, dll akan dihapus dari minyak.

Pada, minyak pengukur tangki level

(⑨), pompa minyak tambahan

(⑥), pompa darurat minyak

(⑦),minyak ejector

(⑤), danminyak tangki ekstraktor uap

(⑧) disediakan. Nosel menguras

(④) disediakan di bagian bawah tangki. Para ejektor minyak

(⑤)disediakan dengankatup kaki.

Katup kaki mencegah arus balik minyak dari pompa minyak utama

bila pompa minyak bantu operasi.

34
Gambar 13. Konstruksi Motor Pompa Oli

35
Pada sistem pelumasan, motor diatas tangki memompakan oli dan dialirkan melalui

pendingin (Oil Cooler), melintasi pengontrol aliran atau regulator tekanan dan

selanjutnya mengalir kebantalan untuk akhirnya kembali ke tangki pelumas. Dalam

keadaan turbin sudah beroperasi normal, minyak pelumas dipasok oleh Main

OilPump yang digerakkan oleh poros turbin. Tetapi dalam keadaan start/shutdown,

maka pompa-pompa yang terpasang di tangki pelumas yang beroperasi.

Pompa Pelumas Utama (Main Oil Pump) Merupakan

pompa sentrifugal yang terpasang dipedestal turbin dan digerakkan oleh

poros turbin. Pompa ini memasok kebutuhan minyak untuk istem pelumas turbin

minyak pengatur (control oil) untuk governor, minyak penggerak servomotor / aktuat

or hidrolik (power oil) dan pasok cadangan (back up supply) untuk minyak perapat

porosgenerator (seal oil system). Karena pompa ini digerakkan manakala putaran

turbinsudah diatas 90 % dari putaran nominalnya. Pada saat putaran turbin < 90%,

makadiperlukan pompa pelumas lain (biasanya AOP) untuk memenuhi kebutuhan

tersebut.Gambar 19, merupakan ilustrasi dari pompa pelumas utama (MOP).

36
BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.HASIL PENELITIAN

1. Sistem Kerja PLTP Lahendong Unit 3

Gambar 14. Sistem Kerja PLTP Lahendong unit 3

PLTP Lahendong Unit 3 mulai beroperasi (first Sinchronization) pada

Tanggal 19 November 2008 dengan kapasitas beban terpasang 20 MW, menyuplai

37
sekitar 7% di sistem interkoneksi (Sistem Minahasa-Kotamobagu-Gorontalo). Jam

kerja produksi rata-rata operasi hanya bekerja dengan beban 14 MW. Uap yang

dihasilkan dari sumur-sumur produksi Pertamina dialirkan ke unit pemisah (scrubber)

dan demister guna memisahkan butiran-butiran padat ataupun air yang terkandung

dalam uap tersebut. Kemudian uap bersih dengan tekanan 7,13 bar abs , temperatur

165 0C dan laju massa 148-160 t/hr dialirkan ke dalam turbin. Turbin berfungsi

menggerakkan generator untuk menghasilkan daya listrik nominal 20 MW dengan

tegangan 11 kV. Selanjutnya uap yang keluar dari turbine dialirkan ke dalam

kondensor untuk dikondensasikan. Proses kondensasi berlangsung dengan metode

perpindahan panas dengan kontak langsung antara uap dan air pendingin yang berasal

dari menara pendingin (cooling tower). Air hasil kondensasi (kondensat) dialirkan ke

menara pendingin dengan menggunakan dua pompa hotwell (hotwell pumps) untuk

didinginkan kembali sehingga bertemperatur menjadi 28.5 0C sedangkan gas-gas

yang yang tidak dapat dikondensasikan (non condensable gases, NCG) dialirkan ke

unit pemisah gas (Gas Removal System) yang selanjutnya dibuang ke lingkungan. Air

dingin tersebut dipakai untuk proses kondensasi lagi dan sebagian diinjeksikan ke

sumur injeksi milik Pertamina.

2. Sistem Kerja Fan Cooling Tower

Fungsi Cooling Tower adalah sebagai alat untuk mendinginkan air panas dari

kondensor dengan cara dikontakkan langsung dengan udara secara konveksi paksa

menggunakan fan/kipas. Berikut gambar Cooling tower dengan sistem kerjanya

38
Gambar 15.Sistem Kerja fan cooling tower

Langkah kerja fan cooling tower adalah pertama memompa air panas dari kondensor

menuju menara cooling tower melalui system pemipaan yang pada ujungnya

memiliki banyak nozzle untuk tahap spraying atau semburan.

 Air panas yang keluar dari nozzle (spray) secara langsung melakukan kontak

dengan udara sekitar yang bergerak secara paksa karena pengaruh.fan/blower

yang terpasang pada cooling tower.

 Kemudaian air yang sudah mengalami penurunan temperature ditampung

dalam bak/basin untuk kemudian dipompa kembali menuju kondensor yang

berada di dalam chiller.

 Pada cooling tower juga dipasang katup make up water yang dihubungkan ke

sumber air terdekat untuk menambah kapasitas air jika terjadi kehilangan air

ketika proses evaporative dan blowdown.

39
 Prestasi menara pendingin biasanya dinyatakan dalam “range” dan

“approach”, dimana range adalah penurunan suhu air yang melewati cooling

tower dan approach adalah selisih antara suhu udara wet-bulb dan suhu air

yang keluar.

 Perpindahan kalor yang terjadi pada cooling tower berlangsung dari air ke

udara tak jenuh. Ada dua penyebab terjadinya perpindahan kalor yaitu

perbedaan suhu dan perbedaan tekanan parsial antara air dan udara. Suhu

pengembunan yang rendah pada cooling tower membuat sistem ini lebih

hemat energi jika digunakan untuk system refrigerasi pada skala besar seperti

chiller.

3. Sistem Pendinginan Motor Fan Cooling Tower

Sistem pendinginan motor dibedakan menjadi 2 jenis yaitu pendinginan

menggunakan fluida air dan mengggunakan udara. Sistem pendingin air

menggunakan radiator sebagai media perpindahan panas nya sedangkan system

pendinginan udara memanfaatkan fan yang di kople dengan poros motor untuk

mengalirkan udara sebagai media pendinginannya

40
Spesifikasi motor fan cooling tower :

Jenis Motor : AC

Kecepatan Motor : 1475 rpm

Daya Motor : 110 kW

Temperatur Max : 60 0C

Posisi Motor : Horizontal

Jenis Bearing Motor : Roller Bearing

Komponen yang di

Coople : Fan

Jenis Bearing Driven : Roller Bearing

Jenis Fan : Cooling Fan

Banyak Blade (Optimal) :-

Balancing Mode : Static

Rotor Mass : 4.00 kg

Deviation : 0.00%

a. Permasalahan Motor Fan Cooling Tower

Terjadinya peningkatan temperatur motor pada motor cooling tower PLTP

Lahendong unit 3 di identifikasi karena kondisi fan yang sudah kropos sehingga

menyebabkan suhu pada motor meningkat. Seperti pada gambar berikut.

41
Gambar 16. Permasalahan Motor Fan Cooling Tower

Kondisi steam yang berasal dari sumur-sumur yang dihasilkan dari area lahendong

Unit 3 memiliki kandungan sulfur dan asam yang sangat tinggi. Kandungan asam dan

sulfur pada steam yang bercampur dengan udara di area PLTP Lahendong

menyebabkan reaksi pada material yang berbahan metal. Reaksi yang ditimbulkan

berupa karat, salah satunya terdapat temuan karat pada fan dan housing motor cooling

tower.

4. Bahan Fiber Reinforced Plastick

FRP Lining ( Fiber Reinforced-Plastic ) merupakan sebuah plastik fiberglass

yang telah ditambahkan teknologi berupa pelapisan khusus jadi plastik ini lebih

mempunyai karakteristik yang khas juga memiliki unik. FRP adalah kepanjangan dari

fiberglass reinforce plastic. Aplikasi teknologi pada bahan fiberglass ini sebenarnya

sudah cukup lama digunakan dalam kehidupan manusia. Pengertian Fiberglass FRP

ini sudah banyak dikenal oleh masyarakat mulai pada tahun 1930. Pada masa ini

fiberglass jenis ini banyak digunakan sebagai salah satu perlengkapan perang.

42
Sebagai bahan penyusun perlengkapan perang, bahan fiberglass ini cukup memiliki

peranan yang sangat luas pada saat perang dunia kedua. Pengertian fiberglass frp

Pada saat itu, fiberglass jenis ini digunakan pada bagian kapal dan beberapa jenis

senjata. Bahan ini cukup memiliki keunggulan sehingga dipilih sebagai salah satu

perlengkapan perang yang sangat bermanfaat pada saat itu. Keunggulan FRP

Lining pun sudah dirasakan manfaatnya di bidang industry. Bahkan produk fiberglass

FRP ini telah menjadi bagian sejarah dunia. Walaupun sudah jadi bagian sejarah

dunia tapi penggunaannya secara luas baru dikenal manusia jaman sekarang ini.

Aplikasi teknologi ini pada sebuah perangkat modern ini baru benar-benar dirasakan

dampaknya oleh manusia modern saat ini. Sejarah telah mencatat bahan fiberglass ini

memang cukup banyak penggunaanya di dalam kehidupan manusia sehari-hari.

Fibre Reinforced Plastic biasanya digunakan untuk keperluan alat-alat luar angkasa

(roket), otomotif (mobil, motor), kendaraan laut (kapal, kapal selam, dan lain-lain),

ballistic armor, dan bahkan perindustrian konstruksi.

43
Tabel 1. Spesifikasi bahan Fiber Reinforced Plastic

Bahan Grafity Kekuatan Kekuatan Tekanan

Spesifik Renggangan (Mpa) (Mpa)

Polyster Resin 1.28 55 140

(tidak diperkuat)

Polyster dengan 1.4 100 150

laminasi Chopped

strand Mat 30% E-

glass

Polyster dengan 1.6 250 150

laminasi woven

roving 45% E-

glass

Polyster dengan 1.7 300 150

laminasi satin

weave Cloth 55%

E-glass

Polyster dengan 1.9 800 350

laminasi

continuous roving

70% E-glass

44
E-glass eproxy 1.99 1,770 (257 ksi) N/A

composite

S-glass Eproxy 1.95 2,358 ( 342 ksi) N/A

composite

Material dasar komposit FRP untuk pembuatan Fan dan Housing motor cooling tower

zat kimia terdiri dari penguat serat gelas tipe E ( E-glass) dan matriks polimer/ resin

thermoset. Serat E-glass dipilih karena harganya ekonimis dan karakteristik

mekaniknya bagus dan kompatibel dengan berbagai jenis resin thermoset. Resin yang

dipilih disesuaikan dengan kondisi zat kimia dan suhu operasionalnya. Resin yang

digunakan dengan jenis resin vinil dan disesain tahan terhadap asam keras dan alkali

dengan suhu operasional hingga 140ºC.

Polyester dengan Laminasi Woven Rovings 45% E-glass berada pada Kekuatan

Renggangan (Mpa) 250 Mpa dan Polyester sedangkan Laminasi Continuous Rovings

70% E-glass berada pada 800 Mpa dengan Kekuatan Tekanan 350 Mpa

B. PEMBAHASAN

1. Rencana Penggantian Fan Dan Housting Motor Fan Cooling Tower

Dilakukannya pengecekan kondisi aktual fan dan housing motor cooling

tower pada PLTP Lahendong Unit 3. Berdasarkan pengecekan tersebut kondisi dari

impeller sudah tidak layak sehingga kurang maksimal dalam mendinginkan motor fan

45
cooling tower. Ketika dilakukan pengecekan suhu dengan menggunakan thermovisi,

suhu motor fan cooling tower tergolong tinggi (overheating).

Gambar 17. Kondisi temperature motor cooling tower

Gambar 18. kondisi fan dan housting motor cooling tower

2. Kelebihan Bahan Fiber Reinforced Plastic

Dibidang industri keunggulan FRP (Fiber Reinforced Plastic) adalah

mempunyai kemampuan dan ketahanan yang tinggi terhadap kerusakan yang di

sebapkan oleh Karat atau Bahan kimia keras lainnya terhadap Storage yang bebahan

dasar Mild Steel & Beton atau Concrete dengan harga cukup terjangkau dan awet

tahan lama.

46
FRP LINING Biasa di Gunakan di :

1. Industry Kimia dan Makanan


2. Project Building
3. Pembangkit Listrik
4. Oil & Gas
5. Pertambangan
6. Dan Lain – Lain
Untuk tangki air termasuk salah satu teknologi yang disematkan pada proses

pembuatan tangki ini adalah penggunaan FRP Panel Tank atau yang dikenal sebagai

Fiberglas Reinforced Plastic, sebuah teknologi terbaru yang disusun untuk material

yang digunakan sebagai bahan utama pembuatan tangki air. Teknologi ini membuat

Anda mampu melakukan bongkar-pasang untuk tangki yang dipasang.

Kelebihan bahan fiber reinforced plastic :

 Instalasi Mudah

Atap dan struktur cladding dibuat dari tangki fiberglass yang ringan dan ini

adalah alasan utama yang instalasi mudah. Karena ringan biaya instalasi juga

relatif rendah. FRP adalah bahan yang fleksibel serta cocok di gunakan

hamper pada semua kerangka konstruksi tanpa kekurangan. Bahkan,

pengeboran melalui bahan ini juga mudah dan tidak melanggar tepi lubang

bor.

47
 Serbaguna Material

FRP merupakan bahan serbaguna dan dihasilkan dari proses yang dikenal

sebagai Pultrusions. Atap dan struktur cladding dibuat dari FRP efisien dan

tahan lama pada saat yang sama. Produk ini tersedia dengan berbagai warna

dan bisa terlihat baik dalam hampir semua jenis struktur. Sebab kehadiran

semua karakteristik ini FRP benar dianggap sebagai bahan serbaguna.

3.Evaluasi Penyebab Kerusakan Fan Dan Housting Motor Cooling Tower

Setelah menyelidiki kondisi aktual yang terdapat di unit PLTP Lahendong unit kami

mengetahui beberapa faktor yang menyebabkan kerusakan pada fan dan housing

motor cooling tower:

 Akibat faktor lingkungan yakni kondisi lingkungan di sekitar PLTP

Lahendong yang memliki kadar asam dan sulfur yang tinggi.

 Posisi motor yang di sebelah samping dari cerobong Cooling tower sehingga

menyebabkan uap hasil kondensasi dari Steam yang memiliki kandungan

asam dan sulfur yang tinggi.

 Material housing dan fan yang mudah korosi

Berdasarkan analisa uap yang dibuat pada tahun 2011, tercatat bahwa kualitas uap

(keasaman dan impuritas) yang disuplai dari Pertamina Geothermal Energy (PGE)

berada di bawah standar dari yang diteloransi oleh manufaktur turbin . Selain itu, jika

dibandingkan dengan PLTP lain di Indonesia, seperti Lahendong Unit I dan II,

Wayang Windu Unit I dan II, dan Kamojang, kualitas uap dari Lahendong Unit III

48
jauh lebih rendah dan tidak cocok untuk operasional pembangkit. Seperti yang

terlihat pada sertifikat analisis, beberapa faktor dari puritas uap dari Lahendong III

secara signifikan melebihi batas standar dari rekomendasi manufaktur. Contohnya,

nilai actual dari TDS (Total Dissolved Solid) adalah 35 mg/l dan nilai aktual dari

chloride adalah 5.3 mg/l, sedangkan batas dari nilai-nilai tersebut masing-masing

adalah 5 ppm dan 1 ppm (mg/l).

Table 2. Evaluasi Analisa

No Akar Masalah Ide Perbaikan (INISIATIF)


Weakness ( Kelemahan)
1 materi housting dan fan unit Perbaikan ataupun penggantian
harus shutdown housting dan fan motor cooling tower
dapat dilaksanakan pada saat MI
2 Sering terjadi overheating Melakukan penggantian material fan
dengan kondisi housting dan dan housting dengan menggunakan
fan sekarang material FRP (Fiber Reinforce Plastic)
3 Tingginya kadar H2s di PLTP FRP (Fiber Reinforced Plastic) Tidak
Lahendong unit 3 yang bersifat korosi
menyebabkan fan da housting
mudah korosi
4 Harga housting dan fan lebih harga fan dan housting bahan FRP
mahal jika terbuat dari logam, (Fiber Reinforce Plastick) lebih murah
dan biaya pemeliharaan lebih
mahal jika menggunkan bahan
logam
Treats (Ancaman)
1 Lokasi PLTP lahendong Jauh Proses pengadaan barang bisa
dari lokasi Produksi dilakukan sebelum Major inspection
2 Proses pengadaan tidak Dilakukan follow up terhadap
tepat waktu. pengadaan housing dan fan motor
cooling tower serta dibutuhkan
komitmen oleh pihak Vendor.

49
4. Analisa Fan Fiber Reinforced Plastic dalam Kondisi Berputar

Material FRP sifatnya lebih ringan dari pada logam sehingga pada kondisi

berputar, putaran dari pada fan dengan material FRP tidak menyebabkan vibrasi

tinggi. Beda halnya fan dengan material logam yang berat, ketika kurang presisi yang

disebabkan karena konstruksinya ataupun pemasangannya maka akan mengakibatkan

terjadinya vibrasi tinggi.

Gambar 19. Ilustrasi Fan FRP dalam kondisi berputar

Berdasarkan gambar diatas, mengganti material fan menggunakan material FRP

dengan penambahan penguat pada ujung sirip fan maka kemungkinan kerusakan

housing akibat terjadinya turbulensi yang disebabkan oleh perputaran angin didalam

housing fan motor bisa diminimalisir. Sebab udara yang dihisap oleh fan akan

langsung menuju motor dan tidak menabrak housing sehingga tidak merusak housing

dan pendinginan motor menjadi lebih maksimal. Untuk meminimalisir vibrasi pada

Fan FRP sehingga tidak menimbulkan unbalance yang berlebih, pemasangan fan FRP

50
menggunakan lempeng besi yang berfungsi sebagai penguat pada fan. Diantara fan

dan lempeng besi terdapat rubber yang berfungsi agar pemasangan fan lebih rigid

terhadap lempeng besi yang bertujuan shaft dengan fan lebih alignment. Rubber juga

berfungsi sebagai penahan agar fan tidak kontak langsung dengan lempeng besi,

sehingga ketika fan dipasang dan dikencangkan menggunakan baut tidak mengalami

retak/getas.

20. Ilustrasi Pemasangan fan dan Shaft motor

5. Motor Sinkron Fan Cooling Tower

Motor sinkron adalah motor AC, bekerja pada kecepatan tetap pada sistim

frekuensi tertentu. Motor ini memerlukan arus searah (DC) untuk pembangkitan daya

51
dan memiliki torque awal yang rendah, dan oleh karena itu motor sinkron cocok

untuk penggunaan awal dengan beban rendah, seperti kompresor udara, perubahan

frekuensi dan generator motor. Motor sinkron mampu untuk memperbaiki factor daya

sistim, sehingga sering digunakan pada sistim yang menggunakan banyak listrik

21. Arus Motor Sinkron

Komponen utama motor AC sinkron :

 Rotor, Perbedaan utama antara motor sinkron dengan motor induksi adalah

bahwa rotor mesin sinkron berjalan pada kecepatan yang sama dengan

perputaran medan magnet. Hal ini memungkinkan sebab medan magnit rotor

tidak lagi terinduksi. Rotor memiliki magnet permanen atau arus DC-excited,

yang dipaksa untuk mengunci pada posisi tertentu bila dihadapkan dengan

medan magnet lainnya.

52
 Stator, Stator menghasilkan medan magnet berputar yang sebanding dengan

frekuensi yang dipasok. Motor ini berputar pada kecepatan sinkron, yang

diberikan oleh persamaan berikut (Parekh, 2003):

Ns = 120 f / P

Dimana :

F = Frekuensi

P = Jumlah kutub

6. Saving, Gain dan Benefit

Tabel 3. Asumsi biaya modifikasi fan dan housing motor cooling tower

Harga (Rp)
No Rincian Jumlah
Material FRP Material Besi

1 Pembuatan cetakan 3 20.000.000 25.000.000

2 Proses produksi 3 34.000.000 45.000.000

Sub total 162.000.000 195.000.000

Tabel 4. Asumsi biaya pengecetan fan dan housing cooling tower dalam 1 bulan
sekali.
No Rincian Jumlah Harga

1 Cat Besi 2L 200.000

2 Biaya Pemeliharaan 100.000

Sub total 300.000

53
*karena PLTP Lahendong dijadikan sebagai base load sehingga motor cooling tower

dipaksa untuk terus beroperasi, maka pengecetaan pada fan dan housing motor

cooling tower pada saat mesin beroperasi tidak dimungkinkan dan mengingat

kadungan h2s yang tinggi untuk material besi sangat rawan terhadap korosi

meskipun sering dilapisi dengan cat.

Saving yang didapat dari penggantian material fan dan housing motor cooling

tower menggunakan FRP adalah sebesar Rp. 195.000.000 – Rp. 162.000.000 =

Rp. 33.000.000

7. Benefit

Benefit yang didapatkan dari penggantian material fan motor cooling tower adalah :

 Menjaga performa motor fan colling tower.

 Menigkatkan life time motor fan cooling tower.

 Menjaga proses pendinginan pada cooling tower sehingga menjaga keandalan

PLTP Lahendong unit 3.

54
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dengan melakukan inisiatif perbaikan yang disarankan maka housing dan fan

motor cooling tower akan lebih tahan dengan kondisi asam dan sulfur pada PLTP

Lahendong karena material FRP tidak bersifat korosi sehingga motor tidak

mengalami overheating dan system pendingin pada cooling tower tetap terjaga.

B. Saran

 Sebaiknya segera dilakukan penggantian karena kondisi housing dan fan

motor cooling tower mulai mengalami korosi.

 Untuk hasil yang lebih maksimal agar dilakukan pengkajian lebih lanjut

55
DAFTAR PUSTAKA

Arismunandar, W., 1997, Motor Diesel Putaran Tinggi, PT. Pradnya Paramitha

Electric, Fuji, 2007, Desaign Manual Lahendong III Geothermal Power Plant

Manual Book,. Instruction Manual, Lube oil control System,Fuji Electric System,

Lahendong, Sulawesi Utara

Project (1 X 20 MW), PT PLN (Persero), Jakarta.

……………...2007, Operation Manual Lahendong III Geothermal Power Plant

Project (1 X 20 MW). PT PLN (Persero), Jakarta.

……………...2007, Maintenance Manual Lahendong III Geothermal Power Plant

Project (1 X 20 MW). PT PLN (Persero), Jakarta.

……………...2007, Quality Records Manual Lahendong III Geothermal Power Plant

Project (1 X 20 MW). PT PLN (Persero), Jakarta.

https://abisabrina.wordpress.com/tag/penguat/page/3/

http://almon-r.blogspot.com/2008/12/metode-starting-motor-induksi.html

Stolk, J., 1986, Elemen Mesin, Erlangga, Jakarta.

56
Viskositas., http://izzyway-oli-oil.blogspot.com

Zuhal.2005, Prinsip Dasar Elektroteknik, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

57

Anda mungkin juga menyukai