PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
memiliki beban puncak pada adalah tahun 2018 mencapai sebesar 341,9 MW,
dan salah satu pembangkit yang menopang adalah PLTP Lahendong. Dimana
PLTP Lahendong sendiri memiliki total daya terpasang 80 MWh yang terdiri
dari 4 unit mesin pembangkit, untuk unit 1 daya terpasang adalah 20 MWh.
Listrik saat ini sudah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat, dan
penggerak utama untuk blade pada cooling tower menggunakan motor yang
memiliki kadar asam (H2S) yang tinggi sehingga dapat menyebabkan korosi
1
pada material yang mengandung logam besi, salah satunya adalah pada fan
dan housing motor fan cooling tower yang mengalami korosi. Dampak
terkorosinya fan dan housing motor fan cooling tower adalah naiknya
judul tugas akhir skripsi ini yaitu judul “Perbaikan Fan Dan Housing Motor
B. Rumusan Masalah
cooling tower
3. Manfaat bahan FRP untuk fan dan housting motor fan cooling
tower
2
C. Tujuan Penelitian
mesin pembangkit.
D. Metolodogi Penelitian
3
pemeliharaan fan Dan housing motor cooling tower guna diterpkan
Penulisan Skripsi.
4
BAB II
KAJIAN TEORITIK
A. Motor Induksi
Motor induksi adalah suatu belitan stator yang dihubungkan dengan suatu
sumber tegangan tiga fasa yang akan menghasilkan medan magnet yang berputar
dengan kecepatan sinkron. Perputaran motor pada mesin arus bolak-balik disebabkan
oleh adanya medan putar (fluks yang berputar) yang dihasilkan dalam kumparan
statornya. Medan putar ini terjadi apabila kumparan stator dihubungkan dalam fasa
banyak, umumnya 3 fasa hubungan dapat berupa Wye atau Delta. (sumber : Zuhal,
1.Prinsip Kerja
Apabila lilitan stator dialiri arus bolak-balik tiga fasa maka pada lilitan stator
5
Gambar 1. a. Arah arus dan medan putar stator
Jika kumparan a-a’, b-b’, c-c’, yang dihubungkan tiga fasa dengan beda fasa
1200 seperti pada gambar 2.1a dialiri arus sinusoidal maka distribusi arus Ia, Ib, Ic
sebagai fungsi waktu adalah seperti pada gambar 2.1b. Pada keadaan t1, t2, t3 dan t4
resultan dari fluks yang timbul pada kumparan tersebut adalah seperti gambar 2.1c, d,
e, f. Resultan fluks mempunyai arah yang sama dengan yang dihasilkan kumparan a-
a’ pada waktu t1 dan pada t2, fluks resultan mempunyai arah yang sama dengan fluks
yang dihasilkan kumparan c-c’, untuk t3 fluks resultan mempunyai arah yang sama
6
dengan fluks yang dihasilkan b-b’, pada t4 fluks resultannya berlawanan arah dengan
fluks yang dihasilkan pada saat t1. Hal ini dapat diperjelas dari gambar 2.1c, d, e, f
terlihat bahwa fluks resultan tersebut berputar satu kali. Dengan demikian mesin
dengan jumlah lebih dari dua kutub, kecepatan sinkron diturunkan sebagai berikut :
120 f
ns
p
p jumlah kutub
Kecepatan medan putar ini selalu konstan selama frekuensi dan jumlah kutub
tidak berubah.
1) Jika sumber tegangan tiga fasa dipasang pada kumparan stator akan
120 f
timbul medan putar dengan kecepatan ns .
p
rotor.
7
4). Karena kumparan rotor merupakan rangkaian tertutup, maka ggl (E
rotor.
6). Bila kopel mula yang dihasilkan oleh gaya ( F ) pada rotor cukup besar
batang konduktor (rotor) oleh medan putar stator, maka agar tegangan
ns nr
dengan : S 100%
ns
9). Bila ns nr , tegangan tidak akan terinduksi dan arus tidak mengalir
8
2.Jenis Rotor
Pertama adalah motor induksi dengan rotor belitan, motor ini memiliki hamparan
rotor dan stator yang sama, baik pada jenis kumparan, jumlah phasa maupun jumlah
kutubnya. Ujung-ujung dari setiap kumparan rotor dihubungkan pada tahanan luar
melalui cincin slip (slip-ring) yang dipatri pada sumbu rotor. Sedang jenis kedua
adalah motor induksi dengan rotor sangkar adalah motor induksi dengan rotor yang
terdiri dari batang-batang dari tembaga atau almunium yang dihubung singkat pada
kedua ujung-ujungnya melalui cincin hubung. Motor jenis ini lebih sederhana dalam
konstruksinya dan kuat dibandingkan dengan motor induksi dengan rotor belitan,
Torsi dihasilkan dalam motor Induksi oleh interaksi antara fluks stator dan
rotor. Fluks yang dihasilkan oleh arus stator berputar pada kecepatan sinkron. Agar
arus rotor dapat diinduksikan dan menghasilkan torsi, maka rotor harus berputar pada
kecepatan yang lebih rendah daripada kecepatan sinkron. Pada keadaan tanpa beban,
fluks rotor hanya sedikit tertinggal oleh fluks stator, karena torsi yang dibutuhkan
hanya untuk mengatasi rugi-rugi motor. Jika beban mekanis ditambah, maka
konstan menyapu konduktor pada laju kecepatan yang lebih cepat. sehingga arus
9
Hal ini menghasilkan torsi pada keluaran lebih besar pada kecepatan yang
lambat karena impedansi rotor adalah rendah. Suatu pengurangan yang lebih kecil
akan menghasilkan pertambahan arus yang lebih besar. Tetapi walaupun kecepatan
berkecepatan konstan.
bertambahnya arus akan mengurangi fluks stator dan akan mengurangi ggl lawan
pada lilitan stator. Berkurangnya ggl lawan pada stator memungkinkan bertambahnya
aliran arus stator, sehingga menyebabkan daya masukan pada motor bertambah besar.
Torsi motor induksi yang ada karena interaksi medan stator dan medan rotor
T = K . . I 2 ' . Cos2
Dengan :
s E 2'
Ι2 '
( R2 ' ) 2 ( sX 2 ' ) 2
dan :
R2 '
Cos 2
( R2 ' ) 2 s X 2'
2
10
sehingga :
K . . s . E2 ' . R2 '
T
( R2 ' ) 2 ( s x2 ' ) 2
dimana :
T = Torsi
K = Konstanta
E2 = Tegangan rotor
V1 = Tegangan masukan
= Fluks stator
s = Slip
Kenaikan torsi adalah sebanding dengan arus rotor ( I 2 ' ) , arus rotor selanjutnya akan
naik akan sebanding dengan slip motor. Perhatikan bahwa ketika slip naik dari 0
11
sampai dengan 10 %, terlihat naiknya torsi hampir merupakan hubungan garis lurus
tahanan rangkaian rotor adalah konstan, maka kenaikan reaktansi rotor berarti
R2 '
berkurangnya faktor daya rotor ( Cos 2 ). Pada motor standar perubahan slip
Z2 '
sangat kecil bila beban dinaikkan dari keadaan tanpa beban sampai beban maksimum,
sehingga perubahan impedansi rotor hampir dapat diabaikan. Tetapi bila beban
12
dinaikkan jauh diatas nilainya atau harga beban maksimum, kenaikan reaktansi rotor
menjadi menyolok.
tetapi juga mengurangi laju kenaikan arus rotor, kenaikan torsi menjadi berkurang
kecepatannya dan akhirnya mencapai kira-kira pada slip 20 % dalam rotor sangkar
standar. Pada titik tersebut harga torsi mencapai harga maksimum dan jika beban
dinaikkan melebihi titik tersebut, maka terjadi penurunan faktor daya rotor yang lebih
besar dari kenaikan arus rotor, sehingga torsinya berkurang dan motor akan berhenti.
Jika suatu motor tak serempak dianggap memiliki torsi yang kurang besar
Untuk starting pada motor induksi, ada beberapa metode yang digunakan, yakni
direct on line starter, star delta starter, autotransformer starter, soft starter, dan
motor-induksi.html).
sering dilakukan untuk motor-motor a.c yang mempunyai kapasitas daya yang kecil.
13
swich On ke sumber tegangan jala-jala sesuai dengan besar tegangan nominal motor.
Artinya tidak perlu mengatur atau menurunkan tegangan pada saat starting (lihat
gambar 3).
Besar arus startnya dari 4 sampai 7 dari arus beban penuhnya (bila tidak diketahui
biasanya dipakai 6x arus beban penuhnya). Hal ini terjadi karena motor pada saat
diam memiliki momen inersia (motor dalam keadaan diam), sehingga untuk
Starter ini terdiri dari Breaker sebagai proteksi hubung singkat, Magnetik
Contactor, Over Currrent Relay dan komponen control seperti push button, MCB
dan pilot lamp. Kontrol Start dan Stop dilakukan dengan push button yang
mengontrol tegangan pada coil contactor. Sementara itu output OCR terangkai
14
secara serrie sehingga jika OCR trip, maka output OCR akan melepas tegangan ke
coil contactor.
besar. Perlu diperhitungkan juga arus saat start motor, demikian juga ukuran
range overloadnya.
Starter ini mengurangi lonjakan arus dan torsi pada saat start. Tersusun atas 3
buah contactor yaitu Main Contactor, Star Contactor dan Delta Contactor, Timer
untuk pengalihan dari Star ke Delta serta sebuah overload relay. Pada saat start,
starter terhubung secara Star. Gulungan stator hanya menerima tegangan sekitar
0,578 (seper akar tiga) dari tegangan line. Jadi arus dan torsi yang dihasilkan akan
lebih kecil dari pada DOL Starter. Setelah mendekati speed normal starter akan
berpindah menjadi terkoneksi secara Delta. Starter ini akan bekerja dengan baik jika
15
Gambar 4. Diagram Star Delta Starter
3.Autotransformer starter
Starting dengan cara ini adalah dengan menghubungkan motor pada tap tegangan
tegangan penuh.
16
Gambar 5. .Diagram starter dengan autotransformer starter
Dimana :
V1 = Tegangan supply
4.Soft starter
Soft starter dipergunakan untuk mengatur/ memperhalus start dari elektrik motor.
Prisip kerjanya adalah dengan mengatur tegangan yang masuk ke motor. Pertama-
17
tama motor hanya diberikan tegangan yang rendah sehingga arus dan torsipun juga
rendah. Pada level ini motor hanya sekedar bergerak perlahan dan tidak menimbulkan
tegangannya dan motor akan berputar dengan dengan kondisi RPM yang nominal.
Komponen utama softstarter adalah thyristor dan rangkaian yang mengatur trigger
thyristor. Seperti diketahui, output thyristor dapat di atur via pin gate nya. Rangkaian
tersebut akan mengontrol level tegangan yang akan dikeluarkan oleh thyristor.
Selain untuk starting motor, Softstarter juga dilengkapi fitur soft stop. Jadi saat
stop, tegangan juga dikurangi secara perlahan atau tidak dilepaskan begitu saja seperti
18
Gambar 8. Diagram sekuensial pada motor yang menggunakan Soft Starter
5.Frequency drive
Frequency Drive sering disebut juga dengan VSD (Variable Speed Drive), VFD
(Variable frequency Drive) atau Inverter. VSD terdiri dari 2 bagian utama yaitu
penyearah tegangan AC (50 atau 60 HZ) ke DC dan bagian kedua adalah membalikan
f = frekuensi
19
Dengan demikian jika frekuensi motor ditingkatkan maka akan meningkatkan
kecepatan motor.
gambar 9:
penyearah DC, dan ditampung ke bank capacitor. Jadi dari AC di jadikan DC.
20
C. Pengertian Sistem
banyak dan luas artinya, pengertian sistem tergantung pada latar belakang
membatasi, baik oleh kapasitas sistem itu sendiri maupun dimana sistem itu
1. Bagian,
21
Input Proses Output
Setiap sistem adalah sub-sistem dari sistem yang lebih besar, berikut ini
D.Analisa Sistem
22
Fungsi analisa sistem adalah :
kebutuhan pemakai.
Fungsi analisa sistem ini dapat dirinci lagi dalam tugas-tugas umum analisa
b. Menyusun rekom.
computer.
E. Pengertian Pengontrolan
23
Sistem kontrol (sistem kendali) telah memegang peranan yang sangat
diperlukan pada pesawat ruang angkasa, peluru kendali, dan sistem kemudi
pesawat, sistem kontrol juga menjadi bagian yang penting dan terpadu dari
proses – proses dalam pabrik dan industri modern. Sebagai contoh, sistem
sebagainya.
Karena kemajuan dalam teori dan praktek sistem kontrol, maka sistem
sehingga berada pada suatu harga atau dalam suatu rangkuman harga
(range) tertentu. Dalam istilah lain disebut juga teknik pengaturan, sistem
24
pengendalian atau sistem pengontrolan. Secara umum sistem kontrol dapat
: 1994)
banyak ditemukan di dunia industri dan satu – satunya strategi yang paling
industri yang bergerak dalam bidang proses (seperti kimia, pulp, makanan,
25
b. Untuk membantu mengendalikan seluruh proses putaran mesin yang
berjalan,
d. Untuk tetap menjaga agar semua mesin-mesin yang bekerja tetap pada
a. Pelumasan Hidrodinamika
cukup.
b. Pelumasan Hidrostatika
udara atau air, kedalam bidang mesin karena beban pada lapisan
26
Gejala pelumasan ini dimasukkan diantara permukaan-permukaan
bantalan.
d. Pelumasan Batas
e. Pelumasan tipis
pelumasan dan kontrol pada setiap bantalan atau bearing yang terdapat
didalam turbin uap. Sistem ini mempunyai dwi fungsi yang termasuk sangat
vital dalam pelumasan terhadap kinerja turbin uap yang ada yaitu :
27
1) Pelumasan dan pendinginan turbin uap dan bantalan generator.
perlindungan.
untuk melumasi dan mengontrol oli yang masuk ke turbin uap dan
oli utama dan membuat vakum di dalam tangki oli. Pompa oli
28
tangki oli. Ini juga memasok oli ke ejektor oli yang memasok oli
menekan pompa oli utama itu sendiri dan mengkontrol oli ke servo-
motor. Sebagai pompa oli utama yang didorong oleh poros turbin /
kontrol oli tidak akan terjadi perubahan pada dan dari pompa utama
ke pompa oli tambahan dan dalam setiap transisi operasi. Pasokan oli
yang berbeda dan kembali ke tangki oli utama. Motor DC pompa oli
cukup oli untuk melindungi bantalan dari turbin / generator dalam hal
kegagalan pompa oli utama dan bantu atau dalam hal shutdown
alas bearing No.1 dan semua isi bantalan bearing yang perlukan oli
29
down proses turbin. Ketika turbin baru mulai berjalan, pompa
minyak utama tidak dapat mengisi ulang semua oli yang diperlukan
oli yang diperlukan sampai kecepatan turbin mencapai 90% dari nilai
pompa oli tambahan dan pompa oli darurat sehingga mencegah arus
balik oli saat pompa tidak beroperasi. Oli dari pompa oli utama dan
oleh sebab tertentu, saklar tekanan pada pompa oli jalur outlet
memulai operasi untuk mengalirkan oli. Sebuah bagian dari debit oli
30
pasokan oli pelumas bantalan sehingga dapat mencegah kerusakan
a. Fungsi
Pada sistem kontrol pompa oli ini terdiri dari komponen sebagai
berikut:
Ejektor oli memiliki fungsi yang sama dengan ejectro uap, yaitu
31
pompa pelumas berfungsi untuk menjamin kontinyuitas aliran da
pelumas
32
8). Ekstraktor uap tangki minyak,
Sebagai
33
(①), dan minyak saringan
(②) sehingga gelembung, kotoran, air, dll akan dihapus dari minyak.
(⑦),minyak ejector
Katup kaki mencegah arus balik minyak dari pompa minyak utama
34
Gambar 13. Konstruksi Motor Pompa Oli
35
Pada sistem pelumasan, motor diatas tangki memompakan oli dan dialirkan melalui
pendingin (Oil Cooler), melintasi pengontrol aliran atau regulator tekanan dan
keadaan turbin sudah beroperasi normal, minyak pelumas dipasok oleh Main
OilPump yang digerakkan oleh poros turbin. Tetapi dalam keadaan start/shutdown,
poros turbin. Pompa ini memasok kebutuhan minyak untuk istem pelumas turbin
minyak pengatur (control oil) untuk governor, minyak penggerak servomotor / aktuat
or hidrolik (power oil) dan pasok cadangan (back up supply) untuk minyak perapat
porosgenerator (seal oil system). Karena pompa ini digerakkan manakala putaran
turbinsudah diatas 90 % dari putaran nominalnya. Pada saat putaran turbin < 90%,
36
BAB III
A.HASIL PENELITIAN
37
sekitar 7% di sistem interkoneksi (Sistem Minahasa-Kotamobagu-Gorontalo). Jam
kerja produksi rata-rata operasi hanya bekerja dengan beban 14 MW. Uap yang
dan demister guna memisahkan butiran-butiran padat ataupun air yang terkandung
dalam uap tersebut. Kemudian uap bersih dengan tekanan 7,13 bar abs , temperatur
165 0C dan laju massa 148-160 t/hr dialirkan ke dalam turbin. Turbin berfungsi
tegangan 11 kV. Selanjutnya uap yang keluar dari turbine dialirkan ke dalam
perpindahan panas dengan kontak langsung antara uap dan air pendingin yang berasal
dari menara pendingin (cooling tower). Air hasil kondensasi (kondensat) dialirkan ke
menara pendingin dengan menggunakan dua pompa hotwell (hotwell pumps) untuk
yang yang tidak dapat dikondensasikan (non condensable gases, NCG) dialirkan ke
unit pemisah gas (Gas Removal System) yang selanjutnya dibuang ke lingkungan. Air
dingin tersebut dipakai untuk proses kondensasi lagi dan sebagian diinjeksikan ke
Fungsi Cooling Tower adalah sebagai alat untuk mendinginkan air panas dari
kondensor dengan cara dikontakkan langsung dengan udara secara konveksi paksa
38
Gambar 15.Sistem Kerja fan cooling tower
Langkah kerja fan cooling tower adalah pertama memompa air panas dari kondensor
menuju menara cooling tower melalui system pemipaan yang pada ujungnya
Air panas yang keluar dari nozzle (spray) secara langsung melakukan kontak
Pada cooling tower juga dipasang katup make up water yang dihubungkan ke
sumber air terdekat untuk menambah kapasitas air jika terjadi kehilangan air
39
Prestasi menara pendingin biasanya dinyatakan dalam “range” dan
“approach”, dimana range adalah penurunan suhu air yang melewati cooling
tower dan approach adalah selisih antara suhu udara wet-bulb dan suhu air
yang keluar.
Perpindahan kalor yang terjadi pada cooling tower berlangsung dari air ke
udara tak jenuh. Ada dua penyebab terjadinya perpindahan kalor yaitu
perbedaan suhu dan perbedaan tekanan parsial antara air dan udara. Suhu
pengembunan yang rendah pada cooling tower membuat sistem ini lebih
hemat energi jika digunakan untuk system refrigerasi pada skala besar seperti
chiller.
pendinginan udara memanfaatkan fan yang di kople dengan poros motor untuk
40
Spesifikasi motor fan cooling tower :
Jenis Motor : AC
Temperatur Max : 60 0C
Komponen yang di
Coople : Fan
Deviation : 0.00%
Lahendong unit 3 di identifikasi karena kondisi fan yang sudah kropos sehingga
41
Gambar 16. Permasalahan Motor Fan Cooling Tower
Kondisi steam yang berasal dari sumur-sumur yang dihasilkan dari area lahendong
Unit 3 memiliki kandungan sulfur dan asam yang sangat tinggi. Kandungan asam dan
sulfur pada steam yang bercampur dengan udara di area PLTP Lahendong
menyebabkan reaksi pada material yang berbahan metal. Reaksi yang ditimbulkan
berupa karat, salah satunya terdapat temuan karat pada fan dan housing motor cooling
tower.
yang telah ditambahkan teknologi berupa pelapisan khusus jadi plastik ini lebih
mempunyai karakteristik yang khas juga memiliki unik. FRP adalah kepanjangan dari
fiberglass reinforce plastic. Aplikasi teknologi pada bahan fiberglass ini sebenarnya
sudah cukup lama digunakan dalam kehidupan manusia. Pengertian Fiberglass FRP
ini sudah banyak dikenal oleh masyarakat mulai pada tahun 1930. Pada masa ini
fiberglass jenis ini banyak digunakan sebagai salah satu perlengkapan perang.
42
Sebagai bahan penyusun perlengkapan perang, bahan fiberglass ini cukup memiliki
peranan yang sangat luas pada saat perang dunia kedua. Pengertian fiberglass frp
Pada saat itu, fiberglass jenis ini digunakan pada bagian kapal dan beberapa jenis
senjata. Bahan ini cukup memiliki keunggulan sehingga dipilih sebagai salah satu
perlengkapan perang yang sangat bermanfaat pada saat itu. Keunggulan FRP
Lining pun sudah dirasakan manfaatnya di bidang industry. Bahkan produk fiberglass
FRP ini telah menjadi bagian sejarah dunia. Walaupun sudah jadi bagian sejarah
dunia tapi penggunaannya secara luas baru dikenal manusia jaman sekarang ini.
Aplikasi teknologi ini pada sebuah perangkat modern ini baru benar-benar dirasakan
dampaknya oleh manusia modern saat ini. Sejarah telah mencatat bahan fiberglass ini
Fibre Reinforced Plastic biasanya digunakan untuk keperluan alat-alat luar angkasa
(roket), otomotif (mobil, motor), kendaraan laut (kapal, kapal selam, dan lain-lain),
43
Tabel 1. Spesifikasi bahan Fiber Reinforced Plastic
(tidak diperkuat)
laminasi Chopped
glass
laminasi woven
roving 45% E-
glass
laminasi satin
E-glass
laminasi
continuous roving
70% E-glass
44
E-glass eproxy 1.99 1,770 (257 ksi) N/A
composite
composite
Material dasar komposit FRP untuk pembuatan Fan dan Housing motor cooling tower
zat kimia terdiri dari penguat serat gelas tipe E ( E-glass) dan matriks polimer/ resin
mekaniknya bagus dan kompatibel dengan berbagai jenis resin thermoset. Resin yang
dipilih disesuaikan dengan kondisi zat kimia dan suhu operasionalnya. Resin yang
digunakan dengan jenis resin vinil dan disesain tahan terhadap asam keras dan alkali
Polyester dengan Laminasi Woven Rovings 45% E-glass berada pada Kekuatan
Renggangan (Mpa) 250 Mpa dan Polyester sedangkan Laminasi Continuous Rovings
70% E-glass berada pada 800 Mpa dengan Kekuatan Tekanan 350 Mpa
B. PEMBAHASAN
tower pada PLTP Lahendong Unit 3. Berdasarkan pengecekan tersebut kondisi dari
impeller sudah tidak layak sehingga kurang maksimal dalam mendinginkan motor fan
45
cooling tower. Ketika dilakukan pengecekan suhu dengan menggunakan thermovisi,
sebapkan oleh Karat atau Bahan kimia keras lainnya terhadap Storage yang bebahan
dasar Mild Steel & Beton atau Concrete dengan harga cukup terjangkau dan awet
tahan lama.
46
FRP LINING Biasa di Gunakan di :
pembuatan tangki ini adalah penggunaan FRP Panel Tank atau yang dikenal sebagai
Fiberglas Reinforced Plastic, sebuah teknologi terbaru yang disusun untuk material
yang digunakan sebagai bahan utama pembuatan tangki air. Teknologi ini membuat
Instalasi Mudah
Atap dan struktur cladding dibuat dari tangki fiberglass yang ringan dan ini
adalah alasan utama yang instalasi mudah. Karena ringan biaya instalasi juga
relatif rendah. FRP adalah bahan yang fleksibel serta cocok di gunakan
pengeboran melalui bahan ini juga mudah dan tidak melanggar tepi lubang
bor.
47
Serbaguna Material
FRP merupakan bahan serbaguna dan dihasilkan dari proses yang dikenal
sebagai Pultrusions. Atap dan struktur cladding dibuat dari FRP efisien dan
tahan lama pada saat yang sama. Produk ini tersedia dengan berbagai warna
dan bisa terlihat baik dalam hampir semua jenis struktur. Sebab kehadiran
Setelah menyelidiki kondisi aktual yang terdapat di unit PLTP Lahendong unit kami
mengetahui beberapa faktor yang menyebabkan kerusakan pada fan dan housing
Posisi motor yang di sebelah samping dari cerobong Cooling tower sehingga
Berdasarkan analisa uap yang dibuat pada tahun 2011, tercatat bahwa kualitas uap
(keasaman dan impuritas) yang disuplai dari Pertamina Geothermal Energy (PGE)
berada di bawah standar dari yang diteloransi oleh manufaktur turbin . Selain itu, jika
dibandingkan dengan PLTP lain di Indonesia, seperti Lahendong Unit I dan II,
Wayang Windu Unit I dan II, dan Kamojang, kualitas uap dari Lahendong Unit III
48
jauh lebih rendah dan tidak cocok untuk operasional pembangkit. Seperti yang
terlihat pada sertifikat analisis, beberapa faktor dari puritas uap dari Lahendong III
nilai actual dari TDS (Total Dissolved Solid) adalah 35 mg/l dan nilai aktual dari
chloride adalah 5.3 mg/l, sedangkan batas dari nilai-nilai tersebut masing-masing
49
4. Analisa Fan Fiber Reinforced Plastic dalam Kondisi Berputar
Material FRP sifatnya lebih ringan dari pada logam sehingga pada kondisi
berputar, putaran dari pada fan dengan material FRP tidak menyebabkan vibrasi
tinggi. Beda halnya fan dengan material logam yang berat, ketika kurang presisi yang
dengan penambahan penguat pada ujung sirip fan maka kemungkinan kerusakan
housing akibat terjadinya turbulensi yang disebabkan oleh perputaran angin didalam
housing fan motor bisa diminimalisir. Sebab udara yang dihisap oleh fan akan
langsung menuju motor dan tidak menabrak housing sehingga tidak merusak housing
dan pendinginan motor menjadi lebih maksimal. Untuk meminimalisir vibrasi pada
Fan FRP sehingga tidak menimbulkan unbalance yang berlebih, pemasangan fan FRP
50
menggunakan lempeng besi yang berfungsi sebagai penguat pada fan. Diantara fan
dan lempeng besi terdapat rubber yang berfungsi agar pemasangan fan lebih rigid
terhadap lempeng besi yang bertujuan shaft dengan fan lebih alignment. Rubber juga
berfungsi sebagai penahan agar fan tidak kontak langsung dengan lempeng besi,
sehingga ketika fan dipasang dan dikencangkan menggunakan baut tidak mengalami
retak/getas.
Motor sinkron adalah motor AC, bekerja pada kecepatan tetap pada sistim
frekuensi tertentu. Motor ini memerlukan arus searah (DC) untuk pembangkitan daya
51
dan memiliki torque awal yang rendah, dan oleh karena itu motor sinkron cocok
untuk penggunaan awal dengan beban rendah, seperti kompresor udara, perubahan
frekuensi dan generator motor. Motor sinkron mampu untuk memperbaiki factor daya
sistim, sehingga sering digunakan pada sistim yang menggunakan banyak listrik
Rotor, Perbedaan utama antara motor sinkron dengan motor induksi adalah
bahwa rotor mesin sinkron berjalan pada kecepatan yang sama dengan
perputaran medan magnet. Hal ini memungkinkan sebab medan magnit rotor
tidak lagi terinduksi. Rotor memiliki magnet permanen atau arus DC-excited,
yang dipaksa untuk mengunci pada posisi tertentu bila dihadapkan dengan
52
Stator, Stator menghasilkan medan magnet berputar yang sebanding dengan
frekuensi yang dipasok. Motor ini berputar pada kecepatan sinkron, yang
Ns = 120 f / P
Dimana :
F = Frekuensi
P = Jumlah kutub
Tabel 3. Asumsi biaya modifikasi fan dan housing motor cooling tower
Harga (Rp)
No Rincian Jumlah
Material FRP Material Besi
Tabel 4. Asumsi biaya pengecetan fan dan housing cooling tower dalam 1 bulan
sekali.
No Rincian Jumlah Harga
53
*karena PLTP Lahendong dijadikan sebagai base load sehingga motor cooling tower
dipaksa untuk terus beroperasi, maka pengecetaan pada fan dan housing motor
cooling tower pada saat mesin beroperasi tidak dimungkinkan dan mengingat
kadungan h2s yang tinggi untuk material besi sangat rawan terhadap korosi
Saving yang didapat dari penggantian material fan dan housing motor cooling
Rp. 33.000.000
7. Benefit
Benefit yang didapatkan dari penggantian material fan motor cooling tower adalah :
54
BAB IV
A. Kesimpulan
Dengan melakukan inisiatif perbaikan yang disarankan maka housing dan fan
motor cooling tower akan lebih tahan dengan kondisi asam dan sulfur pada PLTP
Lahendong karena material FRP tidak bersifat korosi sehingga motor tidak
mengalami overheating dan system pendingin pada cooling tower tetap terjaga.
B. Saran
Untuk hasil yang lebih maksimal agar dilakukan pengkajian lebih lanjut
55
DAFTAR PUSTAKA
Arismunandar, W., 1997, Motor Diesel Putaran Tinggi, PT. Pradnya Paramitha
Electric, Fuji, 2007, Desaign Manual Lahendong III Geothermal Power Plant
Manual Book,. Instruction Manual, Lube oil control System,Fuji Electric System,
https://abisabrina.wordpress.com/tag/penguat/page/3/
http://almon-r.blogspot.com/2008/12/metode-starting-motor-induksi.html
56
Viskositas., http://izzyway-oli-oil.blogspot.com
57