PROPOSAL SKRIPSI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Skripsi ini adalah salah satu syarat untuk mendapatkan Sarjana Teknik di
Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Adapun judul
skripsi ini adalah” Analisa Preventive Maintenance Pada Kondensor Tipe Shell And
Tube Guna Meningkatkan Efektivitas Kerja Mesin Kondensor”.
Selama penelitian dan penulisan skripsi ini penulis ingin berterima kasih
banyak kepada :
1. Bapak Dr.Ir. M. Sabri. M.T., IPM. Asean Eng, Selaku Ketua Departemen
Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Suprianto, S.T., M.T., Ph.D. Selaku Sekertaris Departemen Teknik
Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Ir. Farida Ariani M.T. Selaku Dosen Pembimbing saya yang senantiasa
sabar dan memberikan arahan, bimbingan, motivasi, nasihat dan meluangkan
waktu kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Dian Morfi S.T., M.T. Selaku Dosen Pembimbing kedua saya yang
senantiasa memberikan arahan, bimbingan, dan meluangkan waktu kepada
penulis selama penyusunan skripsi ini.
5. Ayah dan Ibu tercinta yang selalu memberi segala dukungan tak terkiranya baik
moril maupun materil.
6. Teman – teman seperjuangan Teknik Mesin terkhususnya stambuk 2018 yang
sering memberi dukungan dan sharing ilmu kepada penulis.
7. Teman-teman dan sahabat yang berada di tanah rantau yang selalu memberikan
saran, solusi, dan perhatian kepada penulis.
Akhir kata, penulis berharap agar laporan ini dapat bermanfaat bagi
ii
180401119
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR v
DAFTAR RUMUS vi
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan Penelitian 2
1.4 Batasan Masalah Penelitian 2
1.5 Sistematika Penulisan 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4
2.1 Kondensor dan Kondensasi 4
2.1.1 Kondensor kontak langsung 4
2.1.2 Kondensor Tidak Kontak Langsung 4
2.2 Kondenser 5
2.2.1 Prinsip Kerja condenser 8
2.2.2 KomponenUtama Dan Alat Bantu Condenser 8
2.2.3 Penyebab Penurunan Vacum Condenser 9
2.2.4 Siklus Rankine 9
2.3 Klasifikasi Kondensor 10
2.3.1 Direct kontak kondensor 13
2.3.2 Surface Kondensor 13
2.4 Penurunan Tingkat Kevakuman Kondensor 14
2.4.1 Terjadi Fouling pada Kondensor 14
2.4.2 Kerusakan pada Tube Kondensor 15
2.4.3 Level Cooling Water Air Laut Surut 16
2.4.4 Temperatur Cooling Water di atas Normal 17
2.4.5 Gland Steam Exhaust Pressure Low/Control Valve Close 18
2.4.6 Kemampuan Komponen Vakum Menurun 19
2.4.7 Non-Condensable Gasses 19
2.5 Efektivitas Kerja Kondenser 20
iv
2.6 Maintenance 21
2.6.1 Pengertian Maintenance 21
2.6.2 Jenis Jenis Maintenance 22
2.6.3 Tujuan Maintenance 24
2.6.4 Fungsi Maintenance 24
2.7 Bagian bagian dari Pemeliharaan 25
2.7.1 Produksi 25
2.7.2 Teknikal 26
2.7.3 Keselamatan Kerja 27
2.8 Preventive Maintenance 27
2.9 Sistem Pemeliharaan pada Kondensor 28
2.9.1 Backwash Condenser 28
2.9.2 Cleaning Tubes Condenser 29
2.9.3. Checking Air Leakage in Condenser 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 31
3.1 Waktu dan Tempat Penilitian 31
3.1.1 Waktu penelitian 31
3.1.2 Tempat penelitian 31
3.2 Objek Penelitian 32
3.3 Jenis Maintenance Yang Digunakan 33
3.4 Rancangan Penelitian 34
3. 5 Pelaksanaan Penelitian 34
v
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR RUMUS
Rumus 2.1 20
Rumus 2.2 20
1
BAB I
PENDAHULUAN
Cara PLTU bekerja yaitu menggunakan siklus rankine yang merupakan sistem
tertutup. Air dipanaskan didalam furnace hingga berubah menjadi uap kering. Setelah
itu uap kering akan ke turbin untuk memutarnya dengan generator yang seporos,
sehingga generator akan ikut berputar dan menghasilkan listrik [2].
Salah satu komponen utama dari PLTU yaitu kondensor merupakan tempat
terjadinya proses kondensasi uap, dimana uap berubah fase menjadi cair. Uap
tersebut, sebelumnya dimanfaatkan untuk memutar turbin. Hal ini bertujuan untuk
menghemat.
2
penggunaan air karena air terus tersikulasi, serta dapat menjaga kemurnian air
yang digunakan dalam sistem boiler. Pendinginan di kondensor menggunakan media
air laut yang dialirkan didalam tube condenser.
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dibuat rumusan masalah yaitu :
Analisa Preventive Maintenance Pada Kondensor Tipe Shell And Tube Guna
Meningkatkan Efektivitas Kerja Mesin Kondensor.
Skripsi ini dibagi dalam beberapa bab dengan garis besar tiap bab adalah
sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan Bab ini berisikan latar belakang, tujuan penelitian, batasan
masalah penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
3
BAB II Tinjauan Pustaka Bab ini berisikan landasan teori yang digunakan yaitu
mengenai alat kompenen stasiun sterilizer, prinsip kerja dan teori dasar mengenai
stasiun sterilizer.
BAB III Metodologi Penelitian, pada bab ini akan dibahas mengenai metode
yang akan digunakan untuk menyelesaikan penulisan skripsi. Pada bab ini juga akan
dibahas mengenai langkah-langkah penelitian, pengolahan dan analisa data yang akan
digunakan untuk menyelesaikan permasalahan dari topic yang di pakai.
BAB IV Hasil dan Analisa Penelitian Bab ini membahas tentang hasil data
yang diperoleh dari setiap penelitian.
BAB V Kesimpulan dan Saran Bab ini sebagai penutup berisikan kesimpulan
dan saran yang mendukung.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Single pass
Air pendingin pada kompresor jenis single pass ini hanya digunakan sekali
siklus pendingin. Uap masuk kedalam steam inlet connection, kemudian uap akan
bersentuhan dengan permukaan tube yang berisi air pendingin dengan temperature
yang lebih rendah.
b. Two Pass
Kondensor jenis Two pass memiliki prinsip kerja yang sama dengan kondensor
jenis single pass, letak perbedaannya terdapat pada aliran air pendingin yang dua kali
digunakan dalam satu kali proses pendinginan. Condenser Berdasarkan alirannya
surface condenser terbagi atas parallel flow dan counter flow.
5
Pada parallel flow arah aliran masuk dan keluar antara uap dan air pendingin
searah, berbeda dengan counter flow yang alirannya berbeda. Sedangkan proses
kondensasi merupakan suatu proses yang terjadi ketika temperature uap berada
dibawah temperature jenuhnya, akibat dari uap jenuh bersentuhan dengan media yang
memiliki temperature lebih rendah. Dalam proses kondensasi idealnya, kalor yang
dilepas oleh uap tidak membuat temperaturnya berubah, tetapi terjadi perubahan fase
(kalor laten). Sedangkan kalor yang diterima oleh air pendingin mengalami perubahan
temperature tanpa terjadi perubahan fase (kalor sensible). Pada proses kondensasi
tekanan dalam kondensor di design memiliki tekanan vacuum dengan menurunkan
tekanan dalam kondensor menggunakan air ejector. Kondisi vakum terjadi karena
nozzle pada air ejector, dimana steam dari Auxiliary Steam HP Turbine dilewatkan
percabangan LP Turbine dari kondensor. Pada kondisi ini steam dari LP Turbine
tertarik dengan lebih cepat dengan tingkat kondensasi yang lebih rendah.
Steam dari pencampuran Auxiliary Steam Turbine dan LP Turbine didalam air
ejector kemudian mengalami kondensasi karena kontak dengan air kondensat dari
Condensate Expansion Pump (CEP) dan dialirkan kembali ke hotwell. Air kondensat
yang naik temperaturnya kemudian dialirkan menuju Gland Steam Condenser (GSC)
yang kemudian akan dialirkan ke Low Pressure Heater sedangkan air kondensat dalam
GSC yang memiliki tekanan rendah akan dialirkan kembali ke hotwell untuk dinaikkan
tekanannya dengan CEP.
2.2 Kondenser
Kondensor adalah alat yang berfungsi untuk mengembunkan uap yang telah
memutar turbin untuk dijadikan air yang akan digunakan untuk siklus selanjutnya.
Sebelum masuk kedalam kondensor, air laut biasanya melewati debris filter yang
berfungsi untuk menyaring kotoran-kotoran ataupun Lumpur yang terbawa air laut.
Agar uap dapat bergerak turun dengan lancar dari sudu terakhir LP Turbin, maka
Vakum kondensor harus dijaga
mengalir menuju kondensor untuk diubah menjadi air (dikondensasikan), hal ini terjadi
karena uap bersentuhan langsung dengan pipa-pipa (tubes) yang didalamnya dialiri
oleh air pendingin. Oleh karena kondensor merupakan salah satu komponen utama
yang sangat penting, maka kemampuan kondensor dalam mengkondensasikan uap
keluaran turbin harus benar–benar diperhatikan, sehingga perpindahan panas antara
fluida pendingin dengan uap keluaran turbin dapat maksimal dan pengkondensasian
terjadi dengan baik. Kondensor terdiri dari tube-tube kecil yang melintang. Pada tube-
tube inilah air pendingin dari laut dialirkan. Sedangkan uap mengalir dari atas menuju
ke bawah agar mengalami kondensasi atau pengembunan. Sebelum masuk kedalam
kondensor, air laut biasanya melewati debris filter yang berfungsi untuk menyaring
kotoran-kotoran ataupun lumpur yang terbawa air laut.
Agar uap dapat bergerak turun dengan lancar dari sudu terakhir turbin, maka
vakum kondensor harus dijaga, karena dengan ada vakum pada kondensor akan
membuat tekanan udara pada kondensor menjadi rendah. Dengan tekanan yang lebih
rendah di kondensor, maka uap akan bisa bergerak dengan mudah menuju kondensor.
Fungsi kondensor adalah mengkondensasikan uap bekas dari turbin menjadi air
kondensat melalui pipa-pipa pendingin agar dapat disirkulasikan kembali. Akibat
kondensasi ini sisi uap kondensor termasuk hotwell berada pada kondisi vacuum.
Prinsip kerjanya, air laut sebagai media pendingin masuk ke water box condensor
didistribusikan ke pipa-pipa kecil (tube condenser) untuk menyerap panas yang
diterima tube dari extraction steam LP-turbine. Selain itu kondensor juga berfungsi
untuk menciptakan back pressure yg rendah atau vacuum pada exhaust turbin. Dengan
adanya vakum yang rendah, maka bisa meningkatkan efisiensi turbin dan siklus kerja
turbin lebih meningkat karena tidak terjadi back pressure dan juga menurunkan vibrasi
pada bearing turbin. Karena sangat berpengaruh terhadap efisiensi dan keandalan
turbin maka perawatan kondensor harus selalu terjaga dan juga kebersihanya.harus
terhindar dari sampah dan biota laut sangat mengganggu unjuk kerja kondensor
2. Condensate Pump
7
3. Cathodic Protection
4. Ferros Pump
6. Conductivity Meter
7. PH Meter
9. Injektion Cholopac
Kondensor dan peralatan bantu / Auxiliari harus dijaga kondisinya dala satu
tahun sekali harus selalu diadakan pengecekan dan perawatan baik yg ada didalam
maupun luar. Faktor kebersihan tube mempunyai pengaruh terhadap Efisiensi unit oleh
karena kebersihan terutama pada saat laut surut pengaturan outlet valve kondensor
harus disesuaikan dengan keadaan unit.
Jatuhnya vakum kenaikan perbedaan suhu antara uap dan air pendingin karena
kontaminasi, sesuai dengan property of scale dan kondisi permukaan bagian dalam
tube, metode bagian dalam tube, antara lain :
Prinsip kerja kondensor adalah mengubah uap sisa keluaran low pressure turbin
menjadi air kembali, proses perubahannya dilakukan dengan cara mengalirkan uap ke
dalam ruangan yang berisi pipa-pipa. Kemudian pipa-pipa ini akan dialirkan air
pendingin dari cooling tower. Lalu, uap akan mengalir dari atas menuju ke bawah agar
mengalami kondensasi atau pengembunan. Sebelum masuk kedalam kondensor, air
pendingin biasanya melewati debris filter yang berfungsi untuk menyaring kotoran-
kotoran ataupun lumpur yang terbawa dari air sungai.
Kondensor merupakan alat yang digunakan untuk mengubah uap tekanan
rendah yang telah digunakan pada turbin menjadi air. Perubahan fasa ini berlangsung
karena pada kondensor terdapat fluida pendingin yang dialirkan di dalam pipa dan
permukaannya bersentuhan langsung dengan uap, sehingga terjadi proses kondensasi
dan akan ditampung pada hotwell (penampung sementara). Oleh karena itu kondensor
merupakan salah satu komponen utama yang sangat penting, maka kemampuan
kondensor dalam mengkondensasikan uap keluaran turbin harus benar–benar
diperhatikan
2. Waterbox condenser
4. Hotwell
5. Pipasalurankeluar
diambil untuk memanaskan feedwater heater atau dengan istilahnya sejumlah uap
diekstraksi ke feedwater heater (tekanan ekstraksi)
Siklus 1-2-3-4-B-1 adalah siklus Rankine Jenuh, yang berarti uap jenuh ke
dalam turbin. Siklus 1’-2’-3-4-B-1’ merupakan siklus Rankine uap super panas karena
uap super panas yang masuk turbin. Siklus tersebut melalui proses sebagai berikut: 1
– 2 atau 1’ – 2’: ekspansi adiabatic reversible dalam turbin, uap keluar pada 2 atau 2’
berada dalam daerah campuran dua fase 2 – 3 atau 2’ – 3: panas keluar pada suhu dan
tekanan konstan di kondensor 3 – 4: kompresi abiabatic
Shell and tube condenser atau kondensor tipe tabung dan pipa
digunakan pada kondensor berukuran kecil sampai besar biasa digunakan
untuk air pendingin berupa ammonia dan freon. Seperti terlihat pada
gambar didalam kondensor.
Air pendingin masuk melalui pipa bagian bawah kemudian keluar melalui pipa bagian
atas. Jumlah saluran maksimum yang dapat digunakan sebanyak 12, semakin banyak
jumlah saluran yang digunakan maka semakin besar tahanan aliran air pendingin. Pipa
pendingin ammonia biasa terbuat dari baja sedangkan untuk freon biasa terbuat dari
pipa tembaga (Candra, 2013).
1. Bila terjadi kebocoran tube condensor tidak sampai merusak kwalitas air
kondensate karena air yang digunakan sebagai pendingin kwalitasnya sama
3. Perawatan mudah
4. Lingkungan bersih
Kondensor jenis ini paling banyak digunakan pada power plant atau PLTU,
karena jenis ini dipandang lebih praktis, ekonomis, dan efisien baik tempat maupun
pemeliharaanya. Terutama untuk power plant / pembankit yang berskala besar.Type
ini merupakan Heat exchanger tipe shell and tube dimana meknisme perpindahan
panas utama adalah condensasi saturated steam pada sisi luar tube dan pemanasan
secara konveksi paksa dari sirkulating waternya ada didalam tube kondensor.
1. Bila mana terjadi kebocoran tube condensor seluruh air condensate akan
tercontaminasi air pendingin (sea water).
karena secara natural kondensor akan memiliki kecenderungan terjadi fouling, hal ini
karena cooling water yang digunakan yaitu air laut yang banyak terdapat endapan dan
kotoran-kotoran lainnya
yang semakin hari akan menimbilkan penipisan pada tube dan dapat berakibat
kebocor pada tube kondensor tersebut. Kebocoran tersebut akan berpengaruh besar
dalam kinerja kondensor yang mana juga akan berakibat pada penurunan efisiensi
termail yang dibangkitkan pada sebuah pembangkit
16
Pasang surut air laut mempunyai pengaruh pada kevakuman kondensor yang
erat kaitannya dengan flow rate ketika air laut pasang dan ketika air laut surut. Sebagai
dasar pembahasan kita lihat prinsip perpindahan panas, dimana terdapat persamaan
energy balance. Hal ini karena pada kondensor terjadi perpindahan panas antara steam
dan air sehingga menyebabkan steam mengalami perubahan fase. Adapun persamaan
tersebut adalah Q = M Cp ΔT. Dimana M adalah jumlah cooling water flow rate yang
masuk ke kondensor. Dengan asumsi Cp air laut tetap maka ΔT akan berubah
mengikuti perubahan pasang surut air laut atau flow rate sea water (cooling water).
Ketika flow cooling water rate besar (M) atau ketika air laut pasang maka akan
menyebabkan penurunan selisih temperature cooling water inlet dan outlet kondensor
(ΔT). Semakin tinggi temperature outlet cooling water maka vakum kondensor akan
semakin rendah. Dalam pengaturan flow cooling water kondensor ini, pengaturan
dilakukan dengan mengatur pembukaan motor valve outlet kondensor. Pengaturan ini
akan berdampak pada perubahan pressure inlet dan outlet kondensor, kecepatan aliran
cooling water pada tube kondensor, dan cooling water flow rate ke kondensor. Berikut
kami sajikan grafik perbandingan cooling water flow rate dan pressure kondensor.
Terlihat pada grafik perbandingan cooling water flow rate dan pressure
kondensor, terlihat bahwa semakin besar flow rate cooling water
menyebabkan pressure kondensor semakin rendah (kondensor semakin
vakum), hal ini dikarenakan proses kondensasi akan berlangsung lebih
optimal. Biasanya untuk bukaan valve ketika air laut pasang adalah 65% dan
untuk air laut surut adalah 55%
Gland steam ini erat kaitannya dengan sistem sealing pada turbin.
Gland steam sealing ini berfungsi untuk mengurangi kebocoran uap,
khususnya pada celah shaft, mengurangi intrusi udara ke dalam turbin,
khususnya pada turbin LP , dan sebagai uap perapat poros turbin. Tekanan
seal steam di dalam saluran pipa header harus selalu dijaga stabil. Karena jika
saja tekanan tersebut hilang maka akan sangat membahayakan turbin uap.
Uap air di dalam turbin HP akan bocor keluar melalui sela -sela labyrinth seal,
dan pada sisi turbin LP udara atmosfer akan masuk. Ap abila tekanannya
rendah, maka udara atmosfer dari luar akan masuk ke turbin dan akan
bercampur dengan uap yang nantinya dibawa ke kondensor.
dalam menjaga tekanan uap gland steam sealing tetap stabil. Control valve
akan otomatis membuka dan membuang apabila terjadi steam yang berlebihan
dan akan menutup bila steamnya sudah tepat. Jika terjadi penutupan pada
control valve maka apabila terjadi steam berlebih akan terjadi overheat pada
turbin.
Komponen Vakum seperti halnya vacuum pump dan water jet ejector
mempunyai peran yang besar dalam proses pembuatan vakum pada
kondensor. Kemampuan pompa vakum dan water jet ejector akan menurun
karena kerusakan mekanis yang disebabkan oleh zat kimia terkandung pada
fluida yang menyebabkan korosi, terjadi aus pada pompa karena kura
pelumasan (oli), dan bisa juga disebabkan karena terjadi kavitasi pada
komponen tersebut. Hal – hal tersebut mempengaruhi unjuk kerja yang akan
dihasilkan alat bantu vakum, maka dari itu alat bantu vakum juga memerlukan
pemeliharaan.
uap. Adapun beberapa tempat yang dapat menjadi sumber gas leakage sebagian
seperti pada gambar di bawah. Gas-gas tersebut akan menyelimuti permukaan
luar tube-tube kondensor, hal ini akan menyebabkan berkurangnya kecepatan
transfer panas antara uap (steam) dengan cooling water (sea water). Sehingga
ketika kecepatan transfer panas berkurang hal ini akan menyebabkan
peningkatan pressure kondensor.
Variabel-variabel yang perlu diperhatikan antara lain massa aliran fluida panas,
massa aliran fluida dingin, temperature fluida panas yang masuk, temperature fluida
panas yang keluar, temperature fluida dingin yang masuk, temperature fluida dingin
yang keluar, dan tekanan (Rudianto dan Zata, 2016).
Dalam proses pengubahan uap menjadi air terdapat berbagai macam parameter
yang harus dijaga, diantaranya: tingkat kevakuman dalam kendensor, temperatur dan
tekanan air pendingin, serta temperature uap yang akan dikondensasi. Parameter
tersebut sangat berpengaruh terhadap efektivitas kondensor pada khususnya dan
efisiensi pembangkit pada umumnya. Efektivitas kondensor menurun seiring dengan
penurunan vakum kondensor pada beberapa kondisi operasi (Apollo, 2014).
21
dimana:
ε = efektiveness heater
C = capacity ratio
Dimana:
2.6 Maintenance
• Corrective maintenance
• Breakdown Maintenance
• Preventive Maintenance
• Predictive Maintenance
• Corrective maintenance
2.7.1 Produksi
2.7.2 Teknikal
Air leakage test pada kondensor bisa dilakukan dengan berbagai cara,
diantaranya yaitu pengujian dengan gas tracer seperti dengan
30
menggunakan gas helium atau halogen. Selain itu juga bisa dilakukan air
leakage test secara ultrasonic ataupun secara thermograph, selain itu tes leak
dengan air merupakan salah satu yang paling murah dan banyak dilakukan.
Perlu diketahui juga bahwasanya pada PLTU biasanya memiliki peralatan
khusus untuk tes leak pada tube baik itu kondensor maupun heat transfer
equipment lainnya.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Minggu
No Kegiatan Ke-
1 2 3 4 5 6
1 Kajian Literature
2 Survey Pabrik
3 Penelitian
4 Pembuatan Laporan
6 Sidang Akhir
Gambar 3. 2 Kondenser
Dalam sebuah penelitian kita harus teliti dan jelas dalam mengamati
objek yang di teliti. Rancangan penelitian merupakan rencana menyeluruh
dari penelitian mencakup hal yang akan dilakukan penelitian mulai dari
membuat hipotesis dan implikasinya secara operasional sampai pada
analisa akhir, datayang selanjutnya disimpulkan dan diberikan saran.
3. 5 Pelaksanaan Penelitian
1. Menentukan masalah
4. Pengumpulan data
Studi Pendahuluan
Observasi lapangan
Studi literatur
Perumusan Masalah
daripada latar belakang
penelitian
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh masalah pada kondenser
-Untuk menjadikan condenser lebih awet digunakan
untuk jangka panjang.
Untuk mengidentifikasi kerusakan yang sering terjadi
pada condenser
Tidak
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Berhasil
Ya
Kesimpulan dan Saran
Selesai
DAFTAR PUSTAKA
Elvionita Chalsia Topuh, Lily Setyowaty Patras, Brave Angkasa Sugiarso, (2019).
Aplikasi Pembelajaran Interaktif Pembangkit Listrik Tenaga Uap. Jurnal Teknik
Informatika, Vol. 14, No. 2, hal 183 - 192.
Akhmad Syarief, Rangga Mahesa, (2021). Analisis Performa Turbine Oil Cooler Di
Pltu Asam Asam Unit 1. Jurnal Info-Teknik.
Mohamad Ridwan, Rosna Yuherlina, Dimas Andhika Putra, (2020). Analisa dan
Penanganan Terjadinya Penurunan Kevakuman pada Kondensor Utama Terhadap
Kinerja Turbin Uap Di Kapal LNG. Jurnal Prosiding Seminar Pelayaran dan Riset
Terapan, Vol. 2, No 1, hal 130 – 139
Amrina Rosyada, Arina Rizqia Anhar, Indra Silanegara, (2017). Analisis Kinerja
Kondensor Unit Iv Sebelum Dan Sesudah Overhaul. Jurnal Poli-Teknologi
38
Harun Al Rosyid, Retno Aita Diantari, Andik Susilo, (2016). Pengaruh Perawatan
Condenser Terhadap Tekanan Condenser Di STG Blok 2 PLTGU Tambak Lorok.
Jurnal Power plant, Vol. 4, No. 1, hal 27 – 32
Instalasi Pembangkit PLTU. 2007. Sistem Air Pendingin. PT. PLN (Persero) Unit
Pendidikan dan Pelatihan Suralaya
39
40