Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PRAKTIKUM

PRESTASI MESIN

Disusun Oleh :

NAMA : MHD RUSDI NURSIDIK

NPM : 1707230040

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH SUMATERA UTARA

2020
Daftar Isi
Cover
Lembar Pengesahan Praktikum Prestasi Mesin
Lembar Asistensi Modul Refrigrant
Lembar Asistensi Modul Pompa
Lembar Asistensi Modul Motor Bakar Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar Daftar Tabel
Daftar simbol dan singkatan

BAB 1. REFRIGRANT (MESIN PENDINGIN

1.1 Pendahuluan Praktikum Refrigrant

1.1.1 Latar Belakalang Refrigrant

1.1.2 Tujuan Praktikum Refrigrant

1.1.3 Manfaat Praktikum Refrigrant

1.2 Tinjuan Pustaka Refrigrant

1.2.1 Refrigrant (Mesin Pendingin)

1.2.2 Jenis-Jenis Mesin Pendingin

1.2.3 Fungsi Mesin Pendingin

1.2.4 Cara Kerja Mesin Pendingin

1.2.5 Bagian Utama Mesin Pendingin Kompresi Uap

1.2.6 Beban Pendinginan

1.2.6.1 Refrigerant

1.2.7 Istilah - istilah Mesin Pendingin


1.2.8 Rumus Perhitungan

1.3 Metodologi Praktikum Refrigrant

1.3.1 Waktu dan Tempat

1.3.1.1 Waktu Praktikum

1.3.1.2 Tempat Praktikum

1.3.2 Alat dan Bahan yang Digunakan

1.3.2.1 Alat yang Digunakan

1.3.2.2 Bahan Praktikum

1.3.3 Langkah Kerja

1.4 Hasil dan Pembahasan

1.4.1 Data 1 (Orifice)

1.4.2 Data 2 (Capiler)

1.5 Kesimpulan dan Saran

1.5.1 Kesimpulan

1.5.2 Saran

BAB 2. POMPA

2.1 Pendahuluan Praktikum Pompa

2.1.1 Latar Belakalang Pompa

2.1.2 Tujuan Praktikum Pompa

2.1.3 Manfaat Praktikum Pompa


2.2 Tinjauan Pustaka

2.2.1 Dasar Teori Pompa

2.2.2 Pengertian Fluida Dan Head

2.2.3 Jenis-Jenis Pompa

2.2.4 Operasi Seri Dan Paralel

2.2.5 Pompa Sentrifugal dan Prinsip Kerja

2.2.6 Teori dan Persamaan yang Mendukung Percobaan

2.2.7 Rumus-rumus Perhitungan

2.3 Metodologi Praktikum Pompa Sentrifugal

2.3.1 Waktu dan Tempat

2.3.2 Alat dan Bahan yang Digunakan

2.3.3 Langkah Kerja Praktikum

2.4 Hasil dan Pembahasan

2.4.1 Single Pomp

2.4.2 Pompa Seri

2.4.3 Pompa Paralel

2.5 Kesimpulan dan Saran

2.5.1 Kesimpulan

2.5.2 Saran
Bab 3. Motor Bakar

3.1 Pendahuluan Praktikum Motor Bakar

3.1.1 Latar Belakang Motor Bakar

3.1.2 Tujuan Praktikum Motor Bakar

3.1.3 Manfaat Praktikum Motor Bakar

3.2 Tinjauan Pustaka

3.2.1 Latar Belakang Motor Bakar

3.2.2 Motor Bensin (Mesin Otto)

3.2.3 Prinsip kerja motor bensin

3.3 Metodologi Praktikum Motor Bakar

3.3.1. Waktu dan Tempat

3.3.2 Alat dan Bahan

3.3.3 Langkah kerja

3.4 Hasil dan Pembahasan

3.5 Kesimpulan dan saran

Daftar Pustaka
Lampiran
BAB 1

REFRIGRANT (MESIN PENDINGIN)

1.1 Pendahuluan Praktikum Refrigrant

1.1.1 Latar Belakang


Kebutuhan mesin pendingin yang meningkat pada daerah-daerah
tertentu telah menyebabkan banyaknyapermintaan mengenai tenaga-tenaga
yang memiliki kemampuan dasar tentang prinsip kerja mesin pendingin.
Secara umum mesin pendingin mempunyai prinsip kerja yaitu
dengan cara refrigerant yang berada di dalam kompresor dinaikkan
tekanannya sampai menjadi gas. Kemudian zat refrigerant itu dialirkan ke
dalam kondensor untuk diubah menjadi cair untuk selanjutnya dialirkan ke
dalam katup ekspansi. Setelah melewati katup ekspansi kemudian zat
refrigerantdiekspansikan ke dalam evaporator dalam keadaan gas untuk
mengambil panas dari lingkungan untuk selanjutnya diteruskan ke
kompresor demikian seterusnya.

Secara umum mesin pendingin hanya dipakai untuk proses


pendinginan ruangan saja, tetapi pada masa-masa sekarang ini telah
dijumpai prinsip kerja dari mesin pendingin yang diaplikasikan untuk
proses pengawetan, penyerapan kalor dari bahan-bahan kimia pada industri
petrokimia, perminyakan serta industri lain.

1.1.2 Tujuan Praktikum Refrigrant Adapun tujuan praktikum ini adalah:


1. Mengetahui tentang besarnya COP dari instalasi mesin pendingin,
energi yang hilang dari setiap potongan duct, dan efisiensi ketel
sebagai komponen pelengkap instalasi P.A. HILTON.
2. Mengetahui besarnya kapasitas pendinginan, COP berdasarkan
siklus refrigerant , dan efisiensi dari evaporator sebagai komponen
utama heat exchanger.
1.1.3 Manfaat Praktikum Refrigrant

Dengan melaksanakan praktikum mesin pendingin ini, akan dapat


memahami dan mengenal proses serta siklus-siklus termodinamika yang
terjadi dan dapat mengetahui komponen yang terlibat di dalamnya sehingga
praktikan dapat mengetahui pengaruh-pengaruhnya dalam unjuk kerja
mesin.

1.2 Tinjauan Pustaka Refrigrant


1.2.1 Mesin Pendingin

Mesin pendingin adalah mesin konversi energi yang dipakai untuk


memindahkan kalor dari reservoir panas bertemperatur tinggi menuju
reservoir panas bertemperatur lebih tinggi dengan menambahkan kerja
kalor dari luar. Secara jelasnya, mesin pendingin merupakan peralatan yang
digunakan dalam proses pendinginan suatu materi (fluida) sehingga
mencapai temperatur dan kelembapan yang diinginkan dengan jalan
menyerap panas (kalor) dari meteri (fluida) yang dikondisikan atau dengan
kata lain menyerap panas dari suatu panas dari reservoir dingin dan
diberikan ke reservoir panas.
Gambar 2.1 mesin pendingin lab UMSU

1.2.2 Jenis-jenis Mesin Pendingin

1. .Air conditioner
Untuk mempertahankan kelembapan relatif di dalam suatu ruangan,
sehingga diperoleh kesegaran serta kenyamanan. Mesin ini banyak
digunakan pada laboratorium, tempat tinggal, kantor, dll

Gambar 2.2 Air Conditioner


2. Cold storage

Mesin ini digunakan untuk menjaga kestabilan temperatur ruangan


(menjaga temperatur dan kelembapan). Berfungsi untuk menyimpan bahan
makanan dan minuman, alat kedokteran, dan yang lainnya.

Gambar 2.3 Cold Storage

3. Freezer
Mesin ini berfungsi untuk mendapatkan temperatur yang sangat
rendah dan biasanya mencapai 00 C.Digunakan pada pembuatan es, untuk
pengawetan daging, ikan, dan lainnya. Menurut cara kerjanya mesin
pendingin ini bagus untuk pembuatan es.

Gambar 2.4 Freezer


1.2.3 Fungsi mesin pendingin

Secara umum mesin pendingin mempunyai fungssi sebagai berikut :


1. Menjaga temperatur udara yang berada pada suatu ruang
2. Menyimpan bahan makanan agar tidak cepat membusuk
3. menyerap kalor yang ada pada suatu ruangan

1.2.4 Cara kerja mesin pengingin

Menurut cara kerjanya mesin pendingin dapat dibagi menjadi 2,yaitu :


1. Mesin pendingin dengan siklus kompresi uap
Mesin ini berfungsi untuk menaikkan tekanan uapzat pendingin dari
evaporator kemudian mendorongnya ke dalam kondensor agar mudah
diembunkan.

Gambar 2.5 Siklus sistem pendingin kompresor uap

2. Mesin pendingin dengan siklus pendinginan absorpsi


Mesin ini menggunakan zat penyerap, generator, dan absorbsi fluida.
Kerja sistem zat pendingin yang bertekanan rendah dihisap oleh larutan cair
dalam absorsi. Proses absorbsi dilakukan secara adiabatis, suhu larutan naik
dan absorbsi uap akan berhenti. Untuk mengaitkan proses absorbsi, absorso
didinginkan oleh udara atau air lalu melepas kalor ke udara bebas. Lalu
dipompakan ke tekanan tinggi. dalam generator uap dikeluarkan dan
larutan menyerap dengan menambahkan kalor.

Gambar 2.7 Sistem Pendinginan Absorbsi Sumber : Refrigerasi dan


Pengkondisian Udara (W.F.Stoecker,1992 : l87)

1.2.5 Bagian Utama Mesin Pendingin Kompresi Uap

1. Kompresor

Adalah Alat yang digunakan untuk mengkompresikan refrigerant (zat


pendingin) yang berbentuk uap ke dalam kondensor sehingga tekanannya
naik dan mudah diembunkan.
Gambar 2.8 kompresor

2. Kondensor
berfungsi untuk mengubah refrigerant yang mempunyai
fase/wujud uap menjadi cair pada tekanan konstan (sebagai alat
pengembun refrigerant).

Gambar 2.9 Kondensor

3. Mempunyai fungsi untuk menguapkan cairan refrigerant agar


mudah menguap jika mendapat panas.
Gambar 2.10 Evaporator

4. Evaporator

Berfungsi untuk menyerap panas dari udara luar sehingga


refrigerant berubah fase menjadi uap.

Gambar 2.11 evaporator


1.2.6 Beban Pendinginan
1. Internal

a. Beban pendinginan yang diakibatkan adanya sejumlah kalor yang


dilepas dari produk (orang) yang berada di dalam ruangan
pendinginan itu. Beban ini tergantung dan sebanding dengan
banyaknya orang (n), kalor yang dilepas (q) dan faktor beban (CL).
b Peralatan Beban pendinginan yang diakibatkan adanya sejumlah kalor
yang dilepas dari peralatan-peralatan yang berada di dalam ruangan
pendinginan tersebut. Beban ini tergantung dan sebanding dengan
besarnya power atau daya (P), faktor bullast (CB) dan faktor beban
(CL).

qx = P.Bf.CLf

dimana : qx : beban pendinginan peralatan (J/s)


P : power peralatan
Bf : faktor bullast (lampu Fo 1,25 ; lampu pijar = 30)
CLf : faktor beban pendinginan 2.
2. Eksternal

a. Ventilasi

Beban pendinginan yang diakibatkan adanya pertukaran udara dengan


luar ruangan tetapi terkendali untuk memenuhi kebutuhan akan udara
yang dibutuhkan oleh tiap produk (orang). Beban ini tergantung dan
sebanding dengan jumlah orang (n), kebutuhan udara tiap orang (Vr),
besar perbedaan enthalpy udara luar dengan dalam serta densitas (ρ)

qb= n.mv.∆h.CLf
dimana : qb : beban pendinginan ventilasi (J/s)
mv : kebutuhan udara tiap detik (kg/s)
∆h : kandungan kalor (beda enthalpy luar & dalam)
Kj/kg
b. Infiltrasi

Beban pendinginan yang diakibatkan adanya pertukaran udara


pendinginan denganudara luar tanpa terkendali. Beban ini
tergantung dan sebanding dengan bukaan tiap jalan (x), volume
ruangan (Vr), besar perbadaan enthalpy udara luar dengan dalam,
serta densitas (ρ).

qA = ̅ v.∆h.CLf

dimana : qA : beban pendinginan infiltrasi (J/s)

̅v : laju infiltrasi

CLf : faktor beban pendinginan

c. Radiasi

Beban pendinginan yang disebabkan adanya kalor yang berasal dari


luar ruangan berupa radiasi sinar matahari (beban panas matahari
yang melalui permukaan tembus cahaya).

d. Perpindahan panas

Beban pendinginan yang disebabkan adanya kalor yang diserap oleh


dinding (tak tembus cahaya) yang kemudian terkonduksi ke dalam
ruangan.

Q = u.A.∆T (Kj/det)
dimana : u : koefisien perpindahan panas total (KJ/det.m2.K)
A : luas panas (m2)
∆T : beda suhu terhadap lingkungan (K)

2.2.6.1 Refrigerant

Refrigerant adalah zat yang pada tekanan 1 atm mempunyai titik


didih sangat rendah sampai -157 oC.Refrigerantbertindak sebagai media
penghantar kalor pada proses pemindahan kalor dari produk yang
diinginkan ke media pendingin. Refrigerant mengalir dalam refrigerator dan
bersirkulasi melalui komponen fungsional untuk menghasilkan efek
mendinginkan dengan cara menyerap panas melalui ekspansi dan evaporasi.
Macam – macam Refrigerant

1. Berdasarkan penggunaan refrigerant dibagi menjadi 2 yaitu :

a. Refrigerant Primer

Refrigerant yang digunakan pada sistem kompresi uap (R-22, R-134).

b. Refrigerant

Sekunder Cairan-cairan yang digunakan untuk membawa energi kalor


bersuhu rendah dari suatu lokasi ke lokasi lain.

2. Berdasarkan komponen penyusun

a. Senyawa Holocarbon

Mempunyai satu atau lebih atom dari salah satu halogen.

b. Anorganik

Merupakan refrigerant terdahulu yang masih digunakan padasaatini,


contoh : amonia (NH3), air (H2O), udara, CO2, SO2
c. Hidrocarbon

Banyak senyawa hidrocarbon yang digunakan sebagairefrigerant,


khususnya untuk dipakai pada industri perminyakandan petrokimia.
Diantaranya adalah metana (CH4), propana (C3H8)dan etana (C2H6).
d. Azeotrop

Suatu senyawa azeotrop dua substansi adalah campuran yang


dapatdipisahkan komponen-komponennya secara destilasi.
Azeotropmenguap dan mengembun sehingga suatu substansi tunggal
yangsifat-sifatnya berbeda dengan unsur pembentuknya. Misal:
refrigerant SO2 yang merupakan campuran 48,8% R-22 dengan51,2%
R-115.

Syarat– syarat Refrigerant

Agar diperoleh sistem refrigerasi yang memiliki peformamaksimum


maka pemilihan refrigerant harus benar-benar diperhatikan. Adapun syarat-
syaratnya antara lain:
1. Tekanan penguapan harus tinggi, Sebaiknya refrigerant memiliki
temperatur penguapan pada tekanan yang lebih tinggi, sehingga dapat
dihindari kemungkinan terjadinya vakum pada evaporator dan turunnya
efisiensi volumetrik karena naiknya perbandingan kompresi.
2. Tekanan pengembunan yang tidak terlampau tinggi Apabila tekanan
pengembunannya rendah, maka perbandingan kompresinya menjadi
lebih rendah sehingga penurunan prestasi kompresor dapat dihindari.
3. Kalor laten penguapan harus tinggi Karena menguntungkan untuk
kapasitas refrigerasi yang sama jumlah refrigerant bersirkulasi menjadi
lebih kecil.
4. Volume spesifik (terutama dalam fase gas) Memungkinkan penguapan
kompresor dengan volume langkah torak yang lebih kecil.
5. Koefisien prestasi harus tinggi.

6. Konduktivitas termal yang tinggi.

7. Viskositas yang rendah dalam fase cair maupun gas

8. Refrigerant harus stabil dan tidak bereaksi pada material

9. Tidak mudah terbakar

10. Tidakberacundan ramah lingkungan

2.2.6.2 Istilah - istilah Mesin Pendingin

1. Panas Laten

Adalah jumlah panas yang diambil atau diberikan kepada suatu zat
dimana akan menyebabkan terjadinya perubahan fase/wujud dari zat yang
bersangkutan tanpa mengalami perubahan temperatur.
2. Panas Sensible

Adalah jumlah panas yang diambil atau diberikan kepada suatu zat
dimana akan menyebabkan terjadinya perubahan temperatur tanpa
mengalami perubahan fase/wujud dari zat yang bersangkutan.
3. Panas Spesifik

Adalah jumlah panas/kalor yang diperlukan setiap kilogram massa


zat untuk menaikkan temperaturnya sebesar satu derajat Celcius.
4. Wet Bulb Temperatur

Adalah temperatur udara yang tidak memperhitungkan pengaruh


radiasi, konduksi, dan konveksi.
5. Dry Bulb Temperatur

Adalah temperatur udara yang memperhitungkan.pengaruh radiasi,


konduksi, dan konveksi .
6. Dew point Temperatur

Adalah temperatur pada saat udara menjadi jenuh, artinya udara


mulai berubah menjadi kondensat (mengembun) setelah mengalami proses
pendinginan pada tekanan konstan dan kelembaban absolut yang konstan.
7. Kelembaban Absolut

Adalah perbandingan antara massa uap air dengan massa udara


kering dalam suatu volume campuran.
8. Kelembaban Relatif

Adalah perbandingan antara tekanan parsial uap air dalam suatu


campuran tehadap tekanan jenuhnya pada temperatur yang sama.
9. Refrigerant effect

Yaitu kemampuan suatu Refrigerant (zat pendingin) untuk


menyerap panas/kalor agar berubah fase/wujudnya berubah dari cair
menjadi uap.
10. Enthalpy

Adalah jumlah kalor yang dikandung oleh setiap kilogram zat pada
tekanan dan temperatur tertentu ditambah dengan kerja yang bekerja pada
zat tersebut yang merupakan perkalian antara tekanan yang bekerja pada zat
tersebut dengan volume spesifiknya.
11.Coeficient of Performance (COP)

Adalah perbandingan antara panas yang diserap oleh refrigerant (zat


pandingan) dengan kerja kompresor.
12. Beban Pendinginan

Yaitu kalor yang diambil tiap detik dari produk yang diinginkan
(kJ/detik). Manfaatnya untuk meramalkan kalor yang mampu diserap tiap
detik oleh instalasi mesin pendingin.
13.Kapasitas Pendinginan

Adalah jumlah kalor yang diserap oleh refrigerant dari benda atau
fluida yang hendak didinginkan.
14.Tor refrigerant

Laju aliran kapasitas refrigerant digunakan untuk menyerap panas


yang ada di dalam sistem tiap satuan waktu. Jadi tor refrigerant merupakan
satuan daya dalam British (Btu/jam).

1.2.7 Rumus Perhitungan

1. Kapasitas Pendinginan

Kapasitas pendinginan adalah panas yang diserap oleh refrigerant (zat


pendingin) dari fluida.
Qr = mr (h2-h1)

Dimana : mr = massarefrigerant yang mengalirpersatuanwaktu [kJ/kg]

h1 = enthalpyrefrigerantmasuk evaporator[kJ/kg]

h2 = enthalpyrefrigerantkeluar evaporator[kJ/kg]

2. Daya Kompresor (W)

Kerja dari kompresor perstuan waktu yang masuk kedalam sistem.

W = mr ( h3-h2 )

Dimana : h3 = enthalpyrefrigerantkeluar kompresor[kJ/kg]


h2 = enthalpyrefrigerant masuk kompresor[kJ/kg]

3. Kapasitas kondensor (Q1)

Kapasitas kondensor adalah banyaknya panas (kalor) yang dilepaskan oleh

refrigerant (zat pendingin).


Q1 = Mr ( h3-h4 )

Dimana : h3 = Enthalpyrefrigerant masuk kondensor [kJ/kg]

h4 = Enthalpyrefrigerant keluar kondensor [kJ/kg]


4. Performance Mesin Pendingin
a. Refrigerant effect ( Qe )
Jumlah panas yang diserap oleh satuan berat refrigerant.
Qe = h1-h4

b. Coeficiant of Performance (COP)

Qe h 2  h1
COP  
` W h3  h2

Kondisi pada penampang C-D pada air flow rate

Gambar 2.12 Penampang C-D


 Keseimbangan Energi
mchc – maha = - H2 + HLC-D
 Kekekalan massa aliran fluida:
mc = ma – m0 ; m0 = massa alirudara lewat oriface pada ujung duct
 Kalor sensibel

PH2 = mD . CP . ΔT

Dengan: Z = tinggiskala pada inclinedmanometer( mmH2O )

VD = volumespesifikudara pada penampang di C-D, bisa dicari


dari diagram psycometry

hC = enthalpyudara di penampang C

hD = enthalpyudara di penampang D PH2= Daya reheater

H1C-D = kerugian energi pada daerah C-D

Cp = panas jenis udara antara C-D

Kondisi penampang B – C

Gambar 2.13 penamang B – C


 Didapat

1. Beban pendinginan evaporator Qref, sehingga dapat dihitung

2) Losses of energy
H1B-C dalam [kJ/s]

Dimana :

Wcomp = daya sebenarnya kompresor, bisa dilihatdari spesifikasi peralatan


atau voltmeter danamperemeter

h1 = enthalpyrefrigerant sesudah keluar evaporator h2 = enthalpy air


kondensasi evaporator

hcon = enthalpy air kondensasi

mcon = laju alir massa air kondensasi

mref = laju alir massa refrigerant

h1B-C = kerugian energi pada daerah B-C

hB & hC= enthalpy udara di B dan C dicari dari diagram psycometry

2. Kondisi Pada penampang A-B


Gambar 2.14 Penamang A – B

 Didapat:
1) Kerugian Energi (HL A-B)
Dengan mengabaikan losses yang dapat dihitung efisiensi ketel uap:

Dimana :

PM : daya motor penggerak blower yang besarnya sebanding dengan posisi


regavolt [%] dan spesifikasi motor penggeraknya

ms : laju alir massa uap yang disuplai bolier

Hs : enthalpy uap

Pp : daya pemanas preheater

Pk : daya pemanas bolier

mA : laju alir massa udara luar yang dihisap blower

H 1A-B: kerugian energi pada daerah A-B


1.3 Metodologi Praktikum Refrigrant

1.3.1 Waktu dan Tempat


1.3.1.2 Waktu Praktikum
Mahasiswa harus menjelaskan durasi waktu pelaksanaan praktikum
refrigran dalam bentuk tabel dibawah ini.

Tabel. 1.1 Waktu Pelaksanaan Praktikum

No. Uraian Minggu


1 2 3 4
1. Pelaksanaan Praktikum
2. Penyusunan Laporan Praktikum
3. Asistensi Laporan Praktikum
4. Responsi dan Pengumpulan Laporan
Praktikum

1.3.1.3 Tempat Praktikum

Praktikum refrigrant dilaksanakan di Laboratorium Prestasi Mesin


Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara.
1.3.1.4 Alat dan Bahan yang Digunakan
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :

1. Mesin Pendingin adalah suatu rangkaian sistem yang bekerja untuk


menghasilkan suhu atau temperatur yang rendah.

Gambar 1.15. Mesin Pendingin Laboratorium Prestasi Mesin

2. Presure gauge berfungsi untuk mengukur tekanan fluida (Gas atau liquid )
dalam tabung tertutup.

Gambar 1.16 Pressure Gauge


3. Monitoring Temperature berfungsi untuk memonitor suhu yang ada di
dalam mesin pendingin .

Gambar 1.17 Monitoring Temprature

4. Amper Meter dan Volt meter berfungsi sebagai mengukur kuat arus listrik
dan mengukur tegangan listrik .

Gambar 1.17 Amper Meter dan Volt Meter


5. Evapator berfungsi untuk menyerap panas dari udara sehingga refrigerant
berubah fase menjadi uap.

Gambar 2.18 Evapator

6. Katup Ekspansi berfungsi untuk menguapkan cairan refrigerant agar mudah


menguap jika mendapat panas.

Gambar 2.19 Katup Ekspansi


7. Kondensor berfungsi untuk mengubah refrigerant yang memunyai fase /
wujut uap menjadi cair pada tekanan konstan ( sebagai alat pengembun
refrigerant ).

Gambar 2.20 Kondensor

Gambar 2.20 Kondensor

1.3.2.2 Bahan yang digunakan

Bahan yang digunakan sebagai beban pendingin adalah air.

1.3.2.3 Langkah Kerja


Adapun langkah-langkah percobaan antara lain:

1. Menyiapkan peralatan dan bahan kedalam kabin


2. Siapkan stopwatch
3. Mengatur frekuensi pada inverter
4. Menghidupkan kompresor dan komponen lainya
5. Standbay stopwatch pada tempretur awal 25°C
6. Mainkan stopwatch
7. Catat semua dari hasil percobaan hingga akhir dari tempratur
kabin menunjukan-25C
8. Matikan inverter
9. Mematikan kompresor dan komponene lainya
10. Membarsihkan peralatan
11. Selesai.

1.5. Kesimpulan dan Saran

1.5.1. Kesimpulan

Dari hasil percobaan refrigrant atau mesin pendingin dengan


memiliki temperatur yang berbeda di mulai dari temperatur akhir -110c di
dapatkan nilai COP (Coefisien of Performance) yang berbeda.

Nilai Loop yang berbeda pada percobaan refrigrant atau mesin


pendingin di pengaruhi oleh beberapa karakteristik, yaitu :

a. Kapasitas Pendingin

b. Daya Kompesor

c. Kapasitas Kondensor

d. Performance Mesin Pendingin

1.5.2. Saran

Adapun saran yang perlu di perhatikan, yaitu : penggunaan media


seperti air sebaiknya di letakkan pada wadah lebih kecil dari ember kecil,
agar proses sistem pendingin atau refrigrant tidak harus memerlukan waktu
yang cukup lama.

Anda mungkin juga menyukai