Anda di halaman 1dari 6

APLIKASI SISTEM PNEUMATIK

PADA PROSES PRODUKSI DI


INDUSTRI

DISUSUN OLEH :
1. AGUNG BAGUS SAPUTRO 02.2014.1.08805
2. MOCH. ANAS SAIFUDIN 02.2014.1.08824
3. DAFFA’UDIN ABDILLAH M. 02.2014.1.08830

TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
1.Pendahuluan
Perkembangan teknologi yang pesat bermanfaat dan mempermudah proses produksi yang
menggunakan penggerak secara mekanik, elektronik, pneumatik dan hidraulik. Pada karya tulis
ini menyajikan alat peraga mesin cetak sablon dengan sistem pneumatik yang menggunakan
kontrol PLC (Programable logic controller). PLC adalah suatu bentuk kendali berbasis
microprocessor yang memanfaatkan memori yang dapat diprogram untuk menyimpan instruksi-
instruksi yang bisa mengimplementasikan fungsi-fungsi logika, sequensi, pewaktuan (timing),
pencacahan (counting), dan aritmatika guna mengontrol mesin-mesin dan proses proses
produksi. Ada kelebihan dari PLC dibandingkan dengan sistem-sistem kontrol lainnya yaitu
tidak berisik, mudah diprogram, dan dapat diprogram kembali untuk mengubah suatu urutan
proses operasi, mudah perawatan dan perbaikannya bila ada kerusakan-kerusakan yang timbul.
Dibandingkan dengan sistem pneumatik yang dikontrol dengan manual, sistem kerja manual
masih banyak kekurangannya yaitu diantaranya adalah efisien waktu, tidak cocok untuk produksi
massal. Mengingat pentingnya penggunaan sistem pneumatik dengan kontrol PLC di industri
sablon yang sekarang ini masih banyak menggunakan cara manual, maka perlu penerapan alat
peraga penyablon dengan kontrol PLC. Alat yang kami buat merupakan penyablonan dengan
sistem pneumatik yang memakai kontrol PLC, dengan langkah kerja screen bisa naik dan turun
dengan satu silinder, sedangkan penggesut (rachel) bekerja maju dan mundur dengan
menggunakan dua silinder dan satu silinder untuk mengunci gerakan naik turunnya screen.
Adapun tujuan yang ingin kami capai yaitu panyablonan lebih cepat dan hasil sablon yang baik.

2. Metode Penelitian
Dalam analisis dan pembuatan model penyablonan dengan sistem pneumatik kontrol PLC ini,
data didapat melalui beberapa metode :
• Studi Literatur
Sebagai acuan dan landasan yang berhubungan dengan penelitian ini maka diperlukan literatur
ataupun buku-buku yang menunjang, sehingga hal-hal yang diungkapkan dalam penelitian ini
mempunyai sumber yang dapat dipertanggungjawabkan.
• Bimbingan
Dalam penyelesaian setiap permasalahan yang dihadapi, maka penulis membutuhkan bimbingan
dari dosen pembimbing.
• Merancang Alat
Menetapkan alat yang akan dibuat yaitu model alat penyablon dengan sistem pneumatik kontrol
PLC.
• Membuat Alat
Hasil perancangan kemudian dibuat model hingga terwujud alat yang dapat bekerja sesuai
dengan fungsinya.
• Persiapan Pengujian :
a. Membuat program PLC untuk proses penurunan screen dan penggesutan.
b. Memasukkan program pada perangkat komputer.
c. Menghubungkan sensor dan aktuator pada modul I/O.
d. Menghubungkan saluran udara dari katup 5/2 double solenoid ke silinder.
e. Menghubungkan PLC dengan komputer.
f. Download program dari perangkat komputer ke PLC.
g. Memeriksa apakah output dan input dari modul sudah benar dan dapat bekerja.
h. Menjalankan alat dengan menekan tombol “ON’’ pada tombol start.
• Pengujian Alat
Melakukan pengujian terhadap alat yang telah dirangkai untuk mengetahui kekurangan yang
terdapat dalam alat yang dibuat dan melakukan perbaikan dan penyempurnaan alat apabila
ditemukan kekurangan pada alat yang dibuat dengan langkah sebagai berikut :
a. Menetapkan tekanan kerja dan melakukan beberapa kali siklus uji coba pada setiap tekanan.
b. Mengamati proses penyablonan.
c. Mencatat hasil pada produk penyablonan.

Gambar 1. Alat Sablon Sistem Pneumatik


3. Pembahasan Hasil Penelitian
3.1. Prinsip Kerja Alat
Tombol start ditekan, silinder pengunci ( D ) terbuka, silinder pengangkat ( A ) bergerak ke
bawah untuk menurunkan screen, kemudian diikuti silinder penggesut ( B ) bergerak mendorong
pengesut pertama agar cat dapat menempel pada bidang yang disablon lalu silinder penggesut ( B
) kembali ke posisi semula. Kemudian silinder penggesut ( C ) mendorong penggesut kedua
untuk menebalkan hasil sablon dan mengembalikan cat ke posisi semula. Kemudian silinder
pengesut ( C ) kembali ke posisi semula, diikuti pengangkatan screen oleh silinder pengangkat (
A ). Kemudian silinder pengunci kembali mengunci. Semua gerakan diatas dikontrol dengan
PLC (Programmable Logic Controller).

Gambar 2. Diagram gerak actuator


Gambar 3. Diagram pengawatan

Gambar 4. Allocation List


3.2. Kualitas penyablonan dari pengaruh tekanan kompresor
1)Tekanan kompresor 6 Bar
a.Kertas memuaskan Hasil sablon tebal dan rata
b.Plastik memuaskan Hasil sablon tebal dan rata
c.Kain Kurang memuaskan Hasil sablon tidak rata dan tipis dikarenakan tinta sablon kurang
kental
2)Tekanan kompresor 7 Bar
a.Kertas memuaskan Hasil sablon tebal dan rata
b.Plastik memuaskan Hasil sablon tebal dan rata
c.Kain memuaskan Hasil sablon rata dan tebal dikarenakan tinta sablon sudah ditambah tingkat
kekentalannya
3)Tekanan kompresor 8 Bar
a.Kertas memuaskan Hasil sablon tebal dan rata
b.Plastik memuaskan Hasil sablon tebal dan rata
c.kain memuaskan Hasil sablon rata dan tebal dikarenakan tinta sablon sudah ditambah tingkat
kekentalannya

3.3. Analisis Hasil Pengujian


Setelah dilakukan proses pengujian, dapat dianalisa sebagai berikut :
a. Tekanan kerja pada kompresor mempengaruhi hasil dari penyablonan ini dari hasil pengujian
dari beberapa tingkat terkanan kerja didapat hasil yang tidk sama
b. Tebal tipisnya hasil dari penyablonan dipengaruhi oleh kecepatan dari gerak maju dan mundur
dari penggesut ( Rachel ).
c. Kerataan hasil penyablon dipengaruhi oleh kebersihan dari kaca tempat untuk meletakan
bahan yang akan disablon.
d. Kekentalan tinta tergantung dari bahan yang akan disablon. Sebagai contoh kekentalan dari
tinta sablon untuk bahan kain lebih kental dari bahan kertas.
e. Apabila bahan yang disablon menempel pada screen itu disebabkan tinta sablon sudah mulai
mengering.

4. Kesimpulan
Setelah melakukan uji coba terhadap model alat untuk aplikasi pneumatik dengan control PLC
untuk proses penyablonan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
a. Spesifikasi dari mesin terdiri dari : Model alat sablon yang menggunakan tenaga penggerak
udara yang dimampatkan oleh kompresor yang disimulasikan oleh katup-katup pneumatik
dengan kontrol PLC,
b. Tekanan udara yang terbaik untuk melakukan siklus kerja pada tekanan 6 sampai 8 bar.
c. Total kebutuhan udara yang diperlukan dalam satu siklus alat penyablon adalah 92,95
liter/menit.
d. Pada hasil percobaan model alat penyablon masih ada kekurangan yang harus dikoreksi, yaitu
tekanan untuk menekan tinta tidak dapat diatur dengan tepat.
e. Setiap hasil sablon membutuhkan waktu sekitar 5 detik.

5. Daftar Pustaka
•Mexiener, H, & R. Kobler.1978, Introduction To Pneumatik. Festo Didatic
•Khurmi, R.S, JK Gupta, 1980, Textbook of Machine Design, Eurasia publishinghouse ( PVT ),
Ltd : New Dehli
•Sato, G. Takhesi & N. Sugiarto H . 1999, Menggambar Menurut Standar ISO. PT.Pradnya
Paramita: Jakarta.
•Sighliey Joseph E, dkk. 1986, Perencanaan Teknik Mesin. Edisi Keempat jilid I. Jakarta :
Erlangga
•Sularso, Kiyokatsu Suga. 1997, Dasar Perencanaan dan pemilihan elelman Mesin. Jakarta : P.T
Pradnya Paramita
•Sugihartono, Drs. 19985, Dasar – dasar Kontrol Pneumatic. Bandung : Tarsito

Anda mungkin juga menyukai