Disusun Oleh :
Tugas Perancangan Mesin I (kopling) ini telah diperiksa dan disetujui pada tanggal :
Jakarta ...................................... 2017
Oleh:
Dosen Pembimbing
Perancangan Mesin I - ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
berkat yang diberikan sehingga karya tulis perancangan mesin ini yang berjudul
"Perancangan Kopling Flens Kaku" dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa
penulis juga mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.
Harapan penulis semoga karya tulis ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca dan untuk ke depannya dapat memperbaiki
bentuk maupun menambah isi karya tulis agar menjadi lebih baik lagi
dikarenakan keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis. Penulis
yakin masih banyak kekurangan dalam karya tulis ini. Oleh karena itu penulis
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
Perancangan Mesin I - iv
DAFTAR ISI
Lembar Judul......................................................................................................................i
Lembar Pengesahan...........................................................................................................ii
Kata Pengantar.................................................................................................................iii
Daftar Teknis Perancangan...............................................................................................iv
Daftar Isi............................................................................................................................v
Daftar Gambar.................................................................................................................vii
Daftar Tabel....................................................................................................................viii
Daftar Notasi....................................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Perancangan.......................................................................................1
1.2 Tujuan Perancangan.....................................................................................................1
1.3 Batasan Perancangan...................................................................................................1
1.4 Metode Pengumpulan Data.........................................................................................1
1.5 Kontribusi Perancangan...............................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Kopling......................................................................................................3
2.2 Penggunaan Kopling....................................................................................................3
2.3 Klasifikasi Kopling......................................................................................................4
2.4 Macam-Macam Kopling..............................................................................................5
2.5 Kopling Fluida.............................................................................................................8
2.6 Macam-Macam Kopling Tak Tetap.............................................................................9
BAB III METODOLOGI PERANCANGAN
3.1 Diagram Alir..............................................................................................................12
3.2 Diagram Alir Perencanaan Kopling Flens.................................................................13
3.3 Diagram Alir Perencanaan Poros...............................................................................14
3.4 Diagram Alir Perencanaan Pasak..............................................................................15
BAB IV PERHITUNGAN RANCANGAN
4.1 Data Perencanaan......................................................................................................16
4.2 Perhitungan Poros......................................................................................................18
Perancangan Mesin I - v
4.3 Penentuan Dimensi Kopling Flens............................................................................21
4.4 Mencari Dimensi Baut...............................................................................................23
4.5 Penentuan Dimensi Pasak..........................................................................................24
BAB V KESIMPULAN.................................................................................................26
Daftar Pustaka
Lampiran
Perancangan Mesin I - vi
DAFTAR GAMBAR
T Momen puntir Nm
Momen gesek Nm
Perhitungan Poros
Kekuatan tarik bahan
Tegangan geser izin
Diameter poros mm
Tegangan geser yang timbul
Faktor koreksi pada poros -
Jari-jari poros mm
Perhitungan Pasak
b Lebar pasak mm
l Panjang pasak mm
Tegangan gesr ijin pada pasak
Tegangan geser yang timbul
Tekanan permukaan yang diijinkan
Tekanan permukaan yang timbul
Perhitungan Diameter Kopling
Tegangan tarik ijin
Tegangan geser ijin
Tegangan geser yang timbul pada hub
A Diameter luar Kopling Flens mm
C Diameter Naf (Bos) mm
L Panjang Naf mm
B Diameter Pusat Baut mm
F Tebal Flens mm
Perancangan Mesin I - ix
BAB I
PENDAHULUAN
Perancangan Mesin I - 1
BAB II
LANDASAN TEORI
Perancangan Mesin I - 2
shaft), dimana putaran inputnya akan sama dengan putaran outputnya. Tanpa
kopling, sulit untuk menggerakkan elemen mesin sebaik-baiknya. Dengan adanya
kopling pemindahan daya dapat dilakukan dengan teratur dan seefisien mungkin.
Perancangan Mesin I - 3
Ditinjau dari bentuk dan cara kerjanya dapat dibedakan menjadi:
1. Kopling Tetap
Kopling tetap adalah suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai
penerus putaran dan daya dari poros penggerak ke poros yang digerakkan
secara pasti (tanpa terjadi slip), dimana sumbu kedua poros tersebut
terletak pada satu garis lurus atau berbeda sedikit sumbunya. Berbeda
dengan kopling tak tetap yang dapat dilepaskan dan dihubungkan bila
diperlukan, maka kopling tak tetap selalu dalam keadaan terhubung.
2. Kopling Tak Tetap
Kopling tak tetap adalah suatu elemen mesin yang dapat
memutuskan dan menghubungkan dari poros penggerak ke poros yang
digerakkan dengan putaran yang sama dalam meneruskan daya, serta
dapat melepaskan kedua hubungan poros tersebut pada keadaan diam
maupun berputar. Sifat-sifat kopling ini adalah poros output relatif
bergerak terhadap poros input dan pemutusan hubungan dapat terjadi pada
saat kedua poros berputar maupun tidak berputar.
Perancangan Mesin I - 4
Kopling bus terdiri atas sebuah selongsong (bus) dan baut-baut
yang dibenamkan pada kedua poros dan sering juga dipakai berupa
pasak yang dibenamkan pada ujung-ujung poros. Gambar 2.1
menunjukkan gambar kopling bus.
Gambar 2.2 Kopling Flens Kaku (Sumber; Sularso 2000. Hal. 30)
Perancangan Mesin I - 5
Gambar 2.3 Kopling Flens Tempa (Sumber; Sularso 2000. Hal. 30)
Perancangan Mesin I - 6
Gambar 2.4 Kopling Bumbungan Tekan Minyak (Sumber; Sularso 2000. Hal. 30)
c. Kopling Elastis
Perancangan Mesin I - 7
Kopling elastis bertujuan untuk mengatasi timbulnya kejutan-
kejutan pada saat pemindahan momen putaran, memperoleh peredam
getaran torsi, koreksi terhadap penyimpangan kecil pada letak poros,
meredam getaran-getaran yang timbul dalam mesin beban dan isolasi
listrik untuk poros yang disambung. Macam-macam kopling elastis
yaitu kopling piring karet, kopling ban karet, dan kopling selongsong
pena. Pada kopling karet, momen dipindahkan lewat sebuah elemen
yang berbentuk bintang dari karet. Untuk kopling ban karet adalah
yang mempunyai sebuah ban yang sangat elastis dan terdiri dari karet
dengan lapisan yang ditenun dan ditekan oleh dua buah cincin
penekan pada flens kedua paruhan kopling. Kopling selongsong pena
terdiri dari dua paruh yang identik dilengkapi dengan penas penggerak
dan lubang dalam jumlah yang sama. Dalam lubang ini dipasang pena
dengan selongong untuk paruhan kopling yang lain.
Perancangan Mesin I - 8
poros tersebut pada keadaan diam maupun berputar. Kopling ini terdiri dari
beberapa macam, antara lain:
1. Kopling Cakar
Kopling ini digunakan untuk meneruskan momen yang kontak positif atau
tanpa ada gesekan sehingga tidak ada terjadi slip. Pada tiap bagian kopling
mempunyai cakar yang satu sama lain sesuai dan salah satu dari separuh itu
harus dapat disorongkan secara aksial. Gambar 2.7 menunjukkan kopling
cakar spiral.
Gambar 2.8 Kopling Plat Gesek (Sumber; Sularso 2000. Hal. 62)
3. Kopling Sentrifugal
Kopling sentrifugal adalah kopling yang beroperasi secara otomatis
dengan gerakan memutar melalui sisi samping. Mekanisme kerja kopling
sentrifugal adalah saat putaran mesin lambat, kanvas belum mengembang,
masih tertahan oleh pegas. Mangkok kopling yang berhubungan dengan
Perancangan Mesin I - 9
kopling sekunder pun belum bergerak. Begitu digas dan putaran mesin
bertambah tinggi, gaya sentrifugal pada kopling sentrifugal pun bekerja.
Kanvas akan mengembang mendekati mangkok kopling. Akhirnya kedua
komponen ini akan merapat dan saling mengunci.
4. Kopling Kerucut
Kopling kerucut adalah suatu kopling gesek yang mempunyai keuntungan
dimana dengan kontruksi sederhana dan mempunyai keuntungan dimana
dengan gaya aksial yang kecil dapat memindahkan momen yang besar.
Kopling macam ini dahulu banyak dipakai, tetapi sekarang tidak lagi
digunakan karena daya yang diteruskan tidak seragam. Meskipun demikian,
dalam keadaan dimana bentuk pelat tidak dikehendaki, dan ada kemungkinan
terkena minyak, kopling kerucut lebih menguntungkan. Gambar 2.9
menunjukkan kopling kerucut.
Perancangan Mesin I - 10
kontak logam dengan logam. Material permukaan kopling tergantung
daripada tekanan normal yang diizinkan dari koefisien geseknya.
BAB III
METODOLOGI PERANCANGAN
Perancangan Mesin I - 11
Lambang Nama Keterangan
Faktor koreksi Kb
b a
Tidak
Ya
START a
Tidak
START
Daya yang akan ditransmisikan P (kW) Ya
Putaran poros n1 (rpm)
2. Faktor koreksi fs
Diameter
3.4 Diagram Alirporos d1 (mm) Pasak
Perancangan Harga terbesar antara l1 dan l2 L
(mm)
Gaya tangensial F (kg)
Pasak : lebar b x tinggi h
Panjang pasak Lh (mm)
Kedalaman alur pasak poros t1,
Bahan pasak,alur
Kedalaman perlakuan pasnas
pasak naf t2
16. b/db : 0.25-0.35
Kekuatan tarik σs (kg/mm2)
Lh/db : 0.25-0.35
Faktor keamanan Sfb1 , Sfb2
Tekanan permukaan pasak yang
diizinkan ph (kg/mm2) Tidak 17. Ukuran pasak b x h
BAB IV
PERHITUNGAN RANCANGAN
Faktor koreksi untuk daya yang akan ditransmisikan dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Perancangan Mesin I - 15
Daya maksimum yang diperlukan 0,8 - 1,2
Daya normal 1,0 - 1,5
Pada perencanaan ini diambil daya rata-rata yang diperlukan sebagai daya
rencana dengan faktor koreksi sebesar 2,0
Dimana :
Perancangan Mesin I - 16
4.2 Perhitungan Poros
Perancangan Mesin I - 17
1. Pemilihan Bahan Poros dan Tegangan Geser Ijin
Poros untuk mesin umum biasanya dibuat dari baja batang yang ditarik
dingin dan difinis.
Tabel 4.2 Kekuatan Tarik baja ( Elemen Mesin Sularso)
Standar dan Lambang Perlakuan Kekuatan Tarik Kekuatan Tarik
macam Panas (kg/mm2) (N/mm2)
S30C Penormalan 48 470,88
Baja karbon S35C “ 52 510,12
konstruksi S40C “ 55 539,55
mesin S45C “ 58 568,98
(JIS G 4501) S50C “ 62 608,22
S55C “ 66 647,46
Batang baja S35C-D - 53 519,93
yang difinis S45C-D - 60 588,6
dingin S55C-D - 72 706,32
Jenis bahan yang dipakai pada perencanaan ini yaitu S30C dengan
Dimana :
Perancangan Mesin I - 18
2. Penentuan Dimensi Poros
Faktor koreksi yang dianjurkan oleh ASME (American Society of
Mechanical Engineer), yaitu dinyatakan dengan dipilih sebesar 1,0 jika beban
dikenakan secara halus, 1,0 – 1,5 jika terjadi sedikit kejutan atau tumbukan, dan
1,5 – 3,0 jika beban dikenakan dengan kejutan atau tumbukan besar. Dan perlu
antara 1,2-2,3. Jika diperkirakan tidak akan ada terjadi pembebanan lentur maka
pertimbangan ini,
diasumsikan :
Perancangan Mesin I - 19
Tabel 4.3 Diameter Poros dalam satuan mm
4 10 *22,4 40 100 *224 400
11 24 (105) 240
25 42 110 250 420
260 440
4,5 *11,2 28 45 *112 280 450
12 30 120 300 460
*31,5 48 *315 480
5 *12,5 32 50 125 320 500
130 340 530
35 55
*5,6 14 *35,5 56 140 *355 560
(15) 150 360
6 16 38 60 160 380 600
(17) 170
*6,3 18 63 180 630
19 190
20 200
22 65 220
70
7 71
*7,1 75
80
8 85
90
9 95
Keterangan: 1. Tanda* menyatakan bahwa bilangan yang bersangkutan dipilih dari bilangan
standar.
2. Bilangan di dalam kurung hanya dipakai untuk bagian di mana akan dipasang
bantalan gelinding
Perancangan Mesin I - 20
4.3. Penentuan Dimensi Kopling Flens
Setelah didapat besar diameter poros dari perhitungan, diperoleh letak harga
diameter lubang maksimum dan minimum dari Tabel 4.4.
Perancangan Mesin I - 21
Didapat besar dimensi kopling flens
Diameter luar kopling flens A = 112 [ mm]
Diameter naf (bos) C = 45 [ mm ]
Panjang naf L = 40 [ mm ]
Diameter pusat baut B = 75 [ mm ]
Tebal flens F = 18 [ mm ]
Bahan flens = FC20 ; sfb =6 ; Kb = 3,0 ;
Perancangan Mesin I - 22
maka didapat < maka dinyatakan rancangan baik.
Perancangan Mesin I - 23
maka didapat < maka dinyatakan rancangan baik.
Perancangan Mesin I - 24
Konsentrasi tegangan pada poros dengan alur pasak (untuk poros ukuran 19 mm)
Maka ditentukan alur pasak = 5 x 5
Ukuran pasak ( b x h ) = 5 x 5 [ mm ]
Panjang pasak lk = 56 [ mm ]
Tegangan geser pasak
Perancangan Mesin I - 25
BAB V
KESIMPULAN
Perancangan Mesin I - 26
DAFTAR PUSTAKA
Perancangan Mesin I - 27