Anda di halaman 1dari 12

A.

Pendahuluan
Sebuah ulir (screwed) dibuat dengan melakukan pemotongan secara kontinyu alur
melingkar pada permukaan silinder. Sambungan ulir sebagian besar terdiri dari dua elemen
yaitu baut (bolt) dan mur (nut). Sambungan ulir banyak digunakan dimana bagian mesin
dibutuhkan dengan mudah disambung dan dilepas kembali tanpa merusak mesin. Ini
dilakukan dengan maksud untuk menyesuaikan/menyetel pada saat perakitan (assembly)
atau perbaikan, atau perawatan.

Istilah penting pada ulir Istilah berikut digunakan pada ulir seperti pada Gambar 5.1 adalah
penting untuk diperhatikan.

1. Diameter Mayor
Merupakan diameter terbesar pada ulir. Contohnya pada ulir metris M8x1, maka diameter
mayornya adalah 8 mm.
2. Diameter Minor
Merupakan diameter terkecil pada ulir. Contohnya pada ulir metris M8x1, maka diameter
minornya adalah 8-1=7 mm.
3. Diameter Pitch
Merupakan diameter yang berada diantara diameter mayor dan minor. Pada diameter inilah
ulir luar dan ulir dalam saling bersinggungan.
4. Pitch
Merupakan jarak antara puncak ulir.
5. Kisar (lead)
Merupakan jarak yang ditempuh ulir dalam satu putaran.
6. Crest
Merupakan puncak ulir atau permukaan dari diameter mayor.
7. Root
Merupakan bagian dasar dari ulir atau permukaan dari diameter minor.
8. Depth
Merupakan kedalaman ulir atau jarak tegak lurus dari root dan chest.
9. Thread angel
Merupakan sudut ulir yang berada diantara crest.
10. Flank
Merupakan permukaan sisi pada ulir. Terletak diantara crest dan root.

C. Jenis ulir Jenis ulir adalah sebagai berikut:


Jenis ulir ada berbagai macam sehingga dapat memberikan fungsinya secara maksimal.
Berikut ini jenis-jenis ulir :
A. Berdasarkan arah putarannya

1. Ulir kanan
Ulir dengan putaran kanan. Jenis ulir yang paling umum digunakan oleh masyarakat.
Contohnya mur atau baut dengan ulir kanan.
Cara mengencangkannya dengan diputar searah jarum jam atau ke kanan. Cara melepasnya
diputar berlawanan arah jarum jam atau ke kiri.
2. Ulir kiri
Ulir dengan putaran kiri. Jenis ulir ini biasanya digunakan untuk kebutuhan khusus.
Contohnya pada pedal sepeda.
Cara mengencangkannya dengan diputar berlawanan arah jarum jam atau ke kiri. Cara
melepasnya diputar searah jarum jam atau ke kanan.
B. Berdasarkan letaknya
1. Ulir Luar

Ulir yang terletak pada permukaan luar benda kerja. Disebut juga male threads (ulir laki-
laki). Contohnya ulir pada baut, botol dan poros pembawa pada mesin bubut.
2. Ulir Dalam

Ulir yang terletak pada permukaan dalam atau lubang benda kerja. Disebut juga female
threads (ulir perempuan). Contohnya ulir pada mur, tutup botol, dan pada lubang
komponen mesin.
C. Berdasarkan bentuk ujungnya

1. Ulir meruncing
Ulir yang diameter ujungnya lebih kecil daripada pangkalnya.

2. Ulir paralel atau lurus (straight)


Ulir yang diameter ujung dan pangkalnya sama.

D. Berdasarkan bentuk ulir


1. Ulir Segitiga
Ulir segitiga merupakan ulir yang paling sering digunakan pada sambungan mur dan baut.
Ulir ini bisa dibuat menggunakan tap, snei, mesin bubut, mesin frais, dan lain-lain. Ulir
segitiga dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

a. Ulir metris atau metric


Ulir dengan sudut puncak 60°. Ulir ini menggunakan satuan mm. Memiliki lambang “M”,
anda bisa lihat pada tap atau snei. Contohnya tap dengan ukuran ulir M8x1, artinya
digunakan untuk membuat ulir dengan diameter mayor ulir 8 mm dan kisar ulir 1 mm.

B. Ulir Withworth

Ulir dengan sudut puncak 55°. Ulir ini memiliki satuan inch. Memiliki lambang “W”.
Contohnya ulir whitworth dengan ukuran W 38“x20, artinya digunakan untuk membuat ulir
whitworth dengan diameter mayor 3/8″dengan 20 ulir setiap inch.

2. Ulir segiempat

Ulir dengan bentuk segi empat cocok digunakan untuk menahan beban tinggi. Contohnya
pada kolom mesin frais atau bor. Panjang kisarnya adalah dua kali panjang segiempatnya.
Ulir ini memiliki tingkat efisien yang lebih tinggi dibanding dengan ulir trapesium. Karena
tidak memiliki sudut miring pada ulirnya, tidak memiliki tekanan radial dan tekanan pecah.

3. Ulir trapesium atau trapezoid

Ulir dengan bentuk trapesium merupakan ulir yang memiliki kekuatan tinggi dan cukup
mudah dalam pembuatannya. Contohnya pada leadscrews atau poros pembawa untuk
proses penguliran dengan mesin bubut.
Ulir ini memiliki kemiringan pada bentuk ulirnya. Sehingga mendapatkan tekanan radial dan
tekanan pecah yang menyebabkan ulir ini mudah terkikis pada saat digunakan.

4. Ulir trapesium siku-siku (buttress threads)

Ulir buttress merupakan ulir yang digunakan untuk menahan gaya dorong aksial pada satu
arah. Permukaan yang menahan beban adalah permukaan yang tegak lurus terhadap sumbu
utama ulirnya. Ulir ini dirancang khusus untuk superior hydraulic seals.
5. Ulir radius (Knuckle threads)
POROS

A. Definisi.
Poros adalah suatu bagian stasioner yang beputar, biasanya berpenampang bulat
dimana terpasang elemen-elemen seperti roda gigi (gear), pulley, flywheel,
engkol, sprocket dan elemen pemindah lainnya. Poros bisa menerima beban lenturan,
beban tarikan, beban tekan atau beban puntiran yang bekerja sendiri-sendiri atau berupa
gabungan satu dengan lainnya. (Josep Edward Shigley, 1983).

B. Sekilas Fungsi Poros


Poros dalam sebuah mesin berfungsi untuk meneruskan tenaga melalui putaran
mesin. Setiap elemen mesin yang berputar, seperti cakra tali, puli sabuk mesin, piringan
kabel, tromol kabel, roda jalan, dan roda gigi,dipasang berputar terhadap poros dukung
yang tetap atau dipasang tetap pada poros dukung yang berputar. Contoh sebuah poros
dukung yang berputar, yaitu poros roda kereta api, as gardan, dan lain-lain.

C. Perencanaan Sebuah Poros.


Untuk merencanakan sebuah poros, maka perlu diperhitungkan gaya yang bekerja
pada poros di atas antara lain: Gaya dalam akibat beratnya (W) yang selalu berpusat pada
titik gravitasinya. Gaya (F) merupakan gaya luar arahnya dapat sejajar dengan permukaan
benda ataupun membentuk sudut α dengan permukanan benda. Gaya F dapat
menimbulkan tegangan pada poros, karena tegangan dapat rimbul pada benda yang
mengalami gaya-gaya. Gaya yang timbul pada benda dapat berasal dari gaya dalam akibat
berat benda sendiri atau gaya luar yang mengenai benda tersebut. Baik gaya dalam maupun
gaya luar akan menimbulkan berbagai macam tegangan pada kontruksi tersebut antara lain
sebagai berikut.

Macam-Macam Poros
Poros sebagai penerus daya diklasifikasikan menurut pembebanannya sebagai berikut.

1. Gandar
Gandar merupakan poros yang tidak mendapatkan beban puntir, fungsinya hanya sebagai
penahan beban, biasanya tidak berputar. Contohnya seperti yang dipasang pada roda-roda
kereta barang, atau pada as truk bagian depan.
2. Spindle
Poros transmisi yang relatif pendek, seperti poros utama mesin perkakas, di mana beban
utamanya berupa puntiran, disebut spindle. Syarat yang harus dipenuhi poros ini adalah
deformasinya harus kecil dan bentuk serta ukurannya harus teliti.

3. Poros Transmisi
Poros transmisi berfungsi untuk memindahkan tenaga mekanik salah satu elemen mesin
ke elemen mesin yang lain. Poros transmisi mendapat beban puntir murni atau puntir dan
lentur yang akan meneruskan daya ke poros melalui kopling, roda gigi, puli sabuk atau
sproket rantau, dan lain-lain.

secara istilah poros adalah elemen mesin yang berbentuk batang dan umumnya
berpenampang lingkaran, berfungsi untuk memindahkan putaran atau mendukung sesuatu
beban dengan atau tanpa meneruskan daya.

beban yang didukung oleh poros pada umumnya adalah roda gigi, roda daya (fly wheel),
roda ban (pulley), roda gesek, dan lain lain. poros hampir terdapat pada setiap konstruksi
mesin dengan fungsi yang berbeda beda. dilihat dari fungsinya poros dibedakan menjadi
1. poros dukung : misalnya gandar, poros motor
2. poros transmisi : misalnya poros motor listrik, poros gigi transmisi pada gear box3. 3.
Gabungan antara dukung dan transmisi : misalnya poros pada roda mobil
perencanaan poros mengacu pada kekuatan bahan poros. untuk bahan yang liat (ductile
material), ukuran poros dihiytung dengan menggunakan teori tegangan geser meksimal,
sedangkan untuk bahan yang getas (brittle material) dihitung dengan teori tegangan normal
maksimal. dimana kedua teori tersebut dikembangkan dari teori tegangan utama yaitu
RANKINE.
tegangan pada poros pada umumnya berupa tegangan puntir saja, bengkok saja, atau
gabungan puntir dan bengkok.
bahan poros pada umumnya menggunakan machinery steels, dimana tegangan bengkok ijin
sebesar 400-800 kg/cm persegi, tegangan geser ijin sebesar 420 kg/cm persegi untuk yang
berpasak dan 560 kg/cm persegi yang tanpa pasak.
yang tergolong machinery steels yaitu high carbon steel dan tensile steel. dipasaran
indonesia yang tergolong kelompok tersebut adalah jis s 45 c, SCM-4

Poros adalah salah satu elemen terpenting dari setiap mesin. Peran utama poros yaitu
meneruskan tenaga bersama–sama dengan putaran. Pada aplikasi di dunia industri, poros
digunakan untuk mentransmisikan daya. Poros dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Poros transmisi/Shaft
Poros semacam ini mendapat beban puntir murni atau beban puntir dan lentur. Daya yang
ditransmisikan kepada poros melalui kopling, roda gigi, puli sabuk, atau sproket rantai, dan
lain–lain.
b. Spindel
Poros transmisi yang relatif pendek, seperti poros utama pada mesin bubut, dimana beban
utamanya berupa puntiran, disebut spindel. Syarat yang harus dipenuhi poros ini adalah
deformasinya harus kecil dan bentuk serta ukurannya harus teliti.
c. Line shaft
Poros ini berhubungan langsung dengan mekanisme yang digerakkan dan berfungsi
memindahkan daya dari motor penggerak ke mekanisme tersebut.
Adapun hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam perencanaan sebuah poros, yaitu:

1) Kekuatan poros
Poros transmisi mengalami beban puntir atau lentur maka kekuatannya harus direncanakan
sebelumnya agar cukup kuat dan mampu menahan beban.

2) Kekakuan poros
Lenturan yang dialami poros terlalu besar maka akan menyebabkan ketidaktelitian atau
getaran dan suara. Oleh karena itu kekakuan poros juga perlu diperhatikan dan disesuaikan
dengan mesin.

3) Putaran kritis
Putaran kerja poros haruslah lebih rendah dari putaran kritisnya demi keamanan karena
getarannya sangat besar akan terjadi apabila putaran poros dinaikkan pada harga putaran
kritisnya.
4) Korosi
Poros-poros yang sering berhenti lama maka perlu dipilih poros yang terbuat dari bahan
yang tahan korosi dan perlu untuk dilakukannya perlindungan terhadap korosi secara
berkala.

5) Bahan poros
Poros yang biasa digunakan pada mesin adalah baja dengan kadar karbon yang
bervariasi. Adapun penggolongannya dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Penggolongan Bahan Poros

Golongan Kadar C (%)

Baja lunak -0,15

Baja liat 0,2-0,3

Baja agak keras 0,3-0,5

Baja keras 0,5-0,8

Baja sangat keras 0,8-1,2

Perhitungan yang digunakan dalam merancang dan guna untuk menganalisa kerja poros

transmisi yang mengalami beban puntir murni (torsi) adalah sebagai berikut :

Anda mungkin juga menyukai