Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kenikmatan
iman, Islam, dan jasmaniah, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas perencanaan yang
berjudul “PERENCANAAN PERHITUNGAN KEKUATAN POROS” dengan baik.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan menyelesaikan tugas matkul
TUGAS ELEMEN MESIN, serta bertujuan untuk memperdalam teori pemesinan.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih terdapat kekurangan, maka dari itu perlunya
kritik dan saran dari pembaca. Penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
pribadi penulis dan pembaca.

Penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan, masukan, dan arahan dari berbagai pihak
yang telah membantu penyusunan makalah ini. Semoga malalah ini bisa bermanfaat bagi
pembaca dan bisa digunakan sebagaimana mestinya.
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Elemen mesin adalah bagian – bagian suatu konstruksi yang mempunyai bentuk
tersendiri, seperti baut dan mur, pene, pasak, poros, kopling, sabu/puli, rantai, sproket,
roda gigi, dan sebagainya. Dalam penggunaan elemen mesin biasa berfungsi sebagai
elemen pengikat, elemen pemindah atau transmisi, elemen penyangga, elemen pelumas,
elemen pelindung dan sebagainya.

Elemen pemindah atau transmisi yang akan dibahas dalam hal ini adalah poros.
Poros merupakan komponen mesin yang berfungsi untuk meneruskan tenaga bersama-
sama dengan putaran. Bentuk poros biasanya berpenampang bulat dimana terpasang
elemen – elemen seperti roda gigi, pulley, flywheel, engkol, sprocket dan elemen
pemindah lainnya.

Sampai saat ini poros masih menjadi salah satu komponen terpenting dalam
meneruskan perpindahan tenaga atau putaran. Adapun macam – macam poros
berdasarkan pembebanannya, yaitu Poros Transmisi ( Transmission Shaft), Gandar, Poros
Spindle.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Menghitung diameter poros
2. Merencanakan perhitungan kekuatan poros
3. Gambar perencanaan poros pada Autocad
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

A. POROS

Poros dalam sebuah mesin berfungsi untuk meneruskan tenaga melalui putaran mesin. Setiap
elemen mesin yang berputar, seperti cakra tali, puli sabuk mesin, piringan kabel, tromol kabel,
roda jalan, dan roda gigi, dipasang berputar terhadap poros dukung yang tetap atau dipasang
tetap pada poros dukung yang berputar. Contoh sebuah poros dukung yang berputar, yaitu poros
roda kereta api, As gardan, dan lain-lain.
Gambar 1
Konstruksi Poros Kereta Api

Untuk merencanakan sebuah poros, perlu diperhitungkan gaya yang bekerja pada poros di atas
antara lain: gaya dalam akibat beratnya (W) yang selalu berpusat pada titik gravitasinya.

Gaya (F) merupakan gaya luar arahnya dapat sejajar dengan permukaan benda ataupun
membentuk sudut α dengan permukanan benda. Gaya F dapat menimbulkan tegangan pada
poros, karena tegangan dapat timbul pada benda yang mengalami gaya. Gaya yang timbul pada
benda dapat berasal dari gaya dalam akibat berat benda sendiri atau gaya luar yang mengenai
benda tersebut. Baik gaya dalam maupun gaya luar akan menimbulkan berbagai macam
tegangan pada kontruksi tersebut.

B. MACAM-MACAM POROS
1. Berdasarkan Jenis Pembebanannya
a. Gandar
Gandar merupakan poros yang tidak mendapatkan beban puntir, fungsinya
hanya sebagai penahan beban, biasanya tidak berputar. Contohnya seperti
yang dipasang pada roda-roda kereta barang, atau pada as truk bagian depan.
Gambar 2
Contoh poros gandar
b. Spindel
Poros transmisi yang relatif pendek, seperti poros utama mesin perkakas, di
mana beban utamanya berupa puntiran, disebut spindle. Syarat yang harus
dipenuhi poros ini adalah deformasinya harus kecil dan bentuk serta
ukurannya harus teliti.

Gambar 3
Spindel Penggerak pada Bench Lathe

c. Poros Transmisi
Poros transmisi berfungsi untuk memindahkan tenaga mekanik salah satu
elemen mesin ke elemen mesin yang lain. Poros transmisi mendapat beban
puntir murni atau puntir dan lentur yang akan meneruskan daya ke poros
melalui kopling, roda gigi, puli sabuk atau sproket rantau, dan lain-lain.

2. Berdasarkan Bentuknya
a. Poros Lurus

Gambar 5
Poros Lurus

b. Poros Engkol
Poros engkol merupakan bagian dari mesin yang dipakai untuk merubah
gerakan naik turun dari torak menjadi gerakan berputar. Poros engkol
yang kecil sampai yang sedang biasanya dibuat dari satu bahan yang
ditempa kemudian dibubut, sedangkan yang besar-besar dibuat dari
beberapa bagian yang disambung-sambung dengan cara pengingsutan.

Gambar 6
Perubahan gerakan yang dihasilkan poros engkol.

Didalam praktek dikenal 2 macam poros engkol yaitu :


1) Poros Engkol Tunggal
Poros ini terdiri dari sebuah poros engkol dan sebuah penengkol. Kedua-duanya
diikat menjadi satu oleh pipi engkol yang pemasangannya menggunakan cara
pengingsutan. Pipi engkol biasanya dibuat daripada baja tuang, sedangkan pen
engkolnya dari pada baja St.50 atau St.60. jarak antara sumbu pen engkol dengan
sumbu poros engkol adalah setengah langkah torak.
Gambar 7
Poros Engkol Tunggal.

2) Poros Engkol Ganda


Poros engkol ini mempunyai 2 buah pipi engkol terdiri dari satu bahan sedang
pemasangan poros engkolnya adalah dengan sambungan ingsutan. Poros-poros
engkol ini bahan dibuat dari besi tuang khusus. Disamping harga pembuatannya
lebih ringan, besi tuang itu mempunyai sifat dapat menahan getaran-getaran.

Gambar 8
Poros Engkol Ganda.

BAB 3
METODOLOGI

Hal-hal penting dalam perencanaan poros sebagai berikut ini perlu diperhatikan :
1. Kekuatan poros
Poros transmisi akan menerima beban puntir (twisting moment), beban lentur (bending
moment) ataupun gabungan antara beban puntir dan lentur. Dalam perancangan poros
perlu memperhatikan beberapa faktor, misalnya : kelelahan, tumbukan dan pengaruh
konsentrasi tegangan bila menggunakan poros bertangga ataupun penggunaan alur pasak
pada poros tersebut. Poros yang dirancang tersebut harus cukup aman untuk menahan
beban-beban tersebut.

2. Kekakuan poros
Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup aman dalam menahan
pembebanan tetapi adanya lenturan atau defleksi yang terlalu besar akan mengakibatkan
ketidaktelitian (pada mesin perkakas), getaran mesin (vibration) dan suara (noise). Oleh
karena itu disamping memperhatikan kekuatan poros, kekakuan poros juga harus
diperhatikan dan disesuaikan dengan jenis mesin yang akan ditransmisikan dayanya
dengan poros tersebut.

3. Putaran kritis
Bila putaran mesin dinaikan maka akan menimbulkan getaran (vibration) pada mesin
tersebut. Batas antara putaran mesin yang mempunyai jumlah putaran normal dengan
putaran mesin yang menimbulkan getaran yang tinggi disebut putaran kritis. Hal ini
dapat terjadi pada turbin, motor bakar, motor listrik, dll. Selain itu, timbulnya getaran
yang tinggi dapat mengakibatkan kerusakan pada poros dan bagian-bagian lainnya. Jadi
dalam perancangan poros perlu mempertimbangkan putaran kerja dari poros tersebut
agar lebih rendah dari putaran kritisnya,

4. Korosi
Apabila terjadi kontak langsung antara poros dengan fluida korosif maka dapat
mengakibatkan korosi pada poros tersebut, misalnya propeller shaft pada pompa air.
Oleh karena itu pemilihan bahan-bahan poros (plastik) dari bahan yang tahan korosi
perlu mendapat prioritas utama.

5. Material poros
Poros yang biasa digunakan untuk putaran tinggi dan beban yang berat pada umumnya
dibuat dari baja paduan (alloy steel) dengan proses pengerasan kulit (case hardening)
sehingga tahan terhadap keausan. Beberapa diantaranya adalah baja khrom nikel, baja
khrom nikel molebdenum, baja khrom, baja khrom molibden, dll. Sekalipun demikian,
baja paduan khusus tidak selalu dianjurkan jika alasannya hanya karena putaran tinggi
dan pembebanan yang berat saja. Dengan demikian perlu dipertimbangkan dalam
pemilihan jenis proses heat treatment yang tepat sehingga akan diperoleh kekuatan yang
sesuai.
Perhitungan Perencanaan Poros

Poros transmisi adalah poros yang mengalami beban puntir, beban lentur dan beban aksial.
Pertama akan dibahas poros dengan beban utama puntir atau torsi, seperti pada poros motor
dengan sebuah kopling. Meskipun demikian, jika diperkirakan akan terjadi pembebanan
berupa lenturan, tarikan, atau tekanan, misalnya jika sebuah sabuk, rantai atau roda gigi
dipasangkan pada poros motor, maka kemungkinan adanya pembebanan tambahan tersebut
perlu diperhitungkan dalam faktor keamanan yang diambil.

Perencanaan poros diawali dengan data yang diperlukan sebagai berikut. Jika sebuah poros
harus mentransmisikan daya P (KW) dan putarannya n rpm maka perlu dilakukan
pemeriksaan terhadap daya P tersebut. Jika P adalah daya rata-rata yang diperlukan maka
harus dibagi dengan efisiensi mekanis  dari system transmisi untuk mendapatkan daya
penggerak mula yang diperlukan. Daya yang besar mungkin diperlukan pada saat awal, atau
mungkin beban yang besar terus bekerja setelah start. Dengan demikian sering kali
diperlukan koreksi pada daya rata-rata yang diperlukan dengan menggunakan faktor koreksi
pada perencanaan.

Jika P adalah daya nominal output dari motor penggerak, maka berbagai macam faktor
keamanan biasanya dapat diambil dalam perencanaan, sehingga koreksi pertama dapat
diambil kecil. Jika faktor koreksi adalah fc maka daya rencana Pd (kW) sebagai patokan
adalah:

Pd = fc P (kW)

Faktor-faktor koreksi daya yang akan ditransmisikan, fc untuk daya rata-rata 0,8-1,2
sedangkan untuk daya maksimum dapat diambil 1,2-2,0 dan untuk daya normal 1,0-1,5.
Hubungan antara daya rencana dengan momen puntir yang terjadi (T) dan putaran pada
poros dinyatakan dalam persamaan:

T /10002n 1 / 60
Pd 
102
Sehingga besar momen puntir dapat dihitung dari persamaan :
T = 9,74 x 105
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

Diketahui :

- P = 10 kW
- n1= 1450 rpm
- fc= 1,0

Jawab :

- Daya rencana = Fc x P = 1,0 x 10 = 10 kW


10
- Torsi = 9,75 x 10 5 x
1450
= 6717 kg.mm

- Bahan poros S45C, kekuatan Tarik σ b = 58 kg/mm2

- Faktor keamanan Sf1 diambil 6,0 dan Sf2 diambil 2,0

58
- Maka tegangan geser adalah : τ a = 6 x 2 = 4,83 kg/mm2

- Faktor koreksi beban lentur Cbdiambil 2,0 dan faktor keamanan kejut Kt diambil

1,5 Sehingga diameter poros :


5,1
[ ]
ds = 4,83 x 2 x 1,5 x 6717
1/3
= 27,7 mm

Anda mungkin juga menyukai