Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH POROS

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata kuliah Elemen Mesin II

Disusun Oleh :
Nama : Kholipa Alam
Nim : 18320040
Program studi : Teknik mesin

Dosen Pengampu : Ir. Supryanto, M.T

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN


UNIVERSITAS JANABADRA
YOGYAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan segala rahmatnya,
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Makalah tersebut.
Penulis menyadari bahwa laporan ini dapat terselesaikan berkat bantuan dari segala pihak,
baik berupa bimbingan, pengarahan, maupun petunjuk yang sangat berguna bagi penulis.
Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Ir. Supryanto M.,T selaku dosen pengampu mata kuliah elemen mesin 2
2. Bapak dan Ibu orang tua dengan segala doanya.
3. Teman teman dan semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan
pengerjaan makalah ini.
Mengingat bahwa terbatasnya pengetahuan, kemampuan, kepustakaan dari penulis, maka di
dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangannya, walaupun penyusun berusaha
maksimal dalam penulisan makalah ini.
Demi kesempurnaan makalah ini, sangat diperlukan kritik dan saran yang bersifat perbaikan
dari pembaca.

Yogyakarta,17 Februari 2022

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Poros (shaft)dan roda jalan adalah bagian stasioner yang berputar, biasa nya bernampang
bulat,diamana ini terpasang di bagian pengangkut pada crane hoist(crane jembatan) poros
dan roda jalan bisa menerima beban lenturan,tarikan,tekan, atau puntiran,yang bekerja
sendiri-sendiri atau berupa gabungan satu dengan lain nya.Bila beban tersebut bergabung,
kita bisa mencari kekuatan statis dan kekuatan lelah yg perlu untuk pertimbangan
perencanaan , karena suatu poros tunggal bisa di beri tegangan tegangan statis ,tegangan
berulang ,yang semua nya bekerja pada waktu yg sama bila lendutan lateral atau puntiran dari
poros dan roda jalan tersebut harus dijaga pada batas yg ketat,poros dan roda tersebut harus
ditentukan ukuran nya dan diameter nya berdasarkan ledutan dan beban yg direncanakan
akan diterima nya berdasarkan ledutan sebelum melakukan analisa atas tegangan tegangan .
alasan untuk itu adalah bahwa ,kalau poros dan roda tersebut dibuat cukup kaku sehingga
ledutan tidak terlalu besar,ada kemungkinan tegangan tegangan yg dihasilkan nya aman.tetapi
tak ada alasan bagi si perencana untuk mengangdaikan bahwa rencana tersebut aman , selalu
di perlukan untuk menghitung nya untuk mengetahui bahwa rencana tersebut barada pada
batas batas aman(melihat factor keamanan).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan diatas maka secara umum
permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :

1. apa yang dimaksud dengan poros ?


2. apa sajakah macam macam poros
3. Apa fungsi dari poros?
4. bagaimana menghitung ukuran dan beban yang dapat diterima poros ?
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan poros.
2. Untuk mengetahui macam macam poros.
3. Untuk mengetahui fungsi dari poros.
4. Untuk mengetahui cara menghitung ukuran dan beban yang dapat diterima poros.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Definisi Poros

Poros adalah suatu bagian stasioner yang beputar, biasanya berpenampang bulat dimana
terpasang elemen-elemen seperti roda gigi (gear), pulley, flywheel, engkol, sprocket dan
elemen pemindah lainnya. Poros bisa menerima beban lenturan, beban tarikan, beban
tekan atau beban puntiran yang bekerja sendiri-sendiri atau berupa gabungan satu dengan
lainnya. (Josep Edward Shigley, 1983).

Poros dalam sebuah mesin berfungsi untuk meneruskan tenaga melalui putaran mesin.
Setiap elemen mesin yang berputar, seperti cakra tali, puli sabuk mesin, piringan kabel,
tromol kabel, roda jalan, dan roda gigi, dipasang berputar terhadap poros dukung yang
tetap atau dipasang tetap pada poros dukung yang berputar. Contoh sebuah poros dukung
yang berputar, yaitu poros roda kereta api, As gardan, dan lain-lain.

Gambar 1
Konstruksi Poros Kereta Api

Untuk merencanakan sebuah poros, perlu diperhitungkan gaya yang bekerja pada poros
di atas antara lain: gaya dalam akibat beratnya (W) yang selalu berpusat pada titik
gravitasinya.
Gaya (F) merupakan gaya luar arahnya dapat sejajar dengan permukaan benda ataupun
membentuk sudut α dengan permukanan benda. Gaya F dapat menimbulkan tegangan
pada poros, karena tegangan dapat timbul pada benda yang mengalami gaya. Gaya yang
timbul pada benda dapat berasal dari gaya dalam akibat berat benda sendiri atau gaya
luar yang mengenai benda tersebut. Baik gaya dalam maupun gaya luar akan
menimbulkan berbagai macam tegangan pada kontruksi tersebut.

B. Macam-macam Poros

1. Berdasarkan Jenis Pembebanannya


a. Gandar
Gandar merupakan poros yang tidak mendapatkan beban puntir, fungsinya hanya
sebagai penahan beban, biasanya tidak berputar. Contohnya seperti yang
dipasang pada roda-roda kereta barang, atau pada as truk bagian depan.

Gambar 2
Contoh poros gandar

b. Spindle
Poros transmisi yang relatif pendek, seperti poros utama mesin perkakas, di mana
beban utamanya berupa puntiran, disebut spindle. Syarat yang harus dipenuhi
poros ini adalah deformasinya harus kecil dan bentuk serta ukurannya harus teliti.
Gambar 3
Spindel Penggerak pada Bench Lathe

c. Poros Transmisi
Poros transmisi berfungsi untuk memindahkan tenaga mekanik salah satu elemen
mesin ke elemen mesin yang lain. Poros transmisi mendapat beban puntir murni
atau puntir dan lentur yang akan meneruskan daya ke poros melalui kopling, roda
gigi, puli sabuk atau sproket rantau, dan lain-lain.

Gambar 4
Poros Transmisi
2. Berdasarkan Bentuknya

a. Poros Lurus

Gambar 5
Poros Lurus

b. Poros Engkol
Poros engkol merupakan bagian dari mesin yang dipakai untuk merubah gerakan
naik turun dari torak menjadi gerakan berputar. Poros engkol yang kecil sampai
yang sedang biasanya dibuat dari satu bahan yang ditempa kemudian dibubut,
sedangkan yang besar-besar dibuat dari beberapa bagian yang disambung-
sambung dengan cara pengingsutan.

Gambar 6
Perubahan gerakan yang dihasilkan poros engkol
Didalam praktek dikenal 2 macam poros engkol yaitu :
1) Poros Engkol Tunggal
Poros ini terdiri dari sebuah poros engkol dan sebuah penengkol. Kedua-
duanya diikat menjadi satu oleh pipi engkol yang pemasangannya
menggunakan cara pengingsutan. Pipi engkol biasanya dibuat daripada baja
tuang, sedangkan pen engkolnya dari pada baja St.50 atau St.60. jarak antara
sumbu pen engkol dengan sumbu poros engkol adalah setengah langkah
torak.

Gambar 7
Poros Engkol Tunggal

2) Poros Engkol Ganda


Poros engkol ini mempunyai 2 buah pipi engkol terdiri dari satu bahan sedang
pemasangan poros engkolnya adalah dengan sambungan ingsutan. Poros-
poros engkol ini bahan dibuat dari besi tuang khusus. Disamping harga
pembuatannya lebih ringan, besi tuang itu mempunyai sifat dapat menahan
getaran-getaran.
Gambar 8
Poros Engkol Ganda

C. Perencanaan

Hal-hal penting dalam perencanaan poros sebagai berikut ini perlu diperhatikan :
1. Kekuatan poros
Poros transmisi akan menerima beban puntir (twisting moment), beban lentur
(bending moment) ataupun gabungan antara beban puntir dan lentur. Dalam
perancangan poros perlu memperhatikan beberapa faktor, misalnya : kelelahan,
tumbukan dan pengaruh konsentrasi tegangan bila menggunakan poros bertangga
ataupun penggunaan alur pasak pada poros tersebut. Poros yang dirancang tersebut
harus cukup aman untuk menahan beban-beban tersebut.

2. Kekakuan poros
Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup aman dalam menahan
pembebanan tetapi adanya lenturan atau defleksi yang terlalu besar akan
mengakibatkan ketidaktelitian (pada mesin perkakas), getaran mesin (vibration) dan
suara (noise). Oleh karena itu disamping memperhatikan kekuatan poros, kekakuan
poros juga harus diperhatikan dan disesuaikan dengan jenis mesin yang akan
ditransmisikan dayanya dengan poros tersebut.

3. Putaran kritis
Bila putaran mesin dinaikan maka akan menimbulkan getaran (vibration) pada mesin
tersebut. Batas antara putaran mesin yang mempunyai jumlah putaran normal dengan
putaran mesin yang menimbulkan getaran yang tinggi disebut putaran kritis. Hal ini
dapat terjadi pada turbin, motor bakar, motor listrik, dll. Selain itu, timbulnya getaran
yang tinggi dapat mengakibatkan kerusakan pada poros dan bagian-bagian lainnya.
Jadi dalam perancangan poros perlu mempertimbangkan putaran kerja dari poros
tersebut agar lebih rendah dari putaran kritisnya,

4. Korosi
Apabila terjadi kontak langsung antara poros dengan fluida korosif maka dapat
mengakibatkan korosi pada poros tersebut, misalnya propeller shaft pada pompa air.
Oleh karena itu pemilihan bahan-bahan poros (plastik) dari bahan yang tahan korosi
perlu mendapat prioritas utama.

5. Material poros
Poros yang biasa digunakan untuk putaran tinggi dan beban yang berat pada
umumnya dibuat dari baja paduan (alloy steel) dengan proses pengerasan kulit (case
hardening) sehingga tahan terhadap keausan. Beberapa diantaranya adalah baja
khrom nikel, baja khrom nikel molebdenum, baja khrom, baja khrom molibden, dll.
Sekalipun demikian, baja paduan khusus tidak selalu dianjurkan jika alasannya hanya
karena putaran tinggi dan pembebanan yang berat saja. Dengan demikian perlu
dipertimbangkan dalam pemilihan jenis proses heat treatment yang tepat sehingga
akan diperoleh kekuatan yang sesuai.

D. Perhitungan Diameter Poros


Pembebanan tetap (constant loads)
1. Poros yang hanya terdapat momen puntir saja.
Untuk menghitung diameter poros yang hanya terdapat momen puntir saja (twisting
moment only), dapat diperoleh dari persamaan berikut :
Selain dengan persamaan diatas, besarnya momen puntir pada poros (twisting
moment) juga dapat diperoleh dari hubungan persamaan dengan variable-variable
lainnya, misalnya :
2. Poros yang hanya terdapat momen lentur saja.
Untuk menghitung diameter poros yang hanya terdapat momen lentur saja (bending
moment only), dapat diperoleh dari persamaan berikut :
3. Poros dengan kombinasi momen lentur dan momen puntir.
Jika pada poros tersebut terdapat kombinasi antara momen lentur dan momen puntir
maka perancangan poros harus didasarkan pada kedua momen tersebut.
Banyak teori telah diterapkan untuk menghitung elastic failure dari material ketika
dikenai momen lentur dan momen puntir, misalnya :
a) Maximum shear stress theory atau Guest’s theory
Teori ini digunakan untuk material yang dapat diregangkan (ductile), misalnya
baja lunak (mild steel).
b) Maximum normal stress theory atau Rankine’s theory
Teori ini digunakan untuk material yang keras dan getas (brittle), misalnya besi
cor (cast iron).

Pada pembahasan selanjutnya, cakupan pembahasan akan lebih terfokus pada


pembahasan baja lunak (mild steel) karena menggunakan material S45C sebagai
material poros. Terkait dengan Maximum shear stress theory atau Guest’s theory
bahwa besarnya maximum shear stress pada poros dirumuskan ::
Tegangan geser yang diizinkan untuk pemakaian umum pada poros dapat diperoleh
dari berbagai cara, salah satu cara diantaranya dengan menggunakan perhitungan
berdasarkan kelelahan puntir yang besarnya diambil 40% dari batas kelelahan tarik
yang besarnya kira-kira 45% dari kekuatan tarik. Jadi batas kelelahan puntir adalah
18% dari kekuatan tarik, sesuai dengan standar ASME. Untuk harga 18% ini faktor
keamanan diambil sebesar . Harga 5,6 ini diambil untuk bahan SF dengan kekuatan
yang dijamin dan 6,0 untuk bahan S-C dengan pengaruh masa dan baja paduan.
Faktor ini dinyatakan dengan . Selanjutnya perlu ditinjau apakah poros tersebut akan
diberi alur pasak atau dibuat bertangga karena pengaruh konsentrasi tegangan cukup
besar. Pengaruh kekasaran permukaan juga harus diperhatikan. Untuk memasukan
pengaruh ini kedalam perhitungan perlu diambil faktor yang dinyatakan dalam yang
besarnya 1,3 sampai 3,0 (Sularso dan Kiyokatsu suga, 1994: 8). Pembebanan
berubah-ubah (fluctuating loads)

Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan mengenai pembebanan tetap


(constant loads) yang terjadi pada poros. Dan pada kenyataannya bahwa poros justru
akan mengalami pembebanan puntir dan pembebanan lentur yang berubah-ubah.
Dengan mempertimbangkan jenis beban, sifat beban, dll. yang terjadi pada poros
maka ASME (American Society of Mechanical Engineers) menganjurkan dalam
perhitungan untuk menentukan diameter poros yang dapat diterima (aman) perlu
memperhitungkan pengaruh kelelahan karena beban berulang.
E. Beban pada Poros
1. Poros dengan beban puntir
Daya dan perputaran, momen puntir yang akan dipindahkan oleh poros dapat
ditentukan dengan mengetahui garis tengah pada poros.

Gambar 9
Poros Transmisi dengan Beban Puntir

Apabila gaya keliling F pada gambar sepanjang lingkaran dengan jari-jari r


menempuh jarak melalui sudut titik tengah α (dalam radial), maka jarak ini adalah r ,
dan kerja yang dilakukan adalah F.
Gaya F yang bekerja pada keliling roda gigi dengan jari-jari r dan gaya reaksi pada
poros sebesar F merupakan suatu kopel yang momennya Mw = F.r. Momen ini
merupakan momen puntir yang bekerja dalam poros.

W = F · r · α = Mw · α

Bila jarak ini ditempuh dalam waktu t, maka daya:

P = W / t = Mw · α t = Mw · ω

di mana ω ialah kecepatan sudut poros. Jadi, momen puntirnya:

Mw = ω P

2. Poros dengan Beban Lentur Murni

Poros dengan beban lentur murni biasanya terjadi pada gandar dari kereta tambang
dan lengan robot yang tidak dibebani dengan puntiran, melainkan diasumsikan
mendapat pembebanan lentur saja. Meskipun pada kenyataannya gandar ini tidak
hanya mendapat beban statis, tetapi juga mendapat beban dinamis.

Gambar 10
Beban lentur murni pada lengan robot
Jika momen lentur M1, di mana beban pada suatu gandar diperoleh dari 1 2 berat
kendaraan dengan muatan maksimum dikurangi berat gandar dan roda, tegangan
lentur yang diizinkan adalah σa, maka diameter dari poros adalah:

3. Poros dengan Beban Puntir dan Lentur

Poros dengan beban puntir dan lentur dapat terjadi pada puli atau roda gigi pada
mesin untuk meneruskan daya melalui sabuk, atau rantai. Dengan demikian poros
tersebut mendapat beban puntir dan lentur akibat adanya beban. Beban yang bekerja
pada poros pada umumnya adalah beban berulang. Jika poros tersebut mempunyai
roda gigi untuk meneruskan daya besar, maka kejutan berat akan terjadi pada saat
mulai atau sedang berputar. Selain itu beban punter dan lentur juga terjadi pada
lengan arbor mesin frais, terutama pada saat pemakanan.

Gambar 11
Beban punter dan lentur saat arbor melakukan pemakanan

Agar mampu menahan beban puntir dan lentur, bahan poros harus bersifat liat dan
ulet agar mampu menahan tegangan geser maksimum sebesar:
Pada poros yang pejal dengan penampang bulat,

Dan:
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

1. Poros adalah elemen mesin yang berbentuk batang dan umumnya berpenampang
lingkaran, berfungsi untuk memindahkan putaran atau mendukung sesuatu beban dengan
atau tanpa meneruskan daya.

2. hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam perencanaan sebuah poros, yaitu:

a. Kekuatan poros.
Poros transmisi mengalami beban puntir atau lentur maka kekuatannya harus
direncanakan
b. Korosi.
Poros-poros yang sering berhenti lama maka perlu dipilih poros yang terbuat dari
bahan yang tahan korosi dan perlu untuk dilakukannya perlindungan terhadap korosi
secara berkala.
c. Bahan poros
Poros yang biasa digunakan pada mesin adalah baja dengan kadar karbon yang
bervariasi.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/doc/300240770/196136021-Makalah-Poros

https://www.academia.edu/44166517/MAKALAH_ELEMEN_MESIN_POROS_

Anda mungkin juga menyukai