Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Elemen Mesin 1

D
I
S
U
S
U
N

Dosen Pengampu :

RAHMADSYAH, ST,.MT

Oleh :

FRANNOTO

NPM : 19013007

TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERISTAS ASAHAN
2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum. Wr. Wb.

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, maka saya bisa menyelesaikan
makalah yang berjudul “Poros” dan dengan harapan semoga makalah ini bisa bermanfaat dan
menjadikan refrensi bagi kita sehingga lebih mengetahui tentang Poros.

Akhir kata semoga bisa bermanfaat bagi para mahasiswa, umum khususnya pada prodi kami
dan semua yang membaca makalah ini semoga bisa dipergunakan dengan semestinya.

Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.

Wassalamualaikum. Wr. Wb.

Pulau Rakyat Tua, 29 Januari 2021

Frannoto

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah.........................................................................1


1.2 Rumusan Masalah..................................................................................1
1.3 Tujuan.....................................................................................................1
1.4 Manfaat ..................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2

2.1 Penjelasan Tentang Poros.......................................................................2


2.2 Fungsi Poros...........................................................................................3
2.3 Jenis-jenis Poros.....................................................................................3
2.4 Bahan yang digunakan untuk membuat poros.......................................4
2.5 Cara pembentukan/pembuatan poros.....................................................5
2.6 Gaya yang bekerja pada poros................................................................6
2.7 Beban pada poros...................................................................................6
2.8 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan poros......................6

BAB III PENUTUP..................................................................................................8

3.1 Kesimpulan.............................................................................................8
3.2 Saran.......................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Poros adalah suatu bagian stasioner yang berputar, biasanya berpenampang bulat dimana
terpasang elemen-elemen seperti roda gigi (gear), pulley, flywheel, engkol, sprocket dan
elemen pemindah lainnya. Poros bisa menerima beban lentur, beban tarikan, beban tekan atau
beban puntiran yang bekerja sendiri-sendiri atau berupa gabungan satu dengan lainnya.
(Josep Edward Shigley, 1983).

Poros dalam sebuah mesin berfungsi untuk meneruskan tenaga melalui putaran mesin.
Setiap elemen mesin yang berputar, seperti cakra tali, puli sabuk mesin, piringan kabel,
tromol kabel, roda jalan, dan roda gigi. Dipasang berputar terhadap poros dukung yang tetap
atau dipasang tetap pada poros dukung yang berputar.

Adapun poros engkol yang dalam sejarah poros engkol ditemukan oleh insinyur muslim
yang bernama Al-Jazai ia dipanggil Al-jazari karena lahir di Al-Jazira, sebuah wilayah yang
terletak diantara Tigris dan Efrat, Irak. Sepeti ayahnya ia mengabdi pada raja-raja Urtuq atau
Artuqid di Diyar Bakir dari 1174 sampai 1200 sebagai ahli teknik.

1.2 Rumusan Masalah


1. Penjelasan dan fungsi dari poros.
2. Jenis-jenis dan cara pembentukan/pembuatan dari poros.
3. Beban dan gaya yang bekerja pada poros.
4. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan poros.

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang pengertian dan fungsi dari sebuah poros.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis dan cara pembentukan poros.
3. Untuk mengetahui gaya-gaya yang bekerja pada poros.
4. Dapat memilih bahan yang akan dibuat poros.

1.4 Manfaat
1. Agar pembaca benar-benar memahami tentang poros.
2. Agar pembaca dapat memilih bahan yang akan digunakan dalam pembuatan poros.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Penjelasan Tentang Poros

Poros adalah suatu bagian stasioner yang beputar, biasanya berpenampang bulat dimana
terpasang elemen-elemen seperti roda gigi (gear), pulley, flywheel, engkol, sprocket dan
elemen pemindah lainnya. Poros bisa menerima beban lenturan, beban tarikan, beban tekan
atau beban puntiran yang bekerja sendiri-sendiri atau berupa gabungan satu dengan lainnya.
(Josep Edward Shigley, 1983).

Poros dalam sebuah mesin berfungsi untuk meneruskan tenaga melalui putaran mesin.
Setiap elemen mesin yang berputar, seperti cakra tali, puli sabuk mesin, piringan kabel,
tromol kabel, roda jalan, dan roda gigi, dipasang berputar terhadap poros dukung yang tetap
atau dipasang tetap pada poros dukung yang berputar.

Contoh sebuah poros dukung yang berputar, yaitu poros roda kereta api, As gardan, dan lain-
lain.

Gambar 1.1 Konstruksi Poros pada Kereta Api

Untuk merencanakan sebuah poros, perlu diperhitungkan gaya yang bekerja pada poros di
atas antara lain: gaya dalam akibat beratnya (W) yang selalu berpusat pada titik gravitasinya.
Gaya (F) merupakan gaya luar arahnya dapat sejajar dengan permukaan benda ataupun
membentuk sudut α dengan permukanan benda. Gaya F dapat menimbulkan tegangan pada
poros, karena tegangan dapat rimbul pada benda yang mengalami gayagaya. Gaya yang
timbul pada benda dapat berasal dari gaya dalam akibat berat benda sendiri atau gaya luar

2
yang mengenai benda tersebut. Baik gaya dalam maupun gaya luar akan menimbulkan
berbagai macam tegangan pada kontruksi tersebut.

2.2 Fungsi Poros

Poros dalam sebuah mesin berfungsi untuk meneruskan tenaga bersama-sama dengan
putaran. Setiap elemen mesin yang berputar, seperti cakaran tali, puli sabuk mesin, piringan
kabel, tromol kabel, roda jalan dan roda gigi. Dipasang berputar terhadap poros dukung yang
tetap atau dipasang tetap pada poros dukung yang berputar. Contohnya sebuah poros dukung
yang berputar, yaitu poros roda keran dan gerobak.

2.3 Jenis-jenis Poros

Adapun beberapa jenis-jenis poros, yaitu :

1. Poros transmisi

Poros transmisi berfungsi untuk memindahkan tenaga mekanik salah satu elemen mesin
ke elemen mesin yang lain. Poros transmisi mendapatkan beban puntir murni atau puntir dan
lentur yang akan meneruskan daya ke poros melalui kopling, roda gigi, puli sabuk, sprocket
rantai dan lain-lain. Poros ini memindahkan tenaga antara sumber dan mesin yang menyerap
tenaga.

2. Poros mesin

Poros ini adalah bagian dari mesin itu sendiri. Poros engkol adalah contoh dari poros
mesin.

3. Gandar

Gandar merupakan poros yang tidak mendapatkan beban puntir, fungsinya hanya sebagai
penahan beban, biasanya tidak berputar. Contohnya seperti yang dipasang pada roda-roda
kereta barang, atau pada as truk bagian depan.

4. Spindle

Poros transmisi yang relative pendek, seperti poros utama mesin perkakas, dimana beban
utamanya berupa puntiran disebut spindle. Syarat yang harus dipenuhi poros ini adalah
deformasinya harus kecil dan bentuk serta ukurannya harus teliti.

5. Poros engkol

Poros engkol merupakan bagian dari mesin yang dipakai untuk merubah gerakan naik
turun dari torak menjadi gerakan berputar. Poros engkol yang kecil sampai yang sedang
biasanya dibuat dari satu bahan yang ditempa kemudian dibubut, sedangkan yang besar-besar
dibuat dari beberapa bagian yang disambung-sambung dengan cara pengingsutan.

Didalam praktek dikenal 2 macam poros engkol yaitu :

3
a. Poros Engkol Tunggal

Poros ini terdiri dari sebuah poros engkol dan sebuah pen engkol. Kedua-duanya diikat
menjadi satu oleh pipi engkol yang pemasangannya menggunakan cara pengingsutan. Pipi
engkol biasanya dibuat daripada baja tuang, sedangkan pen engkolnya dari baja St 50 atau St
60. Jarak antara sumbu pen enkol dengan sumbu poros engkol adalah setengah langkah torak.

Gambar Poros Engkol Tunggal

b. Poros Engkol Ganda

Poros engkol ini mempunyai 2 buah pipi engkol terdiri dari satu bahan sedang
pemasangan poros engkolnya adalah dengan sambungan ingsutan. Poros-poros engkol ini
bahannya dibuat dari besi tuang khusus. Disamping harga pembuatannya lebih ringan, besi
tuang itu mempunyai sifat dapat menahan getaran-getaran.

Gambar Poros Engkol Ganda

2.4 Bahan yang digunakan untuk membuat poros

Poros yang biasanya digunakan untuk putaran tinggi dan beban yang berat pada
umumnya dibuat dari baja paduan (alloy steel) dengan proses pengerasan kulit (case

4
hardening) sehingga tahan terhadapt keausan. Beberapa diantaranya adalah baja khrom nikel,
baja khrom nikel molebdenum, baja khrom, baja khrom molibden, dll. Sekalipun demikian,
baja paduan khusus tidak selalu dianjurkan jika alasannya hanya karena putaran tinggi dan
pembebanan yang berat saja. Dengan demikian perlu dipertimbangkan dalam pemilihan jenis
proses heat treatment yang tepat sehingga akan diperoleh kekuatan yang sesuai.

2.5 Cara pembentukan/pembuatan poros

Pada perancangan bahan poros ini terdapat perlakuan panas. Perlakuan panas adalah
proses pada saat bahan dipanaskan hingga suhu tertentu dan selanjutnya didinginkan dengan
cara tertentu pula. Tujuannya adalah untuk mendapatkan sifat-sifat yang lebih baik dan yang
diinginkan sesuai dengan batas-batas kemampuannya. Sifat yang berhubungan dengan
maksud dan tujuan perlakuan panas tersebut meliputi:

1. Meningkatnya kekuatan dan kekerasannya.


2. Mengurangi tegangan.
3. Melunakkan .
4. Mengembalikan pada kondisi normal akibat pengaruh pengerjaan sebelumnya.
5. Menghaluskan butir kristal yang akan berpengaruh terhadap keuletan bahan.

Untuk proses pembuatan poros dengan melakukan hardening permukaan. Pemanasan


poros ini dilakukan di atas suhu transformasi fase dan selanjutnya didinginkan dengan cepat
sekali pada suhu kamar. Sehingga terbentuk suatu fase yang stabil pada suhu tinggi,
pengerasan dengan cara ini mengakibatkan terbentuknya susunan yang tidak stabil. Tetapi
inilah yang membuat elemen poros ini tidak mudah aus tergerus oleh gesekan yang ada.

Untuk mendapatkan sifat-sifat bahan untuk poros yang lebih baik sesuai dengan karakter
yang diinginkan dapat dilakukan melalui pemanasan dan pendinginan. Tujuannya adalah
mengubah struktur mikro sehingga bahan dikeraskan, dimudahkan atau dilunakan.
Pemanasan bahan dilakukan diatas garis transformasi kira-kira pada 770 derajat C sehingga
perlit yang ada pada bakal poros itu berubah menjadi austenit yang homogen karena terdapat
cukup karbon. Pada suhu yang lebih tinggi ferrit menjadi austenit karena atom karbon difusi
ke dalam ferrit tersebut. Untuk pengerasan baja, pendinginan dilakukan dengan cepat melalui
pencelupan kedalam air, minyak atau bahan pendingin lainnya sehingga atom-atom karbon
yang telah larut dalam austenit tidak sempat membentuk sementit dan ferrit akibatnya
austenit menjadi sangat keras yang disebut martensit. Pada baja setelah terjadi austenit dan
ferrit kadar karbonya akan menjadi makin tinggi sesuai dengan penurunan suhu dan akan
membentuk hipoeutektoid. Pada saat pemanasan maupun pendinginan difusi atom karbon
memerlukan waktu yang cukup. Laju difusi pada saat pemanasan ditentukan oleh unsur-unsur
paduanya dan pada saat pendinginan cepat austenit yang berbutir kasar akan mempunyai
banyak martensit. Austenit serta martensit inilah yang nantinya akan menjadi sumber
kekerasan luar dari poros

5
2.6 Gaya yang bekerja pada poros

Didalam poros terdapat beberapa gaya antara lain : gaya dalam beratnya (W) yang selalu
berpusat pada titik gravitasinya. Gaya (F) merupaka gaya luar arahnya dapat sejajar dengan
permukaan benda ataupun membentuk sudut α dengan permukaan benda. Gaya (f) dapat
menimbulkan tegangan pada poros, karena tegangan dapat timbul pada benda yang
mengalami gaya-gaya. Gaya yang timbul pada benda dapat berasal dari gaya dalam akibat
berat benda sendiri atau gaya luar yang mengenai benda tersebut. Baik gaya dalam maupun
gaya luar akan menimbulkan berbagai macam tegagan pada konstruksi tersebut.

2.7 Beban pada poros

Dalam poros terdapat beberapa beban diantaranya :

1. Poros dengan beban puntir

Daya dan perputaran, momen puntir yang akan dipindahkan oleh poros ditentukan dengan
mengetahui garis tengah pada poros. Apabila gaya keliling (F) pada sepanjang lingkaran
dengan jari-jari (r) menempuh jarak melalui sudut titik tengah α (dalam radial), maka jarak
ini adalah (r), dan kerja yang dilakukan adalah (F).

2. Poros dengan beban lentur murni

Poros dengan beban lentur murni biasanya terjadi pada gandar dari kereta tambang dan
lengan robot yang tidak dibebani dengan puntiran, melainkan diasumsikan mendapat
pembebanan lentur saja. Meskipun pada kenyataanya gandar ini tidak hanya mendapat beban
statis, tetapi juga mendapat beban dinamis.

3. Poros dengan beban puntir dan lentur

Poros dengan beban puntir dan lentur dapat terjadi pada puli atau roda gigi pada mesin
untuk meneruskan daya melalui sabuk, atau rantai. Dengan demikian poros tersebut
mendapat beban puntir dan lentur akibat adanya beban. Beban yang bekerja pada poros
umumnya adalah beban berulang. Jika poros tersebut mempunyai roda gigi untuk
meneruskan daya besar, maka kejutan berat akan terjadi pada saat mulai atau sedang
berputar. Selain itu beban puntir dan lentur juga terjadi pada lengan arbor mesin frais,
terutama pada saat pemakanan.

2.8 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan poros


1. Kekuatan poros

Poros transmisi akan menerima beban puntir (twisting moment), beban lentur (bending
moment) ataupun gabungan antara beban puntir dan lentur. Didalam perancangan poros perlu
memperhatikan beberapa factor, misalnya : kelelahan, tumbukan dan pengaruh konsentrasi
tegangan bila menggunakan poros bertangga ataupun penggunaan alur pasak pada poros
tersebut. Poros yang dirancang tersebut harus cukup aman untuk menahan beban-beban
tersebut.

6
2. Kekakuan poros

Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup aman dalam menahan
pembebanan tetapi adanya lenturan atau defleksi yang terlalu besar akan mengakibatkan
ketidak telitian (pada mesin perkakas), getaran mesin (vibration) dan suara (noise). Oleh
karena itu disamping memperhatikan kekuatan poros, kekakuan poros juga harus
diperhatikan dan disesuaikan dengan jenis mesin yang akan ditransmisikan dayanya dengan
poros tersebut.

3. Putaran kritis

Bila putaran mesin dinaikan maka akan menimbulkan getaran (vibration) pada mesin
tersebut. Batas antara putaran mesin yang mempunyai jumlah putaran normal dengan putaran
mesin yang menimbulkan getaran yang tinggi disebut putaran kritis. Hal ini dapat terjadi pada
turbin, motor bakar, motor listrik, dll. Selain itu, timbulnya getaran yang tinggi dapat
mengakibatkan kerusakan pada poros dan bagian-bagian lainnya. Jadi dalam perancangan
poros perlu mempertimbangkan putaran kerja dari poros tersebut agar lebih rendah dari
putaran kritisnya.

4. Korosi pada poros

Apabila terjadi kontak langsung antara poros dengan fluida korosif maka dapat
mengakibatkan korosi pada poros tersebut, misalnya propeller shaft pada pompa air. Oleh
karena itu pemilihan bahan-bahan poros dari bahan yang tahan korosi perlu mendapatkan
priorotas utama.

5. Bahan poros

Bahan poros umumnya dibuat dari baja batang yang ditarik dingin dan difinis, baja
karbon konstruksi mesin (s-c) yang dihasilkan dari ingot yang di “kill”. Meskipun demikian
bahan ini kelurusannya agak kurang tetap dan dapat mengalami deformasi karena tegangan
yang kurang seimbang, misalnya bila diberi alur pasak, karena adanya tegangan sisa
diterasnya. Poros-poros yang dipakai untuk meneruskan putaran tinggi dan beban berat
umumnya dibuat dari baja paduan dengan pengerasan kulit yang sangat tahan terhadap
keausan.

7
BAB III

PENUTUP

3.1 kesimpulan

Poros adalah suatu bagian stasioner yang berputar, biasanya berpenampang bulat dimana
terpasang elemen-elemen seperti roda gigi (gear). Poros bisa menerima beban lenturan, beban
tarikan, beban tekan atau beban puntiran yang bekerja sendiri-sendiri atau berupa gabungan
satu dengan lainnya. Berfungsi untuk meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran.

3.2 saran

Dalam proses pembuatan poros mahasiswa harus mengetahui tahapan-tahapan cara


pengerjaannya sehingga mendapatkan hasil yang baik.

8
DAFTAR PUSTAKA
http://www.wordpress.com

http://PENGERTIAN.PERANCANGAN

http://Makalah.Poros_Elemen_MesinI_Kuliah

https://www.academia.edu/12241963/makalah_tentang_poros

Anda mungkin juga menyukai