Anda di halaman 1dari 69

TUGAS RANCANG ELEMEN MESIN II

RANCANGAN TRANSMISI TOYOTA NEW ALL RUSH


Daya : 104 KW
Putaran : 4200 RPM

Disusun oleh :
Maulana Kamil
(2104102010101)

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


JURUSAN TEKNIK MESIN DAN INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2023

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat ALLAH S.W.T,


yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas ini yang dibebankan Program Studi Teknik Mesin untuk
setiap mahasiswanya.

Tugas Elemen Mesin II merupakan salah satu tugas akademik pada Fakultas
Teknik Universitas Siyah Kuala, Program Studi Teknik Mesin yang telah
ditetapkan pada kurikulumnya. Tugas yang saya susun adalah Perancangan
Transmisi.

Karena saya masih dalam status menuntut ilmu dan belum banyak ilmu
pengetahuan yang kami miliki untuk menjalankan tugas perancangan ini sehingga
masih jauh dari kata sempurna dan juga terdapat kekurangan.

Terimakasih banyak kami berikan kepada Ir.Asbar Razali. M.T, yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas ini, dan tak lupa pula kepada rekan-rekan serta bebagai
pihak yang telah memberikan bantuan dan saran kepada saya.

Banda Aceh, November 2023

MAULANA KAMIL
(2104102010101)
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perancangan elemen-elemen mesin merupakan bagian penting dari bidang
perancangan mekanis. Peralatan mekanis biasanya meliputi komponen yang
bergerak yang mengirimkan daya dan melakukan pola gerak khusus. Jadi, dalam
merancang alat mekanis haruslah kompeten dalam perancangan elemen tunggal
yang akan membentuk sistem mekanis yang lebih kompleks.

Pada rancangan kali ini saya mengambil perancangan transmisi mobil


Kijang Innova sebagai tugas rancang mata kuliah Elemen Mesin II. Transmisi
mobil Kijang Innova merupakan transmisi 5 percepatan dan 1 reverse gear.
Dimana setiap percepatan memiliki rasio putaran yang berbeda.

Transmisi adalah sebuah komponen yang terdapat pada mesin dan berfungsi
untuk mengubah kecepatan serta tenaga putar. Kecepatan dan tenaga putar yang
didapat dari mesin pada roda tersebut yang akan digunakan untuk menggerakkan
kendaraan.

Mobil yang menggunakan transmisi manual menganut prinsip momen yang


sederhana. Transmisi manual sendiri bekerja berdasarkan rasio roda gigi. Dengan
melakukan pengubahan pada rasio roda gigi pada sistem transmisi, akan membuat
mobil mengalami perbedaan output kecepatan. Karena pada dasarnya transmisi
adalah penggerak yang terdiri dari berbagai komponen mesin.
BAB II

DASAR TEORI

1.2 Tujuan Perencanaan


Tujuan perancangan ini yaitu sebagai pedoman dasar dalam menciptakan
dan menghasilkan suatu elemen mesin, dengan ketelitian dan perakitannya harus
dilakukan perhitungan yang pasti dalam merakit sebuah mesin. Didalam sebuah
perancangan ini, dilakukan sebuah imajinasi yang tinggi dan dituangkan segala
rencana untuk menciptakan suatu mesin, dengan kata lain sebelum melakukan
proses pengerjaan kita membuat sebuah pola yang berisikan semua aspek yang
bertujuan untuk memudahkan proses produksi. Dimulai dengan pemilihan bahan,
ukuran produk, dan juga segala perhitungan dan data teoritis daam bentuk
numeric ataupun symbol. Semua aspek tersebut adalah bagian dari sebuah
perancangan.
2.1 Pengertian Poros
Poros adalah salah satu Elemen Mesin yang berbentuk silindris
memanjang dengan penampang yang biasanya berbentuk lingkaran yang memiliki
fungsi sebagai penyalur daya atau tenaga melalui putaran sehingga poros ikut
berputar. Jadi, poros bisa dikatakan transmisi atau penghubung dari sebuah
elemen mesin yang bergerak ke sebuah elemen mesin yang akan digerakan. Ada
berbagai macam penamaan poros, mulai dari shaft maupun axis ada juga yang
menyebut poros sebagai as namun disini as lebih berperan sebagai poros yang
statis dan tidak ikut berputar sebagai penyalur daya atau tenaga.

2.1.1 Fungsi Poros


Fungsi utama dari poros adalah mentransfer tenaga yang dihasilkan oleh
mesin kendaraan dari transmisi ke roda-roda kendaraan.

2.1.2 Macam-macam Poros


Poros untuk meneruskan daya diklasifikasikan menurut pembebanannya
sebagai berikut:

1) Poros Transmisi
Poros macam ini mendapat beban puntir murni atau puntir dan lentur.
Daya ditransmisikan kepada poros ini melalui kopling, roda gigi, puli sabuk
atau sproket rantai, dil.
2) Spindel
Poros transmisi yang relatif pendek, seperti poros utama mesin
perkakas, dimana beban utamanya berupa puntiran, disebut spindel. Syarat
yang harus dipenuhi poros ini adalah deformasinya harus kecil dan bentuk
serta ukurannya harus teliti.
3) Gandar
Merupakan poros yang tidak mendapatkan beban puntir, fungsinya
hanya sebagaipenahan beban, biasanya tidak berputar. Contohnya seperti
yang dipasang padaroda-roda kereta barang, atau pada as truk bagian depan.

2.1.3 Hal-hal yang harus diperhatikan dalam merencanakan Poros


1. Kekuatan Poros
Poros transmisi akan menerima beban puntir (twisting moment),
beban lentur (bending moment) ataupun gabungan antara beban puntir dan
lentur. Dalam perancangan poros perlu memperhatikan beberapa faktor,
misalnya: kelelahan, tumbukan dan pengaruh konsentrasi tegangan bila
menggunakan poros bertangga ataupun penggunaan alur pasak pada poros
tersebut. Poros yang dirancang tersebut harus cukup aman untuk menahan
bebanbeban tersebut.
2. Kekakuan Poros
Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup aman
dalam menahan pembebanan tetapi adanya lenturan atau defleksi yang
terlalu besar akan mengakibatkan ketidaktelitian (pada mesin perkakas),
getaran mesin (vibration) dan suara (noise). Oleh karena itu disamping
memperhatikan kekuatan poros, kekakuan poros juga harus diperhatikan
dan disesuaikan dengan jenis mesin yang akan ditransmisikan dayanya
dengan poros tersebut.
3. Putaran Kritis
Bila putaran mesin dinaikan maka akan menimbulkan getaran
(vibration) pada mesin tersebut. Batas antara putaran mesin yang
mempunyai jumlah putaran normial dengan putaran mesin yang
menimbulkan getaran yang tinggi disebut putaran kritis. Hal ini dapat
terjadi pada turbin, motor bakar, motor listrik, dll. Selain itu, timbulnya
getaran yang tinggi dapat mengakibatkan kerusakan pada poros dan
bagian-bagian lainnya. Jadi dalam perancangan poros perlu
mempertimbangkan putaran kerja dari poros tersebut agar lebih rendah
dari putaran kritisnya.
4. Material Poros
Poros yang biasa digunakan untuk putaran tinggi dan beban yang
berat pada umumnya dibuat dari baja paduan (alloy steel) dengan proses
pengerasan kulit (case hardening) sehingga tahan terhadap keausan.
Beberapa diantaranya adalah baja khrom nikel.
2.1 Pengertian Pasak
Pasak adalah sepotong baja lunak (mild steel) yang dipasangkan/diselipkan
di antara poros danhub atau boss dan pulley untuk menghubungkan keduanya agar
terjadikebersamaan gerak/putaran.

Pada umumnya pasak dipasangkan sejajar dengan sumbu poros. Untuk


pemasangan pasak harus dibuat alur pada poros dan hub dari pulley. Fungsi utama
dari pada pasak adalah sebagai pengunci sementara Beban yang bekerja berupa
beban desak (crushing) dan beban geser (shearing).

2.2.1 Pengertian spline


Spline adalah poros berseri pasak aksial dari fungsi dari spline digunakan
pada poros dengan beban torsi yang tidak mampu di tahan oleh pasak.

2.2.2 Macam-macam Pasak


Berikut ini adalah macam-macam Pasak:

a. Pasak Benam/sunk key


Pasak benam setengahnya terpasang pada alur pasak pada poros
dansetengah lagi terpasang pada alur pada hub.

b. Pasak kepala
Pasak kepala ini sama dengan pasak memanjang ditambah
kepala,yang berguna memudahkan membuka dan memasang
pasak tersebut.

c. Pasak tembereng
Pasak ini banyak digunakan pada mesin perkakas dan kendaraan.
Keunggulannya adalah cocok untuk poros dan hub tirus, kekurangannya
perlu lubang yang dalam pada poros yang akanmelemahkan poros.

d. Pasak Pelana
Pasak pelana terpasang pada alur pada hub, tapi hanya menempel
pada permukaan poros. Pasak ini hanya bekerja berdasarkan gesekan saja,
danhanya cocok untuk beban ringan saja.

e. Spline
Spline adalah pasak yang terintegrasi dengan poros, sehingga bentuk
porosnya bergerigi alur pada hub disesuaikan dengan gerigi poros
2.3 Pengertian Bantalan

Bantalan (Bearing) adalah sebuah elemen mesin yang berfungsi untuk


membatasi gerak relatif antara dua atau lebih komponen mesin agar selalu
bergerak pada arah yang diinginkan. Bearing menjaga poros agar selalu berputar
terhadap sumbu porosnya, atau juga menjaga suatu komponen yang bergerak
linier agar selalu berada pada jalurnya.

Bantalan merupakan salah satu bagian dari elemen mesin yang memegang
peranan cukup penting karena fungsi dari bantalan yaitu untuk menumpu sebuah
poros agar poros dapat berputar tanpa mengalami gesekan yang berlebihan.
Bantalan harus cukup kuat untuk memungkinkan poros serta elemen mesin
lainnya bekerja dengan baik.

2.3.1 Klasifikasi Bantalan


Bantalan dapat diklasifikasikan sebagai berikut ini:

a. Berdasarkan gerakan bantalan terhadap poros


1) Bantalan luncur

Pada bantalan ini terjadi gesekan luncur antara poros dan bantalan
karena permukaan poros ditumpu oleh permukaan bantalan dengan
perantaraan lapisan pelumas. Pada bantalan luncur tidak ada elemen lain
antara bantalan dengan bagianyang bergerak.Bantalan ini dipakai pada
poros-poros yang berputar dengan kecepatantinggi dan contoh
pemakaiannya adalah pada poros engkol (crankshaft).

2) Bantalan Gelinding
Bantalan gelinding merupakan salah satu elemen mesin yang
memiliki peran penting pada mesin di mana memiliki fungsi untuk
mengurangi besarnya gaya gesek yang ditimbulkan oleh poros saat
berputar.

2.3.2 Berdasarkan arah beban terhadap poros


 bantalan Radial
Arah beban yang ditumpu bantalan ini adalah tegak lurus sumbu.
 Bantalan Aksial.
Arah beban bantalan ini sejajar dengan sumbu poros.

2.3.3 Pertimbangan dalam pemilihan bantalan


Dalam pemilihan bantalan banyak hal yang harus di pertimbangkan seperti:

 Jenis pembebanan yang diterima oleh bantalan


 Beban maksimum yang mampu diterima oleh bantalan
 Kecocokan antara dimensi poros yang dengan bantalan sekaligus dengan
keseluruhan sistim yang telah direncanaka
 Keakuratan pada kecepatan tinggi
 Kemampuan terhadap gesekan
 Umur bantalan
 Mudah dalam pemasangan
 Perawatan

2.4 Pengertian Roda Gigi


Roda gigi adalah roda silindris bergerigi dengan bentuk yang beraturan dan
memiliki rasio yang digunakan untuk mentransmisikan putaran dan torsi dari
suatu poros ke poros lain. Roda gigi sudah digunakan secara sederhana oleh
bangsa China sekitar 2600 tahun yang lalu. Dewasa ini berbagai variasi dan jenis
roda gigi telah dibuat dan memiliki keunggulan seperti tanpa suara berisik dan
kerugian gesek yang sangan rendah.

Umumnya roda gigi digunakan untuk menghasilkan perubahan kecepatan


dan torsi sesuai dengan kebutuhan dengan roda gigi yang digerakkan relatif
terhadap kecapatan putar roda gigi penggerak.

Jika kita membandingkan alat transmisi daya lainnya seperti tranmisi dan
sabuk, roda gigi mempunyai keunggulan tahan lama dengan efisiensi yang sangat
tinggi. Tapi kekurangan roda gigi adalah harganya yang relatif lebih mahal.
2.4.1 Klasifikasi Roda Gigi
Roda gigi diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Menurut letak poros


Menurut letak poros maka rodagigi diklasifikasikan seperti tabel berikut :

Tabel 2.1 Letak Poros


2. Menurut bentuk alur gigi
Pengertian roda gigi menurut bentuk alur giginya dibagi menjadi tiga
macam yaitu:
a. Roda gigi lurus yaitu roda gigi dengan bentuk alur giginya lurus dan
sejajar dengan poros.
b. Roda gigi miring yaitu roda gigi dengan bentuk alur giginya memiliki
miringan tertentu.
c. Roda gigi miring ganda yaitu roda gigi dengan bentuk alur giginya
memiliki dua keiringan tertentu yang sama besarnya.

3. Menurut arah putarannya


Pembagian roda gigi menurut arah putarannya dibagi menjadi dua macam
yaitu:
a. Roda gigi yang mepunyai arah putaran berlawanan terhadap roda gigi
yang digerakkannya
b. Roda gigi yang mempunyai arah putaran yang sama dengan roda gigi yang
digerakkannya

2.4.2 Jenis-jenis Roda Gigi


Berikut ini adalah beberapa jenis-jenis roda gigi:

1. Roda Gigi Lurus


Roda gigi lurus (spur gear) dipakai untuk memindahkan gerakan putar
antara poros-poros yang sejajar, yang biasanya berbentuk silindris, dan gigi-
giginya adalah lurus dan sejajar dengan sumbu putaran.

Gambar 2.1 Roda Gigi Lurus


Gambar 2.2 Bagian-bagian Roda Gigi

 Lingkaran Puncak (pitch circle) adalah suatu lingkaran teoritis terhadap mana
semua perhitungan biasanya didasarkan lingkar puncak dari sepasang roda gigi
biasanya berpasangan adalah salingberisinggungan satu terhadap yang lain.
 Jarak lengkung puncak (circular pitch) adalah jarak yang diukur pada lingkaran
puncak dari satu titik pada sebuah roda gigi ke suatu titik yang berkaitan pada
gigi diesebelahnya. Jadi jarak lengkung puncak sama dengan jumlah tebal gigi
(tooth thickness) ditambah lebar antara (width of space).
 Module (module) “m” adalah perbandingan antara diameter puncak dengan
jumlah gigi pada roda gigi. Satuan panjang yang biasa dipakai adalah
milimeter.
 Puncak diametral (diametral pitch) “P” adalah perbandingan antara jumlah gigi
pada roda gigi dengan diameter puncak. Biasanya menggunakan satuan inch
karna hanya dipakai di sistem british.
 Addendum “a” adalah jarak radial antara bidang atas (top line) dengan
lingkaran puncak.
 Dedendum “b” adalah jarak radial dari bidang bawah (bottom line) ke
lingkaran puncak.
 Tinggi keseluruhan (whole depth) “ht” adalah jumlah addendum dan
dedendum.
 Lingkaran kebebasan (clearence circle) adalah lingkaran yang bersinggungan
dengan lingkaran addendum dari pasangan roda gigi tersebut.
 Kebebesan (clearence) adalah besaran yang disediakan dedendum bagi
addendum dari roda gigi pasangannya.
 Kibas-panggung (bock-ash) adalah besaran yang diberikan oleh lebar antara
dari satu roda gigi kepada tebal gigi dari roda gigi pasangannya diukur dari
lingkaran puncak.
 Sudut tekan (pressure angel) adalah garis yang dibentuk dari kemiringan dari
sisi kepala gigi.
 Kedalaman total (total depth) adalah jumlah dari addendum dan dedendum.
 Tebal gigi (tooth thickness) adalah lebar gigi sepanjang lingkaran pitch.

2. Roda Gigi Miring (helical)

2.3 Roda Gigi Miring


Roda gigi miring dipakai untuk memindahkan gerakan antara poros- poros
yang sejajar. Sudut kemiringan (helix-angel) adalah sama pada setiap roda gigi.
Tapi pasangan roda gigi harus memiliki kemiringan roda gigi yang berbeda, jika
satu roda gigi miring ke kanan satu lagi miring ke kiri, segitu juga sebaliknya.
Persinggungan awal dari gigi-gigi roda gigi lurus adalah sebuah garis di
sepanjang permukaan gigi tersebut. Persinggungan awal dari gigi- gigi roda gigi
miring adalah sebuah titik yang berubah menjadi sebuah garis begitu gigi-gigi
tersebut masuk lebih jauh ke dalam persekutuan gigi-gigi tersebut. Persekutuan
gigi secara bertshap ini dan pemindahan beban secara halus dari satu gigi ke gigi
lainlah yang memberi roda gigi miring kemampuan untuk memindahkan beban
yang besar pada putaran yang tinggi. Karena sifat persinggungan antara roda-roda
gigi miring tersebut, maka perbandingan kontak hanya kecil perbandingannya.
Roda gigi miring memberi bantalan poros beban-beban radial dan aksial.
Bila beban aksial tinggi atau mempengaruhi hal-hal lain, maka sebaiknya dipakai
roda gigi miring secara ganda. Roda gigi miring ganda adalah ekivalen dengan
dua roda gigi miring yang berlawanan, dipasang berdampingan pada poros yang
sama. Mereka menghasilkan reaksi aksial yang berlawanan arah dan karenanya
saling meniadakan beban aksial tersebut.
Bila dua atau lebih roda gigi miring yang tunggal dipasang pada poros yang
sama, arah kemiringnan roda gigi tersebut haruslah dipilih sedemikian agar
menghasilkan beban aksial yang minimum.

Gambar 2.4 Tata nama Roda Gigi Miring

 Sudut ψ adalah sudut kemiringan (helic angel).


 Jarak ac (pt) adalah jarak normal lengkungan puncak (normal circular pitch).
 Jarak pn adalah jarak melintang lengkungan puncak.
 Jarak ad (px) adalah jarak aksial (axial pitch).
 Puncak diametral normal (normal diametral pitch) “Pn”
3.Roda Gigi Kerucut

Gambar 2.5 Roda Gigi Kerucut

Untuk mentransmisikan gerakan antara poros yang berpotongan arahnya,


maka diperlukan roda gigi kerucut. Walaupun roda gigi kerucut biasanya dibuat
untuk poros yang berpotongan dengan sudut 90°, roda gigi kerucut busa dibuat
hampir semua ukuran sudut. Gigi-giginya biasanya dibuat dengan cara dituang,
dimilling.

Gambar 2.6 Tata nama Roda Gigi Kerucut

Puncak dari roda gigi kerucut diukur pada ujung besar dari gigi, dan
kedua puncak lengkung dan diameter puncak dihitung dengan cara yang sama
seperti pada roda gigi lurus. Sudut puncak ditetapkan oleh pertemuan kerucut
pada puncaknya.
4. Roda Gigi Cacing

Gambar 2.7 Roda Gigi Kerucut

Roda gigi cacing menyerupai screw berbentuk batang yang dipasangkan


dengan roda gigi biasa atau spur. Roda gigi cacing merupakan salah satu cara
termudah untuk mendapatkan rasio torsi yang tinggi dan kecepatan putar yang
rendah.
Susunan roda gigi cacing bisa mempunyai penutup tunggal atau ganda.
Suatu susunan roda gigi berpenutup tunggal adalah suatu di mana roda gigi
dibungkus penuh atau sebagian oleh worm. Sebuah susunan roda gigi di mana
setiap elemen ditutup oleh sebagian yang lain disebut susunan roda gigi cacing
berpenutup ganda. Perbedaan yang penting antara keduanya adalah bahwa
persinggungan bidang (area contact) terjadi antara gig-gig roda gigi berpenutup
ganda dan hanya penyinggungan garis (line contact) yang terjadi antara gigi-gigi
daripada roda gigi berpenutup tunggal.
Cacing dan roda gigi cacing memiliki arah kemiringan yang sama, tetapi
sudut kemiringannya sedikit berbeda. Sudut kemiringan pada cacing umumnya
sedikit lebih besar. Karena hal ini adalah biasa menetapkan sudut masuk λ pada
cacing dan sudut kemiringan dG pada roda gigi.
Gambar 2.8 Tata nama Roda Gigi Cacing

Dalam menetapkan puncak dari susunan roda gigi cacing adalah biasa
menyatakan puncak aksial (axial pitch) dari cacing. Jarak lengkung puncak pada
arah melintang (transverse circular pitch) Pt yang sering disederahankan dengan
sebutan puncak lengkung dari roda pasangnnya. Harga ini sama bila sudut
porosnya 90°. Diameter puncak (dG) dari roda gigi adalah diameter yang diukur
pada suatu bidang yang melalui sumbu cacing
Karena ini tidak berkaitan dengan jumlah gigi, cacing bisa mempunyai
diameter puncak mana saja, begitupun diameter ini harus sama seperti diameter
puncak dari alat hobbing yang dipakai untuk memotong gigi roda gigi tersebut.
Pada umumnya, diameter puncak dari cacing harus dipilih sehingga jatuh dalm
daerah di mana C adalah jarak pusatnya. Perbandiangan ini muncul untul
menghasilkan kapasitas daya susunan roda gigi yang optimum.
Bentuk roda gigi cacing belum distandarisasikan secara luas karna
kebutuhannya tidak terlalu banyak. Sudut tekan yang dipakai tergantung pada
sudut masuk dan haruslah cukup besar untuk menghindarkan kurang-potong dari
gigi roda gigi cacing tersebut pada sisi di mana persinggungan berakhir.
Kedalaman gigi yang memuaskan, yang tetap kira-kira pada berbanding lurus
degan sudut masuk bisa didapat dengan membuat kedalaman yang berbanding
lurus dengan puncak lengkun aksial.
Sudut masuk, λ Sudut tekan Φ Addendum Dedendum
derajad derajad
0 – 15 14,5 0,3683 px 0,3683 px
15 – 30 20 0,3683 px 0,3683 px
30 – 35 25 0,2865 px 0,3314 px
35 – 40 25 0,2546 px 0,2947 px
40 - 45 30 0,2228 px 0,2578 px
Tabel 2.2 Sudut Tekan dan Kedalaman Gigi yang Disarankan Untuk Roda Gigi

2.4.3 Roda Gigi dan Ukurannya


Ukuran gigi di nyatakan dengan “jarak bagi lingkar”, yaitu jarak sepanjang
lingkaran jarak bagi antar profil dua gigi yang berdekatan. Jika diameter lingkaran
jarak bagi dinyatakan dengan d (mm), dan jumlah gigi dengan z, maka jarak bagi
lingkaran t (mm) dapat ditulis sebagai berikut:

πd
t=
z

Jadi, jarak bagi lingkarna dalah keliling lingkarann dibagi dengan jumlah
gigi. Dengan demikian ukuran gigi dapat ditentukan dari besarnya jarak bagi
lingkaran tersebut.Namun, Karena jarak bagi lingkaran selalu mengandung factor,
pemakaiannya sebagai ukuran gigi dirasakan kurang praktis. Untuk mengantasi
hal ini, diambil suatu ukuran yang disebut “modul” dengan lambing m, dimana:

d
m=
z

Dengan cara ini, m dapat ditentukan sebagai bilangan bulata atau bilangan
pecahan 0,5 dan 0,25 yang lebih praktis. Juga karena :

π ×m=t

Cara lain untuk menyatakan ukuran gigi ialah dengan “jarak bagi diametral
“Dalam hal ini diameter lingkaran jarak bagi di ukur inch, maka jarak bagi
diametral DP adalah jumlah gigi per inch diameter tersebut. Jika diameter jarak
bagi dinyatakan d' (in), maka :
DP=
z 1
()
d' ¿

Dengan persamaan ini dapat dilihat bahwa jika DP kecil, berarti giginya
besar.Sebagian besar gigi dari Amerika atau Eropa dinyatakan dengan harga DP
tersebut. Adapun hubungan antara DP dan m adalah sebagai berikut :

25 , 4
m=
DP

Dengan menggunakan harga-harga dan hubungan-hubungan diatas,


persamaan roda gigi lapat ditulis secara lebih sederhana, demikian pula untuk
merubah rumus dalam inch menjadi atuan modul, tidak akan di jumpai kesulitan.

2.4.4 Perhitungan Putaran dan Perbandingan Roda Gigi


Jika putaran roda gigi yang berpasangan dinyatakan dengan n1 (rpm) pada
proros penggerak dan n2 (rpm) pada poros yang di gerakkan, diameter lingkaran
jarak bagi d 1 dan d 2 (mm), dan jumlah gigi z 1 dan z 2, maka perbandingan putaran
u adalah :

n 2 d 1 m. z 1 z 1 1
u= = = = =
n 1 d 2 m. z 2 z 2 1

Harga I, yaitu perbandingan antara junlah gigi pada roda gigi dan pada
pinyon, disebut perbandingan roda gigi atau perbandingan transmisi.
Perbandingan ini dapat sebesar 4 sampai 5 dalam hal roda gigi lurus standar, dan
dapat diperbesar sampai 7 dengan perubahan kepala.
BAB III
DASAR PERANCANGAN
3.1 Perancangan Poros
3.1.1 Penentuan nilai faktor koreksi dapat dilihat pada tabel 3.1 dibawah ini :

Tabel 3.1 faktor-faktor koreksi daya yang akan di trasnmisikan

3.1.2 Daya yang akan direncanakan dalam perhitungan poros dapat dihitung :
Pd =f c × P

3.1.3 Momen puntir yang mungkin akan terjadi dapat dihitung :


5 Pd
T =9 , 74 ×10
n1

3.1.4 Tegangan geser yang di izinkan σ a ( )


Kg
mm
2 dapat dihitung dengan

menggunakan persamaan sebagai berikut :


σb
τ a=
sf 1 × sf 2

3.1.5 Diameter poros (d s) didapatkan dengan menggunakan persamaan sebagai


berikut :


d s= 3
5,1
KC T
τa t b
3.1.6 Bahan atau material poros dapat dilihat pada tabel 3.2 dibawah ini :

Tabel 3.2 Baja karbon untuk konstruksi mesin dan baja batang yang difinis dingin
untuk poros

3.1.7 Tegangan geser ( τ ) yang sebenarnya didapatkan menggunakan persamaan


berikut :
5 , 1 ×T
τ= 3
ds

3.1.8 Koreksi konstruksi aman pada konstruksi poros :


τ a> τ

3.2 Perencanaan Bantalan


Dalam rancangan ini pemilihan bantalan langsung dipilih sesuai dengan
bantalan yang ada di pasaran, hal ini di karenakan jika bantalan di rancang khusus
maka akan sulit didapat Ketika pergantian sparepart.
Tabel 3.3 Tabel daftar bantalan

3.3 Perencanaan Roda Gigi


3.3.1 Direncanakan
Daya yang akan ditransmisikan (P)

Putaran poros ( n 1)

Perbandingan reduksi percepatan ( i )

Jarak sumbu poros yang direncanakan ( a )


Sudut tekan ( ∝ )

3.3.2 Penentuan faktor koreksi

Tabel 3.4 faktor-faktor koreksi daya yang akan di trasnmisikan

3.3.3 Perhitungan daya rencana( Pd )


Pd =P ×f c

3.3.4 Perhitungan diameter jarak bagi d 1 dan d 2


2 ×a
d 1=
1+i

2 ×a × i
d 2=
1+i

3.3.5 Pemilihan modul dari diagram berikut ini

Gambar 3.1 Diagram pemilihan modul roda gigi


3.3.6 Perhitungan jumlah gigi z 1 dan z 2
d1
z 1=
m

d2
z 2=
m

3.3.7 Perhitungan perbandingan roda gigi


z2
i=
z1

3.3.8 Perhitungan diameter lingkaran jarak bagi d o 1 dan d o 2


d o 1=z 1 ×m

d o 2=z 2 ×m

3.3.9 Perhitungan jarak sumbu poros


( d o 1 +d o 2 )
a 0=
2

3.3.10 Penentuan kelonggaran puncak


C k =0 , 25 ×m

3.3.11 Penentuan kelonggaran sisi


C=0

3.3.12 Perhitungan diameter kepala d k 1 dan d k 2


d k 1=( z 1 +2 ) ( m )

d k 2=( z2 +2 ) ( m )

3.3.13 Perhitungan diameter kaki d f 1 dan d f 2


d f 1=( z 1−2 ) ( m )−( 2 ) ( C k )

d f 2=( z 2−2 ) ( m )−( 2 ) ( C k )

3.3.14 Perhitungan kedalaman pemotongan


H=2m+C k
3.3.15 Penentuan faktor bentuk gigi Y 1 dan Y 2, dari tabel sebagai berikut ini

Tabel 3.5 Faktor bentuk gigi

3.3.16 Perhitungan kecepatan keliling


π × d 01 ×n 1
v=
60 ×1000

3.3.17 Perhitungan gaya tangensial


102 × Pd
F t=
v

3.3.18 Perhitungan faktor dinamis


6
f v=
6+ v
3.3.19 Penentuan bahan roda gigi dari tabel dibawah ini

Tabel 3.6 Faktor tegangan kontak pada bahan roda gigi

3.3.20 Perhitungan beban lentur yang diizinkan persatuan lebar F b 1dan F b 2


F b 1= ( σ a ) ( m ) ( Y 1 ) ( f v )

F b 2= ( σ a ) ( m ) ( Y 2 ) ( f v )

3.3.21 Perhitungan beban permukaan yang diizinkan persatuan lebar


2 z2
F H =K H × d 01
z 1+ z 2

3.3.22 Penentuan harga F diambil adalah F H =F min


3.3.23 Perhitungan lebar sisi
b=F t / F mim

3.3.24 Bahan poros yang telah dihitung untuk kedua roda gigi
3.3.25 Analisis kelayakan
BAB IV
ANALISA PERHITUNGAN

4.1 Bagian-bagian Transmisi Mobil Kijang Innova Yang Akan Dirancang


Berikut ini adalah Bagian-bagian Transmisi Mobil Kijang Innova Yang
Akan Dirancang :

4.1.1 Poros
Terdapat tiga poros yang bekerja di transmisi mobil yang akan di rancang.
Poros input berfungsi menerima putaran dari mesin. Poros counter berfungsi
sebagai tempat dudukan counter gear yang akan mereduksi putaran dari poros
input. Poros output berfungsi sebagai penerima putaran dari roda gigi lalu
meneruskannya ke propeler.

4..1.2 Bearing
Bearing berfungsi menjaga poros agar tidak langsung bergesekan dengan
dudukan badan gearbox.

Gambar 4.1 Bearing


4.1.3 Roda Gigi Miring
Roda gigi miring pada trasnmisi mobil Kijang Innova berfungsi sebagai
pereduksi atau percepatan. Terdapat 5 percepatan dan 1 reverse gear untuk
mundur.
Gambar 4.2 Roda gigi miring
4.1.4 Spline
Spline dapat dijelaskan sebagai deretan pasak-pasak aksial yang dibentuk
pada sebuah poros, dengan alur-alur yang sesuai yang dibentuk dalam lubang
bagian pasangannya (roda gigi, puli, sproket, dan sebagainya. Seplain berfungsi
sama dengan pasak, yaitu meneruskan torsi dari poros ke elemen pasangannya.
Banyak keuntungan seplain dibandingkan pasak. Karena biasanya digunakan
empat atau lebih seplain, dibandingkan dengan satu atau dua pasak, maka
penerusan torsi menjadi lebih seragam dan pembebanan pada bagian poros/naf
menjadi lebih rendah. Seplain menyatu dengan poros, sehingga tidak terjadi
gerakan relatif seperti gerakan antara poros dan pasak. Seplain dibentuk secara
akurat untuk memberikan suaian yang terkendali antara seplain internal dan
seplain eksternal, Permukaan selain sering dikeraskan untuk menahan keausan
dan untuk memfasilitasi pemakaian seplain pada aplikasi-aplikasi diannya gerakan
aksial elemen pasangannya diinginkan. Gerakan meluncur antara pasak paralel
standar dan elemen pasangannya tidak diizinkan. Karena banyak seplain pada
poros, elemen pasangannya dapat dipasang untuk berbagai posisi putaran. Sisi
seplain dapat lurus atau involut. Bentuk involut disarankan karena dapat mapan
sendiri dan dapat dibentuk dengan hob standar yang digunakan untuk membuat
roda gigi.

4.2 Analisa Perhitungan Data


4.2.1 Poros Input, Counter, dan Output
Poros yang akan dirancang adalah poros dengan beban puntir murni. Artinya
lendutan pada poros tidak terjadi karna panjang poros pendek dan terdapat bearing
sebagai tumpuan.
Terdapat standart umum dari perencanaan poros yaitu : bahan dan ukuran
yang tersedia dipasaran.

Tabel 4.1 JIS G 3221 Baja khrom molibden tempa.


Data yang telah diperoleh sebelumnya adalah :

 Daya (P) = 104 kW


 Putaran (n1) = 4200 rpm
Maka Perhitungan Poros adalah :
1. Penentuan faktor koreksi ( f c) = 1,2
Dipilih 1,2 karna terdapat sedikit beban kejut saat pengoperasian
menggunakan dinamo listrik.
2. Perhitungan daya rencana ( Pd )
Daya rencana adalah daya yang kita pergunakan dalam perhitungan untuk
poros ini.
Pd =f c × P
Pd =1 ,2 ×104
Pd =124 , 8 kW
3. Perhitungan momen puntir rancana (T)
T =( 9 , 74 ) ( 10 )
5
( )
Pd
n1

T =( 9 , 74 ) ( 105 ) ( 4200
104
)
T =24118 ,09 Kg . mm
4. Penentuan bahan poros
Bahan : SFNCM 65S
Kekuatan tarik σ b : 66 kg.mm 2
Safety Factor ( sf 1 dan sf 2) : 6,0 dan 3,0
Safety factor sesuai dengan bahan S-C.
5. Perhitungan tegangan geser yang diizinkan τ a

τb
τ a=
sf 1 × sf 2

2
66 kg . mm
τ a=
6 , 0 ×3 , 0
2
τ a=3 , 6 kg . mm

6. Penentuang faktor koreksi puntir ( K t ) = 1,2


Kenapa dipilih 1,2 karena ada sedikit Baban kejut.
7. Penentuang faktor lendutan (C b) = 1
Kenapa dipilih 1 karena ada sedikit lendutan.
8. Perhitungan diameter poros (d s)

d s= 3
√ 5,1
KC T
τa t b

d s= 3
√ 5,1
3 , 6 kg . mm 2
(1 , 2 ) ( 1 )( 24118 , 09 Kg . mm )

d s=32 ,74 mm=¿ dipilih30 mm

9. Perhitungan tegangan geser yang terjadi( τ )

T
τ =5 ,1 3
ds
24118 , 09
τ =5 ,1 3
30
2
τ =4 ,55 kg . mm

10. Dengan mempertimbangkan tegangan geser yang terjadi lebih kecil dari
tegangan yang diizinkan maka poros dinyatakan aman.

2
τ =4 ,55 kg . mm
2
τ a=3 , 6 kg . mm

τ < τ a : Porosdinyatakan aman

11. Kesimpulan Poros Input

Daya : 104 kW

Putaran : 4200 rpm

Bahan : SFNCM 65s

Diameter poros : 30 mm
4.2.2 Roda Gigi Percepatan 1
Data yang diperoleh sebelumnya adalah :

 Bahan : SFNCM 65S


 Diameter poros : 30 mm

Tabel 4.2 Faktor bentuk gigi

Tabel 4.3 faktor dinamis f v


Tabel 4.4 Faktor tegangan kontak

Maka perhitungan selanjutnya adalah sebagai berikut :

1. Direncanakan :
Daya yang akan ditransmisikan (P) = 104 kW
Putaran poros (n1) = 4200 rpm
Perbandingan reduksi percepatan 1 (i1) = 4,313
Jarak sumbu poros yang direncanakan (a) = 150 mm
Sudut tekan (α) = 20°
2. Penentuan faktor koreksi (fc) = 1,2
3. Perhitungan daya rencana ( Pd )

Pd =f c × P

Pd =1 ,2 ×104

Pd =124 , 8 kW

4. Perhitungan diameter jarak bagi d 1 dan d 2


2a
d 1=
1+i
( 2 ) (140 )
d 1=
1+4,313
d 1=46 , 7 mm

2ai
d 2=
1+i
( 2 ) ( 140 ) ( 4,313 )
d 2=
1+ 4,313
d 2=245 , 4 mm
5. Dari diagram pemilihan modul, dipilih
m=4
α 0=20 °
6. Perhitungan jumlah gigi z 1 dan z 2
d1
z 1=
m
56 ,5
z 1=
4
z 1=14 , 1 Maka dipilih 14

d2
z 2=
m
245 , 4
z 2=
4
z 2=61 , 35 Maka dipilih 61
7. Perhitungan perbandingan roda gigi ( i )
z2
i=
z1
48
i=
11
i=4,363(mendekati i yang direncanakan pada brosur mobil yaitu 4,313)
8. Perhitungan diameter lingkaran jarak bagi d o 1 dan d o 2
d o 1=z 1 ×m
d o 1=11× 4
d o 1=44 mm

d o 2=z 2 ×m
d o 2=48 × 4
d o 2=192 mm

9. Perhitungan jarak sumbu poros ( α 0 )


d o 1 +d o 2
α 0=
2
54+240
α 0=
2
α 0=145 , 4 mm
10.Penentuan kelonggaran puncak ( C k )
C k =0 , 25 ×m
C k =0 , 25 × 4
C k =1 mm
11.Penentuang kelonaggaran sisi ( C )
C=0
12.Perhitungan diamater kepala ( d k1 ) dan ( d k2 )
d k 1=( z 1 +2 ) ( m )
d k 1=( 11+2 ) ( 4 )
d k 1=52 mm

d k 2=( z2 +2 ) ( m )
d k 2= ( 48+2 ) ( 4 )
d k 2=204 mm
13.Perhitungan diameter kaki ( d f 1 )dan ( d f 2 )

d f 1=( z 1−2 ) ( m )−( 2 ) ( C k )


d f 1=( 11−2 )( 4 )−( 2 ) (1 )
d f 1=42 , 4 mm

d f 2=( z 2−2 ) ( m )−( 2 ) ( C k )


d f 2=( 48−2 ) ( 4 )−( 2 ) ( 1 )
d f 2=226 , 4 mm
14.. Perhitungan kedalaman pemotongan ( H )
H=2m+C k
H=2 ( 4 ) +1
H=11 ,24 mm
15.Penentuan faktor bentuk gigi Y 1 dan Y 2. Didapat dari tabel 3 faktor bentuk gigi
Y 1=0,226
Y 2=0,408
16.Perhitungan kecepatan keliling ( v )
π × d 01 ×n 1
v=
60 ×1000
π ×55 ×5600
v=
60 × 1000
v=16 , 21 m/ s
17.Perhitungan gaya tangensial ( F t )
102 × Pd
F t=
v
102 ×123 , 6
F t=
16 , 21
F t=777 kg
18.Perhitungan faktor dinamis ( f v ). Dari tabel 4 faktor dinamis.
6
f v=
6+ v
6
f v=
6+16 , 21
f v =0 , 27
19.Penentuan bahan roda gigi. Semua roda gigi dirancang menggunakan bahan yang
sama.
Bahan SNCM8
 Kekuatan tarik ( σ b 1 ) = 100 kg/mm2

 Kekerasan ( H B 1 ) = 293

 Tegangan lentur yang diizinkan ( σ a )= 90 kg/mm2

 Faktor tegangan kontak ( K H ) = 0,130

20.Perhitungan beban lentur yang diizinkan persatuan lebar ( F b 1 ) dan ( F b 2 )


F b 1= ( σ a ) ( m ) ( Y 1 ) ( f v )
F b 1=( 90 ) ( 5 ) ( 0,226 ) ( 0 , 27 )
F b 1=27 , 45 kg /mm

F b 2= ( σ a ) ( m ) ( Y 2 ) ( f v )
F b 2=( 90 ) ( 5 ) ( 0,408 ) ( 0 , 27 )
F b 2=49 , 57 kg /mm
21.Perhitungan beban permukaan yang diizinkan persatuan lebar ( F H )
2 z2
F H =K H × d 01
z 1+ z 2
2 ( 48 )
F H =0,130× 55
11+ 48
F H =11 ,6 kg/mm
22. Penentuan harga F minimum diambil adalah F H =11 ,6 kg/mm2 =Fmin
23. Perhitungan lebar sisi ( b )
b=F t / F min
b=( 777 ) / ( 11, 6 )
b=66 mm , maka dipilih50 mm
24. Bahan poros yang telah dihitung untuk kedua roda gigi
 Bahan : SFNCM 110S
 Diameter poros : 30 mm
25. Analisa kelayakan
 b /m=55/5=¿11
 d /b=66 /30=¿2,2

Roda gigi percepatan 1 dinyatakan layak


4.2.3 Roda Gigi percepatan 2
Data yang diperoleh sebelumnya adalah :

 Bahan : SFNCM 110S


 Diametre poros : 30 mm

Tabel 4.5 Faktor bentuk gigi


Tabel 4.6 Faktor Dinamis f v

4.7 Faktor tegangan kontak

Maka perhitungannya adalah sebagi berikut :

1. Direncanakan :
Daya yang akan ditransmisikan (P) = 102 kW
Putaran poros (n1) = 5600 rpm
Perbandingan reduksi percepatan 2 (i2) = 2,330
Jarak sumbu poros yang direncanakan (a) = 150 mm
Sudut tekan (α) = 20°
2. Penentuan faktor koreksi (fc) = 1,2
3. Perhitungan daya rencana ( Pd )

Pd =f c × P

Pd =1 ,2 ×103

Pd =123 , 6 kW

4. Perhitungan diameter jarak bagi d 1 dan d 2


2a
d 1=
1+i
( 2 )( 150 )
d 1=
1+2,330
d 1=90 mm
2ai
d 2=
1+i
( 2 ) ( 150 ) ( 2,330 )
d 2=
1+2,330
d 2=209 , 9 mm

5. Dari diagram pemilihan modul, dipilih


m=5
α 0=20 °
6. Perhitungan jumlah gigi z 1 dan z 2
d1
z 1=
m
90
z 1=
5
z 1=18 Maka dipilih 18

d2
z 2=
m
209 , 9
z 2=
5
z 2=41 , 98 Maka dipilih 42

7. Perhitungan perbandingan roda gigi ( i )


z2
i=
z1
42
i=
18
i=2,333(mendekatii yang direncanakan pada brosur mobil yaitu 2,330)
8. Perhitungan diameter lingkaran jarak bagi d o 1 dan d o 2
d o 1=z 1 ×m
d o 1=18 × 5
d o 1=90 mm

d o 2=z 2 ×m
d o 2=42 ×5
d o 2=210 mm
9. Perhitungan jarak sumbu poros ( α 0 )
d o 1 +d o 2
α 0=
2
90+210
α 0=
2
α 0=150 mm

10. Penentuan kelonggaran puncak ( C k )


C k =0 , 25 ×m
C k =0 , 25 ×5
C k =1 , 25 mm
11. Penentuang kelonaggaran sisi ( C )
C=0
12. Perhitungan diamater kepala ( d k1 ) dan ( d k2 )
d k 1=( z 1 +2 ) ( m )
d k 1=( 18+ 2 )( 5 )
d k 1=100 mm

d k 2=( z2 +2 ) ( m )
d k 2= ( 42+2 ) ( 5 )
d k 2=220 mm
13. Perhitungan diameter kaki ( d f 1 )dan ( d f 2 )
d f 1=( z 1−2 ) ( m )−( 2 ) ( C k )
d f 1=( 18−2 )( 5 ) −( 2 ) (1 , 25 )
d f 1=77 , 5 mm
d f 2=( z 2−2 ) ( m )−( 2 ) ( C k )
d f 2=( 42−2 ) (5 )−( 2 ) ( 1 ,25 )
d f 2=197 , 5 mm

14. Perhitungan kedalaman pemotongan ( H )


H=2m+C k
H=2 ( 5 ) +1 , 25
H=11 ,25 mm
15. Penentuan faktor bentuk gigi Y 1 dan Y 2. Didapat dari tabel 3 faktor bentuk
gigi
Y 1=0,308
Y 2=0,396
16. Perhitungan kecepatan keliling ( v )
π × d 01 ×n 1
v=
60 ×1000
π × 90× 5600
v=
60× 1000
v=26 , 38 m/s
17. Perhitungan gaya tangensial ( F t )
102 × Pd
F t=
v
102 ×123 , 6
F t=
26 , 38
F t=477 kg
18. Perhitungan faktor dinamis ( f v ). Dari tabel 4 faktor dinamis.
5 ,5
f v=
5 ,5+ v
5,5
f v=
5 ,5+ 16 ,21
f v =0 , 17
19. Penentuan bahan roda gigi. Semua roda gigi dirancang menggunakan bahan
yang sama.
Bahan SNCM8
 Kekuatan tarik ( σ b 1 ) = 100 kg/mm2

 Kekerasan ( H B 1 ) = 293

 Tegangan lentur yang diizinkan ( σ a )= 90 kg/mm2

 Faktor tegangan kontak ( K H ) = 0,130

20. Perhitungan beban lentur yang diizinkan persatuan lebar ( F b 1 ) dan ( F b 2 )


F b 1= ( σ a ) ( m ) ( Y 1 ) ( f v )
F b 1=( 90 ) ( 5 ) ( 0,308 ) ( 0 , 27 )
F b 1=37 , 42 kg /mm

F b 2= ( σ a ) ( m ) ( Y 2 ) ( f v )
F b 2=( 90 ) ( 5 ) ( 0,369 ) ( 0 , 27 )
F b 2=44 , 83 kg/mm
21. Perhitungan beban permukaan yang diizinkan persatuan lebar ( F H )
2 z2
F H =K H × d 01
z 1+ z 2
2 ( 42 )
F H =0,130× 90
11+42

F H =16 ,38 kg /mm

22. Penentuan harga F minimum diambil adalah F H =16 ,38 kg /mm2=Fmin


23. Perhitungan lebar sisi ( b )
b=F t / F min
b=( 477 ) / ( 16 , 38 )
b=29 , 12mm , maka dipilih 55 mm
24. Bahan poros yang telah dihitung untuk kedua roda gigi
 Bahan : SFNCM 110S
 Diameter poros : 30 mm
25. Analisa kelayakan
 b /m=55/5=11
 d /b=90 /55=1 , 6
4.2.4 Roda Gigi Percepatan 3
Data yang diperoleh sebelumnya adalah :

 Bahan : SFNCM 110S


 Diametre poros : 30 mm

Tabel 4.5 Faktor bentuk gigi

Tabel 4.6 Faktor Dinamis f v


4.8 Faktor tegangan kontak
Maka perhitungannya adalah sebagi berikut :

1. Direncanakan :
Daya yang akan ditransmisikan (P) = 102 kW
Putaran poros (n1) = 5600 rpm
Perbandingan reduksi percepatan 2 (i2) = 1,436
Jarak sumbu poros yang direncanakan (a) = 150 mm
Sudut tekan (α) = 20°
2. Penentuan faktor koreksi (fc) = 1,2
3. Perhitungan daya rencana ( Pd )

Pd =f c × P

Pd =1 ,2 ×103

Pd =123 , 6 kW

4. Perhitungan diameter jarak bagi d 1 dan d 2


2a
d 1=
1+i
( 2 )( 150 )
d 1=
1+1,436
d 1=123 , 15 mm
2ai
d 2=
1+i
( 2 ) ( 150 ) (1,436 )
d 2=
1+1,436
d 2=176 ,84 mm

5. Dari diagram pemilihan modul, dipilih


m=5
α 0=20 °
6. Perhitungan jumlah gigi z 1 dan z 2
d1
z 1=
m
123 ,15
z 1=
5
z 1=24 , 63 Maka dipilih24

d2
z 2=
m
176 , 84
z 2=
5
z 2=35 , 36 Maka dipilih 35
7. Perhitungan perbandingan roda gigi ( i )
z2
i=
z1
35
i=
24
i=1,458(mendekatii yang direncanakan pada brosur mobil yaitu1,436)
8. Perhitungan diameter lingkaran jarak bagi d o 1 dan d o 2
d o 1=z 1 ×m
d o 1=24 ×5
d o 1=120 mm

d o 2=z 2 ×m
d o 2=35× 5
d o 2=175 mm
9. Perhitungan jarak sumbu poros ( α 0 )
d o 1 +d o 2
α 0=
2
120+175
α 0=
2
α 0=147 , 5 mm

10. Penentuan kelonggaran puncak ( C k )


C k =0 , 25 ×m
C k =0 , 25 ×5
C k =1 , 25 mm
11. Penentuang kelonaggaran sisi ( C )
C=0
12. Perhitungan diamater kepala ( d k1 ) dan ( d k2 )
d k 1=( z 1 +2 ) ( m )
d k 1=( 24 +2 ) ( 5 )
d k 1=130 mm

d k 2=( z2 +2 ) ( m )
d k 2= (35+ 2 )( 5 )
d k 2=185 mm
13. Perhitungan diameter kaki ( d f 1 )dan ( d f 2 )
d f 1=( z 1−2 ) ( m )−( 2 ) ( C k )
d f 1=( 24−2 ) ( 5 )−( 2 ) ( 1 ,25 )
d f 1=107 , 5 mm

d f 2=( z 2−2 ) ( m )−( 2 ) ( C k )


d f 2=( 35−2 )( 5 )−( 2 ) (1 , 25 )
d f 2=162 ,5 mm
14. Perhitungan kedalaman pemotongan ( H )
H=2m+C k
H=2 ( 5 ) +1 , 25
H=11 ,25 mm
15. Penentuan faktor bentuk gigi Y 1 dan Y 2. Didapat dari tabel 3 faktor bentuk
gigi
Y 1=0,339
Y 2=0,371
16. Perhitungan kecepatan keliling ( v )
π × d 01 ×n 1
v=
60 ×1000
π ×120 ×5600
v=
60 × 1000
v=35 , 18 m/ s
17. Perhitungan gaya tangensial ( F t )
102 × Pd
F t=
v
102 ×123 , 6
F t=
35 , 18
F t=358 kg
18. Perhitungan faktor dinamis ( f v ). Dari tabel 4 faktor dinamis.
5 ,5
f v=
5 ,5+ v
5,5
f v=
5 ,5+ 35 ,18
f v =0 , 13
19. Penentuan bahan roda gigi. Semua roda gigi dirancang menggunakan
bahan yang sama.
Bahan SNCM8
 Kekuatan tarik ( σ b 1 )= 100 kg/mm2

 Kekerasan ( H B 1 )= 293

 Tegangan lentur yang diizinkan ( σ a )= 90 kg/mm2

 Faktor tegangan kontak ( K H )= 0,130

20. Perhitungan beban lentur yang diizinkan persatuan lebar ( F b 1 ) dan ( F b 2 )


F b 1= ( σ a ) ( m ) ( Y 1 ) ( f v )
F b 1=( 90 ) ( 5 ) ( 0,339 ) ( 0 , 27 )
F b 1=41 , 18 kg /mm

F b 2= ( σ a ) ( m ) ( Y 2 ) ( f v )
F b 2=( 90 ) ( 5 ) ( 0,371 ) ( 0 ,27 )
F b 2=45 kg /mm
21. Perhitungan beban permukaan yang diizinkan persatuan lebar ( F H )
2 z2
F H =K H × d 01
z 1+ z 2
2 ( 35 )
F H =0,130× 120
24 +35

F H =18.5 kg /mm

22. Penentuan harga F minimum diambil adalah F H =18 , 5 kg /mm2=Fmin


23. Perhitungan lebar sisi ( b )
b=F t / F min
b=( 358 ) / ( 18 , 5 )
b=19 , 35 mm ,maka dipilih 55 mm
24. Bahan poros yang telah dihitung untuk kedua roda gigi
• Bahan : SFNCM 110S
• Diameter poros : 30 mm

25. Analisa kelayakan


 b /m=55/5=11
 d /b=120/55=2 ,18

4.2.5 Roda Gigi Percepatan 4


Data yang diperoleh sebelumnya adalah :

 Bahan : SFNCM 110S


 Diametre poros : 30 mm
Tabel 4.5 Faktor bentuk gigi

Tabel 4.6 Faktor Dinamis f v


4.9 Faktor tegangan kontak

Maka perhitungannya adalah sebagi berikut :

1. Direncanakan :
Daya yang akan ditransmisikan (P) = 102 kW
Putaran poros (n1) = 5600 rpm
Perbandingan reduksi percepatan 2 (i2) = 1,000
Jarak sumbu poros yang direncanakan (a) = 150 mm
Sudut tekan (α) = 20°
2. Penentuan faktor koreksi (fc) = 1,2
3. Perhitungan daya rencana ( Pd )

Pd =f c × P

Pd =1 ,2 ×103

Pd =123 , 6 kW

4. Perhitungan diameter jarak bagi d 1 dan d 2


2a
d 1=
1+i
( 2 )( 150 )
d 1=
1+1,000
d 1=150 mm

2ai
d 2=
1+i
( 2 ) ( 150 ) (1,000 )
d 2=
1+1,000
d 2=150 mm

5. Dari diagram pemilihan modul, dipilih


m=5
α 0=20 °
6. Perhitungan jumlah gigi z 1 dan z 2
d1
z 1=
m
150
z 1=
5
z 1=30 Makadipilih 30

d2
z 2=
m
150
z 2=
5
z 2=30 Maka dipilih 30

7. Perhitungan perbandingan roda gigi ( i )


z2
i=
z1
30
i=
30
i=1,000(mendekatii yang direncanakan pada brosur mobil yaitu1,000)
8. Perhitungan diameter lingkaran jarak bagi d o 1 dan d o 2
d o 1=z 1 ×m
d o 1=30 × 5
d o 1=150 mm

d o 2=z 2 ×m
d o 2=30× 5
d o 2=150 mm
9. Perhitungan jarak sumbu poros ( α 0 )
d o 1 +d o 2
α 0=
2
150+150
α 0=
2
α 0=150 mm
10. Penentuan kelonggaran puncak ( C k )
C k =0 , 25 ×m
C k =0 , 25 ×5
C k =1 , 25 mm
11. Penentuang kelonaggaran sisi ( C )
C=0
12. Perhitungan diamater kepala ( d k1 ) dan ( d k2 )

d k 1=( z 1 +2 ) ( m )
d k 1=( 30+ 2 )( 5 )
d k 1=160 mm

d k 2=( z2 +2 ) ( m )
d k 2= (35+ 2 )( 5 )
d k 2=160 mm
13. Perhitungan diameter kaki ( d f 1 )dan ( d f 2 )

d f 1=( z 1−2 ) ( m )−( 2 ) ( C k )


d f 1=( 30−2 )( 5 )−( 2 ) (1 , 25 )
d f 1=137 , 5 mm

d f 2=( z 2−2 ) ( m )−( 2 ) ( C k )


d f 2=( 30−2 )( 5 )−( 2 ) (1 , 25 )
d f 2=137 , 5 mm
14. Perhitungan kedalaman pemotongan ( H )
H=2m+C k
H=2 ( 5 ) +1 , 25
H=11 ,25 mm
15. Penentuan faktor bentuk gigi Y 1 dan Y 2. Didapat dari tabel 3 faktor bentuk gigi
Y 1=0,358
Y 2=0,358
16. Perhitungan kecepatan keliling ( v )
π × d 01 ×n 1
v=
60 ×1000
π ×150 ×5600
v=
60 × 1000
v=43 , 98 m/ s
17. Perhitungan gaya tangensial ( F t )
102 × Pd
F t=
v
102 ×123 , 6
F t=
43 , 98
F t=286 kg
18. Perhitungan faktor dinamis ( f v ). Dari tabel 4 faktor dinamis.
5 ,5
f v=
5 ,5+ v
5 ,5
f v=
5 ,5+ 43 , 98
f v =0 , 11
19. Penentuan bahan roda gigi. Semua roda gigi dirancang menggunakan bahan yang
sama.
Bahan SNCM8
 Kekuatan tarik ( σ b 1 )= 100 kg/mm2

 Kekerasan ( H B 1 )= 293

 Tegangan lentur yang diizinkan ( σ a )= 90 kg/mm2

 Faktor tegangan kontak ( K H )= 0,130

20. Perhitungan beban lentur yang diizinkan persatuan lebar ( F b 1 ) dan ( F b 2 )

F b 1= ( σ a ) ( m ) ( Y 1 ) ( f v )
F b 1=( 90 ) ( 5 ) ( 0,359 ) ( 0 , 27 )
F b 1=43 , 49 kg/mm

F b 2= ( σ a ) ( m ) ( Y 2 ) ( f v )
F b 2=( 90 ) ( 5 ) ( 0,359 ) ( 0 , 27 )
F b 2=43 , 49 kg/mm
21. Perhitungan beban permukaan yang diizinkan persatuan lebar ( F H )
2 z2
F H =K H × d 01
z 1+ z 2
2 ( 30 )
F H =0,130× 150
30+30

F H =19.5 kg /mm

22. Penentuan harga F minimum diambil adalah F H =19 , 5 kg /mm2=Fmin


23. Perhitungan lebar sisi ( b )
b=F t / F min
b=( 286 ) / ( 19 , 5 )
b=14 , 6 mm , maka dipilih55 mm
24. Bahan poros yang telah dihitung untuk kedua roda gigi
• Bahan : SFNCM 110S
• Diameter poros : 30 mm

25. Analisa kelayakan


 b /m=55/5=11
 d /b=150/55=2 ,71

4.2.6 Roda Gigi Percepatan 5


Data yang diperoleh sebelumnya adalah :

 Bahan : SFNCM 110S


 Diametre poros : 30 mm
Tabel 4.5 Faktor bentuk gigi

Tabel 4.6 Faktor Dinamis f v


4.10

Faktor tegangan kontak

Maka perhitungannya adalah sebagi berikut :

1. Direncanakan :
Daya yang akan ditransmisikan (P) = 102 kW
Putaran poros (n1) = 5600 rpm
Perbandingan reduksi percepatan 2 (i2) = 0,838
Jarak sumbu poros yang direncanakan (a) = 150 mm
Sudut tekan (α) = 20°
2. Penentuan faktor koreksi (fc) = 1,2
3. Perhitungan daya rencana ( Pd )

Pd =f c × P

Pd =1 ,2 ×103

Pd =123 , 6 kW

4. Perhitungan diameter jarak bagi d 1 dan d 2


2a
d 1=
1+i
( 2 )( 150 )
d 1=
1+0,838
d 1=163 , 22 mm

2ai
d 2=
1+i
( 2 ) ( 150 ) ( 0,838 )
d 2=
1+0,838
d 2=136 ,77 mm

5. Dari diagram pemilihan modul, dipilih


m=5
α 0=20 °
6. Perhitungan jumlah gigi z 1 dan z 2
d1
z 1=
m
163 ,77
z 1=
5
z 1=32 , 6 Maka dipilih 32

d2
z 2=
m
136 ,77
z 2=
5
z 2=27 , 3 Maka dipilih 27

7. Perhitungan perbandingan roda gigi ( i )


z2
i=
z1
27
i=
32
i=0,843 (mendekati i yang direncanakan pada brosur mobil yaitu 0,838)
8. Perhitungan diameter lingkaran jarak bagi d o 1 dan d o 2
d o 1=z 1 ×m
d o 1=32 ×5
d o 1=160 mm

d o 2=z 2 ×m
d o 2=27 ×5
d o 2=135 mm
9. Perhitungan jarak sumbu poros ( α 0 )
d o 1 +d o 2
α 0=
2
160+135
α 0=
2
α 0=147 , 5 mm
10. Penentuan kelonggaran puncak ( C k )
C k =0 , 25 ×m
C k =0 , 25 ×5
C k =1 , 25 mm
11. Penentuang kelonaggaran sisi ( C )
C=0
12. Perhitungan diamater kepala ( d k1 ) dan ( d k2 )

d k 1=( z 1 +2 ) ( m )
d k 1=( 32+2 )( 5 )
d k 1=170 mm

d k 2=( z2 +2 ) ( m )
d k 2= (27 +2 ) (5 )
d k 2=145 mm
13. Perhitungan diameter kaki ( d f 1 )dan ( d f 2 )

d f 1=( z 1−2 ) ( m )−( 2 ) ( C k )


d f 1=( 32−2 ) ( 5 )− ( 2 )( 1 , 25 )
d f 1=147 , 5 mm

d f 2=( z 2−2 ) ( m )−( 2 ) ( C k )


d f 2=( 27−2 ) (5 )−( 2 ) ( 1 ,25 )
d f 2=122 ,5 mm
14. Perhitungan kedalaman pemotongan ( H )
H=2m+C k
H=2 ( 5 ) +1 , 25
H=11 ,25 mm
15. Penentuan faktor bentuk gigi Y 1 dan Y 2. Didapat dari tabel 3 faktor bentuk gigi
Y 1=0,371
Y 2=0,349
16. Perhitungan kecepatan keliling ( v )
π × d 01 ×n 1
v=
60 ×1000
π ×160 ×5600
v=
60 × 1000
v=46 ,91 m/s
17. Perhitungan gaya tangensial ( F t )
102 × Pd
F t=
v
102 ×123 , 6
F t=
46 , 91
F t=268 kg
18. Perhitungan faktor dinamis ( f v ). Dari tabel 4 faktor dinamis.
5 ,5
f v=
5 ,5+ v
5 ,5
f v=
5 ,5+ 46 , 91
f v =0 , 10
19. Penentuan bahan roda gigi. Semua roda gigi dirancang menggunakan bahan yang
sama.
Bahan SNCM8
 Kekuatan tarik ( σ b 1 )= 100 kg/mm2

 Kekerasan ( H B 1 )= 293

 Tegangan lentur yang diizinkan ( σ a )= 90 kg/mm2

 Faktor tegangan kontak ( K H )= 0,130

20. Perhitungan beban lentur yang diizinkan persatuan lebar ( F b 1 ) dan ( F b 2 )

F b 1= ( σ a ) ( m ) ( Y 1 ) ( f v )
F b 1=( 90 ) ( 5 ) ( 0,371 ) ( 0 ,27 )
F b 1=45 , 07 kg /mm

F b 2= ( σ a ) ( m ) ( Y 2 ) ( f v )
F b 2=( 90 ) ( 5 ) ( 0,349 ) ( 0 , 27 )
F b 2=42 , 4 kg/mm
21. Perhitungan beban permukaan yang diizinkan persatuan lebar ( F H )
2 z2
F H =K H × d 01
z 1+ z 2
2 (27 )
F H =0,130× 160
32+27

F H =19 , 03 kg /mm

22. Penentuan harga F minimum diambil adalah F H =19 , 03 kg /mm2=Fmin


23. Perhitungan lebar sisi ( b )
b=F t / F min
b=( 268 ) / ( 19 , 03 )
b=14 , 08 mm , maka dipilih55 mm
24. Bahan poros yang telah dihitung untuk kedua roda gigi
• Bahan : SFNCM 110S
• Diameter poros : 30 mm

25. Analisa kelayakan


 b /m=55/5=11
 d /b=160/55=2 ,9

4.2.7 Roda Gigi Mudur


Data yang diperoleh sebelumnya adalah :

 Bahan : SFNCM 110S


 Diametre poros : 30 mm
Tabel 4.5 Faktor bentuk gigi

Tabel 4.6 Faktor Dinamis f v


Faktor tegangan kontak

Maka perhitungannya adalah sebagi berikut :

1. Direncanakan :
Daya yang akan ditransmisikan (P) = 102 kW
Putaran poros (n1) = 5600 rpm
Perbandingan reduksi percepatan 2 (i2) = 4,220
Jarak sumbu poros yang direncanakan (a) = 150 mm
Sudut tekan (α) = 20°
2. Penentuan faktor koreksi (fc) = 1,2
3. Perhitungan daya rencana ( Pd )

Pd =f c × P

Pd =1 ,2 ×103

Pd =123 , 6 kW

4. Perhitungan diameter jarak bagi d 1 dan d 2


2a
d 1=
1+i
( 2 ) (150 )
d 1=
1+4,220
d 1=57 , 47 mm

2ai
d 2=
1+i
( 2 ) ( 150 ) ( 4,220 )
d 2=
1+ 4,220
d 2=242 , 52 mm

5. Dari diagram pemilihan modul, dipilih


m=5
α 0=20 °
6. Perhitungan jumlah gigi z 1 dan z 2
d1
z 1=
m
57 , 47
z 1=
5
z 1=11, 4 Maka dipilih 12

d2
z 2=
m
242 ,52
z 2=
5
z 2=48 ,5 Maka dipilih 48

7. Perhitungan perbandingan roda gigi ( i )


z2
i=
z1
48
i=
12
i=4(mendekatii yang direncanakan pada brosur mobil yaitu 4,220)
8. Perhitungan diameter lingkaran jarak bagi d o 1 dan d o 2
d o 1=z 1 ×m
d o 1=12 ×5
d o 1=60 mm

d o 2=z 2 ×m
d o 2=48 ×5
d o 2=240 mm
9. Perhitungan jarak sumbu poros ( α 0 )
d o 1 +d o 2
α 0=
2
60+240
α 0=
2
α 0=150 mm
10. Penentuan kelonggaran puncak ( C k )
C k =0 , 25 ×m
C k =0 , 25 ×5
C k =1 , 25 mm
11. Penentuang kelonaggaran sisi ( C )
C=0
12. Perhitungan diamater kepala ( d k1 ) dan ( d k2 )

d k 1=( z 1 +2 ) ( m )
d k 1=( 12+2 )( 5 )
d k 1=70 mm

d k 2=( z2 +2 ) ( m )
d k 2= ( 48+2 ) ( 5 )
d k 2=150 mm
13. Perhitungan diameter kaki ( d f 1 )dan ( d f 2 )

d f 1=( z 1−2 ) ( m )−( 2 ) ( C k )


d f 1=( 12−2 ) ( 5 )− ( 2 )( 1 , 25 )
d f 1=47 ,5 mm

d f 2=( z 2−2 ) ( m )−( 2 ) ( C k )


d f 2=( 48−2 ) ( 5 )−( 2 ) ( 1 ,25 )
d f 2=227 , 5 mm
14. Perhitungan kedalaman pemotongan ( H )
H=2m+C k
H=2 ( 5 ) +1 , 25
H=11 ,25 mm
15. Penentuan faktor bentuk gigi Y 1 dan Y 2. Didapat dari tabel 3 faktor bentuk gigi
Y 1=0,245
Y 2=0,408
16. Perhitungan kecepatan keliling ( v )
π × d 01 ×n 1
v=
60 ×1000
π ×60 × 5600
v=
60 × 1000
v=17 , 59 m/s
17. Perhitungan gaya tangensial ( F t )
102 × Pd
F t=
v
102 ×123 , 6
F t=
17 , 59
F t=716 kg
18. Perhitungan faktor dinamis ( f v ). Dari tabel 4 faktor dinamis.
6
f v=
6+ v
6
f v=
6+17 , 59
f v =0 , 25
19. Penentuan bahan roda gigi. Semua roda gigi dirancang menggunakan bahan yang
sama.
Bahan SNCM8
 Kekuatan tarik ( σ b 1 )= 100 kg/mm2

 Kekerasan ( H B 1 )= 293

 Tegangan lentur yang diizinkan ( σ a )= 90 kg/mm2

 Faktor tegangan kontak ( K H )= 0,130

20. Perhitungan beban lentur yang diizinkan persatuan lebar ( F b 1 ) dan ( F b 2 )

F b 1= ( σ a ) ( m ) ( Y 1 ) ( f v )
F b 1=( 90 ) ( 5 ) ( 0,245 ) ( 0 , 27 )
F b 1=27 , 56 kg /mm

F b 2= ( σ a ) ( m ) ( Y 2 ) ( f v )
F b 2=( 90 ) ( 5 ) ( 0,408 ) ( 0 , 27 )
F b 2=45 , 9 kg /mm
21. Perhitungan beban permukaan yang diizinkan persatuan lebar ( F H )
2 z2
F H =K H × d 01
z 1+ z 2
2 ( 48 )
F H =0,130× 60
12+ 48

2
F H =12 , 69 kg /mm

22. Penentuan harga F minimum diambil adalah F H =12 , 69 kg /mm2=Fmin


23. Perhitungan lebar sisi ( b )
b=F t / F min
b=( 716 ) / ( 12 , 69 )
b=56 , 4 mm ,maka dipilih 55 mm
24. Bahan poros yang telah dihitung untuk kedua roda gigi
• Bahan : SFNCM 110S
• Diameter poros : 30 mm

25. Analisa kelayakan


 b /m=55/5=11
 d /b=60 /55=2
BAB V
PENUTUP

KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai