Anda di halaman 1dari 39

1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perancangan sistem transmisi pada kendaraan adalah bagian terpenting pada


sebuah kendaraan. Transmisi merupakan sebuah sistem yang berfungsi untuk
mengonversi torsi dan kecepatan (putaran) dari mesin menjadi torsi dan kecepatan
yang bervariatif untuk diteruskan ke penggerak akhir. Pada sistem transmisi
tersebut terdapat komponen roda gigi yang berfungsi untuk meneruskan daya dari
engine ke poros transmisi khusunya motor. Konversi ini umumnya mengubah
kecepatan putar yang tinggi ke kecepatan putar yang lebih rendah tetapi lebih
bertenaga bertenaga dan sebaliknya. Siswoyo (2010:30) menegaskan “Torsi
tertinggi pada suatu mesin umumnya terjadi pada sekitar pertengahan dari batas
putaran mesin yang diijinkan, sedangkan kendaraan memerlukan torsi terteinggi
pada saat start engine. Selain itu, kendaraan yang berjalan pada jalan yang mendaki
memerlukan torsi yang lebih tinggi dibandingkan kendaraan yang berjalan
mendatar. Kendaraan yang berjalan dengan kecepatan rendah memerlukan torsi
yang lebih tinggi di bandingkan kecepatan tinggi. Kondisi operasi yang berbeda
tersebut diperlukan sistem transmisi agar kebutuhan tenaga dapat dipenuh oleh
mesin”.

Roda gigi 1 pada kendaraan bermotor memiliki ukuran yang lebih besar dan
lebih kuat, dikarenakan roda gigi 1 sering digunakan pada saat kendaraan berada di
tanjakan atau turunan, juga ketika kendaraan pada saat starter beban awal yang
diperlukan untuk memulai laju kendaraan cukup tinggi. Pada saat posisi inilah
kendaraan memerlukan torsi yang tinggi dan tegangan yang besar.

Oleh sebab itu pada laporan ini, penulis akan membahas tentang
perhitungan roda gigi pada sistem transmisi yang berfungsi untuk meneruskan gaya
atau momen torsi dari engine. Peranan roda gigi sebagai pereduksi putaran dan
momen dengan kondisi yang diharapkan. Maka dari itu dalam laporan ini, penulis
akan mengambil judul “Perancangan Ulang Sistem Transmisi Roda Gigi 1 Pada
Motor Absoulute Revo 110cc”.

1 Fakultas Teknik Mesin Unjani


1.2 Rumusan Masalah

Dalam berkendaraan khususnya sepeda motor, roda gigi 1 sering digunakan


pada saat menaiki tanjakan atau menuruninya, dan pada saat posisi starter, karena
memerlukan gaya yang besar. Supaya saat berkendara Pengemudi atupun
Penumpang terhindar dari kecelakaan. Oleh sebab itu hal-hal yang harus
diperhatikan seperti gaya-gaya yang terjadi pada komponen roda gigi, maupun
kendaraan, antara lain :

1. Prinsip kerja Roda Gigi 1 Pada Motor Absoulute Revo 110cc Ukuran-
ukuran roda gigi pada transmisi Absoulute Revo dari hasil survey.
2. Berapa gaya-gaya yang terjadi pada komponen-komponen roda gigi 1.
3. Gambar kerja dengan ukurannya berdasarkan hasil survey.

1.3 Tujuan Penulisan

Untuk mewujudkan isi laporan ini supaya bermanfaat bagi penulis maupun
pembaca, diperlukan tujuan yang jelas. Sasaran yang hendak dicapai oleh penulis
ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui momen Inersia yang terjadi pada roda gigi 1.


2. Mengetahui titik beban pada motor
3. Berapa nilai gaya-gaya yang terjadi pada komponen-komponen roda
gigi.

1.4 Batasan Masalah

Berdasarkan pada pembagian rem yang terdiri dari beberapa jenis maka
permasalahan yang akan dibahas adalah :

1. Komponen yang digunakan adalah roda gigi 1 pada motor Absoulute


Revo 110cc.
2. Ukuran ukuran atau spesifikasi yang digunakan Motor Absoulute Revo
110cc dari hasil survey dari situs terpercaya.

2 Fakultas Teknik Mesin Unjani


3. Ukuran-ukuran pada roda gigi 1 berdasarkan hasil survey.
4. Gambar kerja dengan ukurannya berdasarkan hasil survey.
5. Gaya yang dihitung adalah momen inersia, torsi, DBB pada roda gigi 1,
titik beban pada motor.

1.5 Metode Pembahasan

Pada Perancangan Ulang Roda Gigi 1 Pada Motor Honda Absoulute Revo
ini, pembahasan akan dilakukan dengan menggunakan literatur yang memuat data-
data yang berkaitan dengan masalah yang diambil serta dilengkapi dengan studi
lapangan.

1.6 Sistematika Penulisan

Dalam penulisan laporan ini sistematika penulisannya adalah sebagai


berikut:

BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini terdiri dari latar belakang, tujuan dan manfaat
penulisan, perbatasan masalah, metode pembahasan, juga
sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini berisikan teori-teori yang menunjang dalam penulisan


laporan desain elmen mesin 3

BAB III DATA DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini berisikan mengenai data dari hasil survey terhadap
Perancangan Ulang Roda Gigi 4 Pada Motor Absoulute Revo 110cc.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini berisikan mengenai kesimpulan yang dapat diambil


dalam penulisan laporan Desain Elmen Mesin 3.

3 Fakultas Teknik Mesin Unjani


2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Roda Gigi

Roda gigi adalah bagian dari mesin yang berputar yang berguna untuk
mentransmisikan daya. Roda gigi memiliki gigi-gigi yang saling bersinggungan
dengan gigi dari roda gigi yang lain. Dua atau lebih roda gigi yang bersinggungan
dan bekerja bersama-sama disebut sebagai transmisi roda gigi, dan bisa
menghasilkan keuntungan mekanis melalui rasio jumlah gigi. Roda gigi mampu
mengubah kecepatan putar, torsi, dan arah daya terhadap sumber daya. Tidak semua
roda gigi berhubungan dengan roda gigi yang lain; salah satu kasusnya adalah
pasangan roda gigi dan pinion yang bersumber dari atau menghasilkan gaya
translasi, bukan ketika dua roda gigi dengan jumlah gigi yang tidak sama
dikombinasikan, keuntungan mekanis bisa didapatkan, baik itu kecepatan putar
maupun torsi, yang bisa dihitung dengan persamaan yang sederhana. Roda gigi
dengan jumlah gigi yang lebih besar berperan dalam mengurangi kecepatan putar
namun meningkatkan torsi.

Rasio kecepatan yang teliti berdasarkan jumlah giginya merupakan


keistimewaan dari roda gigi yang mengalahan mekanisme transmisi yang lain
(misal sabuk dan puli). Mesin yang presisi seperti jam tangan mengambil banyak
manfaat dari rasio kecepatan putar yang tepat ini. Dalam kasus di mana sumber
daya dan beban berdekatan, roda gigi memiliki kelebihan karena mampu didesain
dalam ukuran kecil. Kekurangan dari roda gigi adalah biaya pembuatannya yang
lebih mahal dan dibutuhkan pelumasan yang menjadikan biaya operasi lebih
tinggi.ya rotasi.

2.2 Prinsip Roda Gigi

Konstruksi roda gigi mempunyai prinsip kerja berdasarkan pasangan gerak.


bentuk gigi dibuat untuk menghilangkan keadaan slip, putar dan daya dapat
berlangsung dengan baik.

4 Fakultas Teknik Mesin Unjani


Gambar 2.1 Arah Putaran Roda Gigi

Selain itu dapat dicapai kecepatan keliling- (Vc) yang sama pada lingkaran
singgung sepasang roda gigi. Lingkaran singgung ini disebut lingkaran pitch atau
lingkaran tusuk yang merupakan lingkaran khayal pada pasangan roda gigi, tapi
berperan penting dalam perencanaan konstruksi roda gigi. Pada sepasang roda gigi
maka perlu diperhatikan, bahwa jarak lengkung antara dua gigi yang berdekatan
(disebut "pictch") pada kedua roda gigi harus sama, sehingga kaitan antara gigi
dapat berlangsung dengan baik. Bentuk lengkung pada suatu profil gigi, tidak dapat
dibuat semaunya, melainkan mengikuti kurva-kurva tertentu yang dapat menjamin
terjadinya kontak gigi dengan baik.

2.3 Macam-macam Roda Gigi

a. Roda gigi lurus

Roda gigi paling dasar dengan jalur gigi yang sejajar poros. Contohnya pada
geabox padamesin.

Gambar 2.2 Roda gigi lurus

5 Fakultas Teknik Mesin Unjani


b. Roda gigi miring

Mempunyai jalur gigi yang membentuk ulir pada silinder jarak bagi.
Contohnya pada sistem transmisi persneling pada kendaraan beroda empat, roda
gigi penggerak katup-katup pada mesin motor.

Gambar 2.3 Roda gigi miring

c. Roda gigi miring ganda

Gaya aksial yang timbul pada gigi yang mempunyai alur berbentuk V
tersebut, akan saling meniadakan. Contoh penggunaanya yaitu pada roda gigi
reduksi turbin pada kapal dan generator, roda gigi penggerak rol pada steel
mills.

Gambar 2.4 Roda gigi miring ganda

6 Fakultas Teknik Mesin Unjani


d. Roda gigi dalam

Dipakai jika diingini alat transmisi dengan ukuran kecil dengan


perbandingan reduksi besar, karena pinyon terletak di dalam roda gigi.
Contoh penerapannya antara lain pada lift.

Gambar 2.5 Roda gigi dalam

e. Pinyon dan batang gigi

Merupakan dasar profil pahat pembuat gigi. Contoh pemakaian gigi reck
terdapat pada mesin bor tegak, mesin bubut, dll.

Gambar 2.6 Pinyon dan batang gigi

f. Roda gigi kerucut lurus

Roda gigi yang paling mudah dibuat dan paling sering dipakai. Contoh
penggunaannya pada grab winch, hand winch, kerekan.

7 Fakultas Teknik Mesin Unjani


Gambar 2.7 Roda gigi kerucut lurus

g. Roda gigi kerucut spiral

Karena mempunyai perbandingan kontak yang lebih besar, dapat


meneruskan tinggi dan beban besar. Contoh penggunaannya pada grab winch,
hand winch, kerekan.

Gambar 2.8 Roda gigi kerucut spiral

h. Roda gigi permukaan

Contoh penggunaannya pada grab winch, hand winch, kerekan.

Gambar 2.9 Roda gigi permukaan

8 Fakultas Teknik Mesin Unjani


i. Roda gigi miring silang

Contoh pemakaiannya seperti yang dipakai pada gearbox.

Gambar 2.10 Roda gigi miring silang

j. Roda gigi cacing silindris

Mempunyai cacing berbentuk silinder dan lebih umum dipakai. Contoh


pemakaiannya seperti yang dipakai pada roda gigi difrensial otomobil.

Gambar 2.11 Roda gigi cacing silindris

k. Roda gigi cacing globoid

Mempunyai perbandingan kontak yang lebih besar, dipakai untuk beban


yang lebih besar. Contoh pemakaiannya seperti yang dipakai pada roda gigi
difrensial otomobil.

9 Fakultas Teknik Mesin Unjani


Gambar 2.12 Roda gigi cacing globoid

l. Roda gigi hipoid

Mempunyai jalur gigi berbentuk spiral pada bidang kerucut yang sumbunya
bersilang. Dan pemindahan gaya pada permukaan gigi berlangsung secara
meluncur dan menggelinding. Contoh pemakaiannya seperti yang dipakai pada
roda gigi difrensial otomobil.

Gambar 2.13 Roda gigi hipoid

2.4 Rumus Dasar Roda Gigi

Dalam perencanaan ini saya menggunakan jenis roda gigi lurus karena ada
beberapa pertimbangan yaitu :

a. Dilihat dari poros, karena sejajar maka yang paling cocok dipergunakan
adalah roda gigi lurus.
b. Karena daya dan putaran relative rendah, maka lebih cocok bila
menggunakan roda gigi lurus.

10 Fakultas Teknik Mesin Unjani


Adapun rumus dasar yang berhubungan dengan perencanaan roda gigi
antara lain sebagai berikut :

a. Diameter Pitch Circle (P)


Rumus dari buku Deutschman hal 521

P = Nt/d (in)

Dimana : (2.1)

P = Diameter

d = Diameter roda gigi

Nt = Jumlah gigi

b. Perbandingan Kecepatan (rv) (2.2)


Rumus dari buku deutschman hal 525

Rv = w2 = Ntp = d1= n2

w1 Ntg d2 n1

Dimana :

n1,n2 = putaran roda gigi (rpm)

Nt1,Nt2 = jumlah gigi (buah)

d1,d2 = diameter roda gigi (inc)

c. Jarak Poros (C)


Rumus dari buku deutschman hal 528 (2.3)

𝑑1 + 𝑑2
𝐶=
2

11 Fakultas Teknik Mesin Unjani


C = jarak poros antara dua roda gigi

d = diameter roda gigi

d. Kecepatan Pitch Line / Garis Kontak (Vp)


Rumus dari buku deutschman hal 563 (2.4)

. d. n
𝑉𝑝 = (ft/mnt)
12

Dimana :

Vp = kecepatan putaran

e. Torsi Yang Bekerja (2.5)


63000xN daya
𝑇=
𝑛

dimana :

T = torsi yang bekerja

N daya = daya motor

n = putaran input

12 Fakultas Teknik Mesin Unjani


f. Gaya-gaya pada Roda Gigi

Gambar 2.14 Gaya-gaya pada roda gigi

1. Gaya radial (Fr) (2.6)


Fr = Fn.Sin = Fn.Cos

2. Gaya normal (Fn) (2.7)


Ft
𝐹𝑛 =
𝐶𝑜𝑠

3. Gaya tangensial (Ft) (2.8)


2T
𝐹𝑡 =
𝐷

4. Gaya dinamis (Fd) (2.9)


600 + Vp × Ft
𝐹𝑑 =
600

Untuk 0<Vp<2000 ft/menit (2.10)

1200 + Vp × Fp
𝐹𝑑 =
1200

Untuk 2000<Vp<4000 ft/menit (2.11)

78 + Vp × Ft
𝐹𝑑 =
78

13 Fakultas Teknik Mesin Unjani


Dimana :

T = Torsi (lbm)

n = Putaran (rpm)

Ft = Gaya tangensial (lb)

Fn = Gaya normal (lb)

Fd = Gaya dinamis (lb)

Fr = Gaya radial (lb)

g. Lebar Gigi (b)


Rumus dari buku deutschman hal 584 (2.12)

𝐹𝑑
𝑏=
𝑑1 × 𝑄 × 𝐾

2 × 𝑑2
𝑄=
𝑑1 + 𝑑2

Dimana :

b = Lebar gigi (in)

Fd = Gaya dinamis (in)

d1 = diameter pinion

d2 =diameter gear

Q = Perbandingan roda gigi

K = Faktor pembebanan

h. Syarat Keamanan Roda Gigi (2.13)


9 13
≤b≤
𝑝 𝑝

14 Fakultas Teknik Mesin Unjani


i. Evaluasi Kekuatan Gigi (Persamaan AGMA) (2.13)
𝑆𝑎𝑡 × 𝐾𝑙
𝑆𝑎𝑑 =
𝐾𝑡 × 𝐾𝑟

𝐹𝑡 × 𝐾𝑜 × 𝑃 × 𝐾𝑠 × 𝐾𝑚
t =
𝐾𝑣 × 𝑏 × 𝑗

Dimana :

Sat = Tegangan ijin Material

Kl = Faktor umur

Kt = Faktor temperature

Kr = Faktor keamanan

t = Tegangan bending pada kaki gigi

Ko = Faktor koreksi beban lebih

Km = Koreksi distribusi beban

Kv = Faktor dinamis

J = Faktor bentuk geometris

j. Menentukan Gaya bending Pada Pinion dan Gear (Fb)


Rumus dari buku deutschman hal 551 (2.14)

Y
Fb  So.b.
P

k. Menentukan Panjang Garis Kontak Gigi (2.15)

d
r
2

15 Fakultas Teknik Mesin Unjani


AB   r4  a 4 2  r4 2 cos 2   r4 sin   r2  a 2   r2 2 cos 2   r2 sin  
 

l. Menentukan Perbandingan Kontak (kontak ratio) (2.16)

AB
Sad 
 . cos 

Dimana :

AB = Panjang garis kontak

CR = Kontak ratio

m. Perbandingan Putaran dan Perbandingan Rodagigi

Jika putaran rodagigi yang berpasangan dinyatakan dengan n1


(rpm)pada poros penggerak dan n2 (rpm) pada poros yang digerakkan,
diameter lingkaran jarak bagi d1(mm) dan d2(mm) dan jumlah gigi z1 dan
z2 , maka perbandingan putaran u adalah

𝑛1 𝑑1 𝑚𝑧1 𝑧1 1
𝑢= = = = = (2.17)
𝑛2 𝑑2 𝑚𝑧2 𝑧2 𝑖

𝑧1
=𝑖
𝑧2

Harga i adalah perbandingan antara jumlah gigi pada rodagigi dan


pinion, dikenal juga sebagai perbandingan transmisi atau perbandingan
rodagigi. Perbandingan ini dapat sebesar 4 sampai 5 dalam hal rodagigi
lurus standar, dan dapat diperbesar sampai 7 dengan perubahan kepala. Pada
rodagigi miring ganda dapat sampai 10.

Jarak sumbu poros aluminium (mm) dan diameter lingkaran jarak


bagi d1 dan d2 (mm) dapat dinyatakan sebagai berikut :

(𝑑1 +𝑑2 ) 𝑚(𝑧1 +𝑧2 )


𝑎= = (2.18)
2 2

16 Fakultas Teknik Mesin Unjani


2𝑎
𝑑1 =
𝑖+1

2𝑎. 𝑖
𝑑2 =
𝑖+1

2.5 Nama Nama Bagian Roda Gigi

Berikut beberapa buah istilah yang perlu diketahui dalam perancangan


rodagigi yang perlu diketahui yaitu

Gambar 2.15 Nama-nama bagian roda gigi


a. Lingkaran pitch (pitch circle)
Lingkaran khayal yang menggelinding tanpa terjadinya slip. Lingkaran
ini merupakan dasar untuk memberikan ukuran-ukuran gigi seperti tebal
gigi, jarak antara gigi dan lain-lain.
b. Pinion
Rodagigi yang lebih kecil dalam suatu pasangan roda gigi.
c. Diameter lingkaran pitch (pitch circle diameter)
Merupakan diameter dari lingkaran pitch.
d. Diametral Pitch
Jumlah gigi persatuan pitch diameter
e. Jarak bagi lingkar (circular pitch)
Jarak sepanjang lingkaran pitch antara profil dua gigi yang berdekatan
atau keliling lingkaran pitch dibagi dengan jumlah gigi, secara formula
dapat ditulis :

17 Fakultas Teknik Mesin Unjani


(2.19)
f. Modul (module)
perbandingan antara diameter lingkaran pitch dengan jumlah
gigi.

g. Adendum (addendum)
Jarak antara lingkaran kepala dengan lingkaran pitch dengan lingkaran
pitch diukur dalam arah radial.
h. Dedendum (dedendum)
Jarak antara lingkaran pitch dengan lingkaran kaki yang diukur dalam arah
radial.
i. Working Depth
\Jumlah jari-jari lingkaran kepala dari sepasang rodagigi yang berkontak
dikurangi dengan jarak poros.
j. Clearance Circle
Lingkaran yang bersinggungan dengan lingkaran addendum dari gigi
yang berpasangan.
k. Pitch point
Titik singgung dari lingkaran pitch dari sepasang roda gigi yang berkontak
yang juga merupakan bagian dari titik potong antara garis kerja dan garis
pusat.
l. Operating pitch circle
lingkaran-lingkaran singgung dari sepasang rodagigi yang berkontak dan
jarak porosnya menyimpang dari jarak poros yang secara teoritis benar.
m. Addendum circle
Lingkaran kepala gigi yaitu lingkaran yang membatasi gigi.
n. Dedendum circle
Lingkaran kaki gigi yaitu lingkaran yang membatasi kaki gigi.

18 Fakultas Teknik Mesin Unjani


o. Width of space
Tebal ruang antara rodagigi diukur sepanjang lingkaran pitch.
p. Sudut tekan (pressure angle)
Sudut yang dibentuk dari garis normal dengan kemiringan dari sisi kepala
gigi.
q. Kedalaman total (total depth)
Jumlah dari adendum dan dedendum.
r. Tebal gigi (tooth thickness)
Lebar gigi diukur sepanjang lingkaran pitch.
s. Lebar ruang (tooth space)
Ukuran ruang antara dua gigi sepanjang lingkaran pitch
t. Backlash
Selisih antara tebal gigi dengan lebar ruang.
u. Sisi kepala (face of tooth)
Permukaan gigi diatas lingkaran pitch
v. Sisi kaki (flank of tooth)
Permukaan gigi dibawah lingkaran pitch.
w. Puncak kepala (top land)
Permukaan di puncak gigi.
x. Lebar gigi (face width)
Kedalaman gigi diukur sejajar sumbunya.

19 Fakultas Teknik Mesin Unjani


3. METODELOGI PERANCANGAN

3.1 Flowchart Perancangan Ulang Roda Gigi 1

START

Rumusan Masalah

Pengumpulan Data
Sistem Transmisi Roda gigi
1

Proses Perancangan
a. Analisis Gaya Sistem
Transmisi Rodagigi 1 TIDAK AMAN
b. Menggambar sket
c. Analisis Tegangan
d. Menentukan Beban

AMAN
Sr > 𝜎 . 𝑛

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan

Gambar Teknik

END

20 Fakultas Teknik Mesin Unjani


3.2 Proses Perancangan Ulang Roda Gigi
a. Pertama yang dilakukan mencari spesifikasi mesin motor Absoulute
Revo
b. Setelah mendapatkan ukuran dari spesifikasi, hitung titik pusat beban
motor ditambah dengan berat penumpang, kemudian tentugan gaya
gaya-gaya yang terjadi di motor.
c. Bongkar transmisi motor, kemudian ukur komponen-komponen
transmisi secara manual menggunakan Vernier Calliper.
d. Gamabar sket komponen-komponen transmisi.
e. Hitung gaya-gaya yang terjadi pada roda gigi dan pinion.
f. Tentukan Factor Luwis.

3.3 Skema Sistem Roda Gigi 1


13
A

34
Gambar 3.2 Skematis sistem roda gigi 1

Perbandingan roda gigi 1 adalah :

𝐵
𝐺𝑅 =
𝐴

34
𝐺𝑅 =
13

𝐺𝑅 = 2.6153

Material untuk pinion dan gear adalah AISI 1040 drawn 1000°F atau UNS
G10400 drawn 1000°F.

21 Fakultas Teknik Mesin Unjani


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Spesifikasi Kendaraan

Gambar: 4.1 Motor Honda Revo

1. Mesin

Tipe Mesin : SOHC, 4 Langkah, SOHC, Silinder Tunggal


Kapasitas : 109,17 cm3
Rasio Kompresi : 9,3:1
Sistem Pendingin : Pendingin Udara
Diameter x Langkah : 50 x 55,6 mm
Tenaga Maksimal : 6,56kW (8,91 PS) / 7.500 rpm
Torsi Maksimal : 8,76 Nm (0,86 kgf.m) / 6.000 rpm
Tipe Kopling : Multiplate Wet Clutch with Diaphrgam Spring
Starter : Starter Kaki & Starter Elektrik
Transmisi : 4 Kecepatan

22 Fakultas Teknik Mesin Unjani


2. Dimensi

Panjang : 1.919 mm
Lebar : 709 mm
Tinggi : 1.080 mm
Jarak Sumbu Roda : 1.227 mm
Jarak Terendah : 135 mm
Berat : 97,5 kg
Tangki Bahan Bakar : 4 Liter

3. Kaki-kaki

Tipe Rangka : Tulang Punggung


Suspensi Depan : Teleskopik
Suspensi Belakang : Lengan Ayun dengan Suspensi Ganda
Ban Depan : 70/90 – 17 M/C 38
Ban Belakang : 80/90 – 17 M/C 44P
Rem Depan : Cakram Hidrolik dengan piston tunggal
Rem Belakang : Tromol

4.2 Spesifikasi Roda Gigi 1


1. Roda Gigi Input :
a. Diameter Lingkaran Adendum : 27 mm
b. Diameter Lingkaran Dedendum : 20 mm
c. Diameter Lingkaran Puncak ( d ) : 25 mm
d. Lebar Muka : 13 mm
e. Lebar Antara : 1,3 mm
f. Tebal Gigi ( t ) : 3 mm
i. Jumlah Gigi ( Nt ) : 13 gigi
j. Modul : 1,9 mm

23 Fakultas Teknik Mesin Unjani


2. Roda Gigi Pembalik :
a. Diameter Lingkaran Adendum : 63 mm
b. Diameter Lingkaran Dedendum : 55 mm
c. Diameter Lingkaran Puncak ( d ) : 61 mm
d. Lebar Muka : 13 mm
e. Lebar Antara : 1,3 mm
f. Tebal Gigi ( t ) : 3 mm
i. Jumlah Gigi ( Nt ) : 34 gigi
j. Modul : 1,79 mm

4.3 Asumsi Data

Diketahui dari spesifikasi motor Honda Absoulute Revo :


1. Berat motor = 97,5 kg
2. Kapasitas tangki bahan bakar = 4 liter
0.8 𝑘𝑔
4 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 𝑥 = 3.2 𝑘𝑔
1 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
3. Jarakantar as roda depan dan belakang = 1227 mm = 1,235 m
4. Ukuranroda :
a. Velg = ø 17 inch = 431.8 mm
b. Ban = 80/90 – 17
c. Tinggi ban = 80 x 90% = 72 mm
d. Jarak poros roda terhadap aspal
135 𝑚𝑚
+ 72 = 139,5𝑚𝑚 = 0,1395 𝑚
2
Asumsi data :
a. Berat orang = 50 kg
b. Berat bagasi = 15 kg
c. Koefisien gesek roda (µ roda) = 0.07
d. Koefisien gesek aspal (µ aspal) = 0.7
e. Kemiringan tanjakan = 20º
Keterangan :
a. Wmtr = Berat motor

24 Fakultas Teknik Mesin Unjani


b. Wbb = Berat tangki bahan bakar
c. Wbg = Berat bagasi
d. Wo1 = Berat orang ke-1
e. Wo2 = Berat orang ke-2
f. Wo3 = Berat orang ke-3
g. RRf = Hambatan roda depan
h. RRb = Hambatan roda belakang

4.3 Perhitungan.
1. Berat motor :
𝑚
𝑊𝑚𝑡 = 97,5 𝑘𝑔 𝑥 9,81 = 956,475𝑁
𝑠2
2. Berat tangki bahan bakar :
𝑚
𝑊𝑏𝑏 = 3,2 𝑘𝑔 𝑥 9,81 = 31,392 𝑁
𝑠2
3. Berat bagasi :
𝑚
𝑊𝑏𝑔 = 15 𝑘𝑔 𝑥 9,81 = 147,15𝑁
𝑠2
4. Berat orang ke-1, ke-2 dan ke-3:
𝑚
𝑊𝑜1 = 𝑊𝑜2 = 𝑊𝑜3 = 50 𝑘𝑔 𝑥 9.81 = 490,5 𝑁
𝑠2
5. Hambatan Tanjakan (Rφ) :
𝑅𝜑 𝑦 = (𝑊𝑚𝑡 + 𝑊𝑏𝑏 + 𝑊𝑏𝑔 + 𝑊𝑜1 + 𝑊𝑜2 + 𝑊𝑜3) 𝑥 sin 𝜑
𝑅𝜑 𝑦 = (956,475 + 31.392 + 147,15 + 490,5 + 490,5 + 490,5) cos 20°
𝑅𝜑 𝑦 = 2449,33 𝑁
𝑅𝜑 𝑥 = (𝑊𝑚𝑡 + 𝑊𝑏𝑏 + 𝑊𝑏𝑔 + 𝑊𝑜1 + 𝑊𝑜2 + 𝑊𝑜3) 𝑥 cos 𝜑
𝑅𝜑 𝑥 = (1039.86 + 31.392 + 147,15 + 490,5 + 490,5
+ 490,5) 𝑥 sin 20°
𝑅𝜑 𝑥 = 837,72 𝑁

6. Hambatan Roda (RR) :


𝑅𝑅 = 𝑅𝑅𝑓 + 𝑅𝑅𝑟
𝑅𝑅𝑓 = 𝑁𝑓 𝑥 𝜇𝑟𝑜𝑑𝑎
𝑅𝑅𝑟 = 𝑁𝑟 𝑥 𝜇𝑟𝑜𝑑𝑎

25 Fakultas Teknik Mesin Unjani


Jadi,
𝑅𝑅 = (𝑁𝑓 + 𝑁𝑟 )𝑥 𝜇𝑟𝑜𝑑𝑎

7. Hambatan Inersia (Ri) :


𝑅𝑖 = 𝑀𝑚𝑡 𝑥 𝑎
Dimana :
Mmt = Massa total motor
a = Percepatan
𝑅𝑖 = 𝑀𝑚𝑡𝑡 𝑥 𝑎
𝑅𝑖 = (𝑀𝑤𝑡 + 𝑀𝑏𝑏 + 𝑀𝑏𝑔 + 𝑀𝑜1 + 𝑀𝑜2 + 𝑀𝑜3 ) 𝑥 𝑎
8. Percepatan
Untuk medapatkan percepatan, maka harus dilakukan percobaan;
𝑉1 = 𝑉0 + 𝑎 𝑥 𝑡
𝑉1 − 𝑉0
𝑎=
𝑡
Setelah melakukan percobaan sebanyak 4x dengan menggunakan
motor Absoulute Revo 110cc, maka hasil waktu yang didapatkan sebagai
berikut:
Tabel 1. Percobaan percepatan
t (detik)
V0 – V1 V0 – V1 t (detik)
Gigi ke rata – rata
(km/jam) (m/s)
1 2 3 4

1 0 – 20 0 – 5,2 2,7 2,1 2,4 2,5 2,4

2 20 – 40 5,2 – 10,4 3,2 2,1 2,7 2,3 2,6

3 40 – 60 10.4 – 13.1 2,7 2,6 2,6 2,2 2,5

4 60 – 70 13,1 – 15,9 2,7 2,7 3,3 2,5 2,8

26 Fakultas Teknik Mesin Unjani


Dalam pengambilan hasil percepatan ini, hanya pada roda gigi ke-1 saja
yang dianalisis.

Percepatan pada roda gigi ke-1 :

𝑉1 − 𝑉0
𝑎=
𝑡

13.9 𝑚⁄𝑠 − 11.1 𝑚⁄𝑠


𝑎=
2.8 𝑠

𝑎 = 1 𝑚⁄𝑠 2

Jadi hambatan Inersia pada roda gigi ke-1 dapat diperoleh


𝑅𝑖 = (𝑀𝑤𝑡 + 𝑀𝑏𝑏 + 𝑀𝑏𝑔 + 𝑀𝑜1 + 𝑀𝑜2 + 𝑀𝑜3 ) 𝑥 𝑎
𝑅𝑖 = (106 + 3.2 + 15 + 50 + 50 + 50) 𝑥 1
𝑅𝑖 = 274,2 𝑁
4.3.1 Mencari Nilai Berat
𝑊𝑚𝑡 𝑦 = 𝑊𝑚𝑡 𝑥 cos 20 = 946,475 𝑁 𝑥 cos 20 = 889,39 𝑁
𝑊𝑚𝑡 𝑥 = 𝑊𝑚𝑡 𝑥 sin 20 = 946,475 𝑁 𝑥 sin 20 = 323,71 𝑁
𝑊𝑏𝑏 𝑦 = 𝑊𝑏𝑏 𝑥 cos 20 = 31,392 𝑁 𝑥 cos 20 = 29,5 𝑁
𝑊𝑏𝑏 𝑥 = 𝑊𝑏𝑏 𝑥 sin 20 = 31,392 𝑁 𝑥 sin 20 = 10,74 𝑁
𝑊𝑏𝑔 𝑦 = 𝑊𝑏𝑔 𝑥 cos 20 = 147,15 𝑁 𝑥 cos 20 = 138,28 𝑁
𝑊𝑏𝑔 𝑥 = 𝑊𝑚𝑡 𝑥 sin 20 = 147,15 𝑁 𝑥 sin 20 = 50,34 𝑁
𝑊01 𝑦 = 𝑊02 𝑦 = 𝑊03 𝑦 = 𝑊0 𝑥 cos 20 = 490,5 𝑁 𝑥 cos 20 = 460,91 𝑁
𝑊01 𝑥 = 𝑊02 𝑥 = 𝑊03 𝑥 = 𝑊0 𝑥 sin 20 = 490,5 𝑁 𝑥 sin 20 = 167,76 𝑁

4.3.2 Mencari Moment Inersia (Rί)


Rί.WO1 = m × a = 50 kg × 1 m/s2 =50 N
Rί.WO2 = m × a = 50 kg × 1 m/s2 = 50N
Rί.WO3 = m × a = 50 kg × 1 m/s2 = 50 N
4
Rί.Wbb = m × ρ × a = 1000 m3× 800 kg/m3 × 1 m/s2 = 3.2 N

Rί.Wmt = m × a = 106 kg × 1 m/s2 = 106 N


Rί.Wbg= m × a = 15 kg × 1 m/s2 = 15 N

27 Fakultas Teknik Mesin Unjani


4.3.3 Analisa Gaya

Gambar 4.2 Analisa gaya motor Honda Revo


A. Gaya Pada Sumbu X dan Y
+
→ 𝛴 𝐹𝑥 = 0
↔ 𝐹𝑇 − 𝑅𝜑 𝑥 − 𝑅𝑅 − 𝑅𝑖 = 0
𝐹𝑇 = 𝑅𝜑 𝑥 + 𝑅𝑅 + 𝑅𝑖 … … … … … (1)
+↑ 𝛴 𝐹𝑦 = 0
↔ 𝑁𝑟 + 𝑁𝑓 − 𝑅𝜑 𝑦 = 0
𝑁𝑟 + 𝑁𝑓 = 𝑅𝜑 𝑦
𝑁𝑟 + 𝑁𝑓 = 2449,33 𝑁 … … … … (2)

+
Ʃ Mf = 0
( Wbg cos θ × 0.665) + (Wbg sin θ × 0.550) + (Wmt cos θ × 0.580) +
(Wmt sin θ × 0.455) + ( Wbb cos θ × 1.030) + ( Wbb sin θ × 0.645) + (
WO1 cos θ × 0.665) – ( WO1 sin θ × 0.8) +(WO2 cos θ × 100) + (WO2
sin θ × 0.8) + (WO3 cos θ × 1.400) + ( WO3 sin θ × 0.8) - ( Nr × 1.230 m )
=0
= (138,28 N × 0,665) + (50,34 N × 0,550) + (889,39 𝑁 × 0,580) +
(323,71 𝑁 × 0,455) + (29,5 N × 1.03) + (10,74 N × 0,645) +

28 Fakultas Teknik Mesin Unjani


(460,91 N × 0,665) + ( 460,91 N × 0,8) +(460,91 N × 1) + (460,91 N
× 0,8) + (460,91 N × 1,4) + (460,91 N × 0,8) - ( Nr × 1,23 m )

= 91,956 N + 27,69 N + 515,84 N + 147,28 N + 30.38 N + 6.92 N + 306,5N


+ 368,72 N + 460,91 N + 368,72 N + 645,27 N + 368,72 N – (Nr x 1,23m)
=0
Nr x 1,235 m = 3338,9 Nm
3338,9 Nm
Nr = = 2714,55 N
1,23 𝑚

𝑁𝑟 = 2714,55 N … … … … … … (3)
(3) → (2)
𝑁𝑟 + 𝑁𝑓 = 3338,9 𝑁 … … … … (2)
2714,55 N + 𝑁𝑓 = 3338,9 𝑁
𝑁𝑓 = 3338,9 − 2714,55 N = 624,35 𝑁
Mencari RR
𝑅𝑅 = (𝑁𝑓 + 𝑁𝑟 )𝑥 𝜇𝑟𝑜𝑑𝑎
𝑅𝑅 = (624,35 𝑁 + 2714,55 𝑁)𝑥0.07
𝑅𝑅 = 233,723 𝑁
(2) → (1)
𝐹𝑇 = 𝑅𝜑 𝑥 + 𝑅𝑅 + 𝑅𝑖
𝐹𝑇 = 837,72 𝑁 + 233,723 𝑁 + 274,2 𝑁
𝐹𝑇 = 1345,64 𝑁
Mencari Torsi Pada Roda :
𝑇𝑇 = 𝐹𝑇 . 𝑟𝑟𝑜𝑑𝑎
𝑇𝑇 = 1345,64 𝑁 × 0.28 𝑚
𝑇𝑇 = 376,78 𝑁. 𝑚

Kareana Ts berpudat pada poros roda maka


𝑇𝑇 − 𝑇𝑆 = 0
𝑇𝑇 = 𝑇𝑆
𝑇𝑆 = 376,78 𝑁. 𝑚

29 Fakultas Teknik Mesin Unjani


Gambar 4.3 DBB roda motor

Daya aktual pada motor adalah :

𝑁𝑎 = 𝑇𝑇 . 𝑊

Dimana 𝑇𝑇 = 𝑇𝑜𝑟𝑠𝑖 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑟𝑜𝑑𝑎

𝑉
𝑊= rad/s
𝑟

50 𝑥 10³/3600 𝑚/𝑠
𝑊=
0.28 𝑚

= 49,603 rad/s

Jadi N aktual

= 𝑇𝑇 . 𝑊

= 0,37678 kN.m x 49,603 rad/s

= 18,689 kW

Dari spesifikasi didapat :

Np = 13 gigi

Ng = 34 gigi

Dari pengukuran langsung didapat :

Jarak antara poros = 44 mm

Rumus dari buku perancangan teknik mesin “ Josep. E. Shigley “

30 Fakultas Teknik Mesin Unjani


𝑁
𝐷=
𝑑

Dimana : D = diameter puncak (gigi/in)

d = diameteral

N = Jumlah gigi

𝑑
𝑚=
𝑛
Dimana : m = Modul

d = diameter puncak (mm)

n = Jumlah gig

dg= 34 dp = 13

dg dp

44 mm

Gambar 4.4 Pinion dan Gear

Dari gambar diatas bisa diketahui bahwa :


𝑑𝑝 + 𝑑𝑔
Jarak antara poros = = 44 𝑚𝑚
2

Dimana :

dp = Np x ( m ) = 13 ( m )

dG = Ng x ( m ) =34 ( m )

31 Fakultas Teknik Mesin Unjani


Jadi :

13 × ( m ) + 34 × ( m )
= 44 𝑚𝑚
2

47 × 𝑚
= 44𝑚𝑚
2

44
𝑚= = 1,87 𝑚𝑚
23,5

Diameter puncak pinion


dp = Np x m

= 13 gigi x 1,87 mm

= 24,31 mm

Diameter puncak gear

dg = Ng x m
= 34 gigi x 1,87 mm
= 63,58 mm

4.3.4 DBB Roda Gigi

Pinion Gear

Gambar 4.5 DBB roda gigi

32 Fakultas Teknik Mesin Unjani


Roda Gigi Penggerak

Gambar 4.6 DBB pinion


∑Fx = 0
Fxa2 – Fr32 = 0
+ ∑Fy = 0
g Fya2 + Ft32 = 0
+ ∑Ma/z = 0
g
(Ft32 . r2) – Ta2 = 0

Gambar 4.7. DBB gear


+ ∑Fx = 0
g
Fxa2 – Fr23 = 0
+ ∑Fy = 0
g Fyb2 + Ft23 = 0
+ ∑Mb/z = 0
g
(Ft23 . r3) – Ta2 = 0

33 Fakultas Teknik Mesin Unjani


4.3.5 Perhitungan roda gigi 1
a. Mencari puncak diametral
𝑁
𝑃=
𝑑𝑝
13
𝑃=
6,35 𝑖𝑛
P = 2,04 gigi/in = 2 gigi/in
b. Mencari kecepatan (V)
𝜋. 𝑑. 𝑛
𝑉=
12
𝜋. 6,35.7500
𝑉=
12
V = 149618,35 fpm
c. Beban yang dipindahkan
(33 𝑥 103 ) 𝐻 (33 𝑥 103 ) 𝑥 6,56𝑘𝑊
Wt = = = 1,45 kN
V 149618,35

Fr32 = Wt x tan 20˚ = 1,45 x tan 20˚ = 0.52 kN


𝑊𝑡 1,45
F32 = cos 20𝑜 = = 1,54 𝑘𝑁
cos 20𝑜

F32 = Fa2 = F23 = Fb3


Ft32 = Fya2 = Ft23 = Fyb3
Fr32 = Fxa2 = Fr23 = Fyb3
Ta2 = r2 x Wt
= 0.023 x 1,45
= 0.03335 kN.m
Tb3 = r3 x Wt
= 0.0207 x 1,45
= 0.0300 kN.m
Faktor Kecepatan :
Untuk roda gigi lurus yang diperhalus dengan shaping, AGMA menyatakan:
50
𝐾𝑣 =
50√𝑣
50
Kv = 50+√149618

Kv = 0,025

34 Fakultas Teknik Mesin Unjani


Wt = Ft32 = Fya2 = Ft23 = Fyb3 = 0.384 kN
Didapat :
f = Lebar gigi = 10 mm
m = Modul =
y = Faktor luwis
Jadi factor luwis untuk jumlah gigi 13 adalah :

Tabel 2. Faktor Bentuk Lewis Agma

Jumlah gigi 13 = factor luwis 0.34827


𝐾𝑣 . 𝑊𝑡
σ=
𝐹 .𝑚 .𝑦
0.025 × (0.384 × 103 𝑁)
σ=
(10) × (1,9) × (0.34827)
σ = 1,45 𝑀𝑝a

35 Fakultas Teknik Mesin Unjani


V. PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Dari hasil perhitungan yang sudah dilakukan pada laporan praktikum ini
dapat di simpulkan bahwa :

1. Kita dapat mengetahui spesifikasi hasil perhitungan yang kita buat


seperti Berat motor, kapasitas tangki bahan bakar, jarak as roda depan
dan belakang, ukuran roda, dll.
2. Kita dapat menghitung atau analisis data seperti hambatan tanjakan,
hambatan roda, hambatan inersia, mencari titik berat, mencari momen
inersia, analisis gaya / DBB (diagram benda bebas)
3. Perbandingan roda gigi didapat 2,6153, artinya setiap 22,6153 kali
putaran kopling akan menghasilkan 1 kali putaran output pada sistem
transmisi.
4. Hasil yang diperoleh dari perancangan ulang roda gigi motor Honda
Revo

Nama Nilai Satuan


𝑊𝑡𝑡 97,5 kg
𝑊𝑏𝑏 3,2 kg
𝑊𝑏𝑔 147,15 N
𝑊𝑜1−3 490,5 N
Rφ𝑥 837,72 N
𝑁𝑟 2714,55 N
𝑁𝑓 624,35 N
𝑅𝑅 233,723 N

36 Fakultas Teknik Mesin Unjani


𝐹𝑇 1345,64 N
𝑇𝑇 376,78 N.m
P 2,04 Gigi/in
V 149618,35 fpm
𝑊𝑡 1,45 lb
𝐾𝑣 0,025
𝛔 1,45 Mpa
Tabel.3 Hasil Perhitungan

37 Fakultas Teknik Mesin Unjani


DAFTAR PUSTAKA
G. Takeshi Sato, & N. Sugiarto, H. 2000. Menggambar Mesin Standar ISO.
Jakarta: PT Pradnya Paramita.
Sularso. Suga, Kioukatsu. 1978. Dasar Perencanaan dan Elmen Mesin. Jakarta:
PT Pradnya Paramita.
Shigley, E, Yoseph. Mtichell, D, Larry. Harahap, Gandhi. 1984. Perencanaan
Teknik Mesin Edisi ke-4 Jilid 2. Jakarta: Erlanga.

38 Fakultas Teknik Mesin Unjani


LAMPIRAN

39 Fakultas Teknik Mesin Unjani

Anda mungkin juga menyukai