Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Elemen Mesin III
Penyusun :
i
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembentukan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana
proses dalam perencanaan pembuatan roda gigi cacing. Dengan harapan mahasiswa
dapat mengetahui dan memahami secara teoritis maupun praktek di lapangan
terkait proses perancangan pembuatan roda gigi cacing. Disamping itu sebagai
langkah untuk menambah pengetahuan dan wawasan terkait teknik mesin
khususnya, adapun tujuan yang hendak dalam makalah pembuatan makalah ini
meliputi :
1. Menjelaskan tentang perancangan roda gigi cacing.
2. Menjelaskan tentang teori-teori roda gigi dalam cakupan yang luas.
3. Mengaplikasikan keilmuan yang didapat pada perencanaan roda gigi
cacing
1.3 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah pada makalah ini yang berkaitan dengan perancangan
pembuatan roda gigi cacing adalah:
a. Perencanaan pada roda gigi cacing dengan data-data yang telah ditentukan
dan distandarkan
b. Penggambaran roda gigi secara umum
2
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian
Roda gigi adalah suatu media atau alat transmisi mekanik getaran putaran atau
torsi dari suatu poros (penggerak ) kepada poros lain (digerakkan ). Transmisi roda
gigi merupakan transmisi dengan beban, daya, dan putaran yang bernilai relative
besar. Selain dengan transmisi roda gigi dapat juga dilakukan untuk meneruskan
daya adalah dengan sabuk (belt) atau rantai. Namun demikian, transmisi roda gigi
mempunyai keunggulan dibandingkan dengan sabuk atau rantai karena lebih
ringkas, putaran lebih tinggi dan tepat, dan daya lebih besar. Kelebihan ini tidak
selalu menyebabkan dipilihnya roda gigi disamping cara lain, karena memerlukan
ketelitian yang besar dalam pembuatan, pemasangan, maupun pemeliharaannya.
Berikut ini beberapa hal yang merupakan keuntungan dan kerugian. penggunaan
roda gigi secara umum.
Keuntungan penggunaan roda gigi :
a) Alih gerak roda gigi menyampaikan gerakan putaran tampa penggelinciran
dari satu poros keporos lainnya.
b) Rasio ahlinya tepat seperti rasio angka-angka pada gigi-gigi.
c) Membutuhkan ruang yang cukup kecil.
d) Mempunyai harga efisiensi yang cukup tinggi
Kerugian penggunaan roda gigi
a) Mempunyai massa yang cukup besar dan bentuk yang kaku
b) Proses pembuatan terbilang mahal
c) Dalam pengoperasiaannya memerlukan pelumas yang diberikna di antara gigi-
gigi
3
2.2 Klasifikasi Roda Gigi
Roda gigi diklasifikasikan seperti pada table 2.1, menurut letak poros, arah
putaran dan bentuk jalur gigi. Macam macam roda gigi dapa dilihat pada gambar
dibawah ini.
Roda gigi gigi dengan poros sejajar adalah roda gigi dimana giginya sejajar
pada dua bidang silinder disebut ( bidang jarak bagi ) yang kedua bidang silinder itu
bersinggungan dan yang satu mengelinding pada yang lain dengan sumbu tetap
sejajar.
4
a) Roda gigi lurus merupakan roda gigi paling dasar dengan jalur gigi yang
sejajar poros.
b) Roda gigi miring mempunyai jalur gigi yang membentuk ulir pada silinder
jarak bagi. Roda gigi miring mempunyai jumlah pasang gigi yang saling
membuat kontak serentak disebut ( perbandingan kontak ) dengan jumlah
lebih besar dari pada roda gigi lurus, sehingga pemindahan momen melalui
gigi tersebut dapat berlangsung dengan halus. Sifat ini sangat baik untuk
mentransmisikan putaran tinggi dan beban besar.
c) Roda gigi miring ganda mempunyai gaya aksial yang timbul pada gigi yang
mempunyai alur berbentuk V yang saling meniadakan. Dengan roda gigi ini,
perbandingan reduksi, kecepatan keliling, dan daya yang diteruskan dapat
diperbesar, tetapi pembuatannya sungkar.
5
Figure 3 Roda Gigi Miring Ganda
d) Roda gigi dalam dipakai jika diingginkan alat transmisi dengan ukuran kecil
dengan perbandingan reduksi yang besar, karena pinyon (roda gigi kecil)
terletak dalam roda gigi.
e) Batang gigi merupakan dasar profil pahat pembuat gigi. Pasangan antara
batang gigi dan pinyon dipergunakan untuk merubah gerakan putaran
menjadi lurus dan sebaliknya.
6
f) Roda gigi kerucut lurus dengan gigi lurus adalah yang paling mudah dibuat
dan sering dipakai. Tetapi, roda gigi ini sangat berisik karena perbandingan
kontaknya yang kecil dan juga kontruksinya tidak memungkinkan
pemasangan bantalan pada kedua ujung poros-porosnya.
g) Roda gigi kerucut spiral karena mempunyai perbandingan kontak yang lebih
besar, dapat meneruskan putaran tinggi dan beban besar. Sudut poros kedua
gigi kerucut ini biasanya dibuat 90 derajat.
h) Roda gigi cacing mempunyai macam berbentuk silinder dan lebih umum
dipakai, tetapi untuk beban besar, biasanya digunakan roda gigi cacing
globoid.
7
Figure 8 Roda Gigi Cacing
i) Cacing selubung ganda dengan perbandingan kontak yang lebih besar dapat
di dipergunakan.
j) Roda gigi hipoid adalah seperti yang dipakai pada roda gigi differensial
otomobil. Roda gigi ini mempunyai jalur berbentuk spiral pada bidang
kerucut yang sumbunya bersilang, dan pemindahan gaya pada permukaan
gigi berlangsung secara meluncur dan mengelinding.
8
Figure 10 Roda Gigi Hipoid
9
BAB 3
PEMBAHASAN DAN PERHITUNGAN
3.1 Perhitungan
3.1.1 Kasus
Perencanaan pada suatu transmisi mempunyai data-data sebagai
berikut :
Dari sebuah pasangan poros dan roda gigi cacing, diketahui : tegangan
efektif ( berguna ) dari alat yang digerakkan P2 = 12 HP ; n2 ( untuk
poros cacing ) = 720 rpm ; n1 = n2 = 0,97 ; Poros cacing berulir tunggal
dengan = 5 derajat dan = 80 ; Bahan poros cacing = baja St 70 ;
Bahan roda cacing = kuningan (C = 100Kg/cm2) ; Bahan poros roda
cacing = Baja poros roda cacing = Baja St 50. Desain rak display
aquarium multifungsi yang akan dibuat berkapasitas 75 soliter
bervolume 4 liter, untuk dimensinya sebagai berikut :
3.1.2 Penyelesaian
10
Maka,
11
Rendeman seluruhnya menjadi :
P1 = 86 DK
Dengan mengabaikan gesekan pada bantalan-bantalan maka momen
punter dari poros cacing adalah :
Maka,
Mengingat bahwa :
12
Maka
Bila poros cacing dianggap sebagai roda gigi, maka tinggi giginya
adalah :
Antara 2 hasil yang sedikit berbeda ini diambilkan yang terbesar, yaitu
:
13
3.1.3 Perhitungan Roda Gigi Cacing
Panjang gigi :
Maka :
14
Dari hasil perhitungan diatas , maka data-data yang dibutuhkan
untuk merancang dan membuat roda gigi cacing telah lengkap, adapun
data-data tersebut adalah sebagai berikut :
Tenaga Penggerak P1 = 86 DK
Tenaga Efektif P2 = 50 DK
Putaran untuk Poros Cacing n1 = 720 rpm
Putaran untuk Roda Cacing n2 = 20 rpm
Jumlah gigi z1 = 1
Jumlah gigi z2 = 36
Konstanta bahan roda gigi C = 100 Kg/cm2
Bahan poros baja St 70 Tw = 120 Kg/cm2
Bahan roda gigi baja St 50 Tb = 850 Kg/cm2
Panjang gigi b = 128 mm
Diameter tusuk dt2 = 582.5 mm
Diameter poros d2 = 1950 mm
Diameter roda gigi d1 = 614.5 mm
15
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpuan
Dalam perencanaan roda gigi cacing ini kita harus memperhatikan
beberpa aspek ketika ingin melakukannya. Aspek-aspek tersebut ialah
memperhitungkan secara detail sebelum membuat roda gigi cacing,
perhatikan urutan langkah-langkah dalam pembuatan roda gigi cacing,
dikarenakan hal tersebut akan menentukan hasil akhir dari pembuatan
roda gigi cacing tersebut. Lalu tidak lupa pula ketika kita membuat roda gigi
cacing kita harus tetap memperhatikan aspek-aspek safety terhadap
perlatan yang kita gunakan.
4.2 Saran
Saran yang ditujukan pada perancangan roda gigi cacing ini adalah
sebelum kita membuat roda gigi cacing pastikan semua perhitungan dan
segala prose tahapan pembuatan dilakukan secara teliti sehingga dapat
menciptakan hasil yang maksimal. Tak lupa pula ketika roda gigi cacing sudah
dibuat, maka kita harus memperhatikan dalam segi perawatan yang intensif
terhadap system-system dari roda gigi. Misalnya, dengan memperhatikan
pelumasan pada pegangan antara dua roda gigi. yang diinginkan sesuai
rencana.
16
DAFTAR PUSTAKA
Khurmi, RS, A Text Book Of Machine Design. Eurasio House. 1982. New Delhi.
17