Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK

WINDING RESISTANCE MEASUREMENT


EXPERIMENT 1

DISUSUN OLEH:

MISBAKHUL MUNIR

LT-2C/14

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK LISTRIK
2016
1. PENDAHULUAN

Praktikum ini bertujuan untuk menentukan resistansi efektif dari stator dan exciter
belitan alternator. Perlu diketahui bahwasanya hampir semua energi listrik dibangkitkan
dengan menggunakan mesin sinkron. Mesin sinkron terbagi menjadi 2 yaitu generator
sinkron dan motor sinkron. Generator sinkron (sering disebut alternator) adalah mesin
sinkron yang digunakan untuk mengubah daya mekanik menjadi daya listrik. Generator
sinkron dapat berupa generator sinkron tiga fasa atau generator sinkron AC satu fasa
tergantung dari kebutuhan. Sedangkan motor sinkron adalah motor AC, bekerja pada
kecepatan tetap pada sistim frekuensi tertentu. Motor ini memerlukan arus searah (DC)
untuk pembangkitan daya dan memiliki torque awal yang rendah
Dalam pengoperasiannya, mesin sinkron dapat dioperasikan sebagai mesin
tunggal dan juga sebagai mesin tergabung. Namun, biasanya mesin ini tergabung dalam
suatu sistem interkoneksi, sehingga bekerja sejajar sinkron dengan alternator lainnya.
Untuk dapat beroperasi dengan baik dalam kondisi demikian, alternator harus tetap
berada dalam keadaan sinkron dengan sistem dan memikul bagiannya yang tertentu dari
beban keseluruhan yang terpasang.

2. TUJUAN
2.1 Mengetahui cara pengukuran tahanan belitan medan
2.2 Mengetahui cara pengukuran tahanan kumparan jangkar
2.3 Dapat membandingkan hasil pengukuran secara praktek dan secara teori

3. DASAR TEORI
A. Pengertian
Generator adalah salah satu komponen yang dapat mengubah energy gerak
menjadi energy listrik. Prinsip kerjanya dapat dipelajari dengan teori medan elekronik.
Poros pada generator dipasang dengan material ferromagnetic permanen. Setelah itu
disekeliling poros terdapat stator yang bentuk fisisnya adalah kumparan-kumparan
kawat yang membentuk loop. Ketika poros generator mulai berputar maka akan terjadi
perubahan fluks pada stator yang akhirnya karena terjadi perubahan tegangan dan arus
listrik tertentu. Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan ini disalurkan melalui kabel
jaringan listrik.
Motor listrik adalah sebuah perangkat elektromagnetis yang mengubah energy
listrik menjadi energy mekanik. Energi mekanik ini digunakan untuk, misalnya, memutar
impeller pompa, fan atau blower, menggerakan kompresor, mengangkat bahan, dll.

Terdapat 2 komponenutamapada generator dan motorlistrik, yaitu:


a. Strator (bagian yang diam)
b. Rotor (bagian yang bergerak). Rotorakanberhubungandenganporos generator listrik
yang berputarpadapusat stator. Kemudianporos generator
listriktersebutbiasanyadiputardenganmenggunakanusaha yang berasaldariluar, seperti
yang berasaldariturbin air maupunturbinuap.

B. Karakteristik Generator Sinkron


Pada generator sinkron, arus DC diterapkan pada lilitan rotor untuk menghasilkan
medan magnet rotor. Rotor generator diputar oleh prime mover menghasilkan medan
magnet berputar pada mesin. Medan magnet putar ini menginduksi tegangan tiga fasa
pada kumparan stator generator. Rotor pada generator sinkron pada dasarnya adalah
sebuah elektromagnet yang besar. Kutub medan magnet rotor dapat berupa salient (kutub
sepatu) dan dan non salient (rotor silinder). Gambaran bentuk kutup sepatu generator
sinkron diperlihatkan pada gambar di bawah ini.

Gbr 1. Rotor salient (kutub sepatu) pada generator sinkron

C. Prinsip Kerja Generator Sinkron


Jika sebuah kumparan diputar pada kecepatan konstan pada medan magnethomogen,
maka akan terinduksi tegangan sinusoidal pada kumparan tersebut. Medan magnet bisa
dihasilkan oleh kumparan yang dialiri arus DC atau oleh magnet tetap. Tegangan AC tiga
fasa dibangkitan pada mesin sinkron kutub internal pada tiga kumparan stator yang diset
sedemikian rupa sehingga membentuk beda fasa dengan sudut 120. Bentuk gambaran
sederhana hubungan kumparan 3-fasa dengan tegangan yang dibangkitkan diperlilhatkan
pada gambar di bawah ini.
Gbr 2. Gambaran sederhana kumparan 3-fasa dan tegangan yang dibangkitkan)

D. Karakteristik Motor Sinkron


Mesin sinkron yang digunakan untuk mengubah energi listrik menjadi energi
mekanik. Mesin sinkron mempunyai kumparan jangkar pada stator dan kumparan medan
pada rotor. Kumparan jangkarnya berbentuk sama dengan mesin induksi, sedangkan
kumparan medan mesin sinkron dapat berbentuk kutub sepatu (salient) atau kutub dengan
celah udara sama rata (rotor silinder). Arus searah (DC) untuk menghasilkan fluks pada
kumparan medan dialirkan ke rotor melalui cincin dan sikat.

E. Prinsip Kerja Motor Sinkron

Gbr 3. Terjadinya torsi pada motor sinkron (a) tanpa beban (b) kondisi berbeban (c) kurva
karakteristik torsi
Gambar diatas memperlihatkan keadaan terjadinya torsi pada motor sinkron.
Keadaan ini dapat dijelaskan sebagai berikut: apabila kumparan jangkar (pada stator)
dihubungkan dengan sumber tegangan tiga fasa maka akan mengalir arus tiga fasa pada
kumparan. Arus tiga fasa pada kumparan jangkar ini menghasilkan medan putar homogen
(BS). Arus DC pada rotor ini menghasilkan medan magnet rotor (BR) yang tetap. Kutub
medan rotor mendapat tarikan dari kutub medan putar stator hingga turut berputar dengan
kecepatan yang sama (sinkron)

F. Pengukuran Resistansi
Tahanan jangkar dapat diukur dengan menerapkan tegangan DC pada kumparan
jangkar pada kondisi generator diam saat hubungan bintang (Y), kemudian arus yang
mengalir diukur. Selanjutnya tahanan jangkar perfasa pada kumparan dapat diperoleh
dengan menggunakan hukum ohm sebagai berikut.

=
2

Pada generator akan menghasilkan tegangan dan arus yang nilainya sebanding.
Besarnya nilai arus dan tegangan akan menghasilkan nilai hambatan pada belitan antar
fasa. Untuk memperoleh nilai resistansi dapat dihitung dengan :
U
NilairesistansiR = I

Untuk menghitung nilai rata-rata masing-masing terminal :


Ruv
RUV(av) = = .................. ()
4
Rvw
RVW(av) = = .................. ()
4
Rwu
RWU(av) = = .................. ()
4

Dan nilai rata-rata darimasingmasing terminal


Ruv(av)Rvw(av) Rwu(av)
Rav = = ........()
3
Menghitung nilairesistansimedansebagai rata-rata nilai yang terukur dengan :
R
RE = =.......... ()
5

Karena Stator berhubung bintang, maka resistansi pada armature adalah

1
Rs =
2

Untuktembagaberlakuuntukberhubungan resistance di 75 C menggunakankoefisien.


4. GAMBAR PERCOBAAN

5. HASIL PERCOBAAN

HASIL PENGUKURAN HAMBATAN PADA BELITAN STATOR DAN BELITAN


EKSITENSI TANPA TEGANGAN

PHASA RESISTANSI ()
UV 12,5
WV 12,8
WU 12,5
EKSITANSI 443

HASIL PENGUKURAN HAMBATAN PADA BELITAN STATOR BERTEGANGAN

Delta a = 30 oC

Phasa I(mA) 300 400 500 600


U (V) 3,6 4,9 6 7,2
UV
R () 12 12,25 12 12
U (V) 3,6 4,75 6 7,25
VW
R () 12 11,88 12 12,08
U (V) 3,5 4,75 6 7,25
WU
R () 11,67 11,8 12 12,08
HASIL PENGUKURAN HAMBATAN PADA BELITAN EKSITENSI (BANTU)

Delta a= 30 oC

I 30 40 50 60 70
(mA)
U 11,2 15,2 18,4 22,1 24,75
(V)
R 373,33 380 368 368,3 353,57
()

6. ANALISA HASIL PERCOBAAN


Dari hasil praktikum yang telah kita lakukan maka didapat data yang telah dicantumkan
dalam tabel diatas, hasil pengukuran hambatan belitan stator ketika tanpa tegangan dan
pengukuran hambatan belitan stator ketika bertegangan hambatan antar fasa hanya berbeda tipis
atau hampir sama dengan arus yang semakin besar maka didapat hambatan yang kecil. Sedangkan
hasil pengukuran hambatan pada belitan eksitasi (bantu) didapat hasil dengan arus kecil didapat
hambatan yang besar.
7. MENJAWAB PERTANYAAN

NILAI RATA-RATA SETIAP HAMBATAN ANTAR TERMINAL

48,5
Ruv(av)= = = 12,125
4 4

47,88
Rvw(av)= = = 11,97
4 4

47,63
Rwu(av)= = = 11,91
4 4

NILAI RATA-RATA HAMBATAN PADA BELITAN STATOR

()+()+() 12,125+11,97+11,91 36,005


Rav = = = = 12,001
3 3 3
Hambatan pada fasa belitan stator yang terhubung bintang
1 1
Rs = Rav = x 12,001 = 6,001
2 2

Delta a = 30oC

NILAI RATA-RATA HAMBATAN PADA BELITAN EKSITENSI (BANTU)


373,33+380+368+368,3+353,57 1843,23
RE = 5
= 5
= 5
= 368,646

UNTUK BELITAN TEMBAGA , HAMBATAN PADA SUHU 75OC MENGGUNAKAN


KOEFISIEN
309,5 309,5 309,5
Cdelta = 234,5+ = 234,5+30 = 264,5 = 1,17

JADI HAMBATAN PADA SUHU 75OC ADALAH

RS75= Cdelta x Rs = 1,17 x 6,001 = 7,021

RE75= Cdelta x RE = 1,17 x 368,646 = 431,31

HASIL YANG DIINGIKAN

RS75 = 4,5

RE75 = 430

8. KESIMPULAN
a. Pada percobaan ini, pengukuran resistansi dilakukan dengan cara mengukur nilai
resistansi antar fasa, yaitu U-V, V-W, U-W.
b. Untuk mengukur resistansi belitan bagian stator dihubung bintang.
c. Resistansi yang dihasilkan antar fasa U-V, V-W, U-W besarnya stabil atau sama.
d. Apabila terjadi perbedaan antara hasil pengukuran dengan hasil dari percobaan, maka
kemungkinan hal tersebut disebabkan karena suhu ruangan saat melakukan
percobaan.
e. Nilai tegangan berbanding lurus dengan nilai arus, sedangkan arus belitan
berbanding terbalik dengan resistansi belitan.
9. DAFTAR PUSTAKA
1. Delorenzo,Electrical Power Enginering (Alternator and parallel operation DL GTU101.1)
2. http://home.anadolu.edu.tr/~yakaplan/Malzemeler.pdf
3. http://eko-pujianto.blogspot.com/2011/11/generator-ac-dan-dc.html
4. http://carapedia.com/kerja_generator_listrik_info2559.html
5. https://yefrichan.wordpress.com/2011/03/26/pengertian-motor-listrik/
6. http://documents.tips/documents/laporan-praktikum-1-nurul-mm-lt2d-17docx.html

Anda mungkin juga menyukai