AVANZA 2010
Oleh :
Ramadhan Lana T
NRP : 12-2015-133
2019
LEMBAR PENGESAHAN
AVANZA 2010
Oleh :
Ramadhan Lana T
12-2015-133
Pembimbing
Poros merupakan salah satu elemen mesin yang memegang peranan penting
sebagai penerus daya bersama dengan putaran. Oleh karena itu poros harus
dirancang melalui suatu perhitungan sesuai dengan beban yang akan dialaminya.
yang mendasar untuk menentukan dimensi sebuah poros yang akan menerima
kegunaanya dan lain-lain. Tujuan dari perancangan ini yaitu untuk menghitung
dimensi poros, dimana perancangan dilakukan sesuai dengan jenis bahan dan
jenis tegangan yang terjadi pada poros propeller shaft dan diperoleh jenis bahan
dan tegangan yang terjadi pada poros tersebut. Sehingga pada akhirnya akan
diperoleh perbandingan antara tegangan yang terjadi dengan tegangan ijin serta
transmisi.
i
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur dan terima kasih kepada Allah SWT yang telah
SHAFT TOYOTA AVANZA 2010”. Laporan tugas elemen mesin ini merupakan
persyaratan dalam menempuh mata kuliah tugas Elemen Mesin I di jurusan Teknik
Mesin ITENAS bandung. Dalam penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan
Walaupun perencanaan ini telah selesai, didasari bahwa dalam penulisan ini
masih jauh dari sempurna oleh karena itu keterbatasan pengetahuan penulis oleh
karena hal tersebut penulis menerima saran dan keritik yang bersifat membangun
demi penyempurnaan laporan ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis
1. Orang tua yang selalu memberi kasih sayang, dukungan dan dorongannya,
baik secara moral maupun material serta doa sehingga tugas ini dapat
diselesaikan.
2. Ibu Nuha Desi Anggraeni, S.Si., MT.selaku dosen pembimbing yang selalu
4. Bapak Dedy Hernady. S.T.M.T Selaku dosen mata kuliah elemen mesin II.
ii
6. Rekan-rekan Himpunan Mahasiswa Mesin ITENAS.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, penulis sangat terbuka atas saran dan keritik yang membangun
Ramadhan Lana T
12-2015-133
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ………………………………………………………………… i
iv
2.2.2 Flexible Joint........................................................................... 14
2.4.1 Parameter................................................................................. 22
v
3.1 Diagram Alir Proses Perhitungan..................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
DAFTAR GAMBAR
7. Gambar 2.7. Kontruksi Hook Joint tipe Sheel Bearing Cup [7] ………..… 13
8. Gambar 2.8. Kontruksi Hook Joint tipe Solid Bearing Cup [8] ……..…… 13
17. Gambar 3.1. Diagram Benda Bebas (DBB) pada Propeller Shaft [17] ….. 32
vii
BAB I
PENDAHULUAN
bahan dan dimensi dari Poros Propeller Toyota Avanza. Penentuan bahan ini
pertimbangan ini berdasarkan dengan beberapa teori dasar dan hasil dari analisa
penting sebagai penerus daya bersama-sama dengan putaran. Oleh karena itu
poros harus dirancang melalui suatu perhitungan sesuai dengan beban yang
Dalam hal ini penulis mengambil judul Poros Propeller Toyota Avanza,
dikarenakan penulis telah mengetahui hal-hal yang apa saja yang dibutuhkan
untuk merancang ulang poros tersebut dan telah mengetahui peran penting dari
poros Propeller.
tetapi alat ini digunakan disemua mobil bahkan kereta api pun menggunakan
alat ini sebagai penerus daya yang mengalami beban puntir murni.
ini, diantaranya adalah penentuan bahan, dimensi yang sesusai, kegunaanya dan
Beban yang bekerja pada poros umumnya adalah beban berulang, jika
poros tersebut mempunyai roda gigi untuk meneruskan daya maka akan terjadi
kejutan pada saat mulai atau sedang berputar. Beban tersebut dapat dianalisa
berkualitas dan dapat dipertanggung jawabkan. Hal ini semua diperlukan karena
mengingat banyak sekali faktor yang harus dipertimbangkan, baik dari segi
Pada Laporan ini akan dibahas penentuan dimensi utama poros propeller
belakang Toyota Avanza. Tujuan yang akan dicapai adalah untuk menghitung
1.3 Metodologi
Tegangan Ijin
Dimensi Poros
BAB I : PENDAHULUAN
propeller shaft.
TINJAUAN PUSTAKA
Poros merupakan salah satu bagian terpenting dari setiap mesin. Hampir
diferial dalam keadaan tidak dalam satu garis lurus. Dan putaran diteruskan dari
universal joint, universal joint berfungsi untuk eneruskan daya putaran yang dalam
Poros Transmisi
gigi, puli sabuk atau sproket rantai dan lain–lain. Contoh pada mesin
Poros Spindel
puntiran, disebut spindel. Syarat yang harus dipenuhi poros ini adalah
tidak akan silindris. Serta bentuk dan ukuran harus teliti. Poros spindel
Poros Gandar
poros lurus umum, poros engkol sebagai poros utama dari mesin torak,
dan lain– lain. Poros luwes untuk transmisi daya kecil agar terdapat
dan sumbu belakang rear axle disangga oleh suspensi sejajar dengan roda
[3]
Pada umumnya propeller shaft dibuat dari tabung pipa baja yang
memiliki ketahanan terhadap gaya puntiran atau bengkok. selain itu dipilih
tabung pipa baja di karenakan luas penampang yang di perlukan lebih kecil jika
dibandingkan dengan poros pejal, selain itu biaya yang harus di keluarkan lebih
kecil jika digunakan poros yang pejal. Bandul pengimbang balance weight
dipasang dibagian luar pipa dengan tujuan untuk keseimbangan pada waktu
berputar.
Pada umumnya propeller shaft terdiri dari satu pipa yang mempunyai
dua penghubung yang terpasang pada kedua ujung berbentuk universal joint.
Tipe propeller shaft dua bagian dengan tiga joint kadang-kadang menggunakan
Universal joint, U sendi, Cardan joint, Hardy-Spicer sendi, atau sendi Hooke
adalah joint dalam sebuah batang kaku yang dimungkinkan batang tersebut
membengkok dalam segala arah, dan umumnya digunakan pada rotary shaft ( poros
yang berputar ) yang mengirimkan gerakan ( putaran ). Terdiri dari sepasang engsel
terletak berdekatan, berorientasi pada 90° untuk satu sama lain, dan dihubungkan
[3]
2.2.1 Universal Joint solid
Fungsi universal joint ialah untuk meredam bahan sudut dan untuk
ada dua tipe : universal join solid bearing cup yang dapat dibongkar dan sal
untuk mengatasi kondisi tersebut agar poros selalu dapat berputar dengan
resiko kerusakan propeller saat poros bergerak naik/ turun, tidak berisik atau
berputar dengan lembut, konstruksinya sederhana dan tidak mudah rusak. Jadi
[3]
Pada umumnya poros propeller menggunakan konstruksi tipe ini,
karena selain konstruksinya yang sederhana tipe ini juga berfungsi secara akurat
dan konstan. Konstruksi hook joint adalah seperti ganbar di atas. Ada dua tipe
hook joint yaitu shell bearing cup type dan solid bearing cup type. Pada tipe
shell bearing cup universal joint tidak bisa dibongkar sedangkan pada tipe solid
bearing cup bisa dibongkar. Ilustrasi konstruksi kedua tipe universal joint
Gambar 2.7 Konstruksi hook joint tipe shell bearing cup [7]
[5]
[3]
Gambar 2.8 Konstruksi hook joint tipe solid bearing cup [8]
[3]
2.2.2 Flexible Joint
Flexible joint terdiri dari karet kopling yang keras yang diletakkan
diantara dua yoke berbentuk kaki tiga. Selama flexible joint tidak
[9]
Gambar 2.9 Flexible joint
[5]
2.2.3 Constant Velocity Joint
putaran dan momen lebih lembut, dan mempunyai kerugian mahal karena
propeller shaft, tetapi lebih sering dipakai pada poros penggerak depan dari
Pada aksel rigrid depan dengan penggerak roda (4 wheel drive). Sifat –
output transmisi terdapat alur-alur untuk pemasangan slip joint. Hal ini
gambar disamping.
Dan hasilnya getaran atau bunyi dari propeller shaft pada kecepatan tinggi
Co.,Ltd yang pada dasarnya dibuat untuk memenuhi pasaran kendaraan keluarga
dengan dimensi kompak. Tidak seperti kendaraan sekelas lain yang pada saat ini
mempunyai volume silinder yang besar, ada dua jenis mesin yang di produksi oleh
Toyota yaitu 1300 cc dan 1500 cc. Hal ini disebabkan karena Toyota memang
masalah besar dalam penggunaanya. Perbandingan gigi transmisi yang baik, dan
dibantu oleh bodi dan rangka yang kompak dan ringan, kekurangan tersebut dapat
Karena Toyota Avanza merupakan kelas suv atau bahasa umumnya mobil
keluarga. Pada dasarnya Toyota Avanza ini mempunyai 2 bagian poros propeller,
yaitu, poros propeller tengah menyalurkan tenaga gerak dari Tarnsmisi ke poros
yang kedua.poros yang pertama di topang dengan bearing center yang menempel
pada chasis.
differensial belakang.
atau gabungan antara puntir dan lentur, ada juga poros yang mendapat
alur pasak harus diperhatikan, sehingga sebuah poros harus cukup kuat
getaran suara pada turbin dan gear box. Karena itu disamping kekuatan
juga harus diperhatikan dan disesuaikan dengan jenis mesin yang akan
Bila putaran suatu mesin dinaikkan maka pada suatu harga putaran
tertentu dapat terjadi getaran yang luar biasa. Hal ini bisa terjadi pada
turbin, motor torak silinder, motor listrik dan lain–lain. Serta dapat
2.3.4 Korosi
poros propeller dan pompa, bila terjadi kontak dengan fluida yang
poros mesin yang berhenti lama, sampai baras–batas tertentu dapat pula
Poros untuk mesin umum biasanya dibuat dari baja batang yang
ditarik dingin dan difinishing, yaitu baja karbon konstruksi mesin yang
dihasilkan dari igot yang di – kill (baja yang dioksidasi dengan ferro
misalnya diberi alur pasak dan adanya tegangan sisa dalam terasnya.
kekuatannya bertambah.
umumnya dibuat dari baja paduan dengan pengerasan kulit yang tahan
2.4.1 Parameter
avanza 2010.
2.4.2 Asumsi
𝑘𝑔
S55C dengan 𝜎𝑢 = 66 𝑚𝑚2
Diagram Momen
𝑛1 𝑑 𝑛𝑚𝑎𝑥
𝑖= = 𝑑2 ; 𝑖 = ………………………………………. (1)
𝑛2 1 𝑛1
𝑃
𝑇𝑛 = 𝑖𝑛 × 𝑛 ………………………………………………….. (2)
𝑛
Dimana :
𝑟𝑎𝑑
i = rasio perbandingan transmisi ( )
𝑠
T = Torsi (N.mm)
kerusakan.
Dimana :
𝜎𝑢 = sigma ultimate
𝐷𝑜
𝐶= ……………………………………………………... (6)
2
𝜋
𝐽= (𝐷𝑜4 − 𝐷𝑖4 ) ………………………………………….. (7)
32
Dimana :
𝐷𝑜 = Diameter outer.
𝐷𝑖 = Diameter inner.
yang diijinkan.
16.𝑇
𝜏𝑡𝑒𝑟𝑗𝑎𝑑𝑖 = 𝜋.𝐷3 (1−0,84 ) ………………………………………. (9)
𝑜
PEMBAHASAN
MULAI
Reaksi Tumpuan
Diagram Gaya
-Diagram Gaya Normal
-Diagram Gaya Geser
-Diagram Momen
Tegangan Ijin
Dimensi Poros
Tegangan Terjadi
Perbandingan
Teg. Terjadi vs Teg. diijinkan
YA
Gambar Teknik
SELESAI
harus di pahami itu adalah Diagram Benda Bebas dan Rekasi Tumpuan pada
Gambar 3.1 Diagram Benda Bebas (DBB) pada Propeller Shaft [17]
Berat (W)
W = m.g
𝑚
= 6 kg . 9,81 𝑠2
W = 58,86 N
Dimana :
W = Berat (N)
m = Massa (kg)
𝑚
g = Gaya Gravitasi (9,81 𝑠2 )
Reaksi Tumpuan
+↑ Σ𝐹𝑦 = 0
𝑅𝐴𝑦 + 𝑅𝐵𝑦 − 𝑊 = 0
𝑅𝐴𝑦 = 529,43 𝑁
+↶ Σ𝑀𝐴 = 0
58,86 𝑁−250 𝑚𝑚
𝑅𝐵𝑦 = 500 𝑚𝑚
𝑅𝐵𝑦 = 29,43 𝑁
+→ Σ𝐹𝑋 = 0 ; 𝐹 = 0
+↑ Σ𝐹𝑦 = 0 ; 𝑅𝐴𝑦 − 𝑉 = 0
𝑉 = 𝑅𝐴𝑦
𝑉 = 29,43 𝑁
𝑀 − 𝑅𝐴𝑦 (𝑥) = 0
𝑀 = 𝑅𝐴𝑦 (𝑥)
𝑀 = 29,43 𝑁 (𝑥)
𝑥=0 ⟹𝑀=0
𝑥 = 250 ⟹ 𝑀 = 7357,5 𝑁. 𝑚𝑚
+→ Σ𝐹𝑋 = 0 ; 𝐹 = 0
+↑ Σ𝐹𝑦 = 0 ; 𝑅𝐵𝑦 − 𝑉 = 0
𝑉 = −𝑅𝐵𝑦
𝑉 = −29,43 𝑁
+↶ Σ𝑀𝑥 = 0
−𝑀 + 𝑅𝐵𝑦 (500 − 𝑥) = 0
𝑀 = 𝑅𝐴𝑦 (500 − 𝑥)
𝑀 = 29,43 𝑁 (500 − 𝑥)
𝑥 = 250 ⟹ 𝑀 = 7357,5 𝑁. 𝑚𝑚
𝑥 = 500 ⟹ 𝑀 = 0
Setelah menentukan DBB dan menghitung reaksi tumpuan pada Propeller shaft,
akan di dapat hasil untuk menentukan dan membuat diagram gaya. Yang
gigi dari rasio roda gigi dan Torsi pada kendaran tersebut .
2𝜋 𝑟𝑎𝑑
n = 6000 rpm 1 𝑟𝑝𝑚 = 60 𝑠
𝑛1 𝑑 𝑛𝑚𝑎𝑥
𝑖= = 𝑑2 ; 𝑖 =
𝑛2 1 𝑛1
𝑃 57418,9 𝑤𝑎𝑡𝑡
∗ 𝑇1 = 𝑖1 × 𝑛 = 3,579 × 𝑟𝑎𝑑 = 1170,55 𝑁. 𝑚
1 175,56
𝑠
𝑃 57418,9 𝑤𝑎𝑡𝑡
∗ 𝑇3 = 𝑖3 × 𝑛 = 1,530 × 𝑟𝑎𝑑 = 213,93 𝑁. 𝑚
3 410,66
𝑠
𝑃 57418,9 𝑤𝑎𝑡𝑡
∗ 𝑇4 = 𝑖4 × 𝑛 = 1000 × 𝑟𝑎𝑑 = 91,38 𝑁. 𝑚
4 638,32
𝑠
𝑃 57418,9 𝑤𝑎𝑡𝑡
∗ 𝑇5 = 𝑖5 × = 0,855 × 𝑟𝑎𝑑 = 66,8 𝑁. 𝑚
𝑛5 734,87
𝑠
𝑃 57418,9 𝑤𝑎𝑡𝑡
∗ 𝑇𝑅 = 𝑖𝑅 × 𝑛 = 3,727 × 𝑟𝑎𝑑 = 1269,43 𝑁. 𝑚
𝑅 168,58
𝑠
𝑘𝑔
yang digunakan S 55 C, yang memiliki kekuatan tarik sebesar 𝜎𝑢 = 66 ,,
𝑚𝑚2
Asumsi bahan = S 55 C
𝑘𝑔
𝜎𝑢 = 66 𝑚𝑚2
𝑆𝑓1 = 6 , safety factor pertama digunakan untuk bahan atau material yang
tersebut.
𝑘𝑔
66
𝑚𝑚2
= 6×2
𝑘𝑔 𝑚
𝜏𝑖𝑗𝑖𝑛 = 5,5 × 9,81
𝑚𝑚2 𝑠2
𝑁
𝜏𝑖𝑗𝑖𝑛 = 53,96 𝑚𝑚2
𝑁
𝜏̅ = 𝜏𝑖𝑗𝑖𝑛 = 53,96 𝑚𝑚2
𝑇.𝐶 𝐷𝑜 𝜋
𝜏̅ = 𝐶= 𝐽= (𝐷𝑜4 − 𝐷𝑖4 )
𝐽 2 32
16.𝑇.𝐷0
𝜏̅ = 𝜋(𝐷𝑜4 −𝐷𝑖4 )
𝐷
Jika, 𝐷 𝑖 = 𝑎 ; 𝐷𝑖 = 𝑎 × 𝐷𝑜
0
16.𝑇.𝐷0
𝜏̅ = 𝜋(𝐷𝑜4 −(𝑎×𝐷𝑜 )4 )
16.𝑇
𝜏̅ = 𝜋.𝐷𝑜3 −(1−𝑎)4
1
16.𝑇 3
𝐷𝑜 = [𝜋.(1−𝑎4 )𝜏̅] ⟹ 𝐷𝑖 𝑚𝑖𝑛
𝐷𝑖 = 𝑎. 𝐷𝑜 ⟹ 𝐷𝑖 𝑚𝑎𝑥.
1
16.𝑇 3
𝐷𝑜 = [𝜋.(1−𝑎4 )𝜏̅] ; asusmsi a = 0,8
1
3
16×1269430 𝑁.𝑚𝑚
𝐷𝑜 = [ 𝑁 ]
𝜋.(1−0,84 )×53,96
𝑚𝑚2
𝐷𝑜 = 58,75 𝑚𝑚 ⟹ 𝐷𝑜 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑛
Maka, 𝐷𝑜 ≥ 58,76 𝑚𝑚
𝐷𝑖 = 𝑎. 𝐷𝑜
𝐷𝑖 = 0,8 × 58,76 𝑚𝑚
Maka, 𝐷𝑖 ≤ 47,008 𝑚𝑚
16.𝑇
Maka, 𝜏𝑡𝑒𝑟𝑗𝑎𝑑𝑖 =
𝜋.𝐷𝑜3 (1−0,84 )
16×1269430 𝑁.𝑚𝑚 𝑁
𝜏𝑡𝑒𝑟𝑗𝑎𝑑𝑖 = = 50,69
𝜋×603 (1−0,84 ) 𝑚𝑚2
𝑁 𝑁
50,69 2
< 53,96
𝑚𝑚 𝑚𝑚2
𝑁 𝑵 𝑵
53,96 ). Sehingga (𝝉𝒕𝒆𝒓𝒋𝒂𝒅𝒊 = 𝟓𝟎, 𝟔𝟗 𝒎𝒎𝟐 < 𝝉𝒊𝒋𝒊𝒏 = 𝟓𝟑, 𝟗𝟔 ).
𝑚𝑚2 𝒎𝒎𝟐
AMAN
ANALISA
observasi, interview, studi literatur di dapat beberapa spesifikasi mobil avanza 2010,
diantaranya :
Dimana setiap perhitungan yang di lakukan ditinjau dari diameter minimum poros
yang dapat menahan beban maksimal dari poros ketika beroperasi. Dari perhitungan
diperoleh beberapa hasil yang tidak sesuai dengan katalog spesifikasinya. Akan tetap,
perbedaan tersebut tidak lah terlalu besar dan berpengaruh pada hasil akhirnya.
sebagai berikut :
meliputi perbandingan rasio gigi yang terbesar yaitu ketika gigi mundur
(R).
Pada Gambar 3.1 Diagram Benda Bebas (DBB) propeller shaft di dapat
keseluruhan.
kendaraan.
tersebut
teganganya lebih besar dari tegangan yang terjadi yaitu bahan S55C
𝑘𝑔
dengan tegangan ultimate nya (𝜎𝑢 ) = 66 dengan kekuatan Tarik
𝑚𝑚2
660 Mpa.
𝑘𝑔
4501) dengan lambang S55C yang memilki kekuatan tarik 66 .
𝑚𝑚2
Dalam penentuan Safety Factor (Sf) ditinjau dari seluruh tegangan yang
terjadi pada saat perhitungan. Sf1 = 6, untuk bahan dan Sf2 = 2, untuk
yaitu sebesar 0,8 seperti yang tertera pada table lampiran 1 : faktor-
𝑎. 𝐷𝑜
𝑁
diperoleh dari teori sebesar (𝜏𝑖𝑗𝑖𝑛 = 53,96 ). Sehingga (𝝉𝒕𝒆𝒓𝒋𝒂𝒅𝒊 =
𝑚𝑚2
𝑵 𝑵
𝟓𝟎, 𝟔𝟗 𝒎𝒎𝟐 < 𝝉𝒊𝒋𝒊𝒏 = 𝟓𝟑, 𝟗𝟔 ). AMAN
𝒎𝒎𝟐
Nilai tegangan yang diijinkan ini dapat dilihat pada tabel Lampiran 3
Baja Karbon untuk Konstruksi Mesin dan Baja batang untuk di poros.
KESIMPULAN
spesifikasi poros propeller belakang hasil penentuan yang digunakan pada Toyota
Poros Propeller :
𝑁
Tegangan yang Diijinkan : 53,96 𝑚𝑚2
𝑁
Tegangan yang Terjadi : 50,69 𝑚𝑚2
𝑵 𝑵
Sehingga (𝝉𝒕𝒆𝒓𝒋𝒂𝒅𝒊 = 𝟓𝟎, 𝟔𝟗 𝒎𝒎𝟐 < 𝝉𝒊𝒋𝒊𝒏 = 𝟓𝟑, 𝟗𝟔 ). AMAN
𝒎𝒎𝟐
1. Sularso dan Suga, K. 1987. Dasar Perencanaan Dan Pemilihan Elemen Mesin.
Elemen Mesin, Desain dan Kalkulasi dari Sambungan, Bantalan dan Poros Jilid
1. Jakarta : Erlangga.
3. Spotts, M.F. 1985. Design of Machine Elements, 6th Edition. Englewood Cliffs :
Erlangga.
https://indonesia.tech-dir.com/id/companies/191834/products/45404
http://teknik-mesin1.blogspot.com/2011/05/poros.html
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Faktor-faktor koreksi daya yang akan ditransmisikan, fc
S35C-D 53 530
S45C-D 60 600
Batang baja yang difinis dingin
S55C-D 72 720