Anda di halaman 1dari 33

ELEMEN MESIN

Pemindahan Daya dengan Roda Gigi

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Elemen


Mesin II yang Diampu Oleh Drs. Manintin Banjarnahor M.Pd

Oleh:

Ronny S Nababan (5143321019)

Mario R Sianturi (5143321012)

PRODI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang Pemindahan Daya dengan Roda Gigi dengan baik meskipun banyak
kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak Drs. Manintin
Banjarnahor M.Pd selaku Dosen Mata kuliah Elemen Mesin II Universitas Negeri
Medan yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Roda Gigi ini. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun
orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan di masa depan.

Medan, November 2015

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem transmisi adalah sistem yang berfungsi untuk konversi torsi dan
kecepatan (putaran) dari mesin menjadi torsi dan kecepatan yang berbeda-beda untuk
diteruskan ke penggerak akhir. Konversi ini mengubah kecepatan putar yang tinggi
menjadi lebih rendah tetapi lebih bertenaga, atau sebaliknya. Beberapa jenis transmisi
yang biasa digunakan adalah sabuk, rantai dan roda gigi.
Roda gigi adalah salah satu jenis elemen transmisi yang penting untuk suatu pemindahan
gerak (terutama putaran), daya, atau tenaga pada suatu sistem transmisi antara penggerak
dengan yang digerakkan. Suatu konstruksi roda gigi digunakan pula untuk suatu sistem pengatur
pada pemindah putaran, atau untuk merubah gerak lurus menjadi gerak putar atau sebaliknya.
Oleh karena itu penggunaan roda gigi sangat luas pada konstruksi mekanik yang memerlukan
gerak yang menkombinasikan beberapa komponen alat yang tergabung.

Pembuatan roda gigi cukup rumit dan kompleks karena pembuatan profil roda giginya
yanng khusus, dengan berbagai ukuran dan keakuratan tergantung dari peran dari roda gigi itu
sendiri pada suatu gabungan komponen mesin.

1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini Mahasiswa diharapkan mampu memahami tata cara
pembuatan roda gigi yang benar, klasifikasi, penghitungan,dan peralatan yang digunakan dalam
pembuatan roda gigi tersebut agar dalam mengaplikasikannya dengan baik.

1.3 Rumusan Masalah

Adapun permasalahan yang sering ditemui dalam aplikasinya adalah:

1. Apa yang dimaksud dengan roda gigi tersebut?.


2. Ada berapa jeniskah roda gigi?
3. Apa saja kelebihan dan kekurangan Roda Gigi?
1.4 Perolehan Data

Penyusun memperoleh dan menyusun data tentang materi roda gigi dengan berbagai
fasilitas yang menunjang dan dapat dijadikan referensi tentang materi, antara lain perpustakaan
dan internet.
BAB II
ISI

2. 1 DASAR TEORI RODA GIGI


2.1.1 Pengertian Roda Gigi
Sistem transmisi adalah sistem yang berfungsi untuk konversi torsi dan
kecepatan (putaran) dari mesin menjadi torsi dan kecepatan yang berbeda-beda untuk
diteruskan ke penggerak akhir. Konversi ini mengubah kecepatan putar yang tinggi
menjadi lebih rendah tetapi lebih bertenaga, atau sebaliknya. Beberapa jenis transmisi
yang biasa digunakan adalah sabuk, rantai dan roda gigi.
Tranmisi sabuk merupakan salah satu jenis sistem transmisi dengan
tenaga/daya/momen puntir ditransmisikan dari poros yang satu keporos yang lain
melalui sebuah belt yang melingkar pada puli yang terpasang pada poros.
Transmisi rantai digunakan untuk mentransmisikan daya dimana jarak kedua
poros besar dan dikehendaki tidak terjadi slip. Rantai sebagian besar digunakan untuk
mengirimkan gerakan dan daya dari satu poros ke poros yang lain, seperti ketika jarak
pusat antara poros pendek seperti pada sepeda, sepeda motor, mesin pertanian , dan
konveyor. [1].
Selain transmisi sabuk dan rantai terdapat juga transmisi roda gigi. Roda gigi ialah
roda yang mempunyai gigi-gigi pada kelilingnya yang digunakan untuk meneruskan
daya dari roda satu ke roda lain yang berkaitan dengan roda gigi pertama tersebut. Roda
gigi pada umumnya dimaksudkan adalah suatu benda dari logam atau non logam yang
bulat dan pipih pada pinggirnya bergerigi. Pada umumnya roda gigi dibuat dari bahan
logam untuk memindahkan beban yang berat, kalau gaya yang dipindahkan tidak berat
dapat digunakan roda gigi dari bahan non logam. Nomenklatur dari roda gigi terlihat
pada gambar 2.1. Transmisi yang berubah – ubah berangsur-angsur juga dapat diperoleh
menggunakan roda-roda gigi.
Roda gigi memiliki kelebihan dibandingkan dengan transmisi lain yaitu:
a. Sistem transmisinya lebih ringkas, putaran lebih tinggi dan daya yang besar
b. Sistem yang kompak sehingga konstruksinya sederhana
c. Kemampuan menerima beban lebih tinggi
d. Efisiensi pemindahan dayanya tinggi karena faktor terjadinya slip sangat kecil
e. Kecepatan transmisi roda gigi dapat ditentukan sehingga dapat digunakan dengan
pengukuran yang kecil dan daya yang besar

Gambar 2.1 Nomenklatur roda gigi [2]


Roda gigi memiliki beberapa keuntungan dibandingkan dengan transmisi lainya,
yakni Transmisi roda gigi analog dengan transmisi sabuk dan puli. Keuntungan
transmisi roda gigi terhadap sabuk dan puli adalah keberadaan gigi yang mampu
mencegah slip, dan daya yang ditransmisikan lebih besar. Namun, roda gigi tidak bisa
mentransmisikan daya sejauh yang bisa dilakukan sistem transmisi roda dan puli kecuali
ada banyak roda gigi yang terlibat di dalamnya. [3]

2.1.2 Jenis Roda Gigi


Beberapa jenis roda gigi, diantaranya:
2.1.2.1 Profil Gigi
Berdasarkan profil gigi, roda gigi diklasifikasikan sebagai berikut:
A. Profil gigi sikloida (cycloide)
Struktur gigi melengkung cembung dan cekung pola sikloida. Jenis gigi ini cukup
baik karena presisi dan ketelitianya baik, dapat meneruskan daya lebih besar dari jenis
yang sepadan, juga kausanya dapat lebih lama. Tetapi mempunya kerugian, diantaranya
pembuatanya lebih sulit dan pemasanganya harus lebih teliti (tidak dapat digunakan
sebagai roda gigi pengganti/change wheel), dan harga lebih mahal. Profil roda gigi
sikloida dapat dilihat di tabel 2.1 di bawah ini.
Tabel 2.1 Profil gigi sikloida (cycloide)
Gambar Keterangan
Konstruksi kurva sikloida Jenis gigi ini cukup baik karena
presisi dan ketelitianya baik, dapat
meneruskan daya lebih besar dari
jenis yang sepadan, juga kausanya
Persinggungan roda gigi sikloida
dapat lebih lama.

B. Profil gigi evolvente


struktur gigi ini berbentuk melengkung cembung, mengikuti pola evolvente. Roda
gigi jenis ini dilihat pada tabel 2.2. Jenis gigi ini struktur cukup sederhana, cara
pembuatanya lebih mudah, tidak sangat presisi dan maupun teliti, harga dapat lebih
murah , baik ekali digunakan untuk roda gigi ganti. Jenis profil gigi evolvente dipakai
sebagai profil gigi standard untuk semua keperluan transmisi.

Tabel 2.2 Profil gigi evolvente


Gambar Keterangan
Kurva roda gigi evolvente Jenis gigi ini memiliki struktur
cukup sederhana, cara pembuatanya
lebih mudah, tidak sangat presisi
dan maupun teliti, harga dapat lebih
murah.
Persinggungan roda gigi evolvente
C. Profil gigi khusus
Roda gigi ini dibuat dengan suatu spesifikasi khusus atau keperluan tertentu
sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan, misalnya bentuk busur lingkaran dan miring
digunakan untuk transmisi daya yang besar dan khusus. Roda gigi khusus dapat dilihat
di tabel 2.3.

Tabel 2.3 Profil gigi khusus


Gambar Keterangan
Roda gigi ini dibuat dengan suatu
spesifikasi khusus atau keperluan
tertentu sesuai dengan kriteria yang
dibutuhkan

[4]
2.1.2.2 Jalur Gigi
Berdasarkan jalur gigi, roda gigi diklasifikasikan sebagai berikut:
A. Roda gigi lurus
Roda gigi lurus merupakan roda gigi paling dasar dengan jalur gigi yang sejajar
dengan poros. Gigi-gigi roda gigi ini berjajar pada bidang silinder dimana kedua bidang
silinder tersebut bersinggungan dan yang satu menggelinding pada yang lain dengan
sumbu tetasejajar. Jenis-jenis roda gigi lurus dapat dilihat pada tabel 2.4 dibawah ini.

Tabel 2.4 Jenis - jenis roda gigi lurus


No. Gambar Keterangan
1. Roda gigi lurus luar Roda gigi paling sederhana yang terdiri
dari silinder atau piringan dengan gigi-
gigi yang terbentuk secara radial.
2. Roda gigi dalam Roda gigi yang gigi-giginya terletak di
bagian dalam dari silinder roda gigi.
Roda gigi internal tidak mengubah arah
putaran.

3. Roda gigi pinion Perpaduan rack dan pinion


menghasilkan mekanisme transmisi,
dimana torsi ditransmisikan dari gaya
putar ke gaya translasi atau sebaliknya.

4. Roda gigi lurus permukaan Roda gigi lurus permukaan yang


memiliki dua sumbu saling berpotongan
dengan sudut sebesar 90°.

B. Roda gigi miring


Bentuk dasar geometrisnya sama dengan roda gigi lurus, tetapi arah alur profil
giginya mempunyai kemiringan terhadap sumbu putar. Dengan adanya kemiringan alur
gigi, maka perbandingan kontak yang terjadi jauh lebih besar dibanding Roda gigi lurus
yang seukuran, sehingga pemindahan putaran maupun beban pada gigi-giginya
berlangsung lebih halus. Jenis - jenis roda gigi miring dapat dilihat pada tabel 2.5
dibawah ini.

Tabel 2.5 Jenis - jenis roda gigi miring


No. Gambar Keterangan
1. Roda gigi miring Roda gigi yang bersudut membuat pertemuan
antara gigi-gigi, dimana gigi-giginya
memenuhi ruang antara gigi sehingga
menyebabkn tegangan dan getaran.
2. Roda gigi miring silang Roda gigi yang memiliki poros silang sehingga
memiliki gerakan putaran yang berbeda arah
poros dengan roda gigi pasanganya

3. Roda gigi miring Roda gigi berbentuk seperti kerucut terpotong


yang terdapat celah diantara pertemuan gigi
nya, dengan gigi-gigi yang terbentuk di
permukaannya

4. Roda gigi miring ganda Roda gigi berbentuk seperti kerucut terpotong
dengan gigi-gigi yang terbentuk di
permukaannya.

C. Roda gigi kerucut


Roda Gigi kerucut sering disebut juga Roda Gigi payung atau Bevel Gear.
Peaggunaannya secara umum untuk pengtransmisian putaran dan beban dengan posisi
sumbu menyudut berpotongan dimana kebanyakan bersudut 90o. Khusus jenis Roda
gigi payung hypoid, posisi sumbunya bersilangan. Jenis – jenis roda gigi kerucut seperti
pada tabel 2.6. Pada pemasangan Roda gigi payung umumnya salah satu dipasang
dengan kanstruksi tumpuan melayang, terutama pada Roda gigi penggerak.

Tabel 2.6 Jenis – jenis roda gigi kerucut


No. Gambar Keterangan
1. Roda gigi kerucut lurus Roda gigi kerucut yang alur giginya lurus
dan menuju ke puncak kerucut. Besarnya
sudut puncak kerucut merupakan ukuran
bagi putaran porosnya
2. Roda gigi kerucut miring Gigi roda gigi kerucut miring berbentuk
kurva miring seperti pada roa gigi
kerucut. Roda gigi kerucut yang alur
giginya miring menuju ke puncak
kerucut.
3. Roda gigi kerucut spiral Gigi roda gigi kerucut spiral berbentuk
kurva dan miring terhadap permukaan
jarak bagi kerucut. kontak dimulai dan
satu ujung gigi dan bergerak sepanjang
gigi sampai bagian akhir.
4. Roda gigi kerucut miring Gigi roda gigi kerucut miring berbentuk
kurva miring seperti pada roa gigi
kerucut. Roda gigi kerucut yang alur
giginya miring menuju ke puncak
kerucut.
5. Roda gigi kercut miring ganda Gigi roda gigi kerucut miring ganda yang
memilik bentuk hampir sama dengan
kerucut miring, tetapi roda gigi ini
memiliki kemiringan ganda pada gigi nya
dan menuju ke puncak kerucut.

D. Roda gigi cacing


Roda gigi cacing menyerupai screw berbentuk batang yang dipasangkan dengan
roda gigi biasa atau spur. Roda gigi cacing merupakan salah satu cara termudah untuk
mendapatkan rasio torsi yang tinggi dan kecepatan putar yang rendah. Roda gigi cacing
mirip dengan roda gigi heliks, kecuali pada sudut gigi-giginya yang mendekati 90
derajat, dan bentuk badannya biasanya memanjang mengikuti arah aksial. Jika ada
setidaknya satu gigi yang mencapai satu putaran mengelilingi badan roda gigi, maka itu
adalah roda gigi cacing. Jika tidak, maka itu adalah roda gigi heliks. Jenis – jenis roda
gigi cacing seperti terlihat pada tabel 2.7.
Tabel 2.7 Jenis – jenis roda gigi cacing
No. Gambar Keterangan
1. Roda gigi cacing silindris Roda gigi berbentuk batang yang
dipasangkan dengan roda gigi biasa atau
spur. Roda gigi ini merupakan salah satu
cara termudah untuk mendapatkan rasio
torsi yang tinggi dan kecepatan putar yang
rendah.
2. Roda gigi cacing selubung ganda Roda gigi cacing yang hampir memiliki
globoid karakteristik sama dengan roda gigi cacing
silindris, tetapi roda gigi cacing globoid
memiliki selubung ganda.

3. Roda gigi cacing samping Roda gigi cacing yang memiliki


karakteristik gigi – giginya berada
disamping, atau penempatan gigi – ginya di
samping

[5]
2.1.2.3 Letak Poros
Berdasarkan letak poros, roda gigi diklasifikasikan sebagai berikut :
A. Roda gigi dengan poros sejajar
Roda gigi dimana giginya berjajar pada bidang silinder (bidang jarak bagi), kedua
bidang silinder tersebut bersinggungan dan yang satu menggelinding pada yang lain
dengan sumbu tetasejajar. Jenis – jenis roda gigi poros sejajar dapat dilihat pada tabel
2.8 dibawah ini.
Tabel 2.8 Jenis – jenis roda gigi dengan poros sejajar
No. Gambar Keterangan
1. Roda gigi lurus Roda gigi paling sederhana, yang terdiri dari
silinder atau piringan dengan gigi-gigi yang
terbentuk secara radial.

2. Roda gigi miring Roda gigi yang bersudut membuat


pertemuan antara gigi-gigi, dimana gigi-
giginya memenuhi ruang antara gigi
sehingga menyebabkn tegangan dan
getaran.
3. Roda gigi miring ganda Roda gigi berbentuk seperti kerucut
terpotong dengan gigi-gigi yang terbentuk di
permukaannya.

4. Roda gigi luar Roda gigi dimana gigi – giginya terletak


dibagian luar dari lingkaran

5. Batang gigi pinion Perpaduan rack dan pinion menghasilkan


mekanisme torsi yang biasa digunakan pada
beberapa jenis kendaraan untuk mengubah
rotasi dari setir kendaraan menjadi
pergerakan ke kanan dan ke kiri dari rack
sehingga roda berubah arah.
B. Roda gigi dengan poros berpotongan
Roda gigi yang letak gigi-giginya berjajar pada dua bidang kerucut atau satu
bidang silindris dengan satu bidang datar melingkar. Roda gigi dengan poros
berpotongan memiliki beberapa jenis yang dapat dilihat pada tabel 2.9. Kedua bidang
tersebut bersinggungan dan yang satu menggelinding pada yang lain dengan sumbu
berpotongan.

Tabel 2.9 Jenis – jenis roda gigi dengan poros berpotongan


No. Gambar Keterangan
1. Roda gigi kerucut lurus Roda gigi kerucut yang alur giginya lurus dan
menuju ke puncak kerucut. Besarnya sudut
puncak kerucut merupakan ukuran bagi putaran
porosnya

2. Roda gigi kerucut spiral Gigi roda gigi kerucut spiral berbentuk kurva
dan miring terhadap permukaan jarak bagi
kerucut. kontak dimulai dan satu ujung gigi dan
bergerak sepanjang gigi sampai bagian akhir.

3. Roda gigi kerucut zerol Gigi roda gigi kerucut spiral nol berbentuk
kurva seperti pada roda gigi kerucut, tetapi
dengan sudut spiral nol. Roda gigi model ini
dapat bekerja lebih halus.

4. Roda gigi kerucut miring Gigi roda gigi kerucut miring berbentuk kurva
miring seperti pada roa gigi kerucut. Roda gigi
kerucut yang alur giginya miring menuju ke
puncak kerucut.
5. Roda gigi kercut miring ganda Gigi roda gigi kerucut miring ganda yang
memilik bentuk hampir sama dengan kerucut
miring, tetapi roda gigi ini memiliki kemiringan
ganda pada gigi nya dan menuju ke puncak
kerucut.
6. Roda gigi permukaan dengan Roda gigi berbentuk seperti kerucut terpotong
poros berpotongan dengan gigi-gigi yang terbentuk di
permukaannya. Sudut antara kedua roda gigi
bevel bisa berapa saja kecuali 0 dan 180.

7. Roda gigi miring silang Roda gigi berbentuk seperti kerucut terpotong
yang terdapat celah diantara pertemuan gigi nya,
dengan gigi-gigi yang terbentuk di
permukaannya

C. Roda gigi dengan poros silang


Roda gigi yang gigi-giginya berjajar pada dua bidang silindris atau dua bidang
kerucut atau satu bidang silindris dengan satu bidang ulir. Untuk pasangan roda gigi-
ulir, perputaran roda gigi diatur oleh pergerakan ulir yang disebabkan perputaran poros
ulir, serta sumbu roda gigi menyilang sumbu poros ulir. Jenis – jenis roda gigi ini dapat
dilihat pada tabel 2.10 dibawah ini.

Tabel 2.10 Jenis – jenis roda gigi dengan poros silang


No. Gambar Keterangan
1. Roda gigi cacing silindris Roda gigi berbentuk batang yang
dipasangkan dengan roda gigi biasa atau
spur. Roda gigi ini merupakan salah satu cara
termudah untuk mendapatkan rasio torsi yang
tinggi dan kecepatan putar yang rendah.
2. Roda gigi cacing selubung Roda gigi cacing yang hampir memiliki
ganda golboid karakteristik sama dengan roda gigi cacing
silindris, tetapi roda gigi cacing globoid
memiliki selubung ganda.

3. Roda gigi cacing samping Roda gigi cacing yang memiliki karakteristik
gigi – giginya berada disamping, atau
penempatan gigi – ginya di samping

4. Roda gigi hyperboloid Roda gigi yang memiliki poros silang


sehingga memiliki gerakan putaran yang
berbeda arah poros dengan roda gigi
pasanganya

5. Roda gigi hipoid Roda gigi yang memiliki karakteristik sama


dengan roda gigi bevel, akan tetapi roda gigi
hipoid kedua aksisnya tidak saling
berpotongan

6. Roda gigi permukaan silang Roda gigi berbentuk seperti kerucut


terpotong dengan gigi-gigi yang terbentuk di
permukaannya.

[5]
2.1.2.4 Arah Putaran
Berdasarkan arah putaran, roda gigi diklasifikasikan sebagai berikut:
A. Arah putaran berlawanan
Roda gigi yang memiliki arah putaran yang saling berlawanan antara dua roda
gigi saat bekerja seperti pada tabel 2.11

Tabel 2.11 Roda gigi dengan arah putaran berlawanan


Gambar Keterangan
Roda gigi luar Roda gigi yang memiliki arah putaran
yang saling berlawanan antara dua roda
gigi saat bekerja

B. Arah putaran searah


Roda gigi yang memiliki arah putaran yang searah antara dua roda gigi saat
bekerja seperti pada tabel 2.12

Tabel 2.12 Roda gigi dengan arah putaran searah


No. Gambar Keterangan
1. Roda gigi dalam Roda gigi yang memiliki arah putaran yang
searah antara dua roda gigi saat bekerja

2. Roda gigi pinion Perpaduan rack dan pinion menghasilkan


mekanisme torsi yang pergerakanya akan
menghasilkan arah yang searah

[5]
2.1.3 Fungsi Roda Gigi
Fungsi dari roda gigi adalah untuk:
A. Roda gigi berfungsi untuk meneruskan daya
Roda gigi bersama – sama dengan putaran poros penggerak pada roda gigi ini
menerukan daya. Daya ini diteruskan melalui dari poros penggerak ke poros yang
digerakkan yang saling terhubung satu sam lain seperti pada gambar 2.2 dibawah ini.

Gambar 2.2 Roda gigi sebagai penerus daya [6]


B. Roda gigi berfungsi untuk mengubah putaran poros
Mengubah putaran dari poros penggerak ke poros yang digerakkan, yaitu dari
putaran tinggi ke putaran rendah atau dari putaran rendah ke putaran tinggi seperti pada
gambar 2.3. Bisa juga mengubah putaran di sini berarti membuat arah putaran poros
yang digerakkan berlawanan dengan arah putaran poros penggerak.

Gambar 2.3 Roda gigi sebagai pengubah putaran [7]


C. Roda gigi berfungsi untuk memindahkan zat cair
Memindahkan zat cair dari satu tempat ke tempat lain, misalnya oli, minyak tanah,
dan sebagainya. Jadi, fungsi roda gigi di sini adalah sebagai pompa zat cair. Dalam
otomotif dikenal adanya sistem pelumas dengan roda gigi. Pelumasan pada roda gigi ini
dapat dilihat pada gambar 2.4 dibawah ini.
Sumber 2.4 Roda gigi sebagai pemindah zat cair [8]
[9]
2.1.4 Material yang Digunakan dalam Pembuatan Roda Gigi
Roda gigi dapat dibuat dari berbagai material tergantung pada kebutuhannya. Dari
segi desain mesin, bending stregth dan pitting resistance. Material pembuat roda gigi
digolongkan menjadi 3, yaitu:
2.1.4.1 Ferrous (Logam Besi)
Ferrous atau logam besi adalah unsur kimia yang mempunyai sifat-sifat kuat,
keras, penghantar listrik dan panas, serta mempunyai titik cair tinggi. Roda gigi ferrous
dibagi menjadi :
A. Baja Tempa ( Forged Steel )
Dalam berbagai penggunaan, merupakan bahan yang paling memuaskan karena
mampu mengkombinasikan harga murah dan kekuatan. Baja tempa dibuat dengan
mengkombinasikan surface strength dan kekerasan yang baik, sehingga dapat dibuat
roda gigi menurut kekerasannya. Roda gigi dari baja tempa tampak pada gambar 2.5

Gambar 2.5 Roda gigi dari baja tempa [10]


B. Besi Cor ( Cast Iron )
Roda gigi yang terbuat dari bahan besi cor lebih tahan terhadap gesekan, memiliki
gluing dan pitting resistance tinggi tetapi murah dan mudah dibuat. Roda gigi dari
bahan ini seperti terlihat pada gambar 2.6. Karena tensile strength-nya rendah, hanya
digunakan untuk beban dan kecepatan rendah.

Gambar 2.6 Roda gigi dari besi cor [11]


2.1.4.2 Non-ferrous
Logam non besi merupakan semua unsur logam dimana komposisi utamanya
bukan besi. Logam non besi juga sering digunakan walaupun pada umumnya jarang
sekali di industri, karena Logam besi lebih banyak dipakai semua industri. Roda gigi
non-ferrous dibagi menjadi :
A. Alumunium
Logam ini ringan, tahan korosi dan mudah untuk proses permesinan, selain itu
alumunium juga mudah dibentuk, dan non-magnetik. Roda gigi alumunium juga
digunakan pada industri penerbangan. Roda gigi yang terbuat dari bahan alumunium
dapat dilihat pada gambar 2.7 dibawah ini.

Gambar 2.7 Roda gigi dari alumunium[12]


A. Tembaga
Tembaga merupakan material yang lunak, mudah ditekuk dan dibentuk tanpa
keretakan. Tembaga bisa juga digulung menjadi berbagai bentuk. Merupakan logam
yang ulet dan tahan terhadap korosi. Punya kekuatan yang tinggi untuk roda gigi.
Digunakan pada industri kapal karena tahan korosi. Gambar 2.8 dibawah ini merupakan
roda gigi yang terbuat dari bahan tembaga.
Gambar 2.8 Roda gigi dari tembaga [13]
B. Kuningan
Kuningan merupakan logam yang murah, dan punya sifat tahan pada korosi.
Kuningan memiliki kekuatan dan kekerasan yang baik. Kuningan secara luas digunakan
untuk kualitas material roda gigi dengan biaya rendah. Gambar 2.9 dibawah ini
merupakan roda gigi yang terbuat dari bahan tembaga.

Gambar 2.9 Roda gigi dari kuningan [14]


2.1.4.3 Non Metal
Unsur non metal adalah unsur yang memiliki sifat rapuh dan mudah patah, sukar
dibentuk, kecuali karbon titik didih dan titik leleh rendah, tidak mengkilapbersifat
oksidator, oksidanya bersifat asam. Beberapa jenis roda gigi non metal :
A. Kayu
Roda gigi awalnya terbuat dari kayu dengan pasak silinder. Digunakan untuk
kincir angin dan kincir air untuk mengurangi atau meningkatkan kecepatan rotasi dari
kincir. Roda gigi yang terbuat dari kayu dapat dilihat pada gambar 2.10 dibawah ini.

Gambar 2.10 Roda gigi dari kayu [15]


B. Plastik
Roda gigi yang terbuat dari material plastik akan memiliki kelebihan yang ringan,
fleksible, dan tahan karat. Akan tetapi material plastik ini akan mudah terdeformasi
pada saat digunakan. Gambar 2.11 dibawah ini merupakan roda gigi yang terbuat dari
bahan plastik.

Gambar 2.11 Roda gigi plastik [16]


[17]
2.1.5 Proses Pembuatan Roda Gigi

Gambar 2.12 Jenis – Jenis Cara Pembuatan Roda Gigi [18]


2.1.5.1 Forming
Proses metal forming adalah suatu proses pembuatan roda gigi dengan
mempergunakan gaya tekan untuk mengubah bentuk dan atau ukuran dari bahan (raw
material) menjadi sebuah roda gigi.Dalam pembuatan roda gigi menggunakan cara
forming diantaranya adalah casting, sintering, ekstruding, dan forging.
2.1.5.1.1 Casting
Pengecoran (casting) adalah suatu proses membuat roda gigi dengan
menuangankan material cair yang dimasukkan ke dalam cetakan, kemudian dibiarkan
membeku di dalam cetakan tersebut, dan kemudian dikeluarkan sehingga terbentuk
produk roda gigi. Berikut adalah macam-macam proses casting :
A. Sand casting
Proses pembuatan roda gigi dengan cara mencetak bentuk roda gigi pada cetakan
dari pasir yang kemudian rongga tersebut diisi dengan logam yang telah dicairkan
melalui pemanasan. Roda gigi yang terbentuk biasanya berukuran besar dan memiliki
akurasi rendah. Proses dan produk sand casting dapat dilihat pada gambar 2.13.

Gambar 2.13 Sand Casting [19]


B. Die casting
Die Casting adalah salah satu jenis pengecoran dengan cara memaksa logam cair
ke dalam cetakan baja dengan menggunakan tekanan tinggi sehingga terbentuk roda
gigi dengan akurasi tinggi. Gambar 2.14 dibawah ini merupakan proses dan produk die
casting.

Gambar 2.14 Die Casting [20]


C. Investment casting
Investment casting merupakan salah satu cara/metoda pembentukan roda gigi
melalui proses pengecoran dimana proses pembentukannya dilakukan pada cetakan
yang terbuat dari lilin. Gambar 2.15 dibawah ini merupakan proses dan produk
investment casting.

Gambar 2.15 Investment Casting [21]


2.1.5.1.2 Sintering
Sintering adalah proses pengikatan partikel melalui proses pemanasan dibawah
titik lebur yang dilakukan selama proses penekanan untuk dibuat roda gigi. Proses ini
menghasilkan roda gigi yang tidak terlalu kuat, tetapi proses produksinya sangat murah.
Gambar 2.16 dibawah ini merupakan proses sintering dan produknya.

Gambar 2.16 Proses Sintering [22]


2.1.5.1.3 Extruding
Extruding adalah proses manufaktur kontinu yang digunakan untuk mencetak
roda gigi yang panjang dengan penampang yang tetap. Roda gigi yang terbentuk
biasanya memiliki bentuk yang panjang dan kemudian dipotong sesuai dengan
kebutuhan. Gambar 2.17 dibawah ini merupakan proses dan produk extruding.

Gambar 2.17 Proses Extruding [23]


2.1.5.1.4 Forging
Forging atau penempaan adalah proses pembentukan roda gigi secara plastis
dengan memberikan gaya tekan pada logam yang akan dibentuk . Gaya tekan yang
diberikan bisa secara manual maupun secara mekanis (Hidrolis atau Pneumatis).
Gambar 2.18 dibawah ini merupakan proses Forging dan produknya.

Gambar 2.18 Proses Forging [24]

2.1.5.2 Machining
Pemesinan adalah proses pembentukan roda gigi dari material dengan
pemotongan dan menggunakan mesin perkakas dari bentuk material mentah menjadi
sebuah produk. Cara ini meliputi roughing ( pembentukan awal ) menggunakan milling
atau rack cutter, dan finishing process untuk meningkatkan kepresisian gigi.
2.1.1.2.1 Roughing
Roughing merupakan proses untuk mengurangi ukuran benda kerja secepat-
cepatnya tanpa memperhatikan kualitas permukaan hasil penyekrapan,hingga mendekati
ukuran yang dikehendaki.Proses ini meliputi forming, generating, shaping, dan hobbing
process.
A. Milling
Material dipotong dengan pahat mesin milling. Gambar 2.19 dibawah ini adalah
proses milling.

Gambar 2.19 Proses Milling [25]


B. Generating
Material dibentuk dengan cara memutarnya dengan rack atau roda gigi yang
dikeraskan. Gambar 2.20 dibawah ini adalah proses generating.

Gambar 2.20 Proses generating [26]


C. Hobbing
Material dibentuk dengan pahat roda gigi khusus untuk hobbing. Gambar 2.21
dibawah ini adalah proses hobbing.

Gambar 2.21 Hobbing [27]


2.1.1.2.2 Finishing
Proses ini adalah proses untuk meningkatkan keakurasian gigi seperti akurasi
dimensi, surface finish, atau hardness dengan atau tanpa mengurangi materal benda
kerja. Proses – prosesnya meliputi:
A. Shaving
Seperti shaping, tetapi menggunakan pahat yang lebih presisi dan hanya untuk
finishing gigi yang kurang keakurasiannya. Proses shaving dapat dilihat pada gambar
2.22 dibawah ini.

Gambar 2.22 Shaving [28]


B. Grinding
Menggunakan gerinda untuk menghaluskan permukaan roda gigi setelah
mengalami roughing dengan cara mengurangi sedikit dimensi roda gigi. Proses grinding
dapat dilihat pada gambar 2.22 dibawah ini.

Gambar 2.23 Grinding [29]


C. Burnishing
Gear yang sudah dikeraskan dijalankan ke gear yang baru menjalankan roughing
proses, gaya yang terjadi mengakibatkan gear yang baru di roughing mengalami
regangan plastis yang meningkatkan kualitas permukaan gigi. Proses burnishing dapat
dilihat pada gambar 2.19 dibawah ini.

Gambar 2.24 Burnishing [30]


D. Lapping dan Honning
Menggesekkan material yang mudah diabrasi dan dibentuk ke pemotong berbentuk
gigi sehingga di material terbentuk pola gigi yang halus

Gambar 2.25 Lapping [31]


[32]
2.1.6 Dimensi Utama pada Roda Gigi
Berikut adalah bagian-bagian yang penting pada roda gigi yaitu :
A. Diameter pitch
Banyaknya gigi untuk tiap satu inchi dari diameter lingkaran pitch.

Gambar 2.26 Diameter pitch [33]


B. Modul
Perbandingan antara diameter lingkaran pitch dengan jumlah gigi.

Gambar 2.27 Modul [34]


C. Circular pitch
Jarak arc yang diukur pada lingkaran pitch dari salah satu sisi sebuah gigi ke sisi
yang sama dari gigi yang berikutnya.

Gambar 2.28 Circular pitch [35]


D. Addendum
Addendum (Add) adalah jarak radial dari lingkaran pitch sampai pada ujung
puncak dari gigi.
Gambar 2.29 Addendum [36]
E. Kelonggaran (Clearance)
Jarak radial dari ujung puncak sebuah gigi roda gigi yang satu ke bagian dasar
dari gigi roda gigi yang lain untuk suatu pasangan roda gigi.

Gambar 2.30 Kelonggaran (Clearance) [37]


F. Dedendum
Jarak radial dari lingkaran pitch sampai pada dasar dari gigi.

Gambar 2.31 Dedendum [38]


G. Working Depth
Jumlah jari-jari lingkaran kepala dari sepasang rodagigi yang berkontak dikurangi
dengan jarak poros.

Gambar 2.32 Working depth [39]


H. Clearance Circle
Lingkaran yang bersinggungan dengan lingkaran addendum dari gigi yang
berpasangan.

Gambar 2.33 Clearance circle [40]


I. Pitch point
Titik singgung dari lingkaran pitch dari sepasang rodagigi yang berkontak yang
juga merupakan titik potong antara garis kerja dan garis pusat.

Gambar 2.34 Pitch point [41]

J. Addendum circle
Lingkaran kepala gigi yaitu lingkaran yang membatasi gigi.

Gambar 2.35 Addendum circle [42]


K. Dedendum circle
Lingkaran kaki gigi yaitu lingkaran yang membatasi kaki gigi.
Gambar 2.36 Dedendum circle [43]
L. Width of space
Tebal ruang antara rodagigi diukur sepanjang lingkaran pitch.

Gambar 2.37 Width of space [44]


M. Sudut tekan (pressure angle)
Sudut yang dibentuk dari garis normal dengan kemiringan dari sisi kepala gigi.

Gambar 2.38 Sudut tekan (pressure angle) [45]


N. Kedalaman total (total depth)
Jumlah dari adendum dan dedendum.

Gambar 2.39 Kedalaman total total depth) [46]


O. Tebal gigi (tooth thickness)
Lebar gigi diukur sepanjang lingkaran pitch.

Gambar 2.40 Tebal gigi (tooth thickness) [47]


[48]

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Roda gigi merupakan suatu elemen mesin yang sangat diperlukan karena fungsinya
sangat vital, sebagai suatu elemen pemindah daya yang diperlukan oleh banyak mesin
dalam proses Manufaktur. Walaupun pembuatannya sangat sulit karena memerlukan
tingkat keakuratan yang tinggi disertai profilnya yang khusus.

B. Saran

Kami merasa dengan sistim pembelajaran seperti ini, yakni dengan membuat
mahasiswa aktif mencari ilmu dan perkembangan teknologi sekarang ini secara individu
/ kelompok tanpa refernsi dari dosen pengajar sangatlah baik khususnya bagi
mahasiswa. Dan dengan sistim seperti itu juga dapat memupuk sikap rasa keingintahuan
yang tinggi dari mahasiswa terhadap perkembangan teknologi sekarang ini terutama
dalam dunia manufactur yang semakin canggih.

Anda mungkin juga menyukai