DISUSUN OLEH
FAKULTAS TEKNIK
MEI 2019
KATA PENGATAR
Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
karunia-Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas laporan ini. Tidak
lupa juga Saya ucapkan terima kasih kepada dosen PRAKTIKUM PENGELASAN
Dr.R.MURSID,ST.M.Pd. yang telah membimbing Saya agar dapat mengerti tentang
bagaimana cara menyusun laporan ini. Laporan ini disusun agar pembaca dapat memperluas
ilmu tentang PRAKTIKUM PENGELASAN, yang saya sajikan berdasarkan praktik yang
telah di lakukan. Dengan penuh kesabaran laporan ini dapat terselesaikan. Semoga laporan
ini dapat bermanfaat bagi para pelajar ataupun, umum khususnya pada diri saya sendiri dan
semua yang membaca laporan ini, Dan mudah mudahan juga dapat memberikan wawasan
yang lebih luas kepada pembaca .
Akhir kata saya sebagai penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca. Dari saya mungkin masih ada kekurangan dan kesalahan, oleh karena itu kritik
dan saran yang sifatnya membangun sangat saya harapkan demi kesempurnaan praktik ini.
RINAL JUNANDA
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.............................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .................................................................................
BAB 4 PENUTUP
Kesimpulan…………………………………………………………………..
Saran…………………………………………………………………………
Daftar pustaka……………………………………………………………….
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
1.2 Manfaat
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian pengelasan busur listrik atau Shield Metal Arc Welding (SMAW)
Shielded Metal Arc Welding (SMAW) dikenal juga dengan istilah Manual Metal Arc
Welding (MMAW) atau Las elektroda terbungkus adalah suatu proses penyambungan dua
keping logam atau lebih, menjadi suatu sambungan yang tetap, dengan menggunakan sumber
panas listrik dan bahan tambah/pengisi berupa elektroda terbungkus. Pada proses las
elektroda terbungkus, busur api listrik yang terjadi antara ujung elektroda dan logam
induk/benda kerja (base metal) akan menghasilkan panas.
Panas inilah yang mencairkan ujung elektroda (kawat las) dan benda kerja secara
setempat. Busur listrik yang ada dibangkitkan oleh mesin las.Elektroda yang dipakai berupa
kawat yang dibungkus oleh pelindung berupa fluks. Dengan adanya pencairan ini maka
kampuh las akan terisi oleh logam cair yang berasal dari elektroda dan logam induk,
terbentuklah kawah cair, lalu membeku maka terjadilah logam lasan (weldment) dan terak
(slag)
Keuntungan pengelasan busur listrik atau Shield Metal Arc Welding (SMAW)
1.Biaya awal invesmen rendah
2. Secara operasional handal dan sederhana
3. Biaya material pengisi rendah
4. Material pengisi dapat bermacam-macam
5. Pada semua material dapat memakai peralatan yang sama
6. Dapat dikerjakan pada ketebalan berapapun
7. Dapat dikerjakan dengan semua posisi pengelasan
Kekurangan dari pengelasan busur listrik atau Shield Metal Arc Welding (SMAW)
1. Lambat, dalam penggantian elektroda
2. Terdapat slag yang harus dihilangkan
3. Pada low hydrogen electrode perlu penyimpanan khusus
4. Efisiensi endapan rendah.
1. Kabel tenaga
Pemilihan kabel tenaga yang digunakan untuk menginstal disesuaikan dengan
bebannya (trafo las nya) berupa ampere dan tegangan input trafo las. Hal ini menyangkut
ukuran kawat, panjang kabel, dan jenis kawatnya (serabut/tidak). Selanjutnya dalam
menginstal harus kuat dan tidak mudah lepas, sehingga aliran listrik dapat mengalir maksimal
dan tidak panas.
2. Trafo las
Pemilihan trafo las pada saat akan membeli, harus dipertimbangkan tentang
kebutuhan maksimal (beban pekerjaan yang akan dikenakan kepada trafo las tersebut.
Apabila beban pekerjaannya besar maka langkah pemilihannya adalah dapat dipertimbangkan
tentang tegangan input: 3PH, 2PH atau 1PH; Ampere output, dipertimbangkan dari diameter
elektroda yang akan digunakan. dan yang paling penting adalah duty cycle dari trafo tersebut.
dalam hal ini pilihlah trafo las yang memiliki duty cycle yang tinggi untuk ampere yang
tinggi, misal duty cycle 100% untuk arus sampai dengan 200 A. langkah berikutnya gunakan
tang ampere untuk mengecek kesesuaian out put arus pengelasan pada indikator dengan
kenyataannya yang terlihat pada tang ampere.
Jenis trafo las juga perlu dipertimbangkan apakah trafi AC atau DC. hal ini terkait
dengan jenis elektroda yang akan digunakan. jika menggunakan multi electrode, pilihlah trafo
DC. Cara mengoperasikan trafo las terlebih dahulu harus dilihat instalasinya. Kabel tenaga ke
trafo las, kabel massa, kabel elektroda dan kondisi trafo sendiri, apakah pada
tempat yang kering atau basah. setelah diketahui instalasinya baik, maka saklar utama pada
kabel tenaga di on kan, selanjutnya saklar pada trafo las di on kan. pastikan kabel massa dan
kabel elektroda tidak dalam kondisi saling berhubungan. atur arus pengelasan yang
dibutuhkan dan selanjutnya gunakan untuk mengelas. Apabila proses pengelasan telah
selesai, trafo las dimatikan kembali.
2. Palu terak
Palu terak adalah alat untuk membersihkan terak dari hasil pengelasan. Dalam
menggunakan palu terak ini jangan sampai membuat luka pada hasil pengelasan maupun
pada base metalnya. karena luka bekas pukulan adalah merupakan cacat pengelasan. Palu
terak sebelum digunakan dicek ketajamannya dan kondisinya. Apabila sudah tumpul, maka
harus ditajamkan dengan menggerindanya. Setelah selesai menggunakannya, tempatkan palu
terak pada tempatnya secara rapi.
3. Palu konde
Palu konde secara standar yang digunakan adalah berkapasitas 2 kg. penggunaan palu
konde adalah untuk membantu meluruskan, meratakan permukaan benda kerja yang berkelok
atau melengkung, untuk membentuk sudut pada benda kerja dengan tujuan mengurangi atau
meniadakan distorsi. atau ditunakan untuk tujuan membantu persiapan pengelasan. Palu
konde juga harus dikontrol kondisinya agar tidak kocak serta dalam penyimpananya harus
tertata rapi dan tidak saling bertumpukan atau bergesekan dengan alat lainnya.
4. Gerinda tangan
Gerinda tangan ini berfungsi untuk menyiapkan material yang akan di las berupa
penyiapan kampuh las. Gerinda ini juga digunakan untuk membantu dalam proses pengelasan
khususnya dalam pembersihan lasan sebelum di sambung atau sebelum ditumpuki dengan
lasan lapis berikutnya. gerinda tangan ini juga digunakan untuk membantu dalam
memperbaiki cacat las yang memerlukan penggerindaan dalam persiapannya sebelum
diperbaiki cacat pengelasan tadi.
a. Sinar ultraviolet
Sinar ultraviolet sebenarnya adalah pancaran yang mudah diserap, tetapi sinar ini
mempunyai pengaruh yang besar terhadap reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh. Bila
sinar ultraviolet yang terserap oleh lensa dan kornea mata melebihi jumlah tertentu maka
pada mata akan terasa seakan-akan ada benda asing di dalamnya. Dalam waktu antara 6
sampai 12 jam kemudian mata akan menjadi sakit selama 6 sampai 24 jam. Pada umunya rasa
sakit ini akan hilang setelah 48 jam.
b. Cahaya tampak
Semua cahaya tampak yang masuk ke mata akan diteruskan oleh lensa dan kornea ke
retina mata. Bila cahaya ini terlalu kuat maka akan segera menjadi lelah dan kalau terlalu
lama mungkin akan menjadi sakit. Rasa lelah dan sakit ini sifatnya juga hanya sementara.
d. Sinar inframerah
Adanya sinar inframerah tidak segera terasa oleh mata, karena itu sinar ini lebih
berbahaya sebab tidak diketahui, tidak terlihat dan tidak terasa. Pengaruh sinar inframerah
terhadap mata sama dengan pengaruh panas, yaitu menyebabkan pembengkakan pada
kelopak mata, terjadinya penyakit kornea, presbiopia yang terlalu dini dan terjadinya
kerabunan.
2. Arus listrik yang berbahaya
Besarnya kejutan yang timbul karena listrik tergantung pada besarnya arus dan
keadaan badan manusia.
Tingkat dari kejutan dan hubungannya dengan besar arus adalah sebagai berikut:
a. Arus 1 mA hanya akan menimbulkan kejutan yang kecil saja dan tidak
membahayakan.
b. Arus 5 mA akan memberikan stimulasi yang cukup tinggi pada otot dan
menimbulkan rasa sakit.
d. Arus20 mA akan menyebabkan terjadi pengerutan pada otot sehingga orang yang
terkena tidak dapat melepaskan dirinya tanpa bantuan orang lain.
4. Bahaya kebakaran.
Kebakaran terjadi karena adanya kontak langsung antara api pengelasan dengan
bahan-bahan yang mudah terbakar seperti solar, bensin, gas, cat kertas dan bahan lainnya
yang mudah terbakar. Bahaya kebakaran juga dapat terjadi karena kabel yang menjadi panas
yang disebabkan karena hubungan yang kurang baik, kabel yang tidak sesuai atau adanya
kebocoran listrik karena isolasi yang rusak.
5. Bahaya Jatuh.
Didalam pengelasan dimana ada pengelasan di tempat yang tinggi akan selalu ada
bahaya terjatuh dan kejatuhan. Bahaya ini dapat menimbulkan luka ringan ataupun berat
bahkan kematian karena itu usaha pencegahannya harus diperhatikan
BAB 3
PEMBAHASAN DAN ANALISIS
1. Mengelas menggunakan busur listrik atau las SMAW secara horizontal pada benda kerja
Analisis Alat dan Bahan :
1. Alat
a. Mesin las busur listrik
b. Tang penjepit elektroda
c. Meja las
d. Topeng las
e. Sarung tangan las
f. Sepatu safety
g. Sikat kawat
h. Palu las
i. Klem massa
2. Bahan
a. Elektroda
b. Benda kerja atau besi berbentuk balok
3. Hasil
2. Mengelas menggunakan busur listrik atau las SMAW membuat sambungan tumpang
pada benda kerja
Analisis Alat dan Bahan :
1. Alat
a. Mesin las busur listrik
b. Tang penjepit elektroda
c. Meja las
d. Topeng las
e. Sarung tangan las
f. Sepatu safety
g. Sikat kawat
h. Palu las
i. Klem massa
2. Bahan
a. Elektroda
b. Benda kerja atau besi berbentuk balok
3. Hasil
3.Mengelas menggunakan busur listrik atau las SMAW membuat sambungan T pada benda
kerja
Analisis Alat dan Bahan :
1. Alat
a. Mesin las busur listrik
b. Tang penjepit elektroda
c. Meja las
d. Topeng las
e. Sarung tangan las
f. Sepatu safety
g. Sikat kawat
h. Palu las
i. Klem massa
2. Bahan
a. Elektroda
b. Benda kerja atau besi berbentuk balok
3.Hasil
4.Mengelas menggunakan busur listrik atau las SMAW membuat sambungan kampuh V
pada benda kerja
Analisis Alat dan Bahan :
1. Alat
a. Mesin las busur listrik
b. Tang penjepit elektroda
c. Meja las
d. Topeng las
e. Sarung tangan las
f. Sepatu safety
g. Sikat kawat
h. Palu las
i. Klem massa
2. Bahan
a. Elektroda
b. Benda kerja atau besi berbentuk balok
3.Hasil
2. Bahan
a. Gas Oksigen
b. Gas Asiteline (C2H2)
3.hasil
BAB 4
PENUTUP
Kesimpulan
Mengacu pada permasalahan dan pembahasan pada bab 4 terkait proses pengelasan
menggunakan las busur listrik atau las SMAW (Shield Metal Arc Welding) didapat beberapa
kesimpulan, antara lain:
1. Untuk dapat mengelas dengan hasil lasan yang baik, perlu latihan dalam jangka waktu yang
tidak singkat.
2. Dalam mengelas kecepatan menggeser elektroda sangat menentukan hasil lasan. Jika terlalu
cepat, tembusan lasnya dangkal oleh karena kurang waktu pemanasan bahan dasar dan
kurang waktu untuk cairan elektroda menembus bahan dasar. Bila terlalu lambat akan
menghasilkan alur lasan yang lebar, kasar dan kuat, hal ini dapat menimbulkan kerusakan sisi
las (pada logam induknya). Oleh karena itu kecepatan elektroda harus tepat dan stabil.
3. Bila elektroda baru dipasang (masih panjang) maka ada kemungkinan ujung elektroda tidak
stabil saat digunakan untuk mengelas. Seperti tangan kita gemetar. Tetapi jika elektroda
sudah setengah dalam mengelas ini relatif cukup stabil.
4. Jarak ujung elektroda ke benda kerja juga sangat mempengaruhi hasil lasan. Jika terlalu dekat
elektroda bisa nempel pada benda kerja dan jika terlalu jauh lelehan elektroda tidak akan
menumpuk dan jika sangat jauh elektroda akan mati.
5. Saat penyambungan dua buah benda diusahakan pada bagian sambungan tidak ada rongga,
maka hasil lasan akan rapih dan kuat.
6. Pengelasan sudut dalam dan sudut luar harus memperhatikan lelehan elektroda agar
memperoleh sambungan yang baik dan rapih.
Penggunaan alat bantu dan alat keselamatan kerja juga perlu diutamakan, karena pada
dasarnya jika kita mengindahkan keselamatan kerja maka akan diperoleh hasil yang baik
pada saat praktek.
Saran
Sebaiknya jumlah alat diperbanyak dan dalam kondisi yang baik sehingga dapat
praktikum berlangsung dengan baik, tertib dan cepat. Keadaan bengkel yang kurang tertata,
seharusnya sebagai laboratorium mesin harus bersih. Sehingga nyaman dan tidak
mengganggu keselamatan pekerja.
Kurangnya peralatan kerja, seharusnya peralatan dapat dipenuhi karena kerja bangku
merupakan dasar dari praktik permesinan lainnya. Juga mempengaruhi hasil dari
pekerjaan.sedikit,itu mengakibatkan keterlambatan menyelesaikan pekerjaan
Semua pekerjaan yang kita lakukan akan berhasil apabila disertai jiwa yang sabar, ulet,
terampil dan mau bekerja keras.
Daftar Pustaka
Modul teori dan peraktik teknologi pengelasan smaw/mmaw, ft unimed, dr.r.mursid,st.m.pd