Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN

PRAKTEK PENGELASAN SMAW / LAS LISTRIK

DOSEN PENGAMPU : Dr. IMAM BASORI ST.MT


DISUSUN OLEH
NAMA : IMAM WAHYUDIN
NO.REG : 1502617031

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN VOKASIONAL TEKNIK MESIN


UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi

rahmat dan karunia-Nya, sehingga laporan praktikum ini dapat disusun dan diselesaikan tepat

pada waktunya. Praktikum ini bertujuan sebagai syarat kelulusan dalam mengikuti mata kuliah

Praktek Pengelasan. Di mana isinya mengenai pengelasan listrik, dan alat-alat yang di gunakan

pada saat proses pengelasan SMAW atau las listrik.

Setelah mengikuti kegiatan praktikum ini, semua mahasiswa diharapkan menjadi calon

tenaga kerja yang profesional, handal berwawasan industri serta mampu berdikari mandiri

menyongsong era globalisasi yang tidak terelakkan lagi. Artinya mampu mengusai dan

mengimplementasikan semua apa yang didapat selama di bangku kuliah dan mengikuti

praktikum ini, berhasil mewujudkan dalam dunia kerja nyata di lapangan.

Di dalam penulisan laporan ini penulis merasa masih banyak kekurangan dan juga tidak

terlepas dari segala kesalahan, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari

pembaca yang berisi membangun, sehingga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan

pembacanya.

Jakarta, 28 April 2019

Penulis

(Imam Wahyudin)

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. 2

DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 4

1. LATAR BELAKANG ................................................................................. 4


2. TUJUAN ...................................................................................................... 5
3. MANFAAT.................................................................................................. 5

BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................................

1. Pengertian Las SMAW / Las Listrik ........................................................... 6


2. Klasifikasi Cara-Cara Pengelasan ............................................................... .7
3. Alat-alat Keselamatan Praktek Las Listrik .................................................. 7
4. Alat-alat Las Listrik dan Alat Bantunya ...................................................... 9
5. Keselamatan Diri ...................................................................................... 11

BAB III PROSES PEMBUATAN ......................................................................... 12

1. Gambar Teknik .......................................................................................... 12


2. Alat dan Bahan ........................................................................................... 14
3. Langkah Kerja ............................................................................................ 14
4. Perbandingan Benda Kerja ....................................................................... .16

BAB IV : PENUTUP ............................................................................................ 18

1. Kesimpulan ............................................................................................... 18
2. Saran .......................................................................................................... 18

REFERENSI ......................................................................................................... .19

LAMPIRAN ........................................................................................................... 20

3
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Las adalah penyambungan besi dengan cara membakar. Dalam referensi-referensi


teknis, terdapat beberapa definisi dari Las, yakni sebagai berikut :
Berdasarkan defenisi dari Deutsche Industrie Normen (DIN) dalam Harsono dkk(1991:1),
mendefinisikan bahwa “ las adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam paduan yang
dilakukan dalam keadaan lumer atau cair “. Sedangkan menurut Maman Suratman (2001:1)
mengatakan tentang pengertian mengelas yaitu salah satu cara menyambung dua bagian logam
secara permanen dengan menggunakan tenaga panas. Sedangkan Sriwidartho, Las adalah
suatu cara untuk menyambung benda padat dengan dengan jalan mencairkannya melalui
pemanasan.
Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kerja las adalah
menyambung dua bagian logam atau lebih dengan menggunakan energi panas.Untuk
berhasilnya penyambungan diperlukan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, yakni:
1) bahwa antara benda-benda padat yang disambungkan tersebut terdapat kesesuaian
sifat lasnya sehingga tidak melemahkan atau menggagalkan sambungan tersebut;
2) bahwa cara-cara penyambungan sesuai dengan sifat benda padat dan tujuan
penyambungannya
3) bahwa benda padat tersebut dapat cair/lebur oleh panas;
.
Hingga saat ini terdapat sekitar 40 jenis pengelasan yang diciptakan oleh
manusia. Dari keseluruhan jenis tersebut hanya dua jenis yang paling populer di Indonesia,
yakni pengelasan dengan mempergunakan busur nyala listrik (shielded metal arc
welding/SMAW), dan las karbit (oxy acetylene welding/OAW). Dibebrapa kegiatan industri
yang mempergunakan teknologi canggih di Indonesia, telah pula dipakai pengelasan jenis
T.I.G. (tungsten inert gas welding), M.I.G. (metal gas welding atau CO2 welding), las tahanan
listrik (electric resistance welding/ERW), las busur terbenam (submerged arc welding/SAW),
dan kemungkinan las sinar laser untuk keperluan pengobatan.
Teknik pengelasan semakin banyak di gunakan baik untuk penyambungan kontruksi
bangunan maupun untuk proses perbaikan, kontruksi mesin-mesin pendukung aktifitas
perusahaan. Luasnya pengembangan dan penggunaan teknologi pengelasan ini di sebabkan
karena proses pengoprasiannya lebih sederhana dan murah di bandingkan dengan proses
pembuatan dengan pengecoran. Disamping untuk pembuatan, proses pengelasan dapat
digunakan untuk reparasi, misalnya untuk mengisi lubang-lubang pada coran, membuat
lapisan keras pada perkakas, mempertebal bagian-bagian yang sudah aus dan macam-macam
reparasi lainnya.

4
2. Tujuan

1) Agar mahasiswa mampu melakukan pengelasan menggunakan Las SMAW dengan baik
dan benar
2) Agar mahasiswa mengetahui alat-alat keselamatan dalam proses pengelasan SMAW
3) Agar mahasiswa mengetahui alat-alat yang digunakan pada las listrik

3. Manfaat

1) Mahasiswa dapat merasakan langsung dan memiliki pengalaman belajar langsung


proses pengelasan menggunakan las listrik atau las SMAW
2) Mahasiswa dapat mengasah kemampuan dalam hal menggunakan alat-alat pengelasan
SMAW denga baik dan benar
3) Mahasiswa menjadi terbiasa menggunakan alat las listrik yang sesuai dengan fungsinya
dan terbiasa bekerja sesuai prosedur serta memperhatikan keselamatan kerja yang
seharusnya.

5
BAB II
LANDASAN TEORI

1. Pengertian Las Listrik

Las busur listrik umumnya disebut las listrik adalah salah satu cara menyambung
logam dengan jalan menggunakan nyala busur listrik yang diarahkan ke permukaan logam
yang akan disambung. Pada bagian yang terkena busur listrik tersebut akan mencair,
demikian juga elektroda yang menghasilkan busur listrik akan mencair pada ujungnya dan
merambat terus sampai habis. Logam cair dari elektroda dan dari sebagian benda yang akan
disambung tercampur dan mengisi celah dari kedua logam yang akan disambung, kemudian
membeku dan tersambunglah kedua logam tersebut.
Mesin las busur listrik dapat mengalirkan arus listrik cukup besar tetapi dengan
tegangan yang aman (kurang dari 45 volt). Busur listrik yang terjadi akan menimbulkan
energi panas yang cukup tinggi sehingga akan mudah mencairkan logam yang terkena.
Besarnya arus listrik dapat diatur sesuai dengan keperluan dengan memperhatikan ukuran
dan type elektrodanya.
Pada las busur, sambungan terjadi oleh panas yang ditimbulkan oleh busur listrik
yang terjadi antara benda kerja dan elektroda. Elektroda atau logam pengisi dipanaskan
sampai mencair dan diendapkan pada sambungan sehingga terjadi sambungan las. Mula-
mula terjadi kontak antara elektroda dan benda kerja sehingga terjadi aliran arus, kemudian
dengan memisahkan penghantar timbullah busur. Energi listrik diubah menjadi energi panas
dalam busur dan suhu dapat mencapai 5500 °C.
Ada tiga jenis elektroda logam, yaitu elektroda polos, elektroda fluks dan elektroda
berlapis tebal. Elektroda polos terbatas penggunaannya, antara lain untuk besi tempa dan
baja lunak. Biasanya digunakan polaritas langsung. Mutu pengelasan dapat ditingkatkan
dengan memberikan lapisan fluks yang tipis pada kawat las. Fluks membantu melarutkan
dan mencegah terbentuknya oksida-oksida yang tidak diinginkan. Tetapi kawat las berlapis
merupakan jenis yang paling banyak digunakan dalam berbagai pengelasan komersil
Ada dua cara proses pengelasan yang dapat dilakukan mencakup pengelasan listrik
dan pengelasan gas. Prinsip kedua proses ini pada dasarnya sama yaitu dengan prinsip
pencairan logam. Hanya saja pada las gas menggunakan panas yang di hasilkan dari nyala
api hasil pembakaran bahan bakar gas dengan zat asam atau oksigen sebagai energi nya.
Sedangkan pada las listrik pencairan logam dalam hal ini adalah elektroda dilakukan setelah
pertemuan antara terminal negative (-) dengan terminal positif (+).

6
2. Klasifikasi cara-cara pengelasan

Secara konvensional cara-cara pengklasifikasian pengelasan dapat di bagi dalam dua


golongan yaitu, klasifikasi berdasarkan cara kerja dan energi yang digunakan. Namun,
yang paling sering di gunakan adalah cara-cara pengelasan klasifikasi berdasarkan cara
kerja. Jika dilihat dari klasifikasi berdasarkan cara kerja maka, di bagi menjadi tiga kelas
utama yaitu :
1.Pengelasan cair yaitu, cara pengelasan dimana sambungan di panaskan sampai mencair
dengn sumber panas dari busur listrik atau semburan api gas yang terbakar.
2.Pengelasan tekan adalah cara pengelasan di mana sambungan di panaskan dan kemudian
ditekan sehingga menjadi satu.
3.Pematrian adalah cara pengelasan di mana sambungan diikat dan di satukan dengan
menggunakan paduan logam yang mempunyai titik cair rendah. Pada cara ini, logam induk
tidak turut mencair.

3. Alat-alat Keselamatan (APD) Praktek Las Listrik

1) Topeng Las (Welding Mask)


Pelindung mata dan wajah pada las listrik berbeda dengan pelindung mata dana wajah pada
las gas, biasanya pelindung mata dan wajah pada las listrik lebih tebal atau lebih gelap.
Supaya juru las dapat melihat busur nyala dan arah pengelasan tanpa merusak mata, maka
pada tameng dipasang kaca bewarna disebalah dalam kaca dan kaca jernih sebelah luar.
Gambar :

7
2) Apron Dada dan Lengan
Digunakan pada badan dan lengan, fungsinya untuk melindungi dada dan lengan dari
panas/percikan api pada saat melakukan proses pengelasan, biasanya apron ini terbuat
dari bahan yang tidah mudah terbakar contohnya kulit, kain asbes dan sebagainya.
Pemeliharaan: Lipat dan tempatkanlah pakaian las (apron) dengan baik pada tempatnya,
bila tidak dipakai.
Gambar :

3) Sarung Tangan (Gloves)


Digunakan pada saat pengelasan,gunanya sama dengan afron dada dan afron lengan yaitu
untuk melindungi sipengelas dari panas,dari sinar-sinar las maupun percikan-percikan
logam. Bahan sarung tangan terbuat dari kulit, terpal yang dicat dengan cairan alumunium
dan sebagainya. Sebaiknya sarung tangan bersifat fleksible(lemas), sukar terbakar, bukan
pengantar arus (besifat isolasi), dan kuat.
Gambar:

8
4). Safety Boots

Safety boots atau sepatu pelindung digunakan untuk melindungi kaki dari benda yang jatuh
dan juga percikan api las atau terak.

Gambar :

4. Alat-alat Las Listrik dan Alat Bantunya

1) Mesin las listrik

Mesin las listrik berbeda-beda bentuknya, besar kecilnya mesin tergantung dari tegangan
yang akan kita perlukan.Mesin las listrik ini ada yang langsung menggunakan listrik tetapi
ada juga yang menggunakan mesin diesel contohnya adalah mesin las listrik untuk
membangun jembatan biasanya menggunakan mesin diesel dan dynamo untuk
mendapatkan listrik. Tetapi di bengkel kita menggunakan mesin las, yang listriknya
langsung kita ambil dari rumah listrik pada dinding bengkel.

Gambar:

9
2) Meja Las
Meja las digunakan untuk menaruh benda kerja pada saat akan dilakukan pengerjaan. Meja
las berperan untuk dialiri listrik positif dari mesin las, sehingga pada saat terjadi kontak
antara elektroda dan benda, maka akan terjadi pemanasan dan menimbulkan api dari
kontak listrik positif dan negatif.
Gambar :

3) Palu terak
Palu terak di gunakan untuk melepaskan terak dari benda kerja setelah melakukan
pengelasan, bentuk dan ukuran palu terak berbeda-beda tergantung dari penggungaan di
bengkel pada saat mengelas:
Gambar:

4) Alat penjepit (Tang)


Digunakan pada saat memindahkan atau untuk merubah posisi benda kerja pada saat
pengelasan agar terhindar dari panas atau memudahkan proses pemindahan benda kerja.
Gambar:

10
5) Elektroda
Elektroda untuk pengelasan las listrik memiliki ukuran yang berbeda-beda. Elektroda harus
di simpan pada suhu kamar yang pas agar tidak lembab, pada saat pengelasan pililah
elektroda yang sesuai dengan benda kerja yang akan kita las.
Gambar :

6) Sikat kawat digunakan untuk membersihkan sisa terak dan bekas las yang masih menempel
pada benda kerja.

Gambar :

5. Keselamatan Pada Diri

1) Pakailah pelindung mata pada saat melakukan pengelasan


2) Gunakanlah apron dada, apron lengan dan sarung tangan agar terhindar dari panas.
3) Hidupkanlah kipas fentilasi udara pada saat pengelasan agar udara bisa bersikulasi,dan asap-
asap pengelasan cepat keluar.
4) Gunakanlah sepatu keselamatan (safety shoes).
5) Ikatlah rambut jika rambut anda panjang atau memakai penutup kepala.
6) Gunakanlah penutup hidung agar racun asap tidak terhirup.
7) Cucilah tangan sesudah atau setelah bekerja.

11
BAB III
Langkah Kerja

1. Gambar Teknik

1) Job 1

2) Job 2

12
3) Job 3

4) Job 4

13
2. Alat dan Bahan

a. Alat

1) Mesin las busur listrik


2) Tang penjepit elektroda
3) Meja las
4) Topeng las
5) Sarung tangan las
6) Sepatu safety
7) Sikat kawat
8) Palu las

b. Bahan
1) Elektroda berselaput
2) Benda kerja atau besi berbentuk balok berukuran 114 mm x 49 mm x 5 mm

3. Langkah Kerja

1. Job 1

a. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan


b. Lakukan pembacaan gambar eknik benda kerja yang akan dilakukan
pengelasan
c. Lakukan penyetelan arus pada mesin las busur listrik pada job ini menggunakan
arus 50 Ampere
d. Buat dua garis lurus pada bagian tengah benda kerja menggunakan kapur agar
memudahkan kita dalam membuat alur las lurus
e. Gunakan alat dan pakaian yang diperlukan untuk melakukan pengelasan, yaitu
diantaranya sarung tangan, tang, pakaian praktek , topeng las dan sepatu safety
f. Letakkan benda kerja pada meja las sesuai posisi ternyaman kita pada saat
proses pengelasan, lalu mulai pengelasan
g. Usahan ayunan dan kecepatan penarikan busur nyala elektroda konstan agar
didapatkan hasil las yang baik
h. Setelah itu diamkan sejenak, dan pukul terak las menggunakan palu terak
i. Setelah itu sikat lasan menggunakan sikat kawat untuk menghilangkan terak
lasan

2. Job 2 (Menyambung 2 benda kerja )

a. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan

14
b. Lakukan pembacaan gambar eknik benda kerja yang akan dilakukan
pengelasan
c. Lakukan penyetelan arus pada mesin las busur listrik pada job ini menggunakan
arus 50 Ampere
d. Posisikan benda kerja pada meja las berdampingan dan diberi jarak sebesar satu
kali diameter elektroda
e. Lakukan pengelasan titik pada kedua ujung benda kerja untuk mengunci kedua
benda agar jaraknya tetap seperti itu
f. Mulai lakukan pengelasan lurus dengan ayunan melingkar, zigzag ataupun
gypsum sehingga celah kedua benda kerja terisi lasan dan tersambung
g. Usahan ayunan dan kecepatan penarikan busur nyala elektroda konstan agar
didapatkan hasil las yang baik
h. Setelah itu diamkan sejenak, dan pukul terak las menggunakan palu terak
i. Setelah itu sikat lasan menggunakan sikat kawat untuk menghilangkan terak
lasan

3. Job 3 ( Menyambung dua benda dengan sudut 90 derajat atau bentuk L)

a. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan


b. Lakukan pembacaan gambar eknik benda kerja yang akan dilakukan
pengelasan
c. Lakukan penyetelan arus pada mesin las busur listrik pada job ini menggunakan
arus 100 Ampere
d. Posisikan benda kerja pada meja las dengan posisi benda 1 tidur dan satunya
berdiri tegak sehinggan membentuk siku 90 derajat
e. Las titik pada kedua ujung benda kerja agar bentuknya tetap siku
f. Mulai lakukan pengelasan sudut pada bagian depan dengan ayunan melingkar,
zigzag ataupun gypsum sehingga celah kedua benda kerja terisi lasan dan
tersambung
g. Lakukan pengelasan juga pada celah bagian belakang dengan menggunakan
teknik yang sama
h. Usahan ayunan dan kecepatan penarikan busur nyala elektroda konstan agar
didapatkan hasil las yang baik
i. Setelah itu diamkan sejenak, dan pukul terak las menggunakan palu terak
j. Setelah itu sikat lasan menggunakan sikat kawat untuk menghilangkan terak
lasan

4. Job 4 ( Menyambung dua benda dengan sambungan berbentuk T)

a. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan


b. Lakukan pembacaan gambar eknik benda kerja yang akan dilakukan
pengelasan
c. Lakukan penyetelan arus pada mesin las busur listrik pada job ini menggunakan
arus 100 Ampere

15
d. Buat dua garis lurus pada bagian tengah benda kerja menggunakan kapur untuk
memudahkan menempatkan posisi benda kerja yang akan disambung pada
bagian tengah benda satunya
e. Gunakan alat dan pakaian yang diperlukan untuk melakukan pengelasan, yaitu
diantaranya sarung tangan, tang, pakaian praktek , topeng las dan sepatu safety
f. Letakkan benda kerja pada meja las sesuai posisi ternyaman kita pada saat
proses pengelasan
g. Lakukan las titik pada kedua ujung benda kerja agar posisinya tetap seperti itu
h. Mulai lakukan pengelasan dengan bantuk ayunan melingkar, zigzag ataupun
bentuk ayunan gypsum pada bagian siku kiri dan kanan benda kerja
i. Usahan ayunan dan kecepatan penarikan busur nyala elektroda konstan agar
didapatkan hasil las yang baik
j. Setelah itu diamkan sejenak, dan pukul terak las menggunakan palu terak
k. Setelah itu sikat lasan menggunakan sikat kawat untuk menghilangkan terak
lasan

4 . Perbandingan Benda Kerja


Setelah melakukan Praktek pengelasan las busur listrik atau SMAW, didapatkan hasil
benda kerja yang tentu targetnya adalah sesuai dengan gambar Teknik dan dengan hasil
yang sebaik-baiknya. Namun dari hasil yang sudah ada masih terdapat kekurangan-
kekurangan baik dari segi kualitas , kerapihan maupun terdapatnya cacat-cacat las seperti
pada gambar hasil praktek sebagai berikut :

1. Job 1 2. Job 2 (Tampak Belakang)

16
3 . Job 3 4. Job 4

Hasil lasan yang kurang sempurna tersebut disebabkan oleh masih harus banyaknya lagi latihan-
latihan dan mempelajari cara-cara yang tepat dalam melakukan pengelasan baik dari sumber
buku, jurnal, internet maupun referensi-referensi lainnya.

17
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan

1) Pada saat pengelasan pililah plat yang sesuai dengan kebutuhan


2) Aturlah tegangan arus listrik agar benda kerja tidak rusak
3) Keselamatan serta keahlian operator pengelasan yang merupakan bagian yang paling
penting.

2. Saran

Sebelum kita mengelas, kita harus mengetahui bahan-bahan apa saja yang akan di las,
ataukah sama atau berbeda. Kontruksi dimaksudkan untuk menahan beban, tekanan,
punter, basah, serangan karat dan lain sebagainya.
Dari hal-hal tersebut di atas dapat di tentukan sebagai berikut:
1) Prosedur pengelasan yang tepat.
2) Cara pengelasan yang benar, efisien dan selamat.
3) Ukuran dan bahan pokok atau tambahan yang memenuhi syarat dan ekonomis.

18
REFERENSI
1. http://fahum.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2014/02/PEDOMAN-PENULISAN-SKRIPSI-
SI.pdf (Diunduh pada 28 April 2019)
2. Oka. 2013. Keselamatan kerja. http://lookallup.blogspot.com/2011/11/alat-keselamatan-
kerja-las-listrik.html (Diunduh pada April 2019)
3. Muh. Maskur.2013.Las SMAW. http://maskurmuslim.blogspot.com/2014/01/peralatan-
las-listrik-beserta-bungsinya.html (Diunduh pada 28 April 2019)
4. Ardza.2012. sifat fisika dan kimia. http://ardra.biz/sain-teknologi/metalurgi/besi-baja-
ironsteel/pengujian-sifat-mekanik-bahan-logam/ (Diunduh pada 28 April 2019)
5. Trie lestari. 2010. Sifat Kimia dan Fisika. http://tarielestarie35.blogspot.com/2011/11/sifat-
fisika-dan-kimia-zat.html (Diunduh pada 28 April 2019)

19
LAMPIRAN

Alat dan Bahan Percobaan job 1 Job 1

Job 2 bag. belakang Job 3 Job 3

Job 4 Job 4 Job 4

20

Anda mungkin juga menyukai