Dengan mengucapkan segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi
rahmat dan karunia-Nya, sehingga laporan praktikum ini dapat disusun dan diselesaikan tepat
pada waktunya. Praktikum ini bertujuan sebagai syarat kelulusan dalam mengikuti mata kuliah
Praktek Pengelasan. Di mana isinya mengenai pengelasan listrik, dan alat-alat yang di gunakan
Setelah mengikuti kegiatan praktikum ini, semua mahasiswa diharapkan menjadi calon
tenaga kerja yang profesional, handal berwawasan industri serta mampu berdikari mandiri
menyongsong era globalisasi yang tidak terelakkan lagi. Artinya mampu mengusai dan
mengimplementasikan semua apa yang didapat selama di bangku kuliah dan mengikuti
Di dalam penulisan laporan ini penulis merasa masih banyak kekurangan dan juga tidak
terlepas dari segala kesalahan, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca yang berisi membangun, sehingga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan
pembacanya.
Penulis
(Imam Wahyudin)
2
DAFTAR ISI
1. Kesimpulan ............................................................................................... 18
2. Saran .......................................................................................................... 18
LAMPIRAN ........................................................................................................... 20
3
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
4
2. Tujuan
1) Agar mahasiswa mampu melakukan pengelasan menggunakan Las SMAW dengan baik
dan benar
2) Agar mahasiswa mengetahui alat-alat keselamatan dalam proses pengelasan SMAW
3) Agar mahasiswa mengetahui alat-alat yang digunakan pada las listrik
3. Manfaat
5
BAB II
LANDASAN TEORI
Las busur listrik umumnya disebut las listrik adalah salah satu cara menyambung
logam dengan jalan menggunakan nyala busur listrik yang diarahkan ke permukaan logam
yang akan disambung. Pada bagian yang terkena busur listrik tersebut akan mencair,
demikian juga elektroda yang menghasilkan busur listrik akan mencair pada ujungnya dan
merambat terus sampai habis. Logam cair dari elektroda dan dari sebagian benda yang akan
disambung tercampur dan mengisi celah dari kedua logam yang akan disambung, kemudian
membeku dan tersambunglah kedua logam tersebut.
Mesin las busur listrik dapat mengalirkan arus listrik cukup besar tetapi dengan
tegangan yang aman (kurang dari 45 volt). Busur listrik yang terjadi akan menimbulkan
energi panas yang cukup tinggi sehingga akan mudah mencairkan logam yang terkena.
Besarnya arus listrik dapat diatur sesuai dengan keperluan dengan memperhatikan ukuran
dan type elektrodanya.
Pada las busur, sambungan terjadi oleh panas yang ditimbulkan oleh busur listrik
yang terjadi antara benda kerja dan elektroda. Elektroda atau logam pengisi dipanaskan
sampai mencair dan diendapkan pada sambungan sehingga terjadi sambungan las. Mula-
mula terjadi kontak antara elektroda dan benda kerja sehingga terjadi aliran arus, kemudian
dengan memisahkan penghantar timbullah busur. Energi listrik diubah menjadi energi panas
dalam busur dan suhu dapat mencapai 5500 °C.
Ada tiga jenis elektroda logam, yaitu elektroda polos, elektroda fluks dan elektroda
berlapis tebal. Elektroda polos terbatas penggunaannya, antara lain untuk besi tempa dan
baja lunak. Biasanya digunakan polaritas langsung. Mutu pengelasan dapat ditingkatkan
dengan memberikan lapisan fluks yang tipis pada kawat las. Fluks membantu melarutkan
dan mencegah terbentuknya oksida-oksida yang tidak diinginkan. Tetapi kawat las berlapis
merupakan jenis yang paling banyak digunakan dalam berbagai pengelasan komersil
Ada dua cara proses pengelasan yang dapat dilakukan mencakup pengelasan listrik
dan pengelasan gas. Prinsip kedua proses ini pada dasarnya sama yaitu dengan prinsip
pencairan logam. Hanya saja pada las gas menggunakan panas yang di hasilkan dari nyala
api hasil pembakaran bahan bakar gas dengan zat asam atau oksigen sebagai energi nya.
Sedangkan pada las listrik pencairan logam dalam hal ini adalah elektroda dilakukan setelah
pertemuan antara terminal negative (-) dengan terminal positif (+).
6
2. Klasifikasi cara-cara pengelasan
7
2) Apron Dada dan Lengan
Digunakan pada badan dan lengan, fungsinya untuk melindungi dada dan lengan dari
panas/percikan api pada saat melakukan proses pengelasan, biasanya apron ini terbuat
dari bahan yang tidah mudah terbakar contohnya kulit, kain asbes dan sebagainya.
Pemeliharaan: Lipat dan tempatkanlah pakaian las (apron) dengan baik pada tempatnya,
bila tidak dipakai.
Gambar :
8
4). Safety Boots
Safety boots atau sepatu pelindung digunakan untuk melindungi kaki dari benda yang jatuh
dan juga percikan api las atau terak.
Gambar :
Mesin las listrik berbeda-beda bentuknya, besar kecilnya mesin tergantung dari tegangan
yang akan kita perlukan.Mesin las listrik ini ada yang langsung menggunakan listrik tetapi
ada juga yang menggunakan mesin diesel contohnya adalah mesin las listrik untuk
membangun jembatan biasanya menggunakan mesin diesel dan dynamo untuk
mendapatkan listrik. Tetapi di bengkel kita menggunakan mesin las, yang listriknya
langsung kita ambil dari rumah listrik pada dinding bengkel.
Gambar:
9
2) Meja Las
Meja las digunakan untuk menaruh benda kerja pada saat akan dilakukan pengerjaan. Meja
las berperan untuk dialiri listrik positif dari mesin las, sehingga pada saat terjadi kontak
antara elektroda dan benda, maka akan terjadi pemanasan dan menimbulkan api dari
kontak listrik positif dan negatif.
Gambar :
3) Palu terak
Palu terak di gunakan untuk melepaskan terak dari benda kerja setelah melakukan
pengelasan, bentuk dan ukuran palu terak berbeda-beda tergantung dari penggungaan di
bengkel pada saat mengelas:
Gambar:
10
5) Elektroda
Elektroda untuk pengelasan las listrik memiliki ukuran yang berbeda-beda. Elektroda harus
di simpan pada suhu kamar yang pas agar tidak lembab, pada saat pengelasan pililah
elektroda yang sesuai dengan benda kerja yang akan kita las.
Gambar :
6) Sikat kawat digunakan untuk membersihkan sisa terak dan bekas las yang masih menempel
pada benda kerja.
Gambar :
11
BAB III
Langkah Kerja
1. Gambar Teknik
1) Job 1
2) Job 2
12
3) Job 3
4) Job 4
13
2. Alat dan Bahan
a. Alat
b. Bahan
1) Elektroda berselaput
2) Benda kerja atau besi berbentuk balok berukuran 114 mm x 49 mm x 5 mm
3. Langkah Kerja
1. Job 1
14
b. Lakukan pembacaan gambar eknik benda kerja yang akan dilakukan
pengelasan
c. Lakukan penyetelan arus pada mesin las busur listrik pada job ini menggunakan
arus 50 Ampere
d. Posisikan benda kerja pada meja las berdampingan dan diberi jarak sebesar satu
kali diameter elektroda
e. Lakukan pengelasan titik pada kedua ujung benda kerja untuk mengunci kedua
benda agar jaraknya tetap seperti itu
f. Mulai lakukan pengelasan lurus dengan ayunan melingkar, zigzag ataupun
gypsum sehingga celah kedua benda kerja terisi lasan dan tersambung
g. Usahan ayunan dan kecepatan penarikan busur nyala elektroda konstan agar
didapatkan hasil las yang baik
h. Setelah itu diamkan sejenak, dan pukul terak las menggunakan palu terak
i. Setelah itu sikat lasan menggunakan sikat kawat untuk menghilangkan terak
lasan
15
d. Buat dua garis lurus pada bagian tengah benda kerja menggunakan kapur untuk
memudahkan menempatkan posisi benda kerja yang akan disambung pada
bagian tengah benda satunya
e. Gunakan alat dan pakaian yang diperlukan untuk melakukan pengelasan, yaitu
diantaranya sarung tangan, tang, pakaian praktek , topeng las dan sepatu safety
f. Letakkan benda kerja pada meja las sesuai posisi ternyaman kita pada saat
proses pengelasan
g. Lakukan las titik pada kedua ujung benda kerja agar posisinya tetap seperti itu
h. Mulai lakukan pengelasan dengan bantuk ayunan melingkar, zigzag ataupun
bentuk ayunan gypsum pada bagian siku kiri dan kanan benda kerja
i. Usahan ayunan dan kecepatan penarikan busur nyala elektroda konstan agar
didapatkan hasil las yang baik
j. Setelah itu diamkan sejenak, dan pukul terak las menggunakan palu terak
k. Setelah itu sikat lasan menggunakan sikat kawat untuk menghilangkan terak
lasan
16
3 . Job 3 4. Job 4
Hasil lasan yang kurang sempurna tersebut disebabkan oleh masih harus banyaknya lagi latihan-
latihan dan mempelajari cara-cara yang tepat dalam melakukan pengelasan baik dari sumber
buku, jurnal, internet maupun referensi-referensi lainnya.
17
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
Sebelum kita mengelas, kita harus mengetahui bahan-bahan apa saja yang akan di las,
ataukah sama atau berbeda. Kontruksi dimaksudkan untuk menahan beban, tekanan,
punter, basah, serangan karat dan lain sebagainya.
Dari hal-hal tersebut di atas dapat di tentukan sebagai berikut:
1) Prosedur pengelasan yang tepat.
2) Cara pengelasan yang benar, efisien dan selamat.
3) Ukuran dan bahan pokok atau tambahan yang memenuhi syarat dan ekonomis.
18
REFERENSI
1. http://fahum.uinsby.ac.id/wp-content/uploads/2014/02/PEDOMAN-PENULISAN-SKRIPSI-
SI.pdf (Diunduh pada 28 April 2019)
2. Oka. 2013. Keselamatan kerja. http://lookallup.blogspot.com/2011/11/alat-keselamatan-
kerja-las-listrik.html (Diunduh pada April 2019)
3. Muh. Maskur.2013.Las SMAW. http://maskurmuslim.blogspot.com/2014/01/peralatan-
las-listrik-beserta-bungsinya.html (Diunduh pada 28 April 2019)
4. Ardza.2012. sifat fisika dan kimia. http://ardra.biz/sain-teknologi/metalurgi/besi-baja-
ironsteel/pengujian-sifat-mekanik-bahan-logam/ (Diunduh pada 28 April 2019)
5. Trie lestari. 2010. Sifat Kimia dan Fisika. http://tarielestarie35.blogspot.com/2011/11/sifat-
fisika-dan-kimia-zat.html (Diunduh pada 28 April 2019)
19
LAMPIRAN
20