Anda di halaman 1dari 25

i

LAPORAN ALAT PENYIRAM TANAMAN OTOMATIS DENGAN


SENSOR KELEMBABAN TANAH
(Mata Kuliah Kolokium)

Dosen Pengampu:
Drs. Nengah Maharta, M.Si.
Ismu Wahyudi, S.Pd, M.PFis

Oleh Kelompok 2 :
Annisa Prasetyo Heni 1653022009
Febrina Ismulita 1513022025
Vina Aprilia Ashra 1653022001
Kurniawan Saputra 1613022047
Titi Puspita Lupi 1613022049

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2019

i
ii

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iii
DAFTAR TABEL..................................................................................................iv
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................2
II. LANDASAN TEORI
III. METODE PENELITIAN
A. Alat dan Bahan................................................................................................9
B. Desain Alat....................................................................................................15
C. Prosedur Pengembangan...............................................................................15
D. Uji Coba Alat................................................................................................23
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

ii
iii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
2.1. Diagram Blok Sistem........................................................................................3
2.2. Arduino Uno......................................................................................................6
2.3 Rangkaian Adruino Uno.....................................................................................8
2.4 Implementasi Penyiram Otomatis......................................................................8
3.1 Rencana Rangkaian Alat....................................................................................9

iii
v

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
3.1 Alat Pembuatan................................................................................................12
3.1 Bahan Pembuatan.............................................................................................12
3.3 Percobaan Alat.................................................................................................23

v
6

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagian petani di Indonesia masih tergantung dengan musim hujan untuk


bercocok tanam. Hal ini menyebabkan produksi hasil petanian tidak bias
stabil setiap saat. Pada musim kemarau harga-harga hasil pertanian bias
mengalami kenaikan yang sangat signifikan karena produksinya yang
sedikit. Sedangkan di saat musim hujan produksi melimpah sehingga harga
nya murah bahkan sampai busuk tidak laku dijual kepasar karena stoknya
masih berlimpah. Hal inilah yang menyebabkan petani banyakmengalami
kerugian dan akhirnya frustasi karena kecewa.

Saat musim kemarau para petani yangingin tetap bercocok tanam harus
mengeluarkan tenaga dan biaya ekstra melakukan penyiraman secara manual
agar tanamannya bias tumbuh subur dan bias panen.Untuk mengatasi kendala
tersebut maka diperlukan suatu alat penyiram tanaman otomatis yang bias
bekerja baik pada musim kemarau maupun musim penghujan. Alat ini
menggunakan Chip microcontroller yang diprogram berdasarkan deteksi
sensor kelembaban tanah lahan pertanian. Saat kondisi tanah kering maka alat
akan secara otomatis berfungsi menyiram tanaman. Sebaliknya jika kondisi
tanah sudah basah maka alat tidak akan menyiram, sehingga tanaman bias
tumbuh dengan baik karena kebutuhan unsur airnya terpenuhi setiap saat.

Pada penelitian ini dirancang alat penyiram tanaman otomatis menggunakan


sensor kelembaban tanah. Produk ini diharapkan bisa membantu para petani
dalam mengatasi permasalahan dalam mengairi tanaman mereka.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam pembuatan yaitu sebagai berikut:


6
7

a. Bagaimanakah cara penggunaan sensor kelembaban tanah sebagai


penentu kapan tanaman membutuhkan air, sehingga alat akan melakukan
penyiram tanaman secara otomatis?
b. Bagaimanakah rancangan alat penyiram tanaman secara otomatis?

C. Tujuan

Tujuan pengembangan dalam pembuatan alat yaitu sebagai berikut:


a. Mengetahui kegunaan sensor kelembaban tanah dan kinerjanya dalam
mengukur kandungan air pada tanah.
b. Merancang alat yang dapat menyiram tanaman secara otomatis.

7
8

II. KAJIAN TEORI

Alat penyiram tanaman otomatis yang bekerja baik pada musim kemarau
maupun musim penghujan. Alat ini menggunakan Chip microcontroller yang
diprogram berdasarkan deteksi sensor kelembaban tanah lahan pertanian. Saat
kondisi tanah kering maka alat akan secara otomatis berfungsi menyiram
tanaman. Sebaliknya jika kondisi tanah sudah basah maka
alattidakakanmenyiram,sehinggatanamanbisa tumbuh dengan baik karena
kebutuhan unsure airnya terpenuhi setiap saat.Pada penelitian ini dirancang alat
penyiram tanaman otomatis menggunakan sensor kelembaban tanah.

Keberadaan air di dalam pori-pori tanah ataudiistilahkan sebagai kelembaban


atau kadar air tanah sangat dipengaruhi oleh adanya proses adhesi antara air dan
tanah, proses kohesi antara molekul-molekul air itu sendiri, dan gaya gravitasi
yang bekerja pada air tersebut. Semakin sedikit air yang ada di dalam pori-pori
tanah semakin kuat air tersebut ditahan oleh matrik tanah oleh gaya adesi dan
kohesi, sedangkan air yang tidak tertahan oleh matrik tanah akan terbuang atau
hilang oleh gaya gravitasi sebagai air drainase.Di samping itu, kelembaban
tanah juga dipengaruhi tentunya sifat-sifat dasar fisika tanah lainnya. Oleh
karena itu, tanah-tanah yang berbeda jenisnya akan memiliki karakteristik
kelembaban tanah yang berbeda apabila karakteristik dasar fisika tanah berbeda.
Sifat-sifat dasar fisika tanah merupakan sifat fisika tanah yang hakiki atau
bukan merupakan suatu proses fisika tanah seperti evaporasi, infiltrasi,
perambatan suhu dangas.
(Murtilaksono, 2014)

8
9

Dalam penelitian menggunakan sensor kelembaban tanah dengan memanfaatkan


rangkaian pembagi tegangan. Dengan cara mengukur resistansi tanah maka
dapat diketahui nilai kelembaban tanahtersebut.

Sensor yang digunakan dalam penelitian ini adalah sensor plat logam yang
bersifat resistif untuk mengukur kelembaban tanah yang dikonversi menjadi
tegangan analog yang kemudian akan dibaca oleh microcontroller yang telah
diisi dengan program (embedded system). Sehingga alat akan bekerja sesuai
dengan hasil penelitian yang akandilakukan.. Sensor kelembaban tanah akan
mendeteksi tingkat kekeringan lahan pertanian. Jika tanah dalam kondisi kering
maka microcontroller akan memerintahkan valve selenoid (keran air yang dapat
dikontrol) untuk membuka dan mengalirkan air untuk menyiram tanaman. Jika
tanah sudah basah sesuai dengan yang dibutuhkan tanaman maka valve selenoid
akan menutup dan air tidak akan mengalir.

Adapun spesifikasi dari alat penyiram tananam otomatis yang telah dirancang
adalah sebagai berikut;
• Tegangan catu 220VAC
• SensorTunggal
• Output Relay12v
• Solenoid valve AC220volt
• ProcessorATMega
• LCD 16 kolom x 2baris
• Dimensi :20x40x15

Gambar 2.1. Diagram Blok Sistem

9
10

Sensor kelembaban tanah akan mendeteksi tingkat kelembaban tanah. Kemudian


jika tanah dalam kondisi kering maka microcontroller akan mengaktifan driver
relay sehingga valve selenoid mendapat arus listrik untuk membuka keran agar
air dari pipa bisa mengalir menyiram tanaman. Demikian sebaliknya jika tanah
sudah dalam kondisi basah, maka microcontroller akan menonaktifkan driver
relay dan valve selenoid menutup dan air berhenti mengalir.Alat ini
menggunakan power supplay unit (PSU) 220 volt untuk mengaktifkan valve
selenoid dan regulator tegangan 5 volt IC 7805 untuk memberi tegangan 5 volt
ke microcontroller dan LCD.
Pada pengujian hardware ini yang akan diuji adalah bagian-bagian sebagai
berikut:
- Sensor kelembaban tanah
- Driver Relay dan Valve Selenoid
(Gunawan, 2018)

Arduino adalah salah satu jenis Microcontroller yang paling populer di dunia.
Paling banyak digunakan di dunia. Arduino ini menggunakan chip AVR sebagai
microcontrollernya. Arduino Uno. Jenis yang ini adalah yang paling banyak
digunakan. Terutama untuk pemula sangat disarankan untuk menggunakan
Arduino Uno. Dan banyak sekali referensi yang membahas Arduino Uno. Versi
yang terakhir adalah Arduino Uno R3 (Revisi 3), menggunakan ATMEGA328
sebagai Microcontrollernya, memiliki 14 pin I/O digital dan 6 pin input analog.
Untuk pemograman cukup menggunakan koneksi USB type A to To type B. Sama
seperti yang digunakan pada USB printer.

Gambar 2.2 Arduino Uno

10
11

(Rahmat, 2014)
Adruino Uno bekerja hardware berarti membuat rangkaian menggunakan
berbagai komponen elektronik seperti resistir, kapasitor, transistor dan sebagainya.
Setiap komponen disamungkan secara fisik dengan kabel atau jalur tembaga yang
disebut dengan istilah “ hardwired” sehingga unuk merubah rangkaian maka
sambungan-sambungan itu hasus diputuskan dan disambung kembali.

Gambar 2.3. Rangkaian Adruino Uno


(Putra, 2015)

Sistem ini menggunakan handphone android yang sudah terinstalaplikasi blynk


dan terhubung ke internet untuk berkomunikasi dengan mikrokontroler
agardapatdikendalikandarijarakjauh.Perintah yang diberikan oleh aplikasi
blynk berupa nyala relay yang terhubung dengan pompa air dan aplikasi bynk
mendapatkan informasi suhu dan kelembaban yang diperoleh dari sensor
DHT11melalui mikrokontroler yang terhubungdengan internet

Gambar 4. Implementasi Penyiram Otomatis


Implementasi yang dilakukan pada tanaman hidroponik, penjelasan nomor

11
12

yang ada pada gambar sebagai berikut:


1. Tempat tanaman menggunakan wadah plastik dan di isi arangsekam.
2. Pipa air yang dijadikan jalur mengalirnyaair

3. Tankiair.

4. Pompa air denganselang yang menuju pipa air


5. Saklar pompa air yang dihubungkandengan

relay pada mikrokontroler.


6. Alat penyiramanotomatis.

7. Kabel LAN dan kabel powersuply


(Prayitno, dkk. 2017)

Kadar air tanah dinyatakan dalampersen volume yaitu persentase volume air
terhadap volumetanah.Carainimempunyaikeuntungan karena dapat
memberikan gambaran tentang ketersediaan air bagi tanaman pada volume
tanah tertentu. Cara penetapan kadar air dapat dilakukan dengan sejumlah
tanah basah dikering ovenkan dalam oven pada suhu 100 0 C – 1100 C
untuk waktu tertentu. Air yang hilang karena pengeringan merupakan
sejumlah air yang terkandung dalam tanah tersebut. Air irigasi yang
memasuki tanah mula-mula menggantikan udara yang terdapat dalam pori
makro dan kemudian pori mikro. Jumlah air yang bergerak melalui tanah
berkaitan dengan ukuran pori-pori pada tanah. Air tambahan berikutnya akan
bergerak ke bawah melalui proses penggerakan air jenuh. Penggerakan air
tidak hanya terjadisecaravertikal tetapi juga horizontal. Gaya gravitasi tidak
berpengaruh terhadap penggerakan horizontal

Untuk dapat mengetahui kondisi kelembaban tanah dapat dilakukan pengukuran


menggunakan alat pengukur kelembaban tanah yaitu Soil Tester serta dapat pula
dilakukan perhitungan manual untuk mengetahui kelembaban tanah.
Misalkan MA = massa air,MTB = massa tanaℎ basaℎ, MTK = massa tanaℎ
kering dan KT = kelembabab tanaℎ, maka persamaan yang dapat digunakan
untuk mengetahui kelembaban tanah ditunjukkan olehPersamaan (1) dan
Persamaan (2) .

12
13

MA = MTB−MTK (1)

KT = (2)

(Yahwe, dkk. 2016)

Komponen dan software yang digunakan dalam membuat alat penyiraman


otomatis ini dijelaskan sebagai berikut.
1. Sensor Kelembaban Tanah (Soil MoistureSensor)
Sensor adalah elemen sistem yang secara efektif berhubungan dengan
proses dimana suatu variabel sedang diukur dan menghasilkan suatu
keluaran dalam bentuk tertentu tergantung pada variabel masukannya, dan
dapat digunakan oleh bagian system pengukuran yang lain untuk
mengenali nilai variabel tersebut . Alat penyiram tanaman yang dibuat
menggunakan sensor kelembaban tanah. Sensor kelembaban tanah
merupakan sensor yang mampu mendeteksi intensitas air di dalam tanah
(moisture). Sensor ini berupa dua buah paku konduktor berbahan logam
yang sangat sensitif terhadap muatan listrik. Kedua paku ini merupakan
media yang akan menghantarkan tegangan analog yang nilainya relatif
kecil. Tegangan ini nantinya akan diubah menjadi tegangan digital untuk
diproses ke dalam mikrokontroler.
2. Mikrokontroler dan Arduino WemosD1
WeMos-D1R2 adalah unit mikroprosesor berkemampuan Wifi berbasis
ESP8266-12 yang berbasis pada jejak Arduino WeMos D1. Wemos D1
board terlihat dan bekerja hampir sama seperti Arduono Uno .
3. Relay
Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan
merupakan komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri
dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal
(seperangkat Kontak Saklar/Switch). Relay menggunakan Prinsip
Elektromagnetik untuk menggerakkan kontak saklar, sehingga dengan arus
listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang
bertegangan lebih tinggi[8].
4. Arduino Integrated Development Environment (ArduinoIDE)
13
14

Arduino IDE adalah software open source yang memungkinkan untuk


memprogram Arduino dalam bahasa C. IDE memungkinkan dapat untuk
menulis sebuah program instruksi secara yang di upload ke papan
Arduino[9].
5. SelenoidValve
Solenoid Valve (keran listrik) adalah katup yang digerakan oleh energi
listrik, mempunyai kumparan sebagai penggeraknya yang berfungsi untuk
menggerakan piston yang dapat digerakan oleh arus AC maupun DC.
Fungsi utama Solenoid Valve untuk penelitian ini adalah sebagai pembuka
jalur air sehingga dapat menyalurkan air ke tangka penampungan air dan ke
jalur Watering Pipe. Proses otomatis terbuka dan tertutup yang
dikendalikan oleh saklar (relay) pada komponen alat ini.

Alur dan cara kerja dari alat penyiram tanaman otomatis dapat dijelaskan
sebagaiberikut:

1. Soil Moisture Sensor terkoneksi dengan mikrokontroler WeMosD1.


2. Soil Moisture ditanamkan sebagian ke dalam tanah untuk
mendeteksi kandungan air dalam tanah. Kondisi yang dideteksi
yaitu kelembaban air di dalam tanah. Jika sensor mendeteksi
kondisi tanah lembab maka alat tidak akan menjalankan fungsi
penyiraman air. Jika sensor mendeteksi kondisi tanah kurang
lembab atau kerin maka alat akan menjalankan fungsi
penyiramanan air.

1. Setelah pendeteksian berhasil maka Soil Moisture mendapat signal


masukan yang akan dikirimkan ke mikrokontroler.
2. Hasil pendeteksian yang didapat dari Soil Moisture dikirimkan ke
WeMosD1.
3. WeMos D1 mengirimkan signal keluaran keRelay.
4. Relay yang telah mendapat signal keluaran berupa perintah dari WeMos
D1, bertindak sebagai saklar, sehingga kondisi relay bisa On/Off sesuai
dengan masukan yangditerima.
5. Katup solenoid valve terbuka saat Relay dalam kondisi ON. Katup

14
15

solenoid valve tertutupa jika Relay dalam kondisi OFF. Air mengalir saat
katup Solenoid Valve terbuka dan air mengalir ke pipapenyiraman.
6. Instalasi pipa air ditempatkan pada bagian di atas tanaman. Pipa
penyiraman yang dialiri air, menyiramkan air dari atas kebawah dimana
tanaman diletakkan

a. Alat dirancang dengan menggunakan komponen seperti mikrokontroler,


sensor kelembaban tanah, relay dan solenoid valve. Sensor melakukan
fungsi pendeteksian kelembaban tanah dan mengirimkan sinyal ke
mikrokontroler yang mengaktifkan relay dan solenoid valve untuk
mengalirkan air jika kondisi tanahkering
b. Jika sensor mendeteksi kadar air tanah berada pada kondisi lembab,
maka alat penyiram tanaman non-aktif. Jika sensor mendeteksi kadar air
dalam tanah berada pada kondisi kurang lembab atau kering, maka alat
penyiram tanaman aktif dan melakukan fungsi penyiraman air. Alat
akan non-aktif jika sensor mendeteksi kondisi tanah telahlembab.
(Waworundeng, dkk. 2017)

Sensor Kelembaban Tanah Flying-Fish

Flying-Fish adalah modul sensor yang berfungsi untuk mendeteksi


kelembaban tanah dan juga dapat digunakan untuk menentukan apakah ada
kandungan air di tanah. Penggunaannya dengan memasukkan sensor kedalam
tanah. Sensor kelembaban tanah Flying-Fish tidak ada library pada Aduino
IDE.
float MHsensor = A0; //membuat variabel mhsensor Flying-fish di pin A0

int s = analogRead(MHsensor); //menyimpan nilai dari


mhsensor flying-fish ke variabel s int hum =
map(s,350,1023,100,0);

Fungsi dari analog Read sendiri untuk membaca sinyal pada suatu pin dan
akan menghasilkan nilai dari 0 hingga 1023 yang merepresentasikan voltase 0

15
16

volt hingga 5 volt. Fungsi map yaitu untuk memetakan nilai dari suatu
interval ke interval lain. Hasil dari pembacaan sinyal dari pin disimpan pada
variabel. Dari penelitian ini nilai Analog-to-Digital Converter (ADC) pada
saat kondisi tanah basah adalah 350 dan saat kondisi tanah kering adalah
1023, maka pada map di batasi bahwa nilai batas bawah adalah 350 dan nilai
batas atas adalah 1023. Setelah dibatasi, nilai tersebut akan dipetakan,
sehingga dari rentang 350-1023 menjadi 100-0. Nilai 100 adalah kondisi
dimana tanah basah dan 0 adalah dimana kondisi tanah kering.

a. Sensor DHT11
DHT11 adalah sensor yang dapat mendeteksi suhu dan kelembaban udara
disekitarnya serta memiliki tingkat stabilitas yang sangat baik.
Penggunaannya diletakkan pada sekitar tanaman. Dalam penelitian ini
DHT11 digunakan untuk membaca suhu udara sekitar. Sensor DHT11 sudah
menyediakan library dan tinggal memanggilnya ke dalam code program.
#include
<DHT.h>//Memasukan
Library DHT ke Program
#define DHTTYPE DHT11
//memilih tipe DHT11
dht.begin(); //Komunikasi
DHT dengan Arduino
float suhu = dht.readTemperature(); //menyimpan nilai Temperature pada
variabel suhu

b. Ethernet ShieldW5100
Ethernet Shield adalah modul yang berfungsi untuk menghubungkan papan
Arduino dengan internet. Library sudah tersedia pada Arduino IDE dan
tinggal memanggilnya ke dalam code program. Dalam penelitian ini Ethernet
Shield digunakan untuk mengirimkan data perolehan sensor suhu dan
kelembaban tanah dari Arduino ke server melalui kabel UTP Cross dengan
connector RJ45.
#include <SPI.h>
#include <Ethernet.h>//Memasukan
Library Ethernet ke Program byte mac[]

16
17

= { 0xDE, 0xAD, 0xBE, 0xEF, 0xFE,


0xED };
IPAddress ip(192, 168,1,177); //mac dan ip address default dariethernet
Arduino akan menerima perolehan suhu dari sensor DHT11 dan kelembaban
tanah dari sensor Flying-Fish dan akan mengirimkanya ke server melalui kabel
UTP.
client.println(suhu); //menampilkan
hasil suhu diserver
client.println(hum); //menampilkan
hasil kelembaban di server

c. Light Emitting Diode(LED)


LED adalah komponen elektronika yang dapat memancarkan cahaya ketika di
beri tegangan. LED berfungsi sebagai output dari hasil penelitian ini.
d. Kondisilogika
Kondisi logika dimaksudkan jika suhu kurang dari 18 dan kelembaban lebih
dari 80 maka lampu penghangat akan menyala. Jika suhu lebih besar sama
dengan 18 dan kelembaban kurang dari 60 maka pompa air akan menyala.
Jika suhu kurang dari 18 dan kelembaban kurang dari 60 maka lampu
penghangat dan pompa air akan menyala dan jika suhu antara 18-30 dan
kelembaban 60-80 maka kondisi normal dan LED kuningmenyala.

e. Kendali manual
Kendali manual dimaksudkan apabila ingin mengendalikan secara manual
dengan delay selama 10 detik setiap kali mengaktifkan perintah ini.
if(Serial.available()){
//jika serial tersedia receivingByte = Serial.read();
//menerima perintah serial

(Widiharto.2017

17
1

III. METODOLOGI PENGEMBANGAN ALAT

A. Alat dan Bahan


1. Alat
Komponen dan software yang digunakan dalam membuat alat penyiraman
otomatis ini dijelaskan sebagai berikut:
a. Sensor Kelembaban Tanah (Soil Moisture Sensor) Sensor adalah elemen
sistem yang secara efektif berhubungan dengan proses dimana suatu
variabel sedang diukur dan menghasilkan suatu keluaran dalam bentuk
tertentu tergantung pada variabel masukannya, dan dapat digunakan oleh
bagian system pengukuran yang lain untuk mengenali nilai variabel
tersebut. Alat penyiram tanaman yang dibuat menggunakan sensor
kelembaban tanah. Sensor kelembaban tanah merupakan sensor yang
mampu mendeteksi intensitas air di dalam tanah (moisture). Sensor ini
berupa dua buah paku konduktor berbahan logam yang sangat sensitif
terhadap muatan listrik. Kedua paku ini merupakan media yang akan
menghantarkan tegangan analog yang nilainya relatif kecil. Tegangan ini
nantinya akan diubah menjadi tegangan digital untuk diproses ke dalam
mikrokontroler.

b. Mikrokontroler dan Arduino Wemos D1 WeMos-D1R2 adalah unit


mikroprosesor berkemampuan Wifi berbasis ESP8266-12 yang berbasis
pada jejak Arduino WeMos D1. Wemos D1 board terlihat dan bekerja
hampir sama seperti Arduino Uno.

c. Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan


merupakan komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri
dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal
(seperangkat Kontak Saklar/Switch). Relay menggunakan Prinsip
Elektromagnetik untuk menggerakkan kontak saklar, sehingga
dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik
yang bertegangan lebih tinggi.

Tabel 3.1 Alat Pembuatan

1
2

NO Alat Jumlah Gambar


1 Solder 1

2 Gergaji 1

3 Penggaris 1

4 Gunting 1

5. Laptop

2. Bahan

Adapun bahan yang digunakan dalam pembuatan roket adalah:


Tabel 3.2 Bahan Pembuatan
NO Bahan Jumlah Gambar

1. Arduino Uno 1

2. Relay 1

3. LCD display 16x2 1

2
3

4. Modul i2C 1

5. Sensor Kelembaban
Tanah

6. Kabel male-female

7. Kabel USB

8. Pompa Air

9. Power Bank
(Sumber Listrik 5 V)

10. Pipa PVC ukuran ½ Secukupnya


inch

11. Papan Kayu 1


12. Selang 1

13. Kotak Wadah 1

B. Desain Alat

3
4

Gambar 3.1 Desain Rangkaian Alat

Langkah Kerja Alat:


1. Soil Moisture Sensor terkoneksi dengan mikrokontroler Arduino uno.
2. Soil Moisture ditanamkan sebagian ke dalam tanah untuk mendeteksi
kandungan air dalam tanah. Kondisi yang dideteksi yaitu kelembaban
air di dalam tanah. Jika sensor mendeteksi
kondisi tanah lembab maka alat tidak akan menjalankan fungsi
penyiraman air. Jika sensor mendeteksi kondisi tanah kurang lembab
atau kerin maka alat akan menjalankan fungsi penyiramanan air.
3. Setelah pendeteksian berhasil maka Soil Moisture mendapat signal masukan
yang akan dikirimkan ke mikrokontroler.
4. Hasil pendeteksian yang didapat dari Soil Moisture dikirimkan ke Arduino
uno.
5. Arduino uno mengirimkan signal keluaran ke Relay.
6. Relay yang telah mendapat signal keluaran berupa perintah dari Arduino
uno, bertindak sebagai saklar, sehingga kondisi relay bisa On/Off sesuai
dengan masukan yang diterima.

4
5

7. Katup solenoid valve terbuka saat Relay dalam kondisi ON. Katup solenoid
valve tertutupa jika Relay dalam kondisi OFF. Air mengalir saat katup
Solenoid Valve terbuka dan air mengalir ke pipa penyiraman.
8. Instalasi pipa air ditempatkan pada bagian di atas tanaman. Pipa penyiraman
yang dialiri air, menyiramkan air dari atas kebawah dimana tanaman diletak.

C. Uji Coba Alat Penyiram Tanaman


1. Metode
Metode yang digunakan dalam pembuatan alat penyiram otomatis ini
sebagai berikut.
a. Studi / kajian pustaka, yaitu, mencari teori dari berbagai sumber
kepustakaan dari internet maupun buku.
b. Pengembang melakukan perancangan dengan cepat dan dari rancangan
ini bisa mewakili semua aspek yang diketahui, dan rancangan ini menjadi
dasar pembuatan.
c. Melakukan uji coba alat penyiram tanaman.

Tabel 3.1 Percobaan Alat


Hari/Tgl Waktu Suhu Kelembaban Keadaan
Tanah Pompa Air

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Percobaan

Tabel Hasil Percobaan


Hari/Tgl Waktu Suhu Kelembaban Keadaan
Tanah Pompa Air

5
6

B. Pembahasan (tidak membahas tabel hasil)


TEMUAN (Keterbaruan)

KENDALA

KONFIRMASI TEORI
-empiris
-teoritis

6
7

V. PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

7
8

DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, Marliana Sari.(2019) Rancang Bangun Alat Penyiram Tanaman Otomatis


Menggunakan Sensor Kelembaban Tanah. Journal of Electrical
Technology. Vol. 3,( 1).
Infra Merah. : Putra Tani hal. 4-5. https://books.google.co.id/ books?
id=IVvDwAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=arduino+uno&hl=id&sa=
X&ved=0ahUKEwjuaPT8trhAhV44nMBHR_AC1IQ6AEILTAA#v=one
page&q=arduino%20uno&f=true(online)Diunduh pada April 2019.

Jacquline M.S. Waworundeng. (2017) Perancangan Alat Penyiram Tanaman Otomatis

berbasis Sensor dan Mikrokontroler. Seminar Nasional Multi Disiplin Ilmu.


Vol. 1.

Marzuki, Andri. Jenis-Jenis Arduino. Bandung: Institut Teknologi Bandung.

Murtilaksono, K ., Wahyuni, E.D. Hubungan Ketersediaan Air Tanah dan Sifat


Sifat DasarFisika Tanah. Jurnal Tanah dan lingkungan, 2014,:46-50.

Prayitno, Wahyu Adi.(2017). Sistem Monitoring Suhu, Kelembaban, dan


Pengendali Penyiraman Tanaman Hidroponik menggunakan Blynk
Android. Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer
e-ISSN: 2548-964X. Vol. 1. (4).

Putra. 2014. Arduino Uno: Arduino Uno Robot Line Follower Berbasiskan
Sensor.

8
9

Rahmat, A. 2014. Jenis-Jenis Microcontroler Adruino. Diunduh pada April 2019


dari https://kelasrobot.com/jenis-jenis-microcontroller-arduino/.

Singgih, Orlin. (2009) Pengendali Penyiram Tanaman Strawberry


Berdasarkan Kelembaban Berbasis Fuzzy. Semarang.

Widiharto. (2017). Sistem Penyiram Tanaman Yang Dapat Dimonitor Dengan


Komputer Dan Perangkat Mobile. Surakarta.

Yahwe, C. P., Isnawaty, I., & Aksara, L. F. (2016). Rancang Bangun Prototype
System Monitoring Kelembaban Tanah Melalui Sms Berdasarkan Hasil
Penyiraman Tanaman “Studi Kasus Tanaman Cabai Dan Tomat”. Seman
TIK, 2(1).

Anda mungkin juga menyukai