Laporan Praktikum
untuk memenuhi Mata Kuliah
Praktikum Fenomena Dasar Mesin
yang Dibimbing oleh Avita Ayu Permanasari, S. T., M. T.
Disusun oleh
Kelompok V A
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan, tujuan dari pelaksanaan
praktikum Centrifugal Fan Apparatus ini yaitu:
1. Memahami karakteristik dan prinsip kerja Centrifugal Fan.
2. Mengetahui hubungan putaran fan terhadap tekanan pada pompa.
3. Mengetahui pengaruh damper terhadap tekanan.
4. Mengetahui pengaruh damper terhapdap volume aliran.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Fan merupakan perangkat yang menyebabkan aliran fluida gas dengan cara
membentuk perbedaan tekanan melalui pertukaran momentum dari bilah fan ke
partikel-partikel fluida gas. Fan biasanya beroperasi pada kecepatan putaran yang
relatif rendah dan mampu memindahkan volume gas yang besar. Densitas gas pada
mekanisme kerja fan diperlakukan sebagai konstanta dan analisis aliran didasarkan
pada konsep aliran tak termampatkan. Kenaikan tekanan rendah yang terlibat, kipas
sering dibuat dari lembaran logam ringan. Kipas juga disebut blower, booster, dan
exhauster tergantung pada lokasi di dalam sistem. Blower terletak di pintu masuk
sistem, exhauster berada di pintu keluar sistem, dan booster terletak di beberapa posisi
perantara dalam sistem (Munson dkk., 2013). Berdasarkan aliran fluida terhadap sudu
impeller terdapat dua jenis fan yaitu centrifugal fan dan axial fan.
a. Centrifugal Fan
Centrifugal Fan bekerja dengan menghisap fluida dari arah aksial dan
mengalirkannya ke arah tangensial. Fan sentrifugal meningkatkan kecepatan aliran
fluida dengan impeler yang berputar. Kecepatan meningkat sampai mencapai ujung
sudu dan kemudian diubah ke tekanan oleh volute. Centrifugal fan, aliran fluida
melintasi sudu melibatkan komponen aliran radial yang substansial di saluran masuk,
keluar, atau keduanya (Munson dkk., 2013). Kipas sentrifugal biasanya menggunakan
casing tipe volute atau scroll, aliran memasuki casing secara aksial dan keluar secara
tangensial (Avallone & Iii, 1997).
b. Axial Fan
Aksial Fan menggerakan aliran fluida sepanjang sumbu fan. Cara kerja aksial fan
pada impeller pesawat terbang yaitu dengan putaran blades fan menghasilkan
pengangkatan aerodinamis yang menekan udara. Kipas aksial, fluida mempertahankan
komponen arah aliran aksial yang signifikan dari inlet ke outlet rotor (Munson dkk.,
2013). Biasanya kipas tabung aksial dan kipas baling-baling aksial keduanya
menggunakan casing tubular, tetapi untuk kipas aksial baling-baling dilengkapi dengan
baling-baling pemandu stasioner (Avallone & Iii, 1997).
Pada fluida tak termampatkan, massa jenis fluida selalu sama di setiap titik yang
dilaluinya. Massa alir fluida yang mengalir dalam pipa dengan luas penampang A1
(diameter pipa besar) selama selang waktu tertentu adalah:
Mengingat bahwa aliran fluida steady, maka massa fluida yang masuk sama dengan
massa fluida yang keluar, sehingga:
Dimana:
Sebuah fan memiliki dua jenis tekanan yaitu tekanan masuk dan tekanan keluar.
Menghitung tekanan suatu fluida gas dapat dilakukan dengan cara membandingkan
perbedaan tekanan atmosfer dan fluida pada alat manometer. Manometer digunakan
untuk menetukan perbedaan tekanan diantara dua titik di saluran pembuangan udara.
Perbedaan tekanan digunakan untuk menghitung kecepatan aliran di saluran dengan
menggunakan persamaan Bernoulli sebagai berikut.
Dimana:
v = Kecepatan fluida (m/s)
g = Percepatan gravitasi bumi (m/s2 )
h = Ketinggian relatif terhadap suatu referensi (m)
P = Tekanan fluida (Pa)
3
)
Manometer pipa U diisi cairan setengahnya (biasanya berisi minyak, air atau
air raksa) dimana pengukuran dilakukan pada satu sisi pipa, sementara tekanan (yang
mungkin terjadi karena atmosfer) diterapkan pada tabung yang lainnya (Avallone &
Iii, 1997).Perbedaan ketinggian cairan memperlihatkan tekanan yang diterapkan.
Manometer pipa U satu sisi sebenarnya pada prinsipnya sama dengan manometer
pipa U, akan tetapi manometer pipa U satu sisi digunakan untuk mengukut tekanan
lebih dari 1 atm (Avallone & Iii, 1997). Sebelum digunakan tinggi permukaan raksa
sama dengan tekanan dalam pipa U satu adalah 1 atm.
Manometer pipa-U kurang peka untuk mendeteksi perbedaan tekanan yang sangat
kecil, karena perbedaan ketinggian pada kedua kaki juga sangat kecil, maka manometer
ini dimodifikasi dengan cara memiringkan salah satu kaki pipa-U agar kenaikan tinggi
cairan yang kecil tetap dapat terlihat, dengan memiringkan salah satu kaki manometer
pipa-U maka panjang jarak yang ditempuh cairan semakin panjang dan memungkinkan
penggunaan skala yang teliti. Bentuk manometer pipa miring dirancang untuk
meningkatkan keterbacaan perbedaan tekanan kecil (Avallone & Iii, 1997).
(a) (b)
Keterangan:
4) Produksi minyak
5) Pemrosesan dan transfer gas
6) Industri kimia dan petrokimia
b. Venturi
BAB III
METODE PENILITIAN
Centrifugal Fan Testing Unit seperti pada Gambar 3.2 memiliki spesifikasi sebagai
berikut.
a. Tipe : WG 25
Blow out
itu dapat dilakukan pula pengukuran daya yang diberikan pada blower secara
mekanik. Daya keluaran motor 100 - 200 watt dan putaran blower mencapai 2300
rpm.
Skema dari peralatan HM200 dan AT100 seperti pada Gambar 3.3 memiliki
keterangan pada setiap bagian sebagai berikut.
2. Handle
4. Titik-titik pengukuran
5. Fan sentrifugal
Blower Fan yang digunakan pada percobaan ini mempunyai karakteristik data
dari pabrik pembuatnya seperti yang tertera pada grafik berikut.
Keterangan:
V = volume (m3/menit)
Data Teknik :
1) Tipe : WG 25
blow out
Iris Damper yang digunakan pada pengujian ini memiliki tipe PRA-A80.
Pengukuran debit aliran dengan damper ini tidak mengikuti aturan DIN 1952. Cara
perhitungan dan data yang diberikan dalam DIN 1952 tidak dapat dipakai pada iris
damper ini. Juga informasi yang ada pada diagram yang diberikan oleh pabrik
tentang penurunan tekanan, debit aliran dan kecepatan perlu dipertanyakan.
Karakteristik yang sesungguhnya dapat dilakukan dengan menghubungkan secara
seri dengan nozzel-venturi dapat dianggap memenuhi standar DIN serta sesuai
untuk kalibrasi Damper.
Jumlah aliran fluida dapat diatur menggunakan putaran motor, selain itu dapat
dilakukan pula dengan menggunakan reducing damper seperti pada Gambar 3.8
berikut.
Reducing Damper pada Gambar 3.9 memiliki dimensi ukuran sebagai berikut.
D = 75 mm
A = 110 mm
L = 25 mm
S = 3 mm
H = 148 mm
Gambar 3.10 Manometer Pipa U Tegak-Sisi Sama -15 mbar > 0 > 15 mbar
Berat Jenis Cairan 0,78 g/cm3
Gambar 3.11 Manometer Pipa U-Satu Sisi 0 1 kPa Berat Jenis Cairan
0,78 g/cm3
0,78 g/cm3
Cara pengujian:
1) Pada pengujian ini ujung saluran keluar fan ditambah dengan pemasangan
damper,
Tujuan:
Mengetahui pengaruh Putaran fan terhadap jumlah tekanan (statis) masuk dan
keluar pada kondisi saluran keluar tanpa hambatan
3) Aliran tanpa hambatan dan saluran penyeragaman terbuka pada bagian atasnya
Cara Pengujian:
1. Hidupkan motor pada putaran rendah, misalnya pada 500 rpm, kenaikan
tekanannya diukur
2. Kemudian, putaran fan dinaikkan menjadi 700 rpm dan tekanannya diukur lagi.
Kemudian diulangi dengan menaikkan putaran fan sebesar 200 rpm sampai
mencapai putaran 2300 rpm. b. Beda Tekanan pada Saluran Masuk Fan
Tujuan:
Mengetahui pengaruh perubahan putaran fan terhadap jumlah tekanan (statis) pada
saluran masuk fan pada kondisi saluran keluar tanpa hambatan.
2) Aliran tanpa hambatan, dan saluran penyeragaman terbuka pada bagian atasnya
Cara pengujian:
1. Hidupkan motor dan pada tekanan rendah, misalnya pada 500 rpm, kenaikan
tekanannya diukur.
2. Kemudian putaran fan dinaikkan menjadi 700 rpm dan tekanannya diukur lagi.
Kemudian diulangi dengan menaikkan putaran fan sebesar 200 rpm sampai
mencapai putaran 2300 rpm.
Tujuan:
Mengetahui pengaruh perubahan fan terhadap jumlah tekanan (statis) keluar pada
kondisi saluran keluar tanpa hambatan.
2) Aliran tanpa hambatan dan saluran penyeragaman terbuka pada bagian atasnya.
Cara Pengujian:
1) Hidupkan motor dan pada putaran rendah, misalnya pada 500 rpm, kenaikan
tekanan diukur.
2) Selanjutnya putaran fan dinaikkan menjadi 700 rpm dan tekanannya di ukur lagi.
Kemudian diulangi dengan menaikkan putaran fan sebesar 200 rpm sampai
mencapai putaran 2300 rpm.
Tujuan:
Susunan alat pengujian ini dipakai seperti Gambar 3.13 hanya pada ujung keluaran
di pasangkan damper. Pengujian ini dilakukan dengan tiga macam posisi damper
yaitu terbuka penuh, kira kira setengah dan tertutup penuh.
Kondisi pengujian berupa aliran dengan hambatan dan damper terpasang pada
ujung saluran penyeragaman.
Cara pengujian:
1. Pada pengujian ini ujung saluran keluar fan ditambah dengan dipasangkannya
damper.
Tujuan:
Mengetahui hubungan antara putaran fan dengan tekanan efektif yang diukur pada
venturi.
Susunan alat pengujian ini dipakai seperti Gambar 3.14, venturi dipasang pada
ujung saluran keluar. Pengukuran perbedaan tekanan pada kedua titik pada venturi
dilakukan dengan menggunakan menometer pipa U.
Cara Pengujian:
4. Naikkan putaran Fan pelan-pelan pada putaran 500 rpm catat tekanan yang
terbaca pada manometer pipa U
5. Pada tiap kenaikan putaran 200 rpm, diulang lagi pencatatan sampai putaran
mencapai 2300 rpm.
Tujuan
Susunan alat pengujian ini dipakai seperti Gambar 3.14 venturi dan damper
dipasang pada ujung keluar. Pengukuran perbedaan tekanan pada kedua titik
venture dilakukan dengan menggunakan manometer pipa U.
Cara Pengujian:
BAB IV
HASIL PENGUJIAN
Tujuan pengujian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh perubahan putaran fan
terhadap jumlah tekanan (statis) masuk dan keluar pada kondisi saluran keluar
tanpa hambatan.
Tabel 4.1 Data Hasil Pengukuran Putaran Fan Terhadap Tekanan Statis
Tujuan pengujian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara posisi pembukaan
damper dengan tekanan efektif pada venturi.
Tujuan pengujian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh pembukaan damper yang
dipasang pada ujung saluran keluar terhadap tekanan statis.
Tujuan pengujian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara putaran fan dengan
tekanan efektif yang diukur pada venturi.
Tabel 4.4 Data Pengukuran Putaran Fan Terhadap Tekanan Efektif Venturi
Berikut perhitungan tekanan pada saluran masuk dengan putaran fan 500 rpm.
Diketahui = 996,25 kg/m3
g = 9,81 m/s
h = 0,00046 m
Ditanya :P =?
Jawab :
Kenaikan
Putaran Saluran Masuk Saluran Keluar
Tekanan Statis
No. Fan
(rpm)
(m) (kPa) (m) (kPa) (m) (kPa)
1 500 0,00046 0,00450 0,00046 0,00450 0,00092 0,00899
2 700 0,00069 0,00674 0,00069 0,00674 0,00138 0,01349
3 900 0,00115 0,01124 0,00115 0,01124 0,00231 0,02258
4 1100 0,00162 0,01583 0,00162 0,01583 0,00323 0,03157
5 1300 0,00208 0,02033 0,00208 0,02033 0,00415 0,04056
0,00600 0,05864 0,00600 0,05864 0,01199 0,11718
Sumber: Data Pribadi (2021)
Berikut perhitungan tekanan pada saluran masuk dengan posisi damper terbuka
setengah.
Diketahui = 996,25 kg/m3
g = 9,81 m/s
h = 0,00246 m
Ditanya :P =?
Jawab :
Berikut perhitungan tekanan pada saluran masuk dengan posisi damper tertutup
penuh.
Diketahui = 996,25 kg/m3
g = 9,81 m/s
h =0m
Ditanya :P =?
Jawab :
Berikut perhitungan aliran volume pada saluran masuk dengan posisi damper
terbuka setengah.
Berikut perhitungan aliran volume pada saluran masuk dengan posisi damper
terbuka setengah.
Berikut perhitungan tekanan pada saluran masuk dengan posisi damper terbuka
setengah.
Diketahui = 996,25 kg/m3
g = 9,81 m/s
h = 0,00323 m
Ditanya :P =?
Jawab :
Berikut perhitungan tekanan pada saluran masuk dengan posisi damper tertutup
penuh.
Diketahui = 996,25 kg/m3
g = 9,81 m/s
h = 0,004 m
Ditanya :P =?
Jawab :
Berikut perhitungan tekanan pada saluran masuk dengan posisi damper terbuka
penuh.
Diketahui = 996,25 kg/m3
g = 9,81 m/s
h = 0,00374 m
Ditanya :P =?
Jawab :
Berikut perhitungan tekanan pada saluran masuk dengan posisi damper terbuka
setengah.
Diketahui = 996,25 kg/m3
g = 9,81 m/s
h = 0,00222 m
Ditanya :P =?
Jawab :
Berikut perhitungan tekanan pada saluran masuk dengan posisi damper tertutup
penuh.
Diketahui = 996,25 kg/m3
g = 9,81 m/s
h =0m
Ditanya :P =?
Jawab :
Berikut perhitungan tekanan pada saluran masuk dengan posisi damper terbuka
penuh.
Diketahui = 996,25 kg/m3
g = 9,81 m/s
h = 0,00762 m
Ditanya :P =?
Jawab :
Berikut perhitungan tekanan pada saluran masuk dengan posisi damper terbuka
setengah.
Diketahui = 996,25 kg/m3
g = 9,81 m/s
h = 0,00803 m
Ditanya :P =?
Jawab :
Berikut perhitungan tekanan pada saluran masuk dengan posisi damper tertutup
penuh.
Diketahui = 996,25 kg/m3
g = 9,81 m/s
h = 0,00858 m
Ditanya :P =?
Jawab :
BAB V
PEMBAHASAN
Saluran Masuk
0,045 Saluran Keluar
Kenaikan Tekanan Statis
0,040
0,035
0,030
0,025
0,020
0,015
0,010
0,005
Gambar 5.1 menunjukkan hubungan putaran fan terhadap tekanan pada saluran
masuk, saluran keluar, dan kenaikan tekanan statis. Besarnya tekanan pada saluran
masuk dan saluran keluar adalah sama, karena nilai ketinggian manometer yang
dihasilkan memiliki nilai yang sama besar. Berdasarkan Gambar 5.1, semakin besar
RPM pada fan, maka semakin tinggi tekanan pada saluran masuk, saluran keluar,
maupun saluran efektif. Hubungan linier antara putaran fan dan tekanan dikarenakan
semakin tingginya putaran pada fan, maka akan semakin tinggi intensitas udara yang
masuk maupun keluar. Intensitas udara ini menyebabkan tekanan semakin tinggi. Hal
ini ditunjukkan oleh tekanan tertinggi yang dihasilkan sebesar 0,04056 kPa, RPM 1300
pada saluran masuk ; 0,02033 kPa, RPM 1300 pada saluran keluar. Perbedaan tekanan
tertinggi terjadi pada perbedaan tekanan statis sebesar 0,04056 kPa pada RPM 1300.
Hal ini menunjukkan perbedaan tekanan pada jalur masuk dan keluar memiliki nilai
tertinggi di masing-masing putaran. Faktor yang mempengruhi diantaranya yakni
ketinggian air pada manometer, massa jenis air pada manometer, suhu air pada
manometer, serta besarnya percepatan gravitasi bumi (Munson dkk., 2013).
0,08
Tekanan Keluar
0,07
Tekanan Masuk
Beda Tekanan
0,06
0,05
0,04
0,03
0,02
0,01
0,00
dengan posisi demper tertutup penuh yakni 0 KPa. Nilai tekanan masuk akan semakin
meningkat seiring dengan meningkatnya lebar bamper yang dibuka. Hal ini
dikarenakan laju aliran udara akan semakin tinggi jika sistem memiliki celah untuk
masuknya udara (Dewangga & Yamin, 2021). Semakin tinggi laju aliran udara, maka
semakin tinggi pula nilai tekanan masuk pada saluran (Rajput, 2011). Tekanan keluar
pada posisi damper terbuka penuh memiliki nilai 0,00308 kPa. Nilai tekanan ini akan
semakin meningkat ketika damper semakin ditutup. Hal ini dikarenakan aliran udara
akan terhambat oleh posisi damper ketika celah masuk udara berkurang. Jika posisi
damper tertutup penuh, maka laju aliran udara dari saluran buang fan akan terhambat
dan fluida udara akan semakin termampatkan sehingga tekanan semakin tinggi
(Munson dkk., 2013).
0,10
Tekanan Efektif
0,09
0,08
0,07
0,06
0,05
0,04
venturi. Terlihat bahwa semakin besar putaran fan maka tekanan efektif venturi
semakin besar. Hal ini dikarenakan pada venturi memiliki daerah luas penampang
besar dan kecil. Mula-mula udara yang mengalir dari fan menuju kearah venturi diawali
di daerah dengan luas penampang besar. Sesuai hukum kontinuitas maka kecepatannya
rendah. Setelah itu mengalir ke venturi dengan luas penampang kecil. Semakin kecil
luas penampang maka semakin besar kecepatannya akibatnya tekanannya akan
semakin kecil. Sehingga terjadi perbedaan tekanan yang signifikan pada luas
penampang besar dengan luas penampang kecil. Gambar 5.3 menunjukkan hubungan
kecepatan putaran terhadap perbedaan tekanan efektif masuk dan keluar. Metode ini
menggunakan variasi venturi pada saluran keluar fan. Grafik menunjukkan bahwa
semakin tinggi putaran fan, maka semakin tinggi pula perbedaan tekanannya. Faktor
yang mempengaruhi grafik ini yakni nilai percepatan gravitasi, nilai massa jenis fluida
pada manometer, serta ketinggan akibat dari manometer yang disambungkan ke saluran
keluar pada venturi dan saluran masuk pada fan. Selain itu, tekanan juga dipengaruhi
dari bentuk venturi dan perbedaan luas penampang pada venturi (Douglas dkk., 2016).
Geometri dari venturi yang dipakai yakni bentuk fillet pada inlet nya dan
dilanjutkan dengan bentuk champer pada outlet. Geometri venturi ini mengakibatkan
laju aliran udara lebih tinggi dibandingkan dengan bentuk venturi tanpa adnya fillet dan
champer. Hal ini dikarenakan ppartikel udara akan langsung menabrak dinding venturi
jika tidak adanya fillet, maka, tekanannya akan semakin tinggi. Selain itu, faktor lain
yang mempengaruhi yakni diameter dalam dari venturi. diameter yang dipakai dalam
penilitian ini yakni 40 mm. semakin kecil diameter, maka akan semakin kecil laju aliran
sehingga tekanannya akan meningkat (Rajput, 2008).
0,0014
0,0010
0,0008
0,0006
0,0004
0,0002
0,0000
-0,0002
0,00 0,05 0,10 0,15 0,20
Terbuka Penuh = 1 Terbuka Sebagian = 0,5 Tertutup Penuh = 0
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Dari pelaksanaan praktikum Centrifugal Fan Apparatus dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut.
a. Dari hasil praktikum, karakteristik dan prinsip Centrifugal Fan Apparatus
merupakan hubungan antara putaran fan dengan beda tekanan dan dengan volume
aliran.
b. Berdasarkan hasil praktikum, besar kecilnya bukaan damper yang digunakan dapat
mempengaruhi beda tekanan dan volume aliran pada Centrifugal Fan Apparatus.
c. Dari kedua metode yang digunakan pada praktikum Centrifugal Fan Apparatus
menunjukkan hasil yang berbeda. Hal ini dikarenakan setiap metode memiliki
parameter-parameter tersendiri yang mempengaruhi perolehan nilai.
d. Berdasarkan hasil praktikum, hubungan antara putaran fan dengan beda tekanan
adalah semakin besar putaran fan maka beda tekanan masuk semakin kecil.
Perbandingannya berbanding terbalik. Semakin besar putaran fan maka tekanan
keluar semakin besar dan semakin besar putaran fan maka tekanan keluar semakin
besar pada beda tekanan statis semakin besar dengan kata lain berbanding lurus
6.2 Saran
Dari pelaksanaan praktikum Centrifugal Fan Apparatus dapat diperoleh beberapa
saran sebagai berikut.
a. Sebaiknya praktikan mentaati peraturan yang sudah ditentukan dengan baik dan
benar ketika praktikum dilaksanakan.
b. Praktikan sebaiknya memperhatikan kedisiplinan dengan datang tepat waktu
ketika praktikum karena waktu untuk praktikum sangatlah terbatas.
c. Pengujian dari kedua metode dilakukan dengan cermat dan teliti, agar memperoleh
hasil yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Avallone, E. A., & Iii, T. B. (1997). Marks standard handbook for mechanical
engineers. In Choice Reviews Online (Vol. 34, Issue 06).
https://doi.org/10.5860/choice.34-3330
Medi, A., & Rizal, S. (2015). Desain optimasi sudu kipas sentrifugal. Jurnal Austenit,
7, 11 16. https://www.jurnal.polsri.ac.id/index.php/austenit/article/view/833