LABORATORIUM PENGUKURAN
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan pada TUHAN YANG MAHA ESA. Yang
telah memberikan kesehatan pada penulis sehingga dapat menyelesaikan laporan
ini dengan tepat waktu.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih pada kedua orang tua yang
sampai sekarang ini masih sudi membiyayai seluruh keperluan penulis dalam
pembuatan laporan ini. Terima kasih juga penulis ucapkan pada Ibu Anita
Susilawati sebagai dosen pengampu mata kuliah Metrologi Industri dan pada para
asisten yang selalu membantu penulis dalam proses penulisan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini banyak kekurangan.
Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk
menyempurnakan laporan ini guna untuk dunia pendidikan dan penulis sendiri.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. I
DAFTAR ISI ........................................................................................................... II
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ IV
DAFTAR TABEL ................................................................................................. VI
DAFTAR NOTASI .............................................................................................. VII
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ...................................................................................................1
1.2 Tujuan Praktikum..............................................................................................1
1.3 Manfaat Praktikum............................................................................................1
1.4 Sistematika Penulisan ......................................................................................1
BAB II TEORI DASAR
2.1 Pengertian .........................................................................................................3
2.2 Macam-Macam Mistar Ingsut ...........................................................................6
2.3 Cara kerja dan Prinsip Kerja ...........................................................................11
2.4 Perkembangan Mistar Ingsut ..........................................................................12
2.5 Komponen Mistar Ingsut ................................................................................14
2.6 Cara Penggunaan Mistar Ingsut ......................................................................18
BAB III METODOLOGI
3.1 Prosedur Praktikum Teoritis ...........................................................................19
3.2 Prosedur Praktikum Aktual .............................................................................19
3.3 Alat dan Bahan ................................................................................................22
BAB IV DATA PENGAMATAN
4.1 Data Pengamatan V-block ................................................................................25
BAB V ANALISA DATA
5.1 Pengolahan Data ..............................................................................................28
5.2 Analisa Data ....................................................................................................39
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan ......................................................................................................41
6.2 Saran ................................................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA
ii
LAMPIRAN
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
Gambar 3.9 Pengukuran ........................................................................................ 22
Gambar 3.10 Skala Nonius ................................................................................... 23
Gambar 3.11 Jam Ukur ......................................................................................... 23
Gambar 3.12 Digital .............................................................................................. 23
Gambar 3.13 V-Block ............................................................................................ 24
Gambar 3.14 Bantalan ........................................................................................... 24
Gambar 4.1 Posisi Ukur V Block ....................................................................... 25
Gambar 4.2 Ukur Meja Bertingkat........................................................................ 27
Gambar 5.1 Grafik % Error Pengamat A V-Block ............................................... 31
Gambar 5.2 Grafik % Error V Block Pengamat B ............................................. 34
Gambar 5.3 Grafik % Error Meja Bertingkat Pengamat A ................................... 36
Gambar 5.4 Grafik % Error Meja Bertingkat Pengamat B ................................... 39
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR NOTASI
Mm = milimeter
%Error= persen Error
UR = Universitas Riau
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
2.1 Pengertian
Mistar ingsut adalah alat ukur linear langsung yang serupa dengan mistar
ukur yang memiliki skala utama pada batang dengan ujung ada berupa ekor untuk
mengukur ketinggian dari sebuah dimensi. Mistar ingsut ini memiliki banyak
nama lain seperti sikmat, jangka sorong, vernier calliper maupun jangka geser.
Penamaan tersebut biasanya timbul karena kebiasan dari sebuah wilayah atau
kelompok dan julukan dari sebuah daerah.
Kalibrasi terhadap suatu alat ukur adalah proses pengujian dari kebenaran
penunjukan hasil pengukuran suatu alat ukur yang bertujuan untuk menentukan
kelayakan suatu alat ukur untuk dapat digunakan dipengukuran suatu benda ukur.
Pada ujung mistar ingsut ini ada dua rahang yaitu rahang atas dan rahang bawah
yang memiliki fungsi yang berbeda. Pada rahang atas berguna untuk mengukur
celah dari dari sebuah bidang dimensi. Sedangkan yang berfungsi untuk sensor
dalam proses pengukuran. Rahang ini ada dua, yaitu rahang atas dan rahang
bawah yang mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Pada rahang atas berguna
untuk mengukur celah dari sebuah bidang dimensi. Sedangkan rahang bawah
berguna untuk mengukur panjang sebuah dimensi maupun untuk mengukur
diameter luar dari sebuah tabung. Rahang tetap adalah rahang yang bergabung
dengan batang dari mistar ingsut ini. Sedangkan rahang geser merupakan rahang
yang bagiannya terpisah dengan batang ukur, dan di rahang geser ini letak dari
skala nonius dari sebuah jangka sorong.
Pengukuran dilakukan dengan cara menjepit benda ukur menggunakan
rahang sensor yang ada pada mistar ingsut ini. Jika pengukuran ketinggian
memungkinkan menggunakan ekor dari jangka sorong ini. Caranya dengan cara
mengeluarkan ekor dari jangka sorong ini lalu menabrakkannya dengan batang
dari alat ukur ini dan dengan permukaan benda yang sedang di ukur.
Pada saat proses melakukan pengukuran dan kita mengalami kesulitan
dalam membaca skala yang di tunjukkan, kita bisa mengunci rahang geser dengan
3
4
cara memutar pengunci dan mengunci pergerakan rahang geser dengan batang
ukur. Jika sudah dirasa sensor menyentuh dari bagian dimensi yang sedang ingin
di ukur, maka kita dapat menggunakan fitur pengunci dari mistar ingsut ini.
Setelah itu kita bisa membawanya ke tempat yang mudah untuk dilakukan
pembacaan pengukuran tersebut.
Sebuah benda ukur ada kalanya kita di tuntut untuk membaca ukuran dari
kedalaman sebuah benda kerja. Misalnya untuk mengukur kedalaman sebuah
lubang spy dari poror dan menghitung lubang fully. Agar spi yang di buat tidak
kepanjangan dan tidak mengganggu poros lain maka ukuran dari spy yang di buat
harus sesuai.
Cara pengukurannya adalah dengan cara mengeluarkan ekor dari jangka
sorong dengan menggeser rahang geser yang ada pada jangka sorong. Setelah
ekor keluar maka langkah selanjutnya adalah mengukur lubang dari spy tersebut,
dengan cara memasukkan ekor tersebut pada lubang yang akan di ukur
kedalamannya. Dalam memasukkan ekor dalam lubang harus mencapai dasar dari
lubang tersebut dan tidak boleh menggantung atau tidak sampai pada dasar lubang
tersebut.
Penggunaan alat ini sangatlah sensitif. Jika terjadi benturan terjadi pada
rahang dan rahang mengalami cacat maka hasil pengukuran akan menjadi kurang
akurat karena dalam jangka sorong memiliki ketelitian hingga 0,02 mm.
Penggunaan jangka sorong hanya di gunakan pada benda yang bersifat keras saja,
karena benda yang bersifat lunak akan mengalami perubaghan bentuk saat di
lakukan penekanan dengan rahang atau sensor dari jangka sorong ini. Pengukuran
yang dilakukan juga hanya melakukan pengukuran pada benda yang nampak saja.
Jika benda tidak dapat di sentuh oleh sensor mistar ingsut maka pengukuran akan
tidak akurat.
Sebenarnya bahan dari rahang mistar ingsut ini digunakan bahan yang
sangat keras sehingga hal-hal di atas bisa di minimalisirkan. Pembuatan sensor
dari alat ukur ini seharusnya di gunakan bahan yang keras sehingga tahan aus dan
dirancang dengan ketelitian geometrik yang tinggi. Kerataan masing-masing
bidang pembimbing dan kesejajaran di rancang dengan toleransi yang tinggi.
5
Guna dari toleransi tersebut agar permukaan kedua sensor tetap sejajar, dengan
demikian, meskipun tak segaris, garis ukur dan garis nonius dimensi di usahakan
harus sejajar untuk mengurangi efek kesalahan dalam pembacaan ukuran.
Pembacaan garis skala linier dilakukan menggunakan garis indeks yang
terletak pada peluncur atau rahang geser. Dan posisinya relatif terhadap skala
interpolarisasikan dengan skala nonius mistar ingsut. Berdasarkan cara
membacanya mistar ingsut ada 3 jenis, mistar ingsut nonius, mistar ingsut jam
ukur, mistar ingsut digital.
Peraba atau sensor yang ada pada mistar ingsut ini termasuk dalam sensor
mekanik. Karena peraba pada mistar ingsut kontak langsung dengan benda yang
sedang di ukur. Lalu ukuran dapat di baca pada skala yang ada pada batang ukur
yang telah ada di alat ukur ini.
mistar ingsut jam ukur tidak berlaku hal seperti ini karena dapat di kembalikan ke
titik nol seperti sedia kala.
skala utama dengan skala nonius. Untuk jenis mistar ingsut jam ukur prinsip
kerjanya sama dengan mistar ingsut nonius, hanya saja pembacaan skala
noniusnya dapat dilihat pada jam ukur. Sedangkan untuk mistar ingsut digital,
hasil pengukuran langsung dapat dibaca pada digital.
Pembacaan skala utama di lakukan melalui garis indeks yang terletak pada
rahang geser yang bersatu dengan rahang gerak. Selain dengan jenis skala nonius
ada jangka yang menggunakan skala jam ukur dan skala digital. Pengembangan
alat ini di karenakan untuk mempermudak pekerjaan manusia dalam mengukur.
yaitu 0,10 , 0,05 atau 0,02 mm. Semakin tinggi kecermatan dari jangka
sorong ini semakin banyak pula garis yang ada pada skala nonius
tersebut. Mistar ukur nonius ada dua macam yaitu yang hanya memiliki
rahang ukur bawah dan yang lain mempunyai rahang ukur bawah dan
atas. Mistar ingsut yang hanya memiliki rahang ukur bawah saja
digunakan untuk mengukur dimensi luar dan dimensi dalam dari benda
ukur. Sedangkan mistar ukur yang mempunyai rahang ukur atas dan
bawah dapat digunakan untuk mengukur dimensi luar dan dalam,
kedalaman dan ketinggian alur bertingkat.
19
20
25
40
BAB V
ANALISA DATA
12,64 mm 12,3 mm
B = | | X 100 % = 2,76 %
12,3 mm
4,74 mm4,85 mm
C = | | X 100 % = 2,72 %
4,85 mm
13,1 mm13,16mm
D = | | X 100 % = 0,64 %
13,16 mm
6,96 mm6,74 mm
E = | | X 100 % = 3,26 %
6,74 mm
15,24 mm15,72 mm
F = | | X 100 % = 3,05 %
15,72 mm
4 mm4,08mm
G = | | X 100 % = 1,96 %
4,08 mm
5,86 mm5,95 mm
H = | | X 100 % = 2,5 %
5,95 mm
13,7 mm13,7 mm
I = | | X 100 % = 0 %
13,7 mm
12,4 mm12,2 mm
J = | | X 100 % = 1,64 %
12,2 mm
4,7 mm4,72 mm
K = | | X 100 % = 0,42 %
4,72 mm
29
5,08 mm5,06 mm
L = | | X 100 % = 0,4 %
5,06 mm
5,44 mm5,44 mm
M= | | X 100 % = 0 %
5,44mm
11,46 mm11,36 mm
N = | | X 100 % = 0,88 %
11,36 mm
13,88 mm13,84mm
O = | | X 100 % = 0,29 %
13,84 mm
3,96 mm3,95 mm
P = | | X 100 % = 0,25 %
3,95 mm
5,9 mm5,96 mm
Q = | | X 100 % = 1,01 %
5,96 mm
15,2 mm15,3 mm
R = | | X 100 % = 0,65 %
15,3 mm
70,1 mm70,09 mm
S = | | X 100 % = 0.01 %
70.09 mm
35,2 mm35,18 mm
T = | | X 100 % = 0,06 %
35,18 mm
Jam Ukur(mm)Digital(mm)
% = | | X 100 %...................................... (5.2)
Digital(mm)
6,7 mm6,88 mm
A = | | X 100 % = 2,62 %
6,88 mm
12,4 mm 12,3 mm
B = | | X 100 % = 0,81 %
12,3 mm
4,95 mm4,85 mm
C = | | X 100 % = 2,06 %
4,85mm
13,1 mm13,16 mm
D = | | X 100% = 0,46 %
13,16 mm
6,55 mm6,74 mm
E= | | X 100 % = 2,82 %
6,74 mm
30
15,55 mm15,72 mm
F = | | X 100 % = 1,08 %
15,72 mm
4 mm4,08 m
G = | | X 100 % = 1,96 %
4,08 mm
5,95 mm6,01 mm
H = | | X 100 % = 1 %
6,01 mm
13,3 mm13,7 mm
I = | | X 100 % = 2,92 %
13,7 mm
112,5 mm12,2 mm
J = | | X 100 % = 1,23 %
12,2 mm
4,75 mm4,72 mm
K = | | X 100 % = 0,64 %
4,72 mm
5,05 mm5,06 mm
L = | | 100 % = 0,2 %
5,06 mm
5,65 mm5,44 mm
M= | | X 100 % = 3,83 %
5,44 mm
11,15 mm11,36 mm
N = | | X 100 % = 1,85 %
11,36 mm
13,65 mm13,84 mm
O = | | X 100 % = 1,37 %
13,84 mm
4,05 mm3,95 mm
P = | | X 100 % = 2,53 %
3,95 mm
6,1 mm5,96 mm
Q = | | X 100 % = 2,35 %
5,96 mm
15,2 mm15,3 mm
R = | | X 100 % = 0,65 %
15,3 mm
70,05 mm70,09 mm
S = | | X 100 % = 0,06 %
70,09 mm
35,2 mm35,18 mm
T= = | | X 100 % = 0,06 %
35,18 mm
40
5%
4%
%Error
3%
2%
1%
0%
a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t
Titik Pengamatan
Nonius dn Digital Jam Ukur dan Digital
6 mm5,97 mm
H = | | X 100 % = 0,5 %
5,97 mm
13,35 mm13,48 mm
I =| | X 100 % = 0,96 %
13,48 mm
12,1 mm11,72 mm
J =| | X 100 % = 3,24 %
11,72 mm
4,54 mm4,54 mm
K =| | X 100 % = 0 %
4,54 mm
5,1 mm5,01 mm
L = | | X 100 % = 1,8%
5,01 mm
5,82 mm5,7 mm
M= | | X 100 % = 2,11 %
5,7 mm
11,2 mm11,4 mm
N = | | X 100 % = 1,75 %
11,4 mm
13,74 mm13,7mm
O = | | X 100 % = 0,29 %
13,7 mm
4,1 mm3,98 mm
P = | | X 100 % = 3.02 %
3,98 mm
5,944mm5,9 mm
Q = | | X 100 % = 0,68 %
5,9mm
15,1mm15,11 mm
R = | | X 100 % = 0.6 %
15,11 mm
70 mm70,02 mm
S = | | X 100 % = 0,3 %
70,02mm
35,1 mm35,12 mm
T = | | X 100 % = 0,06 %
35,12mm
Jam Ukur(mm)Digital(mm)
% | | X 100 %.....................(5.4)
Digital
6,65 mm 6,91 mm
A = | | X 100 % = 3,76 %
6,91 mm
12,3 mm 12,17 mm
B = | | X 100 % = 1,07 %
12,17 mm
5 mm4,95 mm
C = | | X 100 % = 1,01 %
4,95 mm
33
13,05 mm13,63 mm
D = | | X 100 % = 4,26 %
13,63 mm
6,85 mm6,39 mm
E = | | X 100 % = 7,20 %
6,39 mm
15,55 mm15,55 mm
F = | | X 100 % = 0 %
15,55 mm
4,05 mm3,85 mm
G = | | X 100 % = 5,19 %
3,85 mm
6 mm5,97 mm
H = | | X 100 % = 0,5 %
5,97 mm
13,3 mm13,48 mm
I = | | X 100 % = 1,34 %
13,48 mm
12,4 mm11,72 mm
J = | | X 100 % = 5,8 %
1,72 mm
4,8 mm4,54 mm
K = | | X 100 % = 5,73 %
4,54 mm
5,05 mm5,01 mm
L = | | X 100 % = 0,80 %
5,01 mm
5,45 mm5,7 mm
M= | | X 100 % = 4,39 %
5,7 mm
11,5 mm11,4 mm
N = | | 100 % = 0,88%
11,4 mm
13,7 mm13,7 mm
O = | | X 100 % = 0 %
13,7 mm
4,05 mm4,98 mm
P = | | X 100 % = 1,76 %
4,98 mm
6 mm5,9 mm
Q = | | X 100 % = 1,69 %
5,9 mm
15,2 mm15,11 mm
R = | | X 100 % = 0,6 %
15,11 mm
70,01 mm70,02 mm
S = | | X 100 % = 0.11 %
70,02 mm
35,15 mm35,12 mm
T= | | X 100 % = 0,09%
35,12 mm
34
2. Meja Bertingkat
1. Pengamat A
94,84 mm 94,82 mm
B = | | X 100 % = 0,02 %
94,82 mm
91,18 mm91,1 mm
C = | | X 100 % = 0,09 %
91,1 mm
19,4 mm19,46 mm
D = | | X 100 % = 0,31 %
19,46 mm
44,44 mm44,5 mm
E = | | X 100 % = 0,13 %
44,5 mm
132,38 mm132,41 mm
F= | | X 100 % = 0,02 %
132,41 mm
35
20,84 mm20,82 mm
G = | | X 100 % = 0.1 %
20,82 mm
24,7 mm24,68 mm
H = | | X 100 % = 0,08 %
24,68 mm
12,2 mm12,2 mm
I = | | X 100 % = 0 %
12,2 mm
30 mm29,94 mm
J = | | X 100 % = 0,2%
29,94 mm
17,76 mm17,75 mm
K = | | X 100 % = 0,06 %
17,75 mm
11,78 mm11,79 mm
L = | | X 100 % = 0,08 %
11,79 mm
54 mm53,96 mm
M= | | X 100 % = 0.07 %
53,96 mm
94,9 mm 94,82 mm
B = | | X 100 % = 0,08 %
94,82 mm
91,15 mm91,1 mm
C = | | X 100 % = 0,05 %
91,1 mm
19,4 mm19,46mm
D = | | X 100 % = 0,31 %
19,46 mm
44,45 mm44,5 mm
E = | | X 100 % = 0,11 %
44,5 mm
132,4 mm132,41 mm
F=| | X 100 % = 0,01 %
132,41 mm
36
20,95 mm20,82 mm
G = | | X 100 % = 0,62 %
20,82 mm
24,55 mm24,68 mm
H = | | X 100 % = 0,53 %
24,68 mm
12,35 mm12,2 mm
I = | | X 100 % = 1,23 %
12,2 mm
30 mm29,94 mm
J = | | X 100 % = 0,2 %
29,94mm
17,8 mm17,75 mm
K = | | X 100 % = 0,28 %
17,75 mm
11,75 mm11,79 mm
L = | | X 100 % = 0,34 %
11,79 mm
54 mm53,93 mm
M= | | X 100 % = 0,07 %
53,93 mm
Pengamat B
a. Mistar ingsut nonius dengan mistar ingsut digital
NoniusDigital
% | | X 100 %.....................................(5.7)
Digital
11,6 mm11,52 mm
A = | | X 100 % = 0,69 %
11,52 mm
94,86 mm 94,88 mm
B = | | X 100 % = 0,02%
94,88 mm
91,14 mm91,23 mm
C = | | X 100 % = 0,1 %
91,23mm
19,34 mm19,37mm
D = | | X 100 % = 0,15 %
19,37 mm
44,4 mm44,44 mm
E = | | X 100 % = 0,09 %
44,44mm
132,3 mm132,38mm
F = | | X 100 % = 0,06 %
132,38 mm
20,74 mm20,22 mm
G = | | X 100 % = 2,57 %
20,22 mm
24,74 mm24,8 mm
H = | | X 100 % = 0,24%
24,8 mm
12,24 mm12,35 mm
I = | | X 100 % = 0,89%
12,35 mm
29,94 mm 29,92mm
J = | | X 100 % = 0,07 %
29,92mm
17,84 mm17,76 mm
K = | | X 100 % = 0,45 %
17,76 mm
11,6 mm11,14 mm
L = | | X 100 % = 4,13 %
11,14 mm
5,84 mm53,92 mm
M= | | X 100 % = 0,15 %
53,92 mm
38
94,9 mm94,88mm
B = | | X 100 % = 0,02 %
94,88 mm
91,05 mm91,23 mm
C = | | X 100 % = 0,2 %
91,23 mm
19,4 mm19,37 mm
D = | | X 100 % = 0,15 %
19,37 mm
44,45mm44,44 mm
E = | | X 100 % = 0,02 %
44,44 mm
132,4 mm132,38 mm
F = | | X 100 % = 0,02 %
132,38 mm
20,65 mm20,22 mm
G = | | X 100 % = 2,13 %
20,22 mm
24,5 mm24,8 mm
H = | | X 100 % = 1,21 %
24,8 mm
12,2 mm12,35 mm
I = | | X 100 % = 1,21 %
12,35mm
29,96 mm29,92 mm
J = | | X 100 % = 0,13 %
29,92 mm
17,78 mm17,76 mm
K = | | X 100 % = 0,06 %
17,76 mm
11,75 mm11,14 mm
L = | | X 100 % = 5,48 %
11,14 mm
53,9 mm53,92 mm
M= | | X 100 % = 0,04 %
53,92 mm
39
2.50%
2.00%
1.50%
1.00%
0.50%
0.00%
a b c d e f g h i j k l m
6.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari laporan ini adalah :
1. Pratikum yang digunakan dalam mistar ingsut ini menggunakan mistar
ingsut digital, mistar ingsut jam ukur dan mistar ingsut nonius.
2. Pangkalibrasian yang dilakukan dalam pratikum ini adalah dengan cara
memposisikan angka nol pada skala utama dan skala nonius sejajar.
Dengan kata lain harus sejajar. Pengkalibrasian mempengaruhi hasil
pengukuranyang dilakukan.
6.2 Saran
Adapun saran dari pratikum dan laporan ini adalah :
1. Sebaiknya sebelum melakukan pengukuran periksa alat ukur dalam
keadaan baik atau tidak.
2. Sebaiknya dalam pengukuran dilakukan dengan serius
3. Sebelum pratikum dilakukan sebaiknya pratikan dapat menguasai cara
pembacaan dan cara kalibrasi.
41
LAMPIRAN