DEFLEKSI
Oleh:
Pekanbaru,September 2022
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................iii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iv
DAFTAR NOTASI................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Tujuan Percobaan...............................................................................................1
1.3 Manfaat Percobaan.............................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Defleksi..............................................................................................................3
2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Defleksi................................................................4
2.3 Jenis – Jenis Defleksi.........................................................................................5
2.4 Jenis Tumpuan...................................................................................................7
2.5 Tipe Batang........................................................................................................9
BAB III METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan.................................................................................................12
3.2 Prosedur Praktikum..........................................................................................15
BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Pengujian.................................................................................................19
4.2 Pengolahan Data..............................................................................................21
4.3 Analisis Data....................................................................................................26
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan......................................................................................................32
5.2 Saran.................................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................33
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
Gambar 4.29 Batang Dengan Tumpuan Jepit-Rol Dan Beban Pada Bagian Ujung
Batang....................................................................................................................20
Gambar 4.30 Batang Dengan Tumpuan Jepit-Rol Dan Beban . Pada Bagian Ujung
Batang....................................................................................................................20
Gambar 4.31 Grafik Defleksi Pengujian vs Teoritis Jepit – Rol Beban Tengah
Spesimen 1.............................................................................................................26
Gambar 4.32 Grafik Defleksi Pengujian vs Teoritis Jepit – Rol Beban Tengah
Spesimen 2.............................................................................................................27
Gambar 4.33 Grafik Defleksi Pengujian vs Teoritis Jepit – Rol Beban Tengah
Spesimen................................................................................................................27
Gambar 4.34 Grafik Defleksi Pengujian vs Teoritis Jepit - Rol Beban Ujung
Spesimen 1.............................................................................................................28
Gambar 4.35 Grafik Defleksi Pengujian vs Teoritis Jepit - Rol Beban Ujung
Spesimen 2.............................................................................................................28
Gambar 4.36 Grafik Defleksi Pengujian vs Teoritis Jepit - Rol Beban Ujung
Spesimen 3.............................................................................................................29
Gambar 4.37 Grafik Defleksi Pengujian vs Teoritis Engsel - Rol Beban Tengah
Spesimen 1.............................................................................................................29
Gambar 4.38 Grafik Defleksi Pengujian vs Teoritis Engsel - Rol Beban Tengah
Spesimen 2.............................................................................................................30
Gambar 4.39 Grafik Defleksi Pengujian vs Teoritis Engsel - Rol Beban Tengah
Spesimen 3.............................................................................................................30
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR NOTASI
P Beban N
X Posisi Pengujian mm
I Inersia mm4
L Panjang Batang mm
δ Defleksi mm
vi
1
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Defleksi
Defleksi adalah perubahan bentuk yang dialami suatu material akibat dari
pembebanan, baik itu dari arah vetikal maupun hoizontal. Defleksi sangat
berpengaruh terhadap kekuatan, terutama kemampuan menahan beban. Semakin
besar angka defleksi terjadi, maka perubahan bentuk alat pun semakin besar. Jika
perubahan bentuk semakin besar, maka alat tersebut dapat berubah fungsi (yang
seharusnya bisa menahan beban, karena berubah bentuk menjadi tidak tahan akan
beban) (Sobari,2020)
Pembebanan pada suatu batang atau balok yang ditumpu pada ujung-
ujungnya menyebabkan sumbu batang atau balok mengalami lenturan. Lenturan
ini membentuk suatu kurva dan disebut kurva defleksi .Akibat lainnya dari
pembebanan ini, pada setiap penampang batang atau balok akan terjadi tegangan
lentur dan tegangan geser. Deformasi yang terjadi besarnya tergantung pada
bentuk penampang lintang batang dan sifat mekanis bahan.Defleksi dan tegangan
ini merupakan salah satu kriteria dalam mendisain suatu konstruksi. Amannya
suatu konstruksi harus memenuhi persyaratan batas nilai defleksi. Dalam aplikasi,
besarnya defleksi yang terjadi akibat pembebanan harus kecil yang artinya
kelengkungan kurva defleksi hampir mendatar. Dan tegangan yang terjadi harus
kecil dari tegangan yang diisinkan untuk bahan yang digunakan. Hal ini berlaku
untuk kondisi statis maupun kondisi dinamis.Untuk kondisi dinamis misalnya
pada poros atau rotor suatu konstruksi mesin dimana putaran kritis yang terjadi
tergantung pada nilai defleksi maksimum yang diperoleh. Semakin kecil defleksi
akan semakin besar putaran kritis dan berlaku sebaliknya. Kerusakan (patah) suatu
poros atau rotor akan terjaddi apabila putaran kritis berimpit dengan putaran
normalnya (frekuensi pribadi sistem sama dengan frekuensi gaya luar), sehingga
akan menyebabkan defleksi yang terjadi adalah amat besar, kondisi ini harus
dihindari (Jasron,2015)
Dalam menganalisis balok maka balok akan dibedakan atas dua jenis yaitu
balok statis tertentu apabila dapat diperoleh semua reaksi, gaya geser, momen
4
lentur dari diagram benda bebas dan persamaan kesetimbangan dan balok statis
tak tentu apabila banyaknya reaksi melebihi banyaknya persamaan kesetimbangan
independen. Jenis dan banyaknya tumpuan pada sepanjang balok akan sangat
mempengaruhi analisis dari balok tersebut. Apabila suatu balok adalah statis tak
tentu, maka persamaan kesetimbangan tidak cukup dan dibutuhkan persamaan
tambahan lain. Metode paling mendasar untuk menganalisis balok statis tak tentu
adalah dengan memecahkan persamaan diferensial kurva defleksi. Hampir semua
jenis struktur yang dijumpai sehari hari seperti rangka mobil, gedung, pipa-pipa,
dan pesawat terbang adalah statis tak tentu. Namun struktur seperti itu lebih rumit
daripada balok dan harus didesain dengan menggunakan cara-cara analitis yang
sangat canggih. Namun demikian banyak di antara cara-cara tersebut yang
didasarkan atas dasar analisis balok (Jasron,2015).
Defleksi adalah perubahan bentuk pada balok dalam arah y akibat adanya
pembebanan vertikal yang diberikan pada balok atau batang. (Yusuf,2020).
Deformasi pada balok secara sangat mudah dapat dijelaskan berdasarkan
defleksi balok dari posisinya sebelum mengalami pembebanan (Yusuf,2020).
Defleksi diukur dari permukaan netral ke posisi netral setelah terjadi
deformasi.Konfigurasi yang diasumsikan dengan deformasi permukaan netral
dikenal sebagai kurva elastis dari balok (Yusuf,2020).
2. Besar Pembebanan
Besar atau kecilnya gaya atau pembebanan yang diberikan pada batang
atau balok berbanding lurus dengan besarnya defleksi yang terjadi. Dengan kata
lain, semakin besar beban yang dialami oleh batang maka defleksi yang terjadi
pun semakin besar (Ngakan,2019).
4. Dimensi Batang
Posisi batang terhadap beban dan dimensi batang yang biasanya
ditunjukan dalam besaran momen inersia batang (Ngakan,2019).
5. Jenis Pembebanan
Terdapat dua jenis pembebanan yang dapat diberikan kepada batang, yaitu
beban terpusat yang merupakan gaya terjadap batang yang sangat terbatas dan
diidealisasikan untuk tujuan – tujuan analitis balok dan beban terdistribusi yang
merupakan gaya yang diberikan kepada batang lebih dari satu buah gaya atau
pembebanan.
2. Defleksi Lateral
Defleksi lateral adalah defleksi yang terjadi jika pembebanan tegak lurus
pada luas penampang (Nazaruddin, 2022).
Kajian tentang defleksi lateral telah dikembangkan oleh Popov E. P,
Ferdinand L. Singer dan Andew Pythel. Walaupun kedua kajian tersebut memiliki
teknik uraian yang berbeda, secara umum mendapatkan hasil yang sama
(Koten,2022).
Jika suatu bahan memiliki sifat fisik dan jenis tumpuan yang sama namun
mengalami perlakuan pembebanan yang berbeda maka pada bahan tersebut akan
terjadi suatu hubungan perubahan geometri. Suatu poros dapat mengalami
pembebanan lateral dan radial secara bergantian dan/atau bersamaan pada kondisi
tertentu. Perhitungan defleksi lateral dan radial secara terpisah merupakan suatu
persoalan yang tidak perlu dilakukan jika hubungan defleksi lateral dan radial ini
dapat ditentukan (Koten,2022).
Kajian tentang defleksi radial telah dikembangkan oleh Popov E. P.,
Ferdinand L. Singer dan Andew Pythel, serta Timoshenko P. Stephen, dan Gere
M. James. Walaupun kajian-kajian tersebut memiliki teknik uraian yang berbeda,
secara umum kajian tersebut mendapatkan hasil yang sama (Koten,2022).
2. Tumpuan Roller
Tumpuan Rol ini tidak dapat menahan gaya tarik dan tekan sembarang
arah . Tumpuan ini hanya bisa menahan gaya tekan dan gaya tarik berarah vertikal
saja. Tumpuan rol tidak dapat menahan momen atau meneruskan momen. Gaya
Reaksi rol ini dapat diproyeksikan pada arah vertikal.
Tumpuan roller menopang gaya tekan normal ke permukaan yang
ditopang secara tegak lurus
1. Batang Sederhana
Batang sederhana adalah batang yang pada ujung-ujung batang tersebut
terdapat tumpuan dan diberikan pembebanan disepanjang batang.
10
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
1. Dial Indikator
Dial indikator berfungsi untuk mengukur lendutan yang terjadi pada
sebuah batang uji disaat batang uji tersebut diberikan pembebanan.
3. Gantungan Massa/Beban
13
4. Benda Uji
Benda yang akan digunakan pada saat pengujian defleksi.
6. Tumpuan Rol
Tumpuan rol merupakan salah satu jenis tumpuan yang digunakan pada
pengujian defleksi.
8. Tumpuan Jepit
Tumpuan jepit berfungsi untuk menahan batang uji disaat pengujian
defleksi yang dapat menahan gaya vertikal, horizontal dan momen.
15
9. Meteran
Meteran berfungsi sebagai mengukur dimensi benda uji, jarak
pembebanan dan posisi pengukuran.
1. Ukur dimensi semua benda uji menggunakan alat ukur yang tersedia
16
3. Set posisi jam ukur pada posisi nol ketika batang uji tanpa diberi
pembebanan
4. Berikan pembebanan pada setiap batang uji di bagian tengah dari panjang
batang uji.
BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN
Gambar 4.28 Batang Dengan Tumpuan Jepit-Rol Dan Beban Pada Bagian
Tengah Batang
Tabel 4.2 Pengukuran Lendutan Batang Dengan Tumpuan Jepit-Rol Dan Beban
Pada Bagian Tengah Batang
Posisi Pengujian Defleksi Pengujian Defleksi Teoritis
Batang Uji
(mm) (mm) (mm)
No
X1 X2 X3 X1 X2 X3 X1 X2 X3
1. 200 450 550 0,1 2,41 1,83
2. 200 450 550 1,27 2,73 1,57
3. 200 450 550 0,09 0,29 0,16
Gambar 4.29 Batang Dengan Tumpuan Jepit-Rol Dan Beban Pada Bagian Ujung
Batang
Tabel 4.3 Pengukuran Lendutan Batang Dengan Tumpuan Jepit-Rol Dan Beban
Pada Bagian Ujung Batang
Posisi Pengujian Defleksi Pengujian Defleksi Teoritis
Batang Uji
(mm) (mm) (mm)
No
X1 X2 X3 X1 X2 X3 X1 X2 X3
1. 200 450 550 -1,38 4,23 7,23
2. 200 450 550 -1,73 3,81 8,42
3. 200 450 550 -0,16 0,39 1,08
Gambar 4.30 Batang Dengan Tumpuan Jepit-Rol Dan Beban Pada Bagian
Ujung Batang
Tabel 4.4 Pengukuran Lendutan Batang Dengan Tumpuan Engsel-Rol Dan Beban
Pada Bagian Tengah Batang
Batang Uji Posisi Pengujian Defleksi Pengujian Defleksi Teoritis
21
7,9968 N ×450 mm 2 2
δ= (3 ( 1010 mm ) −4 ( 450 mm ) )
N 4
12× 200.000 2
× 37,51 mm
mm
δ =89,952 mm
X3
22
7,9968 N ×550 mm
δ= (3 ( 1010 mm )2−4 ( 550mm )2)
N 4
12× 200.000 2
× 37,51 mm
mm
δ =90,39882111 mm
Batang Uji 2
PX 2 2
δ= (3 L −4 X )
48 EI
7,9968 N × 200 mm
δ= (3 ( 1010 mm )2−4 ( 200 mm )2)
N 4
48 ×200.000 2
×117 mm
mm
δ =3,958573 mm
X2
7,9968 N × 450 mm 2 2
δ= (3 ( 1010 mm ) −4 ( 450 mm ) )
N 4
48 ×200.000 2
×117 mm
mm
δ =6,825153462 mm
X3
7,9968 N × 550 mm 2 2
δ= (3 ( 1010 mm ) −4 ( 550 mm ) )
N 4
48 ×200.000 2
×117 mm
mm
δ =6,77552944 mm
Batang Uji 3
PX
δ= (3 L2−4 X 2 )
48 EI
7,9968 N × 200 mm 2 2
δ= (3 (1010 mm ) −4 (200 mm ) )
N 4
48 ×200.000 2
×520,833 mm
mm
δ=0,5599081456 mm
X2
7,9968 N × 450 mm 2 2
δ= (3 (1010 mm ) −4 ( 450 mm ) )
N 4
48 ×200.000 ×520,833 mm
mm2
δ =0,7919802282 mm
X3
23
7,9968 N × 550 mm 2 2
δ= (3 (1010 mm ) −4 (550 mm ) )
N 4
48 ×200.000 2
×520,833 mm
mm
δ =0,6161164093 mm
4.2.2 Pengolahan Lendutan Batang Dengan Tumpuan Jepit-Rol Dan Beban Pada
Bagian Ujung Batang
Batang Uji 1
PX 2 2
δ= ( X −a )
6 aEI
7,9968 N ×200 mm
δ= ¿
N 4
6 ×505 mm ×200.000 2
×37,51 mm
mm
δ=−0,0151291mm
X2
7,9968 N × 450 mm
δ= ¿
N 4
6 ×505 mm ×200.000 ×37,51 mm
mm2
δ =−0,0083152mm
X3
7,9968 N ×550 mm
δ= ¿
N 4
6 ×505 mm ×200.000 ×37,51 mm
mm2
δ =0,009185 mm
Batang Uji 2
PX 2 2
δ= ( X −a )
24 aEI
7,9968 N × 200 mm
δ= ¿
N 4
24 × 495 mm ×200.000 ×117 mm
mm 2
δ =−0,0011795mm
X2
7,9968 N × 450 mm
δ= ¿
N 4
24 × 495 mm ×200.000 2
×117 mm
mm
δ =−0,0055047 mm
24
X3
7,9968 N × 550mm
δ= ¿
N 4
24 × 495 mm ×200.000 2
×117 mm
mm
δ =0,00090933 mm
Batang Uji 3
PX 2 2
δ= ( X −a )
24 aEI
7,9968 N ×200 mm
δ= ¿
N 4
24 ×399 mm × 200.000 × 520,833mm
mm2
δ=−0,00191123mm
X2
7,9968 N ×450 mm
δ= ¿
N 4
24 ×399 mm × 200.000 × 520,833mm
mm2
δ =0,00156204 mm
X3
7,9968 N ×550 mm
δ= ¿
N 4
24 ×399 mm × 200.000 2
× 520,833mm
mm
δ =0,0006318434 mm
7,9968 N × 450 mm 2 2
δ= (3 ( 1010 mm ) −4 ( 450 mm ) )
N 4
48 ×200.000 2
× 37,51mm
mm
δ =22,488 mm
25
X3
7,9968 N × 550 mm 2 2
δ= ( 3 ( 1010 mm ) −4 ( 550 mm ) )
N 4
48 ×200.000 2
× 37,51mm
mm
δ =22,599705 mm
Batang Uji 2
PX
δ= (3 L2−4 X 2 )
48 EI
7,9968 N × 200 mm 2 2
δ= (3 ( 990 mm ) −4 ( 200 mm ) )
N
48 ×200.000 2
×117 mm4
mm
δ=3,85957094 mm
X2
7,9968 N × 450 mm 2 2
δ= (3 ( 990 mm ) −4 ( 450 mm ) )
N
48 ×200.000 2
×117 mm4
mm
δ =6,825153462 mm
X3
7,9968 N × 550 mm 2 2
δ= (3 ( 990 mm ) −4 ( 2550 mm ) )
N 4
48 ×200.000 2
×117 mm
mm
δ =6,775529444 mm
Batang Uji 3
PX
δ= (3 L2−4 X 2 )
48 EI
7,9968 N × 200 mm
δ= (3 (798 mm )2−4 (200 mm )2)
N
48 ×200.000 2
×520,833 mm 4
mm
δ=0,5599081456 mm
X2
7,9968 N × 450 mm
δ= ¿
N 4
48 ×200.000 2
×520,833 mm
mm
δ =0,7919802282 mm
26
X3
7,9968 N × 550 mm
δ= ¿
N 4
48 ×200.000 2
×520,833 mm
mm
δ =0,6161164093 mm
Gambar 4.31 Grafik Defleksi Pengujian vs Teoritis Jepit – Rol Beban Tengah
Spesimen 1
Dari grafik yang telah digambarkan dapat disimpulkan bahwa defleksi
teoritis lebih besar dari defleksi hasil pengujian,hal ini bisa saja dikarenakan alat
yang kurang ketelitian atau kelalaian dalam pengolahan data.
2. Spesimen 2
Defleksi Pengujian (mm)
Gambar 4.32 Grafik Defleksi Pengujian vs Teoritis Jepit – Rol Beban Tengah
Spesimen 2
Dari grafik yang telah digambarkan dapat disimpulkan bahwa defleksi
teoritits dan defleksi pengujian memiliki nilai yang tidak jauh menyimpang. Hal
ini dapat terjadi dikarenakan kesalahan dalam pengambilan data.
3. Spesimen 3
Defleksi Pengujian (mm)
Gambar 4.33 Grafik Defleksi Pengujian vs Teoritis Jepit – Rol Beban Tengah
Spesimen 3
Dari grafik yang telah digambarkan dapat disimpulkan bahwa defleksi
teoritis dan defleksi pengujian nilainya tidak berbeda jauh dari satu sama lain.Hal
ini dikarenakan pengolahan data dan hasil pengujian yang akurat.
6
4.23
4
2
-0.0083152 0.009185
-0.0151291
0
200 450 550
-1.38
-2
Posisi Pengujian (mm)
Defleksi Pengujian Defleksi Teoritis
Gambar 4.34 Grafik Defleksi Pengujian vs Teoritis Jepit - Rol Beban Ujung
Spesimen 1
Dari grafik yang telah digambarkan dapat disimpulkan bahwa nilai
pengujian defleksi pada posisi 200 mm bernilai negatif,hal ini dikarenakan batang
melendut keatas.
2. Spesimen 2
Defleksi Pengujian (mm)
Gambar 4.35 Grafik Defleksi Pengujian vs Teoritis Jepit - Rol Beban Ujung
Spesimen 2
Dari grafik yang telah digambarkan dapat disimpulkan bahwa defleksi
teoritis dan defleksi pengujian nilainya tidak berbeda jauh dari satu sama lain.Hal
ini dikarenakan pengolahan data dan hasil pengujian yang akurat.
3. Spesimen 3
29
Gambar 4.36 Grafik Defleksi Pengujian vs Teoritis Jepit - Rol Beban Ujung
Spesimen 3
Dari grafik yang telah digambarkan dapat disimpulkan bahwa nilai
pengujian defleksi pada posisi 200 mm bernilai negatif,hal ini dikarenakan batang
melendut keatas.Nilai dari defleksi teoritits dan defleksi pengujian memiliki nilai
yang tidak jauh menyimpang. Hal ini dapat terjadi dikarenakan kesalahan dalam
pengambilan data.
Gambar 4.37 Grafik Defleksi Pengujian vs Teoritis Engsel - Rol Beban Tengah
Spesimen 1
Dari grafik yang telah digambarkan dapat disimpulkan bahwa nilai
defleksi teoritis bernilai 3 kali lebih besar dari nilai defleksi pengujian. Hal ini
30
dapat ditimbulkan oleh pengolahan data atau pengukuran dimensi batang yang
kurang akurat.
2. Spesimen 3
Defleksi Pengujian (mm)
Gambar 4.38 Grafik Defleksi Pengujian vs Teoritis Engsel - Rol Beban Tengah
Spesimen 2
Dari grafik yang telah digambarkan dapat disimpulkan bahwa nilai
defleksi teoritis dan defleksi pengujian tidak jauh satu sama lain .Hal ini
dikarenakan pengolahan data dan hasil pengujian yang akurat.
3. Spesimen 3
Defleksi Pengujian (mm)
Gambar 4.39 Grafik Defleksi Pengujian vs Teoritis Engsel - Rol Beban Tengah
Spesimen 3
31
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan dan pengolahan data yang telah dilakukan, penulis dapat
mengambil kesimpulan :
1. Hubungan antara besar defleksi dan tumpuan yang digunakan sangat
berpengaruh besar
2. Hasil teoritik dan hasil eksperimen nilainya sangat berdekatan
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan setelah melakukan praktikum ini yaitu:
1. Pada saat pengambilan data, lakukanlah dengan cermat dan pastikan dial
indikator menyentuh spesimen
2. Perhatikan pada saat pengolahan data agar data yang dihasilkan lebih
akurat
3. Perhatikan alat yang digunakan sesuai kalibrasi agar data yang didapat
akan akurat
33
DAFTAR PUSTAKA
Beléndez, T., Neipp, C., & Beléndez, A. (2018). Large And Small Deflections Of
A Cantilever Beam. European Journal of Physics, 23(3), 371–379.
https://doi.org/10.1088/0143-0807/23/3/317
Beer. (2009). Vector Mechanics For Engineers (9th ed.).McGraw-Hill Companies
Fiqih, A. Z., Juswan, & Alie, M. Z. M. (2020). Beam Deflection Analysis Using
The Analytical And Numerical Method. IOP Conference Series: Earth and
EnvironmentalScience,575(1).
Hibbeler R.C. (2004). Engineering Mechanics Statics (12th ed.) Prentice Hall
Kolo Koten, V.(2022). Penentuan Hubungan Antara Defleksi Lateral dan Radial
Poros Baja Pada Berbagai Jenis Tumpuan Secara Teoritik.Universitas
Atma Jaya Makasar
Meriam J.L. (2006). Engineering Mechanics Statics (7th ed.). John Wiley & Sons,
Inc.
Nazaruddin, Huda, F., Badri, M., & Akbar, M. (2022). Panduan Praktikum
Fenomena Dasar Mesin Bidang Konstruksi. Pekanbaru: Laboratorium
Konstruksi Mesin Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik.
Ngakan Ketut Putra Negara, D., & Putu Gde Gunawan Tista, S. (2019). Simulasi
Dan Studi Eksperimen Defleksi Beam Bright Mild Steel Akibat Variasi
Beban Horisontal. In Jurnal Ilmiah Teknik Mesin (Vol. 3, Issue 1).
Oladejo, K. A., Abu, R., & Bamiro, O. A. (2018). Model for Deflection Analysis
in Cantilever Beam. European Journal of Engineering Research and
Science, 3(12), 60–66. https://doi.org/10.24018/ejers.2018.3.12.1004
Popov, E. (1986). Mekanika Teknik (2th ed.). Erlangga.
Selleng, K. (2018). Analisis Defleksi Pada Material Baja Ringan Dengan
Menggunakan Plat Penguat. Jurnal Mekanikal, Vol 9.
Sobari, N., & Carles, H. (2020). Analisa Defleksi Pada Alat Angkat Suar Bakar
Menggunakan Software Autodesk Inventor Dengan Modifikasi Desain
Ideal . Jurnal Teknik Mesin.
34