Di Susun Oleh :
NIM : 210203501015
FAKULTAS TEKNIK
2023
LEMBAR ASISTENSI
Makassar,.............................................
Menyetujui
(.............................................................)
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat rahmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya, maka penyusun dapat
menyelesaikan laporan akhir praktikum Proses Produksi ini, meskipun masih
terdapat banyak kekurangan.
Atas bantuan dan segala macam dukungan dari berbagai pihak baik secara
moral maupun spiritual, penyusun ucapkan terima kasih. Semoga penulisan
Laporan Proses Produksi ini dapat berguna bagi kita semua.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................................iii
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...............................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Tujuan Pelaksanaan Praktek....................................................................................2
C. Manfaat Kegiatan Praktek........................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................3
MESIN BUBUT...................................................................................................................3
A. Pengertian dan Fungsi mesin bubut.........................................................................3
B. Jenis-jenis mesin bubut............................................................................................5
C. Bagian-bagian utama mesin bubut dan fungsinya...................................................8
D. Langkah kerja.........................................................................................................11
E. Macam-macam Pahat pada Mesin Bubut...............................................................13
F. Keselamatan kerja..................................................................................................14
BAB III..............................................................................................................................17
JOB SHEAT KERJA MESIN............................................................................................17
A. Mengasah Pahat Bubut...........................................................................................17
3.2.1 MEMBUBUT RATA.................................................................................24
3.2.2 MEMBUBUT BERTINGKAT..................................................................26
3.2.3 MEMBUBUT TIRUS................................................................................28
3.2.4 MEMOTONG BENDA KERJA................................................................30
3.2.5 MENGEBOR.............................................................................................36
3.2.6 FINISHING................................................................................................37
BAB IV..............................................................................................................................38
PENUTUP..........................................................................................................................40
A. Kesimpulan............................................................................................................40
B. Saran.......................................................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................41
iii
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
BAB II
MESIN BUBUT
A. Pengertian dan Fungsi mesin bubut
Mesin bubut adalah salah satu alat kuno, dikenalkan oleh orang Mesir
dan digunakan luas di Assyria, Yunani, Romawi dan Kekaisaran Bizantium.
Mesin bubut pada awalnya dikembangkan oleh orang Mesir sekitar 1300 SM.
Ketika itu dikembangkan mesin bubut yang dijalankan oleh dua orang. Satu
orang akan memutar potongan kayu dengan tali sementara yang lain
menggunakan alat yang tajam yang berfungsi sebagai pahat untuk memotong
atau membentuk kayu. Kemudian bangsa Romawi meningkatkan desain mesin
bubut Mesir. Hal serupa juga dilakukan oleh Jerman, Perancis dan Inggris yang
juga banyak memodifikasi mesin bubut.
Pembubut dari Timur awalnya duduk di tanah pada mesin bubut
primitif mereka, dengan menggunakan satu tangan untuk memutar kumparan
sambil membungkuk sementara tangan lain memegang gagang pahat. Mereka
menggunakan satu kaki untuk menjaga kestabilan mesin bubut dan bertindak
sebagai alat penumpu, sementara ujung kaki yang lain digunakan untuk
memandu titik alat pemotongan. Alat primitif seperti mesin bubut kuno masih
dapat kita lihat saat ini dan digunakan di pasar-pasar di Timur Dekat dan Asia.
Di China, orang duduk di mesin bubut dan menggunakan kakinya untuk
membuat gerakan bolak-balik (reciprocating) oleh pedal secara bergantian kaki
kiri dan kanan pada papan yang dikaitkan pada tali yang dililitkan pada mesin
spindle bubut, sehingga membuat kedua tangan bebas untuk memegang dan
mengarahkan pahat pemotong.
Mendelsches Bruderbuch (1395), menunjukkan bingkai bubut dan
eretan yang terbuat dari kayu-kayu yang berat untuk meningkatkan kekakuan.
Kesulitan memegang alat pemotong dengan kuat ketika memotong material
yang keras melahirkan penemuan eretan utama di mana alat ini berpegang kuat
dan maju dipotong oleh sebuah slide di bawah kendali sebuah sekrup.
Leonardo, pengganti Jacques Besson sebagai insinyur di Pengadilan
Perancis, juga tertarik pada pengembangan mesin bubut dan membawa
beberapa
4
bentuk lengkung (bola), dan membubut ulir, Roda gigi penukaran disediakan
secara khusus untuk memenuhi keperluan pembuatan ulir.
B. Jenis-jenis mesin bubut
Berikut adalah beberapa jenis mesin bubut yang umum di gunakan.
1. Mesin Bubut Speed / Speed Lathe Machine (untuk pekerjaan kayu)
Mesin bubut speed (speed lathe) atau disebut juga wood lathe,
umumnya digunakan untuk membubut kayu. Mesin ini dapat dioperasikan
dengan kecepatan tinggi dan secara manual, memiliki rentang kecepatan
antara 1200-3600 RPM.
Roda gigi yang dilingkari sabuk menjadi bagian utama dari mesin
bubut ini karena berguna sebagai kunci dalam pembuatan ulir dan
pemotongan material.
akan bergerak sepanjang meja sambil membawa eretan lintang dan eretan atas
dan dudukan pahat. Sumber utama dari semua gerakkan tersebut berasal dari
motor listrik untuk memutar katrol melalui sabuk.
D. Langkah kerja
1. Membubut permukaan
Membubut permukaan seharusnya memperhatikan beberapa hal berikut ini:
a. Jangan terlalu panjang keluar benda kerja terikat pada cekam.
b. Pahat harus setinggi senter.
c. Gerakan pahat maju mulai dari sumbu benda kerja dengan putaran
benda kerja searah jarum jam atau gerakan pahat maju menuju sumbu
benda kerja dengan putaran benda kerja berlawanan arah jarum jam
(putaran mesin harus berlawanan dengan arah mata pahat alat potong).
2. Membubut lurus
Pekerjaan membubut lurus untuk jenis pekerjaan yang panjangnya
relatif pendek, dapat dilakukan dengan pencekaman langsung. Pekerjaan
membubut lurus yang dituntut hasil kesepusatan yang presisi, maka
pembubutannya harus dilakukan di antara dua senter. Pekerjaan membubut
lurus untuk benda yang panjang dan berdiameter kecil maka harus
diperhatikan beberapa hal berikut ini.
a. Benda kerja didukung dengan dua buah senter.
12
lurus terhadap sumbu putaran maka kereta luncur harus dikunci pada
bangku pembubut untuk mencegah gerakan aksial.
c. Pembubutan Tirus
Terdapat beberapa standar ketirusan dalam praktek komersial.
Penggolongan berikut yang umum digunakan :
1. Tirus Morse, banyak digunakan untuk tangkai gurdi, leher, dan
pusat pembubut. Ketirusannya adalah 0,0502 mm/mm (5,02%).
2. Tirus Brown dan Sharp, terutama digunakan dalam memfris spindel
mesin : 0,0417 mm/mm (4,166%).
3. Tirus Jarno dan Reed, digunakan oleh beberapa pabrik pembubut
dan perlengkapan penggurdi kecil. Semua sistem mempunyai
ketirusan
0.05 mm/mm (5,000%),tetapi diameternya berbeda.
4. Pena tirus digunakan sebagai pengunci. Ketirusannya 0,0208
mm/mm (2,083%).
d. Memotong ulir
Biasanya pembuatan ulir dengan mesin bubut dilakukan apabila
hanya sedikit ulir yang harus dibuat atau dibuat bentuk khusus. Bentuk
ulir didapatkan dengan menggerinda pahat menjadi bentuk yang sesuai
dengan menggunakan gage atau plat pola. Gambar 7. memperlihatkan
sebuah pahat untuk memotong ulir -V 60 derjat dan gage yang
digunakan untuk memeriksa sudut pahat. Gage ini disebut gage senter
sebab juga bisa digunakan sebagai gage penyenter mesin bubut.
Pemotong berbentuk khusus bisa juga digunakan untuk memotong ulir.
E. Macam-macam Pahat pada Mesin Bubut
Pahat Bubut – Salah satu alat penting yang harus ada pada saat
melakukan proses pekerjaan pembubutan yaitu alat pahat atau ukir. Alat yang
satu ini merupakan sebuah perkakas yang digunakan untuk menyayat benda
kerja pada mesin bubut. Biasanya alat ini digunakan untuk membuat ulir
tunggal, ulir ganda, ulir kiri hingga ulir kanan. Selain itu, sudut pahatnya
sendiri juga memiliki pengaturan dimana dapat dibentuk sesuai dengan hasil
produksinya.
14
F. Keselamatan kerja
Dalam kegiatan praktek dibengkel atau industri, keselamatan kerja adalah
hal utama yang perlu mendapat perhatian serius oleh pihak pengelola. Oleh
karena itu sebelum kita melaksanakan praktek kita harus mampu
mengidentifikasikan (mengelompokkan keselamatan kerja) antara lain :
a. Keselamatan operator
15
b. Keselamatan mesin
c. Keselamatan alat-alat pendukung seperti:
pahat, alat ukur (jangka sorong, mikro meter dll) serta alat pendukung
pelaksanaan kerja lainnya.
d. Keselamatan benda kerja.
Keempat hal diatas adalah urutan keselamatan kerja yang harus benar-
benar kita perhatikan sebelum kita bekerja.
Safety guard dipasang oleh pabrik untuk melindungi roda gigi yang
berputar, sabuk dan poros.
Bagian pakaian yang terlepas akan tersangkut keperalatan yang
berputar jika safety guard tidak terpasang dengan baik.
6. Jangan menggunakan kain lap untuk membersihkan benda kerja atau
mesin ketika mesin dalam keadaan hidup.
7. Jangan sekali-kali menghentikan chuck atau drive plate dengan tangan.
8. Pastikan chuck atau faceplate terpasang dengan baik dan kuat sebelum
menghidupkan mesin.
Jika mesin dihidupkan dengan asesories spindle yang longgar,
putarannya akan mengakibatkan asesories tersebut akan lepas dan
terlempar dari mesin.
Asesories yang berat dengan kecepatan yang berasal dari putaran
spindle, akan berubah seperti peluru yang sangat berbahaya.
9. Selalu elepaskan kunci chuck sebelum menghidupkan mesin.
Kunci chuck akan terlepas dan terbang.
Kunci chuck tidak terlepas dan menahan putaran spindle.
10. Gerakkan carriage keposisi sepanjang pemotongan dan putar spindle
dengan tangan sebelum menghidupkan mesin.
Untuk memastikan semua bisa bergerak tanpa halangan.
Untuk memastikan tidak akan terjadi kecelakaan dan kerusakan pada
mesin bubut.
11. Jaga lantai sekitar mesin bersih dari grease, oli, tools dan benda kerja.
12. Jangan bercanda, terutama saat mengoperasikan mesin.
13. Selalu membersihkan potongan logam dengan sikat, jangan sekali-kali
dengan tangan atau kain lap.
17
BAB III
JOB SHEAT KERJA MESIN
A. Mengasah Pahat Bubut
Mengasah pahat adalah bagian dari tekhnik dan juga bagian dari seni.
mengasah pahat bubut HSS Kapital. Pahat bubut HSS dijual dalam keadaan
blank(belum dibuat sisi potongnya). Ukuran yang tersedia biasanya mulai dari
5/16",3/8",1/2" dst (penampang) dan panjangnya 3",4",6"dst.
Ada empat langkah yang harus ditempuh untuk membuat sebuah pahat
bubut muka kanan, yang akan kita pakai contoh dalam kasus mengasah pahat
HSS kali ini,yaitu:
dan atas, ikut tersapu batu gerinda. Jika terjadi maka ketinggian sisi
potongnya akan berkurang atau lebih rendah dari badan pahat itu
sendiri,masih bisa dipakai memang,namun mungkin akan membutuhkan
plat ganjal tambahan saat menyetel.
4. membulatkan ujungnya
Langkah keempat atau terakhir adalah membulatkan ujung sisi
potongnya. Untuk tugas membubut yang normal, ujung sisi potong yang
terlalu tajam seperti gambar diatas tidak akan bertahan lama. Karena itu
kita harus membuatnya memiliki radius kecil agar bisa digunakan dalam
pemakanan yang cukup dalam. Kurang lebih bentuknya seperti gambar
4.b.
2) PERLENGKAPAN
a. Alat
- Mesin bubut
- Mistar ingsut
- Tool Box 1 set
b. Bahan
- Besi poros ukuran diameter 25 mm, panjang 115 mm.
3) KESELAMATAN KERJA
a. Memakai pakaian praktek
b. Memakai kacamata pengaman
c. Memperhatikan ukuran benda kerja
d. Memperhatikan keselamatan mesin bubut.
4) LANGKAH KERJA
110,40 MM
Ø 23,40mm
2) PERLENGKAPAN
a. Alat
- Mesin bubut
- Mistar ingsut
- Tool Box 1 set
b. Bahan
- Besi poros ukuran diameter 23,40 mm, panjang 110,40 mm.
3) KESELAMATAN KERJA
a. Memakai pakaian praktek
b. Memakai kacamata pengaman
c. Memperhatikan ukuran benda kerja
d. Memperhatikan keselamatan mesin bubut.
4) LANGKAH KERJA
a. Memasang pahat bubut dan dan lakukan penyetelan hingga posisi pahat
senter dengan kepala lepas.
b. Memasang dan jepitlah benda kerja pada plat cekam.
c. Operasikan mesin bubut, gerakkan eretan atas dengan tangan sampai pahat
menyayat benda kerja.
d. Gerakkan support melintang hingga seluruh permukaan benda kerja hingga
rata.
e. Membubut Bertingkat :
96 mm 7mm 7mm
Ø23,40mm
Ø 14mm
Ø 12,15
gambar 27. Membubut bertingkat benda kerja
3.2.3 MEMBUBUT TIRUS
1) TUJUAN PEMBELAJARAN
Agar praktikan terampil dalam :
a. Mengoperasikan mesin bubut dengan baik
b. Melakukan proses pembubutan tirus
2) PERLENGKAPAN
a. Alat
- Mesin bubut
- Mistar ingsut
- Tool Box 1 set
- Kunci Inggris
b. Bahan
- Besi poros ukuran diameter 23,40 mm, panjang 110,40 mm..
3) KESELAMATAN KERJA
a. Memakai pakaian praktek
b. Memakai kacamata pengaman
c. Memperhatikan ukuran benda kerja
d. Memperhatikan keselamatan mesin bubut.
4) LANGKAH KERJA
a. Memasang pahat bubut dan lakukan penyetelan hingga posisi pahat senter
dengan kepala lepas.
b. Memasang dan jepitlah benda kerja pada plat cekam.
c. Perhatikan cara mendapatkan sudut ketirusan
Rumus :
Dd
2.L
Keterangan:
α = sudut eretan atas
D = diameter akhir bubut tirus
d = diameter awal bubut tirus
L = panjang bubut tirus
Penyelesaian :
22,04 12,15
2.21
0,26
14,5
d. Arahkan posisi eretan atas pada 14,5°
e. Lakukan pembubutan tirus dengan menggerakkan eretan atas hingga
panjangnya mencapai 21,30 mm.
Ø 12,15mm
Ø 23,40mm
2) PERLENGKAPAN
a. Alat
- Mesin bubut
- Mistar ingsut
- Tool Box 1 set
- Kunci Inggris
b. Bahan
- Besi poros ukuran diameter 23,40 mm, panjang 110,40 mm..
3) KESELAMATAN KERJA
a. Memakai pakaian praktek
b. Memakai kacamata pengaman
c. Memperhatikan ukuran benda kerja
d. Memperhatikan keselamatan mesin bubut.
4) LANGKAH KERJA
Memotong Benda Kerja
1. Membubut rata sisi benda kerja yang sebelumnya berdiamater 12,15 mm
yang akan dijadikan engsel dengan diameter 10 mm dan panjang 33
mm yang ditunjukkan pada gambar 5.1.
75mm 33mm
Ø 23,40mm
Ø 10mm
gambar 29. Memotong rata sisi poros
Memotong benda kerja dengan gergaji tangan hingga menjadi dua bagian,terdiri dari :
Benda kerja bagian pertama sebagai tempat lubang poros engsel,ukuran diameter 23,40 mm dan
Benda kerja bagian kedua, terdiri dari dua bagian
Bagian kedua Sebagai dudukan poros engsel, ukuran diameter 23,40 mm dan panjang 37,10 mm.
Bagian ketiga sebagai poros engsel, ukuran diameter 10 mm dan panjang 33 mm.
Ratakan permukaan benda kerja hingga mencapai ukuran tersebut dengan
menggunakan mesin bubut seperti yang ditunjukkan pada gambar 5.2.
Ø 10mm
3.2.5 MENGEBOR
Memasang bor senter pada kepala lepas.
Membuat lubang senter pada benda kerja yang akan dibubut.
Setelah selesai memberi senter pada benda kerja, lepas mata bor senter kemudian memasang mata bor ya
Mengebor benda kerja sebagai pengeboran awal sebelum mengebor dengan diameter sebenarnya
Setelah pengeboran awal, lepaskan mata bor 8 mm selanjutnya pasang mata bor dengan diameter 10 mm.
Lakukan pengeboran dengan kedalaman 31 mm.
Setelah selesai pengeboran, lepaskan benda kerja dari pencekam dan mata bor, kemudian bersihkan ala
36,0mm
Ø 10mm
37
3.2.6 FINISHING
36,0mm 2x45
2x45
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Adapun saran dari penulis sebagai berikut :
1. Sebaiknya mahasiswa diberikan benda kerja masing-masing, sehingga hasil
kerjanya sesuai dengan tingkat kemampuan masing-masing individu.
2. Ketika melakukan praktek kerja mesin, sebaiknya mahasiswa
memerhatikan keselamatan kerja Ketika mengopersikan mesin bubut.
3. Ketika melakukan praktek kerja mesin, sebaiknya setiap kelompok
menggunakan semua jenis mesin bubut yang berada di dalam lab, sehingga
semua mahasiswa mampu menguasai semua mesin bubut tidak hanya satu
mesin saja.
41
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.umpo.ac.id/2840/1/BAB%20I.pdf
http://repository.unmuhjember.ac.id/3407/4/BAB%20I.pdf
http://mesinfiles.blogspot.com/2014/04/sejarah-mesin-bubut.html
https://teknikjaya.co.id/sejarah-mesin-bubut/
https://zonakarya.com/mengenal-mesin-bubut-dan-sejarahnya/
https://www.ifc.co.id/blog/detail/mesin-bubut
https://teknikece.com/mesin-bubut/jenis-mesin-bubut/
https://stellamariscollage.org/mesin-bubut/
https://www.bursabajaringan.com/pahat-bubut/