KERJA BETON
Dosen Pengampu:
DIBUAT OLEH :
NIM : 3201501027
Kelas : III A
Laporan ini disusun agar saya selaku mahasiwa dapat mengaplikasikan ilmu yang
telah didapat.Yang mana Laporan tersebut kami sajikan berdasarkan praktikum yang
telah kami laksanakan. Atas pertolongan dari ALLAH S.W.T akhirnya Laporan ini dapat
terselesaikan.
Semoga Laporan ini dapat memberikan manfaat bagi saya maupun orang lain.
Kami menyadari bahwasanya laporan ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kami
terbuka untuk saran dan kritiknya Terima kasih.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
3.3.1 Dasar Teori................................................................................................ 24
3.3.2 Gambar Kerja ............................................................................................ 25
3.3.3 Alat dan Bahan .......................................................................................... 26
3.3.4 Perhitungan Bahan .................................................................................... 26
3.3.5 Langkah Kerja ........................................................................................... 26
3.3.6 Kesimpulan ............................................................................................... 27
3.3.7 Gambar Hasil Kerja .................................................................................. 27
3.4 Job 4 Pembuatan Balok Beton .......................................................................... 28
3.4.1 Dasar Teori................................................................................................ 28
3.4.2 Gambar Kerja ............................................................................................ 29
3.4.3 Alat dan Bahan .......................................................................................... 30
3.4.4 Perhitungan Bahan .................................................................................... 30
3.4.5 Langkah Kerja ........................................................................................... 32
3.4.6 Kesimpulan ............................................................................................... 32
3.4.7 Gambar Hasil Kerja .................................................................................. 33
3.5 JOB 5 Pembuatan Pondasi Setempat ................................................................ 34
3.5.1 Dasar Teori................................................................................................ 34
3.5.2 Gambar Kerja ............................................................................................ 35
3.5.3 Alat dan Bahan .......................................................................................... 36
3.5.4 Perhitungan bahan ..................................................................................... 36
3.5.5 Langkah kerja............................................................................................ 38
3.5.6 Kesimpulan ............................................................................................... 38
3.5.7 Gambar hasil kerja .................................................................................... 38
4 BAB IV ........................................................................................................................ 40
4.1 KESIMPULAN ................................................................................................. 40
4.2 SARAN ............................................................................................................. 40
5 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 41
iii
1. BAB I
PENDAHULUAN
Dalam pelaksanaan praktik bengkel kerja beton yang dilaksanakan selama dua
minggu mahasiswa diajarkan tentang beberapa bentuk beton tulangan dan beberapa jenis
bentuk tulangan yang sering dipakai untuk konstruksi, teknik pelaksanaan pekerjaan
pembengkokan tulangan, teknik pembuatan papan mal cetakan beron atau bekesting,
teknik pelaksanaan pengecoran, serta mengenal bagaimana cara mengaplikasikan alat
sesuai dengan fungsinya. Kita juga diharapkan dapat memecahkan permasalahan dan
persoalan yang timbul di dalam pelaksanaan praktek kerja beton, dilatih untuk bisa
menggunakan akalnya yang tepat dan dapat diserap secara logika. Hal ini berguna bagi
mahasiswa dan orang lain bilamana nantinya kita akan terjun ke dunia kerja maupun di
lingkungan masyarakat.
Tidak hanya itu saja, Pontianak adalah salah satu kota yang memiliki prospek
pembangungan yang sangat besar karena di Kalimantan Barat masih banyak daerah-
daerah yang belum dibuka untuk tempat pembangungan. Pekerjaan beton merupakan
salah satu pekerjaan yang sering diguanakan atau diperlukan dalam bidang Teknik Sipil.
Oleh karena itu, mahasiswa harus menguasai teknik-teknik dalam pekerjaan beton.
A. Keselamatan Kerja
1. Sebaiknya alat yang tidak dipergunakan lagi disimpan agar tidak terpijak oleh kaki
2. Gunakanlah alat sebagai mestinya agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
3. Jangan beramian-main pada saat bekerja dengan alat yang berat dan tajam dalam
pelaksanaan praktek
B. Instruksi Umum
Tahap Pekerjaan Beton
1
Dalam pengerjaan pemasangan dinding bata terdapat tahapan yang harus diketahui,
yaitu :
1. Menyiapkan Bahan
a. semen
Siapkan semen dengan ukuran sesuai dengan takaran yang telah dihitung
sebelumnya
Jauhkan semen dari tempat yang berair, agar tidak terjadi pemadatan pada semen
sebelum dilakukan pengecoran
b. Pasir
Siapkan pasir dengan ukuran sesuai takaran yang telah dihitung sebelumnya
untuk mendapatkan campuran yang sesuai
Periksa dahulu pasir apakah mengandung lumpur atau zat organik lainnya
2
2. Memasang Besi Tulangan Dalam Bekesting
Letakkan bekesting dilokasi yang akan dilakukan pengecoran
Sebelum besi tulangan yang telah dirakit dimasukkan ke dalam bekesting, pasang
beton tahu atau beton deking terlebih dahulu
Beton deking yang digunakan sesuai dengan kebutuhan
Letakan rangkaian besi tulangan yang telah dirakit ke dalam bekesting
3. Merawat Beton
Beton tidak boleh terlalu digoyang atau digetar, karena hal ini dapat
menyebabkan segresi dan bleeding pada beton
Setelah padat, beton yang telah jadi kemudian disiram dengan air agar tidak
terjadi keretakan
3
Siku adalah alat yang diguuntuk menyikukan benda kerja, seperti kayu dan
lainnya
Kakak tua
Kakak tua adalah salah satu jenis tang yang digunakan untuk memotong kawat
bendrat
Sekop
Sekop adalah alat yang digunakan untuk mengaduk adukan beton atau
memangkat bahan ke dalam adukan beton
Sendok semen
Digunakan untuk mengambil dan meletakkan mortar dalam pasangan. Terbuat
dari plat baja tipis dengan tangkai kayu, berbentuk segitiga
Ember
Berguna untuk meletakkan adukan beton atau mengangkat adukan beton yang
kemudian dimasukkan ke dalam cetakan beton atau bekesting
Pensil
Pensil digunakan untuk pemberian sketsa pada papan mal atau bekesting
Tempat pengaduk beton
Tempat pengaduk beton adalah tempat yang digunakan untuk mengaduk
campuran beton, tempat pengadukan beton biasaya bisa berupa tempat yang
lapang yang dialasi dengan triplek atau plastik bisa juga di permukaan yang
tanpa dialasi plastik atau triplek, tempat pengadukan beton bisa juga berupa
alat yang disebut dengan molen
Ruskam perata
Berguna untuk melicinkan dan meratakan permukaan beton.
Semen
Semen adalah zat yang digunakan untuk merekatkan batu, pasir,
maupun bahan bangunan lainnya. Sedangkan kata semen sendiri berasal
dari caementum (bahasa Latin), yang artinya "memotong menjadi bagian-
bagian kecil tak beraturan".
Pasir
Pasir adalah contoh bahan material butiran. Butiran pasir umumnya berukuran
antara 0,0625 sampai 2 milimeter. Materi pembentuk pasir adalah silikon
dioksida, tetapi di berapa pantai tropis dan subtropis umumnya dibentuk
dari batu kapur. Hanya beberapa tanaman yang dapat tumbuh di atas pasir,
karena rongga-rongganya yang besar. Pasir memiliki warna sesuai dengan asal
pembentukannya. Pasir juga penting untuk bahan bangunan bila
dicampur Semen.
Batu pecah
Kerikil (bahasa Inggris: gravel) ialah bebatuan kecil, biasanya batu
granit yang dipecahkan. Ukuran kerikil yang selalu digunakan ialah antara 2
mm dan 75 mm.
Air
Air adalah bahanbangunan yang digunakan untuk melarutkan senyawa kimia
dalam semen sekaligun menjadi penyatu semua bahan menjadi campuran yang
homogen
Kawat bendrat
Kawat bendrat adalah kawat yang digunakan untuk mengikat besi-besi
tulangan, dan juga mengikatkankan beton deking ke besi tulangan
Papan bekesting
4
Papan bekesting adalah papan yang nantinya akan digunakan untuk membuat
cetakan beton atau bekesting
Paku
Paku adalah logam keras berujung runcing, umumnya terbuat dari baja, yang
digunakan untuk melekatkan dua bahan dengan menembus keduanya. Paku
umumnya ditembuskan pada bahan dengan menggunakan palu atau nail
gun yang digerakkan oleh udara bertekanan atau dorongan ledakan kecil.
Pelekatan oleh paku terjadi dengan adanya gaya gesek pada arah vertikal
dan gaya teganganpada arah lateral. Ujung paku kadang ditekuk untuk
mencegah paku keluar.
Plastik alas
Plastik alas adalah plastik yang digunakan untuk melakukan pengecoran beton
Besi tulangan
Besi tulangan adalah besi yang digunakan dalam struktur beton yang mana
besi tulangan ini mampu menahan gaya tarik yang diterima beton nantinya
5
2 BAB II
DASAR TEORI
2.1 Dasar Teori
beton adalah sebuah bahan bangunan komposit yang terbuat dari kombinasi agregat
(halus dan kasar), air dan semen (pc) dan bahan kimia lainnya jika diperlukan yang
diaduk hingga homogen, sampai waktu tertentu menjadi massa yang kompak atau keras
seperti batu.
Biasanya dipercayai bahwa beton mengering setelah pencampuran dan peletakan.
Sebenarnya, beton tidak menjadi padat karena air menguap, tetapi semen berhidrasi,
mengelem komponen lainnya bersama dan akhirnya membentuk material seperti-batu.
Beton digunakan untuk membuat perkerasan jalan, struktur bangunan, fondasi, jalan,
jembatan penyeberangan, struktur parkiran, dasar untuk pagar/gerbang, dan semen dalam
bata atau tembok blok. Nama lama untuk beton adalah batu cair
.
2.2 Tahapan Pembuatan Beton
penuangan
pengecoran pengangkutan
adukan beton
6
1. Semen
Semen adalah zat yang digunakan untuk merekatkan batu, pasir, maupun bahan
bangunan lainnya. Sedangkan kata semen sendiri berasal dari caementum (bahasa
Latin), yang artinya "memotong menjadi bagian-bagian kecil tak beraturan".
7
dengan konstruksi sumur minyak bawah permukaan laut dan bumi, OWC
yang telah diproduksi adalah class G, HSR ( High Sulfat Resistance) disebut
juga sebagai ” BASIC OWC” . adaptif dapat ditambahkan untuk pemakaian
pada berbagai kedalaman dan temperatur.
Portland Composite Cement (PCC)
Portland Composite Cement (PCC), semen memnuhi persyratan mutu
portland COmposite Cement SNI 15-7064-2004. Dapat digunakan secara
luas untuk konstruksi umum pada semua beton. Struktur bangunan
bertingkat, struktur jembatan, struktur jalan beton, bahan bangunan, beton
pra tekan dan pra cetak, pasangan bata, Plesteran dan acian, panel beton,
paving block, hollow brick, batako, genteng, potongan ubin, lebih mudah
dikerjakan, suhu beton lebih rendah sehingga tidak mudah retak, lebih tahan
terhadap sulfat, lebih kedap air dan permukaan acian lebih halus.
8
kali. Permukaan kasar sehingga bagus untuk membuat mutu beton lebih
tinggi
c. Agregat Batu Apung
Ringan untuk beton dengan persyaratan mutu yang tidak tinggi
9
5) Mengontrol workability atau sifat dapat dikerjakan adukan beton. Dengan gradasi
yang baik, akan diperoleh sifat beton yang mudah untuk dikerjakan.
2.2 Sifat Agregat Yang Baik
Memiliki butiran yang keras
Kompak
Tidak pipih
Kekal/tidak mudah berubah volume karena perubahan cuaca
A. Agregat Halus
Tipe Agregat Halus
Pasir Galian
Bebas dari kandungan garam, hanya kotor oleh lumpur
Pasir Sungai
Berbutir halus dan berbentuk bulat
Pasir Laut
Berbutir halus dan bulat, mengandung garam
Fungsi Agregat Halus
Selain seperti diuraikan diatas, fungsi utama agregat halus adalah sebagai
bahan pengisi diatara agregat kasar, sehingga ikatan menjadi lebih kuat.
Persyaratan Agregat Halus – PBI 71
a. Tidak boleh mengandung lumpur lebih besar dari 5 % berat.
b. Tidak boleh mengandung bahan organis terlalu bnayak.
c. Pasir harus terdiri dari butir tajam dan keras
d. Butiran pasir harus terdiri dari beraneka ragam,
Jika diuji dengan test ayakan ISO:
Sisa di atas ayakan 4 mm minimal 2 % berat total
Sisa di ayakan 1 mm minimum 10 % berat total
Sisa di ayakan 0.25 mm minimum 80 – 90 % berat total
e. Tidak boleh menggunakan pasir laut
10
pengaruh air. Butir-butir krikil alam yang kasar akan menjamin pengikatan
adukan lebih baik.
Batu pecah (kricak) adalah agregat kasar yang diperoleh dari batu alam yang
dipecah, berukuran 5-70 mm. Panggilingan/pemecahan biasanya dilakukan
dengan mesin pemecah batu (Jaw breaker/ crusher).
Menurut ukurannya, krikil/kricak dapat dibedakan atas:
a. Ukuran butir : 5 - 1 0 mm disebut krikil/kricak halus,
b. Ukuran butir : 10-20 mm disebut krikil/kricak sedang,
c. Ukuran butir : 20-40 mm disebut krikil/kricak kasar,
d. Ukuran butir : 40-70 mm disebut krikil/kricak kasar sekali
e. Ukuran butir >70 mm digunakan untuk konstruksi beton siklop
(cyclopen concreten).
Pada umumnya yang dimaksud dengan agregat kasar adalah agregat dengan
besar butir lebih dari 5 mm. Sebagai bahan adukan beton, maka agregat kasar
harus diperiksa secara lapangan.
a. Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir keras dan tidak berpori. Agregat
kasar yang mengandung butir-butir pipih hanya dapat dipakai, apabila
jumlah butir-butir pipih tersebut tidak melebihi 20% dari berat agregat
seluruhnya. Butir-butir agregat kasar harus bersifat kekal, artinya tidak pecah
atau hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca.
b. Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% (ditentukan
terhadap berat kering). Apabila kadar lumpur melampaui 1%, maka agregat
kasar harus dicuci.
c. Agregat kasar tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak beton,
seperti zat-zat yang relatif alkali.
d. Besar butir agregat maksimum tidak boleh lebih dari pada 1/5 jarak terkecil
antara bidang-bidang samping cetakan, 1/3 dari tebal pelat atau 3/4 dari jarak
bersih minimum batang-batang tulangan.
11
3. Air
Air adalah bahanbangunan yang digunakan untuk melarutkan senyawa kimia
dalam semen sekaligun menjadi penyatu semua bahan menjadi campuran yang
homogen. Dalam pembuatan beton, air merupakan salah satu faktor penting,
karena air bereaksi dengan semen akan menjadi pasta pengikat agregat.
Air berpengaruh terhadap kuat tekan beton, karena kelebihan air akan
menyebabkan penurunan pada kekuatan beton itu sendiri. Selain itu kelebihan air
akan mengakibatkan beton mengalami bleeding, yaitu air bersama-sama semen
akan bergerak ke atas permukaan adukan beton segar yang baru saja dituang. Hal
ini akan menyebabkan kurangnya lekatan beton antara lapis permukaan
(akibat bleeding) dengan beton lapisan di bawahnya. Kurangnya lekatan antar
dua lapisan tersebut merupakan area yang lemah. Air pada campuran beton akan
berpengaruh terhadap sifat workability adukan beton, besar kecilnya nilai susut
beton, kelangsungan reaksi dengan semen portland sehingga dihasilkan kekuatan
selang beberapa waktu, dan peranan air sangat mendukung perawatan adukan
beton diperlukan untuk menjamin pengerasan yang baik.
Air untuk pembuatan beton minimal memenuhi syarat sebagai air minum
yaitu tawar, tidak berbau, bila dihembuskan dengan udara tidak keruh dan lain-
lain, tetapi tidak berarti air yang digunakan untuk pembuatan beton harus
memenuhi syarat sebagai air minum.
Faktor air semen (fas) adalah perbandingan berat antara air dan semen
Portland di dalam campuran adukan beton. Dalam praktek pembuatan beton nilai
fas berkisar antara 0,4 sampai dengan 0,6. Hubungan antara faktor air semen dan
kuat tekan beton secara umum dapat ditulis menurut Abrams (dalam
Tjokrodimulyo, 2007) dengan persamaan :
12
3 BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Job 1 Pembutan Beton Tahu
3.1.1 Dasar Teori
Beton decking atau tahu beton adalah beton atau spesi yang dibentuk sesuai
dengan ukuran selimut beton yang diinginkan. Biasanya berbentuk kotak-kotak
atau silinder. Dalam pembuatannya, diisikan kawat bendrat pada bagian tengah
yang nantinya dipakai sebagai pengikat pada tulangan.
1) Plasting decking, terbuat dari bahan plastik dengan ketebalan 3,5 cm.
2) Beton decking, terbuat dari campuran beton, berbentuk silinder kecil, dengan
∅ 10 cm dan ketebalannya menyesuaikan dengan ketebalan selimut beton
yang direncanakan oleh Konsultan Perencana.
Beton decking berfungsi untuk menjaga tulangan agar sesuai dengan posisi
yang diinginkan. Bisa dibilang berfungsi untuk membuat selimut beton sehingga
besi tulangan akan selalu diselimuti beton yang cukup, sehingga didapatkan
kekuatan maksimal dari bangunan yang dibuat. Selain itu, selimut beton juga
menjaga agar tulangan pada beton tidak berkarat (korosi).
13
3.1.2 Gambar Kerja
14
3.1.3 Tujuan Khusus
Palu
Kakak tua
Sendok semen
Siku
Pensil
Gergaji
Meteran
Ruskam
Ember/tempat pengaduk
Paku
Semen
Pasir
Air
Kawat bendrat
Papan (mal)/bekesting
tripleks
15
= 0.5 × 0.468 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
= 0.234 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
16
3.1.7 Gambar Hasil Kerja
3.1.8 Kesimpulan
Beton deking atau beton tahu merupakan beton yang berfungsi untuk membuat sela
atau jarak antara tulangan dengan permukaan bekesting
Beton tahu merupakan alat untuk membuat selimut beton
Dalam membuat beton tahu kita harus teliti dalam perhitungan dan pembuatan agar
tidak terjadi kerugian dan selimut beton yang terbentuk sesuai keinginan
17
3.2 Job 2 Pengukuran, Pemotongan Dan Pembengkokan Besi Tulangan
3.2.1 Dasar Teori
Besi beton adalah besi yang biasa digunakan untuk penulangan dalam
konstruksi beton atau yang biasa dikenal dengan sebutan beton bertulang. Besi
beton ini memiliki peran yang sangat penting dalam sebuah konstruksi. Beton
pada prinsipnya mempunyai kekuatan yang terbatas untuk memikul beban. Oleh
sebab itu, penulangan pada beton biasanya ditambah dengan besi beton agar
konstruksinya menjadi lebih kuat dan akhirnya dapat memikul beban – beban
atau gaya yang bekerja sehingga dikenal istilah beton bertulang.
Besi beton terdiri dari dua macam yaitu besi ulir dan besi dengan bentuk
polos. Pada besi bentuk polos, bentuk penampangnya tidak bersirip,
permukaannya lincin, dan berbentuk bundar. Sedangkan untuk jenis besi ulir
identik dengan bentuk bersirip yang memanjang dengan pola tertentu. Pola
tersebut bisa bermacam – macam, bisa sesuai dengan pilihan pola pada proses
pembuatannya.
Sementara itu, di Indonesia sendiri, besi beton biasa digunakan sebagai inti
untuk pembangunan gedung karena besi beton lebih mudah didapat dan lebih
ekonomis daripada konstruksi lainnya. Saat ini besi beton merupakan bahan yang
paling penting dalam konstruksi karena digunakan dalam berbagai macam bentuk
misalnya untuk jembatan, drainase, dinding penahan tanah, bendungan,
bangunan, dll.
18
3.2.2 Gambar kerja
13 8 13
45
13 8
13
B C
A
D E
Keterangan :
e. tulangan pemisah
19
3.2.3 Tujuan
Setelah melakukan praktek pembuatan tulangan beton diharapkan mahasiswa/i
dapat:
- Membekokan tulangan sengkang (begel) dan tulangan pokok dengan baik dan
benar
- Dapat menghitung kebutuhan tulangan
- Mengetahui teknik pembengkokan tulangan
- Dapat menggunakan alat sesuai fungsinya
20
3.2.4 Alat dan Bahan
Kebutuhan Bahan
3.2.6 Kesimpulan
Dalam pembuatan tulangan yang harus diperhatikan adalah ketelitian pada saat
pembenkokannya agar mendapatkan hasil yang sesuai dengan keinginan.
21
Dalam pembuatannya kita harus menghitung panjang besi yang digunakan agar tidak
ada besi yang terbuang sia-sia.
22
3.2.7 Gambar Hasil Kerja
23
3.3 Job 3 Membuat Pelat Beton Penutup Saluran
3.3.1 Dasar Teori
beton bertulang banyak digunakan pada bangunan sipil, baik sebagai lantai
bangunan, lantai atap dari suatu gedung, lantai jembatan maupun lantai pada
dermaga. Beban yang bekerja pada pelat umumnya diperhitungkan terhadap
beban gravitasi (beban mati dan/atau beban hidup). Beban tersebut
mengakibatkan terjadi momen lentur (seperti pada kasus balok).Yang dimaksud
dengan pelat beton bertulang yaitu struktur tipis yang dibuat dari beton bertulang
dengan bidang yang arahnya horizontal, dan beban yang bekerja tegak lurus pada
apabila struktur tersebut.Ketebalan bidang pelat ini relatif sangat kecil apabila
dibandingkan dengan bentang panjang/lebar bidangnya.Pelat beton ini sangat
kaku dan arahnya horisontal, sehingga pada bangunan gedung, pelat ini berfungsi
sebagai diafragma/unsur pengaku horizontal yang sangat bermanfaat untuk
mendukung ketegaran balok portal.
24
3.3.2 Gambar Kerja
25
3.3.3 Alat dan Bahan
26
- Rapikan permukana adukan agar hasilnya datar dengan menggunakan
sendok semen
- Setelah rata maka pekerjaan selesai
- Bersihkan alat dan rungan yang telah digunakan
3.3.6 Kesimpulan
- Dalam pembuatan plat beton yang harus diperhatikan adalah kedataran
dan kepadatannya apabila dalam pekerjaan plat beton tidak padat maka
hasilnya tidak maksimum
- Dalam Pengecoran kita harus memastikan apakah adukan beton sudah
padat atau belum
3.3.7 Gambar Hasil Kerja
27
3.4 Job 4 Pembuatan Balok Beton
3.4.1 Dasar Teori
28
3.4.2 Gambar Kerja
29
3.4.3 Alat dan Bahan
1) Gergaji
2) Palu
3) Meteran
4) Siku
5) Pensil
6) Sekop
7) Sendok spesi
8) Ember
9) Ruskam perata
10) Pemotong besi
11) Kakak tua
12) Bending
13) Meja bending
1) Semen
2) Pasir
3) Batu pecah ukura ½ cm
4) Air
5) Besi tulangan ∅ 6 mm dan 7 mm
6) Papan mal
7) Paku
8) Kawat bendrat
Komposisi campuran
30
5.408 𝑘𝑔
=
1.25 𝑘𝑔⁄𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
= 4.3264 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
Jika ingin dijadikan dalam satuan sag semen
5.408 𝑘𝑔
=
50 𝑘𝑔
= 0.10816 𝑠𝑎𝑔
Kebutuhan pasir
= 𝑣. 𝑔𝑒𝑚𝑏𝑢𝑟 × 800 𝑘𝑔⁄𝑚3
= 0.01664 𝑚3 × 800 𝑘𝑔⁄𝑚3
13.312 𝑘𝑔
=
1.75 𝑘𝑔⁄𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
= 7.6068 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
= 0.0076068 𝑚3
Kebutuhan batu pecah
= 𝑣. 𝑔𝑒𝑚𝑏𝑢𝑟 × 1200 𝑘𝑔⁄𝑚3
= 0.01664 𝑚3 × 1200 𝑘𝑔⁄𝑚3
19.968 𝑘𝑔
=
1.45 𝑘𝑔⁄𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
= 13.77103 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
= 0.01277 𝑚3
Kebutuhan air
= 180 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟⁄𝑚3 × 𝑣. 𝑔𝑒𝑚𝑏𝑢𝑟
= 180 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟⁄𝑚3 × 0.01664 𝑚3
= 3 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
Kebutuhan besi tulangan
1) Besi sengkang ∅6 𝑚𝑚, jika s = 1.5 cm
𝐵 = 12 − 2(𝑠) = 12 − 2(1.5) = 9 𝑐𝑚
𝐴 = 10 − 2(𝑠) = 10 − 2(1.5) = 7 𝑐𝑚
Jadi panjang 1 buah tulangan begel atau sengkang:
= 2𝐴 + 2𝐵 + 2(5𝑑)
= 2(7) + 2(9) + 2(5 × 0.6)
= 38 𝑐𝑚
Jumlah begel atau sengkang
100 − 1(1.5)
= +1
15
= 8 𝑏𝑢𝑎ℎ
Panjang total begel
= 8 𝑏𝑢𝑎ℎ × 38 𝑐𝑚
= 304 𝑐𝑚
= 3,04 𝑚
2) Kebutuhan tulangan pokok
Jumlah tulangan pokok adalah 4 batang
Panjang 1 buah tulangan pokok → 1.5 𝑐𝑚
= 100 + 10.7 − 2(1.5) + 2(5 × 0.7)
= 114.7 𝑐𝑚
Panjang total tulangan pokok
= 4 𝑏𝑢𝑎ℎ × 114.7 𝑐𝑚
31
= 458.8 𝑐𝑚
= 4.588 𝑚
Jika besi dihitung menjadi batangan, dimana 1 batang adalah 11.5 m,
maka:
Besi tulangan sengkang
3.04 𝑚
=
11.5 𝑚
= 0.26 𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛𝑔
Besi tulangan pokok
4.588 𝑚
=
11.5 𝑚
= 0.4 𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛𝑔
Jumlah keseluruhan
= 0.26 + 0.4
= 0.66 𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛𝑔
3) Kebutuha bekesting atau papan mal
Papan mal ukuran 1.5⁄10 − 118 𝑐𝑚 = 2 buah
Papan mal ukuran 1.5⁄10 − 12 𝑐𝑚 = 2 buah
3.4.6 Kesimpulan
Pada saat pengikatan beugel pada tulangan pokok harus kuat agar tidak mudah
goyang
Pada saat melakukan pemukulan pada papan mal harus pelan dan hati –
hati karena papan mal tidak dipaku mati.
32
3.4.7 Gambar Hasil Kerja
gambar
33
3.5 JOB 5 Pembuatan Pondasi Setempat
3.5.1 Dasar Teori
Pondasi setempat ini digunakan karena alasan-alasan seperti terdapat lapisan
tanah keras pada lahan. Umumnya dibuat dengan kedalaman 1 sampai dengan 1,50
m dari permukaan tanah, atau lebih. Pondasi setempat ini juga dibuat untuk
menahan kolom pada bangunan bertingkat. Jadi dia hanya menahan kolom,
sedangkan beban untuk dinding-dinging bisa juga ditahan oleh balok, sloof
pengikat ataupun pondasi menerus berbahan batu kali. Jadi untuk bangunan
bertingkat, pondasi setempat ini adalah struktur utama. Semua beban dari bangunan
yg diterima oleh kolom pendukung akan langsung ditumpukan pada pondasi
setempat ini.
Pada penerapan pondasi setempat ini, bisa juga didukung oleh pondasi
menerus (seperti dijelaskan di atas), tapi pondasi menerus batukali ini tidak
berfungsi sebagai pendukung beban keseluruhan bangunan, melainkan hanya untuk
dinding-dinging atau tempat tumpuan sloof.
2. Pondasi Pilar: Terbuat dari pasangan batu kali dengan bentuk mengerucut.
34
3.5.2 Gambar Kerja
35
3.5.3 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan
1. Gergaji
2. Palu
3. Meteran
4. Siku
5. Sekop
6. Sendok spesi
7. Ember
8. Gunting pemotong besi
9. Bending
10. Meja bending
Komposisi campuran
𝑠𝑒𝑚𝑒𝑛 325 𝑘𝑔⁄𝑚3 → 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑖𝑠𝑖 = 1.25 𝑘𝑔⁄𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
𝑝𝑎𝑠𝑖𝑟 800 𝑘𝑔⁄𝑚3 → 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑖𝑠𝑖 = 1.75 𝑘𝑔⁄𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
𝑏𝑎𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑐𝑎ℎ 1200 𝑘𝑔⁄𝑚3 → 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑖𝑠𝑖 = 1.45 𝑘𝑔⁄𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
𝑎𝑖𝑟 180 𝑘𝑔⁄𝑚3 → 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑖𝑠𝑖 = 1.0 𝑘𝑔⁄𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
Volume padat
Kolom = 𝑝 × 𝑙 × 𝑡 = 0.5 × 0.5 × 0.1 = 0.025 𝑚3
Pelat = 𝑝 × 𝑙 × 𝑡 = 0.12 × 0.12 × 0.45 = 0.00648 𝑚3
volume padat total = 0.025 𝑚3 + 0.00648 𝑚3 = 0.03148 𝑚3
Volume gembur
= 1.30 × 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 1.30 × 0.03148 𝑚3 = 0.040924 𝑚3
a) Kebutuhan semen
= 0.040924 × 325
13.3003
=
1.25
= 10.64024
Jika dalam satuan sag semen
13.3003
=
50
= 0.266 sag semen
b) Kebutuhan pasir
36
= 0.040924 × 800
32.7392
=
1.75
18.7081
=
1000
= 0.0187
c) Kebutuhan batu pecah
= 0.040924 × 1200
49.1088
=
1.45
33.8781
=
1000
= 0.0338
d) Kebutuhan air
= 180 × 0.040924
7.36632
=
1.0
7.36632
=
1000
= 0.0074
e) Kebutuhan besi tulangan
1) Kebutuhan besi begel/tulangan
𝐴=𝐵
𝐴 = 12 − 2(𝑠) = 12 𝑐𝑚 − 2(2) = 8 cm
𝐵 = 8 𝑐𝑚
Jumlah besi begel 4 buah
Panjang total 1 buah besi begel
= 2(𝐴) + 2(𝐵) + 2(5𝑑)
= 2(8) + 2(8) + 2(5 × 0.6)
= 38 𝑐𝑚
Panjang total besi begel
= 4 𝑏𝑢𝑎ℎ × 38 𝑐𝑚
= 152 𝑐𝑚
= 1.52 𝑚
2) Kebutuhan besi tulangan pokok kolom
Panjang 1 batang
= (10 − 2) + 45 + 15 + 2(5 × 0.7)
= 75 𝑐𝑚
Jumlah tulangan pokok adalah 4 buah
Panjang total tulangan pokok kolom
= 75 𝑐𝑚 × 4 𝑏𝑢𝑎ℎ
= 300 𝑐𝑚
=3𝑚
3) Besi tulangan pokok pelat pondasi
Panjang1 batang
= [(10 − 2(2)) + (50 − 2(2)) + 2(5 × 0.7)]
= 59 𝑐𝑚
Jumlah tulangan pokok pelat pondasi adalah 8 buah
Panjang total besi tulangan pokok pelat pondasi
37
= 8 𝑏𝑢𝑎ℎ × 59 𝑐𝑚
= 472 𝑐𝑚
= 4.72 𝑚
3.5.6 Kesimpulan
Pondasi adalah striktur bangunan bagian bawah yang berfungsi
meneruskan gaya dari segala arah bangunan diatasnya ke tana
Dalam membuat pondasi kita harus menghitung plat dan kolom
merupakan bagian dari pondasi . Penghitungan volume ini bertujuan
untuk mengetahui kebutuhan bahan yang diperlukan
3.5.7 Gambar hasil kerja
38
gambar
39
4 BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Praktikum beton merupakan suatu bentuk praktikum yang memberikan
pengetahuan kepada mahasiswa tentang konstruksi beton dan hal – hal yang
berkaitan dengtan praktikum beton , termasuk perhitungan dan cara pengerjaan
dan perhitungan dalam pembuatan konstruksi beton.
4.2 SARAN
Sebelum melakukan praktikum hendaknya semua bahan yang akan
digunakan dihitung terlebih dahulu agar tidak ada bahan yang terbuang sia – sia
dan menghindari terjadinya kekurangan bahan. Ikuti instruksi yang disampaikan
oleh instruktur agar beton yang akan dibuat memiliki mutu yang bagus
40
5 DAFTAR PUSTAKA
http://civilkitau.blogspot.co.id/2015/01/agregat-halus-bahan-konstruksi.html
http://t-masteropik.blogspot.co.id/2011/02/agregat-kasar-krikilbatu-pecah.html
http://rumah12.blogspot.co.id/2012/12/agregat-dan-persyaratan-agregat.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Air
http://www.ilmusipil.com/air-yang-baik-sebagai-bahan-bangunan
https://dwikusumadpu.wordpress.com/2012/11/02/peranan-air-dalam-pembuatan-beton/
http://projectmedias.blogspot.co.id/2014/01/beton-decking-dan-fungsinya.html
http://www.arsindo.com/artikel/pondasi-setempat/
http://arafuru.com/sipil/pengertian-balok-beton-pada-bangunan-secara-lengkap.html
https://sanggapramana.wordpress.com/2010/08/02/pelat-beton-bertulang-pemula/
https://jumro.blogspot.co.id/2013/04/pengertian-dan-fungsi-besi-beton.html
41