MANUFAKTUR II
DISUSUN OLEH :
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah dan praktikum ini antara lain:
1) Mengetahui mekanisme kerja dari LAS Listrik.
2) Mengetahui mekanisme kerja dari LAS Karbida.
3) Mengetahui kelebihan dan kekurangan LAS Listrik.
4) Mengetahui kelebihan dan kekurangan LAS Karbida.
5) Mmengetahui mekanisme kerja dari LAS Titik.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari penyusunan makalah dan praktikum ini antara lain:
1) Memberikan informasi mengenai mekanisme LAS
2) Sebagai referensi tambahan untuk mempelajari LAS
3) Sebagai referensi tambahan untuk pemilihan proses LAS
BAB II
DASAR TEORI
2.3 Dasar Teori Las Busur Listrik (Shielded Metal Arc Welding/SMAW)
a. Pengertian
Las busur listrik adalah salah satu cara menyambung logam dengan jalan
menggunakan nyala busur listrik yang diarahkan ke permukaan logam yang
akan disambung. Pada bagian yang terkena busur listrik tersebut akan
mencair, demikian juga elektroda yang menghasilkan busur listrik akan
mencair pada ujungnya dan merambat terus sampai habis.
Logam cair dari elektroda dan dari sebagian benda yang akan disambung
tercampur dan mengisi celah dari kedua logam yang akan disambung,
kemudian membeku dan tersambunglah kedua logam tersebut.
Gambar 2.12 Proses Las listrik
Mesin Las busur listrik dapat mengalirkan arus listrik cukup besar tetapi
dengan tegangan yang aman (kurang dari 45 volt). Busur listrik yang terjadi
akan menimbulkan energi panas yang cukup tinggi sehingga akan mudah
mencairkan logam yang terkena. Besarnya arus listrik dapat diatur sesuai
dengan keperluan dengan memperhatikan ukuran dan type elektrodanya.
Pada Las busur, sambungan terjadi oleh panas yang ditimbulkan oleh
busur listrik yang terjadi antara benda kerja dan elektroda. Elektroda atau
logam pengisi dipanaskan sampai mencair dan diendapkan pada sambungan
sehingga terjadi sambungan Las. Mula-mula terjadi kontak antara elektroda
dan benda kerja sehingga terjadi aliran arus, kemudian dengan memisahkan
penghantar timbullah busur. Energi listrik diubah menjadi energi panas dalam
busur dan suhu dapat mencapai 5500 C.
b. Menyalakan Dan Mematikan Elektroda
Untuk menyalakan atau membuat nyala busur listrik perlu diperhatikan
mesin Las yang digunakan. Jika mesin Las yang digunakan adalah mesin Las
AC, maka menyalakan dengan menggoreskan elektroda yang sudah terjepit
pada penjepit elektroda, pada benda kerja yang sudah terhubung dengan kabel
massa. Arah penggoresan elektroda membentuk busur atau seperti cara
menggoreskan korek api, seperti terlihat pada gambar .Setelah nyala busur
listrik terjadi, maka posisi elektroda harus tetap dijaga pada jarak tertentu dari
benda kerja agar nyala busur listrik yang terjadi dapat menyala secara
kontinyu. Selama elektroda menyala, maka elektroda akan berkurang sehingga
jarak ujung elektroda (panjang busur nyala) dengan benda kerja akan semakin
renggang. Untuk menjaga agar panjang busur nyala tetap sama, maka
pemegang elektroda harus diturunkan secara perlahan-lahan
BAB III
METODOLOGI
4.1 Pembahasan
4.1.1 Las Karbit
Pada praktikum ini praktikan diberi 2 plat datar yang harus disambung
menggunakan las karbit atau OAW. Elektrode yang digunakan adalah
kuningan. Pada proses ini yang meleleh adalah elektrodenya tetapi pada saat
mengelas benda kerja juga harus dipanaskan agar elektrode dapat menempel
pada benda kerja secara sempurna. Hal pertama yang dilakukan pada saat
melakukan proses pengelasan yaitu kita harus mengunci kedua plat terlebih
dahulu dengan cara mengelas kedua ujung plat agar benda kerja tidak terpisah
saat diakukan proses pengelasan. Setelah itu, kedua plat baru dilas. Saat
melakukan praktikum, ada praktikan yang mengelas sampai menyebabkan
benda kerja menempel pada meja, hal ini dikarenakan posisi pengelasan yang
kurang baik. Dan ada praktikan yang mengelas tetapi tidak merata, hal ini
dikarenakan proses pengelasan yang tidak kontinu, praktikan mengelas
dengan elektrode yang terputus-putus pada saat mengenai benda kerja.
4.1.2 Las Listrik
Pada praktikum ini praktikan diberi 2 buah plat datar. Kemudian
mengatur arus litrik menjadi 150 A dan voltasenya sebesar 220 V. Setiap
praktikan diharuskan mengelas masing - masing benda kerja yang disediakan.
Pada praktikum ini elektrode yang digunakan adalah elektrode tembaga RB-
76. Proses pengelasan dengan cara ini yang meleleh adalah elektrode dan
benda kerjanya. Elektrode didekatkan dengan benda kerja sejauh 2-3 mm dan
elektrode harus cepat di angkat dari benda kerja. Seperti las karbit, hal
pertama yang dilakukan pada saat melakukan proses pengelasan yaitu kita
harus mengunci kedua plat terlebih dahulu dengan cara mengelas kedua ujung
plat agar benda kerja tidak terpisah saat diakukan proses pengelasan. Setelah
itu, kedua plat baru dilas. Untuk melakukan proses las menggunakan las
listrik, kita harus menyalakan elektroda terlebih dahulu, yaitu dengan cara
menggesekkan elektroda pada benda kerja. Gesekan ini akan memicu
elektroda untuk menyala. Diantara kami ada yang hasil las nya tidak merata.
Hal ini dikarenakan pada saat mengelas elektrode dijalankan terlalu cepat,
sehingga elektrode tidak meleleh dan melumuri benda kerja secara merata.
Ada juga yang sulit untuk menempelkan ujung-ujung dari benda kerja,
dikarenakan jarak pengelasan antara elektrode dengan benda kerja terlalu
dekat atau sampai menempel sehingga electrode tidak bisa dijalankan dan
menempel terus pada benda kerja.
Kesulitan yang kami saat melakukan proses pengelasan
menggunnakan las listrik yaitu menjaga jarak elektroda dengan benda kerja.
Seiring berjalannya waktu, elektroda akan meleleh sehingga saat mengelas,
selain kecepatan penggerakan elektroda kearah horizontal harus konstan, kita
juga harus menjaga kecepatan penggerakan eektroda kearah vertikal secara
konstan dengan memperhatikan jarak antar elektroda dan benda kerja yang
juga harus komstan. Jika jaraknya terlalu kecil, maka eektroda akan
menempel dengan benda kerja. Namun, bila jarak terlalu besar, maka
elektroda akan mati.
Arus listrik yang besar disalurkan pada ujung-ujung elektroda dan saat aliran
listrik menembus dua pelat logam dasar tersebut, panas joule (joule heat)
terjadi diarea sambungan (dimana tahanan paling besar) menyebabkan suhu
diarea tersebut naik dengan segera.
Ketika arus listrik dihentikan area yang dilas bertahap menjadi dingin dan
membentuk satu gumpalan. Dengan menggunakan tekanan, sifat gumpalan
itu dibuat lebih rapat pengerjaan dan kinerja mekanisnya disempurnakan.
Dalam pengerjaan sebenarnya ,langkah-langkah ini harus dilakukan tanpa
kesalahan, karena mudah terlalaikan.
4. Apa yang terjadi apabila setting ditingkatan ampere relative lebih kecil
terhadap tebal benda kerja yang akan disambung/di las? Jelaskan!
Ukuran diameter elektroda mempunyai pengaruh penting terhadap besar
arus las listrik yang tepat untuk digunakan. Semakin kecil diameter elektroda
yang digunakan, maka ampere yang digunakan juga semakin kecil.
Sebaliknya jika dimeter kawat las yang dipakai semakin besar, maka arus
yang digunakan juga semakin besar. Untuk pemilihan diameter kawat las dan
besar arus yang dipakai Anda dapat melihat table di atas.
5. Lakukan setting time bervariasi (10”, 15”, 20”), berikan ulasan pendapat
kamu tentang hasil proses pengelasan tersebut!
Faktor-faktor tersebut akan berperan pada pembentukan panas yang
dihasilkan. Hal ini akan berpengaruh pada pembentukan fasa akhir yang
terbentuk, sehingga akan menentukan kekuatan sambungan las. Selain itu
waktu las dan jenis bahan yang mudah menghantarkan listrik (konduktor),
juga mempengaruhi intensitas panas yang masuk.
LAMPIRAN PRAKTIKUM
Gambar 1 Benda Kerja Hasil Proses Las Karbit dan Las Listrik
Gambar 2 Benda Kerja Hasil Proses Las Titik