Anda di halaman 1dari 11

JCEBT, 3 (2) Maret 2018 ISSN 2549-6379 (Print) ISSN 2549-6387 (Online)

DOI: 10.31289/jcebt.v3i2.2702
JCEBT
(Journal of Civil Engineering, Building and Transportation)
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/jcebt

Evaluasi Perbaikan Tanah Menggunakan Geotekstil Untuk


Meningkatkan Stabilitas Tanah Lapisan
Subgrade Pekerjaan Jalan

Evaluation Of Land Repair Using Geotekstil To Improve Land Stability


Of Subgrade Layer Road Work

Mhd Khuzeir Z Lubis* & Kamaluddin lubis


Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik
Universitas Medan Area, Indonesia

Diterima: 04-07-2019; Disetujui: 14-08-2019; DiPublish: 10-09-2019


*Corresponding author: mhd.khuzeir@gmail.com

Abstrak
Salah satu permasalahan utama pada konstruksi bangunan adalah penurunan tanah yang besar.
Penurunan yang besar tersebut disebabkan oleh penurunan pada tanah. Kondisi tanah dasar yang jelek
berupa tanah lempung, perlu dilakukan upaya perbaikan tanah dasar agar mampu mendukung beban
konstruksi. Salah satu metode yang digunakan sebagai perbaikan tanah adalah dengan geotekstil. Jenis
geotekstil yang dipakai pada pekerjaan proyek konstruksi jalan tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi,
Parbarakan-Lubuk Pakam Sta.42+750-Sta.47+600 adalah geotekstil PP woven polypropylene.Tipe
geotekstil dilapangan menggunakan geotekstil Non woven, sedangkan dikajian ini geotekstil
polypropylene woven, Kekuatan tarik Non woven 20 kN/m diperlukan 1 lapis geotekstil sedangkan
kekuatan tarik Polypropylene woven 30 kN/m diperlukan 2 lapis geotekstil. Dari perhitungan tersebut
dapat disimpulkan bahwa penggunaan geotekstil dapat dijadikan sebagai salah satu perbaikan dan
perkuatan tanah.
Kata Kunci : Geotekstil; Stabilitas terhadap keruntuhan kapasitas dukung tanah; Stabilitas internal;
Stabilitas tanah pondasi; Kuat tarik ultimit geotekstil

Abstract
At the stage of a construction work one of the main problems in soft soil is the large land decline. The large
decrease is due to the decrease in soil. The condition of poor base soil in the form of clay soil needs to be done
to improve the basic soil to be able to support the construction load. One method used as land improvement is
by geotextiles. The type of geotextile used in the construction of the Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi toll
road project, Parbarakan-Lubuk Pakam Sta.42 + 750-Sta.47 + 600 is a geotextile PP woven polypropylene.
The geotextile type uses non woven geotextile while the study is geotextile polypropylene woven, Non woven
tensile strength 20 kN / m required 1 layer of geotextile while tensile strength Polypropylene woven 30 kN /
m required 2 layers of geotextile. From these calculations can be concluded that the use of geotextiles can be
used as one of the repair and retrofitting.
Keywords : Geotextile; Stability against soil degradation; Internal Stability; Stability of foundation soil;
Geotextile ultimate tensile strength

How to Cite: Lubis, Mhd.Khuzeir, Kamaluddin, Lubis, dan Subur, Panjaitan. (2019), Evaluasi Perbaikan Tanah
Menggunakan Geotekstil Untuk Meningkatkan Stabilitas Tanah Lapisan Subgrade Pekerjaan Jalan. JCEBT (Journal
of Civil Engineering, Building and Transportation). 3 (2): 71-81

71
JCEBT (Journal of Civil Engineering, Building and Transportation), 3 (2) September 2019: 40-48

PENDAHULUAN dalam pelaksanaan proyek. Untuk


Seiring berkembangnya era itu kajian teknik ini berusaha
pembangunan, bentuk-bentuk konstruksi mengidentifikasi permasalahan teknik dan
semakin bermacam-macam. Untuk mengusulkannya untuk didiskusikan
membangun tipe konstruksi yang sehingga pada saat pelaksanaan masalah
memerlukan suatu area yang cukup luas, tersebut sudah diketahui dan dapat
contohnya konstruksi jalan raya naik dikurangi dampaknya secara maksimal.
turun terlalu terjal seperti bergelombang Untuk mengatasi penurunan akibat
dapat membahayakan kendaraan timbunan diatas tanah lunak ada berbagai
bermotor karna faktor jarak pandang dari cara untuk mengatasinya. Pada umumnya
pengemudi kendaraan tersebut. Tetapi di cara yang digunakan untuk memperbaiki
lapangan, ketinggian muka tanah tidak kondisi tanah lunak ada empat macam
selalu sama. Oleh karena itu diperlukan cara yakni secara fisik, kimia, hidrolis atau
suatu timbunan untuk menyamakan dengan bahan perkuatan. Metode
elevasi dari tanah tersebut. geotekstil merupakan salah satu metode
Dengan timbun pada badan jalan teknologi bahan yang digunakan dengan
ada mencapai 2,40 m, tanah eksisting bahan dasar polimer dimana sangat
merupakan lapisan tanah sangat lunak berguna dalam penyelesaian masalah yang
sampai lunak, muka air tanah yang tinggi berhubungan dengan kestabilan tanah,
dan struktur timbun yang akan dibangun menambah kekuatan stabilitas tanah dan
di atasnya sangat vital, maka pekerjaan mencegah penurunan yang tidak merata.
timbunan tersebut harus dipersiapkan dan Maksud dari penelitian ini adalah
dilaksanakan dengan cermat agar tidak mengevaluasi hasil perhitungan yang
menimbulkan masalah teknik dikemudian diperoleh dilapangan pada pekerjaan jalan
hari. Dengan memperhatikan kondisi tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi
tersebut dan agar dapat diyakini bahwa dengan perhitungan geotekstil untuk
timbunan yang akan dibangun dapat meningkatkan stabilitas tanah lapisan
sesuai dengan target perencanaan subgrade dengan geotekstil polypropylene
terhadap kondisi lapangan saat ini. Tujuan woven. Adapun tujuan adalah untuk
dari kajian ini adalah sebagai persiapan membandingkan hasil rancangan penulis
suatu bahan teknik awal pelaksanaan dengan hasil dilapangan untuk
pekerjaan timbunan badan jalan akses meningkatkan stabilitas tanah lapisan
untuk mengantisipasi permasalahan yang subgrade pada pekerjaan jalan Tol Medan-
mungkin terjadi pada saat pelaksanaan Kualanamu-Tebing Tinggi.
pembangunan maupun pada saat jalan tol Mengevaluasi dan membandingkan
beroperasi. stabilitas tanah dasar menggunakan
Hasil kajian menunjukkan bahwa di geotekstil dengan geotekstil
lokasi jalan tol terdapat beberapa polypropylene woven. Apakah geotekstil
permasalahan teknik yaitu ditemukannya ini dapat meningkatkan stabilitas tanah.
lapisan tanah lunak (soft soil) yang cukup Bagaimana hasil perhitungan untuk
tebal, dipandang perlu untuk didiskusikan mendapatkan penggunaan geotekstil yang
sehingga tidak sampai berdampak buruk efisien.

72
JCEBT (Journal of Civil Engineering, Building and Transportation), 3 (2) September 2019: 71-81

Sesuai dengan permasalahan Beberapa jenis tanah dapat


diatas, maka pembatasan masalah yang dijelaskan sebagai berikut: Pasir lepas
diambil oleh penulis adalah tidak (loose sand) ialah deposit pasir dengan
membahas mengenai menghitung CBR, kepadatan rendah. Apabila pondasi mesin
data hasil labaoratorium tanah, data hasil berada diatas pasir lepas, maka getaran
boring untuk menghindari penyimpangan mesin akan memadatkannya, sehingga
pengolahan data yang terlalu jauh dan menyebabkan penurunan yang besar.
agar pembahasannya tidak terlalu luas Beban gempa akan menyebabkan
serta sesuai dengan kelengkapan pencairan pasir jika pasir tersebut jenuh
perolehan data. dan akan menyebabkan penurunan yang
Dalam pengertian teknik secara besar. Tanah (loess) ialah suatu komposit
umum, tanah didefenisikan sebagai yang relative uniform, tanah lanau bawaan
material yang terdiri dari agregat angin. Tanah (loess) ini mempunyai
(butiran) material-material padat yang permeabilitas vertikal yang tinggi, tetapi
tidak tersementasi (terikat secara kimia) permeabilitas horizontalnya rendah.
satu sama lain dan dari bahan-bahan Tanah menjadi sangat kompresibel apabila
organik yang telah melapuk (yang jenuh. Apabila suatu bangunan berada
berpartikel padat) disertai dengan zat cair diatas tanah loess maka untuk mencegah
dan gas yang mengisi ruang-ruang kosong jangan sampai terjadi penurunan yang
di antara partikel- partikel padat tersebut besar setelah bangunan selesai, sebelum
(Das, 1988) . Sedangkan dalam ilmu pembangunan dimulai lapisan tanah ini
mekanika tanah yang disebut dengan dibasahi terlebih dahulu agar terjadi
tanah ialah semua endapan alam yang penurunan sebelum pembangunan
berhubungan dengan teknik sipil, kecuali dimulai. Lempung yang Terkonsolidasi
batuan tetap. Endapan alam tersebut Normal (normally consolidated clay) ialah
mencakup semua bahan dari tanah tanah lempung yang tidak pernah
lempeng (clay) sampai berangal (boulder). menglami tekanan yang lebih besar dari
Tanah berguna sebagai bahan bangunan pada tekanan yang ada pada saat
pada berbagai macam pekerjaan teknik sekarang, tanah ini pada umumnya sangat
sipil, di samping itu tanah berfungsi juga kompresibel, mempunyai daya dukung
sebagai pendukung pondasi dari yang rendah dan permeabilitasnya juga
bangunan. rendah. Karena kompressibilitasnya tinggi,
Menekankan bahwa dari sudut tanah ini tidak mampu mendukung
pandang teknik, tanah-tanah itu dapat bangunan dengan pondasi dangkal. Jadi
digolongkan kedalam macam pokok diperlukan pondasi tiang untuk
berikut ini: Batu krikil (Gravel), Pasir ( meneruskan beban bangunan ke lapisan
Sand), Lanau (Silt), Lempung organik tanah yang lebih dalam yang mempunyai
(Clay). daya dukung yang lebih tuinggi atau
Sebagaimana disebutkan sebelum- menggunakan pondasi pelat dimana berat
nya bahwa istilah tanah dalam Mekanika tanah yang digali untuk basement sama
Tanah adalah yang mencakup tanah dengan berat bangunan. Bentonit ialah
lempung (clay) sampai dengan batuan lempung yang mempunyai palsytisitas
(gravel). yang tinggi yang dihasilkan dari
dekomposisi abu vulkanis. Tanah ini

73
Lubis, Mhd.Khuzeir, Kamaluddin, Lubis, dan Subur, Panjaitan. (2019), Evaluasi Perbaikan Tanah Menggunakan
Geotekstil Untuk Meningkatkan Stabilitas Tanah Lapisan Subgrade Pekerjaan Jalan.

sangat ekspansif yang mengembang cukup polimer yang diaplikasikan di tanah.


besar jika komposisinya besar. Hal ini (Suryalelono, 1988).
menimbulkan masalahpada pondasi, Geotekstil adalah material
trotoar dan lain-lain apabila berada diatas lembaran yang dibuat dari bahan tekstil
lapisan tanah ini karena jika terjadi polymerik, bersifat lolos air, yang dapat
perubahan musim maka kadar air tanah berbentuk bahan nir-anyam (non woven),
akan berubah. Gambut ialah bahan organis rajutan atau anyaman (woven) yang
setengah lapuk berserat. Gambut digunakan dalam kontak dengan
mempunyai angka pori yang sangat tinggi tanah/batu dan/atau material geoteknik
dan sangat kompressibel. Jika bangunan yang lain di dalam aplikasi teknik sipil.
berada diatas tanah gambut, maka Material yang digunakan untuk
penurunan yang terjadi sangat besar. geosintetik, terutama berasal dari industry
Geosintetik terdiri dari dua suku plastic, yaitu polymer, walaupun kadang-
kata, Geo yang berarti tanah dan sintetik kadang karet, fiberglas dan material yang
berarti tiruan. Jadi geosintetik adalah lain jugak digunakan. Di pasaran,
bahan tiruan (sintetis) atau bahan yang geosintetik terdiri dalam berbagai bentuk
bukan merupakan bahan alami yang geometrid dan komposisi polymer yang
digunakan di lingkungan tanah. Berbagai berbeda untuk memenuhi kebutuhan yang
jenis geosintetik telah digunakan di sangat banyak. Semua geotekstil,
Indonesia sejak tahun 1980an. Bahan umumnya dibuat dari bahan yang kuat,
sintetis ini dapat berupa bahan-bahan awet, yang bahan dasarnya tahan terhadap
yang berasal dari polimerisasi hasil reaksi kimia, pengaruh cuaca dan proses
industri-industri kimia (minyak bumi), penuaan.
bahan baja, semen, serat-serat sintetis, Biasanya geotekstil ini dimanfaatkan
kain dan lain-lain. Secara umum untuk membuat tanah menjadi lebih stabil.
geosintetik ini dapat dikatakan sebagai Kegunaannya yang lainnya, geotekstil
bahan serat-serat asli atau buatan yang kerap dipakai pula untuk memperkuat
digunakan didalam pekerjaan-pekerjaan tanah yang lunak, menahan beban yang
yang berhubungan dengan tanah, batuan besar, memisahkan lapisan pelindung, dan
atau lingkungan tanah/buatan, tetapi arti meningkatkan kekuatan timbunan tanah.
yang sekarang berkembang, geosintetik Kelebihan dari metode ini yaitu
adalah bahan sintetis berupa serat-serat pengerjaannya yang memakan waktu
sintetis yang dianyam, nir-anyam atau relative singkat dan biaya yang harus
bentuk lain (mat, web dll) yang digunakan dikeluarkan pun lebih murah dari pada
dalam pekerjaan-pekerjaan tanah. Dengan penimbunan tanah secara konvensional.
sifat-sifat yang tahan terhadap senyawa Beberapa fungsi dari geotekstil antara lain
senyawa kimia, pelapukan, keausan, sinar untuk perkuatan tanah lunak, untuk
ultra violet dan mikro organism. Polimer konstruksi teknik sipil yang mempunyai
utama yang digunakan untuk pembuatan umur rencana cukup lama dan mendukung
geosintetik adalah polyester (PS), beban yang besar seperti jalan rel dan
Polyamide (PM), Polypropylene (PP) dan dinding penahan tanah, sebagai lapangan
Polyethylene (PE).Jadi istilah geosintetik pemisah, penyaring, drainase dan sebagai
secara umum didefinisikan sebagai bahan lapisan pelindung. Geotekstil umumnya

74
JCEBT (Journal of Civil Engineering, Building and Transportation), 3 (2) September 2019: 71-81

berbentuk seperti kain dengan lebar 2 METODE PENELITIAN


sampai 5 meter, dan panjang antara 50 Metode pengumpulan data pada
sampai 200 meter, dikemas dalam bentuk penelitian ini di dukung oleh data yang
rol atau bentuk-bentuk lain. diperoleh dari berbagai sumber, antara
Salah satu bahan geosintetik yang lain : Studi literatur, merupakan
banyak digunakan dalam pekerjaan tanah pengumpulan data dari buku, makalah,
adalah geotekstil. Geotekstil merupakan jurnal dan catatan kuliah yang berkaitan
material lolos air atau material tekstil dengan studi, data primer, merupakan
data utama yang diperlukan dalam
bikinan pabrik yang dibuat dari bahan
penelitian ini. Data primer berupa data
sintetik seperti, polypropylene (± 92%),
perencanaan dan gambar rencana yang
polyester (± 5%), polymide (± 2%),
didapat dari PT. Waskita Karya, data
polyethylene (± 1%). Polylene dan sekunder, merupakan data pendukung
polypropylene adalah polyolefins yang yang dibutuhkan dalam penyusunan
diantaranya mempunyai kerapatan skripsi ini. Data sekunder ini berupa
kurang dari 1000 kg/m3. Seperti sasaran penilitian pada kegiatan
diterangkan bahwa geotekstil adalah keproyekan PT. Waskita Karya,
bahan yang dihamparkan diatas tanah, mengadakan Tanya jawab dengan instansi
adapun fungsi dari geotekstil dalam usaha terkait dan pihak-pihak yang paham akan
perbaikan tanah dasar sebagai berikut: skripsi ini.
Pemisah (Separation) Dipakainya
geotekstil maka dapat memisahkan antara
tanah timbunan dan tanah dasar di HASIL DAN PEMBAHASAN
bawahnya. Apabila tidak memakai Perhitungan Geotekstil Dilapangan
geotekstil material timbunan akan turun Pada tanah dasar lokasi badan jalan
ke bawah akibat beban dari atas dan juga dijumpai lapisan tanah berbutir halus,
akibat berat sendiri dari timbunan itu. bersifat undrained yang cukup tebal.
Untuk mengatasi masalah ini digunakan Ketebalan lapisan tanah ini bervariasi
geotekstil sebagai pemisah keuntungan mulai dari 7,80 m sampai dengan 11,60 m.
yang didapat: Mempercepat tercapainya Konsistensi lapisan tanah mulai dari lunak
tegangan tanah timbunan ke dalam tanah sampai medium dan bersifat compressibel.
dasar. Mencegah turunnya tanah Jenis tanah yang dijumpai terdiri dari
timbunan ke dalam tanah dasar sehingga lempung dengan plastisitas sedang sampai
volume timbunan tidak berubah. Lebih tinggi, lanau dengan plastisitas rendah
mudah dilakukan pemadatan. Penyaring sampai tinggi dan pasir berlanau ( CH, CL,
(Filtration) Terkait dengan fungsi filtrasi, MH, ML, dan SM).
maka geotekstil berfungsi sebagai filter Di lapisan tanah yang compressibel
mencegah masuknya air dan butiran halus ini dijumpai lapisan tanah pasir ataupun
dari tanah dasar kedalam lapisan dasar pasir berlanau yang bersifat drained.
timbunan. Pada saat yang sama, geotekstil Secara umum lapisan pasir ini susunan
juga harus bisa menahan tanah timbunan kepadatannya ditemukan dari kondisi
agar material timbunan tidak ikut bersama medium sampai padat dan sangat padat
aliran, sehingga susunan material sesuai dengan pertambahan
timbunan dan tanah dasar dapat terjaga. kedalamannya.

75
Lubis, Mhd.Khuzeir, Kamaluddin, Lubis, dan Subur, Panjaitan. (2019), Evaluasi Perbaikan Tanah Menggunakan
Geotekstil Untuk Meningkatkan Stabilitas Tanah Lapisan Subgrade Pekerjaan Jalan.

Penyelidikan tanah telah dilakukan yang bersifat undrained pada lokasi jalan
pada trase jalan tol Sta. 42+750 s/d Sta. akses ini bervariasi antara 7,80 m sampai
43+400 untuk mengevaluasi kondisi dengan 11,60 m. Pada kedalaman yang
timbunan berupa boring, SPT, lebih besar dari 7,80 m sampai 11,60
pengambilan sampel tanah tidak dijumpai lapisan tanah pasir ataupun
terganggu dan Sondir ringan. Penyelidikan tanah pasir berlanau dengan tingkat
tanah untuk Bor mesin dilakukan kepadatan medium hingga padat (nilai
sebanyak 3 (tiga) titik yaitu BM-10 Sta. sondir minimal berkisar 40 kg/Cm2-100
42+825, BM-11 Sta. 42+900 dan BM-12 kg/Cm2).Muka air tanah pada waktu
Sta. 42+900. Pengujian yang telah penyelidikan tanah juga bervariasi yaitu
dilakukan pada lokasi ini adalah antara 1,00 m sampai 2,40 m di bawah
identifikasi tanah, SPT setiap kedalaman 2 muka tanah.
m, pengambilan sampel tidak terganggu Tebal lapisan tanah lunak (soft soil)
(undisturb sample) untuk masing-masing untuk pergantian material yang
1 bor sebanyak 1 sampel dan test ditentukan berdasarkan nilai perlawanan
laboratorium. penetrasi konus qc< 10 kg/Cm2 juga
Kondisi Tanah Dasar (sub grade) bervariasi antara 0,8 m sampai dengan 2,4
pada trase jalan tol ini berdasarkan data m.
pengeboran BM-10, BM-11 dan BM-12 Umumnya di setiap titik sondir
yang diperlihatkan pada Gambar 2.1. ditemukan lapisan lensa padat dan lapisan
sampai dengan Gambar 2.3. Terlihat lensa tanah lunak (soft soil). Lapisan lensa
bahwa lapisan tanah permukaan padat ditemukan setelah lapisan lempung
umumnya adalah lapisan tanah lempung lunak (soft soil) dengan kedalaman antara
yang kemudian ditemukan lapisan 1,00 m sampai dengan 5,00 m dari
lempung kepasiran ataupun lapisan permukaan tanah. Ketebalan lapisan lensa
lempung berpasir. Pada kedalaman 7,75 m ini bervariasi antara 1,0 m -5,0 m dan
sampai 8,00 dijumpai lapisan tanah pasir perlawanan penetrasi konus qc antara 15
dengan tingkat kepadatan medium hingga kg/Cm2-35 kg/Cm2. Di bawah lapisan
padat (nilai N-SPT minimal berkisar 12- lensa padat ini dijumpai lapisan lensa
31). tanah lunak (soft soil) dengan keetebalan
Walaupun pengeboran ini tidak yang bervariasi antara 0,8 m- 4,6 m
dilakukan pada jalan akses, tetapi data- dengan nilai perlawanan penetrasi konus
datanya masih dapat digunakan untuk qc= 5 kg/Cm2 -10 kg/Cm2. Lapisan ini
mengevaluasi timbunan pada jalan dijumpai pada kedalaman 2,40 m-6,80 m
akses.Data ini dapat digunakan sebagai di bawah muka tanah. Diharapkan pada
pembanding saat mengevaluasi timbunan waktu penimbunan badan jalan, lapisan
pada jalan akses yang penyelidikan lensa tanah lunak (soft soil) ini dapat
tanahnya dilakukan dengan alat sondir. ditembus dan dipadatkan oleh beban
Berdasarkan hasil sondir diketahui timbunan.
terlihat bahwa lapisan tanah permukaan Pembebanan yang diperhitungkan
umumnya didominasi oleh lapisan tanah membebani tanah asli adalah beban
lempung, lempung berlanau ataupun timbunan badan jalan, beban perkerasan
lempung berpasir. Ketebalan lapisan tanah dan beban lalu lintas. Pada kasus ini beban

76
JCEBT (Journal of Civil Engineering, Building and Transportation), 3 (2) September 2019: 71-81

gempa tidak diperhitungkan karena lokasi pada S-5, Sta.1+450 dan 0,71 m
timbunan tidak terlalu tinggi dan geometri untuk lokasi S-8 Sta. 1+900. Berdasarkan
lereng timbunan, sesuai desain, yang tinggi beban material timbunan (2,40 m
cukup baik. untuk S-5 dan 0,71 m untuk S-8)
Beban timbunan badan jalan adalah ditambahkan dengan tinggi beban
berat tanah timbunan yang merupakan preloading yaitu setinggi 1,80 m.
perkalian antara berat isi tanah timbunan
dengan tinggi timbunan. Beban timbunan Perhitungan Geotekstil Polypropylene
ini akan berbeda untuk setiap segmen Woven, UW – 200
tergantung dari elevasi muka tanah asli • Beban timbunan
dan elevasi subgrade. qtimb = 0,86 t/m²
Beban perkerasan adalah berat dari • Beban perkerasan
masing-masing komponen perkerasan qperkerasan
Kaku (rigid) yang direncanakan, terdiri Base A = 15 cm
dari: Lean Concreate (LC)= 10 cm
Base A : 15 cm Rigid Pavement = 27 cm
Lean Concreate (LC) : 10 cm • Beban traffic
Rigid Pavement : 27 cm qtraffic = 1,5 t/m² +
Beban lalu lintas yang qtotal = 2.88 t/m²
diperhitungkan membebani tanah lunak
adalah sebesar 1,5 ton/m2. Tabel 1. Data Tanah Timbunan dan
Beban Preloading adalah tanah timbunan Perkerasan
setinggi (faktor keamanan beban = 1,1): Uraian Nilai Ket
1,1 x (beban perkerasan/ g + beban lalu
Sudut geser 27° Tabel 4.1
lintas/ g)
tanah
Total beban perkerasan dan beban
kepasiran(ø)
lalu lintas disebut juga dengan beban
Kohesi(Cu) 10 kN/m2 Material
preloading diperhitungkan sebesar 2,88
ton/m2.
ttimbunan 20 kN/m3 Material
Untuk proses desain pembebanan Tebal 0,75 m DPU Balai
tanah asli selalu diperhitungkan sebagai perkerasan
beban merata dan dapat diwakili dengan lama
beban timbunan tanah. Dengan Tinggi 0,35 m Pers
mengambil berat isi tanah timbunan, = timbunan (2.13)
1,60 ton/m3 dan diperoleh timbunan ijin
preloading setinggi 1,80 m.Untuk kajian Beban q 3,3 kN/m2 PPI tahun
geoteknik ini ditinjau dua titik sondir yaitu perkerasan 1983
pada S-5, Sta.1+450 dan untuk lokasi S-8, Sumber : Data – data Perencanaan
Sta. 1+900. Besar beban yang
disimulasikan dengan 2 alternatif yaitu :
Berdasarkan tinggi beban material Tabel 2. Identifikasi Data Tanah Dasar dan
timbunan yaitu elevasi rencana timbunan Pelebaran Jalan
dikurangi dengan elevasi eksisting tanah Uraian Nilai Ket
asli. Dimodelkan setinggi 2,4 m untuk Lebar 14 m Perencanaan

77
Lubis, Mhd.Khuzeir, Kamaluddin, Lubis, dan Subur, Panjaitan. (2019), Evaluasi Perbaikan Tanah Menggunakan
Geotekstil Untuk Meningkatkan Stabilitas Tanah Lapisan Subgrade Pekerjaan Jalan.

perkerasa Gambar 1. Spesifikasi Tanah


n lama + Timbunan dan Tanah Asli untuk Analisa
baru (B) Perhitungan Stabilitas
Pelebaran 3,5 m Perencanaan
jalan baru a. Stabilitas Terhadap Keruntuhan
Kemiringa 2H : DPU Balai Kapasitas Dukung Tanah
n lereng 1V
jalan Persamaan kapasitas dukung tanah
Kohesi 12,6 DPU Balai dengan tebal lapisan lunak terbatas,
tanah Kpa digunakan Persamaan (2.12) :
dasar (cu) qu = cuNc
Sudut 3,1˚ DPU Balai lebar rata-rata timbunan : B’ = 3,75 + 2,2 =
geser 5,95 m Untuk B/h
tanah ( ) = 5,95/7,8 = 0,76 < 1,49
 sat tanah 16,3 DPU Balai
dari Persamaan (2.14) didapat Nc = 5,14
dasar ,maka : qu = cuNc
Tebal 5m DPU Balai = 12,6 x 5,14
lapisan = 64,76 kN/m2
tanah
lunak (h) Untuk tinggi timbunan H = 0,75 m,
Sumber : Data – data Perencanaan maka tekanan dasar timbunan +
perkerasan jalan ke tanah lempung :
(H γt ) + q = (0,75 x 16)+2,88= 14,88 kN/m

Faktor aman terhadap keruntuhan tanah


(Tabel 2.8): SF = 64,76/ 14,88 = 4,35 >
1,50 (memenuhi syarat)

b. Stabilitas internal (internal stability).

Dalam analisa stabillitas internal


dihitung terhadap 2 kondisi keruntuhan
timbunan :
Timbunan menggelincir di atas tanah
tulangan geotekstil, tulangan geotekstil
putus oleh tarikan dan timbunan
menggelincir pada tanah pondasi

78
JCEBT (Journal of Civil Engineering, Building and Transportation), 3 (2) September 2019: 71-81

= 1,51 > 1,50 (memenuhi syarat)

Faktor aman terhadap tulangan


putus oleh tarikan dan timbunan
menggelincir pada tanah pondasi (Gambar
2b) menggunakan persamaan (2.18):

SF= (2(Lca+T1))/(Ka γ H²)


= (2 .(2,2 .10+10,04))/(0,36 .16 .1,10²)
= 9,19 > 1,50 (memenuhi syarat)

c. Stabilitas tanah pondasi (foundation


stability)
Gambar 2. (a) Penggelinciran di Atas
Tulangan Geotekstil
(b) Tulangan Putus dan Timbunan
Menggelincir
di Atas Tanah Pondasi

Gaya tarik yang bekerja pada


permukaan atas tulangan (T1)
diasumsikan sama dengan tekanan tanah
aktif di belakang bidang AB (Gambar 4.2),
maka digunakan Persamaan (2.16):
Gambar 3. Analisa stabilitas
T1 = Pa1 = 0,5H2Ka
pondasi

Ka = tg2 (45-ø/2)
Untuk menghitung stabilitas pondasi cek
= tg2 (45-28/2)
terhadap adanya perasan lateral
= 0,36
Tekanan tanah aktif
T1 = Pa1 = 0,5qH2Ka Pa = Pw + Pal + Pqa
= 0,5 . 2,88 . 1,102 . 16 . 0,36
= 1/2 γw h²+ 1/2 γh²Ka-2cu h √ka+
= 10,04 kN/m
qs1 h Ka
= 1/(2 ) .9,18 .1,1²+ 1/2 6,49 .1,1².0,36-2
Jadi kebutuhan kuat tarik geotekstil sama
.12,6 .1,1√0,36+2 . 16 . 0,36
dengan T1 = Pa1 = 10,04 kN/m
= 5,55 + 1,41 – 16,63 + 11,52 = 1,85 kN/m
Faktor aman terhadap
penggelinciran lereng terhadap tulangan
geotekstil (Gambar 2a) menggunakan Kp = tg2 (45+ø/2)
persamaan (2.17): = tg2 (45+28/2)
SF= Pg/Pa1= L(0,5 H γ)tgδ/(0,5 Ka H² γ)= = 2,76
(L tgδ)/(Ka H) Tekanan tanah pasif
= (2,2 .(0,8 x tg 28°))/(0,36 .1,10) Pp = Pw + Ppl + Pqp

79
Lubis, Mhd.Khuzeir, Kamaluddin, Lubis, dan Subur, Panjaitan. (2019), Evaluasi Perbaikan Tanah Menggunakan
Geotekstil Untuk Meningkatkan Stabilitas Tanah Lapisan Subgrade Pekerjaan Jalan.

= 1/2 γw h²+ 1/2 γh²Kp-2cu h √kp+


qs2 h Kp Jadi, dibutuhkan kuat tarik ultimit
= 1/(2 ) .9,18 .1,1²+ 1/2 6,49 .1,1².2,76+2 geotekstil minimum: Tu = 60,38 kN/m
.12,6 .1,1√2,76 + 0 .2,76
= 5,55 + 10,83 + 46,05 + 0 Berdasarkan tinjaun geotekstil
= 62,43 kN/m terhadap 3 stabilitas timbunan didapatkan
kuat tarik ultimit geotekstil sebesar 60,38
Untuk mengecek adanya perasan Lateral kN/m, jadi dipakai geotekstil anyaman
(Lateral squeezing), maka digunakan dengan spesifikasi sebagai berikut:
persamaan (2.25):
Tipe geotekstil :
Pp + 2cu . L > Pa Polypropylene Woven Geotekstil
Jenis geotekstil : UW – 200
62,43+ 2 . 12,6 . 2,2 = 117,87 > Pa = 1,85 Berat : 200 g/m2
kN/m (jadi, tidak terjadi perasan Lateral Warna : Black
tanah pondasi) Kuat tarik : 30 kN/m
Kuat tarik serobot : 1600 N
Faktor aman terhadap perasan Lateral
(persamaan 2.19): Jadi untuk kebutuhan kuat tarik
SF= 2Cu/(γ htgβ)+ (4,14 Cu)/Hγ 60,38 kN/m, digunakan 2 lapis geotekstil
= (2 .12,6)/(16 .7,8 .tg14° )+ tipe UW – 200 dengan kuat tarik 30
(4,14.12,6)/(1,10 .16)=3,77>1,50 kN/m perlapis. Dengan syarat factor
(memenuhi syarat) keamanan minimal atau lebih besar dari
1,4 SF ≥ 1,4 (PT.Teknindo Geosistem
Gaya tarik yang bekerja pada tulangan Unggul),maka:
geotekstil (persamaan 2.26):
Sehingga, SF = ((3 x kuat tarik
T2 = cuL bahan))/(kuat tarik kebutuhan)
= 12,6 . 1,2 (3 x 30kN/m)/(60,36kN/m) = 1,5 > 1,4
= 15,12 kN/m (memenuhi syarat)

Karena geotekstil harus menahan Jadi geotekstil jenis UW – 200


sebaran Lateral timbunan dan gerakan dengan kuat tarik 30 kN/m sudah
tanah pondasi, maka gaya tarik yang memenuhi syarat.
bekerja pada geotekstil digunakan Catatan: Tulangan geotekstil yang
persamaan (2.28): dipasang di dasar timbunan yang
Ttotal = T1 + T2 digunakan lebih dari satu lapis, maka di
= 10,04 + 15,12 = 25,16 kN/m antara tulangan geotekstil harus diurug
Untuk kuat tarik ultimit geotekstil lapisan material granuler setebal 20 – 30
digunakan persamaan (2.29): cm, atau lapisan – lapisan geotekstil harus
Ttotal=Tu(1/(RFiD x RFCR x RFD)) secara mekanik dihubungkan satu dengan
Tu = (1,1 x 2 x 1,1) = 2,4 x 25,16 = 60,38 yang lain (dijahit).
kN/m SIMPULAN

80
JCEBT (Journal of Civil Engineering, Building and Transportation), 3 (2) September 2019: 71-81

Beban perkerasan adalah berat dari - Das, Braja M. 1988. Mekanika Tanah 1 (Prinsip-
masing-masing komponen perkerasan prinsip Rekayasa
Kaku (rigid) yang direncanakan, terdiri Geoteknis). Diterjemahkan : Endah
dari: Noor, Indrasurya B Mochtar. Erlangga.
Base A : 15 cm Jakarta.
Lean Concreate (LC) : 10 cm - Das, Braja M. 1993. Mekanika Tanah 2 (Prinsip-
prinsip Rekayasa Geoteknis).
Rigid Pavement : 27 cm
Diterjemahkan : Endah Noor,
Beban lalu lintas yang
Indrasurya B Mochtar. Erlangga. Jakarta.
diperhitungkan membebani tanah lunak
- Departemen Pekerjaan Umum Direktorat
adalah sebesar 1,5 ton/m2. Tipe geotekstil
Jenderal Bina Marga Direktorat Bina
dilapangan menggunakan geotekstil Non Teknik. Perencanaan Dan Pelaksanaan
woven, sedangkan dikajian ini geotekstil Perkuatan Tanah Dengan Geosintetik.
polypropylene woven. Kekuatan tarik Non - Departemen Permukiman Dan Prasarana
woven 20 kN/m diperlukan 1 lapis Wilayah. Panduan Geoteknik 4 Desain Dan
geotekstil sedangkan kekuatan tarik Konstruksi.
Polypropylene woven 30 kN/m diperlukan - G. Djatmiko Soedarmo, Ir & S.J. Edy Purnomo,
2 lapis geotekstil. Pada lokasi penelitian Edisi 5, 1997. Mekanika Tanah 1, Penerbit
perkuatan timbunan tidak dapat langsung kanisius, Jakarta.
dikerjakan, karena pada lokasi tersebut - Hardiyatmo, Christady, Hary. Edisi 1, 2008.
memiliki kadar air tanah yang cukup tinggi Geosintetik Untuk Rekayasa Jalan
sehingga mengharuskan menggunakan Raya Perancangan Dan Aplikasi,
geotekstil sebagai perkuatan timbunan. Penerbit Gadjah Mada University
Dibutuhkan material geotekstil sebagai Press,Yogyakarta.
sparator sehingga pada saat pekerjaan - Hardiyatmo, Christady, Hary. Edisi 3, 2002.
penimbunan badan jalan akses tidak Mekanika Tanah 1, Penerbit Gadjah Mada
terjadi pencampuran material tanah dasar University Press, Yogyakarta.
yang berbutir halus dengan material - Hardiyatmo, Christady, 1992. Mekanika Tanah
timbunan yang berbutir kasar. Akhirnya 2, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama,
bahwa proses stabilisasi sangatlah Jakarta.
- Santosa, Budi dkk. 1995. Dasar Mekanika Tanah.
dibutuhkan dalam mengatasi keadaan
Gunadharma. Jakarta.
tanah yang kurang baik, terlebih jika di
- Sudana, W., 2011. Geosintetik Untuk
atas tanah tersebut akan dilakukan
Perencanaan – Perencanaan
pembangunan. Sebagaimana dijelaskan
Perkerasan Lentur di Atas Tanah Lunak di
bahwa proses stabilisasi sangatlah penting Gresik – Lamongan Sta 27+ 250 –32
terutama untuk menjaga keseimbangan + 550, Universitas Pembangunan Nasional,
unsur tanah agar padat dan dapat Surabaya
dimanfaatkan untuk pembangunan yang - Suryolelono, K., Basah, 1988. Geosintetik
baik dan layak. Geoteknik, Penerbit Nafiri, Yogyakarta.
- Wesley, D. Laurence. Edisi 1, 2012.
Mekanika Tanah, Penerbit
DAFTAR PUSTAKA Andi,Yogyakarta,Yogyakarta

81

Anda mungkin juga menyukai