DOI: 10.31289/jcebt.v3i2.2702
JCEBT
(Journal of Civil Engineering, Building and Transportation)
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/jcebt
Abstrak
Salah satu permasalahan utama pada konstruksi bangunan adalah penurunan tanah yang besar.
Penurunan yang besar tersebut disebabkan oleh penurunan pada tanah. Kondisi tanah dasar yang jelek
berupa tanah lempung, perlu dilakukan upaya perbaikan tanah dasar agar mampu mendukung beban
konstruksi. Salah satu metode yang digunakan sebagai perbaikan tanah adalah dengan geotekstil. Jenis
geotekstil yang dipakai pada pekerjaan proyek konstruksi jalan tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi,
Parbarakan-Lubuk Pakam Sta.42+750-Sta.47+600 adalah geotekstil PP woven polypropylene.Tipe
geotekstil dilapangan menggunakan geotekstil Non woven, sedangkan dikajian ini geotekstil
polypropylene woven, Kekuatan tarik Non woven 20 kN/m diperlukan 1 lapis geotekstil sedangkan
kekuatan tarik Polypropylene woven 30 kN/m diperlukan 2 lapis geotekstil. Dari perhitungan tersebut
dapat disimpulkan bahwa penggunaan geotekstil dapat dijadikan sebagai salah satu perbaikan dan
perkuatan tanah.
Kata Kunci : Geotekstil; Stabilitas terhadap keruntuhan kapasitas dukung tanah; Stabilitas internal;
Stabilitas tanah pondasi; Kuat tarik ultimit geotekstil
Abstract
At the stage of a construction work one of the main problems in soft soil is the large land decline. The large
decrease is due to the decrease in soil. The condition of poor base soil in the form of clay soil needs to be done
to improve the basic soil to be able to support the construction load. One method used as land improvement is
by geotextiles. The type of geotextile used in the construction of the Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi toll
road project, Parbarakan-Lubuk Pakam Sta.42 + 750-Sta.47 + 600 is a geotextile PP woven polypropylene.
The geotextile type uses non woven geotextile while the study is geotextile polypropylene woven, Non woven
tensile strength 20 kN / m required 1 layer of geotextile while tensile strength Polypropylene woven 30 kN /
m required 2 layers of geotextile. From these calculations can be concluded that the use of geotextiles can be
used as one of the repair and retrofitting.
Keywords : Geotextile; Stability against soil degradation; Internal Stability; Stability of foundation soil;
Geotextile ultimate tensile strength
How to Cite: Lubis, Mhd.Khuzeir, Kamaluddin, Lubis, dan Subur, Panjaitan. (2019), Evaluasi Perbaikan Tanah
Menggunakan Geotekstil Untuk Meningkatkan Stabilitas Tanah Lapisan Subgrade Pekerjaan Jalan. JCEBT (Journal
of Civil Engineering, Building and Transportation). 3 (2): 71-81
71
JCEBT (Journal of Civil Engineering, Building and Transportation), 3 (2) September 2019: 40-48
72
JCEBT (Journal of Civil Engineering, Building and Transportation), 3 (2) September 2019: 71-81
73
Lubis, Mhd.Khuzeir, Kamaluddin, Lubis, dan Subur, Panjaitan. (2019), Evaluasi Perbaikan Tanah Menggunakan
Geotekstil Untuk Meningkatkan Stabilitas Tanah Lapisan Subgrade Pekerjaan Jalan.
74
JCEBT (Journal of Civil Engineering, Building and Transportation), 3 (2) September 2019: 71-81
75
Lubis, Mhd.Khuzeir, Kamaluddin, Lubis, dan Subur, Panjaitan. (2019), Evaluasi Perbaikan Tanah Menggunakan
Geotekstil Untuk Meningkatkan Stabilitas Tanah Lapisan Subgrade Pekerjaan Jalan.
Penyelidikan tanah telah dilakukan yang bersifat undrained pada lokasi jalan
pada trase jalan tol Sta. 42+750 s/d Sta. akses ini bervariasi antara 7,80 m sampai
43+400 untuk mengevaluasi kondisi dengan 11,60 m. Pada kedalaman yang
timbunan berupa boring, SPT, lebih besar dari 7,80 m sampai 11,60
pengambilan sampel tanah tidak dijumpai lapisan tanah pasir ataupun
terganggu dan Sondir ringan. Penyelidikan tanah pasir berlanau dengan tingkat
tanah untuk Bor mesin dilakukan kepadatan medium hingga padat (nilai
sebanyak 3 (tiga) titik yaitu BM-10 Sta. sondir minimal berkisar 40 kg/Cm2-100
42+825, BM-11 Sta. 42+900 dan BM-12 kg/Cm2).Muka air tanah pada waktu
Sta. 42+900. Pengujian yang telah penyelidikan tanah juga bervariasi yaitu
dilakukan pada lokasi ini adalah antara 1,00 m sampai 2,40 m di bawah
identifikasi tanah, SPT setiap kedalaman 2 muka tanah.
m, pengambilan sampel tidak terganggu Tebal lapisan tanah lunak (soft soil)
(undisturb sample) untuk masing-masing untuk pergantian material yang
1 bor sebanyak 1 sampel dan test ditentukan berdasarkan nilai perlawanan
laboratorium. penetrasi konus qc< 10 kg/Cm2 juga
Kondisi Tanah Dasar (sub grade) bervariasi antara 0,8 m sampai dengan 2,4
pada trase jalan tol ini berdasarkan data m.
pengeboran BM-10, BM-11 dan BM-12 Umumnya di setiap titik sondir
yang diperlihatkan pada Gambar 2.1. ditemukan lapisan lensa padat dan lapisan
sampai dengan Gambar 2.3. Terlihat lensa tanah lunak (soft soil). Lapisan lensa
bahwa lapisan tanah permukaan padat ditemukan setelah lapisan lempung
umumnya adalah lapisan tanah lempung lunak (soft soil) dengan kedalaman antara
yang kemudian ditemukan lapisan 1,00 m sampai dengan 5,00 m dari
lempung kepasiran ataupun lapisan permukaan tanah. Ketebalan lapisan lensa
lempung berpasir. Pada kedalaman 7,75 m ini bervariasi antara 1,0 m -5,0 m dan
sampai 8,00 dijumpai lapisan tanah pasir perlawanan penetrasi konus qc antara 15
dengan tingkat kepadatan medium hingga kg/Cm2-35 kg/Cm2. Di bawah lapisan
padat (nilai N-SPT minimal berkisar 12- lensa padat ini dijumpai lapisan lensa
31). tanah lunak (soft soil) dengan keetebalan
Walaupun pengeboran ini tidak yang bervariasi antara 0,8 m- 4,6 m
dilakukan pada jalan akses, tetapi data- dengan nilai perlawanan penetrasi konus
datanya masih dapat digunakan untuk qc= 5 kg/Cm2 -10 kg/Cm2. Lapisan ini
mengevaluasi timbunan pada jalan dijumpai pada kedalaman 2,40 m-6,80 m
akses.Data ini dapat digunakan sebagai di bawah muka tanah. Diharapkan pada
pembanding saat mengevaluasi timbunan waktu penimbunan badan jalan, lapisan
pada jalan akses yang penyelidikan lensa tanah lunak (soft soil) ini dapat
tanahnya dilakukan dengan alat sondir. ditembus dan dipadatkan oleh beban
Berdasarkan hasil sondir diketahui timbunan.
terlihat bahwa lapisan tanah permukaan Pembebanan yang diperhitungkan
umumnya didominasi oleh lapisan tanah membebani tanah asli adalah beban
lempung, lempung berlanau ataupun timbunan badan jalan, beban perkerasan
lempung berpasir. Ketebalan lapisan tanah dan beban lalu lintas. Pada kasus ini beban
76
JCEBT (Journal of Civil Engineering, Building and Transportation), 3 (2) September 2019: 71-81
gempa tidak diperhitungkan karena lokasi pada S-5, Sta.1+450 dan 0,71 m
timbunan tidak terlalu tinggi dan geometri untuk lokasi S-8 Sta. 1+900. Berdasarkan
lereng timbunan, sesuai desain, yang tinggi beban material timbunan (2,40 m
cukup baik. untuk S-5 dan 0,71 m untuk S-8)
Beban timbunan badan jalan adalah ditambahkan dengan tinggi beban
berat tanah timbunan yang merupakan preloading yaitu setinggi 1,80 m.
perkalian antara berat isi tanah timbunan
dengan tinggi timbunan. Beban timbunan Perhitungan Geotekstil Polypropylene
ini akan berbeda untuk setiap segmen Woven, UW – 200
tergantung dari elevasi muka tanah asli • Beban timbunan
dan elevasi subgrade. qtimb = 0,86 t/m²
Beban perkerasan adalah berat dari • Beban perkerasan
masing-masing komponen perkerasan qperkerasan
Kaku (rigid) yang direncanakan, terdiri Base A = 15 cm
dari: Lean Concreate (LC)= 10 cm
Base A : 15 cm Rigid Pavement = 27 cm
Lean Concreate (LC) : 10 cm • Beban traffic
Rigid Pavement : 27 cm qtraffic = 1,5 t/m² +
Beban lalu lintas yang qtotal = 2.88 t/m²
diperhitungkan membebani tanah lunak
adalah sebesar 1,5 ton/m2. Tabel 1. Data Tanah Timbunan dan
Beban Preloading adalah tanah timbunan Perkerasan
setinggi (faktor keamanan beban = 1,1): Uraian Nilai Ket
1,1 x (beban perkerasan/ g + beban lalu
Sudut geser 27° Tabel 4.1
lintas/ g)
tanah
Total beban perkerasan dan beban
kepasiran(ø)
lalu lintas disebut juga dengan beban
Kohesi(Cu) 10 kN/m2 Material
preloading diperhitungkan sebesar 2,88
ton/m2.
ttimbunan 20 kN/m3 Material
Untuk proses desain pembebanan Tebal 0,75 m DPU Balai
tanah asli selalu diperhitungkan sebagai perkerasan
beban merata dan dapat diwakili dengan lama
beban timbunan tanah. Dengan Tinggi 0,35 m Pers
mengambil berat isi tanah timbunan, = timbunan (2.13)
1,60 ton/m3 dan diperoleh timbunan ijin
preloading setinggi 1,80 m.Untuk kajian Beban q 3,3 kN/m2 PPI tahun
geoteknik ini ditinjau dua titik sondir yaitu perkerasan 1983
pada S-5, Sta.1+450 dan untuk lokasi S-8, Sumber : Data – data Perencanaan
Sta. 1+900. Besar beban yang
disimulasikan dengan 2 alternatif yaitu :
Berdasarkan tinggi beban material Tabel 2. Identifikasi Data Tanah Dasar dan
timbunan yaitu elevasi rencana timbunan Pelebaran Jalan
dikurangi dengan elevasi eksisting tanah Uraian Nilai Ket
asli. Dimodelkan setinggi 2,4 m untuk Lebar 14 m Perencanaan
77
Lubis, Mhd.Khuzeir, Kamaluddin, Lubis, dan Subur, Panjaitan. (2019), Evaluasi Perbaikan Tanah Menggunakan
Geotekstil Untuk Meningkatkan Stabilitas Tanah Lapisan Subgrade Pekerjaan Jalan.
78
JCEBT (Journal of Civil Engineering, Building and Transportation), 3 (2) September 2019: 71-81
Ka = tg2 (45-ø/2)
Untuk menghitung stabilitas pondasi cek
= tg2 (45-28/2)
terhadap adanya perasan lateral
= 0,36
Tekanan tanah aktif
T1 = Pa1 = 0,5qH2Ka Pa = Pw + Pal + Pqa
= 0,5 . 2,88 . 1,102 . 16 . 0,36
= 1/2 γw h²+ 1/2 γh²Ka-2cu h √ka+
= 10,04 kN/m
qs1 h Ka
= 1/(2 ) .9,18 .1,1²+ 1/2 6,49 .1,1².0,36-2
Jadi kebutuhan kuat tarik geotekstil sama
.12,6 .1,1√0,36+2 . 16 . 0,36
dengan T1 = Pa1 = 10,04 kN/m
= 5,55 + 1,41 – 16,63 + 11,52 = 1,85 kN/m
Faktor aman terhadap
penggelinciran lereng terhadap tulangan
geotekstil (Gambar 2a) menggunakan Kp = tg2 (45+ø/2)
persamaan (2.17): = tg2 (45+28/2)
SF= Pg/Pa1= L(0,5 H γ)tgδ/(0,5 Ka H² γ)= = 2,76
(L tgδ)/(Ka H) Tekanan tanah pasif
= (2,2 .(0,8 x tg 28°))/(0,36 .1,10) Pp = Pw + Ppl + Pqp
79
Lubis, Mhd.Khuzeir, Kamaluddin, Lubis, dan Subur, Panjaitan. (2019), Evaluasi Perbaikan Tanah Menggunakan
Geotekstil Untuk Meningkatkan Stabilitas Tanah Lapisan Subgrade Pekerjaan Jalan.
80
JCEBT (Journal of Civil Engineering, Building and Transportation), 3 (2) September 2019: 71-81
Beban perkerasan adalah berat dari - Das, Braja M. 1988. Mekanika Tanah 1 (Prinsip-
masing-masing komponen perkerasan prinsip Rekayasa
Kaku (rigid) yang direncanakan, terdiri Geoteknis). Diterjemahkan : Endah
dari: Noor, Indrasurya B Mochtar. Erlangga.
Base A : 15 cm Jakarta.
Lean Concreate (LC) : 10 cm - Das, Braja M. 1993. Mekanika Tanah 2 (Prinsip-
prinsip Rekayasa Geoteknis).
Rigid Pavement : 27 cm
Diterjemahkan : Endah Noor,
Beban lalu lintas yang
Indrasurya B Mochtar. Erlangga. Jakarta.
diperhitungkan membebani tanah lunak
- Departemen Pekerjaan Umum Direktorat
adalah sebesar 1,5 ton/m2. Tipe geotekstil
Jenderal Bina Marga Direktorat Bina
dilapangan menggunakan geotekstil Non Teknik. Perencanaan Dan Pelaksanaan
woven, sedangkan dikajian ini geotekstil Perkuatan Tanah Dengan Geosintetik.
polypropylene woven. Kekuatan tarik Non - Departemen Permukiman Dan Prasarana
woven 20 kN/m diperlukan 1 lapis Wilayah. Panduan Geoteknik 4 Desain Dan
geotekstil sedangkan kekuatan tarik Konstruksi.
Polypropylene woven 30 kN/m diperlukan - G. Djatmiko Soedarmo, Ir & S.J. Edy Purnomo,
2 lapis geotekstil. Pada lokasi penelitian Edisi 5, 1997. Mekanika Tanah 1, Penerbit
perkuatan timbunan tidak dapat langsung kanisius, Jakarta.
dikerjakan, karena pada lokasi tersebut - Hardiyatmo, Christady, Hary. Edisi 1, 2008.
memiliki kadar air tanah yang cukup tinggi Geosintetik Untuk Rekayasa Jalan
sehingga mengharuskan menggunakan Raya Perancangan Dan Aplikasi,
geotekstil sebagai perkuatan timbunan. Penerbit Gadjah Mada University
Dibutuhkan material geotekstil sebagai Press,Yogyakarta.
sparator sehingga pada saat pekerjaan - Hardiyatmo, Christady, Hary. Edisi 3, 2002.
penimbunan badan jalan akses tidak Mekanika Tanah 1, Penerbit Gadjah Mada
terjadi pencampuran material tanah dasar University Press, Yogyakarta.
yang berbutir halus dengan material - Hardiyatmo, Christady, 1992. Mekanika Tanah
timbunan yang berbutir kasar. Akhirnya 2, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama,
bahwa proses stabilisasi sangatlah Jakarta.
- Santosa, Budi dkk. 1995. Dasar Mekanika Tanah.
dibutuhkan dalam mengatasi keadaan
Gunadharma. Jakarta.
tanah yang kurang baik, terlebih jika di
- Sudana, W., 2011. Geosintetik Untuk
atas tanah tersebut akan dilakukan
Perencanaan – Perencanaan
pembangunan. Sebagaimana dijelaskan
Perkerasan Lentur di Atas Tanah Lunak di
bahwa proses stabilisasi sangatlah penting Gresik – Lamongan Sta 27+ 250 –32
terutama untuk menjaga keseimbangan + 550, Universitas Pembangunan Nasional,
unsur tanah agar padat dan dapat Surabaya
dimanfaatkan untuk pembangunan yang - Suryolelono, K., Basah, 1988. Geosintetik
baik dan layak. Geoteknik, Penerbit Nafiri, Yogyakarta.
- Wesley, D. Laurence. Edisi 1, 2012.
Mekanika Tanah, Penerbit
DAFTAR PUSTAKA Andi,Yogyakarta,Yogyakarta
81