Anda di halaman 1dari 45

INFITRASI OLEH

FITRIDAWATI SOEHARDI,ST.MT.
PENGERTIA
N Infiltrasi adalah proses
masuknya air hujan ke
dalam tanah.
• Curah hujan yang mencapai permukaan tanah akan
bergerak sebagai limpasan permukaan atau inflltrasi.

• Hal ini tergantung dari besar kecilnya intensitas


curah hujan terhadap kapasitas infiltrasi.

• Air yang menginfiltrasi ke dalam tanah meningkatkan


kelembaban tanah atau, terus ke air tanah.
Air hujan yang masuk ke dalam
masuk ke dalam lapisan tidak kenyang
tanah masuk melalui air (zone of
proses infiltrasi aeration),

mengalir secara vertikal mengalir dalam arah


dan dikenal dengan lateral sebagai aliran
perkolasi (percolation) antara (interflow)
menuju air tanah menuju sungai

atau bergerak ke
permukaan sebagai
evapotranspirasi
PENYEBAB
INFILTRASI
Gerak air di dalam tanah melalui pori-pori tanah
dipengaruhi oleh:
1. gaya gravitasi
2. gaya kapiler
 Gaya gravitasi menyebabkan aliran selalu menuju
ke tempat yang lebih rendah.
 gaya kapiler menyebabkan air bergerak ke segala
arah. Gaya kapiler pada tanah kering lebih besar
daripada tanah basah. Selain itu gaya kapiler
bekerja lebih kuat pada tanah dengan lapisan
lebih halus seperti lempung daripada tanah
berbutir kasar seperti pasir.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
INFILTRASI

Dalamnya genangan di atas permukaan tanah dan


tebal lapisan yang jenuh

Air genangan di lekukan permukaan tanah masuk


ke dalam tanah, terutama disebabkan oleh
gravitasi yang bekerja pada air itu. maka pada
permulaan curah hujan, air mudah masuk kedalam
tanah karena gaya luar adalah besar jika
dibandingkan dengan tahanan itu. Inilah salah
satu sebabnya mengapa pada permulaan curah
hujan kapasitas infiltrasi tanah itu (f) relatif besar.
Kelembaban tanah

Besarnya kelembaban tanah pada lapisan teratas


sangat mempengaruhi laju infiltrasi. Potensial
kapiler bagian bawah lapisan tanah yang menjadi
kering (oleh evaporasi) kurang dari kapasitas
menahan air normal akan meningkat jika lapisan
teratas dibasahi oleh curah hujan. Peningkatan
potensial kapiler ini, bersama-sama dengan gravitasi
akan mempefcepat infiltrasi.

Bila kekurangan kelembaban tanah diisi oleh infiltrasi,


maka selisih potensial kapiler akan menjadi kecil. Pada
waktu yang bersamaan kapasitas infiltrasi pada
permulaan curah hujan akan berkurang tiba-tiba, yang
disebabkan oleh pengembangan bagian koloidal dalam
tanah. Jadi kelembaban tanah itu adalah sebagian dari
sebab pengurangan tiba-tiba dari f.
Kelembaban tanah

Besarnya kelembaban tanah pada lapisan teratas


sangat mempengaruhi laju infiltrasi. Potensial
kapiler bagian bawah lapisan tanah yang menjadi
kering (oleh evaporasi) kurang dari kapasitas
menahan air normal akan meningkat jika lapisan
teratas dibasahi oleh curah hujan. Peningkatan
potensial kapiler ini, bersama-sama dengan gravitasi
akan mempefcepat infiltrasi.

Bila kekurangan kelembaban tanah diisi oleh infiltrasi,


maka selisih potensial kapiler akan menjadi kecil. Pada
waktu yang bersamaan kapasitas infiltrasi pada
permulaan curah hujan akan berkurang tiba-tiba, yang
disebabkan oleh pengembangan bagian koloidal dalam
tanah. Jadi kelembaban tanah itu adalah sebagian dari
sebab pengurangan tiba-tiba dari f.
Pemampatan oleh curah hujan

Gaya pukulan butir-butir hujan mengurangi


kapasitas infiltrasi, karena oleh pukulan-pukulan
itu butir-butir halus di permukaan lapisan teratas
akan terpencar dan masuk ke dalam ruang-ruang
antara, sehingga terjadi effek pemampatan.
Permukaan tanah yang terdiri dari lapisan
bercampur lempung akan menjadi sangat
impermeabel oleh pemampatan butir-butir hujan
itu. Tetapi tanah pasiran tanpa bahan-bahan yang
lain tidak akan dipengaruhi oleh gaya hujan itu.
Penyumbatan oleh bahan-bahan yang halus

Kadang-kadang dalam keadaan kering banyak


bahan halus yang diendapkan di
atas permukaan tanah. Jika infiltrasi terjadi maka
bahan halus akan masuk ke dalam tanah
bersama air itu. Bahan-bahan ini akan mengisi
ruang-ruang dalam tanah yang mengakibatkan
penurunan kapasitas infiltrasi. Hal ini merupakan
juga sebuah faktor yang menurunkan/ selama
curah hujan.
Pemampatan oleh orang dan hewan

Pada bagian lalu lintas orang atau kendaraan,


permeabilitas tanah berkurang karena struktur
butir-butir tanah dan ruang-ruang yang
berbentuk pipa yang halus telah dirusakkannya.

Contoh-contohnya adalah kebun rumput tempat


memelihara banyak hewan, lapangan permainan
dan jalan tanah.
Struktur tanah

Lubang dalam tanah yang digali oleh binatang-


binatang yang kecil dan serangga, akar-akar
tanaman yang mati, mengakibatkan
permeabilitas yang tinggi.

Akan tetapi mengingat jenis tanah ini sangat


peka terhadap gaya pemampatan curah hujan
maka seringkali harga f itu tiba-tiba berkurang
selama curah hujan.
Tumbuh-tumbuhan

Jika permukaan tanah tertutup oleh pohon-pohon dan


rumput-rumputan maka infiltrasi dapat dipercepat.
Tumbuh-tumbuhan bukan hanya melindungi
permukaan tanah dari gaya pemampatan curah hujan,
tetapi juga lapisan humus yang terjadi mempercepat
penggalian-penggalian serangga dan lain-lain.

Pada tanah yang bercampur lempung yang tidak


tertutup dengan tumbuh-tumbuhan, lapisan teratas
akan dimampatkan oleh curah hujan, penyumbatan
dengan bahan-bahan halus. Tetapi jika tanah itu
ditutupi dengan lapisan daun-daunan yang jatuh,
maka lapisan itu mengembang dan menjadi sangat
permeabel. Kapasitas infiltrasinya adalah beberapa
kali iebih besar dari pada efek jenis tanah.
Udara yang terdapat dalam tanah
Pada tanah yang sangat datar, infiltrasi yang teriadi dengan
kecepatan yang sama akan diperlambat oleh udara yang
tertekan, Karena air yang masuk membentuk sebuah
bidang datar yang menghalang-halangi udara keluar.

Umpamanya permukaan tanah dan permukaan air tanah


itu sejajar dan air yang masuk membentuk sebuah bidang
yang sama tebal, maka dalamnya (d) yang dapat dicapai
oleh bidang infiltrasi dari permukaan tanah, dapat
ditentukan oleh rumus sebagai berikut:
KAPASITAS INFILTRASI & LAJU INFILTRASI

Kapasitas infiltrasi adalah laju infiltrasi


maksimum untuk suatu jenis tanah
tertentu.
Laju infiltrasi adalah kecepatan infiltrasi
yang nilainya tergantung pada kondisi
tanah dan intensitas hujan.
PENGUKURAN INFILTRASI
 Dalam kaitannya dengan analisis
hidrologi, informasi yang diperlukan
adalah laju infiltrasi yang berubah
dengan waktu.
 Untuk mendapatkan data tersebut
pengukuran laju infiltrasi pada suatu
tempat tertentu dapat dilakukan dengan
2 cara, yaitu:
a) Pengukuran langsung di lapangan
b) Dengan pendekatan menggunakan analisis
hidrograf (akan dibahas pada bab selanjutnya)
PENGUKURAN DI LAPANGAN
Single ring infiltrometer
Single Ring infiltrometer berupa silinder baja
yang dimasukkan ke dalam tanah dan dilengkapi
dengan skala dalam milimeter dan hook gauge
untuk mengukur penurunan muka air yang diisikan
ke dalam silinder baja yang diamati dalam rentang
waktu tertentu.
Double ring infiltrometer
Prinsip pengukuran infiltrasi dengan double ring
infiltrometer sama dengan single ring infiltrometer,
hanya saja digunakan 2 buah silinder baja untuk
menahan rembesan air ke arah horisontal
dengan cara mengisi air pada ruang di antara
dua silinder baja.
Ring luar φ50 cm

f=Δh/Δt Ring dalam


φ25 cm

Δh 10 cm

50 cm
Double ring infiltrometer
Double ring infiltrometer
Rainfall simulator

Untuk menghindari kelemahan dari


penggunaan alat infiltrometer, dibuat
simulator hujan yang terdiri dari
seperangkat alat pembuatan hujan buatan
dari pompa dan sederet pipa dengan
‘nozzle’. Intensitas hujan yang diinginkan
dapat diatur. Bidang tanah yang digunakan
untuk percobaan diisolasikan dari bidang
tanah lain disekitarnya, dan dilengkapi
dengan alat pengukur debit. Luas bidang
yang disiram adalah antara 0,1 sampai 40
m 2.
Simulator hujan
Simulator hujan
RUMUS INFILTRASI (PERSAMAAN
HORTON)

Laju infiltrasi sebagai fungsi waktu


diberikan dalam persamaan
f  t   fc   f0  fc   e  Kt

dengan :
f(t) = laju infiltrasi pada saat t diukur dari awal
percobaan (mm/jam),
fc = laju infiltrasi konstan (mm/jam),
f0 = laju infiltrasi pada saat awal pengukuran
(mm/jam),
k = konstanta penurunan laju infiltrasi (men-1),
t = waktu sejak awal pencurahan hujan (men)
Kurva infiltrasi menurut Horton
Tabel 3.1 Laju infiltrasi tipikal kelompok tanah setelah 1 jam

Kelompok Laju infiltrasi setelah 1 jam, mm/jam

Tinggi (tanah berpasir) 12,50 – 25,00

Menengah (banyak geluh, lempung, 2,50 – 12,50


lumpur)

Rendah (banyak lempung, geluh lempung) 0,25 – 2,50


Contoh Perhitungan

Untuk kondisi tanah didapatkan data sebagai


berikut :
• kapasitas infiltrasi terakhir , fc = 1,25 cm/jam
• kapasitas infiltrasi awal adalah f0 = 6 cm/jam.
• parameter kapasitas infiltrasi adalah k = 3 h-1

Hidrograf hujan ditunjukkan pada tabel di bawah


ini, yang berfungsi untuk melakukan analisis
infiltrasi secara menyeluruh, termasuk untuk
mengetahui infiltrasi kumulatif dan laju limpasan.
Tabel Data intensitas hujan dan tinggi hujan

Waktu Intensitas hujan, I Tinggi Hujan


(menit) (cm/jam) (cm)
1 2 3
0 - 10 1.25 0.21
10 - 20 2.5 0.42
20 -30 6 1.00
30 - 40 4.5 0.75
40 - 50 4 0.67
50 - 60 3 0.50
60 - 70 0.8 0.13
Penyelesaian:

Untuk melakukan analisa infiltrasi secara


menyeluruh dengan metode Horton, dilakukan
dengan tahapan-tahapan sebagai berikut ini :
• Kolom 1 = Data dibagi menjadi 10
menitan. Pada kolom ini dilakukan
perhitungan waktu secara kumulatif.
• Kolom 2 = Intensitas hujan yaitu besarnya
intensitas hujan selama 10 menit.
Kolom 2 merupakan data.
• Kolom 3 = Tinggi Hujan, merupakan hasil
perhitungan dari intensitas hujan
[kolom 2] x waktu dalam jam (10
menit/60 menit = 1/6 jam).
= [kolom 2] x [perubahan waktu
dalam jam]
= [1,25] x [10 menit/60 menit =
1/6 jam]
= 0,21 cm
• Kolom 4 = Hujan Kumulatif, merupakan
penjumlahan dari tinggi hujan
pada saat t dengan tinggi hujan saat
t+1. Sehingga pada bagian akhir yaitu
saat t=60 merupakan total dari
seluruh tinggi hujan. Jadi pada awal
perhitungan maka besarnya
hujan komulatif = Kolom 3
= Karena awal perhitungan,
maka Kolom 4 = kolom 3
= 0,21 cm
• Kolom 5 = Kapasitas Infiltrasi, dihitung
dengan menggunakan persamaan berikut:
fp (t) = fc + (fo – fc) e-kt

Contoh perhitungan:
 t0 yang digunakan sebesar 0/60.
 t1 yang digunakan sebesar 10/60.
 fp (0) = 1,25 + (6 – 1,25) e-(3).(0/60)
= 6 cm
 fp (10) = 1,25 + (6 – 1,25) e-(3).10/60
= 4,13 cm
 
Perhitungan tersebut dilakukan berulang hingga
waktu akhir saat t = 120 menit
• Kolom 6 = Infiltrasi Kumulatif, perhitungan
infiltrasi kumulatif dengan
persamaan berikut
fo  fc
F (t )  f c .t  (1  e  kt )
k
10 6  1,25
F (10)  1,25.  (1  e ( 3).(10 / 60) )
60 3
= 0,83 cm/jam
20 6  1,25
F (20)  1,25.  (1  e 3.20 / 60 )
60 3
= 1,42 cm/jam
Begitu seterusnya hingga F(120)
Namun perlu diperhatikan perbandingan antara
intensitas hujan dan kapasitas infiltrasi. Apabila
intensitas hujan > infiltrasi, maka perlu
dihitung nilai kapasitas infiltrasi aktual. Hal
tersebut mulai terjadi pada F(20).
• Kolom 7 = Kapasitas Infiltrasi Aktual,
perhitungannya diawali dengan
perhitungan F(t = 20)

Berikut perhitungannya:
F (t =20) = (I0 + I10) * (t10)
= (1,25 + 2,5) * ( 10/60)
= 0,625 cm

Maka nilai tersebut disubsitusi dengan


persamaan berikut:

fo  fc  ktp
F (t )  f c .t p  (1  e )
k
6  1,25  3.t p
0,625  1,25.t p  (1  e )
3

Sehingga didapat nilai tp = 0,0075 jam. Nilai


tersebut merupakan waktu aktual mulai terjadinya
kejenuhan tanah. Sehingga kapasitas infiltrasi
aktual pada menit ke 20 ditentukan sebagai
berikut:

fp (tp)= fc + (fo – fc) e-k.tp


fp (20) = 1,25 + (6 – 1,25) e-3.0,0075
= 5,89 cm/jam
Maka perhitungan berikutnya terjadi perubahan
parameter
f0 = fp (20)
= 5,89 cm/jam ( tidak menggunakan 6
cm/jam lagi)

Hal tersebut juga menyebabkan pergeseran waktu.


Nilai t akan kembali ke awal, sehingga t yang
digunakan pada saat menit 30 adalah 10/60. Hal
tersebut dilakukan dengan aggapan bahwa t awal
bergeser saat tp.
• Kolom 8 = Limpasan, Limpasan merupakan
pengurangan dari intensitas hujan dan
kapasitas infiltrasi aktual. Apabilai intensitas
hujan < infiltrasi maka tidak terjadi limpasan
= [Kolom 7] – [Kolom 2]
= 5,89 – 6,00
= 0,11 cm/jam

Untuk lebih jelasnya perhitungan selanjutnya


dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Intensitas Tinggi Hujan Kapasitas Infiltrasi

Waktu hujan Hujan Komulatif infiltrasi komulatif

  I   P fp  
(menit) (cm/jam) (cm) (cm) (cm/jam) (cm/jam)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


0 1.25 0.21 0.21 6.00 0.00
10 2.5 0.42 0.63 4.13 0.83
20 6 1.00 1.63 3.00 1.42
30 4.5 0.75 2.38 2.31 1.85
40 4 0.67 3.04 1.89 2.20
50 3 0.50 3.54 1.64 2.49
60 0.8 0.13 3.68 1.49 2.75
70       1.39 2.99
80       1.34 3.22
90       1.30 3.44
100       1.28 3.66
110       1.27 3.87
Gambar Grafik perbandingan kapasitas infiltrasi dengan intensitas hujan
Gambar Grafik perbandingan kapasitas infiltrasi aktual dengan
intensitas hujan
LATIHAN

Untuk kondisi tanah didapatkan data sebagai


berikut :
• kapasitas infiltrasi terakhir , fc = 1,35 cm/jam
• kapasitas infiltrasi awal adalah f0 = 8 cm/jam.
• parameter kapasitas infiltrasi adalah k = 3.5 h-1

Hidrograf hujan ditunjukkan pada tabel di bawah


ini, yang berfungsi untuk melakukan analisis
infiltrasi secara menyeluruh, termasuk untuk
mengetahui infiltrasi kumulatif dan laju limpasan.
Tabel Data intensitas hujan dan tinggi hujan

Waktu Intensitas hujan, I


(menit) (cm/jam)
1 3
0 - 10 1.35
10 - 20 3.5
20 -30 7.5
30 - 40 5.5
40 - 50 4.5
50 - 60 3.5
60 - 70 0.85

Anda mungkin juga menyukai