Anda di halaman 1dari 58

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Beton adalah campuran dari agregat (kasar dan halus), semen, air,

dan bahan admixture (jika diperlukan). Setelah mengeras, beton mempunyai

sifat menahan gaya tekan sampai batas yang ditentukan dan tidak mampu

menahan gaya tarik. Sehingga diperlukan tulangan di dalam beton agar

beton mampu menahan gaya tekan sekaligus gaya tarik.

Beton yang digunakan sebagai struktur dalam konstruksi teknik sipil,

dapat dimanfaatkan untuk banyak hal. Dalam teknik sipil struktur beton

digunakan untuk bangunan pondasi, kolom, balok, pelat ataupun pelat

cangkang.

Dalam teknik sipil hidro, beton digunakan untuk bangunan air seperti

bendung, bendungan, saluran, dan drainase perkotaan. Beton juga digunakan

dalam teknik sipil transportasi untuk pekerjaan rigid pavement (lapis keras

permukaan kaku), saluran samping, gorong-gorong, dan lainnya.

Dalam pembuatan beton bertulang ini kita harus mempunyai

perencanaan agar hasilnya nanti sesuai dengan apa yang kita harapkan dan

terlebih dahulu mengetahui sifat-sifat dari beton tersebut sebelum kita

membuatnya dengan cara menguji beton tersebut di laboratorium maupun

dilapangan, agar dalam pemakaiannya mempunyai daya tahan yang kuat dan

bias bertahan lama sesuai dengan fungsinya.

Pada praktek beton kali ini para kami diajarkan bagaimana

merencanakan, membuat, dan mengaplikasikan beton maupun tulangannya

Laporan Laboratorium Konstruksi Beton | Teknik Sipil 2B Keairan 1


Politeknik Negeri Ujung Pandang
dalam kerja lapangan sehingga diharapkan akan menjadi tenaga profesional

dalam bidang sipil untuk pengerjaan–pengerjaan bangunan dalam jenis apa

pun.

1.2. Maksud dan Tujuan

Pelaksanaan praktek kerja beton ini mempunyai peranan yang cukup

besar bagi mahasiswa Teknik Sipil Politeknik Negeri Ujung Pandang yaitu

agar mahasiswa dapat memahami dan menerapkan :

 Dasar teori tentang konsruksi beton dan aplikasinya di lapangan yang

meliputi penulangan dan pengecoran.

 Perencanaan dan analisa perhitungan dalam praktek kerja.

 Keselamatan kerja, efisiensi waktu, kebutuhan bahan, dan peralatan serta

kedisiplinan dalam bekerja.

 Cara-cara pengecoran yang tepat.

 Pemecahan permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan praktek.

1.3. Ruang Lingkup Pekerjaan

Pelaksanaan praktek kerja beton ini dibagi dalam lima job antara

lain :

 Membuat Beton Deking

 Merangkai Tulangan Sloof dan Balok

 Pondasi Telapak

 Plat Lantai

 Plat Kebun dan Pengecoran

Laporan Laboratorium Konstruksi Beton | Teknik Sipil 2B Keairan 2


Politeknik Negeri Ujung Pandang
BAB II
DASAR TEORI

Beton merupakan salah satu bahan bangunan yang ada pada saat ini

banyak dipakai di Indonesia dalam pembangunan fisik. Karena sifatnya yang unik

maka diperlukan pengetahuan yang cukup luas, antara lain mengenai sifat bahan

dasarnya, cara pembuatannya, cara evaluasinya dan variasi bahan tambahnya.

Dalam bangunan bidang sipil, beton adalah campuran dari agregat halus

(pasir) dan agregat kasar (kerikil, batu pecah ) dengan semen sebagai bahan

perekat pengikat dan air sebagai bahan pencampur.

Beton dapat dibagi berdasarkan fungsinya yaitu:

a. Beton Non Strukturil adalah beton yang dalam penggunaannya tanpa

menggunakan baja (besi) tulangannya. Dengan kata lain yang hanya terdiri

dari : semen + air + agregat (pasir, kerikil, batu pecah) dan bahan tambahan

bila diperlukan.

b. Beton Strukturil adalah beton yang dalam penggunaannya memakai baja

(besi) tulangan. Dengan kata lain beton yang terdiri dari : semen + air +

agregat (pasir, kerikil, batu pecah) dan bahan tambahan bila diperlukan serta

besi tulangan. Beton strukturil ini dalam pemakaiannya berperan menahan

menahan gaya tarik yang ditahan oleh banyaknya tulangan, sedangkan fungsi

beton untuk menahan gaya tekan.

Laporan Laboratorium Konstruksi Beton | Teknik Sipil 2B Keairan 3


Politeknik Negeri Ujung Pandang
Beton untuk konstruksi beton bertulang dibagi dalam mutu dan kelas seperti

tabel 1.1 dibawah ini :

Pengawasan Pengawasan

Kelas Mutu (kg/cm2) (kg/cm2) Tujuan Mutu Kekuatan

Agregat Tekan

I B0 - - Non Ringan Tanpa

II B1 - - strukturil Sedang Tanpa

K-125 125 200 Strukturil Sedang Kontinu

K-175 175 250 Strukturil Ketat Kontinu

K-225 225 300 Strukturil Ketat Kontinu

K-225 225 300 Strukturil Ketat Kontinu

strukturil

Pengertian kelas dari mutu beton :

a. Beton kelas I adalah beton untuk pekerjaan-pekerjaan non strukturil, untuk

pelaksanaan tidak perlu keahlian khusus. Pengawasan mutu hanya dibatasi

pada pengawasan ringan terhadap mutu bahan-bahan. Sedangkan terhadap

kekeuatan tekan tidak disyaratkan pemeriksaan. Beton mutu kelas I yang

diisyaratkan dengan B0. Mutu B0 adalah beton yang mempunyai kekuatan

tekan karakteristik 100 kg/cm.

b. Beton kelas II adalah beton untuk pekerjaan strukturil secara umum.

Pelaksanaannya memerlukan keahlian yang cukup dan harus dilaksanakan di

bawah pimpinan tenaga-tenaga ahli. Beton kelas II di bagi dalam mutu B1, K-

Laporan Laboratorium Konstruksi Beton | Teknik Sipil 2B Keairan 4


Politeknik Negeri Ujung Pandang
125, K-175, K-225. Pada mutu B1 pengawasan mutu hanya dibatasi pada

pengawasan kekuatan tekan tidak diisyaratkan pemeriksaan.

Pada mutu K-125, -175, K-225, pengawasan mutu ketat terhadap bahan-

bahan dan kehalusan untuk pemeriksaan kekuatan tekan secara kontinu.

Angka yang ada dibelakang huruf K menunjukkan kekuatan tekan

karakteristik satuannya kg/cm yang diperiksa dari sejumlah benda uji (lebih

jelas) pada pengujian laboratorium bahan beton.

Beton strukturil seperti yang diuraikan di atas adalah beton yang

menggunakan baja (besi) tulangan. Baja atau biasa juga disebut besi beton

dalam penggunaannya di lapangan dibagi atas :

1. Baja tulangan batang polos dengan diameter batang (d) adalah :

- 6 mm - 14 mm - 25 mm

- 8 mm - 16 mm - 28 mm

- 10 mm - 19 mm - 30 mm

- 12 mm - 22 mm - 32 mm

2. Baja tulangan batang diprofilkan atau disebut juga besi ulir dengan

diameter pengenal adalah :

- 10 mm - 18 mm - 30 mm

- 12 mm - 19 mm - 32 mm

- 14 mm - 23 mm

- 16 mm - 25 mm

Dalam pelaksanaan praktek bengkel pada pelaksanaannya hanya

dibatasi pada penggunaan baja (besi) tulangan batang polos oleh karena

besi ulir cukup keras sehingga memerlukan waktu yang cukup untuk

Laporan Laboratorium Konstruksi Beton | Teknik Sipil 2B Keairan 5


Politeknik Negeri Ujung Pandang
pelaksanaan. Akan tetapi penganalan akan batang diprofilkan khusus

pelaksanaan di lapangan tetap diharapkan untuk memberikan gambaran

secara umum oleh karena prinsip kerjanya sama dengan batang polos.

Hal yang harus diperhatikan dalam pembentukan (pengolahan) baja

atau besi beton adalah :

1. Apabila konstruksi beton bertulang langsung terletak di atas tanah,

maka di bawahnya harus dibuat lantai kerja yang rata. Jika tidak

ditentukan maka tebal lantai kerja minimal harus diambil 5 cm dengan

campuran minimal semen, pasir, kerikil, atau batu pecah dalam

perbandingan 1 pc : 3 psr : 5 krl.

2. Apabila konstruksi beton bertulang langsung berhubungan dengan

cetakan / acuan maka tebal penutup beton (selimut beton) minimal

yang

Tabel Penutup Beton Minimum lazim


Bagian (cm)
Konstruksi
Di dalam Di luar Tidak terlihat

Pelat & selaput 1,00 1,50 2,00

Dinding & 1,50 2,00 2,50

keeping 2,00 2,50 3,00

Balok 2,50 3,00 3,50

Kolom

disebut beton deking seperti pada tabel 1.2 berikut:

Laporan Laboratorium Konstruksi Beton | Teknik Sipil 2B Keairan 6


Politeknik Negeri Ujung Pandang
3. Pembengkokan tulangan

 Batang tulangan tidak boleh dibengkok atau diluruskan dengan

cara-cara yang merusak tulangan itu.

 Batang tulangan yang diprofilkan, setelah dibengkokkan dan

diluruskan kembali tidak boleh dibengkok lagi dalam jarak 60 cm

dari bengkokan sebelumnya.

 Batang tulangan yang tertanam sebagian di dalam beton tidak boleh

dibengkokkan atau diluruskan di lapangan, kecuali pabila

ditentukan di dalam gambar-gambar rencana atau disetujui oleh

perencana.

 Membengkokkan atau meluruskan batang tulangan harus dilakukan

dalam keadaan dingin, kecuali apabila pemanasan diizinkan oleh

perencana.

 Apabila pemanasan didinginkan, batang tulangan dari baja lunak

dapat dipanaskan sampai kelihatan merah padam tetapi tidak boleh

dengan suhu lebih 850°C.

 Apabila tulangan dari baja lunak yang mengalami pengerjaan

dingin dalam pelaksanaan ternyata mengalami pemanasan diatas

100°C yang bukan pada waktu dilas, maka dalam perhitungan-

perhitungan sebagai kekuatan baja tersebut yang tidak mengalami

pengerjaan dingin.

 Batang tulangan dari baja keras tidk boleh dipanaskan kecuali bila

diizinkan oleh perencana.

Laporan Laboratorium Konstruksi Beton | Teknik Sipil 2B Keairan 7


Politeknik Negeri Ujung Pandang
 Batang tulangan yang dibengkokkan dengan pemanasan tidak

boleh didinginkan dengan cara disiram dengan air.

4. Toeransi pada pemotongan dan pembengkokan tulangan

 Batang tulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan

yang ditunjukkan dalam gambar-gambar rencana dengan toleransi-

toleransi ysng disyaratkan oleh perencana. Apabila tidak ditetapkan

oleh perencanan, pada pemotongan dan pembengkokan tulangan

ditetapkan.

 Terhadap panjang total batang lurus yang dipotong menurut ukuran

dan terhadap panjang total dan ukuran interen dari batang yang

dibengkokkan ditetapkan toleransi sebesar +25 mm, kecuali

mengenai yang ditetapkan dalam ayat (3) dan Ayat (4). Terhadap

panjang totak batang yang diserahkan menurut sesuatu ukuran

ditetapkan toleransi sebesar +50 mm dan -25 mm.

 Terhadap jarak turun total dari batang yang dibengkok ditetapkan

toleransi sebesar +6 mm untuk jarak 60 cm atau kurang dan

sebesar 12 mm untuk jarak lebih 60 cm.

5. Pemasangan tulangan

 Tulangan harus bebas dari kotoran, lemak, kulit giling (serbuk

gergaji) dan karat lepas, serta bahan –bahan yang mengurangi daya

lekat.

 Tulangan harus dipasang sedemikian rupa hingga sebelum dan

selama pengecoran tidak berubah tempatnya.

Laporan Laboratorium Konstruksi Beton | Teknik Sipil 2B Keairan 8


Politeknik Negeri Ujung Pandang
 Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal

penutup beton. Untuk itu tulangan harus dipasang dengan penahan

jarak yang terbuat dari beton dengan mutu paling sedikit sama

dengan mutu beton yang akan dicor. Penahan jarak dapat

berbentuk blok-blik persegi atau gelang-gelang yang harus

dipasang sebanyak minimum 4 buah setiap meter cetakan atau

lantai kerja. Penahan-penahan jarak ini harus tersebar merata.

 Pada plat dengan tulangan rangkap, tulangan harus ditunjang pada

tulangan bawah oleh batang-batang penunjang atau ditunjang

langsung pada cetakan bawah atau lantai kerja oleh blok-blok

beton yang tinggi.

6. Toleransi pada pemasangan tulangan

 Batang tulangan harus dipasang pada tempatnya sesuai denganyang

ditentukan dalam gambar-gambar rencana. Apabila tidakditetapkan

lain oleh perencana pada pemasangan tulangan ditetapkan toleransi

toleransi seperti pada ayat berikut ini:

a. Terhadap kedudukan bengkokan akhir dan batang ditetapkan

toleransi sebesar + 50 mm kecuali pada bengkokan akhir.

b. Terhadap kedududukan bengkokan akhir dan batang ditetapkan

toleransi sebesar + 25 mm dengan syarat tambahan baahwa tebal

penutup beton di ujung batang memenuhi yang disyaratkan.

c. Terhadap kedudukan batang-batang plat dan dinding ditetapan

toleransi/ didalam bidang tulangan sebesar + 50 mm.

Laporan Laboratorium Konstruksi Beton | Teknik Sipil 2B Keairan 9


Politeknik Negeri Ujung Pandang
d. Terhadap kedudukan pada arah tulangan konstruksi yang

terkecil ditetapkan toleransi + 6 mm untuk ukuran 60 cm atau

kurang dan sebesar + 12 mm untuk ukuran lebih besar 60 cm.

e. Terhadap kedudukan dari sengkang-sengkang (begel) lilitan-

lilitan spiral dan ikatan-ikatan lainnya ditetapkan toleransi

sebesar + 25 mm.

f. Apabila pipa-pipa atau benda-benda lain direncanakan

menembus beton, maka tulangan tidak boleh dipotong dan tidak

boleh digeser tempatnya lebih jauh daripada toleransi yang

ditentukan diatas.

7. Kait dan bengkokan

 Kait harus berupa kait penuh atau kait miring dengan

memperhatikan ayat (2), dimana D adalah diameter batang polos

dan dp adalah diameter pengenal batang yang diprofilkan.

 Kait-kait sengkang harus berupa kait miring, yang melingkari

batang-batang sudut dan mempunyai bagian yang lurus paling

sedikit 6 kali diameter batang dengan minimum 5 cm.

 Bengkokan harus mempunyai diameter intern sebesar paling

sedikit 5d atau 5dp dimana d adalah diameter pengenal batang

yang diprofilkan.

8. Panjang penyaluran tulangan tarik

Panjang penyaluran Ld tulangan tarik pada batang polos dapat

dilihat pada tabel 1.1 dan tulangan tarik pada batang yang diprofilkan

dapat dilihat pada tabel 1.2 dengan mutu beton baja tertentu.

Laporan Laboratorium Konstruksi Beton | Teknik Sipil 2B Keairan 10


Politeknik Negeri Ujung Pandang
Alat – alat yang digunakan pada praktikum labooratorium konstruksi

beton:

1. Pemotong besi

Pemotong besi digunakan untuk

memotong besi tulangan sesuai dengan

ukuran yang drencanakan

2. Gancu

Gancu digunakan sebagai alat bantu untuk

mengikatkan kawat pada rangkaian besi tulangan.

Selain itu gancu juga dapat digunakan untuk

melepas ikatan kawat pada rangkaian tulangan

3. Meter

Meteran terbuat dari plat baja tipis sekali dan

digulung dalam suatu kotak sebagai

pelindungnya. Tercantum ukuran dalam mm, cm,

dan inchi.Gunanya untuk mengukur pekerjaan untuk tebal, lebar, panjang,

dan tinggi.

4. Palu - palu

Umumnya digunakan untuk memukul

benda-benda dari besi/baja. Pada

pekerjaan beton palu-palu dapat digunakan

sebagai alat bantu untuk menyetel rangkaian yang sudah terikat kawat

serta digunkan pada perangkaian cetakan beton

Laporan Laboratorium Konstruksi Beton | Teknik Sipil 2B Keairan 11


Politeknik Negeri Ujung Pandang
5. Kakak tua

Kakak tua adalah alat yang memiliki fungsi yang

hampir sama dengan gunting kawat. Namun

kakak tua berfungsi untuk memotong kawat pada

rangkaian tulangan pada saat pembongkaran

rangkaian dan dalam jumlah yang sedikit.

6. Pemotong kawat

Pemotong kawat digunakan untuk memotong

kawat 1 gulung sekaligus tiap pemotongan

7. Roskam kayu

Ruskam terbuat dari kayu tipis ataupun

papan yang keras dan diberi pegangan.

Gunanya adalah untuk meratakan

plesteran dinding yang terbuat dari

besi, dan ada pula pada permukaan,

berguna untuk menghaluskan permukaan plesteran.

8. Jidar

Jidar terbuat dari kayu empat persegi panjang diberi lubang tempat

pegangan sewaktu memakainya. Kegunaannya untuk mendatarkan

plesteran dinding atau lantai beton.

Laporan Laboratorium Konstruksi Beton | Teknik Sipil 2B Keairan 12


Politeknik Negeri Ujung Pandang
9. Sendok spesi

Sendok spesi adalah alat yang penting dalam

pekerjaan konstruksi batu, karena berguna untuk

mengambil dan meletakkan mortar dalam pemasangan.

10. Skop

Sekopterbuatdari plat besi yang berguna

untuk mengaduk mortar dan mengangkat

pasir, kapur, serta kerikil

11. Gerobak

Gerobak digunakan untuk mengangkut

material ke lokasi pekerjaan.

12. Ember

Ember berfungsi sebagai wadah untuk menakar

bahan seperti pasir, kapur, dan air. Alat ini terbuat

dari plastic dan mempunyai pegangan yang terbuat

dari plat besi.

13. Gergaji

Gergaji mesin digunakan untuk memotong dan

membelah kayu sama seperti Gergaji manual,

namun gergaji ini menggunakan daya listrik

sehingga kerjanya lebih cepat, rapi, dan mudah

digunakan.

Laporan Laboratorium Konstruksi Beton | Teknik Sipil 2B Keairan 13


Politeknik Negeri Ujung Pandang
BAB III
JOB PRAKTIKUM

3.1 MEMBUAT BETON DEKING

A. Tujuan

Setelah melakukan kegiatan praktek ini diharapkan dapat:

o Memahami tentang beton deking

o Terampil mencetak/ mengerjakan beton deking

o Menyebutkan fungsi-fungsi dari beton deking

o Menghitung kebutuhan bahan beton deking

B. Keselamatan Kerja

a. Pergunakan alat sesuai dengan fungsinya

b. Memperhatikan keselamatan kerja antara anggota tim

c. Fokus dan jalin kerjasama dalam mengerjakan beton deking

d. Memotong /mengiris beton tahu secara perlahan dalam proses

adukan.

C. Alat dan Bahan

 Alat:

1. Sendok Spesi 6. Ember

2. Jidar 7. Sekop

3. Mistar Siku / baja 8. Ayakan

4. Meteran 9. Gergaji

5. Pisau Pemotong 10. Palu

Laporan Laboratorium Konstruksi Beton | Teknik Sipil 2B Keairan 14


Politeknik Negeri Ujung Pandang
 Bahan:

1. Semen

2. Pasir

3. Air

4. Kawat

5. Kayu usuk/ cetakan

6. Paku

7. Plastik

D. Langkah Kerja

I. Pembuatan cetakan

1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan

2. Potong balok sesuai dengan panjang dan lebar yang ditentukan yaitu

2/2,5 x 50

3. Kemudian rangkai balok-balok membentuk cetakan beton deking

4. Beri tanda pada cetakan dengan ukuran 5cm untuk mempermudah

saat pengirisan campuran beton deking

II. Pencetakan beton deking

1. Lapisi permukaan alat pencetakan dengan plastik kemudian

menaruh cetakan diatas plastik tersebut.

2. Buat adukan campuran beton deking sesuai dengan beton yang

digunakan yaitu 1 PC : 2 PS (PS= pasir sudah diayak)

3. Bentuk kawat-kawat sebagai pengikat yang di tanam ke dalam beton

tahu.

Laporan Laboratorium Konstruksi Beton | Teknik Sipil 2B Keairan 15


Politeknik Negeri Ujung Pandang
4. Masukkan campuran ke dalam cetakan yang telah di alasi plastik

secara perlahan hingga penuh.

5. Ratakan/ padatkan permukaan campuran dengan jidar.

6. Kemudian tunggu campuran beton deking hingga sedikit mengeras

kira-kira 5-10 menit. Lalu potong atau iris menggunakan pisau

pemotong membentuk persegi dan ukur dengan mistar baja dengan

ukuran 5 cm x 5 cm.

7. Tanamkan potongan kawat dibagian tengah pada setiap potongan

campuran beton deking.

8. Tunggu campuran beton deking hingga mengering untuk

memisahkan potongan cetakan.

9. Setelah itu beton di pisah – pisah seperti gambar di bawah ini.

E. Perhitungan Bahan

 Diketahui

 Komposisicampuran = 1 Pc : 2 Ps

 Faktor penyusutan semen = 0,76

 Faktor penyusutan pasir = 0,675

 Faktor air = 0,65

Laporan Laboratorium Konstruksi Beton | Teknik Sipil 2B Keairan 16


Politeknik Negeri Ujung Pandang
 Penyelesaian

 Volume beton deking = 0,5 m x 0,5 m x 0,025 m

= 0,00625 m3 x 2 group

= 0,0125 m3

Pc = 1 x 0,75 = 0,76 liter

Ps = 2 x 0,675 = 1,35 liter +

2,11
1
- PC = 2,11 x volume

1
= x 0,0125
2,11

= 0,00592 m3 50 kg = 40 ltr

= 5,92 ltr x 1,25 50/40 = 1,25

= 7,4 kg
2
- PS = 2,11 x 0,0125

= 0,011 m3

= 11 liter

- Air = FAS x Berat PC

= 0,65 x 7,4 kg

= 4,81 kg

Laporan Laboratorium Konstruksi Beton | Teknik Sipil 2B Keairan 17


Politeknik Negeri Ujung Pandang
F. Gambar Kerja

Laporan Laboratorium Konstruksi Beton | Teknik Sipil 2B Keairan 18


Politeknik Negeri Ujung Pandang
G. Kesimpulan dan Saran

 Kesimpulan

o Ternyata beton deking sangat berguna untuk pembuatan beton

untuk mengatur posisi tebal dinding/ selimut beton

o Pembuatan beton deking berfungsi untuk pembuatan selimut beton

sehingga besi tulangan akan selalu diselimuti beton yang cukup,

sehingga didapatkan kekuatan maksimal dari bangunan yang

dibuat.

 Saran

o Sebaiknya pembuatan beton deking ini diperlukan ketelitian dan

kesabaran serta kerjasama antara tim kelompok untuk mendapatkan

hasil yang baik agar didapatkan kekuatan maksimal dari bangunan

yang dibuat.

o Sebaiknya perhatikan keselamatan kerja dalam bekerja.

o Untuk pekerjaan beton sebaiknya selalu menggunakan beton deking.

Laporan Laboratorium Konstruksi Beton | Teknik Sipil 2B Keairan 19


Politeknik Negeri Ujung Pandang
3.2 MEMBUAT TULANGAN SLOEF DAN BALOK

A. Tujuan

Setelah melakukan praktek ini diharapkan dapat:

a. Membaca gambar dan melaksanakan pembahasan rangkaian

tulangan sloef

b. Menghitung kalkulasi bahan suatu sloef/ balok

c. Terampil membengkok dan merangkai tulangan begel dan tulangan

pokok.

B. Keselamatan Kerja

e. Pergunakan alat sesuai dengan fungsinya

f. Memperhatikan keselamatan kerja antara anggota tim

g. Fokus dan jalin kerjasama dalam mengerjakan sloef dan balok

C. Alat dan Bahan

 Alat

1. Pemotong besi

2. Pembengkok tulangan Ø 12

3. Pembengkok tulangan Ø 6

4. Meter

5. Palu

6. Gancuk

 Bahan

1. Besi Ø 12

2. Besi Ø 6

3. Kawat

Laporan Laboratorium Konstruksi Beton | Teknik Sipil 2B Keairan 20


Politeknik Negeri Ujung Pandang
D. Langkah Kerja

1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan

2. Potong besi dan kawat:

 Ambil besi Ø 12 kemudian potong menggunakan pemotong

besi dengan panjang 351 cm, sebanyak 3 batang untuk

tulangan utama.

351

 Ambil besi Ø 6 kemudian potong menggunakan pemotong besi

dengan panjang 89,6 cm sebanyak 5 potong untuk tulangan

begel.

89,6 89,6

 Ambil kawat kemudian gulungan kawat dibagi menjadi 3

bagian.

3. Pembengkokan besi:

 Siapkan batang besi untuk tulangan pokok Ø 12 panjang 351

cm, kemudian dibengkok kedua ujungnya dengan menggunakan

Laporan Laboratorium Konstruksi Beton | Teknik Sipil 2B Keairan 21


Politeknik Negeri Ujung Pandang
pembengkok besi Ø 12 sebesar 450. Panjang tiap bengkokan Ø

12 adalah 5 cm.

 Siapkan batang besi (begel) Ø 6 panjang 89,6 cm, kemudian

bengkokan begel sesuai dengan ukuran dan jumlah yang

dibutuhkan dengan menggunakan pembengkok besi Ø 6 sebesar

450.

4. Perangkaian tulangan

 Menyusun empat buah tulangan utama yang telah dibengkokan,

diletakkan diatas alat bantu merangkai tulangan.

 Kemudian masukkan begel ke dalam tulangan utama sesuai

dengan jumlah dan jarak yang telah ditentukan.

 Tulangan utama dan begel yang telah dirangkai, kemudian diikat

dengan kawat.

Laporan Laboratorium Konstruksi Beton | Teknik Sipil 2B Keairan 22


Politeknik Negeri Ujung Pandang
E. KALKULASI BAHAN

 Untuk Tulangan Sloef

Untuk besi Tulangan Ø 6

Jumlah begel sloef


𝐿
= 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 + 1

35
= 15 + 1

= 24,333

= 25 buah x 2 = 50

d = 0,6 cm = 6 m

s = 2,5 cm

b = 20 – 2,5-2,5 -2d

= 15 – 1,2

= 13,8 cm

h = 30 -2,5 -2,5 -2.d

= 25 – 1,2

= 23,8 cm

L = 2.h + 2.b + 24.d

= (2 x 23,8) + (2 x 13,8) + (24 x 0,6 )

= 47,6 + 27,6 + 24.0,6

= 89,6 cm

1 batang besi panjangnya 12 m jadi,


1200
= 13,39 ≈ 13 potong
89,6

50
Jadi, jumlah tulangan Ø 6 yang dibutuhkan 13 = 3.84 ≈ 4 batang

Laporan Laboratorium Konstruksi Beton | Teknik Sipil 2B Keairan 23


Politeknik Negeri Ujung Pandang
Besi Tulangan Utama Ø 12

L = 350 – 2,5 – 2,5 + 10d

= 345+6 cm

= 351

1 batang besi panjangnya 12 m jadi,


1200
= 3,41 ≈ 3 potong
351

Jadi, jumlah tulangan Ø 10 yang dibutuhkan 3 batang

 Untuk Tulangan Balok

Untuk besi Tulangan Ø 6

b = 20 – 2,5 – 2,5 -2.d

= 15 – 2.0,6

= 13,8 cm

h = 30 -2,5 -2,5 -2.d

= 25 – 2.0,6

= 23,8 cm

L = 2.h + 2.b + 24.d

= ( 2 x 23,8 ) + ( 2 x 13,8 ) + ( 24 x 0,6 )

= 47,6 + 27,6 + 14,4

= 89,6 cm

1 batang besi panjangnya 12 m jadi,


1200
= 13,39 ≈ 13 potong
89,6

 Jumlah begel yang dibutuhkan :

 Untuk ¼ L = ¼ 350
87,5
= 87,5 cm (Ø 6-7) = + 1
7
Laporan Laboratorium Konstruksi Beton | Teknik Sipil 2B Keairan 24
Politeknik Negeri Ujung Pandang
= 13,5 buah

= 14 x 2

= 28 buah

 Untuk 2/4 L = 2/4 350


175
= 175 cm (Ø 6-15) = + 1
15

= 12,6 buah

= 13 buah

jumlah begel yang dibutuhkan adalah 28 +13 = 41 buah x 2 = 82 buah

Jadi, panjang tulangan yang dibutuhkan :

 89,6 x 82 = 7347 cm ≈ 73,47m


73,47
Jadi, jumlah tulangan Ø 6 yang dibutuhkan = 5,6 ≈ 6 batang
13

Besi Tulangan Utama Ø 12

L = 350 – 2,5 – 2,5 + 10d

= 345 + 6

= 351 cm

1 batang besi panjangnya 12 m jadi,


1200
= 3,41 ≈ 4 potong
351

 Panjang tulangan yang dibutuhkan :

= 351 x 8

= 2808 cm = 28,08 m

Laporan Laboratorium Konstruksi Beton | Teknik Sipil 2B Keairan 25


Politeknik Negeri Ujung Pandang
Besi Tulangan Lapangan Ø 12

L = 2(6d) + 2(l1) + 2(l2) + l3 l1= ¼ L – 26

= 2(6. 1,2) + 2(61,5) + 2(36,8)+175 = ¼ 350 – 26

= 14,4 + 123 + 73,6 + 175 = 61,5 cm

= 386 cm l2 = √262 + 262

= √1352

= 36,8 cm

l3 = L – 2 (l1) – 2.26

= 350 – 2 (61,5) – 52

= 175 cm

Panjang tulangan yang dibutuhkan :

= 386 x 2 = 772 cm ≈ 7,72 m

 Jadi, jumlah batag tulangan Ø12 yang dibutuhkan :

= 28,08 m + 7,72 m ≈ 35,8 m


35,8
= = 2,75 = 3 batang
13

 Untuk Komposisi campuran

o Komposisi campuran= 1 Pc : 2 Ps : 3 kr

Volume = 0,20 x 0,3 x 3,5

= 0,21 m3 x 2 group

= 0,42 m3

o Faktor penyusutan semen = 0,76 x 1 = 0,76

o Faktor penyusutan pasir = 0,675 x 2 = 1,35

o Faktor penyusutan kerikil = 0,55 x 3 = 1,65 +

3,76

Laporan Laboratorium Konstruksi Beton | Teknik Sipil 2B Keairan 26


Politeknik Negeri Ujung Pandang
o Faktor air = 0,65

1
PC = 3,76 x volume

1
= x 0,42
3,76

= 0,111 m3 50 kg = 40 ltr

= 111 ltr x 1,25 50/40 = 1,25

= 138 kg

2
PS = 3,76 x 0,42

= 0,223 m3

= 223 liter

Air = FAS x Berat PC

= 0,65 x 138sn kg

= 4,81 kg

Laporan Laboratorium Konstruksi Beton | Teknik Sipil 2B Keairan 27


Politeknik Negeri Ujung Pandang
Laporan Laboratorium Konstruksi Beton | Teknik Sipil 2B Keairan 28
Politeknik Negeri Ujung Pandang
F. Gambar Kerja

Laporan Laboratorium Konstruksi Beton | Teknik Sipil 2B Keairan 29


Politeknik Negeri Ujung Pandang
G. Kesimpulan dan Saran

 Kesimpulan

Setelah melakukan kegiatan praktikum ini dapat disimpulkan bahwa

sloef memiliki fungsi untuk menahan beban dari atas dan sebagai

pengikat antara dinding, kolom dan pondasi.

 Saran

a. Sebaiknya memotongan besi agar menggunakan satu contoh

potongan sebagai patokan agar selisih potongan tidak terlalu

jauh berbeda.

b. Sebaiknya menghitung / kalkulasi bahan dengan baik agar tidak

terjadi kesalahan

c. Sebaiknya membengkokkan besi dengan teliti agar mendapatkan

hasil yang baik.

Laporan Laboratorium Konstruksi Beton | Teknik Sipil 2B Keairan 30


Politeknik Negeri Ujung Pandang
3.3 PONDASI TELAPAK

A. Tujuan

Setelah melakukan praktek ini diharapkan dapat:

1. Membaca gambar dan membuat rangkaian tulangan pondasi telapak.

2. Menghitung kalkulasi bahan suatu pondasi telapak

3. Terampil membengkok dan merangkai tulangan begel, tulangan

pokok dan tulangan telapak.

B. Keselamatan Kerja

1. Pergunakan alat sesuai dengan fungsinya

2. Memperhatikan keselamatan kerja antara anggota tim

3. Fokus dan jalin kerjasama dalam mengerjakan sloef dan balok

C. Alatdan Bahan

 Alat

1. Pemotong Besi

2. Pembengkok Besi Ø12

3. Pembengkok Besi Ø6

4. Meter

5. Palu

6. Gangcuk

7. Pemotong kawat

 Bahan

1. Besi tulangan Ø 12

2. Besi tulangan Ø 6

3. Kawat

Laporan Laboratorium Konstruksi Beton | Teknik Sipil 2B Keairan 31


Politeknik Negeri Ujung Pandang
D. Langkah Kerja

a. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan

b. Potong tulangan dan kawat:

1) Potong tulangan Ø12 dengan panjang 180 cm sebanyak 7 potong.

2) Memotong tulangan Ø6 dengan panjang 73,6 cm sebanyak 16

potong.

3) Memotongg tulungan kawat menjadi 3 bagian.

c. Membengkok tulangan:

1) Pasang potongan besi Ø 12 cm pada dudukan, bengkokkan dengan

kunci pembengkok sesuai dengan gambar kerja.

2) Pasang potongan besi Ø 6 cm pada dudukan, bengkokkan dengan

kunci pembengkok sesuai dengan gambar kerja,

d. Merangkai tulangan:

1) Memisahkan masing-masing tulangan sesuai dengan diameternya.

2) Mengikattulangan begel pada as rangkaian talapak dan mengikat

dengan menggunakan gancuk sebagai alat bantu melilit.

3) Memasukkan tulangan kolom kedalam tualangan begel yang telah

diikat dan mengikat semua tulangan begel pada tulangan kolom

Laporan Laboratorium Konstruksi Beton | Teknik Sipil 2B Keairan 32


Politeknik Negeri Ujung Pandang
E. Kalkulasi Bahan

Begel Ø 6

h = 20 – 2(s) – 2(d)

h = 20 – 2(2) – 2(0,6)

h = 14,8 cm , karena begel berbentuk bujur sangkar maka b = h

Lbegel = ( 2 x h ) + ( 2 x b ) + ( 24 x d )

= ( 2 x 14,8) + ( 2 x 14,8 ) + ( 24 x 0,6 ) = 73,6 cm


𝐿 120
∑begel = 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 + 1 = + 1 = 9 𝑏𝑢𝑎ℎ x 2 = 18 buah
15

1200
Jumlah potong dari 1 batang tulangan utuh = 73,6
= 16,3 ≈ 16 𝑝𝑜𝑡𝑜𝑛𝑔

18
Jadi kebutuhan bahan = 16 = 1,125 ≈ 𝟐 𝒃𝒂𝒕𝒂𝒏𝒈

Besi Tulangan Telapak Ø 12

Ltelapak = ( 2 x 15 ) + 56

= 30 + 56

= 86
𝐿 60
∑ = 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 + 1 = 10 + 1 𝑥 2 𝑥 4 = 56 𝑏𝑢𝑎ℎ

1200
Jumlah potong dari 1 batang tulangan utuh = = 13,9 ≈ 13 𝑝𝑜𝑡𝑜𝑛𝑔
86

56
Jadi kebutuhan bahan = 13 = 4,3 ≈ 𝟓 𝒃𝒂𝒕𝒂𝒏𝒈

Besi Tulangan KolomØ 12

Lkolom = 25 + 150 + 5d

= 25 + 150 + ( 5 x 1,2 )

= 180 cm

Dibutuhkan 4 buah tulangan kolom = 4 x 4bk = 16 potong

Laporan Laboratorium Konstruksi Beton | Teknik Sipil 2B Keairan 33


Politeknik Negeri Ujung Pandang
1200
Jumlah potong dari 1 batang tulangan utuh = = 7 𝑝𝑜𝑡𝑜𝑛𝑔
180

16
Jadi kebutuhan bahan = = 2,28 = 3 𝒃𝒂𝒕𝒂𝒏𝒈
6

Kalkulasi bahan untuk campuran pengecoran

 KomposisiCampuran = 1Pc: 2 Ps : 3 Kr

 Volume Beton Telapak = 0,6 m x 0,6 m x 0,1 m = 0,036 m3

 Volume Beton Kolom = 1,2 m x 0,15 m x 0,15 m = 0,027 m3

 Volume Total = 0,036 + 0,027 = 0,063 m3

 Faktor Penyusutan Semen = 0,76

 Faktor Penyusutan Pasir = 0,675

 Faktor Penyusutan Kerikil = 0,55

 Faktor Air = 0,65

Penyelesaian :

 Pc = 1 x 0,76 = 0,76

 Ps = 2 x 0,675 = 1,35

 Kr = 3 x 0,55 = 1,65

 Total = Pc + Ps + Kr = 3,76
1
 Pc = 3,76 x 1 x 0,063 = 0,016 m3 = 16 Liter

1
 Ps = x 2 x 0,063 = 0,033 m3 = 33 Liter
3,76

1
 Kr = x 3 x 0,063 = 0.050 m3= 50 Liter
3,76

 Air = FAS x Pc

= 0,65 x (16 x 1,25)

= 13 Liter

Laporan Laboratorium Konstruksi Beton | Teknik Sipil 2B Keairan 34


Politeknik Negeri Ujung Pandang
F. Gambar Kerja

Laporan Laboratorium Konstruksi Beton | Teknik Sipil 2B Keairan 35


Politeknik Negeri Ujung Pandang
G. Kesimpulan dan Saran

 Kesimpulan

Setelah melakukan praktek ini dapat disimpulkan bahwa pondasi

telapak ialah pondasi yang terbuat dari corbeton dan memiliki

tulangan didalamnya yang mempunyai fungsi meneruskan beban

struktur yang ada di atas muka tanah dan gaya-gaya lain yang

bekerja ke tanah pendukung bangunan tersebut.. Dalam pelaksanaan

praktekini kami juga dapat menghitung kalkulasi bahan, serta cara

menrangkai tulangan.

 Saran

- Sebaiknya Pemotongan besi mengunakan satu contoh potongan

agar selisih potongan tidak terlalu jauh berbeda.

- Sebaiknya menghitung / kalkulasi bahan dengan baik agar tidak

terjadi kesalahan

- Sebaiknya membengkokkan besi dengan teliti agar mendapatkan

hasil yang baik.

Laporan Laboratorium Konstruksi Beton | Teknik Sipil 2B Keairan 36


Politeknik Negeri Ujung Pandang
3.4 PLAT LANTAI

A. Tujuan

Setelah melakukan praktikum ini diharapkan dapat :

1. Membaca gambar jaringan tulangan plat dan melaksanakannya

2. Terampil membengkokkan / merangkai tulangan plat

3. Menghitung kalkulasi bahan untuk plat lantai

B. Instruksi Umum

1. Menggunakan peralatan sesuai dengan fungsinya

2. Menempatkan peralatan dan bahan dengan baik

3. Memfokuskan diri saat kegiatan berlangsung

4. Menggunakan sarung tangan saat proses pekerjaan

C. AlatdanBahan

 Alat

1. Pemotong Besi

2. Tang

3. Kunci Pembengkok

4. Meter

5. Palu

6. Gancu

 Bahan

1. Besi Ø 8

2. Kawat

Laporan Laboratorium Konstruksi Beton | Teknik Sipil 2B Keairan 37


Politeknik Negeri Ujung Pandang
D. Langkah Kerja

1. Menyiapkan alat dan bahan .

2. Memotong tulangan dan kawat

a. Memotong tulangan Ø 8 dengan panjang 412 cm, sebanyak

10 potong .

b. Memotong tulangan Ø 8 dengan panjang 406 cm, sebanyak

10 potong .

c. Memotong tulangan Ø 8 dengan panjang 312 cm, sebanyak

17 potong .

d. Memotong tulangan Ø 8 dengan panjang 306 cm, sebanyak

17 potong .

e. Memotong tulangan Ø 8 dengan panjang 306 cm, sebanyak

10 potong .

f. Memotong tulangan Ø 8 dengan panjang 406 cm, sebanyak 8

potong .

g. Memotong tulangan Ø 8 dengan panjang 105 cm, sebanyak 5

potong .

h. Memotong tulangan Ø 8 dengan panjang 79 cm, sebanyak 20

potong .

i. Memotong gulungan kawat menjadi 2 bagian .

3. Membengkokkan Tulangan .

a. Tulangan Ø 8 dengan panjang 412 cm, kedua ujungnya

dibengkokkan dengan panjang bengkokan 4 cm.

Laporan Laboratorium Konstruksi Beton | Teknik Sipil 2B Keairan 38


Politeknik Negeri Ujung Pandang
b. Tulangan Ø 8 dengan panjang 406 cm, kedua ujungnya

dibengkokkan dengan panjang bengkokan 4 cm.

c. Tulangan Ø 8 dengan panjang 312 cm , kedua ujungnya

dibengkokkan dengan panjang bengkokan 4 cm.

d. Tulangan Ø 8 dengan panjang 306 cm , kedua ujungnya

dibengkokkan dengan panjang bengkokan 4 cm .

e. Tulangan Ø 8 dengan panjang 306 cm, kedua ujungnya

dibengkokkan dengan panjang bengkokan 4 cm.

f. Tulangan Ø 8 dengan panjang 406 cm, kedua ujungnya

dibengkokkan dengan panjang bengkokan 4 cm.

g. Tulangan Ø 8 dengan panjang 105 cm, salah satu ujungnya

dibengkokkan dengan panjang bengkokan 4 cm.

h. Tulangan Ø 8 dengan panjang 75 cm, salah satu ujungnya

dibengkokkan dengan panjang bengkokan 4 cm.

Laporan Laboratorium Konstruksi Beton | Teknik Sipil 2B Keairan 39


Politeknik Negeri Ujung Pandang
4. Merangkai Tulangan .

a. Menentukan jarak tiap tulangan. Kemudian merangkai

tulangan bawah sesuai dengan gambar rencana

b. Merangkai tulangan atas sesuai dengan gambar rencana .

3
7

Laporan Laboratorium Konstruksi Beton | Teknik Sipil 2B Keairan 40


Politeknik Negeri Ujung Pandang
c. Mengikat tulangan kaki ayam pada rangakaian tulangan atas

dan bawah

Ø8

E. Kalkulasi Bahan

 Besi Tulangan Ø 8 (412 cm)

Untuk mengetahui panjang sisi miring tulangan,digunakan rumus

Pythagoras , s2 = a2 + t2 . Dimana a = t = tebal lantai = 6 cm

s2 = 62 + 62 , s = 8,4 ~ s = 8

L = (1 x 198) + (2 x 95) + (2 x 8) + (2 x 4)

L = (198) + (190) + (16) + (8)

L = 412 cm

Ltotal = L x jumlah tulangan

= 412 x 10

= 4120 cm

Kebutuhan bahan = Ltotal :Panjang tulangan utuh

= 4120 : 1200

= 3,43 ≈ 4 batang
Laporan Laboratorium Konstruksi Beton | Teknik Sipil 2B Keairan 41
Politeknik Negeri Ujung Pandang
 Besi Tulangan Ø 8 (406 cm)

L = (1 x 394) + (2 x 4)

L = (394) + (8) L = 406 cm

Ltotal = L x jumlah tulangan

= 406 x 10

= 4060 cm

Kebutuhan bahan = Ltotal :Panjang tulangan utuh

= 4060 : 1200

= 3,38 ≈ 4 batang

 Besi Tulangan Ø 8 (312 cm)

Untuk mengetahui panjang sisi miring tulangan,digunakan rumus

Pythagoras , s2 = a2 + t2 . Dimana a = t = tebal lantai = 6 cm

s2 = 62 + 62 , s = 8,4 ~ s = 8

L = (1 x 152) + (2 x 70) + (2 x 8) + (2 x 4)

L = 312 cm

Ltotal = L x jumlah tulangan

= 312 x 17

= 5340 cm

Kebutuhan bahan = Ltotal :Panjang tulangan utuh

= 5340 : 1200

= 4,42 ≈ 5 batang
Laporan Laboratorium Konstruksi Beton | Teknik Sipil 2B Keairan 42
Politeknik Negeri Ujung Pandang
 Besi Tulangan Ø 8 (306 cm)

L = (1 x 298) + (2 x 4)

L = 306 cm

Ltotal = L x jumlah tulangan

= 306 x 17

= 5202 cm

Kebutuhan bahan = Ltotal :Panjang tulangan utuh

= 5202 : 1200

= 4,335 ≈ 5 batang

 Besi Tulangan Ø 8 (306 cm)

L = (1 x 298) + (2 x 4)

L = 306 cm

Ltotal = L x jumlah tulangan

= 306 x 10

= 3060 cm

Kebutuhan bahan = Ltotal :Panjang tulangan utuh

= 3060: 1200

= 2,55≈ 3 batang

Laporan Laboratorium Konstruksi Beton | Teknik Sipil 2B Keairan 43


Politeknik Negeri Ujung Pandang
 Besi Tulangan Ø 8 (406 cm)

L = (1 x 394) + (2 x 4)

L = (394) + (8)

L = 406 cm

Ltotal = L x jumlah tulangan

= 406 x 8

= 3248 cm

Kebutuhan bahan = Ltotal :Panjang tulangan utuh

= 3248: 1200

= 2,71 ≈ 3 batang

 Besi Tulangan Ø 8 (105 cm)

L = (1 x 101) + (1 x 4)

L = 105 cm

Ltotal = L x jumlah tulangan

= 105 x 5

= 525 cm

Kebutuhan bahan = Ltotal :Panjang tulangan utuh

= 525 : 1200

= 0,43 ≈ 1 batang

Laporan Laboratorium Konstruksi Beton | Teknik Sipil 2B Keairan 44


Politeknik Negeri Ujung Pandang
 Besi Tulangan Ø 8 (79 cm)

L = (1 x 75) + (1 x 4)

L = 79 cm

Ltotal = L x jumlah tulangan

= 79 x 20

= 1580 cm

Kebutuhan bahan = Ltotal :Panjang tulangan utuh

= 1580 : 1200

= 1,31 ≈ 2 batang

Tabel Daftar Kalkulasi Bahan

No.
Bahan Ukuran Jumlah JumlahBatang Simbol
Pos

1 Tulangan Ø 8 412 cm 10 potong 4 batang

2 Tulangan Ø 8 406 cm 10 potong 4 batang

3 Tulangan Ø 8 312 cm 17potong 5 batang

4 Tulangan Ø 8 306 cm 17 potong 5 batang

5 Tulangan Ø 8 306 cm 10 potong 3 batang

6 Tulangan Ø 8 406 cm 8 potong 3 batang

7 Tulangan Ø 8 150 cm 5 potong 1 batang

8 Tulangan Ø 8 79 cm 20 gulung 2 batang

Laporan Laboratorium Konstruksi Beton | Teknik Sipil 2B Keairan 45


Politeknik Negeri Ujung Pandang
F. Gambar Kerja

 Proyeksi 2 dimensi

Ø8

 Proyeksi 3 dimensi

Laporan Laboratorium Konstruksi Beton | Teknik Sipil 2B Keairan 46


Politeknik Negeri Ujung Pandang
G. Kesimpulan dan Saran

 Kesimpulan

Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan

bahwa kami telah mengetahui cara yang benar untuk membuat plat

lantai dan dapat mengetahui cara menghitung bahan untuk

membuat sebuah plat lantai, serta kami dapat menambah

keterampilan dalam merangkai tulangan

 Saran

Setelah melakukan kegiatan praktikum kami dapat memberikan

beberapa saran :

- Sebaiknya kebutuhan bahan dihitung dengan benar agar

bahan yang di order nantinya tidak lebih ataupun kurang .

- Sebaiknya memperhatikan cara mengikat tulangan yang

benar dan kuat

- Sebaiknya tetap menjalin kerjasama yang baik selama

kegiatan berlangsung .

Laporan Laboratorium Konstruksi Beton | Teknik Sipil 2B Keairan 47


Politeknik Negeri Ujung Pandang
3.5 PLAT KEBUN DAN PENGECORAN

A. Tujuan

Setelah melakukan kegiatan ini diharapkan dapat:

3. Mengetahui fungsi plat kebun serta membaca gambar rencananya.

4. Menghitung kalkulasi kebutuhan bahan plat kebun dan pengecoran

5. Terampil merangkai tulangan plat kebun.

6. Terampil melakukan pengecoran

B. Instruksi Umum

a. Menggunakan peralatan sesuai dengan fungsinya.

b. Menggunakan sarung tangan saat bekerja.

c. Memfokuskan diri dalam pelasanaan kegiatan.

d. Menggunakan waktu seefisien mungkin

C. Alat dan Bahan


Bahan
Alat
1. Tulangan Ø 10
1. Pemotong besi
2. Kawat
2. Gancu
3. Meter 3. Plastik
4. Palu
4. Semen
5. Kakak tua
5. Pasir
6. Sarung tangan
7. Roskam kayu 6. Kerikil
8. Jidar
7. Air
9. Sendokspesi
10. Skop
11. Gerobak
12. Ember
13. Bak spesi
14. Gergaji
Laporan Laboratorium Konstruksi Beton | Teknik Sipil 2B Keairan 48
Politeknik Negeri Ujung Pandang
D. Langkah Kerja

e. Menyiapkan alat dan bahan untuk merangkai plat.

f. Memotong tulangan dan kawat:

1) Memotong tulangan dimeter 12 dengan menggunakan pemotong

besi dengan ukuran dan jumlah potongan sebagai berikut:

- Panjang 56 cm sebanyak 7 potong.

- Panjang 46 cm sebanyak 6 potong

2) Memotong gulungan kawat lingkaran menjadi 3 bagian untuk

pengikat

g. Merangkai tulangan

 Menyusun tulangan dengan ketentuan tulangan panjang

dibagian bawah dan tulangan panjang berada di atas

 Mengikat rangkaian susunan tulangan dengan kawat

menggunakan kakak tua.

Laporan Laboratorium Konstruksi Beton | Teknik Sipil 2B Keairan 49


Politeknik Negeri Ujung Pandang
h. Menyiapkan alat dan bahan untuk pengecoran:

i. Menakar campuran komposisi 1 : 3 : 2 dengan menggunakan ember

sabagai takarannya.

j. Mencampur bahan dilakukan tiga tahap. Pertama mencampur kerikil

dan pasir. Kedua menambahkan semen pada campuran dan terakhir

diberikan air kemudian dicampur hingga homogen.

k. Menyiapkan cetakan plat kebun

 Merangkai cetakan plat dengan ukuran 100 cm x 50 cm

 Memasang plastik sebagai alas plat kebun.

 Menaruh cetakan diatas plastik alas.

 Meletakkan rangkaian tulangan dalam cetakan kemudian

diberikan beton deking sebagai penahan tulangan sekaligus

dasar ketebalan selimut plat yang dibuat.

Laporan Laboratorium Konstruksi Beton | Teknik Sipil 2B Keairan 50


Politeknik Negeri Ujung Pandang
 Memasukkan campuran kedalam cetakan yang telah diberi

tulangan

 Memadatkan campuran dengan menusuk – nusuk campuran

dengan kayu

 Ratakan permukaan beton dengan jidar dan roskam kayu

E. Kalkulasi Bahan

a. Besi Tulangan Ø 12 (95 cm)

L = 100 - (2s)

L = 100 – (2 x 2,5)

L = 95 cm

Besi Ø12-10 arah melebar

95
∑potong = 1
10
Laporan Laboratorium Konstruksi Beton | Teknik Sipil 2B Keairan 51
Politeknik Negeri Ujung Pandang
∑potong = 9,5

= 9,5 x 2 benda kerja = 19 potong

b. Besi Tulangan Ø 12 (45 cm)

L = 50 - (2s)

L = 50 – (2 x 2,5)

L = 45 cm

Besi Ø12-10 arah memanjang

45
∑potong = 1
10

∑potong = 5,5

= 5,5 x 2 benda kerja = 11 potong

Jadi, keperluan batang besi adalah:

= (Besi Tulangan Ø 12 (95 cm)) x 11 potong +

(Besi Tulangan Ø 12 (45 cm)) x 29 potong

= 1045 + 855

= 1900 / 1200 = 1,583 ~ 2 batang

Tabel Daftar Kalkulasi Bahan Untuk Plat Kebun

No. Bahan Ukuran Jumlah Total

1. Tulangan Ø 12 95 cm 11 potong 2 batang

2. Tulangan Ø 12 45 cm 19 potong

3. Kawat - - secukupnya

Laporan Laboratorium Konstruksi Beton | Teknik Sipil 2B Keairan 52


Politeknik Negeri Ujung Pandang
c. Kalkulasi bahan untuk campuran

 Komposisi Campuran = 1Pc: 3 Ps : 2 Kr

 Volume Beton Plat = 1 m x 0,5 m x 0,08 m = 0,04 m3

 Faktor Penyusutan Semen = 0,76

 Faktor Penyusutan Pasir = 0,675

 Faktor Penyusutan Kerikil = 0,55

 FaktorAir = 0,65

Penyelesaian :

 Pc = 1 x 0,76 = 0,76

 Ps = 3 x 0,675 = 2,025

 Kr = 2 x 0,55 = 1,1

 Total = Pc + Ps + Kr = 3,885
1
 Pc = 3,883 x 1 x 0,04 = 0,0103013 m3 = 10,3 Liter

1
 Ps = 3,883 x 3 x 0,04 = 0,0309039 m3 = 30,9 Liter

1
 Kr = 3,883 x 2 x 0,04 = 0,0206026 m3= 20,6 Liter

 Air = FAS x PC = 0,65 x 10,3 = 6,695 liter

Tabel Daftar Kalkulasi Bahan Pengecoran

No. Bahan Satuan Jumlah

1. Semen Liter 10,3

2. Pasir Liter 30,9

3. Kerikil Liter 20,6

4. Air Liter secukupnya

Laporan Laboratorium Konstruksi Beton | Teknik Sipil 2B Keairan 53


Politeknik Negeri Ujung Pandang
F. Gambar Kerja

Laporan Laboratorium Konstruksi Beton | Teknik Sipil 2B Keairan 54


Politeknik Negeri Ujung Pandang
Laporan Laboratorium Konstruksi Beton | Teknik Sipil 2B Keairan 55
Politeknik Negeri Ujung Pandang
G. Kesimpulan dan Saran

 Kesimpulan

Setelah melakukan praktikum ini kami dapat menyimpulkan

bahwa kami dapat mengetahui tentang plat kebun dan juga cara

merakit plat kebun yang benar dan baik, serta kami dapat

menghitung kalkulasi bahan yang digunakan agar tidak berlebihan

dalam penggunaan bahan. Selain itu kami juga dapat melakukan

pengecoran dengan baik dan terampil dalam mencampur mortar

 Saran

Setelah melakukan kegiatan praktikum kami dapat

memberikan beberapa saran :

- Sebaiknya kebutuhan bahan dihitung dengan benar agar

bahan yang di order nantinya tidak lebih ataupun kurang .

- Sebaiknya memperhatikan cara mengikat tulangan yang

benar dan kuat

- Sebaiknya tetap menjalin kerja sama yang baik selama

kegiatan berlangsung .

- Sebaiknya pelayanan alat dan bahan tetap lancar

Laporan Laboratorium Konstruksi Beton | Teknik Sipil 2B Keairan 56


Politeknik Negeri Ujung Pandang
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dengan adanya laboratorium konstruksi beton ini, maka kami

sebagai mahasiswa mendapat tambahan pengetahuan tentang beton

terutama dalam pelaksanaannya yang berguna dalam dalam dunia kerja.

Dari keseluruhan praktikum laboratorium konstruksi beton, kami

menyimpulkan bahwa :

1. Kami mengetahui cara pembuatan beton deking, pondasi telapak,

sloof dan balok, plat lantai, plat kebun, pengecoran.

2. Kami mengetahui cara menghitung kalkulasi bahan (kebutuhan

tulangan), pemotongan serta pembengkokan tulangan sehingga

ekonomis. Dan juga volume semen, pasir dan batu pecah untuk

kebutuhan pengecoran.

3. Kami dapat terampil dalam pekerjaan beton

4.2 Saran

Setelah menyelesaikan praktikum kerja beton, kami dapat

memberikan beberapa saran :

1. Sebelum melakukan praktikum, terlebih dahulu menghitung kalkulasi bahan-

bahan yang akan digunakan agar tidak terjadi pemborosan bahan.

2. Sebaiknya tetap mengutamakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja.

3. Sebaiknya pelayanan alat dan bahan tetap lancar agar kegiatan tidak

terhambat

Laporan Laboratorium Konstruksi Beton | Teknik Sipil 2B Keairan 57


Politeknik Negeri Ujung Pandang
4. Sebaiknya dilakukan job praktikum khusus kayu untuk menambah

keterampilan kerja kayu.

Laporan Laboratorium Konstruksi Beton | Teknik Sipil 2B Keairan 58


Politeknik Negeri Ujung Pandang

Anda mungkin juga menyukai