Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN PRAKTIKUM

PRAKTEK DRAINASE

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 3

MUTIARA PERTIWI : 4204171151


M.AMIRUL IKMAL : 4204171154
SABRINA SHELY : 4204171158
SERI SURYA MELISA : 4204171166
NURSAFIKA : 4204171168
GILANG PERDANA A.T : 4204171169

DOSEN PEMBIMBING :
ZULKARNAIN, ST., MT

JURUSAN TEKNIK SIPIL


PRODI DIV-TEKNIK PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN

POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS


TAHUN AKADEMIK. 2019/2020
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktek Drainase

Disusun Oleh :
Kelompok 3

Telah diperiksa dan disetujui oleh :

Dosen Pembimbing Instruktur

Zulkarnain, ST., MT Alvi Hamdani, A.md


NIP.198407102019031007 NIK.

JURUSAN TEKNIK SIPIL


PRODI DIV-TEKNIK PERANCANGAN JALAN DAN JEMBATAN

POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS


TAHUN AKADEMIK : 2019/2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

laporan ini dengan tepat waktu. Shalawat dan salam tak lupa senantiasa kita

sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW yang kita harapkan syafa’atnya di

yaumulqiyamah nanti, amin.

Penyusunan laporan ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah praktek

drainase. Tak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Zulkarnaian, ST.,MT Selaku Dosen Pembimbing

2. Bapak Alvi Hamdani, A.Md Selaku Instruktur

Dan kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini.

Penulis menyadari penyusunan laporan ini jauh dari sempuna. Oleh sebab

itu, penulis memohon kepada pembaca atas kritik dan saran guna melengkapi

laporan ini.Semoga laporan ini dapat bermanfaat dalam menambah wawasan bagi

pembaca dan penulis sendiri.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Penulis

Kelompok III
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Saat ini begitu banyak permasalahan lingkungan yang terjadi,
diantaranya adalah banjir. Kini banjir sudah umum terjadi dikawasan
pedesaan dan perkotaan. Persoalan ini diakibatkan oleh berbagai hal, salah
satu penyebabnya adalah kurangnya perhatian dalam mengelola sistem
drainase. Masalah banjir erat sekali kaitannya dengan sistem drainase yang
diterapkan, dimana dalam sistem drainase seluruh komponen masyarakat
terlibat. Didalam mendukung pelaksanaan pembangunan infrastruktur
drainase pemukiman seperti yang diharapkan, diperlukan diperlukan suatu
pengawasan pekerjaan dan spek teknis yang sudah ditentukan dalam
rencana kerja.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam pelaksanaan survey ini adalah,
sebagai berikut:
a. Bagaimana cara menentukan elevasi di lapangan sebelum
melakukan pembuatan drainase?
b. Bagaimana cara mengolah data dan menggambarkan hasil survey
dilapangan?
c. Bagaimana cara
d. Bagaimana cara membuat drainase dilapangan?

1.3. Tujuan Survey


Adapun tujuan survey dalam pelaksanaan survey ini adalah, sebagai
berikut:
a. Untuk memberikan pengetahuan kepada mahasiswa bagaimana proses
pembuatan drainase dilapangan
b. Untuk memberikan contoh kepada mahasiswa bagaimana proses kerja
dilapangan

1.4. Manfaat Survey


a. Mahasiswa mengetahui pembuatan drainase bukan hanya
secara teori namun juga praktek dilapangan.
b. Dapat digunakan sebagai bekal mahasiswa sebelum memasuki
dunia kerja.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Drainase

Drainase adalah lengkungan atau saluran air di permukaan atau di bawah

tanah, baik yang terbentuk secara alami maupun dibuat manusia. Dalam bahasa

Indonesia, drainase bisa merujuk pada parit di permukaan tanah atau gorong –

gorong dibawah tanah. Drainase berperan penting untuk mengatur suplai air demi

pencegahan banjir.

Drainase mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuang, atau

mengalihkan air. Secara umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian

bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan air

dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal.

Drainase juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam

kaitannya dengan sanitasi. (Dr. Ir. Suripin, M.Eng.2004)

Sedangkan pengertian tentang drainase kota pada dasarnya telah diatur

dalam SK menteri PU No. 233 tahun 1987. Menurut SK tersebut, yang dimaksud

drainase kota adalah jaringan pembuangan air yang berfungsi mengeringkan

bagian-bagian wilayah administrasi kota dan daerah urban dari genangan air, baik

dari hujan lokal maupun luapan sungai melintas di dalam kota.

2.2 Jenis-jenis Drainase

Adapun jenis-jenis drainase ini adalah, sebagai berikut:


 Saluran Terbuka

Saluran terbuka adalah sistem saluran yang biasanya direncanakan hanya


untuk menampung dan mengalirkan air hujan ( sistem terpisah ), namun
kebanyakan sistem saluran ini berfungsi sebagaisaluran campuran. Pada
pinggiran kota, saluran terbuka ini biasanya tidak diberi lining (lapisan
pelindung). Akan tetapi saluran terbuka di dalam kota harus diberi lining
dengan beton, pasangan batu (masonry) ataupun dengan pasangan bata.

 Saluran Tertutup

Saluran tertutup adalah saluran untuk air kotor yang mengganggu


kesehatan lingkungan. Sistem ini cukup bagus digunakan di daerah perkotaan
terutama dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi seperti kota
Metropolitan dan kota-kota besar lainnya.

2.3 Menurut Fungsi

 Single Purpose
Single purpose adalah saluran yang berfungsi mengalirkan satu jenis air
buangan saja.
 Multy Purpose
Multy purpose adalah saluran yang berfungsi mengalirkan beberapa jenis
buangan, baik secara bercampur maupun bergantian. (H.A Halim
Hasmar.2011)

2.4. Bentuk Drainase

Bentuk-bentuk untuk drainase tidak jauh berbeda dengan saluran irigasi


pada umumnya. Dalam perancangan dimensi saluran harus diusahakan
dapat membentuk dimensi yang ekonomis. Dimensi saluran yang terlalu
besar berarti kurang ekonomis, sebaiknya dimensi yang terlalu kecil akan
menimbulkan permasalahan karena daya
 Persegi Panjang
Saluran Drainase berbentuk empat psersegi panjang tidak banyak
membutuhkan ruang.Sebagai konsekuensi dari saluran bentuk ini saluran
harus terbentuk dari pasangan batu ataupun coran beton.

Gambar saluran bentuk persegi panjang

 Travesium
Pada umumnya saluran terbuat dari tanah akan tetapi tidak menutup
kemungkinan dibuat dari pasangan batu dan coram beton. Saluran ini
memerlukan cukup ruang. Berfungsi untuk menampung dan menyalurkan
limpasan air hujan, air rumah tangga maupun air
irigasi dengan debit yang besar.

Gambar travesium
 Segitiga
Bentuk saluran segitiga umumnya diterapkan pada saluran awal yang
sangat kecil

Gambar Segitiga
 Lingkaran
Biasanya digunakan untuk gorong – gorong dimana salurannya tertanam
di dalam tanah

Gambar Lingkaran
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Job I. Survei Lapangan Untuk Pengukuran Profil Melintang Dan


Memanjang

Hari/ Tanggal : Selasa/

Lokasi : Jl.Bathin Alam, Desa Sungai Alam Kab.Bengkalis

3.1.1 Dasar Teori


Pengukuran beda tinggi dapat dilakukan dengan melakukan
pengukuran profil sifat datar. Pengukuran sifat datar profil banyak
digunakan dalam perencanaan suatu wilayah. Pengukuran ini terbagi
menjadi dua macam, yaitu profil melintang yang bertujuan untuk
menentukan tinggi rendahnya tanah sepanjang garis melintang yang tegak
lurus dengan garis sumbu proyek dan profil memanjang yang digunakan
untuk mengetahui beda tinggi antara dua titik.

3.1.2 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada survei ini adalah
sebagai berikut :
A. Alat
1. Waterpass
2. Meteran

3. Tripod

4.Rambu Ukur
5. Gergaji

6. Palu

B. Bahan

1. Kayu patok
2. Pilox

3. Paku

3.1.3 Kesehatan dan Keselamatan Kerja


Adapun Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Adalah Sebagai
Berikut :
a. Perhatikan intruksi dari dosen dan intsruktur
b. Menggunakan perlengkapan safety: (helm, sepatu safety)
c. Berkonsentrasi dan berhati-hati dalam melakukan praktikum
d. Pastikan alat dalam kondisi tidak rusak

3.1.4 Langkah Kerja


Adapun Langkah Kerja dalam pengukuran profil melintang dan
memanjang adalah :
a. Buatlah kayu patok dengan panjang 75 cm sebanyak 7 buah
b. Menentukan lokasi pengukuran
c. Bawalah peralat dan bahan yang akan digunakan ke lokasi
pengukuran
d. Ukur sepanjang 46 meter lokasi pengukuran untuk kelompok 3
e. Di bagi 6 titik sepanjang 25 meter tersebut
f. Setiap 1 titik sepanjang 8 meter dan ke titik terakhir 14 meter
berikan patok sebagai tanda
g. Lalu berilah tanda dengan pilok diatas kayu patok tersebut
h. Dirikan tripot dan pasangkan waterpass pada titik awal, lalu atur
nivo
i. Set 0 sudut ke titik akhir kelompok sebelumnya, letakkan rambu
ukur bacalah benang atas, benang tengah dan benang bawah. Lalu
ukur tinggi alat
j. Putar waterpass ke arah titik 1 searah jarum jam, letakkan rambu
ukur dan ambil Cross Section sebanyak 17 titik
k. Catat nilai BB, BT, BA, dan Sudut nya
l. Lakukan pengukuran yang sama hingga patok terakhir
m. Pindah alat ke patok terakhir untuk cross cek, lalu ukur tinggi alat
n. Catat nilai BB, BT, BA dan Sudut nya
o. Putar waterpass kearah 90 derajat letakkan rambu ukur dan ambil
Cross Section sebanyak 17 titik
p. Catat nilai BB, BT, BA, dan Sudut nya
q. Setelah selesai letakkan kembali seluruh peralatan pada tempatnya.

3.1.5 Kendala

Saat melakukan survey lapangan menentukan profil


memanjang dan melintang lokasinya semak berlukar dan
banyaknya serangga sehingga mempersulit kami membaca
BT,BA,BB.
DOKUMENTASI

Pemotongan kayu patok Lokasi Survey Drainase

Pematokan kayu sesuai jarak Pemasangan waterpass dan


ditentukan mengatur nivo

Menset nol (0) kearah patok Pengukuran pada setiap


kelompok sebelumnya persection
Mencatat hasil pengukuran
3.2 Job II.Perencanaan Dimensi Drainase

Hari/ Tanggal : Selasa/

Lokasi : Lab.Bengkel

3.2.1 Dasar Teori

Tapi Dalam menentukan bentuk dan dimensi saluran yang digunakan


dalam pembangunan saluran baru maupun dalam kegiatan perbaikan
penampang saluran yang sudah ada, salah satu hal penting yang perlu
dipertimbangkan adalah ketersediaan lahan. Mungkin di daerah pedesaan
membangun saluran dengan kapasitas yang besar tidak menjadi masalah
karena banyaknya lahan yang kosong, di daerah perkotaan yang padat
tentu bisa menjadi persoalan yang berarti karena terbatasnya lahan. Bentuk
penmapang saluran pada muka tanah umumnya ada beberapa macam
anatara lain; bentuk trapesium, empat persegi panjang, segitiga, lingkaran.

Dalam menentukan bentuk dimensi saluran (drainase), maka hal yang


perlu diperhatikan ialah debit rencana air yang akan melewati saluran. Jika
drainase tidak mampu menampung debit air maka akan terjadi overflow
yang tentu saja dapat mengakibatkan terganggunya aktivitas penanpangan.

Bentuk penampang saluran pada muka tanah umumnya ada beberapa


macam antara lain; bentuk trapesium, empat persegi panjang, segitiga,
setengah lingkaran.
Tabel bentuk-bentuk umum saluran terbuka dan fungsinya

Selain bentuk-bentuk yang tertera dalam tabel, masih ada bentuk-


bentuk penampang lainnya yang merupakan kombinasi dari bentuk-bentuk
tersebut, misalnya kombinasi antara empat persegi panjang dan setengah
lingkaran, yang mana empat persegi panjang pada bagian atas yang
berfungsi untuk mengalirkan debit maksimum dan setengah lingkaran
pada bagian bawah yang berfungsi untuk mengalirkan debit minimum.

3.2.2 Langkah- langkah Perhitungan Dimensi

Adapun tujuan dari Langkah- langkah Perhitungan Dimensi adalah


sebagai berikut :

a. Menghitung Intensitas Curah Hujan (I)


1. Analisa Frekuensi Curah Hujan
Rekap data curah hujan bulanan 5 tahun terakhir (2014-
2018)
Tahun
No Bulan
2014 2015 2016 2017 2018
1 Jan 43.57 5.36 32.83 62.61 46.08
2 Feb 43.33 15.64 15.93 37.55 37.63
3 Mar 35.38 51.7 0.08 58.41 127.13
4 Apr 38.5 34.74 35.16 36.51 29
5 Mei 60.77 27.65 32.01 36.2 23.48
6 Jun 54.37 33.37 64.07 49.59 47.49
7 Jul 174.91 32.4 35.13 44.04 29.57
8 Ags 26.3 62.24 71.08 64.62 32.99
9 Sep 51.06 39.16 270.96 36.27 32.93
10 Okt 110.14 11.85 53.98 31.16 61.59
11 Nov 52.15 46.52 81.28 46.78 67.32
12 Des 107.94 54.55 39.81 145.11 39.37
Maksimum 174.91 62.24 270.96 145.11 127.13
Total 798.42 415.18 732.32 648.85 574.58

300 270.96
250
200 174.91
145.11
150 127.13
110.14
100 71.08 81.28
62.61 60.77 64.07
43.33 38.5
50
0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
Curah Hujan 2014 Curah hujan 2015 Curah Hujan 2016
Curah Hujan 2017 Curah hujan 2018

b. Perhitungan curah hujan maksimum rata-rata (X) dan Stanndar


Devisiasi (Sx)
Perhitungan data curah hujan rata-rata dan deviasi standar

(Xi) -
No Tahun Xi X (X-Xi)² (X-Xi)3 (X-Xi)4
(X)
1 2014 174.91 156.07 18.84 354.9456 6687.175 125986.38
-
2 2015 62.24 156.07 -93.83 8804.0689 77511629
826085.8
3 2016 270.96 156.07 114.89 13199.7121 1516515 174232400
-
4 2017 145.11 156.07 -10.96 120.1216 14429.199
1316.533
-
5 2018 127.13 156.07 -28.94 837.5236 701445.78
24237.93
Jumlah 780.35 23316.3718 671561.8 252585890

∑𝑛𝑖=1(𝑋𝑖 − 𝑋)2
𝑆=√
𝑛−1
23316,372
𝑆=√ 5−1
𝑆 = 76,3485

∑𝑛𝑖=1(𝑋𝑖 − 𝑋)3
𝐶𝑆 = √
(𝑛 − 1)(𝑛 − 2)𝑆 3

𝑛 ∑𝑛𝑖=1(𝑋𝑖 − 𝑋)3
𝐶𝑆 = √
(𝑛 − 1)(𝑛 − 2)𝑆 3
5 𝑥 671561,8
𝐶𝑆 = √
(5 − 1)(5 − 2)76,34853

𝑆 76,3485
𝐶𝑣 = 𝑥 = = 0,489
156,07

𝑛 (𝑛 + 1) ∑𝑛𝑖=1(𝑋𝑖 − 𝑋)4 3(𝑛 − 1)2


𝐶𝐾 = { }−
(𝑛 − 1)(𝑛 − 2)(𝑛 − 3)𝑆 4 (𝑛 − 2)(𝑛 − 3)

5 (5 + 1) ∑𝑛𝑖=1 2525858904 3(5 − 1)2


𝐶𝐾 = { } −
(5 − 1)(5 − 2)(5 − 3)𝑆 4 (5 − 2)(5 − 3)

𝐶𝐾 = 1,292

2. Analis Pengujian Kecocokan Sebaran


a. Urut Data Dari yang terbesar ke terkecil

Curah Hujan Harian


No Tahun
Maksimum
1 2015 62.24
2 2018 127.13
3 2017 145.11
4 2014 174.91
5 2016 270.96

b. Chi-Kuadrat (Chi-Square)
Penentuan Jumlah Sub Kelompok (G)
G = 3,22 + log n
G = 3,22 + log 5
G = 3,219 ≈ 4

c. Nilai Batas Sub Kelompok


𝑥𝑚𝑎𝑥 − 𝑥𝑚𝑖𝑛
∆𝑥 =
𝐺−1
270,96−62,24
∆𝑥 = 4−1

∆𝑥 = 69,573

𝑥𝑎𝑤𝑎𝑙 = 𝑥𝑚𝑖𝑛 − 0.5 ∆𝑥


𝑥𝑎𝑤𝑎𝑙 = 62,24 – 0,5 x 69,573
𝑥𝑎𝑤𝑎𝑙 = 27,453

𝑥𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 𝑥𝑚𝑎𝑥 − 0.5∆𝑥


𝑥𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 270,96 – 0,5 x 69,573
𝑥𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 = 307,747

𝑛
𝐸𝑖 =
𝐺
5
𝐸𝑖 =
4
𝐸𝑖 = 1,25

DK = G – (P+1)
DK = 4 – (1+1)
DK = 2
Hitung chi kuadrat Terhitung :
Oi – (Oi - (Oi -
Sub Kelompok Oi Ei Ei Ei)² Ei)²/Ei
27.453 - 97.027 1 1.25 -0.25 0.0625 0.05
97.027 - 166.600 2 1.25 0.75 0.5625 0.45
166.600 - 236.173 1 1.25 -0.25 0.0625 0.05
236.173 - 305.747 1 1.25 -0.25 0.0625 0.05
Total 0.6

Derajat kepercayaan 5%. Berdasarkan tabel chi kuadrat


kritis nilai 5.991 lebih besar dari chi kuadrat terhitung. Sehingga
analisa distribusi dapat diterima
d. Nilai Yn dan Sn

Yn = 0,4952
Sn = 0,9496

(Yt- ((Yt-
PUT X YT Yn Sn Yt-Yn S Xt
Yn)/Sn Yn)/Sn)x S
2 156.07 0.3665 0.4952 0.9496 -0.1287 -0.1355 76.3485 -10.3476 145.7224
5 156.07 1.5004 0.4952 0.9496 1.0052 1.0586 76.3485 80.8188 236.8888
10 156.07 2.251 0.4952 0.9496 1.7558 1.8490 76.3485 141.1675 297.2375
20 156.07 2.9709 0.4952 0.9496 2.4757 2.6071 76.3485 199.0480 355.1180
50 156.07 3.9028 0.4952 0.9496 3.4076 3.5885 76.3485 273.9734 430.0434
100 156.07 4.6012 0.4952 0.9496 4.1060 4.3239 76.3485 330.1252 486.1952

e. Nilai Yn dan Sn
1. Metode Van Breen

90% 𝑥 𝑋𝑡
𝐼 =
4
PUT I
2 32.788
5 53.300
10 66.878
20 79.902
50 96.760
100 109.394

0,120 0,109
0,097
0,100
0,080
0,080 0,067
0,060 0,053

0,040 0,033

0,020
0,000
2 5 10 20 50 100

Intensitas Hujan Metode Van Breen

2. Metode Mononobe
Dengan menggunakan metode mononobe sehingga dapat
diketahui intensitas hujanper menit, jam hingga per hari
berikut untuk curah hujan periode 5 menit - 2 hari

2⁄
𝑅24 24 3
𝐼 = ( )
24 𝑡
Intensitas hujan (mm/jam)
Periode Ulang Tahun
t t
2 5 10 20 50 100
(menit) (jam)
Curah Hujan Rencana Maks, R24 (mm)
145.722 236.889 297.238 355.118 430.043 486.195
5 0.08 272.100 442.331 555.017 663.095 802.999 907.849
10 0.17 164.623 267.614 335.790 401.177 485.821 549.255
15 0.25 127.300 206.941 259.661 310.224 375.678 424.731
30 0.5 80.194 130.365 163.576 195.429 236.662 267.564
45 0.75 61.200 99.487 124.832 149.140 180.607 204.189
60 1 50.519 82.125 103.046 123.113 149.088 168.554
120 2 31.825 51.735 64.915 77.556 93.919 106.183
180 3 24.287 39.481 49.540 59.186 71.674 81.033
360 6 15.300 24.872 31.208 37.285 45.152 51.047
730 12 9.638 15.668 19.660 23.488 28.444 32.158
1440 24 6.072 9.870 12.385 14.797 17.918 20.258
2880 48 3.825 6.218 7.802 9.321 11.288 12.762

Tabel Chi-Kuadrat Kriris

Derajat Kepercayaan
dk
0.995 0.99 0.975 0.95 0.05 0.025
1 0.0000393 0.000157 0.000982 0.00393 3.841 5.024
2 0.01 0.0201 0.0506 0.103 5.991 7.378
3 0.0717 0.115 0.216 0.352 7.815 9.348
4 0.207 0.297 0.484 0.711 9.488 11.143
5 0.412 0.554 0.831 1.145 11.07 12.832
6 0.676 0.872 1.237 1.635 12.592 14.449
7 0.989 1.239 1.69 2.167 14.067 16.031
8 1.344 1.646 2.18 2.733 15.507 17.535
9 1.735 2.088 2.7 3.325 16.919 19.023
10 2.156 2.558 3.247 3.94 18.307 20.483
Intensitas Hujan durasi 1 jam
0,169
0,149

0,123
0,103
0,082

0,051

2 5 10 20 50 100

Intensitas Curah Hujan 5 Menit-2 Hari


1,000
Curah Hujan Rencana Max (mm)

0,800
2 th
0,600 5 th
0,400 10 th
20 th
0,200
50 th
0,000
100
0.08
0.17
0.25

0.75
1
2
3
6
0.5

12
24
48

Waktu (Jam)

Dari data diatas, diperoleh nilai intensitas curah hujan


sebesar 50, 5191 mm/jam.

b. Menghitung debit curah hujan (Qch)


Dalam menghitung debit curah hujan menggunakan metode
rasional.
Rumus :
Qch = 0,28778 x C x I x A
Dimana :
2⁄
𝑅24 24 3
𝐼 = (𝑡) = 50,5191 mm/jam
24

C = 0,4 (Hutan)

Deskripsi lahan/karakter Koefisien aliran


permukaan (C)
Business
Perkotaan 0,70 - 0,95
Pinggiran 0,50 - 0,70
Perumahan
Rumah tunggal 0,30 - 0,50
Multiunit, terpisah 0,40 - 0,60
Multiunit, tergabung 0,60 - 0,75
Perkampungan 0,25 - 0,40
Apartemen 0,50 - 0,70
Industri Ringan
Berat 0,50 - 0,80
Perkerasan 0,60 - 0,90
Aspal dan beton 0,70 - 0,95
Batu bata, paving 0,50 - 0,70
Atap 0,75 - 0,95
Halaman, tanah berpasir
Datar 2% 0,05 - 0,10
Rata-rata, 2-7% 0,10 - 0,15
Curam, 7% 0,15 - 0,20
Halaman, tanah berat
Datar 2% 0,13 - 0,17
Rata-rata, 2-7% 0,18 - 0,22
Curam, 7% 0,25 - 0,35
Halaman kereta api 0,10 - 0,35
Taman tempat bermain 0,20 - 0,35
Taman, perkuburan 0,10 - 0,25
Hutan
Datar, 0-5% 0,10 - 0,40
Bergelombang, 5-10% 0,25 - 0,50
Berbukit, 10-30% 0,30 - 0,60
a. Mengitung debit curah hujan
Rumus :
Qch = 0,28778 x C x I x A
Dimana :
I = (R24/24) (24/t)2/3 = 50,52 mm/jam
C = 0,4 (Perkampungan)
DAS : kanan
P das = 0,046 km P jalan = 0, 046 km
L das = 0,1 km L Jalan = 0,0055 km

A Jalan = P jalan x L jalan


= 0, 046 km x 0,0055 km
= 0,000253 m2
A das = P das x L das
= 0, 046 km x 0,1 km
= 0,0046 km2
A total = A jalan + A das
= 0,000253 km2 + 0,0046 km2
= 0,004853 km2
Qch = 0,2778 x C x I x A
= 0,2778 x 0,4 x 50,52 x 0,0046
= 0,025823 m3/detik
Qch jalan beton aspal = 0,2778 x C x I x A
= 0,2778 x 0,85 x 50,52 x 0,000253
= 0,003018 m3/detik

Qrumah = Jlh rumah x jlh orang x air buangan


= 2 x 5 x 84 liter
= 840 liter
= 0,840 m3/hari
= 0,00001 m3/detik

Qch Total = 0,025823 + 0,003018 + 0,00001


= 0,029 m3/detik

DAS : kiri
P das = 0,046 km P jalan = 0, 046 km
L das = 0,1 km L Jalan = 0,0055 km

A Jalan = P jalan x L jalan


= 0, 046 km x 0,0055 km
= 0,000253 m2
A das = P das x L das
= 0, 046 km x 0,1 km
= 0,0046 km2
A total = A jalan + A das
= 0,000253 km2 + 0,0046 km2
= 0,004853 km2
Qch = 0,2778 x C x I x A
= 0,2778 x 0,4 x 50,52 x 0,0046
= 0,025823 m3/detik
Qch jalan beton aspal = 0,2778 x C x I x A
= 0,2778 x 0,85 x 50,52 x 0,000253
= 0,003018 m3/detik
Qrumah = Jlh rumah x jlh orang x air buangan
=0 x 5 x 84 liter
= 0 liter
= 0 m3/hari
= 0 m3/detik

Qch Total = 0,025823 + 0,003018 + 0,00001


= 0,029 m3/detik
Q Total = 0,029 + 0,029
= 0,0577 m3/detik

Hasil perencanaan dimensi drainase

3.3 Job III. Survei Lapangan Pembuatan Drainase

Hari/Tanggal : Selasa, 17 Desember 2019

Lokasi : Jl. Panglima Minal, desa Air Putih, Kec. Bengkalis

3.3.1 Dasar Teori

Drainase merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang


sebagai sistem guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan
kompenen penting dalam perencanaan kota (perencanaan infrastruktur
khususnya).Drainase secara umum didefinisikan sebagai ilmu
pengetahuan yang mempelajari usaha untuk mengalirkan air yang
berlebihan dalam suatu konteks pemanfaatan tertentu.
Drainase berperan penting untuk mengatur suplai air demi
pencegahan banjir. Pengertian drainase perkotaan tidak terbatas pada
teknik pembuangan air yang berlebihan namun lebih luas lagi menyangkut
keterkaitannya dengan aspek kehidupan yang berada di dalam kawasan
perkotaan.
Jenis-jenis drainase menurut konstruksi:
1. Saluran Terbuka, yaitu sistem saluran yang biasanya direncanakan
hanya untuk menampung dan mengalirkan air hujan (sistem
terpisah), namun kebanyakan sistem saluran ini berfungsi sebagai
saluran campuran. Pada pinggiran kota, saluran terbuka ini
biasanya tidak diberi lining (lapisan pelindung) akan tetapi saluran
terbuka didalam kota harus diberi lining dengan beton, pasangan
batu (masonry) ataupun dengan pasangan bata.
2. Saluran Tertutup, yaitu saluran untuk air kotor yang mengganggu
kesehatan lingkungan. Sistem ini cukup bagus digunakan di
daerah perkotaan terutama dengan tingkat kepadatan penduduk
yang tinggi seperti kota metropolitan dan kota-kota besar yang
lainnya.
3.3.2 Alat dan Bahan
A. Alat
Adapun alat yang digunakan berdasarkan hasil survey
lapangan pembuatan drainase adalah:

1.Cangkul
2. Meteran

3. Palu

4. Dolak
5. Ember

6. Concrete mixer (molen)

7. Sekop
8. Roskam

9. Sendok semen

10. Gunting besi


11. Pembengkok besi

B. Bahan
Adapun bahan yang digunakan berdasarkan hasil survey
lapangan pembuatan drainase adalah:
1. Paku

2. Pasir
3. Semen

4. Kerikil

5. Kayu cerocok
6. Triplek

7. Besi

8. Air
3.3.3 Langkah Kerja
Adapun langkah kerja berdasarkn hasil survey lapangan
pembuatan drainase adalah:
a) Proses awal pekerjaaan yaitu dilakukan pembersihan pada lokasi,
selanjutnya dilakukan pengukuran.
b) Setelah pengukuran dilanjutkan dengan pemasangan perancah dan
tidak menggunakan bowplak
c) Setelah pemasangan perancah kemudian di lakukan penggalian
secara manual dengan ukuran yang sudah ditentukan sesuai
dengan gambar kerja.
d) Setelah penggalian dilakukan pembersihan tanah hasil galian.
e) Kemudian pemasangan cerocok dengan jarak 40 cm
f) Pengecoran lantai kerja dengan campuran 1 zak semen : 4 dolak
kerikil : 5 dolak pasir.
g) Kemudian dilakukan pemasangan bekisting
h) Untuk ukuran tulangan pembesian yang digunakan yaitu dengan
jarak 15cm x lebar 30 cm
i) Pengecoran pada dinding drainase,didapat ukuran drainase
dilapangan sebagai berikut:
 Tinggi drainase : 1,10 m
 Lebar dalam drainase : 70 cm
 Tebal dinding drainase : 12 cm
 Panjang drainase : 60 m
 Jarak pengaku : 2,5 m
 Diameter sengkang : 15 mm
j) Setelah beton mengeras, dilakukan pembongkaran bekisting.

3.3.4 Kendala
Pada saat kami melakukan survey lapangan pembuatan
drainase kendalanya adalah pasang air laut sehingga mempelambat
waktu untuk pegecoran dinding drainase.

DOKUMENTASI
Pembuatan Bekisting Pemotongan besi tulangan sesuai
ukuran menggunakan pemotong besi

Perakitan besi tulangan dengan jarak 15 Pemasangan besi tulangan pada


cm x lebar 30 cm drainase

Pemasangan bekisting pada drainase Pelepasan bekisting


Pelepasan bekisting
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari laporan praktikum drainase yang telah dilakukan, dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
a. Diperoleh data elevasi dari kondisi existing lapangan
disepanjang lokasi perencanaan drainase yang akan dibangun
b. Dari hasil perhitungan dimensi, diperoleh debit curah hujan
sebesar , dan dimensi dengan
c. Berdasarkan hasil survey di Jl. Panglima Minal, Desa Air
Putih, kita bisa mengetahui proses pembuatan drainase secara
langsung dilapangan.

Anda mungkin juga menyukai