Anda di halaman 1dari 34

COVER

LAPORAN
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
PEMERIKSAAN AGREGAT BUTIRAN
TANAH

Disusun Oleh :

1 Gega Putra Perdana 104117001


2 Wafa Natasya N 104117002
3 Abdul Wahab Henda 104117092
4 Anisa Setiani 104117038

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS PERENCANAAN INFRASTRUKTUR
UNIVERSITAS PERTAMINA
JAKARTA
2019
UNIVERSITAS PERTAMINA| 2019
Kelompok 1 - PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

LEMBAR ASISTENSI
PRAKTIKUM

PEMERIKSAAN AGREGAT BUTIRAN TANAH

KELOMPOK :1
Anggota kelompok 1 Gega Putra P 104117001
2 Wafa Natasya N 104117002
3 A Wahab Henda 104117092
4 Anisa Setiani 104117038
Asisten : Reza F S
No Tanggal Keterangan Paraf

ii
UNIVERSITAS PERTAMINA| 2019
Kelompok 1 - PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

DAFTAR ISI
COVER........................................................................................................................................ i

LEMBAR ASISTENSI .............................................................................................................. ii

DAFTAR ISI .............................................................................................................................iii

DAFTAR TABEL ..................................................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 6

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................. 6

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 6

1.3 Tujuan Praktikum ........................................................................................................ 6

1.4 Teori Dasar .................................................................................................................. 6

BAB II METODE PRAKTIKUM .............................................................................................. 9

2.1 Alat dan Bahan ............................................................................................................. 9

2.2 Cara Kerja .................................................................................................................... 9

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................................. 11

3.1 HASIL ........................................................................................................................ 11

3.2 Pembahasan ............................................................................................................... 12

BAB IV SIMPULAN ............................................................................................................... 29

4.1 ……………………………………………….. ......... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 4

iii
UNIVERSITAS PERTAMINA| 2019
Kelompok 1 - PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

DAFTAR TABEL
No table of figures entries found.

iv
UNIVERSITAS PERTAMINA| 2019
Kelompok 1 - PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

DAFTAR GAMBAR
No table of figures entries found.

v
UNIVERSITAS PERTAMINA| 2019
Kelompok 1 - PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Tanah didefinisikan sebagai material yang terdiri dari agregat (butiran) mineral-mineral
padat yang tidak tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain dan dari bahan-bahan
organik yang telah melapuk (yang berpartikel padat) disertai dengan zat cair dan gas yang
mengisi ruang-ruang kosong diantara partikel-partikel padat tersebut. Tanah berguna sebagai
bahan bangunan jalan pada berbagai macam perkerjaan teknik sipil, disamping itu tanah
berfungsi juga sebagai pendukung pondasi dari bangunan. Jadi seorang ahli teknik sipil harus
juga mempelajari sifat - sifat dasar dari tanah, seperti asal usulnya, penyebaran ukuran butiran,
kemampuan mengalirkan air, sifat pemampatan bila dibebani (compressibility), kekuatan geser,
kapasitas daya dukung terhadap beban, dan lain-lain. (Braja M. Das, 1995)

1.2 Rumusan Masalah

a. Bagaimana distribusi butir (gradasi) dari suatu sampel tanah dengan menggunakan
saringan ukuran paling kecil tertahan di saringan No. 200 ?
b. Bagaimana klasifikasi tanah dengan menggunakan (USCS) Unified Soil Classification
Sytem sesuai hasil pemeriksaan gradasi butir tanah pada praktikum ini ?

1.3 Tujuan Praktikum

Tujuan praktikum yaitu:


1. Menentukan distribusi butir (gradasi) dari suatu sampel tanah dengan menggunakan
saringan ukuran paling kecil tertahan di saringan No. 200;
2. Menentukan klasifikasi tanah (USCS) Unified Soil Classification Sytem sesuai hasil
pemeriksaan gradasi butir tanah.

1.4 Teori Dasar

Analisa ayakan biasanya dipakai untuk yang butir-butiranya mempunyai diameter lebih
besar dari 0.075 mm untuk standart ASTM, AASTHO, dan USCS sedangkan untuk standart
MIT dipakai untuk diameter butiran lebih besar dari 0.06 mm.

6
UNIVERSITAS PERTAMINA| 2019
Kelompok 1 - PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

Standart ukuran butiran dan distribusi ukuran butiran tanah dapat diklasifikasikan melalui
beberapa percobaan. Dan percobaan analisa ayakan ini adalah merupakan klasifikasi tanah
berdasarkan gradasi butiran.
Dari ukuran butiran ini dapat ditentukan tingkat keseragaman dan tingkat kemampatan
tanah tersebut yaitu disebut Cu dan Cc (Cu = koefisien keseragaman, dan Cc = koefisien
concavity). Cu dan Cc digunakan untuk menentukan bahwa gradasi butiran itu baik atau buruk.
Hasil dari analisa ayakan umumnya digambarkan dalam kertas semilogaritmik yang
dikenal sebagai kurva distribusi ukuran-butiran (particle-size distribution curve). Diameter
partikel (butiran) digambarkan dalam skala logaritmik, dan persentase dari butiran yang lolos
ayakan digambarkan dalam skala hitung biasa.
Kurva distribusi ukuran butiran dapat digunakan untuk membandingkan beberapa jenis
tanah yang berbeda-beda. Selain itu ada tiga parameter yang dapat ditentukan dari kurva
tersebut, dan parameter-parameter tersebut dapat digunakan untuk mengklasifikasikan tanah
berbutir kasar. Parameter-parameter tersebut adalah:
a. Ukuran efektif (effective size)
Ukuran efektif atau D10 adalah diameter dalam kurva distribusi ukuran butiran yang
bersesuaian dengan 10% yang lebih halus (lolos ayakan).
b. Koefisien keseragaman (uniformity coefficient)
Tanah bergradasi baik akan mempunyai koefisien keseragaman lebih besar dari 4
untuk kerikil dan lebih besar dari 6 untuk pasir. Dan koefisien gradasi antara 1 sampai 3
(untuk kerikil dan pasir).

STANDART UKURAN BUTIRAN DAN DISTRIBUSI UKURAN BUTIRAN TANAH.


Klasifikasi rekayasa tanah menurut :

Tabel 4.1.1 Tabel Standart Ukuran Butiran dan Distribusi ukuran Butiran Tanah

7
UNIVERSITAS PERTAMINA| 2019
Kelompok 1 - PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

8
UNIVERSITAS PERTAMINA| 2019
Kelompok 1 - PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

BAB II
METODE PRAKTIKUM
2.1 Alat dan Bahan

1. Timbangan dan neraca dengan ketelitian 0,1gram.


2. Satu set saringan : No.4 ; No.10 ; No.30 ; No.40 ; No.50 ; No.80 ; No.100 dan
No. 200 ; pan.

Gambar 4.1.1 Set Saringan Berbagai Ukuran

3. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110 ±

5)oC.
4. Alat pemisah contoh.
5. Mesin pengguncang saringan.

Gambar 4.1.2 Mesin Pengguncang Saringan

9
UNIVERSITAS PERTAMINA| 2019
Kelompok 1 - PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

6. Talam-talam.
7. Kuas, sikat kuningan, sendok dan alat-alat lainnya.
8. Benda uji (sampel tanah) lebih besar dari saringan No. 200 dengan massa lebih
dari 200 gram dengan prosedur persiapan seperti pada poin di bawah ini.

2.2 Cara Kerja

1. Sampel tanah disiapkan lebih dari 200 gram untuk percobaan ini sekaligus
percobaan analisis hydrometer;

2. Sampel dicuci dengan cara merendam tanah dengan sedikit air, lalu busa
dan zat organik dibuang pada tanah;

3. Sampel tanah dioven selama 24 jam, kemudian digerus atau ditumbuk


secara perlahan dengan penumbuk karet;

4. Benda uji disaring lewat susunan saringan dengan ukuran saringan paling besar
ditempatkan paling atas.

5. Saringan diguncang dengan mesin pengguncang selama kira-kira 15 menit.


Sampel tanah disaring dengan set saringan hingga;

a. 50 gram tanah lolos di pan yang kemudian dipisahkan untuk percobaan


analisis hidrometer.

b. Lebih dari 200 gram tanah disisakan di saringan No. 4 hingga 200.

Jika dua syarat di atas belum terpenuhi, maka harus diulangi dari prosedur (3).

6. Kemudian berat cawan ditimbang;

7. Sampel yang melewati analisis saringan dikumpulkan kembali, untuk kemudian


ditimbang beserta cawannya.

10
UNIVERSITAS PERTAMINA| 2019
Kelompok 1 - PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 HASIL

3.1.1 Data Pengamatan


Berikut ini adalah data-data yang harus diambil selama praktikum berlangsung:

Tabel 4.1.2 Data yang Diambil Selama Praktikum

No. Proses Data yang Sat. Jumlah Ket.


Diambil Data Total
1 Penyaringan Berat Cawan g 8
Spesimen Berat Cawan + g 8
Tanah tertahan
Berat Cawan + g 1
Total Sampel

3.1.2 Tabel Pengamatan


Tabel 4.1.3 Pengamatan dari Data yang Diambil Selama Praktikum

Diameter Ayakan Tertahan


Mesh No Aperture gram
2 50,8 0
1 1/2 38,1 0
1 25,4 0
3/4 19,1 0
3/8 9,5 0
4 4,75 0
10 2 31,8
30 0,6 221,3
40 0,425 91,8
50 0,3 61,6
80 0,18 137,7
100 0,15 60,8
200 0,075 78,1
pan 59,8
Total Material 742,9

11
UNIVERSITAS PERTAMINA| 2019
Kelompok 1 - PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

3.2 Pembahasan

Dari hasil perhitungan data yang telah telah diperoleh sebelumnya, didapatkan grafik sebagai
berikut;
Grafik 4.1.1 Grafik persentase ukuran butiran tanah
dalam %

120

100

80

60

40

20

0
10 1 0.1 0.01

Pada praktikum ini data yang kita kaji adalah gradasi ukuran agregat tanah dengan menggunakan
ayakan yang telah disiapkan yaitu ayakan ukuran diameter 4,75; 2; 0,6; 0,425; 0,3; 0,18; 0,15; 0,075
dengan berat tanah yang tertahan di setiap ayakan sebesar 31,8 gram pada ayakan diameter 2 mm ;
221,3 gram pada ayakan diameter 0,6 mm; 91,8 gram pada ayakan 0,425 mm; 61,6 gram pada ayakan
berdiameter 0,3 mm; 137,7 gram pada ayaka berdiameter 0,18 mm; 60,8 gram pada ayakan
berdiameter 0,15 mm; dan 78,1 gram pada ayakan 0,075 mm. Pada percobaan ini persentase jumlah
pasir terbanyak sebesar 29,79% pada saringan berdiameter 0,6 mm dan persentase terbanyak kedua
adalan 18,53 % pada saringan berdiameter 0,18 mm.

3.3 Analisis Hasil


Dari grafik persentase ukuran butiran tanah hasil praktikum kali ini didapatkan bahwa distribusi
butir (gradasi) dari suatu sampel tanah dengan menggunakan saringan ukuran paling kecil tertahan di
saringan No. 200 lebih banyak mengandung agregat kasar. Hal ini dikarenakan beberapa faktor, yaitu
yang pertama karena durasi waktu untuk mengguncang alat saringan kurang dari 15 menit, sehingga
butiran agregat kurang tercampur secara merata. Kemudian, yang kedua karena ketika dilakukan
penumbukan untuk menyiapkan sampel tanah, tanah tdak hancur secara merata dan masih
membentuk gumpalan-gumpalan tanah.
12
UNIVERSITAS PERTAMINA| 2019
Kelompok 1 - PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

3.4 Tabel Hasil Perhitungan


Tabel 4.1.3 Tabel Pemeriksaan Agregat Butiran Tanah

PEMERIKSAAN AGREGAT BUTIRAN TANAH (ANALISA SARINGAN)

Kumulatif Persentase Kumulatif


Diameter Ayakan Tertahan Total Lolos
Tertahan Tertahan Persentase Tertahan
Mesh
No Aperture gram gram % % %
2 50,8 0 0 0 0 100
1 1/2 38,1 0 0 0 0 100
1 25,4 0 0 0 0 100
3/4 19,1 0 0 0 0 100
3/8 9,5 0 0 0 0 100
4 4,75 0 0 0 0 100
10 2 31,8 31,8 4,280522278 4,280522278 95,71947772
30 0,6 221,3 253,1 29,78866604 34,06918832 65,93081168
40 0,425 91,8 344,9 12,35697941 46,42616772 53,57383228
50 0,3 61,6 406,5 8,291829318 54,71799704 45,28200296
80 0,18 137,7 544,2 18,53546911 73,25346615 26,74653385
100 0,15 60,8 605 8,184143223 81,43760937 18,56239063
200 0,075 78,1 683,1 10,51285503 91,9504644 8,049535604
pan 59,8 742,9 8,049535604 100 0
Total Material 742,9 3611,5 100
Catatan : Dalam menimbang suatu sampel membutuhkan timbangan dengan ketelitian 0,01

3.5 Gambar Sketsa

13
UNIVERSITAS PERTAMINA| 2019
Kelompok 1 - PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

BAB IV
SIMPULAN
4.1 Pemeriksaan Ukuran Butiran Tanah dengan Analisis Saringan

Hasil distribusi butir (gradasi) dari suatu sampel tanah dengan menggunakan saringan ukuran pali
tertahan di saringan No. 200 pada praktikum kali ini yaitu tanah yang kita jadikan sampel untuk praktikum in
memilik gradasi yang kurang merata dan masih memiliki butiran agregat tanah kasar yang lebih
dibandingkan dengan butiran agregat tanah halusnya.

14
UNIVERSITAS PERTAMINA| 2019
Kelompok 1 - PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanah didefinisikan sebagai material yang terdiri dari agregat (butiran) mineral-mineral
padat yang tidak tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain dan dari bahan-bahan
organik yang telah melapuk (yang berpartikel padat) disertai dengan zat cair dan gas yang
mengisi ruang-ruang kosong diantara partikel-partikel padat tersebut. Tanah berguna sebagai
bahan bangunan jalan pada berbagai macam perkerjaan teknik sipil, disamping itu tanah
berfungsi juga sebagai pendukung pondasi dari bangunan. Jadi seorang ahli teknik sipil harus
juga mempelajari sifat - sifat dasar dari tanah, seperti asal usulnya, penyebaran ukuran butiran,
kemampuan mengalirkan air, sifat pemampatan bila dibebani (compressibility), kekuatan
geser, kapasitas daya dukung terhadap beban, dan lain-lain. (Braja M. Das, 1995)

3.2 Rumusan Masalah

a. Bagaimana distribusi pembagian ukuran butir (gradasi) dari tanah yang lewat saringan
No.200 atau lebih kecil dari 0.075 mm ?

1.3 Tujuan Praktikum

Tujuan praktikum yaitu:


1. Menentukan pembagian ukuran butir (gradasi) dari tanah yang lewat saringan No.200 atau
lebih kecil dari 0.075 mm.

1.4 Teori Dasar

Hydrometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur berat jenis (atau kepadatan
relatif) dari suatu cairan, yaitu rasio kepadatan cairan dengan densitas air. Hydrometer
biasanya terbuat dari kaca dan terdiri dari sebuah batang silinder dan bola pembobotan dengan
merkuri (raksa) untuk membuatnya mengapung tegak.
Cara kerja hydrometer didasarkan pada prinsip Archimedes dimana benda padat yang
tersuspensi pada fluida (dalam praktikum ini, benda padat yang dimaksud adalah tanah) akan
terkena gaya ke atas sebesar gaya berat fluida yang dipindahkan. Dengan demikian, semakin
rendah kerapatan zat tersebut, semakin jauh hydrometer tenggelam. Seberapa jauh

15
UNIVERSITAS PERTAMINA| 2019
Kelompok 1 - PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

hydrometer tersebut teggelam dapat dilihat dari skala pembacaan yang terdapat dalam
hydrometer itu sendiri.

Gambar 4.1.1 : hydrometer dalam cairan


Dasar tes ini adalah hukum stokes untuk jatuhnya bola dalam cairan kental dimana
kecepatan terminal jatuh tergantung dari diameter butir dan kepadatan tanah dalam suspensi
dan cairan sehingga diameter butir dapat dihitung dari data tentang jarak dan waktu jatuh.
Hydrometer juga dapat meentukan berat jenis dari suspense dan jika memungkinkan,
persentase partikel dan diameter partikel tertentu setara untuk dihitung.
(𝑅𝑐 − 1)𝑥 𝑎
%𝐹𝑖𝑛𝑒𝑟 (𝐻151) = 𝑥100%
𝐺𝑠

𝑅𝑐 𝑥 𝑎
%𝐹𝑖𝑛𝑒𝑟 (𝐻152) = 𝑥100%
𝐺𝑠

Keterangan :

a = Faktor Koreksi (dapat dilihat dari tabel atau dapat menggunakan rumus di bawah ini)

1,65 𝐺𝑠
= 2,65 (𝐺𝑠−1) 𝑥100%

Rc = Koreksi pembacaan hydrometer

16
UNIVERSITAS PERTAMINA| 2019
Kelompok 1 - PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

= 𝑅𝑎 − 𝐶0 − 𝐶𝑡

Ra = Pembacaan hidrometer

C0 = Koreksi nol

Ct = Koreksi suhu, dilihat dari tabel 4.2.4

𝐿
𝐷 = 𝐾√ 𝑡

Keterangan :

D = Diameter butir (mm)

L = Kedalaman efektif (cm)

= atau dapat dilihat pada tabel 4.2.6 / 4.2.7

t = Temperatur

η = Viskositas aquades (poise), dari Tabel 4.2.2

Gs = Berat jenis tanah

Gw = Berat jenis air, dilihat dari tabel 4.2.2

K = Konstanta

30η
K = √𝑔(𝐺𝑠−𝐺𝑤) atau dari Tabel 4.2.5

Tabel 4.2.1 Tabel Berat Jenis dan Viskositas Air

17
UNIVERSITAS PERTAMINA| 2019
Kelompok 1 - PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

Temperatur (°C) Berat Jenis (Gs) Viskositas Air (η)


15 1.00000 0.01567
16 0.99897 0.01111
17 0.99889 0.01083
18 0.99862 0.01056
19 0.99844 0.01030
20 0.99823 0.01005
21 0.99802 0.00981
22 0.99780 0.00958
23 0.99757 0.00936
24 0.99733 0.00914
25 0.99708 0.00894
26 0.99682 0.00874
27 0.99655 0.00855
28 0.99627 0.00836
29 0.99598 0.00818
30 0.99568 0.00801

Tabel 4.2.2 Tabel Angka Koreksi a


Berat Jenis (Gs) Faktor Koreksi (a)
2.85 0.96
2.80 0.97
2.75 0.98
2.70 0.99
2.65 1.00
2.60 1.01
2.55 1.02
2.50 1.04

18
UNIVERSITAS PERTAMINA| 2019
Kelompok 1 - PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

Tabel 4.2.3 Tabel Koreksi Temperature (Ct)

Temperatur (°C) Ct
15 -1.10
16 -0.90
17 -0.70
18 -0.50
19 -0.30
20 0.00
21 0.20
22 0.40
23 0.70
24 1.00
25 1.30
26 1.65
27 2.00
28 2.50
29 3.05
30 3.80

Tabel 4.2.4 Tabel Nilai K

Temperatur Unit Weight of Soil Solid


°C 2.50 2.55 2.60 2.65 2.70 2.75 2.80 2.85
16 0.0151 0.0148 0.0146 0.0144 0.0141 0.0139 0.0137 0.0136
17 0.0149 0.0146 0.0144 0.0142 0.0140 0.0138 0.0136 0.0134
18 0.0148 0.0142 0.0142 0.0140 0.0138 0.0136 0.0134 0.0132
19 0.0145 0.0143 0.0140 0.0138 0.0137 0.0134 0.0132 0.0131
20 0.0143 0.0141 0.0139 0.0137 0.0135 0.0133 0.0131 0.0129
21 0.0141 0.0139 0.0137 0.0135 0.0133 0.0131 0.0129 0.0127
22 0.0140 0.0137 0.0135 0.0133 0.0132 0.0129 0.0128 0.0126
23 0.0138 0.0136 0.0134 0.0132 0.0130 0.0128 0.0126 0.0124
24 0.0137 0.0134 0.0132 0.0130 0.0129 0.0126 0.0125 0.0123
25 0.0135 0.0133 0.0131 0.0129 0.0127 0.0125 0.0123 0.0122
26 0.0133 0.0131 0.0129 0.0127 0.0126 0.0124 0.0122 0.0120
27 0.0131 0.0130 0.0128 0.0126 0.0124 0.0122 0.0120 0.0119
28 0.0130 0.0128 0.0126 0.0124 0.0123 0.0121 0.1190 0.0117
29 0.0129 0.0127 0.0125 0.0123 0.0121 0.0120 0.0118 0.0116
30 0.0128 0.0126 0.0124 0.0122 0.0120 0.0118 0.0117 0.0115

19
UNIVERSITAS PERTAMINA| 2019
Kelompok 1 - PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

Tabel 4.2.5 Tabel Kedalaman Efektif Hidrometer 151H


Pembacaan Kedalaman Pembacaan Kedalaman
Hidrometer Efektif L Hidrometer Efektif L
(R1 + (R1 +
Koreksi (cm) Koreksi (cm)
Meniskus) Meniskus)
1.000 16.3 1.021 10.7
1.001 16.0 1.022 10.5
1.002 15.8 1.023 10.2
1.003 15.5 1.024 10.0
1.004 15.2 1.025 9.7
1.005 15.0 1.026 9.4
1.006 14.7 1.027 9.2
1.007 14.4 1.028 8.9
1.008 14.2 1.029 8.6
1.009 13.9 1.030 8.4
1.010 13.7 1.031 8.1
1.011 13.4 1.032 7.8
1.012 13.1 1.033 7.6
1.013 12.9 1.034 7.3
1.014 12.6 1.035 7.0
1.015 12.3 1.036 6.8
1.016 12.1 1.037 6.5
1.017 11.8 1.038 6.2
1.018 11.5
1.019 11.3
1.020 11.0

20
UNIVERSITAS PERTAMINA| 2019
Kelompok 1 - PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

Tabel 4.2.6 Tabel Kedalaman Efektif Hidrometer 152H


Pembacaan Kedalaman Pembacaan Kedalaman
Hidrometer Efektif L Hidrometer Efektif L
(R1 + (R1 +
Koreksi (cm) Koreksi (cm)
Meniskus) Meniskus)
0 16.3 31 11.2
1 16.1 32 11.1
2 16.0 33 10.9
3 15.8 34 10.7
4 15.6 35 10.6
5 15.5 36 10.4
6 15.3 37 10.2
7 15.2 38 10.1
8 15.0 39 9.9
9 14.8 40 9.7
10 14.7 41 9.6
11 14.5 42 9.4
12 14.3 43 9.2
13 14.2 44 9.1
14 14.0 45 8.9
15 13.8 46 8.8
16 13.7 47 8.6
17 13.5 48 8.4
18 13.3 49 8.3
19 13.2 50 8.1
20 13.0 51 7.9
21 12.9 52 7.8
22 12.7 53 7.6
23 12.5 54 7.4
24 12.4 55 7.3
25 12.2 56 7.1
26 12.0 57 7.0
27 11.9 58 6.8
28 11.7 59 6.6
29 11.5 60 6.5
30 11.4

21
UNIVERSITAS PERTAMINA| 2019
Kelompok 1 - PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

BAB II
METODE PRAKTIKUM
2.1 Alat dan Bahan

1. Hidrometer dengan skala-skala konsentrasi (5 – 60 gram per liter) atau untuk


pembacaan berat jenis campuran (0,995 – 1,038).

Gambar 4.2.1
Hidrometer

2. Larutan dispersi berupa water glass sebanyak 20 mL atau dengan sodium


hexametafosfat sebanyak 40 gram.

Gambar 4.2.2 Larutan


Dispersi

22
UNIVERSITAS PERTAMINA| 2019
Kelompok 1 - PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

3. Mortar.

4. Tabung-tabung gelas ukuran kapasitas 1000 mL, dengan diameter ± 6,5 cm.

Gambar 4.2.3 Tabung ukur 1000 mL

5. Termometer 0 – 50oC ketelitian 0,1oC.

6. Pengaduk mekanis dan mangkuk dispersi (mechanical stirrer).

Gambar 4.2.4 Mechanical Stirrer

7. Saringan No.200.
23
UNIVERSITAS PERTAMINA| 2019
Kelompok 1 - PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

8. Neraca dengan ketelitian 0,1 gram.

9. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110 ±

5)o

10. Tabung gelas ukuran 100 mL.

Gambar 4.2.5 Tabung ukur


100 mL

11. Batang pengaduk dari gelas.

12. Stopwatch.

2.2 Cara Kerja

2.2.1 Persiapan Benda Uji

1. Tanah disiapkan dengan cara tanah tersebut diayak hingga lolos saringan No.200;

2. Tanah yang digunakan adalah 50 g, diberi air dan larutan tanah dicampur dengan
dispersing agent berupa sodium hexametaphospate sebanyak 40 g. Kemudian
aduk dengan mixer selama 15 menit;
24
UNIVERSITAS PERTAMINA| 2019
Kelompok 1 - PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

3. Larutan tanah diendapkan pada temperatur konstan (20oC) dengan metode water
bath. Selama minimal 16 jam;

4. Dilakukan koreksi pembacaan hidrometer, yaitu meniscus correction dan zero


correction. Dengan cara :

a. Tabung gelas diisi dengan air sampai 1000cc.

b. Hidrometer dimasukkan ke dalam tabung gelas tersebut lalu dilakukan


pembacaan pada ujung permukaan air yang menempel pada permukaan
hidrometer. Pembacaan ini yang disebut dengan zero correction.

c. Meniscus correction diperoleh dengan cara pembacaan permukaan air yang


mendatar dikurangai dengan zero correction.

2.2.2 Prosedur Pengujian

1. Larutan dimasukkan kedalam satu tabung gelas dan air ditambah hingga
volumenya 1000 cc. Tabung gelas yang satu lagi diisi dengan air untuk tempat
hidrometer;

2. Tabung yang berisi larutan tanah dikocok selama satu menit (60 kali
pengocokan), hidrometer dimasukkan. Pembacaan dilakukan pada menit ke

0,1,2,4 dengan catatan tiap-tiap pembacaan, hidrometer dimasukkan dalam


tabung selama 10 detik, selebihnya hidrometer dimasukkan dalam tabung gelas
yang berisi air. Temperatur juga diukur setelah pembacaan hidrometer;

3. Tabung dikocok lagi dan pembacaan diulang seperti diatas, hal ini dilakukan tiga
kali dan diambil nilai rata-ratanya;

4. Setelah itu dilanjutkan dengan pembacaan tanpa mengocok dan pembacaan


dilakukan pada menit ke 8, 16, 30, 45, 90, 210, 1290, 1440. Pada tiap-tiap
pembacan hidrometer diangkat dan diukur temperaturnya;

25
UNIVERSITAS PERTAMINA| 2019
Kelompok 1 - PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 HASIL

3.1.1 Data Pengamatan


Berikut ini adalah data-data yang diambil selama praktikum berlangsung:

Tabel 4.2.7 Data yang Diambil Selama Praktikum

No. Data yang Diambil

1 Waktu
Temperatur
Pembacaan Hidrometer
Berat sampel

3.1.2 Tabel Pengamatan


Berikut adalah tabel yang harus disertakan didalam pelaporan;

Tabel 4.2.8 Data Analisa Hidrometer

Berat Tanah W = 59,8 gram Hidrometer No. = H 151 Koreksi Pembacaan


BJ Tanah Gs = 2,09 Faktor Koreksi (a) = 2,08 Hidrometer =
BJ Air Gw = 0,99721 Koreksi Nol (C0) = -0,018 0,985
K2 = 99,52 Dispersing Agent = Sodium

Pembacaan Hidrometer
Waktu Temperature
No. dalam Suspensi
(Menit) Ra t (ᵒC)
1 0,5 Na 24,367
2 1 Na 24,33
3 2 Na 24,33
4 4 Na 24,1
5 8 Na 24,4
6 15 Na 25
7 30 Na 25
8 45 Na 25,5
9 90 Na 25
10 210 Na 25
11 1440 Na 25
26
UNIVERSITAS PERTAMINA| 2019
Kelompok 1 - PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

Grafik 4.2.1 Grafik persentase ukuran butiran tanah


dalam %

1.2

0.8

0.6

0.4

0.2

0
10 1

3.1.3 Pembahasan

Pada praktikum pemeriksaan agregat butiran tanah kali ini kelompok kami
menggunakan hidrometer no. H 151 dengan koreksi 0 (C0) nya yaitu -0,018 dan
menggunakan Sodium Hexametaphospate sebagai alat pendispersinya.

3.1.4 Analisis Hasil


Pada praktikum kali ini data pembacaan Hidrometer dalam suspensi tidak dapat ditinjau
atau tidak terbaca, karena menurut analisa kelompok kami Sodium Hexametaphospate yang
dipakai sebagai alat pendispersinya tidak dapat mendispersikan suspensi larutan secara
sempurna. Kemudian faktor lain yang membuat Hidrometer tidak dapat terbaca karena sampel
tanah yang kita pakai memiliki gradasi yang kurang merata dan berat tertahan dari butiran agregat
tanahnya lebih banyak yang kasar dibandingkan dengan butiran agregat halusnya.

3.1.5 Tabel Hasil Perhitungan


Tabel 4.2.9 Tabel Hasil Perhitungan Analisa Hidrometer

Analisa Hidrometer

Berat Tanah W = 59,8 gram


BJ Tanah Gs = 2,09
BJ Air Gw =
K2 =
27
UNIVERSITAS PERTAMINA| 2019
Kelompok 1 - PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

Pembacaan Hidrometer
Waktu Temperature
No. dalam Suspensi
(Menit) Ra t (ᵒC)
1 0,5 Na 24,367
2 1 Na 24,33
3 2 Na 24,33
4 4 Na 24,1
5 8 Na 24,4
6 15 Na 25
7 30 Na 25
8 45 Na 25,5
9 90 Na 25
10 210 Na 25
11 1440 Na 25

Tabel 4.2.10 Tabel Hasil Perhitungannn Analisa Hidrometer

Analisa Hidrometer

Hidrometer No. = H 151 Koreksi Pembacaan


Faktor Koreksi (a) = Hidrometer
Koreksi Nol (C0) = -0,018 0,985
Dispersing Agent = Sodium
Koreksi Pembacaan Diameter Butir
Kedalaman Konstanta Persen Berat Lebih Kecil
Suhu Hidrometer Koreksi √𝐿
𝐷=𝐾
𝑇
Ct L (cm) K P
1,1 #VALUE!
1,1 #VALUE!
1,1 #VALUE!
1 #VALUE!
1,2 #VALUE!
1,3 #VALUE!
1,3 #VALUE!
1,4 #VALUE!
1,3 #VALUE!
1,3 #VALUE!
1,3 #VALUE!

3.1.6 Gambar Sketsa

28
UNIVERSITAS PERTAMINA| 2019
Kelompok 1 - PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

BAB IV
SIMPULAN
4.1 Pemeriksaan Ukuran Butiran dengan Hidrometer

Hasil praktikum kelompok kami adalah distribusi pembagian ukuran butir (gradasi) dari tanah
yang lewat saringan No.200 atau lebih kecil dari 0.075 mm masih belum dapat dianalisi dan belum
terbaca, karena ukuran butiran agregat tanahnya yang masih dominan dengan butiran agregat
kasarnya dibandingkan dengan butiran agregat halusnya.

29
UNIVERSITAS PERTAMINA| 2019
Kelompok 1 - PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

1
UNIVERSITAS PERTAMINA| 2019
Kelompok 1 - PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

2
UNIVERSITAS PERTAMINA| 2019
Kelompok 1 - PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

3
UNIVERSITAS PERTAMINA| 2019
Kelompok 1 - PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

DAFTAR PUSTAKA

Kevin, A., Audina, H., & Herubowo, Y. (2014). BAB 3 HYDROMETER.


LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH DASAR, 2-4.

Prayoga, N. (2019). ANALISA AGREGAT KASAR DAN AGREGAT HALUS.


LAPORAN PRAKTIKUM, 5-6.

Das, Braja M., (2002). “Principles of Geotechnical Engineering, 5nd edition”.

Origin of Soil and Grain Size. USA: PWS-KENT Publishing Company. Hal

20-44.

4
UNIVERSITAS PERTAMINA| 2019
Kelompok 1 - PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

LAMPIRAN

Grafik hasil praktikum.

Anda mungkin juga menyukai