LAPORAN
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
PEMERIKSAAN AGREGAT BUTIRAN
TANAH
Disusun Oleh :
LEMBAR ASISTENSI
PRAKTIKUM
KELOMPOK :1
Anggota kelompok 1 Gega Putra P 104117001
2 Wafa Natasya N 104117002
3 A Wahab Henda 104117092
4 Anisa Setiani 104117038
Asisten : Reza F S
No Tanggal Keterangan Paraf
ii
UNIVERSITAS PERTAMINA| 2019
Kelompok 1 - PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
DAFTAR ISI
COVER........................................................................................................................................ i
iii
UNIVERSITAS PERTAMINA| 2019
Kelompok 1 - PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
DAFTAR TABEL
No table of figures entries found.
iv
UNIVERSITAS PERTAMINA| 2019
Kelompok 1 - PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
DAFTAR GAMBAR
No table of figures entries found.
v
UNIVERSITAS PERTAMINA| 2019
Kelompok 1 - PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanah didefinisikan sebagai material yang terdiri dari agregat (butiran) mineral-mineral
padat yang tidak tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain dan dari bahan-bahan
organik yang telah melapuk (yang berpartikel padat) disertai dengan zat cair dan gas yang
mengisi ruang-ruang kosong diantara partikel-partikel padat tersebut. Tanah berguna sebagai
bahan bangunan jalan pada berbagai macam perkerjaan teknik sipil, disamping itu tanah
berfungsi juga sebagai pendukung pondasi dari bangunan. Jadi seorang ahli teknik sipil harus
juga mempelajari sifat - sifat dasar dari tanah, seperti asal usulnya, penyebaran ukuran butiran,
kemampuan mengalirkan air, sifat pemampatan bila dibebani (compressibility), kekuatan geser,
kapasitas daya dukung terhadap beban, dan lain-lain. (Braja M. Das, 1995)
a. Bagaimana distribusi butir (gradasi) dari suatu sampel tanah dengan menggunakan
saringan ukuran paling kecil tertahan di saringan No. 200 ?
b. Bagaimana klasifikasi tanah dengan menggunakan (USCS) Unified Soil Classification
Sytem sesuai hasil pemeriksaan gradasi butir tanah pada praktikum ini ?
Analisa ayakan biasanya dipakai untuk yang butir-butiranya mempunyai diameter lebih
besar dari 0.075 mm untuk standart ASTM, AASTHO, dan USCS sedangkan untuk standart
MIT dipakai untuk diameter butiran lebih besar dari 0.06 mm.
6
UNIVERSITAS PERTAMINA| 2019
Kelompok 1 - PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
Standart ukuran butiran dan distribusi ukuran butiran tanah dapat diklasifikasikan melalui
beberapa percobaan. Dan percobaan analisa ayakan ini adalah merupakan klasifikasi tanah
berdasarkan gradasi butiran.
Dari ukuran butiran ini dapat ditentukan tingkat keseragaman dan tingkat kemampatan
tanah tersebut yaitu disebut Cu dan Cc (Cu = koefisien keseragaman, dan Cc = koefisien
concavity). Cu dan Cc digunakan untuk menentukan bahwa gradasi butiran itu baik atau buruk.
Hasil dari analisa ayakan umumnya digambarkan dalam kertas semilogaritmik yang
dikenal sebagai kurva distribusi ukuran-butiran (particle-size distribution curve). Diameter
partikel (butiran) digambarkan dalam skala logaritmik, dan persentase dari butiran yang lolos
ayakan digambarkan dalam skala hitung biasa.
Kurva distribusi ukuran butiran dapat digunakan untuk membandingkan beberapa jenis
tanah yang berbeda-beda. Selain itu ada tiga parameter yang dapat ditentukan dari kurva
tersebut, dan parameter-parameter tersebut dapat digunakan untuk mengklasifikasikan tanah
berbutir kasar. Parameter-parameter tersebut adalah:
a. Ukuran efektif (effective size)
Ukuran efektif atau D10 adalah diameter dalam kurva distribusi ukuran butiran yang
bersesuaian dengan 10% yang lebih halus (lolos ayakan).
b. Koefisien keseragaman (uniformity coefficient)
Tanah bergradasi baik akan mempunyai koefisien keseragaman lebih besar dari 4
untuk kerikil dan lebih besar dari 6 untuk pasir. Dan koefisien gradasi antara 1 sampai 3
(untuk kerikil dan pasir).
Tabel 4.1.1 Tabel Standart Ukuran Butiran dan Distribusi ukuran Butiran Tanah
7
UNIVERSITAS PERTAMINA| 2019
Kelompok 1 - PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
8
UNIVERSITAS PERTAMINA| 2019
Kelompok 1 - PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
BAB II
METODE PRAKTIKUM
2.1 Alat dan Bahan
3. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110 ±
5)oC.
4. Alat pemisah contoh.
5. Mesin pengguncang saringan.
9
UNIVERSITAS PERTAMINA| 2019
Kelompok 1 - PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
6. Talam-talam.
7. Kuas, sikat kuningan, sendok dan alat-alat lainnya.
8. Benda uji (sampel tanah) lebih besar dari saringan No. 200 dengan massa lebih
dari 200 gram dengan prosedur persiapan seperti pada poin di bawah ini.
1. Sampel tanah disiapkan lebih dari 200 gram untuk percobaan ini sekaligus
percobaan analisis hydrometer;
2. Sampel dicuci dengan cara merendam tanah dengan sedikit air, lalu busa
dan zat organik dibuang pada tanah;
4. Benda uji disaring lewat susunan saringan dengan ukuran saringan paling besar
ditempatkan paling atas.
b. Lebih dari 200 gram tanah disisakan di saringan No. 4 hingga 200.
Jika dua syarat di atas belum terpenuhi, maka harus diulangi dari prosedur (3).
10
UNIVERSITAS PERTAMINA| 2019
Kelompok 1 - PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 HASIL
11
UNIVERSITAS PERTAMINA| 2019
Kelompok 1 - PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
3.2 Pembahasan
Dari hasil perhitungan data yang telah telah diperoleh sebelumnya, didapatkan grafik sebagai
berikut;
Grafik 4.1.1 Grafik persentase ukuran butiran tanah
dalam %
120
100
80
60
40
20
0
10 1 0.1 0.01
Pada praktikum ini data yang kita kaji adalah gradasi ukuran agregat tanah dengan menggunakan
ayakan yang telah disiapkan yaitu ayakan ukuran diameter 4,75; 2; 0,6; 0,425; 0,3; 0,18; 0,15; 0,075
dengan berat tanah yang tertahan di setiap ayakan sebesar 31,8 gram pada ayakan diameter 2 mm ;
221,3 gram pada ayakan diameter 0,6 mm; 91,8 gram pada ayakan 0,425 mm; 61,6 gram pada ayakan
berdiameter 0,3 mm; 137,7 gram pada ayaka berdiameter 0,18 mm; 60,8 gram pada ayakan
berdiameter 0,15 mm; dan 78,1 gram pada ayakan 0,075 mm. Pada percobaan ini persentase jumlah
pasir terbanyak sebesar 29,79% pada saringan berdiameter 0,6 mm dan persentase terbanyak kedua
adalan 18,53 % pada saringan berdiameter 0,18 mm.
13
UNIVERSITAS PERTAMINA| 2019
Kelompok 1 - PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
BAB IV
SIMPULAN
4.1 Pemeriksaan Ukuran Butiran Tanah dengan Analisis Saringan
Hasil distribusi butir (gradasi) dari suatu sampel tanah dengan menggunakan saringan ukuran pali
tertahan di saringan No. 200 pada praktikum kali ini yaitu tanah yang kita jadikan sampel untuk praktikum in
memilik gradasi yang kurang merata dan masih memiliki butiran agregat tanah kasar yang lebih
dibandingkan dengan butiran agregat tanah halusnya.
14
UNIVERSITAS PERTAMINA| 2019
Kelompok 1 - PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
BAB I
PENDAHULUAN
a. Bagaimana distribusi pembagian ukuran butir (gradasi) dari tanah yang lewat saringan
No.200 atau lebih kecil dari 0.075 mm ?
Hydrometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur berat jenis (atau kepadatan
relatif) dari suatu cairan, yaitu rasio kepadatan cairan dengan densitas air. Hydrometer
biasanya terbuat dari kaca dan terdiri dari sebuah batang silinder dan bola pembobotan dengan
merkuri (raksa) untuk membuatnya mengapung tegak.
Cara kerja hydrometer didasarkan pada prinsip Archimedes dimana benda padat yang
tersuspensi pada fluida (dalam praktikum ini, benda padat yang dimaksud adalah tanah) akan
terkena gaya ke atas sebesar gaya berat fluida yang dipindahkan. Dengan demikian, semakin
rendah kerapatan zat tersebut, semakin jauh hydrometer tenggelam. Seberapa jauh
15
UNIVERSITAS PERTAMINA| 2019
Kelompok 1 - PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
hydrometer tersebut teggelam dapat dilihat dari skala pembacaan yang terdapat dalam
hydrometer itu sendiri.
𝑅𝑐 𝑥 𝑎
%𝐹𝑖𝑛𝑒𝑟 (𝐻152) = 𝑥100%
𝐺𝑠
Keterangan :
a = Faktor Koreksi (dapat dilihat dari tabel atau dapat menggunakan rumus di bawah ini)
1,65 𝐺𝑠
= 2,65 (𝐺𝑠−1) 𝑥100%
16
UNIVERSITAS PERTAMINA| 2019
Kelompok 1 - PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
= 𝑅𝑎 − 𝐶0 − 𝐶𝑡
Ra = Pembacaan hidrometer
C0 = Koreksi nol
𝐿
𝐷 = 𝐾√ 𝑡
Keterangan :
t = Temperatur
K = Konstanta
30η
K = √𝑔(𝐺𝑠−𝐺𝑤) atau dari Tabel 4.2.5
17
UNIVERSITAS PERTAMINA| 2019
Kelompok 1 - PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
18
UNIVERSITAS PERTAMINA| 2019
Kelompok 1 - PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
Temperatur (°C) Ct
15 -1.10
16 -0.90
17 -0.70
18 -0.50
19 -0.30
20 0.00
21 0.20
22 0.40
23 0.70
24 1.00
25 1.30
26 1.65
27 2.00
28 2.50
29 3.05
30 3.80
19
UNIVERSITAS PERTAMINA| 2019
Kelompok 1 - PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
20
UNIVERSITAS PERTAMINA| 2019
Kelompok 1 - PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
21
UNIVERSITAS PERTAMINA| 2019
Kelompok 1 - PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
BAB II
METODE PRAKTIKUM
2.1 Alat dan Bahan
Gambar 4.2.1
Hidrometer
22
UNIVERSITAS PERTAMINA| 2019
Kelompok 1 - PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
3. Mortar.
4. Tabung-tabung gelas ukuran kapasitas 1000 mL, dengan diameter ± 6,5 cm.
7. Saringan No.200.
23
UNIVERSITAS PERTAMINA| 2019
Kelompok 1 - PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
9. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110 ±
5)o
12. Stopwatch.
1. Tanah disiapkan dengan cara tanah tersebut diayak hingga lolos saringan No.200;
2. Tanah yang digunakan adalah 50 g, diberi air dan larutan tanah dicampur dengan
dispersing agent berupa sodium hexametaphospate sebanyak 40 g. Kemudian
aduk dengan mixer selama 15 menit;
24
UNIVERSITAS PERTAMINA| 2019
Kelompok 1 - PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
3. Larutan tanah diendapkan pada temperatur konstan (20oC) dengan metode water
bath. Selama minimal 16 jam;
1. Larutan dimasukkan kedalam satu tabung gelas dan air ditambah hingga
volumenya 1000 cc. Tabung gelas yang satu lagi diisi dengan air untuk tempat
hidrometer;
2. Tabung yang berisi larutan tanah dikocok selama satu menit (60 kali
pengocokan), hidrometer dimasukkan. Pembacaan dilakukan pada menit ke
3. Tabung dikocok lagi dan pembacaan diulang seperti diatas, hal ini dilakukan tiga
kali dan diambil nilai rata-ratanya;
25
UNIVERSITAS PERTAMINA| 2019
Kelompok 1 - PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 HASIL
1 Waktu
Temperatur
Pembacaan Hidrometer
Berat sampel
Pembacaan Hidrometer
Waktu Temperature
No. dalam Suspensi
(Menit) Ra t (ᵒC)
1 0,5 Na 24,367
2 1 Na 24,33
3 2 Na 24,33
4 4 Na 24,1
5 8 Na 24,4
6 15 Na 25
7 30 Na 25
8 45 Na 25,5
9 90 Na 25
10 210 Na 25
11 1440 Na 25
26
UNIVERSITAS PERTAMINA| 2019
Kelompok 1 - PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
1.2
0.8
0.6
0.4
0.2
0
10 1
3.1.3 Pembahasan
Pada praktikum pemeriksaan agregat butiran tanah kali ini kelompok kami
menggunakan hidrometer no. H 151 dengan koreksi 0 (C0) nya yaitu -0,018 dan
menggunakan Sodium Hexametaphospate sebagai alat pendispersinya.
Analisa Hidrometer
Pembacaan Hidrometer
Waktu Temperature
No. dalam Suspensi
(Menit) Ra t (ᵒC)
1 0,5 Na 24,367
2 1 Na 24,33
3 2 Na 24,33
4 4 Na 24,1
5 8 Na 24,4
6 15 Na 25
7 30 Na 25
8 45 Na 25,5
9 90 Na 25
10 210 Na 25
11 1440 Na 25
Analisa Hidrometer
28
UNIVERSITAS PERTAMINA| 2019
Kelompok 1 - PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
BAB IV
SIMPULAN
4.1 Pemeriksaan Ukuran Butiran dengan Hidrometer
Hasil praktikum kelompok kami adalah distribusi pembagian ukuran butir (gradasi) dari tanah
yang lewat saringan No.200 atau lebih kecil dari 0.075 mm masih belum dapat dianalisi dan belum
terbaca, karena ukuran butiran agregat tanahnya yang masih dominan dengan butiran agregat
kasarnya dibandingkan dengan butiran agregat halusnya.
29
UNIVERSITAS PERTAMINA| 2019
Kelompok 1 - PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
1
UNIVERSITAS PERTAMINA| 2019
Kelompok 1 - PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
2
UNIVERSITAS PERTAMINA| 2019
Kelompok 1 - PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
3
UNIVERSITAS PERTAMINA| 2019
Kelompok 1 - PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
DAFTAR PUSTAKA
Origin of Soil and Grain Size. USA: PWS-KENT Publishing Company. Hal
20-44.
4
UNIVERSITAS PERTAMINA| 2019
Kelompok 1 - PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
LAMPIRAN