Anda di halaman 1dari 139

ANALISIS PENERAPAN KESELAMATAN DAN

KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK


KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI DI WILAYAH
KECAMATAN BANYUMANIK

Skripsi
Diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana
Teknik Program Studi Teknik Sipil

Oleh
Ratih Oktaviani Purnama Ningsih
NIM.5113415021

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2019
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Nama : Ratih Oktaviani Purnama Ningsih

NIM : 5113415021

Program Studi : Teknik Sipil S1

Judul : Analisis Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada


Proyek Konstruksi Bangunan Tinggi di Wilayah Kecamatan
Banyumanik

Skripsi ini telah disetujui oleh dosen pembimbing untuk diajukan ke


sidang panitia Ujian Skripsi Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Negeri Semarang.

Semarang, 19 Desember
2019

Dosen Pembimbing,

Ir. Agung Sutarto, M. T.


NIP. 196104081991021001

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul “Analisis Penerapan Keselamatan dan Kesehatan


Kerja (K3) pada Proyek Konstruksi Bangunan Tinggi di Wilayah Kecamatan
Banyumanik” telah dipertahankan di depan sidang panitia Ujian Skripsi Fakultas
Teknik Universitas Negeri Semarang pada tanggal 15 Januari 2020.

Oleh,

Nama : Ratih Oktaviani Purnama Ningsih

NIM : 5113415021

Program Studi : Teknik Sipil S1

Panitia,

Ketua Panitia Sekretaris

Aris Widodo, S.Pd., M. T. Dr. Rini Kusumawardani, S.T., M.T., M. Sc


NIP. 197102071999031001 NIP. 197809212005012001

Penguji 1 Penguji 2 Penguji 3

Hanggoro Tri C. A, S.T., M.T. Mego Purnomo, S.T., M.T. Ir. Agung Sutarto, M.T
NIP. 197505292005011001 NIP. 197505292005011001 NIP. 196104081991021001

Mengesahkan,

Dekan Fakultas Teknik UNNES

Dr. Nur Qudus, M.T., IPM

iii
NIP. 196911301994031001
PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Penerapan


Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada Proyek Konstruksi Bangunan Tinggi
di Wilayah Kecamatan Banyumanik” adalah benar-benar hasil karya sendiri,
kecuali kutipan yang sudah saya sebutkan sumbernya, belum pernah diajukan
pada institusi mana pun, dan bukan karya jiplakan. Saya bertanggung jawab atas
keabsahan dan kebenaran isinya sesuai dengan sikap ilmiah yang harus dijunjung
tinggi.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa ada tekanan
dan paksaan dari pihak mana pun serta bersedia mendapat sanksi akademik jika
ternyata di kemudian hari pernyataan ini tidak benar.

Semarang, 19 Desember 2019

Ratih Oktaviani Purnama Ningsih


NIM.5113415021

iv
MOTTO

Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama


kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu
urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada
Tuhanmulah engkau berharap.

(QS. Al-Insyirah,6-8).

Tak ada yang bisa membuatmu rendah diri tanpa persetujuanmu.

(Eleanor Roosevelt)

PERSEMBAHAN

Tugas Akhir ini saya persembahkan untuk :

1. Ibunda Daryati dan Ayahanda Rancang yang telah memberikan semangat


dan bantuan bail material maupun moril.
2. Guru-guruku sejak taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi;
3. Almamater Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.
4. Bapak Ir. Agung Sutarto, M. T. pembimbing dalam penyusunan skripsi.
5. Teman-teman Teknik Sipil Universitas Negeri Semarang angkatan 2015
seperjuangan.

v
ANALISIS PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
(K3) PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI DI WILAYAH
KECAMATAN BANYUMANIK
Ningsih, Ratih Oktaviani Purnama
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang

ABSTRAK
Keselamatan dan kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu cara untuk
melindungi para karyawan dari bahaya kecelakaan kerja dan penyakit kerja yang
mungkin terjadi akibat selama bekerja. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
apakah penerapan K3 sudah baik, bagaimanakah hubungan faktor-faktor yang
mempengaruhi K3 terhadap penerapan K3, serta mengetahui faktor apakah yang
memberikan pengaruh terbesar terhadap K3 pada suatu proyek konstruksi.
Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data dengan
menyebarkan kuesioner kepada karyawan pada proyek konstruksi, untuk
mengetahui bagaimana penerapan K3 pada proyek konstruksi bangunan tinggi
dengan kualifikasi kontraktor gred 7 di wilayah kecamatan Banyumanik
Semarang sebagai data primer. Sedangkan data sekundernya berupa nama-nama
karyawan. Analisis data pada penelitian ini adalah hipotesis deskriptif (uji dua
pihak), analisis regresi ganda, analisis korelasi ganda, dan sumbangan relatif.
Dari pengujian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan penerapan
K3 pada proyek konstruksi bangunan tinggi di wilayah kecamatan Banyumanik
Semarang sudah termasuk baik. Hasil pengujian hipotesis deskriptif (uji dua
pihak), didapatkan +thitung > +ttabel maka H0 ditolak, jadi dinyatakan bahwa
penerapan K3 pada proyek konstruksi bangunan tinggi di wilayah kecamatan
Banyumanik Semarang tergolong baik. Dari hasil analisis regresi ganda hubungan
yang terjadi antara faktor-faktor yang mempengaruhi K3 pada proyek konstruksi
dianalisis dengan persamaan Y = -3.003 + 0.108X1 + 0.055X2 + 0.411X3, dari
persamaan tersebut diketahui faktor penerapan K3 (Y) dipengaruhi oleh faktor
manajemen K3 (X1), pelaksanaan K3 (X2), serta pengawasan K3 (X3). Dari hasil
analisis korelasi ganda, diketahui hubungan yang terjadi antara faktor-faktor yang
mempengaruhi K3 pada proyek konstruksi tergolong sangat kuat, yaitu dengan
nilai koefisien korelasi sebesar 0.87. Koefisien determinasi didapatkan sebesar
0.7615 menunjukkan nilai rata-rata K3 pada proyek konstruksi sebesar 76,15%
ditentukan oleh 3 faktor yang mempengaruhi K3, sedangkan 23,85% ditentukan
oleh faktor lain. Dari perhitungan sumbangan relatif didapatkan faktor yang
memberikan pengaruh terbesar adalah faktor pengawasan K3 (X3) sebesar 73%.

Kata kunci: Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), Hipotesis Deskriptif, Uji
Dua Pihak, Analisis Regresi Ganda, Analisis Korelasi Ganda, Sumbangan Relatif.

vi
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas segala
rahmat dan berkah-Nya Penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini
tepat pada waktunya.
Laporan yang berjudul “Analisis Penerapan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) pada Proyek Konstruksi Bangunan Tinggi di Wilayah Kecamatan
Banyumanik” ini, dimaksudkan sebagai syarat untuk menyelesaikan pendidikan
program Sarjana I Universitas Negeri Semarang.
Dalam proses pembuatan laporan ini, Penulis telah mendapatkan
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, baik materi maupun non materi. Oleh
karena itu, sudah selayaknya Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang
atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menempuh studi di
universitas negeri Semarang.
2. Dr. Nur Qudus, M.T. Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri
Semarang.
3. Aris Widodo, S,Pd. M.T. Ketua Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri
Semarang.
4. Dr. Rini Kusumawardan, S,Pd., M.T,. M.Sc. Koordinator program studi
Teknik Sipil, Dosen Wali Teknik Sipil 2015.
5. Ir. Agung Sutarto, M.T dosen pembimbing Penulis yang telah banyak
memberikan arahan dan saran dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Hanggoro Tri C. A, S.T., M.T. dosen penguji I yang telah memberikan
masukan yang berharga berupa saran, ralat, perbaikan, pertanyaan,
komentar, tanggapan, menambah bobot dan kualitas skripsi ini.
7. Mego Purnomo, S.T., M.T. dosen penguji II yang telah memberikan
masukan yang berharga berupa saran, ralat, perbaikan, pertanyaan,
komentar, tanggapan, menambah bobot dan kualitas skripsi ini.
8. Seluruh staff pengajar dan administrasi Jurusan Teknik Sipil Universitas
Negeri Semarang.

vii
9. Orang Tua tercinta dan seluruh keluarga yang telah memberi dukungan
dan doa yang tulus kepada Penulis.
10. Para pekerja dan seluruh staf di proyek tempat berlangsungnya penelitian
untuk skripsi ini.
11. Rekan-rekan mahasiswa, yang turut membantu dan mendukung Penulis
dalam penyelesaian laporan Tugas Akhir ini.
12. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu per satu,
yang turut membantu Penulis dalam menyelesaikan laporan Tugas Akhir
ini.

Penulis sudah berupaya semaksimal mungkin dalam penulisan skripsi ini,


penulis menyadari kemungkinan terdapat kekurangan dan kesilapan di dalam
laporan ini. Oleh sebab itu, Penulis dengan senang hati menerima saran dan kritik
guna penyempurnaan laporan ini nantinya.
Akhir kata semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi Penulis dan siapapun
yang membacanya.

Semarang, 19 Desember 2019

Penulis

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................................i
PERSETUJUAN PEMBIMBING..................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................iii
PERNYATAAN..............................................................................................iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN..................................................................v
ABSTRAK.......................................................................................................vi
KATA PENGANTAR...................................................................................vii
DAFTAR ISI...................................................................................................ix
DAFTAR TABEL.........................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah............................................................................3
1.3 Pembatasan Masalah...........................................................................3
1.4 Rumusan Masalah...............................................................................3
1.5 Tujuan...................................................................................................4
1.6 Manfaat.................................................................................................4
BAB II Kajian Pustaka dan Landasan Teori................................................6
2.1 Kajian Pustaka dan Landasan Teori.................................................6
2.1.1 Proyek Konstruksi...................................................................6
2.1.2 Kualifikasi Kontraktor............................................................7
2.1.3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)...............................9
2.1.3.1 Keselamatan Kerja....................................................10
2.1.3.2 Kesehatan Kerja.........................................................11
2.1.4 Kecelakaan Kerja...................................................................12
2.1.5 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada Ketinggian
(Gedung Bertingkat)..............................................................13
2.1.5.1 Kategori Sistem Bekerja pada Ketinggian..............13

ix
2.1.5.2 Prosedur Kerja Di Ketinggian..................................14
2.1.6 Peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi16
2.1.6.1 Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Tentang
Keselamatan Kerja....................................................16
2.1.6.2 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
No.Per.01/Men/198.....................................................17
2.1.7 Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).............18
2.1.7.1 Tujuan dan Sasaran Program Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.........................................................20
2.1.8 Peralatan Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
pada Proyek Konstruksi........................................................21
2.2 Hipotesis Deskriptif...........................................................................25
2.2.1 Uji Dua Pihak (Two Tail Test)...............................................26
2.3 Analisis Regresi Ganda......................................................................27
2.4 Analisis Korelasi Ganda....................................................................27
BAB III METODE PENELITIAN...............................................................29
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan.....................................................29
3.2 Desain Penelitian................................................................................29
3.3 Alat dan Bahan Penelitian................................................................32
3.4 Jenis Penelitian dan Sumber Data...................................................33
3.4.1 Jenis Penelitian.......................................................................33
3.4.2 Sumber Data...........................................................................33
3.5 Variabel Penelitian.............................................................................33
3.5.1 Variabel Independen (Bebas)................................................33
3.5.2 Variabel Dependen (terikat).................................................34
3.6 Populasi dan Sampel..........................................................................34
3.6.1 Populasi...................................................................................34
3.6.2 Sampel.....................................................................................34
3.7 Teknik Pengumpulan Data...............................................................35
3.8 Teknik Pengolahan Data...................................................................36
3.9 Teknik Analisis Data.........................................................................37

x
3.9.1 Menentukan Skor Terhadap Pernyataan Kuisioner..........38
3.9.2 Uji Validitas............................................................................38
3.9.3 Uji Reliabilitas........................................................................39
3.9.4 Pengujian Hipotesis Deskriptif.............................................40
3.9.4.1 Menentukan Skor Ideal.............................................41
3.9.4.2 Menentukan Simpangan Baku.................................41
3.9.4.3 Uji t..............................................................................41
3.9.5 Perhitungan Regresi..............................................................42
3.9.6 Metode Skor Deviasi..............................................................43
3.9.7 Koefisien Regresi....................................................................43
3.9.8 Perhitungan Korelasi.............................................................44
3.9.8.1 Koefisien Korelasi......................................................44
3.9.8.2 Koefisien Determinasi................................................45
3.9.8.3 Uji F.............................................................................45
3.9.8.4 Sumbangan Relatif....................................................46
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN.................................................47
4.1 Deskriptif Data...................................................................................47
4.2 Identifikasi Variabel..........................................................................47
4.3 Uji Validitas........................................................................................54
4.3.1 Hasil Uji Validitas Variabel Faktor Manajemen Kesehatan
dan Keselamatan Kerja (K3)................................................54
4.3.2 Hasil Uji Validitas Variabel Faktor Penerapan Kesehatan
dan Keselamatan Kerja (K3)................................................56
4.3.3 Hasil Uji Validitas Variabel Faktor Pengawasan Kesehatan
dan Keselamatan Kerja (K3)................................................57
4.3.4 Hasil Uji Validitas Variabel Faktor Penerapan Kesehatan
dan Keselamatan Kerja (K3)................................................58
4.3.5 Uji Validitas Menggunakan Program Statistik (SPSS)......59
4.4 Uji Reliabilitas....................................................................................62
4.4.1 Uji Reliabilitas denganProgram Aplikasi SPSS..................63
4.5 Pengujian Hipotesis Deskriptif.........................................................65

xi
4.5.1 Perhitungan Skor Ideal.........................................................65
4.5.2 Perhitungan Simpangan Baku..............................................66
4.5.3 Uji t..........................................................................................69
4.5.4 Uji Hipotesis Dua Sampel (Uji Dua Pihak) Menggunakan
Uji T dengan Program Aplikasi SPSS.................................70
4.6 Perhitungan Regresi..........................................................................71
4.6.1 Perhitungan Metode Skor Deviasi........................................73
4.6.2 Koefisien Regresi....................................................................75
4.6.3 Perhitungan Regresi Berganda menggunakan Program
Aplikasi SPSS.........................................................................78
4.7 Perhitungan Korelasi.........................................................................79
4.7.1 Koefisien Korelasi..................................................................79
4.7.2 Uji F.........................................................................................80
4.7.3 Perhitungan Sumbangan Relatif..........................................81
4.7.4 Perhitungan Korelasi Ganda Dengan Program Aplikasi
SPSS........................................................................................82
BAB V PENUTUP..........................................................................................86
5.1 Kesimpulan.........................................................................................86
5.2 Saran...................................................................................................87
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................88
LAMPIRAN....................................................................................................91

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kategori Koefisien Reliabilitas.......................................................40


Tabel 3.2 Penolong Regresi Ganda Dengan 3 Prediktor.................................43
Tabel 3.3 Pedoman untuk Memberikan Interprestasi Terhadap Koefisien
Korelasi............................................................................................................45
Tabel 4.1 Variabel bebas dan variabel terikat.................................................48
Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Variabel Manajemen K3..................................55
Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Variabel Pelaksanaan K3.................................56
Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Variabel Pengawasan K3.................................57
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Variabel Penerapan K3....................................58
Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas.......................................................................62
Tabel 4.7 Rata-Rata Populasi..........................................................................66

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Grafik Uji Dua Pihak .................................................................26


Gambar 4.1 Item-Total Statistics....................................................................59
Gambar 4.2 Korelasi X1.................................................................................63
Gambar 4.3 Korelasi X2.................................................................................63
Gambar 4.4 Korelasi X3.................................................................................64
Gambar 4.5 Korelasi Y...................................................................................64
Gambar 4.6 Uji Dua Pihak Penerapan K3 pada Proyek bangunan tinggi di
wilayah kecamatan Banyumanik.....................................................................69
Gambar 4.7 Uji Hipotesis Dua Sampel menggunakan Uji T dengan Program
Aplikasi SPSS..................................................................................................70
Gambar 4.8 Plot Kenormalan.........................................................................71
Gambar 4.9 Plot Residual vs Dependen.........................................................72
Gambar 4.10 Plot Residual vs Prediktor........................................................72
Gambar 4.11 Tabel Koefisien........................................................................78
Gambar 4.12 Tabel Korelasi..........................................................................82
Gambar 4.13 Tabel Anova.............................................................................84
Gambar 4.14 Tabel Model Summary..............................................................84

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.......................................................................................................91
Lampiran 2.......................................................................................................92
Lampiran 3.......................................................................................................93
Lampiran 4.......................................................................................................94
Lampiran 5.....................................................................................................107
Lampiran 6.....................................................................................................111
Lampiran 7.....................................................................................................115
Lampiran 8.....................................................................................................117
Lampiran 9.....................................................................................................118

xv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan bidang yang terkait
dengan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di
sebuah institusi maupun di sebuah lokasi proyek. Tujuan dari pelaksanaan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah untuk memelihara kesehatan dan
keselamatan lingkungan kerja, serta melindungi rekan kerja, keluarga pekerja,
konsumen, dan orang lain yang juga mungkin terpengaruh kondisi lingkungan
kerja. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sangat penting bagi moral,
legalitas, dan finansial. Semua organisasi memiliki kewajiban untuk memastikan
bahwa pekerja dan orang lain yang terlibat tetap berada dalam kondisi aman
sepanjang waktu. Praktik Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) meliputi
pencegahan, pemberian sanksi, dan kompensasi, juga penyembuhan luka dan
perawatan untuk pekerja, serta menyediakan perawatan kesehatan, dan cuti sakit.
Berdasarkan The National Institute for Occupational Safety and Health
(NIOSH), konstruksi adalah salah satu pekerjaan yang paling berbahaya di dunia,
menghasilkan tingkat kematian yang paling banyak di antara sektor lainnya.
Risiko jatuh adalah penyebab kecelakaan tertinggi. Penggunaan peralatan
keselamatan yang memadai seperti guardrail dan helm, serta pelaksaan prosedur
pengamanan seperti pemeriksaan tangga non-permanen dan scaffolding mampu
mengurangi risiko kecelakaan. Pada umumnya pada proses pembangunan proyek
kontruksi adalah kegiatan yang sangat banyak mengandung unsur bahaya.
Pekerjaan konstruksi adalah penyumbang angka kecelakaan yang cukup tinggi.
Dikarenakan banyaknya kasus kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja sangat
merugikan banyak pihak terutama tenaga kerja bersangkutan.
Kecelakaan kerja yang terjadi di Indonesia masih memprihatinkan.
Menurut Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan mencatat
angka kecelakaan kerja di Indonesia cenderung terus meningkat. Sebanyak 123
ribu kasus kecelakaan kerja tercatat sepanjang 2017 dengan nilai klaim Rp 971

1
miliar lebih. Angka ini meningkat dari tahun 2016 dengan nilai klaim hanya Rp
792 miliar lebih. Sedangkan berdasarkan data dari Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Provinsi Jawa Tengah, tingkat kecelakaan kerja untuk wilayah Jawa
Tengah mengalami penurunan dari tahun 2016 ke tahun 2017. Angka kecelakaan
kerja pada tahun 2015 yaitu sebesar 3.083 kasus dan pada tahun 2016 naik
menjadi 3.665 kasus, sedangkan pada tahun 2017 menurun menjadi 1.468 kasus.
Sering terjadinya kecelakaan kerja adalah akibat dari kurang dipenuhinya
persyaratan dalam pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Maka dari
itu, pemerintah sebagai penyelenggara negara memiliki kewajiban untuk
memberikan perlindungan kepada tenaga kerja. Hal ini direalisasikan pemerintah
dengan dikeluarkannya peraturan-peraturan seperti: UU RI No. 1 Tahun 1970
tentang keselamatan kerja, Undang-undang No. 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan
Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK), dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No:
Per.05/Men/1996 mengenai sistem manajemen K3.
Walaupun pemerintah sudah mengeluarkan persyaratan serta peraturan-
peraturan untuk memberikan perlindungan kepada tenaga kerja, pada
kenyataannya pelaksana proyek masih sering mengabaikan persyaratan dan
peraturan-peraturan dalam K3 tersebut karena pelaksana proyek kurang sadar
akan betapa besar risiko yang harus ditanggung oleh tenaga kerja dan
perusahaannya. Selain itu, keberadaan peraturan akan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) tidak diimbangi oleh upaya hukum yang tegas dan sanksi yang berat,
menyebabkan banyak pelaksana proyek yang sering mengabaikan keselamatan
serta kesehatan tenaga kerjanya. Selain secara teknik, sistem pengendalian
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) juga harus membangun aspek moral,
karakter, serta sikap pikir pekerja untuk bekerja dengan selamat. Maka dari itu,
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) konstruksi menjadi tanggung jawab
semua pihak yang terkait langsung dalam proyek konstruksi, mulai dari owner,
kontraktor, maupun pekerja di lapangan (baik tenaga kerja ahli maupun tenaga
kerja non ahli).

2
1.2 Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang telah ditulis, penulis memberikan identifikasi
masalah yang akan dijadikan bahan penelitian berikut:
1. Jumlah kecelakaan kerja di Indonesia masih tinggi.
2. Penerapan peraturan Kesehatan dan Keselamatan (K3) di Indonesia
masih jauh dari maksimal.
3. Pemerintah kurang tegas akan upaya penegakan hukum tentang
Kesehatan dan Keselamatan (K3) khususnya dalam bidang konstruksi.
4. Tingkat kepedulian dunia usaha terhadap Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3) masih rendah.
5. Masih rendah kesadaran tenaga kerja akan pentingnya keselamatan
kerja.

1.3 Pembatasan Masalah


Batasan masalah dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Penilitian hanya menganalisis penerapan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) pada proyek konstuksi, serta tidak menganalisis kerugian
biaya yang dialami akibat dari kecelakaan kerja.
2. Pengambilan data primer dengan kuesioner.
3. Tidak melibatkan tukang dalam pengisian kuesioner.
4. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan hipotesis deskriptif.
5. Metode analisis dilakukan dengan menggunakan metode regresi dan
korelasi.
6. Metode pengambilan keputusan faktor penyumbang terbesar adalah
sumbangan relatif.

1.4 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam penelitian Tugas Akhir (TA) ini adalah
sebagai berikut:

3
1. Bagaimanakah penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
pada proyek pembangunan bangunan tinggi di wilayah kecamatan
Banyumanik?
2. Bagaimana hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) pada proyek pembangunan bangunan tinggi
di wilayah kecamatan Banyumanik?
3. Faktor apa yang memberikan pengaruh terbesar terhadap penerapan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada proyek pembangunan
bangunan tinggi di wilayah kecamatan Banyumanik?

1.5 Tujuan

Tujuan dari penelitian Tugas Akhir (TA) ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
pada proyek pembangunan bangunan tinggi di wilayah kecamatan
Banyumanik.
2. Untuk menganalisis hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi
Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3) pada proyek pembangunan
bangunan tinggi di wilayah kecamatan Banyumanik.
3. Untuk mengetahui faktor yang memberikan pengaruh terbesar
terhadap Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3) pada proyek
pembangunan bangunan tinggi di wilayah kecamatan Banyumanik.

1.6 Manfaat

Penyusunan Tugas Akhir (TA) ini diharapkan dapat memberikan manfaat


sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat menambah wawasan agar dapat mengenal,
mempelajari, serta menyimak penerapan Keselamatan dan Kesehatan
kerja (K3) di lapangan secara langsung pada proyek pembangunan
konstruksi gedung.
2. Mahasiswa dapat mengerti analisa penerapan Keselamatan dan
Kesehatan kerja (K3) sesuai dengan faktor yang mempengaruhinya.

4
3. Diharapkan hasil penilitian ini dapat dijadikan referensi bagi peneliti
lainnya yang hendak meneliti tentang penerapan Keselamatan dan
Kesehatan kerja (K3) dalam proyek konstruksi gedung.

5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Pustaka dan Landasan Teori


2.1.1 Proyek Konstruksi
Proyek konstruksi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan sementara
yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya
tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasrannya telah
digariskan dengan jelas (Iman Soeharto, 1997).
Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya
satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Dalam
rangkaian kegiatan tersebut, terdapat suatu proses yang mengolah sumber
daya proyek menjadi suatu hasil kegiatan yang berupa bangunan. Proses yang
terjadi dalam rangkaian kegiatan tersebut tentunya melibatkan pihak-pihak
yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung. Hubungan antara
pihak-pihak yang terlibat dalam sutu proyek dibedakan atas hubungan
fungsional dan hubungan kerja. Dengan banyaknya pihak yang terlibat dalam
proyek konstruksi maka potensi terjadinya konflik sangat besar sehingga dapat
dikatakan bahwa proyek konstruksi mengandung konflik yang cukup tinggi
(Ervianto, 2005).
Proyek konstruksi adalah proyek yang berkaitan dengan upaya
pembangunan suatu bangunan infrastruktur, yang umumnya mencakup
pekerjaan pokok yang termasuk dalam bidang teknik sipil dan arsitektur.
Meskipun tidak jarang melibatkan disiplin lain seperti industri, mesin, elektro,
geoteknik dan lain sebagainya. Bangunan-bangunan tersebut meliputi aspek
kepentingan masyarakat yang sangat luas sejak berupa perumahan untuk
tempat tinggal, apartment dan gedung perkantoran berlantai banyak, pabrik
dan bangunan industri, jembatan, jalan raya termasuk jalan layang, jalan
kereta api, pembangkit listrik tenaga nuklir, bendungan dan terowongan
PLTA, saluran pengairan, sistem sanitasi dan drainase, bandar udara dan
hanggar pesawat terbang, pelabuhan laut dan bangunan lepas pantai, jaringan

6
kelistrikan dan telekomunikasi, kilang minyak dan jaringan plambing, dan lain
sebagainya (Dipohusodo, 1996).
Menurut Asiyanto (2005:171) dalam proyek konstruksi ada sifat-sifat
khusus yang tidak terdapat pada industri lain.
1. Kegiatan proyek konstruksi terdiri dari bermacam-macam kegiatan
dengan jumlah banyak dan rawan kecelakaan.
2. Jenis-jenis kegiatannya sendiri tidak standar, sangat dipengaruhi
oleh banyak faktor luar, seperti: kondisi lingkungan bangunan,
cuaca, bentuk, desain, metode pelaksanaan dan lain-lain.
3. Perkembangan teknologi yang selalu diterapkan dalam kegiatan
memberikan risiko tersendiri.
4. Tingginya turn-over tenaga kerja juga menjadi masalah sendiri,
karena selalu menghadapi orang-orang baru yang terkadang belum
terlatih.
5. Banyaknya pihak yang terkait dalam proses konstruksi, yang
memerlukan pengaturan serta koordinasi yang kuat.

2.1.2 Kualifikasi Kontraktor


Kualifikasi Kontraktor merupakan suatu penggambaran umum
terhadap sumber daya yang dimiliki dari masing-masing kualifikasi usaha
kontraktor yang terdiri dari status perusahaan, pengalaman, peralatan,
modal/keuangan dan sumber daya manusia (Ariston, 2013):
a. Kontraktor dengan kualifikasi Gred 2
 Kualifikasi Gred 2 dapat melaksanakan pekerjaan dengan
batasan nilai pekerjaan (nilai proyek) sampai dengan Rp. 300
juta.
 Badan usaha untuk kualifikasi Gred 2 dapat berbentuk
Perseroan Komanditer (CV), Firma, Koperasi atau Perseroan
Terbatas (PT), tidak termasuk badan usaha PT-PMA.
b. Kontraktor dengan kualifikasi Gred 3

7
 Kualifikasi Gred 3 dapat melaksanakan pekerjaan dengan
batasan nilai pekerjaan (nilai proyek) sampai dengan Rp. 600
juta.
 Badan usaha untuk kualifikasi Gred 3 dapat berbentuk
Perseroan Komanditer (CV), Firma, Koperasi atau Perseroan
Terbatas (PT), tidak termasuk badan usaha PT-PMA.
c. Kontraktor dengan kualifikasi Gred 4
 Kualifikasi Gred 4 dapat melaksanakan pekerjaan dengan
batasan nilai pekerjaan (nilai proyek) sampai dengan Rp. 1
milyar.
 Badan usaha untuk kualifikasi Gred 4 dapat berbentuk
Perseroan Terbatas (PT), Firma, Koperasi atau Perseroan
Komanditer (CV)), tidak termasuk badan usaha PT-PMA.
d. Kontraktor dengan kualifikasi Gred 5
 Kualifikasi Gred 5 dapat melaksanakan pekerjaan dengan
batasan nilai pekerjaan (nilai proyek) diatas Rp. 1 milyar
sampai dengan Rp. 10 milyar.
 Badan usaha untuk kualifikasi Gred 5 harus berbentuk
Perseroan Terbatas (PT), tidak termasuk badan usaha PT-PMA.
e. Kontraktor dengan kualifikasi Gred 6
 Kualifikasi Gred 6 dapat melaksanakan pekerjaan dengan
batasan nilai pekerjaan (nilai proyek) diatas Rp. 1 milyar
sampai Rp. 25 milyar.
 Badan usaha untuk kualifikasi Gred 6 harus berbentuk
Perseroan Terbatas (PT).
f. Kontraktor dengan kualifikasi Gred 7
 Kualifikasi Gred 7 dapat melaksanakan pekerjaan dengan
batasan nilai pekerjaan (nilai proyek) diatas Rp. 1 milyar
sampai dengan tidak terbatas.

8
 Badan usaha untuk kualifikasi Gred 7 harus berbentuk
Perseroan Terbatas (PT), termasuk badan usaha PT-PMA.
2.1.3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Keselamatan dan kesehatan Kerja (K3) adalah penting diterapkan dan
dilaksanakan oleh dunia usaha khususnya proyek konstruksi untuk melindungi
para karyawan atau pekerja dari bahaya kecelakaan kerja serta penyakit yang
terjadi selama bekerja. Pelaksanaan keselamatan dan kesehatan Kerja (K3)
yang tidak diperhatikan dalam kinerja karyawan atau pekerja akan
mengganggu produktivitas kerja karyawan atau pekerja, namun jika
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) telah diterapkan serta dilaksanakan
dengan baik maka akan tumbuh hasil kinerja yang optimal karena karyawan
merasa diperhatikan keselamatan dan kesehatannya.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan faktor yang paling
penting dalam pencapaian sasaran tujuan proyek. Hasil yang maksimal dalam
kinerja biaya, mutu, waktu tiada artinya bila tingkat keselamatan kerja
terabaikan. Indikatornya dapat berupa tingkat kecelakaan kerja yang tinggi,
seperti banyak tenaga kerja yang meninggal, cacat permanen serta instalasi
proyek yang rusak, selain kerugian materi yang besar (Husen, 2009).
Keselamatan dan kesehatan kerja merujuk kepada kondisi-kondisi
fisiologis-fiskal dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan
kerja yang disediakan oleh perusahaan (Rivai, 2004). Keselamatan dan
kesehatan kerja sebagai kondisi dan faktor yang mempengaruhi atau akan
mempengaruhi keselamatan dan kesehatan pekerja (termasuk pekerja kontrak
dan kontraktor) dan juga tamu atau orang lain berada di tempat kerja (OHSAS
18001, 2007).
Menurut Notoatmodjo (2009:153) tujuan utama Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) adalah agar karyawan atau pegawai di sebuah
institusi mendapat kesehatan yang seoptimal mungkin sehingga mencapai
Produktivitas Kerja yang setinggi-tingginya. Sedangkan menurut
Mangkunegara (2004:162), selain bertujuan untuk menghindari kecelakaan
dalam proses produksi perusahaan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

9
juga bertujuan untuk meningkatkan kegairahan, keserasaian kerja, dan
partisipasi kerja karyawan dan dapat dipastikan kinerja dari karyawan
meningkat.

2.1.3.1 Keselamatan Kerja


Mondy (2008) mendefinisikan keselamatan kerja sebagai
perlindungan karyawan dari cidera yang disebabkan oleh kecelakaan yang
berkaitan dengan pekerjaan. Sedangkan Mathis dan Jackson (2012)
mendefinisikan keselamatan sebagai perlindungan terhadap kesejahteraan
fisik seseorang.
Prabu Mangkunegara (2014) mendefinisikan keselamatan kerja
sebagai kondisi yang aman atau selamat dari penderitaan, kerusakan atau
kerugian di tempat kerja. Dari beberapa pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa perlindungan terhadap fisik seseorang yang aman atau
selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian di tempat kerja.
Prabu Mangkunegara (2004) juga menjelaskan bahwa istilah
keselamatan mencangkup kedua istilah yaitu resiko keselamatan dan
resiko kesehatan. Dalam kepegawaian, kedua istilah tersebut dibedakan,
yaitu Keselamatan kerja menunjukkan kondisi yang aman atau selamat
dari penderitaan, kerusakan atau kerugian ditempat kerja. Resiko
keselamatan merupakan aspek-aspek dari lingkungan kerja yang dapat
menyebabkan kebakaran, ketakutan aliran listrik, terpotong, luka memar,
keseleo, patah tulang, kerugian alat tubuh, penglihatan dan pendengaran.
Semua itu sering dihubungkan dengan perlengkapan perusahaan atau
lingkungan fisik dan mencangkup tugas- tugas kerja yang membutuhkan
pemeliharaan dan latihan.
Keselamatan kerja merupakan spesialisasi ilmu kesehatan beserta
prakteknya yang bertujuan agar para pekerja atau masyarakat pekerja
memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya baik fisik, mental
maupun sosial dengan usaha preventif terhadap penyakit/gangguan

10
kesehatan yang diakibatkan oleh faktor pekerjaan dan lingkungan serta
terhadap penyakit umum (Suma’mur, 1996).

2.1.3.2 Kesehatan Kerja


Kesehatan kerja merupakan kondisi yang merujuk pada kondisi
fisik, mental dan stabilitas emosi secara umum. Individu yang sehat adalah
individu yang bebas dari penyakit, cidera serta masalah mental emosi yang
bisa menggangu aktivitas. Adapun unsur kesehatan yang erat berkaitan
dengan lingkungan kerja dan pekerjaan, yang secara langsung maupun
tidak langsung dapat mempengaruhi efisiensi dan produktifitas (Mathis
dan Jakson, 2012).
Konsep kesehatan kerja dewasa ini semakin banyak berubah,
bukan sekedar “kesehatan pada sector industry” saja melainkan juga
mengarah pada upaya kesehatan untuk semua orang dalam melakukan
pekerjaanya (Total health of all at work). Dan ilmu ini tidak hanya
hubungan antara efek lingkungan kerja dengan kesehatan, tetapi juga
hubungan antara status kesehatan pekerja dengan kemampuannya untuk
melakukan tugas yang harus dikerjakannya, dan tujuan dari kesehatan
kerja adalah mencegah timbulnya gangguan kesehatan daripada
mengobatinya (Harrington, 2003).
Tujuan dari kesehatan kerja menurut Tarwaka (2008) yaitu:
1. Meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan tenaga kerja
setinggi-tingginya baik fisik, mental dan sosial di semua
lapangan kerja.
2. Mencegah timbulnya gangguan kesehatan yang disebabkan
oleh kondisi lingkungan kerja.
3. Melindungi tenaga kerja dari bahaya kesehatan yang
ditimbulkan akibat pekerjaan.
4. Menempatkan tenaga kerja pada lingkungan kerja yang sesuai
dengan kondisi fisik, tubuh, mental psikologis tenaga kerja
yang bersangkutan.

11
Dessler (2013) mengukur kesehatan kerja dengan menggunakan
tiga indikator yaitu sebagai berikut:
1. Keadaan dan kondisi karyawan, adalah keadaan yang dialami
oleh karyawan pada saat bekerja yang mendukung aktifitas
dalam bekerja.
2. Lingkungan kerja, adalah lingkungan yang lebih luas dari
tempat kerja yang mendukung aktivitas karyawan dalam
bekerja.
3. Perlindungan karyawan, merupakan fasilitas yang diberikan
untuk menunjang kesejahteraan karyawan

2.1.4 Kecelakaan Kerja


Menurut peraturan Menteri No. 04 Tahun 1993 tentang Jaminan
Kecelakaan Kerja menjelaskan kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang
terjadi berhubung dengan hubungan kerja, termasuk penyakit yang timbul
karena hubungan kerja, demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam
perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja, dan pulang ke rumah
melalui jalan yang bisa atau wajar dilalui.
Menurut Ervianto (2005), usaha-usaha pencegahan timbulnya
kecelakaan kerja perlu dilakukan sedini mungkin. Adapun tindakan yang perlu
dilakukan adalah:
1. Mengidentifikasi setiap jenis pekerjaan yang beresiko dan
mengelompokkannya sesuai tingakatan resiko;
2. Adanya pelatihan bagi para pekerja konstruksi sesuai keahliannya;
3. Melakukan pengawasan secara lebih intensif terhadap pelaksanaan
pekerjaan;
4. Menyediakan alat perlindungan kerja selama durasi proyek;
5. Melaksanakan pengaturan di lokasi proyek konstruksi.

12
2.1.5 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada Ketinggian (Gedung
Bertingkat)
Menurut Asosiasi Rope Access Indonesia bekerja pada ketinggian
mempunyai potensi bahaya yang besar. Ada berbagai macam metode kerja
diketinggian seperti menggunakan perancah, tangga, gondola dan sistem akses
tali (Rope Access Systems). Masing masing metode kerja memiliki kelebihan
dan kekurangan serta risiko yang berbeda-beda. Oleh karena itu pengurus
maupun manajemen proyek perlu mempertimbangkan pemakaian metode
dengan memperhatikan aspek efektifitas dan risiko baik yang bersifat finansial
dan non finansial sebagaimana surat keputusan bersama menteri tenaga kerja
dan menteri pekerjaan umum. no. kep.174/men/1986 dan no. 104/kpts/1986
pasal 2 yaitu “setiap pengurus/kontraktor/pemimpin pelaksana pekerjaan atau
bagian pekerjaan dalam pelaksanaan kegiatan konstruksi wajib memenuhi
syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja.

2.1.5.1 Kategori Sistem Bekerja pada Ketinggian


Pemilihan sistem bekerja pada ketinggian hendaknya
mempertimbangkan banyak hal. Ada beberapa sistem atau metode
bekerja pada ketinggian, yaitu :
1. Sistem Pasif
Sistem dimana pada saat bekerja melalui suatu struktur
permanen atau struktur yang tidak permanen, tidak
mensyaratkan perlunya penggunaaan peralatan pelindung jatuh
(fall protection devices) karena telah terdapat sistem pengaman
kolektif (collective protection system). Pada sistem ini perlu
ada supervisi dan pelatihan dasar. Metode pekerjaan:
a. Bekerja pada permukaan seperti lantai kamar, balkon dan
jalan.
b. Struktur/area kerja (platform) yang dipasang secara
permanen dan perlengkapannya.

13
c. Bekerja di dalam ruang yang terdapat jendela yang terbuka
dengan ukuran dan konfigurasinya dapat melindungi orang
dari terjatuh.
2. Sistem Aktif
Adalah suatu sistem dimana ada pekerja yang naik dan
turun (lifting/lowering), maupun berpindah tempat (traverse)
dengan menggunakan peralatan untuk mengakses atau
mencapai suatu titik kerja karena tidak terdapat sistem
pengaman kolektif (collective protection system). Sistem ini
mensyaratkan adanya pengawasan,pelatihan dan pelayanan
operasional yang baik. Metode Pekerjaan:
a. Unit perawatan gedung yang dipasang permanen, seperti
gondola.
b. Struktur/area kerja (platfrom) untuk pemanjatan seperti
tangga pada menara.
c. Struktur/area kerja mengangkat (elevating work platform)
seperti hoist crane, lift crane, mobil perancah.
d. Struktur sementara seperti panggung pertunjukan.
e. Tangga berpindah (portable ladder)
f. Perancah (scaffolding)

2.1.5.2 Prosedur Kerja Di Ketinggian


Sebagai penunjang kelancaran pekerjaan, bekerja diketinggian
harus memiliki sistem pencegahan dan pengendalian kerja, salah
satunya yakni dengan prosedur. Pekerja boleh mengerjakan pekerjaan
di ketinggian dengan syarat :

1. Dipasang pijakan kaki dan penghalang yang cukup kuat


atau semi permanen, dan mampu menahan beban jika
pekerja terjatuh

14
2. Jika tidak memungkinkan dipasang pengaman seperti pada
poin di atas, maka harus digunakan perancah atau
scaffolding.
3. Jika tidak dapat digunakan perancah atau scaffolding, maka
haru dikenakan alat pengaman kerja (body harnes / safety
bel) yang mampu mengamankan pekerja dari risiko jatuh
dari ketinggian.
4. Jika akan digunakan tangga, perlu dipastikan bahwa
pekerjaan dapat diselesaikan dalam waktu singkat, tangga
cukup kuat dan terpasang dalam posisi yang stabil, serta
jangan memaksakan meraih alat ataupun bahan yang sulit
dijangkau.
5. Untuk pekerjaan mengecat di ketinggian gunakan rol dan
pasang galah, sesuaikan dengan ketinggian.
6. Jika semua alternatif di atas tidak dapat dilaksanakan juga,
maka harus dilaporkan pada pengawas pekerjaan bahwa
pekerjaan tidak aman untuk dilaksanakan.
7. Hal-hal lainnya yang juga harus diperhatikan antara lain,
adalah:
a. Memakai pakaian kerja dengan benar dan sesuai
standar.
b. Memakai topi atau helm pengaman (safety helmet).
c. Memakai sepatu kerja.
d. Memakai sarung tangan dan sarung lengan yang terbuat
dari bahan anti gores.
e. Membersihkan tempat kerja dari kotoran atau benda
lain yang dapat mengganggu proses pekerjaan.

15
2.1.6 Peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi
Pemerintah Indonesia telah membuat serta menetapkan peraturan-
peraturan akan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Peraturan tersebut
diciptakan pemerintah untuk memberikan perlindungan terhadap tenaga kerja
dan merupakan suatu legal hukum yang harus dipatuhi oleh dunia usaha
khusunya industri konstruksi di Indonesia. Uraian contoh peraturan-perturan
tentang keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di Indonesia yang berkaitan
dengan industri konstruksi dalam pelaksanaan proyek adalah sebagai berikut:

2.1.6.1 Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan


Kerja
Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja menyebutkan bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat
perlindungan atas keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk
kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas
nasional. Orang lainnya yang berada di tempat kerja perlu terjamin
pula keselamatannya. Tempat kerja dalam hal ini adalah tiap ruangan
atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana
tenaga kerja bekerja, atau sering dimasuki tenaga kerja untuk
keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber-sumber bahaya.
Termasuk pula didalamnya semua ruangan, lapangan, halaman dan
sekelilingnya yang merupakan bagian-bagian atau yang berhubungan
dengan tempat kerja tersebut.
Yang diatur dalam undang-undang ini adalah keselamatan kerja
dalam segala tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan
air, di dalam air, maupun di udara, yang berada di dalam wilayah
kekuasaan hukum Republik Indonesia. Dengan peraturan perundangan
ditetapkan syarat keselamatan kerja dalam perencanaan, pembuatan,
pengangkutan, peredaran, perdagangan, pemasangan, pemakaian,
penggunaan, pemeliharaan, penyimpanan bahan, barang, produk

16
teknis, aparat produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan
bahaya kecelakaan.
Syarat-syarat tersebut memuat prinsip-prinsip teknis ilmiah
menjadi suatu kumpulan ketentuan yang disusun secara teratur, jelas,
praktis yang mencakup bidang konstruksi, perlengkapan alat-alat
perlindungan, pengujian dan pengesahan, produk teknis dan aparat
produksi guna menjamin keselamatan barang-barang itu sendiri dan
keselamatan tenaga kerja yang melakukannya, serta keselamatan
umum.
Peraturan perundangan ini mengatur kewajiban dan hak tenaga
kerja, yaitu memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh
pegawai pengawas dan ahli keselamatan kerja, memakai alat-alat
perlindungan diri yang diwajibkan, serta memenuhi dan menaati
semua syarat-syarat K3 yang diwajibkan.
Dengan majunya industrialisasi, mekanisme, elektrifikasi,
modernisasi, maka terjadi peningkatan intensitas kerja para pekerja.
Hal tersebut memerlukan pengerahan tenaga secara intensif pula dari
para pekerja. Kelelahan, kurang perhatian terhadap hal-hal lain, serta
kehilangan keseimbangan merupakan akibat dan menjadi sebab
terjadinya kecelakaan.
Selanjutnya dengan peraturan yang maju akan dicapai
keamanan yang baik dan realistis, yang merupakan faktor yang sangat
penting untuk memberikan kenyamanan bekerja bagi para pekerja,
hingga pada akhirnya nanti akan mampu meningkatkan mutu
pekerjaan, peningkatan produksi dan produktivitas kerja.

2.1.6.2 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi


No.Per.01/Men/1980
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
No.Per.01/Men/1980 menyebutkan, kenyataan menunjukkan banyak
terjadi kecelakaan, akibat belum ditanganinya pengawasan

17
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) secara mantap dan menyeluruh
pada pekerjaan konstruksi bangunan, sehingga perlu diadakan upaya
untuk membina norma perlindungan kerjanya.dengan semakin
meningkatnya pembangunan dengan penggunaan teknologi modern,
harus diimbangi pula dengan upaya keselamatan tenaga kerja atau
orang lain yang berada di tempat kerja. Sebagai pelaksana Undang-
undang No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja, dipandang perlu
untuk menetapkan ketentuan- ketentuan yang mengatur mengenai
keselamatan dan kesehatan kerja pada pekerjaan Konstruksi Bangunan.
Pada setiap pekerjaan konstruksi bangunan harus diusahakan
pencegahan atau dikurangi terjadinya kecelakaan atau sakit akibat
kerja terhadap tenaga kerjanya. Sewaktu pekerjaan dimulai harus
segera disusun suatu unit keselamatan dan kesehatan kerja, hal tersebut
harus diberitahukan kepada setiap tenaga kerja. Unit keselamatan kerja
tersebut meliputi usaha-usaha pencegahan terhadap; kecelakaan,
kebakaran, peledakan, penyakit akibat kerja, pertolongan pertama pada
kecelakaan dan usaha-usaha penyelamatan.
Peraturan ini menetapkan ketentuan-ketentuan yang mengatur
mengenai keselamatan dan kesehatan kerja pada pekerjaan konstruksi
bangunan, yaitu tentang tempat kerja dan alat-alat kerja, perancah
(scaffolding), tangga dan tangga rumah, alat-alat angkat, kabel baja,
tambang, rantai, peralatan bantu, mesin-mesin, peralatan konstruksi
bangunan, konstruksi di bawah tanah, penggalian, pekerjaan
memancang, pekerjaan beton, pembongkaran, dan pekerjaaan lainnya,
serta penggunaan perlengkapan penyelamatan dan perlingdungan diri.

2.1.7 Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Program K3 merupakan suatu rencana kerja dan pelaksanaan prosedur
yang memfasilitasi pelaksanaan keselamatan kerja dan proses pengendalian
risiko dan paparan bahaya termasuk kesalahan manusia dalam tindakan tidak
aman, meliputi:

18
1. Membuat program untuk mendeteksi, mengkoreksi, mengontrol
kondisi berbahaya, lingkungan beracun, dan bahaya-bahaya
kesehatan.
2. Membuat prosedur keamanan.
3. Menindaklanjuti program kesehatan untuk pembelian dan
pemasangan peralatan baru dan untuk pembelian dan penyimpanan
bahan berbahaya.
4. Pemeliharaan sistem pencatatan kecelakaan agar tetap waspada.
5. Pelatihan K3 untuk semua level manajemen.
6. Rapat bulanan P2K3
7. Tetap menginformasikan perkembangan yang terjadi di bidang K3
seperti alat pelindung diri, standar keselamatan yang baru.
8. Pembagian pernyataan kebijakan organisasi.
Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja bersifat spesifik artinya
program keselamatan dan kesehatan kerja tidak bisa dibuat, ditiru, atau
dikembangkan semaunya. Suatu program keselamatan dan kesehatan kerja
dibuat berdasarkan kondisi dan kebutuhan nyata di tempat kerja sesuai dengan
potensi bahaya sifat kegiatan, kultur, kemampuan financial, dan lainnya.
Program keselamatan dan kesehatan kerja harus dirancang spesifik untuk
masing-masing perusahaan sehingga tidak bisa sekedar meniru atau mengikuti
arahan dan pedoman dari pihak lain (Ramli, 2010).
Efektifitas program keselamatan dan kesehatan kerja sangat tergantung
kepada komitmen dan keterlibatan semua pekerja. Keterlibatan pekerja akan
meningkatkan produktivitas. Beberapa kegiatan yang harus melibatkan
pekerja antara lain (Nasution, 2005):
1. Kegiatan pemeriksaan bahan berbahaya dan beracun dan
menyusulkan rekomendasi bagi perbaikan.
2. Mengembangkan atau memperbaiki aturan keselamatan umum.
3. Melakukan pelatihan terhadap tenaga kerja baru.
4. Membantu proses analisis penyebab kecelakaan kerja.

19
Unsur-unsur program keselamatan dan kesehatan kerja yang terpenting
adalah pernyataan dan kebijakan perusahaan, organisasi dan personil, menjaga
kondisi kerja untuk memenuhi syarat-syarat keselamatan, membuat laporan
dan analisis penyebab kecelakaan dan menyediakan fasilitas pertolongan
pertama pada kecelakaan (Nasution, 2005).
Menurut Heinrich prinsip dasar dari program keselamatan dan
kesehatan kerja yang perlu diterapkan dalam upaya pencegahan kecelakaan,
yaitu:
1. Melakukan usaha inspeksi keselamatan kerja untuk
mengidentifikasikan kondisi-kondisi yang tidak aman.
2. Mengadakan usaha pendidikan dan pelatihan para pekerja untuk
meningkatkan pengetahuan pekerja akan tugasnya sehari-hari dan
cara kerja yang aman.
3. Membuat peraturan-peraturan keselamatan kerja yang harus ditaati
oleh semua pekerja.
4. Pembinaan displin dan ketaatan terhadap semua peraturan di
bidang keselamatan kerja.

2.1.7.1 Tujuan dan Sasaran Program Keselamatan dan Kesehatan


Kerja
Tujuan dari program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
secara umum yaitu untuk mempercepat proses gerakan nasional K3
dalam upaya memberdayakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
guna mencapai kecelakaan nihil. Sedangkan sasaran dari program
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yaitu antara lain:
1. Meningkatkan pengertian, kesadaran, pemahaman, serta
penghayatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) semua
unsur pimpinan dan pekerja pada sutau perusahaan.
2. Meningkatkan fungsi manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) atau Panitia Pembina Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3).

20
3. Mendorong terbentuknya manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) pada setiap perusahaan.
4. Mendorong pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) pada sektor informal dan masyrakat umum.

2.1.8 Peralatan Standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada


Proyek Konstruksi
Dalam bidang konstruksi, ada beberapa peralatan yang digunakan
untuk melindungi seseorang dari kecelakaan ataupun bahaya yang
kemungkinan bisa terjadi dalam proses konstruksi. Peralatan ini wajib
digunakan oleh seseorang yang bekerja dalam suatu lingkungan konstruksi.
Namun, tidak banyak yang menyadari betapa pentingnya peralatan-peralatan
ini untuk digunakan. Kesehatan dan keselamatan kerja adalah dua hal yang
sangat penting. Oleh karenanya, semua pelaksana proyek berkewajiban
menyediakan semua keperluan peralatan/ perlengkapan perlindungan diri atau
Personal Protective Equipment (PPE) untuk semua karyawan yang bekerja,
yaitu (Ervianto, 2005):

a. Pakaian Kerja

Tujuan pemakaian pakaian kerja ialah melindungi badan


manusia terhadap pengaruh-pengaruh yang kurang sehat atau yang
bisa melukai badan. Mengingat karakter lokasi proyek konstruksi
yang pada umumnya mencerminkan kondisi yang keras maka
selayaknya pakaian kerja yang digunakan juga tidak sama dengan
pakaian yang digunakan oleh karyawan yang bekerja dikantor.
Perusahaan pada umumnya menyediakan sebanyak tiga pasang
dalam setiap tahunnya.

b. Sepatu Kerja

Sepatu kerja (Safety Shoes) merupakan perlindungan


terhadap kaki. Setiap pekerja konstruksi perlu memakai sepatu

21
dengan sol yang tebal supaya bisa bebas berjalan dimana-mana
tanpa terluka oleh benda-benda tajam atau kemasukan oleh kotoran
dari bagian bawah. Bagian muka sepatu harus cukup keras (atau
dilapisi dengan pelat besi) supaya kaki tidak terluka kalau tertimpa
benda dari atas. Umumnya, sepatu kerja disediakan dua pasang
dalam satu tahun.

c. Kacamata Kerja

Kaca mata pengaman digunakan untuk melindungi mata


dari debu kayu, batu atau serpih besi yang berterbangan di tiup
angin. Mengingat partikel-partikel debu berukuran sangat kecil
yang terkadang tidak terlihat oleh mata. Oleh karenanya, mata
perlu diberikan perlindungan. Tidak semua jenis pekerjaan
membutuhkan kaca mata kerja. Namun, pekerjaan yang mutlak
membutuhkan perlindungan mata adalah mengelas.

d. Penutup Telinga

Alat ini digunakan untuk melindungi telinga dari bunyi-


bunyi yang dikeluarkan oleh mesin yang memiliki volume suara
yang cukup keras dan bising. Namun demikian, bukan berarti
seorang pekerja tidak dapat bekerja bila tidak menggunakan alat
ini. Kemungkinan akan terjadi gangguan pada telinga tidak
dirasakan saat itu, melainkan pada waktu yang akan datang.

e. Sarung Tangan

Sarung tangan sangat diperlukan untuk beberapa jenis


kegiatan. Tujuan utama penggunaan sarung tangan adalah
melindungi tangan dari benda-benda keras dan tajam selama
menjalankan kegiatannya. Namun, tidak semua jenis pekerjaan
memerlukan sarung tangan. Salah satu kegiatan yang memerlukan
adalah mengangkat besi tulangan, kayu. Pekerjaan yang sifatnya

22
berulang seperti mendorong gerobag cor secara terus-menerus
dapat mengakibatkan lecet pada tangan yang bersentuhan dengan
besi pada gerobag.

f. Helm

Helm (helmet) sangat penting digunakan sebagai pelindung


kepala, dan sudah merupakan keharusan bagi setiap pekerja
konstruksi untuk menggunakannya dengan benar sesuai peraturan
pemakai yang dikeluarkan dari pabrik pembuatnya. Keharusan
mengenakan helm lebih dipentingkan bagi keselamatan si pekerja
sendiri mengingat kita semua tidak pernah tahu kapan dan dimana
bahaya akan terjadi. Helm ini digunakan untuk melindungi kepala
dari bahaya yang berasal dari atas, misalnya saja ada barang, baik
peralatan maupun material konstruksi yang jatuh dari atas
kemudian kotoran (debu) yang berterbangan di udara dan panas
matahari. Namun, sering kita lihat bahwa kedisiplinan para kerja
untuk menggunakannya masih rendah yang tentunya dapat
membahayakan diri sendiri. Kecelakaan saat bekerja dapat
merugikan pekerja itu sendiri maupun kontraktor yang lebih
disebabkan oleh kemungkinan terhambat dan terlambatnya
pekerjaan.

g. Masker

Pelindung bagi pernapasan sangat diperlukan untuk pekerja


konstruksi mengingat kondisi lokasi proyek itu sendiri. Berbagai
material konstruksi berukuran besar sampai sangat kecil yang
merupakan sisa dari suatu kegiatan, misalnya serbuk kayu sisa dari
kegiatan memotong, mengamplas, menyerut kayu. Tentu saja
seorang pekerja yang secara terus-menerus menghisapnya dapat
mengalami gangguan pada pernafasan, yang akibatnya tidak

23
langsung dirasakan saat itu. Berbagai jenis macam masker tersedia
di pasaran, pemilihannya disesuaikan dengan kebutuhan.

h. Jas Hujan

Perlindungan terhadap cuaca terutama hujan bagi pekerja


pada saat bekerja adalah dengan menggunakan jas hujan. Pada
tahap konstruksi, terutama di awal pekerjaan umumnya masih
berupa lahan terbuka dan tidak terlindungi dari pengaruh cuaca,
misalnya pada pelaksanaan pekerjaan pondasi. Pelaksanaan
kegiatan di proyek selalu bersinggungan langsung dengan panas
matahari ataupun hujan karena dilaksnakan di ruang terbuka.
Tujuan utama pemakaian jas hujan tidak lain untuk kesehatan para
pekerja.

i. Sabuk Pengaman

Sudah selayaknya bagi pekerja yang melaksanakan


kegiatannya pada ketinggian tertentu atau pada posisi yang
membahayakan wajib mengenakan tali pengaman atau safety belt.
Fungsi utama tali pengaman ini adalah menjaga seorang pekerja
dari kecelakaan kerja pada saat bekerja, misalnya saja kegiatan
erection baja pada bangunan tinggi, atau kegiatan lain yang harus
dikerjakan di lokasi.

j. Tangga

Tangga merupakan alat untuk memanjat yang umum


digunakan. Pada mulanya tangga hanya terdiri dari dua buah balok
bambu kemudian diberikan batang melintang pada jarak tertentu.
Namun, saat ini pengembangan bentuk tangga sangat bervariasi
dengan tingkat keamanan yang semakin tinggi. Pemilihan dan
penempatan alat ini untuk mencapai ketinggian tertentu dalam
posisi aman harus menjadi pertimbangan utama.

24
k. P3K

Apabila terjadi kecelakaan kerja baik yang bersifat ringan


ataupun berat pada pekerjaan konstruksi, sudah seharusnya
dilakukan pertolongan pertama di proyek. Untuk itu, pelaksana
konstruksi wajib menyediakan obat-obatan yang digunakan untuk
pertolongan pertama. Adapun jenis dan jumlah obat-obatan
disesuaikan dengan aturan yang berlaku.

2.2 Hipotesis Deskriptif


Menurut Sudjana (1992) mengartikan hipotesis adalah asumsi atau
dugaan mengenai suatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu yang sering
dituntut untuk melakukan pengecekannya.
Dalam penelitian, hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian. Rumusan masalah tersebut bisa berupa
pertanyaan tentang hubungan dua variabel atau lebih, perbandingan
(komparasi), atau variabel mandiri (deskripsi). Menurut tingkat eksplanasi
hipotesis yang akan di uji, maka rumusan hipotesis dapat dikelompokkan
menjadi tiga macam, yaitu hipotesis deskriptif, hipotesis komparatif dan
hipotesis asosiatif (hubungan) (Sugiyono, 2011).
Hipotesis deskriptif adalah dugaan tentang nilai suatu variabel mandiri,
tidak membuat perbandingan atau hubungan (Sugiyono, 2011). Pengujian
hipotesis akan membawa kepada kesimpulan untuk menolak atau menerima
hipotesis. Dengan demikian dihadapkan pada dua pilihan, yaitu hipotesis nol
(Ho) dan Hipotesis alternatif (Ha). Berikut diuraikan lebih jelas tentang
masing-masing hipotesis tersebut:
 Hipotesis Nol (H0) Hipotesis yang menyatakan tidak ada,
perbedaan sesuatu kejadian antara kedua kelompok. Atau hipotesis
yang menyatakan tidak ada hubungan antara variabel satu dengan
variabel yang lain.

25
 Hipotesis Alternatif (Ha) Hipotesis yang menyatakan ada perbedaan
suatu kejadian antara kedua kelompok. Atau hipotesis yang
menyatakan ada hubungan variabel satu dengan variabel yang lain

Berdasarkan Usman dan Akbar (2000), Ha disebut juga sebagai


hipotesis kerja atau hipotesis penelitian (research hypothesis). Ha adalah lawan
atau tandingan dari H0. Ha cenderung dinyatakan dalam kalimat positif.
Sedangkan H0 dinyatakan dalam kalimat negatif. Oleh karena itu, hipotesis
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
 H0 : Penerapan K3 pada proyek konstruksi bangunan tinggi di
wilayah kecamatan Banyumanik tergolong belum baik.
 Ha : Penerapan K3 pada proyek konstruksi bangunan tinggi di
wilayah kecamatan Banyumanik Semarang tergolong baik.

Untuk dapat memutuskan apakah H0 ditolak atau diterima, maka


diperlukan kriteria tertentu dengan nilai tertentu baik dari hasil perhitungan
maupun hasil dari tabel. Kedua hasil tersebut dibandingkan. Dalam hal ini
dimisalkan menggunakan perhitungan t dengan menggunakan rumus sehingga
diperoleh thitung. Kemudian cari ttabel dari tabel t dengan α tertentu (Usman
dan Akbar, 2000).

2.2.1 Uji Dua Pihak (Two Tail Test)


Terdapat dua macam pengujian hipotesis deskriptif, yaitu dengan uji
dua pihak (two tail test) dan uji satu pihak (one tail test). Pada penelitian ini
digunakan uji dua pihak (two tail test). Uji dua pihak digunakan bila
hipotesis nol (H0) berbunyi “sama dengan (=)” dan hipotesis alternatifnya
(Ha) “tidak sama dengan (≠)”. Kriteria pengujian suatu pihak untuk dua
pihak adalah jika +thitung > +ttabel atau -thitung < -ttabel, maka H0 ditolak
(Sugiyono, 2011).

26
Gambar 2.1 Grafik Uji Dua Pihak

2.3 Analisis Regresi Ganda


Analisis regresi digunakan untuk mengetahui bagaimana variabel
terikat dapat diprediksi melalui variabel bebas secara individual. Regresi ganda
berguna untuk mendapatkan pengaruh dua variabel kriteriumnya, atau untuk
mencari hubungan fungsional dua variabel prediktor atau lebih dengan
kriteriumnya (Usman dan Akbar, 2008). Adapun bentuk persamaan garis
regresi ganda adalah seperti berikut ini:
Untuk 2 prediktor : Y = a + b1X1 + b2X2
Untuk 3 prediktor : Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3
Untuk n prediktor : Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3+……+ bnXn
Jika harga-harga b1, b2, b3, dan seterusnya telah diketahui, maka harga-
harga tersebut juga dapat digunakan untuk menghitung korelasi ganda. Dengan
kata lain dapat mengaitkan hasil-hasil perhitungan analisis regresi ganda
dengan perhitungan analisis korelasi ganda.
Dalam penelitian ini menggunakan 3 prediktor, jadi rumus yang
digunakan adalah sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3
Keterangan :
 Y : Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja pada proyek
konstruksi
 a : Harga Y bila X = 0 (konstan)
 b : Koefisien regresi
 X : Faktor-faktor yang mempengaruhi keselamatan dan kesehatan

27
Kerja
 X1 : Faktor manajemen
 X2 : Faktor pelaksanaan
 X3 : Faktor pengawasan

2.4 Analisis Korelasi Ganda


Korelasi adalah istilah statistik yang menyatakan derajat hubungan linier
antara dua variabel atau lebih. Korelasi merupakan salah satu teknik analisis
statistik yang paling banyak digunakan oleh para peneliti, karena peneliti
umumnya tertarik terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi dan mencoba untuk
menghubungkannya (Usman dan Akbar, 2008).
Korelasi yang digunakan adalah korelasi ganda. Besarnya angka korelasi
disebut koefisien korelasi dinyatakan dalam lambang R. Korelasi ganda
merupakan hubungan secara bersama-sama antara X1 dengan X2 dan Xn dengan
Y (Sugiyono, 2006).
Korelasi ganda berfungsi untuk menghubungkan dua variabel atau lebih
yang secara bersama-sama dihubungkan dengan variabel terikatnya (Y). Besarnya
hubungan dinyatakan dengan koefisien korelasi atau R.
Dalam penelitian ini terdapat hubungan antara regresi ganda dengan
korelasi ganda. Hubungan dapat digambarkan dalam rumus di bawah ini, dengan
menggunakan 3 prediktor (Usman dan Akbar, 2008).
b 1 Ʃx 1 y +b 2 Ʃx 2 y +b 3 Ʃx 3 y
R(1,2,3)=
√ ∑ y2
Keterangan:

 R(1,2,3) : Koefisien Korelasi


 b : Koefisien Regresi

28
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Tempat Pelaksanaan


Tempat penelitian dilaksanakan di proyek konstruksi dengan
kualifikasi kontraktor Gred 7 yaitu nilai pekerjaan (nilai proyek)
dilaksanakan diatas Rp. 1 milyar sampai dengan tidak terbatas dan badan
usaha berbentuk Perseroan Terbatas (PT), termasuk badan usaha PT-
PMA.3. Berikut adalah tempat pelaksanaan penelitian proyek bangunan
tinggi yang berada di kecamatan Banyumanik yaitu:
 Proyek Pembangunan Apartemen Tamansari Cendikia, Jl. Durian Raya
No.77, Pedalangan, Banyumanik, Kota Semarang, Jawa Tengah
(50263).
 Proyek Pembangunan Cordova Edupartment, Jl. Ngesrep Tim. V,
Sumurboto, Banyumanik, Kota Semarang, Jawa Tengah (50269)
 Proyek Pembangunan The Alton Apartment, Jl. Prof. Soedarto,
Pedalangan, Banyumanik, Kota Semarang, Jawa Tengah (50268)
Adapun penelitian di lokasi tersebut karena penulis berkepentingan
dengan masalah ini dalam rangka penyusunan Tugas Akhir untuk meraih
gelar Sarjana Teknik Program Studi Teknik Sipil Universitas Negeri
Semarang.

3.2 Desain Penelitian


Agar langkah penelitian lebih jelas, maka dibuat desain penelitian
seperti berikut:

Mulai

Menentukan Topik

A
29
A

Studi Literatur (Jurnal terdahulu,


internet, buku referensi, dan referensi Studi Lapangan
kuisioner sebelumnya)

Perumusan Masalah

Pengumpulan Data

Data Primer Data Sekunder


Hasil Kuesioner berupa: Data Umum Proyek
Sistem Manajemen K3 Nama Krayawan
Pelaksanaan K3
Pengawasan K3
Penerapan K3

Identifikasi Data

Pengolahan Data

Tidak
Uji Validitas r > rtabel
Uji Reabilitas ri > 0,6

Iya

30
B

Uji Dua Pihak


H0 : Penerapan K3 belum baik
Ha : Penerapan K3 sudah baik

Perhitungan Skor Ideal


Perhitungan Simpangan Baku

Uji t ,α: 0,05


thitung > ttabel
atau
-thitung > -ttabel
Tidak

Iya

H0 ditolak H0 diterima

Menganalisis Regresi Ganda 3 Prediktor

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3

31
C

Menganalisis Korelasi Ganda

Koefisien Korelasi (R)

R0 : Tidak Signifikan
Ra : Signifikan

Uji F
Fhitung > Ftabel

Tidak
Iya

R0 ditolak R0 diterima

Sumbangan Relatif

Kesimpulan dan Saran

3.3 Alat dan Bahan Penelitian


Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitin ini adalah
kuesioner sebagai interview guide disertai alat tulis. Kamera diperlukan
untuk keperluan dokumentasi di lapangan. Laptop, Kalkulator, Aplikasi
Microsoft Ecxel 2010, serta Aplikasi IBM SPSS Statistic 25 (Statistical

32
Program, for Social Science) untuk menghitung dan menganalisis data.
Untuk pengolahan data digunakan Microsoft Word 2010.
3.4 Jenis Penelitian dan Sumber Data
3.4.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dengan pendekatan
kuantitatif dan menggunakan teknik analisis regresi berganda dengan
perhitungan manual serta dibantu dengan program IBM SPSS Statistic 25
(Statistical Product and Service Solution).
Metode kuantitatif yaitu suatu metode yang menggunakan sistem
pengambilan sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner
terstruktur sebagai alat pengumpulan data. Pendekatan kuantitatif digunakan
untuk mencari informasi faktual secara mendetail dan mengidentifikasi
masalah-masalah atau untuk mendapatkan justifikasi keadaan dan kegiatan-
kegiatan yang sedang berjalan. Pendekatan tersebut digunakan untuk
mengetahui penerapan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) pada proyek
konstruksi gedung.

3.4.2 Sumber Data


a. Data Primer
Data primer dalam penelitian ini adalah data yang
dikumpulkan secara langsung dari objek penelitian. Yaitu data
yang diperoleh dari responden melalui hasil kuesioner yang
diajukan oleh peneliti.
b. Data Sekunder
Data sekunder pada penelitian ini adalah data nama
karyawan proyek konstruksi serta data umum proyek.

3.5 Variabel Penelitian


Variabel merupakan gejala yang menjadi fokus untuk diamati.
Variabel itu sebagai atribut dari sekelompok orang atau obyek yang

33
mempunyai variasi antara satu dengan yang lainnya dalam kelompok itu
(Sugiyono, 2006).

3.5.1 Variabel Independen (Bebas)


Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, input, prediktor,
dan antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai Variabel
Bebas. Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau
berubahnya variabel dependen (variabel terikat). Jadi variabel independen
adalah variabel yang mempengaruhi Sugiyono (2006). Dalam penelitian ini
terdapat 3 variabel bebas yaitu faktor sistem manajemen (X1), faktor
pelaksanaan (X2), dan faktor pengawasan (X3).

3.5.2 Variabel Dependen (terikat)


Sering disebut sebagai variabel respon, output, kriteria, konsekuen.
Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel
terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang akan menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas Sugiyono (2006). Dalam penelitian ini variabel
terikatnya adalah penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) pada
proyek konstruksi (Y).

3.6 Populasi dan Sampel


3.6.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2003) populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulan. Pada penelitian ini objek atau subjek yang diteliti adalah pihak
pelaksana atau karyawan pada proyek konstruksi pembangunan bangunan
tinggi di wilayah kecamatan Banyumanik. Pada penelitian ini karyawan yang
dimaksud adalah karyawan yang menggunakan tenaga otak dalam bekerja,
baik karyawan tetap maupun karyawan kontrak.

34
3.6.2 Sampel
Sugiyono (2010) mendefinisikan sampel adalah sebagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan
peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada dalam populasi, misalnya
karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat
menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Untuk menentukan
jumlah sampel pada penelitian ini digunakan teknik probabilitas dengan cara
random sampling (Metode sampel acak sederhana), yaitu dengan metode
pemilihan sampel di mana setiap anggota populasi mempunyai peluang yang
sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.
Menurut Sugiyono (2010), cara menentukan sampel dalam penelitian
yaitu:
a. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30
sampai 500 orang.
b. Bila sampel dibagi dalam kategori (misalnya: pria-wanita, pegawai
negeri- swasta, dan lain-lain), maka jumlah anggota sampel setiap
kategori minimal 30 orang.
c. Bila didalam penelitian akan melakukan analisis dengan
multivariate (korelasi atau regresi ganda), maka jumlah anggota
sampel minimal 10 kali dari variabel yang diteliti.
d. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang menggunakan
kelompok eksperimen dan kelompok control, maka jumlah anggota
sampel masing-masing antara 10 sampai 20.
Karena pada penelitian ini menggunakan korelasi dan analisis regresi
ganda, maka menggunakan poin ketiga yaitu jumlah anggota sampel minimal
10 kali dari jumlah variabel yang diteliti yang berarti minimal 40 sampel. Pada
penelitian ini dibutuhkan responden atau sampel sebanyak 90 orang karyawan
proyek bangunan tinggi di wilayah kecamatan Banyumanik.

35
3.7 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan
adalah dengan menggunakan kuesioner secara personal, dengan cara
menyebarkan angket pertanyaan kepada sejumlah responden yang menjadi
sampel dalam penelitian ini. Menurut Sugiyono (2011:142) kuisioner
merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangakat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya. Kuisioner ini langsung diberikan kepada subjek, kemudian
kuisioner dapat dikumpulkan kepada peneliti setelah diisi. Hasil dari
metode pengumpulan data dengan kuesioner ini didapatkan data primer
dan sekunder.
Pada saat pembagian kuesioner peneliti juga melakukan
wawancara terhadap responden secara personal ataupun kelompok.
Wawancara merupakan alat pembuktian terhadap informasi atau
keterangan pengumpulan data melalui pertanyaan yang telah disediakan
oleh peneliti, biasanya pertanyaan yang diajukan berupa isian yang
bertujuan untuk mendukung data-data yang diperoleh sebelumnya.
Menurut Sugiyono (2008:72) wawaancara adalah merupakan pertemuan
dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga
dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topic tertentu. Dalam hal ini
data dapat diperoleh dengan melakukan wawancara dengan beberapa staff
K3, mandor dan pekerja untuk mendapatkan informasi yang diinginkan.
Selain itu data didapatkan dengan observasi yang dilakukan dengan
cara penulis langsung terjun ke lokasi penelitian dan melakukan observasi
langsung untuk memperkuat data yang ada. Menurut Hadi dalam Sugiyono
(2011:145) observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu
proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dalam
penelitian ini observasi dilakukan dengan pengamatan langsung kepada
pekerja yang berkaitan langsung dengan proses kerja dilapangan.
Peneliti juga melakukan dokumentasi untuk mengumpulkan data-
data yang telah didapat dari lokasi dan dituangkan secara tersuat dalam

36
penulisan penelitian ini. Dokumentasi yang di dapat dari penelitian ini
adalah berupa gambar dan dokumen-dokumen pendukung penilitian.

3.8 Teknik Pengolahan Data


Menurut Hasan (2006:24), pengolahan data adalah suatu proses
dalam memperoleh data ringkasan atau angka ringkasan dengan
menggunakan cara atau rumus-rumus tertentu. pengolahan data meliputi
kegiatan editing, coding, pemberian skor atau nilai, dan tabulasi.
Dalam analisis penelitian ini digunakan teknik pengolahan data
yaitu dengan mengoreksi data yang sudah ada dengan membandingkan
data di lapangan (editing), membuat isyarat dengan menggunakan angka
atau huruf yang disesuaikan dengan kebutuhan kuisioner sebagai petunjuk
identitas atau informasi (coding), menggunakan skala Likert sebagai acuan
atau pedoman untuk penentuan nilai atau skor dari kuisioner, tabel
digunakan sebagai alat bantu dalam penataan pernyataan dan skor
kuisioner (tabulasi). Berikut kriteria penilaian atau skor digolongkan
dalam lima tingkatan:
a. Jawaban sangat baik, diberi skor 5
b. Jawaban baik, diberi skor 4
c. Jawaban cukup baik, diberi skor 3
d. Jawaban kurang baik, diberi skor 2
e. Jawaban tidak baik, diberi skor 1
Pada analisis penelitian ini teknik pengolahan yang digunakan
adalah dengan perhitungan manual serta program aplikasi statistik SPSS
(Statistical Product and Service Solution).

3.9 Teknik Analisis Data


Menurut Hasan (2006:29) analisis data adalah memperkirakan atau
dengan menentukan besarnya pengaruh secara kuantitatif dari suatu
(beberapa) kejadian terhadap suatu (beberapa) kejadian lainnya, serta
memperkirakan/meramalkan kejadian lainnya. Kejadian dapat dinyatakan

37
sebagai perubahan nilai variabel. Proses analisis data dimulai dengan
menelaah seluruh data yang diperoleh baik melalui hasil kuisioner dan
bantuan wawancara.
Pada penelitian ini dilakukan teknik analisis data dengan cara
analisis regresi dan korelasi. Analisis regresi digunakan untuk mengetahui
bagaimana variabel terikat dapat diprediksi melalui variabel bebas secara
individual. Regresi ganda berguna untuk mendapatkan pengaruh dua
variabel kriteriumnya, atau untuk mencari hubungan fungsional dua
variabel prediktor atau lebih dengan kriteriumnya. Pada penelitian ini
digunakan analisis regresi ganda.
Korelasi adalah istilah statistik yang menyatakan derajat hubungan
linier antara dua variabel atau lebih. Pada penelitian ini mencari hubungan
antara variabel penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) pada
proyek konstruksi gedung sebagai variabel terikat dengan faktor-faktor
yang mempengaruhi K3 sebagai variabel bebas dengan menggunakan
perhitungan secara sistematik.
Namun sebelum menganalisis regresi ganda serta korelasi ganda,
hasil data dari kuesioner terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan uji
reabilitas, yang kemudian menguji hipotesis deskriptif.

3.9.1 Menentukan Skor Terhadap Pernyataan Kuisioner


Setelah didapatkan pernyataan-pernyataan untuk kuisioner dari
karyawan proyek konstruksi, selanjutnya dilakukan penentuan skor pertanyaan
kuisioner. Dalam Penentuan skor untuk pernyataan-pernyataan dalam
penelitian ini digunakan skala Likkert. Skala Likkert adalah skala yang
digunakan untuk mengukur persepsi, sikap, atau pendapat seseorang atau
kelompok mengenai sebuah peristiwa atau fenomena sosial berdasarkan
definisi operasional yang telah ditetapkan oleh peneliti. Dalam skala Likkert
data memiliki skala ordinal yang menunjukkan perbedaan tingkat subyek
secara kuantitatif. Responden hanya diperbolehkan untuk memilih salah satu

38
jawaban dari sekian alternatif jawaban pada masing-masing variabel
pernyataan yang tersedia.
Masing-masing pernyataan memiliki lima poin skala penentu skor,
yaitu: untuk jawaban Sangat Baik (SB) diberi nilai 5, untuk jawaban Baik (B)
diberi nilai 4, untuk jawaban Cukup (C) diberi nilai 3, untuk jawaban Kurang
(K) diberi nilai 2, untuk jawaban Tidak Baik (TB) diberi nilai 1.

3.9.2 Uji Validitas


Uji validitas adalah pengujian sejauh mana suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrument.
Suatu instrument yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Instrumen
dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan, mampu
mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya
validitas instumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak
menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud (Arikunto,
148:1998).
Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu
mengukur apa yang diukur. Jika peneliti menggunakan kuisioner dalam
pengumpulan data, kuisioner yang disusunnya harus mengukur apa yang ingin
diukurnya (Umar, 2003:103). Uji validitas ini dilakukan sebelum kuisioner
dibagikan kepada responden. Dalam Nia Indria (2008:24) rumus korelasi
product moment adalah sebagai berikut:
NƩxy −( Ʃx )( Ʃy )
r xy =
√¿ ¿ ¿
Keterangan:
 N : jumah responden
 x : skor tiap pernyataan
 y : skor total
 r : korelasi
Agar dapat memberikan penafsiran terhadap besar kecilnya koefisien
korelasi yang ditemukan, maka terdapat pedoman tabel korelasi agar dapat

39
ditentukan batas-batas r yang signifikan. Apabila rhitung lebih kecil dari rtabel
(rhitung < rtabel), maka H0 diterima dan H1 ditolak, dan jika rhitung lebih besar
dari rtabel (rhitung > rtabel), maka H1 diterima. Dalam penelitian ini menggunakan
tingkat kesalahan data sebesar 5% (kepercayaan 95%).

3.9.3 Uji Reliabilitas


Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrument
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
intrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat
tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu.
Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang realibel akan menghasilkan data
yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar sesuai dengan
kenyataannya, maka berapa kalipun diambil tetap akan sama. Reliabilitas
menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel artinya, dapat
dipercaya, jadi dapat diandalkan (Arikunto, 1998:154).
Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik
belah dua dari Sperman Brown yaitu membagi penelitian menjadi dua bagian.
Bagian pertama atau ganjil merupakan penyebaran instrumen pertama kepada
responden, sedangkan bagian kedua atau genap merupakan penyebaran
instrumen kedua dengan waktu yang berbeda kepada responden yang sama.
Berikut adalah rumus Spearman Brown:
2r b
r i=
1+r b
Keterangan:
 ri : rebilitas internal seluruh instrument
 rb : korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua
Kriteria untuk uji reliabilitas yang baik bila nilai ri > 0,6. Berikut
adalah kategori koefisien reliabilitas menurut Guilford (1956:145):
Tabel 3.1 Kategori Koefisien Reliabilitas
0.80 < ri ≤ 1.00 reliabilitas sangat tinggi
0.60 < ri ≤ 0.80 reliabilitas tinggi

40
0.40 < ri ≤ 0.60 reliabilitas sedang

0.20 < ri ≤ 0.40 reliabilitas rendah

-1.00 < ri ≤ 0.20 reliabilitas sangat rendah (tidak reliable)

3.9.4 Pengujian Hipotesis Deskriptif


Menurut Sugiyono (2006) pengujian hipotesis deskriptif pada dasarnya
merupakan proses pengujian generalisasi hasil penelitian yang didasarkan
pada satu sampel. Kesimpulan yang dihasilkan nanti adalah apakah hipotesis
yang diuji itu dapat digeneralisasikan atau tidak. Bila H 0 diterima berarti dapat
digeneralisasikan.
3.9.4.1 Menentukan Skor Ideal
Untuk menentukan skor ideal maka digunakan rumus sebagai
berikut:
Skor Ideal= jumlah pertanyaan × skala pertanyaan× jumlah data sampel
Kemudian setelah menghitung skor ideal, mencari rata-rata
skor ideal tersebut. Dengan rumus yang digunakan adalah sebagai
berikut:
Skor Ideal
Skor Ideal rata−rata=
Jumlah data sampel

3.9.4.2 Menentukan Simpangan Baku


Simpangan baku atau standar deviasi adalah ukuran sebaran
statistik yang paling lazim. Berikut adalah rumus simpangan bakunya:

2 ∑ ( xi− x́¿)2
s= ¿
n−1
s= √ s2
Keterangan :
 s : Simpangan baku (standar deviasi)
 xi : Jumlah total variabel

41
 x̅ : Rata-rata xi
 n : Jumlah data sampel

3.9.4.3 Uji t
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing
variabel bebasnya secara sendiri-sendiri atau parsial berpengaruh
secara signifikan terhadap variabel terikatnya.
Uji t adalah salah satu tes statistik yang dipergunakan untuk
menguji kebenaaran atau kepalsuan hipotesis nol/nihil (H0). Tabel uji t
digunakan dengan cara membandingkannya nilai thitung dengan nilai
ttabel yang didapat dari tabel t. Tabel t berguna untuk (1) pengujian
hipotesis, (2) uji kesamaan dua rata-rata, dan (3) uji signifikan
koefisien korelasi (Usman dan Akbar 2011).
Dalam mencari thitung digunakan rumus sebagai berikut:
x́ −μ 0
t hitung =
s
√n
Keterangan :
 thitung : Nilai t yang dihitung
 x̅ : Rata-rata xi
 μ0 : Nilai yang dihipotesiskan
 s : Simpangan baku
 n : Jumlah data sampel
Sedangkan untuk mencari ttabel digunakan cara sebagai berikut:
1. Menentukan nilai α apakah 0,01; 0,02; 0,05; 0,10; 0,20; atau 0,50.
2. Menentukan apakah uji dua pihak atau satu pihak.
3. Menghitung df atau dk = n-1 untuk uji hipotesis atau dk = n-2
untuk membedakan dua rata-rata.
4. Mencari nilai tersebut didalam tabel t (terlampir).

42
3.9.5 Perhitungan Regresi
Model analisis regresi linier berganda adalah untuk mengetahui
pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen.
Dalam penelitian variabel Independennya yaitu Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), Pelaksanaan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3), Pengawasan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
Sedangkan untuk variabel dependen pada penelitian ini yaitu Penerapan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
Agar lebih mudah dalam menghitung regresi ganda dengan 3
prediktor, maka dibuat tabel penolong seperti berikut:

Tabel 3.2 Penolong Regresi Ganda Dengan 3 Prediktor


No. Y X1 X2 X3 YX1 YX2 YX3 X1X2 X1X3 X2X3 X21 X22 X23 Y2
Res
.
1 Y1 X1.1 X2.1 X3.1 YX1.1 YX2.1 YX3.1 X1.1X2.1 X1.1X3.1 X2.1X3.1 X21.1 X22.1 X23.1 Y12
2 Y2 X1.2 X2.2 X3.2 YX1.2 YX2.2 YX3.2 X1.2X2.2 X1.2X3.2 X2.2X3.2 X21.2 X22.2 X23.2 Y22

N Yn X1.n X2.n X3.n YX1.n YX2.n YX3.n X1.nX2.n X1.nX3.n X2.nX3.n X21.n X22.n X23.n Yn2
∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑
n=
Y X1 X2 X3 YX1 YX2 YX3 X1X2 X1X3 X2X3 X21 X22 X23 Y2

3.9.6 Metode Skor Deviasi


Pada penelitian ada 3 prediktor atau variabel, maka dari itu perlu
dihitung nilai-nilai berikut terlebih dahulu:
∑ X 12=∑ X 12−¿¿ ¿ ¿
∑ X 22=∑ X 22−¿ ¿¿ ¿
∑ X 32=∑ X 32 −¿ ¿ ¿ ¿
∑ Y 2=∑ Y 2−¿ ¿ ¿ ¿
∑ X 1 Y =∑ X 1 Y −¿ ¿ ¿ ¿
∑ X 2 Y =∑ X 2 Y −¿ ¿ ¿ ¿

43
∑ X 3 Y =∑ X 3 Y −¿ ¿ ¿ ¿
∑ X 1 X 2=∑ X 1 X 2−¿ ¿¿ ¿
∑ X 1 X 3=∑ X 1 X 3 −¿ ¿ ¿¿
∑ X 2 X 3=∑ X 2 X 3 −¿ ¿ ¿ ¿

3.9.7 Koefisien Regresi


Untuk mencari koefisien regresi ganda 3 prediktor (variabel)
digunakan persamaan simultan sebagai berikut (Usman dan Akbar 2011).
∑ X 1 Y =b1 ∑ X 12 +¿ b2 ∑ X 1 X 2 +¿ b3 ∑ X 1 X 3 ¿ ¿
∑ X 2 Y =¿ b1 ∑ X 1 X 2 +¿ b2 ∑ X 22 +¿ b3 ∑ X 2 X 3 ¿ ¿ ¿
∑ X 3 Y =¿ b1 ∑ X 1 X 3 +¿ b2 ∑ X 2 X 3 +b 3 ∑ X 32 ¿ ¿
Jika nilai dari a, b1, b2 dan seterusnya sudah dihitung, kemudian
menulis persamaan garis regresi gandanya. Berikut adalah rumus persamaan
garis regresi untuk tiga variabel/prediktor:
a=Ý −b1 X 1−b2 X 2−b3 X 3
atau
Ý =a+b1 X 1−b2 X 2−b 3 X 3

3.9.8 Perhitungan Korelasi


Korelasi merupakan angka yang menunjukkan arah dan kuatnya
hubungan antar dua variabel atau lebih. Arah dinyatakan dalam bentuk
hubungan positif atau negatif, sedangkan kuatnya hubungan dinyatakan dalam
besarnya koefisien korelasi (Sugiyono, 2006).
3.9.8.1 Koefisien Korelasi
Koefisien korelasi adalah nilai yang menunjukkan
kuat/tidaknya hubungan linier antar dua variabel. Koefisien korelasi
dinyatakan dengan lambang R. Berikut adalah rumus untuk
menghitung koefisien korelasi ganda.

44
∑ x 1 y +¿ b2 ∑ x 2 y +b 3 ∑ x 3 y ¿

R(1,2,3)= b 1
∑ y2

Keterangan:
 R(1,2,3) : Koefisien Korelasi
 b : koefisien regresi
Koefisien korelasi positif terbesar = 1 dan koefisien korelasi
negatif terbesar = -1, sedangkan yang terkecil adalah 0. Jika hubungan
antara dua variabel atau lebih itu mempunyai koefisien korelasi = 1
atau -1, maka hubungan tersebut sempurna. Untuk dapat memberikan
penafsiran terhadap koefisien korelasi yang ditemukan tersebut besar
atau kecil, maka dapat berpedoman pada ketentuan yang dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 3.3 Pedoman untuk Memberikan Interprestasi Terhadap Koefisien
Korelasi
Interval Tingkat Hubungan
Koefisien (r)
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

3.9.8.2 Koefisien Determinasi


Koefisien Determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui
seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel
dependen yaitu nilai pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi
keselamatan dan kesehatan kerja terhadap penerapan keselamatan dan
kesehatan kerja pada proyek konstruksi gedung.

45
3.9.8.3 Uji F
Uji F digunakan untuk menguji variabel-variabel bebas secara
bersama-sama (simultan) terhadap variabel terikat. Untuk melakukan
pengujian ini yaitu dengan cara membandingkan nilai Fhitung dengan
Ftabel. Jika Fhitung > Ftabel dengan signifikansi dibawah 0,05 % maka
secara simultan variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap
variabel terikat, begitu juga sebaliknya.
Agar dapat menguji harga apakah R signifikan atau tidak, maka
dilakukan uji F dengan rumusnya sebagai berikut:
R 2( N −m−1)
F hitung =
m(1−R2 )
Tolak ukur dalam uji signifikan R adalah:
H0 : Tidak Signifikan
Ha : Signifikan
Apabila F hitung > F tabel, maka Ha diterima atau signifikan.
Keterangan:
 N : Jumlah data/sampel
 M : Jumlah variabel independen

3.9.8.4 Sumbangan Relatif


Sumbangan terbesar pada masing-masing faktor dihitung
dengan menggunakan perhitungan sumbangan relatif. Berikut adalah
rumusnya:
bnƩXnY
SR X n %= ×100 %
JKreg
JKreg=b1 ∑ x1 y +¿ b2 ∑ x 2 y +b 3 ∑ x 3 y ¿
Keterangan:
JKreg : Jumlah kuadrat regresi

46
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data


Pada penelitian ini data diperoleh dengan mengantarkan langsung
kuisioner kepada responden. Pada penelitian ini responden merupakan
para karyawan dalam pelaksanaan proyek pembangunan bangunan tinggi
di wilayah kecamatan Banyumanik.
Menurut Sugiyono (2010), Bila dalam penelitian akan melakukan
analisis dengan multivariate (korelasi atau regresi berganda), maka jumlah
anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti.
Pada penelitian ini digunakan analisis regresi serta korelasi ganda
dengan empat variabel, yaitu 3 variabel bebas (independen) dan 1 variabel
terikat (dependen). Maka anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah
variabel yang diteliti yang berarti minimal 40 sampel. Pada penelitian ini
dibutuhkan responden atau sampel sebanyak 90 orang karyawan proyek
bangunan tinggi di wilayah kecamatan Banyumanik.

4.2 Identifikasi Variabel


Pada penelitian ini variabel yang digunakan didapat dengan cara
review dari penelitian terdahulu serta disesuaikan dengan keadaaan di
lapangan. Terdapat 4 variabel yang digunakan, yaitu:
 Variabel bebas (independen), berupa manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja (X1), pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja
(X2), dan pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja (X3).
 Variabel terikat (dependen) berupa penerapan keselamatan dan
kesehatan kerja (Y).
Tabel variabel bebas (independen) serta varibel terikat (dependen)
dapat dilihat sebagai berikut:

47
Tabel 4.1 Variabel bebas dan variabel terikat
Variabel Sub Variabel Pertanyaan
Variabel Sistem (X1)
Bebas Manajemen Adakah kebijakan/peraturan keselamatan dan
(Independen K3 kesehatan kerja (K3) di proyek anda?
)
Apa manajemen proyek anda telah mempunyai
prosedur untuk identifikasi bahaya dan penilaian
    risiko?
Apa prosedur untuk identifikasi bahaya dan
penilaian risiko juga memperhitungkan aktivitas
semua orang yang mempunyai akses ke wilayah
    pekerjaan? (termasuk pengunjung)
Apa prosedur untuk identifikasi bahaya dan
penilaian risiko memperhitungkan bahaya dari
luar lingkup lingkungan kerja yang mempengaruhi
atau merugikan kesehatan dan keamanan orang-
    orang yang berada dibawah kontrol proyek?
Adakah prosedur identifikasi bahaya dan risiko
infrastruktur, perlengkapan, dan material yang ada
    di tempat kerja?
    Adakah organisasi K3 pada proyek anda?
Apa organisasi K3 rutin memperbaharui informasi
terhadap kebijakan yang dilakukan di proyek
    anda?
Apa organisasi K3 telah memberikan pelatihan
hukum dan kebijakan K3 pada setiap pekerja,
karyawan, dan pihak-pihak yang berkaitan dengan
    proyek?
Apa semua sumber daya penting untuk
meningkatkan kinerja sistem manajemen K3
tersedia pada proyek anda? (meliputi: sumber
daya manusia, infrastruktur organisasi, keahlian
    khusus, teknologi, dan keuangan)
Apa manajemen proyek anda lancar dalam
    penyediaan sumber daya tersebut?
Apa manajemen proyek rutin memelihara sumber
daya tersebut sehingga tercipta lingkungan kerja
    yang aman dan nyaman?
Adakah penunjukan anggota dari pimpinan
manajemen dengan tanggung jawab khusus untuk
menangani masalah keselamatan dan kesehatan
    kerja (K3)?

48
Apa seluruh peraturan, pertanggungjawaban, serta
wewenang yang berhubungan dengan K3
    dibicarakan pada seluruh lapisan kepemimpinan?
Apa seluruh peraturan, pertanggungjawaban, dan
wewenang yang berhubungan dengan K3
    didokumentasikan?
Apa organisasi K3 telah memastikan bahwa para
pekerja bertanggung jawab pada setiap aspek
sistem K3? (termasuk kepatuhan pelaksanaan
syarat sistem K3 yang digunakan pada proyek
    anda)
Menurut anda, apa diperlukan komunikasi internal
antar tingkatan manajemen dengan fungsi
    organisasi
Apa prosedur komunikasi internal antar tingkatan
manajemen dan fungsi organisasi sudah
    dilaksanakan pada proyek anda?
Apa pekerja atau karyawan ikut dilibatkan dalam
identifikasi risiko dan kecelakaan yang mungkin
    terjadi pada proyek anda?
Adakah prosedur keterlibatan karyawan dalam
identifikasi kecelakaan dan penanggulangan risiko
    di proyek anda?
Apa hasil pemantauan identifikasi kecelakaan dan
penanggulangan risiko dicatat dan
    didokumentasikan?
Apa seluruh data dan hasil pemantauan
identifikasi kecelakaan dan penanggulangan
risiko, serta analisis pencegahan digunakan untuk
    acuan perbaikan K3 selanjutnya?
Apa terjadinya perubahan dari tindakan
pencegahan serta perbaikan yang dilaksanakan
    dalam sistem manajemen K3 telah diantisipasi?
Apa telah dilaksanakan pengendalian terhadap
catatan pelaksanaan K3 di lapangan pada proyek
    anda?
Apa organisasi K3 bertugas menjadwalkan
pemeriksaan/audit internal system manajemen K3
    yang telah direncanakan?
Apa di proyek anda menyediakan program
      pemeriksaan/audit?
Variabel Pelaksanaan (X2) Apa pada setiap lokasi kerja proyek sudah

49
Bebas K3
dilengkapi dengan sarana untuk keperluan keluar
(Independen
masuk dengan aman?
)
Apa pada tempat kerja, lorong, tangga, serta gang
untuk orang bekerja dan sering dilewati, terdapat
penerangan yang cukup sesuai dengan syarat yang
  berlaku?
Adakah ventilasi yang cukup pada semua tempat
  kerja di proyek anda?
Apa kerapian serta kebersihan di tempat kerja
sudah terjaga, sehingga semua bahan bangunan
dan peralatan kerja tidak menyebabkan
  kecelakaan?
Apa di proyek anda telah disediakan alat
  pemadam kebarakan? (seperti: APAR, APAB)
Apa seluruh lubang pada lantai yang terbuka, atap
atau panggung yang dapat dimasuki, serta galian
atau lubang yang dianggap berbahaya telah
  dipagar atau ditutup pengaman yang kuat?
Apa getaran atau kebisingan di tempat kerja anda
sudah sesuai dengan syarat nilai ambang batas
  (NAB) yang berlaku?
Adakah tindakan pencegahan bahaya yang
disebabkan oleh runtuhnya bagian yang
  lemah/tidak kuat dari bangunan?
Adakah penyelidikan tanah untuk menentukan dan
  mengklasifikasikan jenis tanah?
Adakah pembersihan lokasi sebelum pengerjaan
  penyelidikan tanah dimulai?
Adakah pengaman yang digunakan untuk
  menahan orang yang terjatuh ke lubang?
Adakah penahan longsor tambahan yang cukup
  pada tepi sisi galian?
Apa seluruh alat berat pda proyek sudah memiliki
  Surat Ijin Layak Operasi (SILO)?
Apa alat bor telah dipastikan dalam posisi dan
  kapasitas seimbang?
Adakah pemberian rambu di sekitar arah swing
  alat berat?
  Adakah pemeriksaan rutin pada alat bor?

50
Apa operator alat berat dalam menjalankan tugas
  sudah pada kondisi sehat?
Apa dilakukan toolbox meeting rutin sebelum
  dimulainya pekerjaan?
Adakah pemasangan pagar atau papan pengaman
yang ketinggiannya lebih dari atau sama dengan
  2m?
Apa pengerjaan penulangan dan pengecoran telah
sesuai dengan Standar Operasional Prosedur
  (SOP)?
Apa pekerja yang menggunakan vibrator dalam
  menjalankan tugas sudah pada kondisi sehat?
Apa semua operator, rigger, dan teknisi sudah
  bersertifikat untuk item kerja terkait?
Apakah banyak tahapan pada pekerjaan
  pengecoran pondasi bore pile?
Adakah kemungkinan kesalahan dalam pekerjaan
  pengecoran pondasi bore pile?
Adakah pemeriksaan rutin terhadap pekerjaan
  pengecoran pondasi bore pile?
Adakah titik lemah terhadap kemungkinan
kebocoran pada pekerjaan pengecoran pondasi
  bore pile?
Adakah penyediaan car wash/washing bay untuk
membersihkan lumpur atau oli yang menempel di
  alat berat?
Adakah petugas khusus untuk mengatur lalu lintas
  sekitar proyek?
Apa dilakukan pembersihan jalan sekitar proyek
      jika ada ceceran tanah/lumpur dan oli?
Variabel Pengawasan (X3)
Bebas K3 Adakah peraturan yang mewajibkan para pekerja
(Independen untuk menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)?
)
Apa pihak lain (bukan pekerja) yang berada di
wilayah konstruksi diwajibkan untuk
  menggunakan alat pelindung diri (APD)?
Apa pekerja diperingatkan jika tidak
  menggunakan alat pelindung diri (APD)?
Apa pihak lain (bukan pekerja) yang berada di
tempat kerja diperingatkan jika tidak
  menggunakan alat pelindung diri (APD)?

51
Apa semua peralatan (seperti: mekanis, power
tools, alat berat, dsb) akan diperiksa sebelum
diijinkan untuk digunakan dalam proyek
  konstruksi?
Apa pemeriksaan terhadap semua peralatan
(seperti: mekanis, power tools, alat berat, dsb)
  dilakukan secara rutin?
Apa seluruh peralatan (seperti: mekanis, power
tools, alat berat, dsb) yang sudah diperiksa diberi
sertifikat penggunaan dan dilengkapi dengan label
  khusus?
Adakah standar pengecekan terhadap peralatan
(seperti: mekanis, power tools, alat berat, dsb)
  yang digunakan dalam proses konstruksi?
Apa para pekerja diberikan informasi tentang
peraturan-peraturan yang berlaku pada tempat
  kerja sebelum para pekerja memulai tugasnya?
Untuk pencegahan kecelakaan kerja dari berbagai
kegiatan yang berbahaya perlu dikembangkan
sistem ijin kerja. Apa di proyek anda telah
  diterapkan sistem ijin kerja?
Apa hampir setiap kecelakaan kerja yang terjadi
dikarenakan oleh tidak adanya ijin kerja K3 yang
  dikeluarkan untuk pekerjaan tersebut?
Apa semua pekerjaan yang berbahaya hanya dapat
dimulai jika pekerja sudah memiliki ijin kerja
yang dikeluarkan oleh fungsi yang berwenang
  (tim K3/pengawas proyek)?
Adakah pedoman Keselamatan Kontraktor/Sub
  Kontraktor di perusahaan anda?
  Adakah petugas K3 di proyek anda?
Adakah prosedur keadaan darurat yang sesuai
dengan kondisi serta sifat bahaya proyek? (contoh:
  bahaya kecelakaan, kebakaran, peledakan, dsb).
Apa manajemen proyek telah melakukan tindakan
pencegahan jika para tenaga kerja mengalami
  sakit, cedera kerja, atau kecelakaan kerja?
Apa manajemen proyek telah memastikan setiap
pekerja menjalankan tugas yang kompeten pada
  pendidikan dasar yang mereka kuasai?
Apa manajemen proyek telah menyusun prosedur
 

52
untuk membuat para pekerja menjadi sadar akan
konsekuensi K3 dari pekerjaan serta perilaku para
pekerja tersebut?
Apa pimpinan manajemen proyek menunjukkan
komitmennya untuk menetapkan, menerapkan,
mempertahankan, serta meningkatkan sistem
  manajemen K3?
Adakah penentuan batas waktu pencapaian
program untuk mencapai sasaran terukur dari
  program keselamatan dan kesehatan kerja?
Apa manajemen proyek memiliki prosedur untuk
membuat para pekerja sadar akan peraturan,
tanggung jawab, dan peran penting dalam
mencapai kesesuaian pada kebijakan, prosedur,
      serta persyaratan sistem manajemen K3?
Variabel Pengawasan (Y)
Terikat K3 Apa kebijakan K3 tersebut telah dilaksanakan di
(Dependen) proyek anda?

Apa prosedur untuk mengidentifikasi bahaya dan


penilaian risiko tersebut sudah dilaksanakan di
  proyek anda?
Apa dilakukan pemantauan pencapaian tujuan
  penerapan sistem K3 pada proyek anda?
Apa dilakukan pemantauan pengawasan K3
  pekerja pada proyek anda?
Apa program audit tersebut telah dilaksanakan
  serta dikelola dengan baik pada proyek anda?
Apa organisasi K3 telah menyediakan informasi
  hasil audit pada manajemen proyek anda?
Apa pekerjaan struktur kerangka telah
  dilaksanakan sesuai dengan prosedur?
Apa sistem ijin kerja K3 pada proyek anda telah
  terlaksanakan dengan baik?
Apa pedoman keselamatan Kontraktor/Sub
  Kontraktor pada proyek anda telah terlaksanakan?
Apa prosedur keadaan darurat tersebut telah
  dilaksanakan pada proyek anda?
Apa prosedur untuk membuat pekerja sadar akan
  K3 tersebut telah diterapkan pada proyek anda?
Apa prosedur manajemen proyek tersebut telah
      diterapkan pada proyek anda?

53
4.3 Uji Validitas
Uji validitas pada penelitian ini digunakan untuk mengukur derajat
ketepatan dalam setiap item pertanyaan kuisioner. Pertanyaan-pertanyaan
dalam kuisioner dapat dikatakan valid apabila nilai korelasi hitung (rhitung)
lebih besar daripada korelasi tabelnya (rtabel). Uji validitas dilakukan
sebelum melakukan analisis statistik pada penelitian. Untuk melakukan
eksperimen atau percobaan sederhana, maka jumlah sampel yang
digunakan antara 10 sampai dengan 20 (sugiyono, 2010). Uji coba
kuisioner dilakukan dengan membagikan 18 kuisioner kepada responden.
Pada uji validitas ini digunakan metode korelasi product moment
pearson dengan bantuan program statistik SPSS agar mengetahui suatu
nilai product moment rhitung pada tiap variabel. Variabel dapat dikatakan
valid jika nilai product moment rhitung lebih besar daripada nilai kritisnya
yaitu product moment rtabel. Sedangkan pernyataan yang tidak valid,
maka dianggap tidak berpengaruh pada penelitian.
Untuk menentukan nilai rtabel 18 sampel digunakan tabel r, yaitu
menggunakan rumus df=n-2. Menentukan taraf signifikan secara bebas,
akan tetapi semakin besar taraf signifikansinya maka semakin kecil tingkat
kepercayaannya. Jadi digunakan taraf signifikansi secara umum yang
sering digunakan yaitu 5% dengan tingkat kepercayaan sebesar 95%. Jadi
untuk nilai r(0.05;16) sebesar 0.468.
4.3.1 Hasil Uji Validitas Variabel Faktor Manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3)
Berikut adalah tabel pengujian validitas dengan metode product
moment (r) untuk mengetahui variabel faktor manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3).

Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Variabel Manajemen K3


Manajemen K3

54
X1 Rhitung Rtabel Keterangan
X1.1 0.623 0.468 Valid
X1.2 0.751 0.468 Valid
X1.3 0.618 0.468 Valid
X1.4 0.805 0.468 Valid
X1.5 0.722 0.468 Valid
X1.6 0.664 0.468 Valid
X1.7 0.659 0.468 Valid
X1.8 0.616 0.468 Valid
X1.9 0.783 0.468 Valid
X1.1
0 0.729 0.468 Valid
X1.1
1 0.714 0.468 Valid
X1.1
2 0.618 0.468 Valid
X1.1
3 0.837 0.468 Valid
X1.1
4 0.657 0.468 Valid
X1.1
5 0.546 0.468 Valid
X1.1
6 0.875 0.468 Valid
X1.1
7 0.812 0.468 Valid
X1.1
8 0.725 0.468 Valid
X1.1
9 0.536 0.468 Valid
X1.2
0 0.592 0.468 Valid
X1.2
1 0.744 0.468 Valid
X1.2
2 0.899 0.468 Valid
X1.2
3 0.832 0.468 Valid
X1.2
4 0.657 0.468 Valid
X1.2
5 0.855 0.468 Valid

55
Dari hasil tabel Tabel 4.2 (Hasil Uji Validitas Variabel Manajemen
K3) atau variabel X1, pernyataan yang menunjukkan bahwa rhitung lebih
besar dari rtabel dianggap valid.
Setelah kuisioner dibagikan kepada 18 responden, semua pernyataan
pada variabel Y valid karena rhitung lebih besar dari rtabel, maka semua
pernyataan digunakan dalam pengujian Hipotesis Deskriptif, Regresi, dan
Korelasi.
Pernyataan yang valid dianggap benar sedangkan untuk pernyataan
tidak valid dianggap salah.

4.3.2 Hasil Uji Validitas Variabel Faktor Penerapan Kesehatan dan


Keselamatan Kerja (K3)
Berikut adalah tabel pengujian validitas dengan metode product
moment (r) untuk mengetahui variabel faktor pelaksanaan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3).
Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Variabel Pelaksanaan K3
Pelaksanaan K3
X2 Rhitung Rtabel Keterangan
X2.1 0.772 0.468 Valid
X2.2 0.715 0.468 Valid
X2.3 0.778 0.468 Valid
X2.4 0.628 0.468 Valid
X2.5 0.543 0.468 Valid
X2.6 0.422 0.468 Tidak Valid
X2.7 0.437 0.468 Tidak Valid
X2.8 0.676 0.468 Valid
X2.9 0.824 0.468 Valid
X2.1
0 0.776 0.468 Valid
X2.1
1 0.475 0.468 Valid
X2.1
2 0.878 0.468 Valid
X2.1
3 0.515 0.468 Valid
X2.1
4 0.800 0.468 Valid
X2.1 0.726 0.468 Valid

56
5
X2.1
6 0.866 0.468 Valid
X2.1
7 0.824 0.468 Valid
X2.1
8 0.828 0.468 Valid
X2.1
9 0.493 0.468 Valid
X2.2
0 0.787 0.468 Valid
X2.2
1 0.833 0.468 Valid
X2.2
2 0.728 0.468 Valid
X2.2
3 0.636 0.468 Valid
X2.2
4 0.757 0.468 Valid
X2.2
5 0.700 0.468 Valid
X2.2
6 0.531 0.468 Valid
X2.2
7 0.725 0.468 Valid
X2.2
8 0.796 0.468 Valid
X2.2
9 0.861 0.468 Valid

Dari hasil tabel Tabel 4.3 (Hasil Uji Validitas Variabel Pelaksanaan
K3) atau variabel X2, pernyataan yang menunjukkan bahwa rhitung lebih
besar dari rtabel dianggap valid.
Setelah kuisioner dibagikan kepada 18 responden, terdapat 2
pernyataan yang tidak valid pada faktor Pelaksanaan K3 dikarenakan rhitung
lebih kecil dari rtabel. Pernyataan yang tidak valid tidak digunakan untuk
pengujian Hipotesis Deskriptif, Regresi, dan Korelasi. Sehingga hanya
pernyataan yang valid yang digunakan dalam pengujian Hipotesis Deskriptif,
Regresi, dan Korelasi karena pernyataan yang valid dianggap benar sedangkan
untuk pernyataan tidak valid dianggap salah.

57
4.3.3 Hasil Uji Validitas Variabel Faktor Pengawasan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3)
Berikut adalah tabel pengujian validitas dengan metode product
moment (r) untuk mengetahui variabel faktor pengawasan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3).
Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Variabel Pengawasan K3
Pengawasan K3
X3 Rhitung Rtabel Keterangan
X3.1 0.901 0.468 Valid
X3.2 0.894 0.468 Valid
X3.3 0.860 0.468 Valid
X3.4 0.873 0.468 Valid
X3.5 0.916 0.468 Valid
X3.6 0.800 0.468 Valid
X3.7 0.712 0.468 Valid
X3.8 0.591 0.468 Valid
X3.9 0.761 0.468 Valid
X3.1
0 0.829 0.468 Valid
X3.1
1 0.249 0.468 Tidak Valid
X3.1
2 0.881 0.468 Valid
X3.1
3 0.725 0.468 Valid
X3.1
4 0.817 0.468 Valid
X3.1
5 0.844 0.468 Valid
X3.1
6 0.851 0.468 Valid
X3.1
7 0.777 0.468 Valid
X3.1
8 0.821 0.468 Valid
X3.1
9 0.792 0.468 Valid
X3.2
0 0.859 0.468 Valid
X3.2
1 0.653 0.468 Valid

58
Dari hasil tabel Tabel 4.4 (Hasil Uji Validitas Variabel Pengawasan
K3) atau variabel X3, pernyataan yang menunjukkan bahwa rhitung lebih
besar dari rtabel dianggap valid.
Setelah kuisioner dibagikan kepada 18 responden, terdapat 1
pernyataan yang tidak valid pada faktor Pengawasan K3 dikarenakan rhitung
lebih kecil dari rtabel. Pernyataan yang tidak valid tidak digunakan untuk
pengujian Hipotesis Deskriptif, Regresi, dan Korelasi. Sehingga hanya
pernyataan yang valid yang digunakan dalam pengujian Hipotesis Deskriptif,
Regresi, dan Korelasi karena pernyataan yang valid dianggap benar sedangkan
untuk pernyataan tidak valid dianggap salah.

4.3.4 Hasil Uji Validitas Variabel Faktor Penerapan Kesehatan dan


Keselamatan Kerja (K3)
Berikut adalah tabel pengujian validitas dengan metode product
moment (r) untuk mengetahui variabel faktor pengawasan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3).
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Variabel Penerapan K3
Penerapan
Y Rhitung Rtabel Keterangan
Y1 0.868 0.468 Valid
Y2 0.848 0.468 Valid
Y3 0.888 0.468 Valid
Y4 0.832 0.468 Valid
Y5 0.838 0.468 Valid
Y6 0.764 0.468 Valid
Y7 0.744 0.468 Valid
Y8 0.744 0.468 Valid
Y9 0.847 0.468 Valid
Y1
0 0.782 0.468 Valid
Y1
1 0.776 0.468 Valid
Y1
2 0.701 0.468 Valid

59
Dari hasil tabel Tabel 4.4 (Hasil Uji Validitas Variabel Penerapan K3)
atau variabel Y, pernyataan yang menunjukkan bahwa rhitung lebih besar dari
rtabel dianggap valid.
Setelah kuisioner dibagikan kepada 18 responden, semua pernyataan
pada variabel Y valid karena rhitung lebih besar dari rtabel, maka semua
pernyataan digunakan dalam pengujian Hipotesis Deskriptif, Regresi, dan
Korelasi.
Pernyataan yang valid dianggap benar sedangkan untuk pernyataan
tidak valid dianggap salah.

4.3.5 Uji Validitas Menggunakan Program Statistik (SPSS)


Pada penelitian ini, selain dengan menggunakan perhitungan manual,
pengujian validitas juga mengunakan program aplikasi statistik (SPSS) untuk
mengetahui valid atau tidaknya pernyataan dalam kuisioner. Dalam penelitian
ini, pengujian validitas dengan program statistik (SPSS) mempunyai nilai
kemaknaan 5% dengan sampel sebanyak 18 responden, oleh karena itu nilai
rtabel berdasarkan pada tabel r sebesar 0.468.
Nilai rhasil dapat dilihat pada kolom Corrected item-total correlation.
Masing-masing pernyataan dibandingkan nilai rhasil dan rtabel, pernyataan
dinyatakan valid jika rhasil > rtabel.
Berikut adalah hasil perhitungan menggunakan program statistik
(SPSS), sehingga rhasil dapat di lihat dalam gambar berikut:
Item-Total Statistics
Scale Scale Corrected Cronbach's
Mean if Variance Item-Total Alpha if
Item if Item Correlatio Item
  Deleted Deleted n Deleted
X1.1 363.83 1852.735 0.496 0.986
X1.2 363.78 1844.654 0.504 0.986
X1.3 363.83 1858.147 0.589 0.986
X1.4 363.78 1839.477 0.710 0.986
X1.5 363.89 1850.810 0.548 0.986
X1.6 363.61 1849.546 0.521 0.986
X1.7 364.22 1844.771 0.508 0.986
X1.8 364.00 1850.471 0.471 0.986

60
X1.9 363.89 1839.516 0.664 0.986
X1.1 364.06 1840.997 0.736 0.986
0
X1.1 364.22 1844.183 0.516 0.986
1
X1.1 363.78 1847.830 0.657 0.986
2
X1.1 364.00 1847.647 0.674 0.986
3
X1.1 363.61 1832.252 0.809 0.985
4
X1.1 363.94 1844.526 0.495 0.986
5
X1.1 364.00 1829.059 0.803 0.985
6
X1.1 363.94 1833.467 0.789 0.985
7
X1.1 364.06 1842.879 0.616 0.986
8
X1.1 363.83 1851.088 0.614 0.986
9
X1.2 363.94 1843.820 0.707 0.986
0
X1.2 363.61 1832.252 0.727 0.986
1
X1.2 364.00 1832.353 0.845 0.985
2
X1.2 364.00 1831.882 0.759 0.985
3
X1.2 363.89 1851.752 0.531 0.986
4
X1.2 363.78 1827.124 0.647 0.986
5
X2.1 364.00 1840.118 0.710 0.986
X2.2 363.94 1847.938 0.548 0.986
X2.3 363.89 1826.340 0.877 0.985
X2.4 364.22 1830.654 0.514 0.986
X2.5 364.00 1842.235 0.598 0.986
X2.6 364.44 1862.144 0.261 0.986
X2.7 364.56 1860.850 0.252 0.986
X2.8 364.28 1837.036 0.554 0.986
X2.9 364.17 1815.441 0.768 0.985
X2.1 363.83 1835.088 0.649 0.986
0
X2.1 363.89 1858.575 0.484 0.986
1
X2.1 364.00 1809.176 0.822 0.985
2

61
X2.1 363.61 1844.840 0.599 0.986
3
X2.1 364.17 1828.735 0.846 0.985
4
X2.1 363.83 1833.676 0.738 0.986
5
X2.1 364.00 1823.647 0.808 0.985
6
X2.1 363.83 1825.441 0.726 0.986
7
X2.1 363.67 1828.118 0.882 0.985
8
X2.1 363.78 1846.771 0.522 0.986
9
X2.2 363.67 1837.529 0.831 0.985
0
X2.2 363.67 1829.059 0.866 0.985
1
X2.2 363.94 1847.703 0.633 0.986
2
X2.2 363.89 1856.928 0.519 0.986
3
X2.2 363.94 1831.820 0.670 0.986
4
X2.2 363.89 1833.987 0.680 0.986
5
X2.2 364.11 1850.693 0.518 0.986
6
X2.2 363.83 1821.441 0.779 0.985
7
X2.2 363.89 1827.046 0.782 0.985
8
X2.2 363.72 1830.683 0.847 0.985
9
X3.1 363.67 1835.176 0.763 0.985
X3.2 363.56 1841.203 0.760 0.986
X3.3 363.56 1836.614 0.739 0.986
X3.4 363.78 1833.007 0.822 0.985
X3.5 363.72 1825.154 0.770 0.985
X3.6 363.83 1826.147 0.778 0.985
X3.7 363.94 1841.585 0.654 0.986
X3.8 363.83 1838.618 0.660 0.986
X3.9 363.67 1849.882 0.595 0.986
X3.1 363.56 1838.614 0.810 0.985
0
X3.1 364.33 1882.588 -0.021 0.986
1
X3.1 363.67 1835.059 0.686 0.986

62
2
X3.1 363.72 1843.036 0.638 0.986
3
X3.1 363.61 1829.781 0.851 0.985
4
X3.1 363.67 1837.882 0.718 0.986
5
X3.1 363.67 1830.118 0.848 0.985
6
X3.1 363.78 1841.477 0.676 0.986
7
X3.1 363.78 1836.418 0.763 0.986
8
X3.1 363.83 1835.912 0.792 0.985
9
X3.2 363.83 1837.441 0.679 0.986
0
X3.2 363.94 1850.526 0.505 0.986
1
Y.1 363.78 1828.771 0.799 0.985
Y.2 363.67 1832.941 0.801 0.985
Y.3 363.94 1827.938 0.792 0.985
Y.4 363.94 1822.056 0.881 0.985
Y.5 364.00 1832.471 0.750 0.986
Y.6 363.72 1845.036 0.696 0.986
Y.7 363.83 1838.029 0.754 0.986
Y.8 363.83 1845.676 0.620 0.986
Y.9 364.11 1832.575 0.829 0.985
Y.10 363.89 1847.987 0.600 0.986
Y.11 363.94 1833.703 0.785 0.985
Y.12 363.78 1856.654 0.595 0.986
Gambar 4.1 Item-Total Statistics

Dari hasil analisis dengan menggunakan program aplikasi statistik


(SPSS) di atas hasil rnilai atau Corrected item-total correlation yang valid
adalah yang nilainya lebih dari 0.468 (Corrected item-total correlation >
0.468).
Sehingga pernyataan dari variabel X1 (Manajemen K3), X2
(Pelaksanaan K3), X3 (Pengawasan K3), dan Y (Penerapan K3) yang valid
digunakan untuk perhitungan Hipotesis Deskriptif, Regresi, dan Korelasi,

63
sedangkan pernyataan yang tidak valid tidak digunakan untuk perhitungan
Hipotesis Deskriptif, Regresi, dan Korelasi.

4.4 Uji Reliabilitas

Metode Spearman Brown digunakan untuk uji reliabilitas pada


penelitian ini. Suatu variabel dapat dinyatakan memiliki reliabel baik jika
ri > 0.6. Berikut adalah tabel hasil dari uji reliabilitas dari variabel X1
(Manajemen K3), X2 (Pelaksanaan), X3 (Pengawasan), dan Y (Penerapan
K3):
Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas
Variabe
l Nilai ri Keterangan
X1 0.934 Reliabilitas sangat tinggi
X2 0.975 Reliabilitas sangat tinggi
X3 0.893 Reliabilitas sangat tinggi
Y 0.908 Reliabilitas sangat tinggi

Berdasarkan tabel 4.6 (Hasil Uji Reliabilitas) semua variabel atau


X1 (Manajemen K3), X2 (Pelaksanaan), X3 (Pengawasan), dan Y
(Penerapan K3) memiliki nilai Correlation Coefficient lebih dari 0.6 (ri >
0.6), jadi semua variabel dapat dinyatakan mempunyai reliabilitas yang
baik. Suatu variabel dinyatakan real, apabila pernyataan disebarkan kepada
responden yang sama dalam waktu yang berbeda memiliki selisih yang
tidak jauh berbeda. Dalam hal ini selisih yang digunakan mempunyai nilai
yang lebih dari 0.6. Sehingga pernyataan pada kuisioner tersebut dapat
menjadi alat ukur.

4.4.1 Uji Reliabilitas dengan Program Aplikasi SPSS


Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS
menggunakan teknik belah dua dari Sperman Brown (split half). Dari uji
reliabilitas ini dapat menunjukkan seberapa tinggi tingkat reliabilitas masing-
masing variabel. Pada gambar dibawah ini menunjukkan nilai Correlation

64
Coefficient lebih dari 0.6, maka dapat dikatakan instrument memiliki
reliabilitas tinggi.
Co rre latio ns
X1 X1D
Spearman's X1 Correlation 1.000 .860 **
rho Coefficient
Sig. (2-tailed) 0.000

N 18 18
X1D Correlation .860 ** 1.000
Coefficient
Sig. (2-tailed) 0.000

N 18 18
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Gambar 4.2 Korelasi X1

Co rre latio ns
X2 X2D
Spearm an's X2 Correlation 1.000 .859**
rho Coefficient
Sig. (2-tailed) 0.000

N 18 18
X2D Correlation .859 ** 1.000
Coefficient
Sig. (2-tailed) 0.000

N 18 18
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Gambar 4.3 Korelasi X2

65
Corre latio ns
X3 X3D
Spearman's X3 Correlation 1.000 .714 **
rho Coefficient
Sig. (2-tailed) 0.001

N 18 18
X3D Correlation .714 ** 1.000
Coefficient
Sig. (2-tailed) 0.001

N 18 18
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Gambar 4.4 Korelasi X3

Co rre latio ns
Y YD
Spearman's Y Correlation 1.000 .850 **
rho Coefficient
Sig. (2-tailed) 0.000
N 18 18
YD Correlation .850** 1.000
Coefficient
Sig. (2-tailed) 0.000
N 18 18
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Gambar 4.5 Korelasi Y

Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang


signifikan antara dua hasil pengukuran pertama dan kedua dari masing masing
variabel. Variabel X1 (Manajemen K3) memiliki nilai r = 0.860; p < 0.001, X2
(Pelaksanaan K3) memiliki nilai r = 0.859; p < 0.001, X3 (Pengawaasan K3)
memiliki nilai r = 0.714; p < 0.001, dan Y (Penerapan K3) memiliki nilai r =
0.850; p < 0.001.
Dapat disimpulkan bahwa hasil pengukuran reliabel atau sangat stabil
dari waktu ke waktu. Pada analisa reliabilitas, signifikansi hubungan (p) tidak
dilihat karena analisa reliabilitas hanya melihat nilai r saja. Maka dari itu,
walaupun signifikansi hubungan ini besar (p < 0.001), tidak dilaporkan dalam
sub bab reliabilitas hasil pengukuran.

66
4.5 Pengujian Hipotesis Deskriptif
Hipotesis deskriptif adalah suatu hipotesis yang bersifat dugaan
terhadap nilai satu variabel dalam satu sampel walaupun di dalamnya bisa
terdapat beberapa kategori. Pengujian yang dihasilkan nanti akan
menunjukkan apakah hipotesis yang diuji itu dapat digeneralisasikan atau
tidak. Jika H0 diterima berarti dapat digeneralisasikan. Pada penelitian ini
digunakan pengujian hipotesis uji dua pihak (two tail test).
Menurut Sugiyono (2006) uji dua pihak digunakan bila hipotesis
nol (H0) berbunyi “sama dengan (=)” dan hipotesis alternatifnya (H a)
“tidak sama dengan (≠)”. Hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
 H0 : Penerapan K3 pada proyek pembangunan bangunan tinggi di
wilayah kecamatan Banyumanik tergolong belum baik.
 Ha : Penerapan K3 pada proyek pembangunan bangunan tinggi di
wilayah kecamatan Banyumanik tergolong baik.
Diasumsikan bahwa penerapan K3 pada proyek pembangunan
bangunan tinggi di wilayah kecamatan Banyumanik = 75% rata-rata skor
ideal, tergolong belum baik. Jika penerapan K3 pada proyek pembangunan
bangunan tinggi di wilayah Kecamatan Banyumanik ≠ 75% rata-rata skor
ideal, tergolong baik.
4.5.1 Perhitungan Skor Ideal
Skor ideal = jumlah pernyataan x skala pernyataan x jumlah data sampel
= 84 x 5 x 90
= 37800
Sesudah skor ideal dihitung, kemudian mencari rata-rata skor ideal
tersebut dengan rumus sebagai berikut:
Skor ideal
Skor Ideal Rata−Rata=
Jumlah data sampel
37800
¿
90
¿ 420

67
Pada penelitian ini diasumsikan rata-rata skor ideal yang digunakan
adalah 75%, jadi berikut adalah rata-rata skor ideal sekarang.
Rata-rata ideal sekarang (μ0) = 75% x rata-rata skor ideal
= 75% x 420
= 315

4.5.2 Perhitungan Simpangan Baku


Simpangan baku atau juga yang sering kita kenal dengan nama deviasi
standard (standard deviation) merupakan ukuran sebaran statistik yang paling
lazim. Tabel rata-rata dari populasi dapat dilihat sebagai berikut.
Tabel 4.7 Rata-Rata Populasi
No Xi Xi-Xrata" (Xi-Xrata")^2
1 385 41.67778 1737.037
2 315 -28.3222 802.148
3 385 41.67778 1737.037
4 361 17.67778 312.504
5 367 23.67778 560.637
6 359 15.67778 245.793
7 302 -41.3222 1707.526
8 302 -41.3222 1707.526
9 354 10.67778 114.015
10 302 -41.3222 1707.526
11 391 47.67778 2273.170
12 359 15.67778 245.793
13 330 -13.3222 177.482
14 359 15.67778 245.793
15 361 17.67778 312.504
16 272 -71.3222 5086.859
17 302 -41.3222 1707.526
18 302 -41.3222 1707.526
19 342 -1.32222 1.748
20 349 5.677778 32.237
21 369 25.67778 659.348
22 387 43.67778 1907.748
23 290 -53.3222 2843.259
24 298 -45.3222 2054.104
25 360 16.67778 278.148
26 395 51.67778 2670.593

68
27 337 -6.32222 39.970
28 339 -4.32222 18.682
29 284 -59.3222 3519.126
30 283 -60.3222 3638.770
31 349 5.677778 32.237
32 319 -24.3222 591.570
33 310 -33.3222 1110.370
34 272 -71.3222 5086.859
35 371 27.67778 766.059
36 402 58.67778 3443.082
37 400 56.67778 3212.370
38 255 -88.3222 7800.815
39 341 -2.32222 5.393
40 403 59.67778 3561.437
41 378 34.67778 1202.548
42 370 26.67778 711.704
43 393 49.67778 2467.882
44 390 46.67778 2178.815
45 362 18.67778 348.859
46 277 -66.3222 4398.637
47 280 -63.3222 4009.704
48 339 -4.32222 18.682
49 413 69.67778 4854.993
50 385 41.67778 1737.037
51 343 -0.32222 0.104
52 347 3.677778 13.526
53 362 18.67778 348.859
54 356 12.67778 160.726
55 371 27.67778 766.059
56 418 74.67778 5576.770
57 418 74.67778 5576.770
58 339 -4.32222 18.682
59 371 27.67778 766.059
60 410 66.67778 4445.926
61 306 -37.3222 1392.948
62 374 30.67778 941.126
63 414 70.67778 4995.348
64 344 0.677778 0.459
65 321 -22.3222 498.282
66 326 -17.3222 300.059
67 323 -20.3222 412.993
68 329 -14.3222 205.126

69
69 294 -49.3222 2432.682
70 285 -58.3222 3401.482
71 385 41.67778 1737.037
72 283 -60.3222 3638.770
73 294 -49.3222 2432.682
74 335 -8.32222 69.259
75 385 41.67778 1737.037
76 335 -8.32222 69.259
77 373 29.67778 880.770
78 317 -26.3222 692.859
79 349 5.677778 32.237
80 294 -49.3222 2432.682
81 385 41.67778 1737.037
82 283 -60.3222 3638.770
83 294 -49.3222 2432.682
84 335 -8.32222 69.259
85 385 41.67778 1737.037
86 335 -8.32222 69.259
87 373 29.67778 880.770
88 322 -21.3222 454.637
89 342 -1.32222 1.748
90 294 -49.3222 2432.682
Total 30899   147021.656
X
rata" 343.32222    

Berikut adalah rumus perhitungan simpangan bakunya


∑( Xi− X́ )2
2
s=
n−1
147021.656
¿
89
¿ 1651.928714

s= √1651.928714
¿ 40.643

4.5.3 Uji t

70
Uji T atau Test T adalah salah satu tes statistik yang dipergunakan
untuk menguji kebenaran atau kepalsuan hipotesis nihil yang menyatakan
bahwa diantara dua buah mean sampel yang diambil secara acak dari populasi
yang sama, tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Dalam penelitian ini
tabel distribusi t digunakan untuk pengujian hipotesis dengan cara
membandingkan nilai thitung dan ttabel. Taraf signifikan (α) menggunakan nilai
0.05.
x́ −μ 0
t hitung =
s
√n
343.322−315
¿
40.644
√ 90
¿ 6.611
Kriteria pengujian hipotesis deskriptif dengan menggunakan uji dua
pihak yaitu +thitung > +ttabel atau -thitung < -ttabel maka H0 ditolak. Dari tabel
distribusi t (tabel uji t) dengan dk = n-1 = 89 serta taraf signifikan 0.05, jadi
ttabel = 1.986. Hasil dari perhitungan hipotesis deskriptif adalah thitung = 6.611.
Karena thitung = 6.611 lebih besar dari t tabel = ± 1.986 (6.611> ±
1.986), jadi H0 ditolak dan Ha diterima. Kedudukan thitung dan ttabel dapat
dilihat pada gambar berikut.

Daerah diterima H0
thitung=+6.611

ttabel=-1.986
Nilai Kritis ttabel=+1.986

Gambar 4.6 Uji Dua Pihak Penerapan K3 pada Proyek Pembangunan


Bangunan Tinggi di Wilayah Kecamatan Banyumanik

71
Dari gambar di atas menunjukkan bahwa thitung jatuh pada daerah
ditolak H0 dan Ha diterima, jadi pernyataan hipotesis penerapan keselamatan
dan kesehatan kerja (K3) pada proyek konstruksi di pembangunan bangunan
tinggi di wilayah Kecamatan Banyumanik tergolong baik adalah benar. Maka
dapat disimpulkan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) pada
proyek konstruksi di bangunan tinggi di wilayah Kecamatan Banyumanik
adalah tergolong baik.

4.5.4 Uji Hipotesis Dua Sampel (Uji Dua Pihak) Menggunakan Uji T
dengan Program Aplikasi SPSS
Pada penelitian ini uji hipotesis menggunakan uji t yang digunakan
untuk menentukan apakah hipotesis awal yang dinyatakan diterima atau
ditolak. Hipotesis awalnya adalah penerapan keselamatan dan kesehatan kerja
(K3) tergolong belum baik. Dengan tingkat rata-rata penerapan yang dipakai
sebesar 75% dari keseluruhan rata-rata. Berikut adalah gambar uji hipotesis
satu sampel menggunakan uji t pada program SPSS.
One -S ample S tatis tics
Std. Std. Error
N Mean Deviation Mean
XI 90 343.32 40.644 4.284

One -S ample Te s t
Test Value = 315 95% Confidence
Sig. (2- Mean Interval of the
t df tailed) Difference Lower Upper
XI 6.611 89 0.000 28.322 19.81 36.83

Gambar 4.7 Uji Hipotesis Dua Sampel menggunakan Uji T dengan Program
Aplikasi SPSS

Berdasarkan gambar diatas dari program aplikasi SPSS didapatkan t hasil


= 6.611. Dalam menentukan ttabel, digunakan nilai df = 89, maka didapatkan
ttabel = ± 1.986. Kriteria pengujian hipotesis deskriptif uji dua pihak adalah jika
+thasil > +ttabel atau –thasil < -ttabel maka Ha diterima dan H0 ditolak. Karena thitung =
6.611 lebih besar dari ttabel = ± 1.986 (6.611 > ± 1.986), jadi hipotesis

72
penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) diproyek konstruksi baik
adalah benar.

4.6 Perhitungan Regresi


Menurut Sugiyono (2006) analisis regresi digunakan untuk
mengetahui bagaimana variabel terikat dapat diprediksi melalui variabel
bebas secara individual. Korelasi dan regresi mempunyai hubungan yang
sangat erat. Setiap regresi pasti ada korelasinya, tetapi korelasi belum tentu
dilanjutkan dengan regresi.
Untuk melakukan analisis regresi ganda maka terlebih dahulu
dilakukan analisa plot atau grafik tentang sebaran data. Plot atau grafik
tentang sebaran data atau pra analisis regresi ganda dilakukan dengan cek
asumsi yang harus dipenuhi yaitu cek asumsi kenormalan, cek asumsi
indenpendensi, dan cek asumsi homogenetis dengan menggunakan
bantuan program aplikasi SPSS.
a. Cek asumsi kenormalan.
Berikut adalah gambar cek asumsi kenormalan yang dapat
divisualisasikan dari plot normal.

Gambar 4.8 Plot Kenormalan

73
Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa titik-titik mengkuti garis
dan menyebar disekitar garis diagonal maka residual yang digunakan
dalam penelitian ini memenuhi asumsi normalitas atau asumsi kenormalan
tidak dilanggar.
b. Cek asumsi independensi.
Berikut adalah gambar Cek asumsi independensi dapat
divisualisasikan dari plot residual terstandar dan variabel dependen.

Gambar 4.9 Plot Residual vs Dependen


Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa titik-titik tidak membentuk
pola yang jelas. Titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada
sumbu Y. Hal ini menunjukkan bahwa asumsi y independen terpenuhi.
c. Cek asumsi homogenetis.
Cek asumsi homogenetis dapat divisualisasikan dari plot residual
dan variabel prediktor seperti gambar di bawah ini

Gambar 4.10 Plot Residual vs Prediktor

74
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa titik-titik tidak membentuk
pola yang jelas. Titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada
sumbu Y. Hal ini dapat diasumsikan bahwa data memiliki
homoscedastisitas atau homogenitas. Homogenitas dapat diartikan bahwa
variansi y untuk sembarang x adalah sama.
Setelah melakukan pra analisis regresi ganda, kemudian melakukan
analisis regresi ganda Berdasarkan tabel penolong untuk regresi ganda
didapatkan hasil sebagai berikut.
∑X1 = 9262
∑X2 = 9784
∑X3 = 7503
∑Y = 4350
∑X1Y = 452800
∑X2Y = 480393
∑X3Y = 368942
∑X12 = 962526
∑X22 = 1082032
∑X32 = 636873
∑Y2 = 214916
∑X1X2 = 1018209
∑X1X3 = 780670
∑X2X3 = 828480
´ X1
∑ = 102.911
´ X2
∑ = 108.711
´ X3
∑ = 83.367
´Y
∑ = 48.333
(Sumber: Lampiran 3)

4.6.1 Perhitungan Metode Skor Deviasi


Berikut adalah hasil perhitungan metode skor deviasi dengan 3
prediktor:

75
∑ X 12=∑ X 12−¿ ¿
( 9262 )2
¿ 962526−
90
¿ 9363.289

∑ X 22=∑ X 22−¿ ¿
( 9784 )2
¿ 1082032−
90
¿ 18402.489

2 2
∑ X 3 =∑ X 3 −¿ ¿
( 7503 )2
¿ 636873−
90
¿ 11372.900

∑ Y 2=∑ Y 2−¿ ¿
( 4350 )2
¿ 214916−
90
¿ 4666.000

(∑ X 1 )(∑ y)
∑ X 1 Y =∑ X 1 Y −
N
(9262)(4350)
¿ 452800−
90
¿ 5136.667

(∑ X 2 )(∑ y )
∑ X 2 Y =∑ X 2 Y −
N
(9784)(4350)
¿ 480393−
90
¿ 7499.667

76
(∑ X 3)(∑ y )
∑ X 3 Y =∑ X 3 Y −
N
(7503)(4350)
¿ 368942−
90
¿ 6297.000

(∑ X 1)(∑ X 2)
∑ X 1 X 2=∑ X 1 X 2−
N
(9262)( 9784)
¿ 1018209−
90
¿ 11326.689

(∑ X 1)(∑ X 3)
∑ X 1 X 3 =∑ X 1 X 3−
N
( 9262)(7503)
¿ 780670−
90
¿ 8527.933

(∑ X 2)(∑ X 3)
∑ X 2 X 3 =∑ X 2 X 3−
N
(9784)(7503)
¿ 828480−
90
¿ 12820.533
Hasil dari perhitungan skor deviasi di atas digunakan untuk
perhitungan berikutnya yaitu dalam perhitungan persamaan simultan.

4.6.2 Koefisien Regresi


Rumus persamaan regresi untuk tiga prediktor/variabel yaitu sebagai
berikut.
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3
Keterangan:
Y = penerapan keselamatan dan kesehatan kerja pada proyek konstruksi a
= harga Y bila X = 0 (konstan)

77
b = koefisien regresi
X = faktor-faktor yang mempengaruhi keselamatan dan kesehatan kerja
X1 = Faktor manajemen K3
X2 = Faktor pelaksanaan K3
X3 = Faktor pengawasan K3
Jadi koefisien regresi b1, b2, b3, dan a didapatkan dengan menggunakan
persamaan simultan sebagai berikut.
ƩX1Y = b1ƩX1² + b2ƩX1X2 + b3ƩX1X3
ƩX2Y = b1ƩX1X2 + b2ƩX22 + b3ƩX2X3
ƩX1Y = b1ƩX1X2 + b2ƩX2X3 + b3ƩX32
Hasil dari perhitungan metode skor deviasi dimasukkan ke persamaan
simultan di atas:
5136.667 = 9363.289b1 + 11326.689b2 + 8527.933b3 (Pers. 1)
7499.667 = 11326.689b1 + 18402.489b2 + 12820.533b3 (Pers. 2)
6297.000 = 8527.933b1 + 12820.533b2 + 11372.900b3 (Pers. 3)
Kemudian dari persamaan di atas disamakan salah satu variabelnya
dengan membagi variabel b1, persamaan (1) dibagi 3463.600, persamaan (2)
dibagi 4825.367, persamaan (3) dibagi 4358.617, jadi diperoleh persamaan
(4), persamaaan (5), serta persamaan (6):
0.5485964 = b1 + 1.209691277b2 + 0.91078396b3 (Pers. 4)
0.662 = b1 + 1.624701541b2 + 1.131887126b3 (Pers. 5)
0.738396954 = b1 + 1.503357593b2 + 1.333605641b3 (Pers. 6)
Dari persamaan di atas koefisien yang sama di eliminasikan, jadi
diperoleh sebagai berikut:
Persamaan (4) – Persamaan (5):
0.5485964 = 1.209691277b2 + 0.91078396b3 (Pers. 7)
0.662 = 1.624701541b2 + 1.131887126b3 (Pers. 8)
Setelah didapatkan Persamaan (7) dan Persamaan (8), kemudian
persamaan tersebut disamakan salah satu variabelnya dengan membagi
variabel b2, jadi diperoleh sebagai berikut:
0.273552441 = b2 + 0.532765536b3 (Pers. 9)

78
-0.628572548 = b2 + -1.662369815b3) (Pers. 10)
Kemudian Persamaan (9) dan Persamaan (10) dieliminasi, sehingga
diperoleh:
b3 = 0.410965542
Setelah didapat nilai b3, selanjutnya mendapatkan nilai b2 dengan
memasukkan nilai b3 pada Persamaan (10), sehingga diperoleh:
b2 = 0.054604163
Setelah mendapat nilai b2 dan b3, selanjutnya mendapatkan nilai b1
dengan memasukkan nilai b2 dan b3, pada Persamaan (4), sehingga diperoleh:
b1 = 0.1082414
Setelah nilai b1, b2, dan b3 didapatkan, kemudian mengecek apakah
nilai yang dihasilkan sama dengan memasukkan nilai b 1, b2, dan b3 kedalam
persamaan awal:
5136.667 = 9363.289b1 + 11326.689b2 + 8527.933b3
5136.667 = 9363.289(0.108) + 11326.689(0.055) + 8527.933(0.411)
5136.667 = 1013.496 + 618.484 + 3504.687
5136.667 = 5136.667 ……………………………………. (OK)
Untuk mendapatkan nilai variabel a, maka menggunakan rumus
sebagai berikut:
a=Ý −b1 X́ 1−b2 X́ 2−b3 X́ 3
¿ 48.333−( 0.11× 102.911)−(0.06 ×108.711)−(0.11 ×83.367)
¿ 48.333−11.13924−5.9631−34.261
¿−3.003
Maka persamaan regresi ganda untuk faktor-faktor yang
mempengaruhi penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yaitu faktor
manajemen K3, faktor pelaksanaan K3, serta faktor pengawasan K3 adalah:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3
Y = -3.003 + 0.1082414X1 + 0.054604163X2 + 0.410965542X3
Dari hasil persamaan regresi diatas maka dapat disimpulkan bahwa
penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) pada proyek pembangunan
bangunan tinggi wilayah Kecamatan Banyumanik akan naik jika faktor

79
manajemen K3 (X1), faktor pelaksanaan K3 (X2), serta faktor pengawasan K3
(X3) bertambah karena memiliki tanda positif (+). Sedangkan penerapan
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) pada proyek konstruksi bangunan tinggi
wilayah Kecamatan Banyumanik mempunyai nilai negatif (-). Pada
kenyataannya penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) tidak mungkin
mempunyai nilai negatif, berarti tidak akan ada penerapan keselamatan dan
kesehatan kerja (K3), jika tidak ada faktor manajemen K3, faktor pelaksanaan
K3, serta faktor pengawasan K3.

4.6.3 Perhitungan Regresi Berganda menggunakan Program Aplikasi


SPSS
Berikut adalah model linier perhitungan analisis regresi ganda dengan
menggunakan program aplikasi statistik (SPSS).
Co e fficie nts a
Standardiz
ed
Unstandardized Coefficient
Coefficients s
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -3.003 3.935 -0.763 0.447

X1 0.108 0.076 0.153 1.420 0.159


X2 0.055 0.066 0.108 0.826 0.411
X3 0.411 0.075 0.642 5.446 0.000

Gambar 4.11 Tabel Koefisien


Dari gambar di atas diperoleh data sebagai berikut:
Y = -3.003 + 0.108 X1 + 0.055 X2 + 0.411 X3
Berikut adalah analisis dari gambar di atas:
Nilai penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) pada proyek
adalah sebesar -3.003. Apabila manajemen K3, pelaksanaan K3, dan
pengawasan K3 sama dengan 0. Hasil ini jika dikonstektualkan tidak reliabel,
karena mengingat penerapan keselamatan dan kesehatan (K3) pada proyek
konstruksi tidak mungkin negatif, jadi dapat dianalisis bahwa tidak ada
penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) jika tidak ada faktor
manajemen K3, faktor pelaksanaan K3, serta faktor pengawasan K3.

80
Jika setiap faktor manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
mengalami kenaikan, maka mengakibatkan penerapan keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) pada proyek konstruksi naik sebesar 0.108.
Jika setiap faktor pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
mengalami kenaikan, maka mengakibatkan penerapan keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) pada proyek konstruksi naik sebesar 0.055.
Jika setiap faktor pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
mengalami kenaikan, maka mengakibatkan penerapan keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) pada proyek konstruksi naik sebesar 0.411.
Kesalahan baku koefisien β1 sebesar 0.076, β2 sebesar 0.066, β3
sebesar 0.075.

4.7 Perhitungan Korelasi


Korelasi merupakan angka yang menunjukkan arah dan kuatnya
hubungan antar dua variabel atau lebih. Arah dinyatakan dalam bentuk
hubungan positif atau negatif, sedangkan kuatnya hubungan dinyatakan
dalam besarnya koefisien korelasi (Sugiyono, 2006).

4.7.1 Koefisien Korelasi


Koefisien korelasi digunakan untuk mengukur seberapa kuatnya
hubungan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
Selanjutnya koefisien determinasi menunjukkan besarnya variabel independen
terhadap naik/turunnya variabel dependen. Koefisien korelasi dinyatakan
dengan lambang R. Berikut adalah rumus perhitungan koefisien korelasinya.

R(1,2,3)=
√ b1 ∑ X 1 Y + b2 ∑ X 2 Y + b3 ∑ X 3 Y
∑Y 2
0.11 ( 5136.667 )+ 0.06 (7499.667 )+ 0.41(6297)
¿
√ 4666
¿ 0.872664732
Koefisien determinasi (R2) = 0.8726647322
= 0.761543734

81
Dari perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
yang sangat kuat antara faktor- faktor yang mempengaruhi penerapan
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) terhadap faktor manajemen K3, faktor
pelaksanaan K3, serta faktor pengawasan K3 pada proyek pembangunan
bangunan tinggi di wilayah Kecamatan Banyumanik, yaitu sebesar
0.872664732.
Nilai dari koefisien determinasi yaitu 0.761543734 menunjukkan
bahwa nilai rata-rata keselamatan dan kesehatan kerja (K3) pada proyek
pembangunan bangunan tinggi di wilayah Kecamatan Banyumanik sebesar
76.15% ditentukan oleh faktor manajemen K3, faktor pelaksanaan K3, serta
faktor pengawasan K3 sedangkan 23.85% ditentukan oleh faktor lain.
Kemudian untuk menguji apakah harga R = 0.872664732 signifikan
atau tidak, maka dilakukan uji F.

4.7.2 Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah nilai R atau harga R
signifikan atau tidak, yang berikut adalah rumusnya:
R 2( N −m−1)
F hitung =
m(1−R2 )
0.761543734(90−3−1)
¿
3 ( 1−0.761543734 )
¿ 91.55104507
Dimana:
N = 90
m=3
Derajat kebebasan untuk menguji signifikan harga Fhitung adalah
dk pembilang =m
dk penyebut = N-m-1
Berdasarkan tabel distribusi F
taraf signifikan (α) = 0.05, Ftabel = 2.71
Untuk taraf signifikan (α) = 0.01, Ftabel = 4.02

82
Kriteria pengujian R yaitu:
H0 = Tidak Signifikan
Ha = Signifikan
Dari perhitungan diatas didapatkan Fhitung = 91.551, sedangkan Ftabel =
2.71 maka Fhitung > Ftabel. Jadi dapat disimpulkan Ha signifikan, sehingga dapat
diberlakukan ke populasi.

4.7.3 Perhitungan Sumbangan Relatif


Perhitungan sumbangan relatif digunakan untuk mencari besar
sumbangan masing-masing faktor atau prediktor. Berikut adalah rumus
sumbangan relatif pada masing- masing faktor:
bnƩXnY
SR Xn %= ×100 %
JKreg
Keterangan:
JKreg = b1ƩX1Y + b2ƩX2Y + b3ƩX3Y
b1ƩX1Y = 556.0000224
b2ƩX2Y = 409.5130241
b3ƩX3Y = 2587.850016
Sehingga:
JKreg = b1ƩX1Y + b2ƩX2Y + b3ƩX3Y
= 556.0000224 + 409.5130241 + 2587.850016
= 3553.363062
Maka berikut adalah sumbangan relatif pada tiap faktor:
bnƩXnY
SR Xn %= ×100 %
JKreg
Faktor X1 (Manajemen) : SRX1 = 16%
Faktor X2 (Pelaksanaan) : SRX2 = 12%
Faktor X3 (Pengawasan) : SRX3 = 73%
Dapat disimpulkan bahwa faktor X3 (Pengawasan) = 73% memberikan
sumbangan terbesar dibandingkan dengan faktor X1 (Manajemen) = 16% dan
faktor X2 (Pelaksanaan) = 12%

83
4.7.4 Perhitungan Korelasi Ganda Dengan Program Aplikasi SPSS
Korelasi dinyatakan dalam bentuk angka yang menunjukkan kuatnya
hubungan antar dua variabel atau lebih. Arah dinyatakan dalam bentuk
hubungan positif atau negatif, sedangkan kuatnya hubungan dinyatakan dalam
besarnya koefisien korelasi. Di bawah ini merupakan gambar hubungan antar
dua variabel atau lebih dalam uji korelasi.
Co rre latio ns
Y X1 X2 X3
Y Pearson 1 .777 ** .809 ** .864**
Correlatio
n
Sig. (2- 0.000 0.000 0.000
tailed)
N 90 90 90 90
X1 Pearson .777 ** 1 .863 **
.826**
Correlatio
n
Sig. (2- 0.000 0.000 0.000
tailed)
N 90 90 90 90
** **
X2 Pearson .809 .863 1 .886**
Correlatio
n
Sig. (2- 0.000 0.000 0.000
tailed)
N 90 90 90 90
X3 Pearson .864** .826 ** .886 ** 1
Correlatio
n
Sig. (2- 0.000 0.000 0.000
tailed)
N 90 90 90 90
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Gambar 4.12 Tabel Korelasi

Analisis dari uji korelasi adalah sebagai berikut:


Pada baris X1 diperoleh Pearson Correlation r = 0.777, tanda **
mengindikasikan bahwa X1 ada korelasi. Semakin besar r mengindikasikan
pula semakin besar korelasi. Dari nilai r(X 1) = 0.777 mengindikasikan bahwa
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (X1) berkorelasi dengan
penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) pada proyek konstruksi. Dari
gambar diatas juga diperoleh Sig.(X1) = 0.000. Karena taraf signifikasi α =

84
0.05 > 0.000, maka menunjukkan adanya korelasi, jadi faktor manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dengan penerapan keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) pada proyek konstruksi dan korelasi ini signifikan pada
tingkat kepercayaan 5%. Selain pada taraf signifikan 5%, korelasi Y dengan
X1 juga signifikan pada 1%.
Pada baris X2 diperoleh Pearson Correlation r = 0.809, tanda **
mengindikasikan bahwa X2 ada korelasi. Semakin besar r mengindikasikan
pula semakin besar korelasi. Dari nilai r(X 2) = 0.809 mengindikasikan bahwa
faktor pelaksanaan (X2) berkorelasi dengan penerapan keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) pada proyek konstruksi. Dari gambar diatas juga
diperoleh Sig.(X2) = 0.000. Karena taraf signifikasi α = 0.05 > 0.000, maka
menunjukkan adanya korelasi, jadi faktor pelaksanaan dengan penerapan
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) pada proyek konstruksi dan korelasi ini
signifikan pada tingkat kepercayaan 5%. Selain pada taraf signifikan 5%,
korelasi Y dengan X2 juga signifikan pada 1%.
Pada baris X3 diperoleh Pearson Correlation r = 0.864, tanda **
mengindikasikan bahwa X3 ada korelasi. Semakin besar r mengindikasikan
pula semakin besar korelasi. Dari nilai r(X 3) = 0.864 mengindikasikan bahwa
faktor pengawaan (X3) berkorelasi dengan penerapan keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) pada proyek konstruksi. Dari gambar diatas juga
diperoleh Sig.(X3) = 0.000. Karena taraf signifikasi α = 0.05 > 0.000, maka
menunjukkan adanya korelasi, jadi sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) dengan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
pada proyek konstruksi dan korelasi ini signifikan pada tingkat kepercayaan
5%. Selain pada taraf signifikan 5%, korelasi Y dengan X 3 juga signifikan
pada 1%.
Sebelum melakukan pengujian koefisien korelasi dalam program
statistik (SPSS) perlu dilakukan uji signifikansinya (anova). Berikut
merupakan uji signifikansinya (anova).

85
ANOVAa
Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
1 Regressio 3553.363 3 1184.454 91.551 .000 b
n
Residual 1112.637 86 12.938
Total 4666.000 89
a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Cons tant), X3, X1, X2

Gambar 4.13 Tabel Anova


Dari gambar di atas ditunjukkan bahwa adanya uji F, jadi untuk
melihat uji signifikansinya dengan menggunakan uji F dengan tingkat taraf α
= 5%, didapatkan nilai F = 91.551 dan dari tabel distribusi F 0.05;3.86 didapatkan
nilai 2.71. Karena F = 91.551 > F0.05;3.86 = 2.71, maka dapat dinyatakan
signifikan.
Dalam nilai Sig. diperoleh sebesar 0.000 dan α = 0.05. Karena α = 0.05
> Sig. = 0.000, maka dapat dinyatakan signifikan.
Dari dua cara penganalisisan di atas didapatkan hasil yang sama yaitu
signifikansi. Dengan kata lain uji signifikansi di atas dapat digunakan untuk
memprediksi penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) pada proyek
konstruksi.
Sesudah melakukan uji signifikansi, maka melakukan pengujian
koefisien determinasi R2 dan R2-adjusted yang dapat dilihat seperti gambar
dibawah.
Mo de l S ummaryb
Std. Error
Adjusted of the
Model R R Square R Square Estimate
1 .873 a 0.762 0.753 3.597
a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2
b. Dependent Variable: Y

Gambar 4.14 Tabel Model Summary


Dari gambar di atas diperoleh koefisien determinasi, R 2 = 0.762 atau
sebesar 76.2% penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) pada proyek
konstruksi dipengaruhi oleh faktor manajemen K3, faktor pelaksanaan K3,
dan faktor pengawasan K3. Sisanya 23.8% dipengaruhi oleh faktor atau
variabel lain yang tidak diperhitungkan.

86
Koefisien determinasi yang diperbaiki, R2-adjusted = 0.762, ukuran
R2-adjusted juga menunjukkan variasi Y yang dipengaruhi variabel bebas.
Jadi, sebesar 76.2% variasi Y dapat dipengaruhi oleh X, sedangkan sisanya
23.8% dipengaruhi variabel lain yang tidak dipertimbangkan dalam uji
koefisien determinasi di atas. Perbedaan penggunaan R2 dan R2-adjusted
adalah penambahan variabel bebas (meskipun variabel bebas tersebut tidak
signifikan) akan mengakibatkan kenaikan R2 sedangkan pada R2-adjusted
lebih powerful.
Kesalahan baku taksiran atau Standard Error Of Estimate, Se = 3.597
merupakan ukuran variabilitas antara Y dengan nilai prediksinya.

87
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisa data maka penulis dapat
mengambil suatu kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan uji T, dengan hipotesis sebagai berikut:
 H0 : Penerapan K3 pada proyek pembangunan bangunan tinggi
di wilayah kecamatan Banyumanik tergolong belum baik.
 Ha : Penerapan K3 pada proyek pembangunan bangunan tinggi
di wilayah kecamatan Banyumanik tergolong baik.
Didapatkan nilai thitung: 6.611 > ttabel: 1.986, yang berarti Ha diterima,
jadi penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) pada proyek
pembangunan bangunan tinggi di wilayah kecamatan Banyumanik
sudah tergolong baik.
2. Dari perhitungan regresi ganda didapatkan persamaan persamaan Y =
-3.003 + 0.1082414X1 + 0.054604163X2 + 0.410965542X3. Yang
berarti dapat disimpulkan bahwa penerapan K3 pada proyek
pembangunan bangunan tinggi wilayah Kecamatan Banyumanik akan
naik jika faktor manajemen K3 (X1), faktor pelaksanaan K3 (X2), serta
faktor pengawasan K3 (X3) bertambah karena memiliki tanda positif
(+). Sedangkan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) pada
proyek konstruksi bangunan tinggi wilayah Kecamatan Banyumanik
mempunyai nilai negatif (-) yang berarti tidak akan ada penerapan
keselamatan dan kesehatan kerja (K3), jika tidak ada faktor
manajemen K3, faktor pelaksanaan K3, serta faktor pengawasan K3.
3. Faktor-faktor keselamatan dan kesehatan kerja (K3) memiliki
pengaruh atau hubungan kuat terhadap penerapan keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) dengan menggunakan perhitungan koefisien
korelasi. Berdasarkan uji F hasil koefisien korelasi signifikan.

86
4. Faktor yang memberikan sumbangan atau pengaruh terbesar kepada
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) pada proyek pembangunan
bangunan tinggi di wilayah kecamatan Banyumanik adalah faktor
pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yaitu sebesar 73%.

5.2 Saran
Dari hasil kesimpulan di atas ada beberapa hal yang dapat menjadi
saran dalam penelitian ini, yaitu:
1. Diharapkan penelitian ini dapat dilanjutkan, karena pada setiap lokasi
proyek atau objek penelitian pasti memiliki penerapan yang berbeda.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor penunjang
yang dapat mempengaruhi penerapan keselamatan dan kesehatan kerja
(K3) pada proyek konstruksi.
3. Bisa melakukan objek penelitian selain proyek gedung dalam
melakukan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) pada
proyek konstruksi.

87
DAFTAR PUSTAKA

Akbar P.S dan Usman. 2008. Pengantar Statistika. Jakarta: Bumi Aksara.
Anwar Prabu Mangkunegara. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Anwar Prabu Mangkunegara. 2014. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: Refika
Aditama
Ariany Frederika dan Yudha Astana. 2010. Jurnal Teknik Sipil. Analisis
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada Proyek Konstruksi (Studi
Kasus pada Proyek Konstruksi di Kabupaten Badung). Sanur: Universitas
Udayana.
Arikunto S. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Cetakan ke-
11. Jakarta: PT Rineka
Asiyanto. 2005. Construction Project Cost Management. Jakarta: Pradnya
Paramita.
Asosiasi Rope Acces. Asosiasi Rope Acces Indonesia di https://arai.or.id/v1/
(diakses 20 Januari 2019)
Dessler. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia Human Reources, Jilid 2.
Jakarta: Prenhalindo.
Dipohusodo, I. 1996. Manajemen Proyek dan Konstruksi, jilid I, Edisi. Pertama.
Yogyakarta: Kanisius.
Ervianto. 2005. Manajemen Proyek Konstruksi (Edisi Revisi). Yogyakarta: Andi.
Harrington J.M dan Gill F.S, 2003. Buku Saku Keselamatan Kerja. Jakarta: EGC
Hasan, Iqbal, 2006. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Bumi Aksara,
Jakarta.
Husein, Umar. 2003. Evaluasi Kinerja Perusahaan. Jakarta: Gramedia.
Husen, Abrar. 2009. Manajemen Proyek. Yogyakarta: Andi.
Iman Soeharto. 1997. Manajemen Proyek. Jakarta: Erlangga.
M. Nasution. 2005. Manajemen Mutu Terpadu: Total Quality Management. PT
Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.

88
Mathis, Robert L. dan John H. Jackson. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Buku 1, Alih Bahasa: Jimmy Sadeli dan Bayu. Prawira Hie, Salemba
Empat, Jakarta.
Menurut peraturan Menteri No. 04 Tahun 1993 tentang Jaminan Kecelakaan
Kerja
Mondy, R. Wayne. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Erlangga.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2009. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Rineka Cipta.
OHSAS 18001: 2007. Occupational Health and Safety Management System –
Requirements.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. PER-01/MEN/1980
Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.Per.01/Men/1980
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No: Per.05/Men/1996 mengenai sistem
manajemen K3.
Prins David Saut.2018. Angka Kecelakaan Kerja RI Meningkat ke 123 Ribu
Kasus di 2017 di https://finance.detik.com (diakses 20 Januari 2019).
Rivai, Veithzal. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan:
dari Teori ke Praktek. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Santoso, Yogi. 2015. Analisis Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
pada Proyek Konstruksi (Studi Kasus pada Proyek Pembangunan Gedung
Marvell City Surabaya) [Skripsi]. Jember: Universitas Jember.
Soehatman Ramli, 2010. Pedoman Praktis MANAJEMEN RISIKO dalam.
Perspektif K3 OHS Risk Management. Jakarta : PT. Dian Rakyat.
Sudjana. 1992. Teknik Analisis Regresi dan Korelasi. Bandung: Tarsito.
Sugiyono, 2006. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta, Bandung.
Sugiyono. (2011) Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D.
Bandung: CV Alfabeta.
Suma’mur, P. K. 1996. Higiene Prusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PT
Toko Gunung Agung.

89
Surat keputusan menteri tenaga kerja dan menteri pekerjaan umum. no.
kep.174/men/1986 dan no. 104/kpts/1986 pasal 2.
Tarwaka. 2008. Kesehatan dan Keselamtan Kerja Manajemen dan Implementasi
K3 di Tempat Kerja dan Produktivitas. Surakarta: HARAPAN PRESS.
Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
Usman dan Akbar. 2000. Pengantar Statistik. Bumi Aksara: Jakarta
UU RI No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja, Undang-undang No. 3
Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK).

90
Lampiran 1

91
Lampiran 2

92
Lampiran 3

93
Lampiran 4

KUESIONER PENELITIAN
ANALISIS PENERAPAN KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK
KONSTRUKSI GEDUNG

OLEH
RATIH OKTAVIANI P.N
51113415021

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2019

94
Semarang, 29 Oktober 2018

Kepada Yth. Bapak/Ibu/Saudara


Di Tempat

Dengan hormat,
Sebelumnya perkenalkan saya Ratih Oktaviani P.N dari Teknik
Sipil S1 Universitas Negeri Semarang. Terlampir saya sampaikan
kuesioner berupa penelitian penilaian kriteria hal-hal yang menjadi
faktor-faktor yang mempengaruhi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
pada proyek konstruksi Apartemen Tamansari Cendikia Semarang.
Tujuan dari penilitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana
tingkat penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada proyek
konstruksi gedung, dan untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada proyek
konstruksi gedung, serta untuk mengetahui faktor-faktor yang
memberikan sumbangan terbesar terhadap Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) pada proyek konstruksi gedung Apartemen Tamansari
Cendikia Semarang. Kuesioner ini digunakan semata-mata ditujukan
untuk keperluan ilmiah dan penyelesaian Tugas Akhir.
Kesuksesan dari penelitian ini akan sangat bergantung pada
kebenaran data yang didapatkan. Oleh karena itu, dalam proses
pengumpulan data penelitian ini saya mengharapkan partisipasi
Bapak/Ibu/Saudara dalam memberikan informasi dengan
mengisi/menjawab kuesioner terlampir dengan lengkap, jujur, serta sesuai
dengan keadaan sebenarnya.
Atas perhatian dan kerjasama Bapak/Ibu/Saudara saya ucapkan
terima kasih.
Hormat
saya,

95
Ratih Oktaviani P.N

96
KUESIONER

DATA PROYEK
1. Nama Proyek : Proyek Pembangunan Apartemen
Tamansari Cendikia Semarang
2. Alamat Proyek : Jalan Durian Raya No.77, Pedalangan,
Banyumanik, Kota Semarang, Jawa
Tengah (50263)
3. Kontraktor : PT Wika Realty
4. Gred : 3 4
2

5 6 7

5. Manajemen Konstruksi : PT Naturai Disain Ciptalaras


6. Alamat Manajemen Konstruksi : Jalan Gaharu Utara IV No 7-9
Banyumanik, Semarang (50263)
7. Sertifikat K3 :

DATA PRIBADI RESPONDEN


1. Nama :
2. Jabatan :
3. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
4. Pengalaman Kerja :

Tanda Tangan dan Cap MK

…………………………………

97
KUESIONER

DATA PROYEK
1. Nama Proyek : Proyek Pembangunan The Alton
Apartment
2. Alamat Proyek : Jl. Prof. Soedarto, Pedalangan,
Banyumanik, Kota Semarang, Jawa
Tengah (50268)
3. Kontraktor : PT PP Properti
4. Manajemen Konstruksi : PT Maksi Solusi Enjineering
5. Gred : 3 4
2

5 6 7

6. Sertifikat K3 :

DATA PRIBADI RESPONDEN


1. Nama :
2. Jabatan :
3. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
4. Pengalaman Kerja :

Tanda Tangan dan Cap MK

…………………………………

98
KUESIONER

DATA PROYEK
1. Nama Proyek : Proyek Pembangunan Cordova Edupartment
2. Alamat Proyek : Jl. Ngesrep Tim. V, Sumurboto, Banyumanik,
Kota Semarang, Jawa Tengah (50269)
3. Kontraktor : PT Adhi Persada Gedung
4. Gred : 2 3 4

5 6 7

5. Sertifikat K3 : √

DATA PRIBADI RESPONDEN


1. Nama :
2. Jabatan :
3. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
4. Pengalaman Kerja :

Tanda Tangan dan Cap

…………………………
………

99
Petunjuk Pengisian Kuesioner
I. Dimohon Bapak/Ibu/Saudara untuk mengisi data pribadi responden.
II. Dimohon Bapak/Ibu/Saudara agar mengisi kuesioner dengan memilih
jawaban sesuai dengan pengalaman dan kenyataan yang ada di lapangan
demi objektifitas dan keakuratan data.
III. Dimohon Bapak/Ibu/Saudara agar data hasil kuesioner tidak di
sebarluaskan untuk umum, data hasil kuesioner hanya digunakan untuk
bahan studi Tugas Akhir
CONTOH CARA MENJAWAB
PELAKSANAAN KETERANGAN
N
PERTANYAAN DI PROYEK
O
1 2 3 4 5
1 Adakah kebijakan/peraturan keselamatan dan √
kesehatan kerja (K3) di proyek anda?          
2 Apa kebijakan/peraturan keselamatan dan kesehatan √
kerja (K3) sudah terlaksanakan di proyek anda?          
3 Apa manajemen proyek anda mempunyai prosedur   √
untuk identifikasi bahaya dan penilaian risiko?        
Apa manajemen proyek sudah melaksanakan
4 prosedur untuk identifikasi bahaya dan penilaian √
risiko tersebut?          
Apa prosedur untuk identifikasi bahaya dan
5 penilaian risiko juga memperhitungkan aktivitas √
semua orang yang mempunyai akses ke wilayah
pekerjaan? (termasuk pengunjung)          

Keterangan Skor:
Skor 1 : Tidak Baik/Sangat Tidak Perlu/Tidak Pernah/ Tidak Ada
Skor 2 : Kurang Baik/Tidak Perlu/Kurang
Skor 3 : Cukup Baik/Cukup Perlu/Kadang-Kadang/Cukup
Skor 4 : Baik/Perlu/ Banyak/Sering/Lengkap
Skor 5 : Sangat baik/Sangat Perlu/Selalu/Sangat Lengkap

100
A. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan (K3)

PELAKSANAAN
KETERANGAN
NO PERTANYAAN DI PROYEK
1 2 3 4 5
Adakah kebijakan/peraturan keselamatan dan kesehatan
kerja (K3) di proyek anda?
Apa manajemen proyek anda telah mempunyai
prosedur untuk identifikasi bahaya dan penilaian risiko?
Apa prosedur untuk identifikasi bahaya dan penilaian
risiko juga memperhitungkan aktivitas semua orang
yang mempunyai akses ke wilayah pekerjaan?
(termasuk pengunjung)
Apa prosedur untuk identifikasi bahaya dan penilaian
risiko memperhitungkan bahaya dari luar lingkup
lingkungan kerja yang mempengaruhi atau merugikan
kesehatan dan keamanan orang-orang yang berada
dibawah kontrol proyek?
Adakah prosedur identifikasi bahaya dan risiko
infrastruktur, perlengkapan, dan material yang ada di
tempat kerja?
Adakah organisasi K3 pada proyek anda?
Apa organisasi K3 rutin memperbaharui informasi
terhadap kebijakan yang dilakukan di proyek anda?
Apa organisasi K3 telah memberikan pelatihan hukum
dan kebijakan K3 pada setiap pekerja, karyawan, dan
pihak-pihak yang berkaitan dengan proyek?
Apa semua sumber daya penting untuk meningkatkan
kinerja sistem manajemen K3 tersedia pada proyek
anda? (meliputi: sumber daya manusia, infrastruktur
organisasi, keahlian khusus, teknologi, dan keuangan)
Apa manajemen proyek anda lancar dalam penyediaan
sumber daya tersebut?
Apa manajemen proyek rutin memelihara sumber daya
tersebut sehingga tercipta lingkungan kerja yang aman
dan nyaman?
Adakah penunjukan anggota dari pimpinan manajemen
12 dengan tanggung jawab khusus untuk menangani
masalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3)?

101
PELAKSANAAN
KETERANGAN
NO PERTANYAAN DI PROYEK
1 2 3 4 5
Apa seluruh peraturan, pertanggungjawaban, serta
13 wewenang yang berhubungan dengan K3 dibicarakan
pada seluruh lapisan kepemimpinan?
Apa seluruh peraturan, pertanggungjawaban, dan
14
wewenang yang berhubungan dengan K3
didokumentasikan?
Apa organisasi K3 telah memastikan bahwa para
pekerja bertanggung jawab pada setiap aspek sistem
15 K3? (termasuk kepatuhan pelaksanaan syarat sistem
K3 yang digunakan pada proyek anda)
Menurut anda, apa diperlukan komunikasi internal antar
16 tingkatan manajemen dengan fungsi organisasi
K3?
Apa prosedur komunikasi internal antar tingkatan
17 manajemen dan fungsi organisasi sudah dilaksanakan
pada proyek anda?
Apa pekerja atau karyawan ikut dilibatkan dalam
18 identifikasi risiko dan kecelakaan yang mungkin
terjadi pada proyek anda?
Adakah prosedur keterlibatan karyawan dalam
19 identifikasi kecelakaan dan penanggulangan risiko di
proyek anda?
Apa hasil pemantauan identifikasi kecelakaan dan
20
penanggulangan risiko dicatat dan didokumentasikan?
Apa seluruh data dan hasil pemantauan identifikasi
21 kecelakaan dan penanggulangan risiko, serta
analisis pencegahan digunakan untuk acuan perbaikan
K3 selanjutnya?
Apa terjadinya perubahan dari tindakan pencegahan
22 serta perbaikan yang dilaksanakan dalam sistem
manajemen K3 telah diantisipasi?
Apa telah dilaksanakan pengendalian terhadap catatan
23
pelaksanaan K3 di lapangan pada proyek anda?
Apa organisasi K3 bertugas menjadwalkan
24 pemeriksaan/audit internal sistem manajemen K3 yang
telah direncanakan?
Apa di proyek anda menyediakan program
25
pemeriksaan/audit?

102
B. Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan (K3)

PELAKSANAAN
KETERANGAN
NO PERTANYAAN DI PROYEK
1 2 3 4 5
Apa pada setiap lokasi kerja proyek sudah dilengkapi
1 dengan sarana untuk keperluan keluar masuk dengan
aman?
Apa pada tempat kerja, lorong, tangga, serta gang
untuk orang bekerja dan sering dilewati, terdapat
2
penerangan yang cukup sesuai dengan syarat yang
berlaku?
Adakah ventilasi yang cukup pada semua tempat kerja
3
di proyek anda?
Apa kerapian serta kebersihan di tempat kerja sudah
terjaga, sehingga semua bahan bangunan dan peralatan
4
kerja tidak menyebabkan kecelakaan?
Apa di proyek anda telah disediakan alat pemadam
5
kebarakan (seperti: APAR, APAB)
Apa seluruh lubang pada lantai yang terbuka, atap atau
panggung yang dapat dimasuki, serta galian atau
6 lubang yang dianggap berbahaya telah dipagar atau
ditutup pengaman yang kuat?
Apa getaran atau kebisingan di tempat kerja anda
7 sudah sesuai dengan syarat nilai ambang batas (NAB)
yang berlaku?
Adakah tindakan pencegahan bahaya yang disebabkan
8 oleh runtuhnya bagian yang lemah/tidak kuat dari
bangunan?
Adakah penyelidikan tanah untuk menentukan dan
9
mengklasifikasikan jenis tanah?
Adakah pembersihan lokasi sebelum pengerjaan
10
penyelidikan tanah dimulai?
Adakah pengaman yang digunakan untuk menahan
11
orang yang terjatuh ke lubang?
Adakah penahan longsor tambahan yang cukup pada
12
tepi sisi galian?
Apa seluruh alat berat pda proyek sudah memiliki
13
Surat Ijin Layak Operasi (SILO)?

103
PELAKSANAAN
KETERANGAN
NO PERTANYAAN DI PROYEK
1 2 3 4 5
Apa alat bor telah dipastikan dalam posisi dan
14
kapasitas seimbang?
Adakah pemberian rambu di sekitar arah swing alat
15
berat?
16 Adakah pemeriksaan rutin pada alat bor?
Apa operator alat berat dalam menjalankan tugas
17 sudah pada kondisi sehat?
Apa dilakukan toolbox meeting rutin sebelum
18
dimulainya pekerjaan?
Adakah pemasangan pagar atau papan pengaman yang
19
ketinggiannya lebih dari atau sama dengan 2m?
Apa pengerjaan penulangan dan pengecoran telah
20
sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP)?
Apa pekerja yang menggunakan vibrator dalam
21
menjalankan tugas sudah pada kondisi sehat?
Apa semua operator, rigger, dan teknisi sudah
22 bersertifikat untuk item kerja terkait?
Apakah mesin las dilengkapi dengan saklar pada
23
rangka besi atau dipasang didekatnya yang secara
otomatis memutus arus listrik dari sumber tenaga?
Apakah penghubung arus listrik mesin las sudah tahan
24
listrik?
25 Adakah pemeriksaan rutin pada perancah (scaffold)?
Apakah tiang perancah (scaffold) kokoh dan menjamin
26
keselamatan?
Adakah penyediaan car wash/washing bay untuk
27 membersihkan lumpur atau oli yang menempel di alat
berat?
Adakah petugas khusus untuk mengatur lalu lintas
28 sekitar proyek?
Apa dilakukan pembersihan jalan sekitar proyek jika
29
ada ceceran tanah/lumpur dan oli?

104
C. Pengawasan Keselamatan dan Kesehatan (K3)

PELAKSANAAN
KETERANGAN
NO PERTANYAAN DI PROYEK
1 2 3 4 5
Adakah peraturan yang mewajibkan para pekerja
1
untuk menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)?
Apa pihak lain (bukan pekerja) yang berada di wilayah
2 konstruksi diwajibkan untuk menggunakan alat
pelindung diri (APD)?
Apa pekerja diperingatkan jika tidak menggunakan
3 alat pelindung diri (APD)?
Apa pihak lain (bukan pekerja) yang berada di tempat
4 kerja diperingatkan jika tidak menggunakan alat
pelindung diri (APD)?
Apa semua peralatan (seperti: mekanis, power tools,
5 alat berat, dsb) akan diperiksa sebelum diijinkan untuk
digunakan dalam proyek konstruksi?
Apa pemeriksaan terhadap semua peralatan (seperti:
6
mekanis, power tools, alat berat, dsb) dilakukan secara
rutin?
Apa seluruh peralatan (seperti: mekanis, power tools,
7 alat berat, dsb) yang sudah diperiksa diberi sertifikat
penggunaan dan dilengkapi dengan label khusus?
Adakah standar pengecekan terhadap peralatan
8 (seperti: mekanis, power tools, alat berat, dsb) yang
digunakan dalam proses konstruksi?
Apa para pekerja diberikan informasi tentang
9 peraturan-peraturan yang berlaku pada tempat kerja
sebelum para pekerja memulai tugasnya?
Untuk pencegahan kecelakaan kerja dari berbagai
kegiatan yang berbahaya perlu dikembangkan sistem
10
ijin kerja. Apa di proyek anda telah diterapkan sistem
ijin kerja?
Apa hampir setiap kecelakaan kerja yang terjadi
11 dikarenakan oleh tidak adanya ijin kerja K3 yang
dikeluarkan untuk pekerjaan tersebut?
Apa semua pekerjaan yang berbahaya hanya dapat
dimulai jika pekerja sudah memiliki ijin kerja yang
12
dikeluarkan oleh fungsi yang berwenang (tim
K3/pengawas proyek)?
Adakah pedoman Keselamatan Kontraktor/Sub
13
Kontraktor di perusahaan anda?

105
PELAKSANAAN
KETERANGAN
NO PERTANYAAN DI PROYEK
1 2 3 4 5

14 Adakah petugas K3 di proyek anda?


Adakah prosedur keadaan darurat yang sesuai dengan
kondisi serta sifat bahaya proyek? (contoh: bahaya
15
kecelakaan, kebakaran, peledakan, dsb).
Apa manajemen proyek telah melakukan tindakan
pencegahan jika para tenaga kerja mengalami sakit,
16
cedera kerja, atau kecelakaan kerja?
Apa manajemen proyek telah memastikan setiap
17 pekerja menjalankan tugas yang kompeten pada
pendidikan dasar yang mereka kuasai?
Apa manajemen proyek telah menyusun prosedur
untuk membuat para pekerja menjadi sadar akan
18
konsekuensi K3 dari pekerjaan serta perilaku para
pekerja tersebut?
Apa pimpinan manajemen proyek menunjukkan
komitmennya untuk menetapkan, menerapkan,
19
mempertahankan, serta meningkatkan sistem
manajemen K3?
Adakah penentuan batas waktu pencapaian program
20 untuk mencapai sasaran terukur dari program
keselamatan dan kesehatan kerja?
Apa manajemen proyek memiliki prosedur untuk
membuat para pekerja sadar akan peraturan, tanggung
21 jawab, dan peran penting dalam mencapai kesesuaian
pada kebijakan, prosedur, serta persyaratan sistem
manajemen K3?

106
D. Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

PELAKSANAAN
KETERANGAN
NO PERTANYAAN DI PROYEK
1 2 3 4 5
Apa kebijakan K3 tersebut telah dilaksanakan di
1
proyek anda?
Apa prosedur untuk mengidentifikasi bahaya dan
2 penilaian risiko tersebut sudah dilaksanakan di proyek
anda?
Apa dilakukan pemantauan pencapaian tujuan
3
penerapan sistem K3 pada proyek anda?
Apa dilakukan pemantauan pengawasan K3 pekerja
4
pada proyek anda?
Apa program audit tersebut telah dilaksanakan serta
5
dikelola dengan baik pada proyek anda?
Apa organisasi K3 telah menyediakan informasi hasil
6
audit pada manajemen proyek anda?
Apa pekerjaan struktur kerangka telah dilaksanakan
7
sesuai dengan prosedur?
Apa sistem ijin kerja K3 pada proyek anda telah
8
terlaksanakan dengan baik?
Apa pedoman keselamatan Kontraktor/Sub Kontraktor
9 pada proyek anda telah terlaksanakan?
Apa prosedur keadaan darurat tersebut telah
10 dilaksanakan pada proyek anda?
Apa prosedur untuk membuat pekerja sadar akan K3
11 tersebut telah diterapkan pada proyek anda?
Apa prosedur manajemen proyek tersebut telah
12 diterapkan pada proyek anda?

107
Lampiran 5

Jawaban Responden Uji Validitas dan Reliabilitas Pertama


Faktor Manajemen K3
SISTEM MANAJEMEN K3
No Nama X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 X1.7 X1.8 X1.9 X1.10X1.11 X1.12X1.13 X1.14 X1.15 X1.16X1.17 X1.18X1.19X1.20 X1.21X1.22X1.23 X1.24X1.25 y
1 Kresno 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 112
2 Dita Dewi 5 5 5 4 4 5 5 3 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 116
3 Levin 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 115
4 Ganjur 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 106
5 Luthfi M 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5 107
6 Dana 4 5 4 5 4 4 3 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 116
7 Abdul 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 5 4 3 4 5 103
8 Mohammad 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 5 4 4 5 4 4 5 5 102
9 Lia 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 5 4 5 116
10 Andriyan 5 5 4 4 4 5 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 89
11 Dwita 5 4 4 4 4 5 3 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 103
12 Agil 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 122
13 Sukidi 4 4 4 4 5 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 95
14 Firman R 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 3 4 4 5 3 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 105
15 Andy Y 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 122
16 Dody Ari 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 106
17 Ratna 3 2 4 3 3 3 2 3 3 3 2 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 76
18 Suyanto 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 5 3 4 3 4 4 3 3 3 3 2 84
Jumlah 77 78 77 78 76 81 70 74 76 73 70 78 74 81 75 74 75 73 77 75 81 74 74 76 78 1895

108
Faktor Pelaksanaan K3
Pelaksanaan K3
No Nama X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 X2.7 X2.8 X2.9 X2.10 X2.11 X2.12 X2.13 X2.14 X2.15 X2.16 X2.17 X2.18 X2.19 X2.20 X2.21 X2.22 X2.23 X2.24 X2.25 X2.26 X2.27 X2.28 X2.29 Y
1 Kresno 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 133
2 Dita Dewi 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 3 4 4 5 4 5 129
3 Levin 5 5 5 5 4 4 3 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 133
4 Ganjur 4 4 4 4 3 4 3 3 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 5 3 5 5 5 124
5 Luthfi M 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 125
6 Dana 4 5 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 3 5 4 5 133
7 Abdul 5 4 4 5 4 3 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 117
8 Mohammad 3 3 4 3 4 4 3 3 2 2 3 2 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 97
9 Lia 4 3 5 1 5 1 1 2 4 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 116
10 Andriyan 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 5 3 2 2 2 3 3 3 3 4 4 3 2 3 2 3 3 87
11 Dwita 5 4 4 3 5 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 132
12 Agil 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 141
13 Sukidi 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 107
14 Firman R 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 131
15 Andy Y 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 143
16 Dody Ari 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 118
17 Ratna 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 105
18 Suyanto 3 4 3 3 4 3 3 3 2 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 99
Jumlah 74 75 76 70 74 66 64 69 71 77 76 74 81 71 77 74 77 80 78 80 80 75 76 75 76 72 77 76 79 2170

109
Faktor Pengawasan K3
Pengawasan K3
No Nama X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 X3.6 X3.7 X3.8 X3.9 X3.10 X3.11 X3.12 X3.13 X3.14 X3.15 X3.16 X3.17 X3.18 X3.19 X3.20 X3.21 Y
1 Kresno 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 4 4 99
2 Dita Dewi 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 103
3 Levin 5 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 100
4 Ganjur 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 95
5 Luthfi M 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 91
6 Dana 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 95
7 Abdul 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 91
8 Mohammad 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 85
9 Lia 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 102
10 Andriyan 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 63
11 Dwita 5 5 5 5 5 4 4 3 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 100
12 Agil 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 101
13 Sukidi 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 74
14 Firman R 4 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 95
15 Andy Y 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 101
16 Dody Ari 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 84
17 Ratna 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 4 4 5 4 95
18 Suyanto 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 71
Jumlah 80 82 82 78 79 77 75 77 80 82 68 80 79 81 80 80 78 78 77 77 75 1645

110
Faktor Penerapan K3
Penerapan K3
No Nama Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7 Y8 Y9 Y10 Y11 Y12 Total
1 Kresno 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 54
2 Dita Dewi 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 57
3 Levin 4 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 55
4 Ganjur 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48
5 Luthfi M 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 56
6 Dana 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 55
7 Abdul 4 5 4 4 4 5 4 3 4 4 5 4 50
8 Mohammad 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 44
9 Lia 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 4 56
10 Andriyan 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 42
11 Dwita 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 51
12 Agil 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 60
13 Sukidi 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 38
14 Firman R 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 4 5 56
15 Andy Y 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 60
16 Dody Ari 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48
17 Ratna 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 43
18 Suyanto 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 43
Jumlah 78 80 75 75 74 79 77 77 72 76 75 78 916

111
Lampiran 6

Tabel Penolong Perhitungan Regresi


  Y X1 X2 X3 YX1 YX2 YX3 X1X2 X1X3 X2X3 X1^2 X2^2 X3^2 y^2
1387
1 54 111 125 95 5994 6750 5130 5 10545 11875 12321 15625 9025 2916
2 44 96 100 75 4224 4400 3300 9600 7200 7500 9216 10000 5625 1936
1387
3 54 111 125 95 5994 6750 5130 5 10545 11875 12321 15625 9025 2916
1228
4 48 105 117 91 5040 5616 4368 5 9555 10647 11025 13689 8281 2304
1250
5 56 106 118 87 5936 6608 4872 8 9222 10266 11236 13924 7569 3136
1206
6 48 104 116 91 4992 5568 4368 4 9464 10556 10816 13456 8281 2304
7 39 94 99 70 3666 3861 2730 9306 6580 6930 8836 9801 4900 1521
8 38 96 99 69 3648 3762 2622 9504 6624 6831 9216 9801 4761 1444
1176
9 52 105 112 85 5460 5824 4420 0 8925 9520 11025 12544 7225 2704
10 39 94 99 70 3666 3861 2730 9306 6580 6930 8836 9801 4900 1521
1482
11 57 114 130 90 6498 7410 5130 0 10260 11700 12996 16900 8100 3249
1206
12 48 104 116 91 4992 5568 4368 4 9464 10556 10816 13456 8281 2304
13 50 97 102 81 4850 5100 4050 9894 7857 8262 9409 10404 6561 2500
1221
14 52 111 110 86 5772 5720 4472 0 9546 9460 12321 12100 7396 2704
1232
15 53 111 111 86 5883 5883 4558 1 9546 9546 12321 12321 7396 2809
16 42 88 81 61 3696 3402 2562 7128 5368 4941 7744 6561 3721 1764
17 38 96 99 69 3648 3762 2622 9504 6624 6831 9216 9801 4761 1444

112
18 38 96 99 69 3648 3762 2622 9504 6624 6831 9216 9801 4761 1444
19 56 97 99 90 5432 5544 5040 9603 8730 8910 9409 9801 8100 3136
1122
20 50 103 109 87 5150 5450 4350 7 8961 9483 10609 11881 7569 2500
1284
21 51 107 120 91 5457 6120 4641 0 9737 10920 11449 14400 8281 2601
1391
22 59 115 121 92 6785 7139 5428 5 10580 11132 13225 14641 8464 3481
23 36 88 94 72 3168 3384 2592 8272 6336 6768 7744 8836 5184 1296
24 43 90 94 71 3870 4042 3053 8460 6390 6674 8100 8836 5041 1849
1187
25 60 106 112 82 6360 6720 4920 2 8692 9184 11236 12544 6724 3600
1545
26 54 118 131 92 6372 7074 4968 8 10856 12052 13924 17161 8464 2916
1070
27 50 101 106 80 5050 5300 4000 6 8080 8480 10201 11236 6400 2500
1112
28 47 107 104 81 5029 4888 3807 8 8667 8424 11449 10816 6561 2209
29 37 90 87 70 3330 3219 2590 7830 6300 6090 8100 7569 4900 1369
30 37 90 86 70 3330 3182 2590 7740 6300 6020 8100 7396 4900 1369
1122
31 50 103 109 87 5150 5450 4350 7 8961 9483 10609 11881 7569 2500
32 44 104 90 81 4576 3960 3564 9360 8424 7290 10816 8100 6561 1936
33 39 98 98 75 3822 3822 2925 9604 7350 7350 9604 9604 5625 1521
34 42 89 81 60 3738 3402 2520 7209 5340 4860 7921 6561 3600 1764
1256
35 51 103 122 95 5253 6222 4845 6 9785 11590 10609 14884 9025 2601
1558
36 57 119 131 95 6783 7467 5415 9 11305 12445 14161 17161 9025 3249
1510
37 57 118 128 97 6726 7296 5529 4 11446 12416 13924 16384 9409 3249

113
38 36 80 81 58 2880 2916 2088 6480 4640 4698 6400 6561 3364 1296
1040
39 50 102 102 87 5100 5100 4350 4 8874 8874 10404 10404 7569 2500
1535
40 59 119 129 96 7021 7611 5664 1 11424 12384 14161 16641 9216 3481
1242
41 56 108 115 99 6048 6440 5544 0 10692 11385 11664 13225 9801 3136
1299
42 52 113 115 90 5876 5980 4680 5 10170 10350 12769 13225 8100 2704
1415
43 58 117 121 97 6786 7018 5626 7 11349 11737 13689 14641 9409 3364
1393
44 53 108 129 100 5724 6837 5300 2 10800 12900 11664 16641 10000 2809
1232
45 53 111 111 87 5883 5883 4611 1 9657 9657 12321 12321 7569 2809
46 39 86 88 64 3354 3432 2496 7568 5504 5632 7396 7744 4096 1521
47 39 89 88 64 3471 3432 2496 7832 5696 5632 7921 7744 4096 1521
1112
48 48 103 108 80 4944 5184 3840 4 8240 8640 10609 11664 6400 2304
1612
49 60 124 130 99 7440 7800 5940 0 12276 12870 15376 16900 9801 3600
1393
50 48 108 129 100 5184 6192 4800 2 10800 12900 11664 16641 10000 2304
1081
51 50 103 105 85 5150 5250 4250 5 8755 8925 10609 11025 7225 2500
1112
52 50 103 108 86 5150 5400 4300 4 8858 9288 10609 11664 7396 2500
1212
53 51 101 120 90 5151 6120 4590 0 9090 10800 10201 14400 8100 2601
1163
54 51 103 113 89 5253 5763 4539 9 9167 10057 10609 12769 7921 2601
55 51 103 122 95 5253 6222 4845 1256 9785 11590 10609 14884 9025 2601

114
6
1660
56 60 123 135 100 7380 8100 6000 5 12300 13500 15129 18225 10000 3600
1660
57 60 123 135 100 7380 8100 6000 5 12300 13500 15129 18225 10000 3600
1112
58 48 103 108 80 4944 5184 3840 4 8240 8640 10609 11664 6400 2304
1311
59 52 114 115 90 5928 5980 4680 0 10260 10350 12996 13225 8100 2704
1552
60 60 115 135 100 6900 8100 6000 5 11500 13500 13225 18225 10000 3600
61 38 96 101 71 3648 3838 2698 9696 6816 7171 9216 10201 5041 1444
1281
62 56 105 122 91 5880 6832 5096 0 9555 11102 11025 14884 8281 3136
1609
63 60 121 133 100 7260 7980 6000 3 12100 13300 14641 17689 10000 3600
1166
64 48 106 110 80 5088 5280 3840 0 8480 8800 11236 12100 6400 2304
1040
65 43 103 101 74 4429 4343 3182 3 7622 7474 10609 10201 5476 1849
66 49 94 98 85 4606 4802 4165 9212 7990 8330 8836 9604 7225 2401
1040
67 43 103 101 76 4429 4343 3268 3 7828 7676 10609 10201 5776 1849
1030
68 47 100 103 79 4700 4841 3713 0 7900 8137 10000 10609 6241 2209
69 40 85 98 71 3400 3920 2840 8330 6035 6958 7225 9604 5041 1600
70 40 78 96 71 3120 3840 2840 7488 5538 6816 6084 9216 5041 1600
1420
71 54 111 128 92 5994 6912 4968 8 10212 11776 12321 16384 8464 2916
72 39 90 89 65 3510 3471 2535 8010 5850 5785 8100 7921 4225 1521
73 36 100 92 66 3600 3312 2376 9200 6600 6072 10000 8464 4356 1296
74 49 100 97 89 4900 4753 4361 9700 8900 8633 10000 9409 7921 2401

115
1488
75 48 121 123 93 5808 5904 4464 3 11253 11439 14641 15129 8649 2304
76 49 95 105 86 4655 5145 4214 9975 8170 9030 9025 11025 7396 2401
1272
77 57 106 120 90 6042 6840 5130 0 9540 10800 11236 14400 8100 3249
78 38 98 100 81 3724 3800 3078 9800 7938 8100 9604 10000 6561 1444
1089
79 50 110 99 90 5500 4950 4500 0 9900 8910 12100 9801 8100 2500
80 43 89 94 68 3827 4042 2924 8366 6052 6392 7921 8836 4624 1849
1420
81 54 111 128 92 5994 6912 4968 8 10212 11776 12321 16384 8464 2916
82 39 90 89 65 3510 3471 2535 8010 5850 5785 8100 7921 4225 1521
83 36 100 92 66 3600 3312 2376 9200 6600 6072 10000 8464 4356 1296
84 49 100 97 89 4900 4753 4361 9700 8900 8633 10000 9409 7921 2401
1488
85 48 121 123 93 5808 5904 4464 3 11253 11439 14641 15129 8649 2304
86 49 95 105 86 4655 5145 4214 9975 8170 9030 9025 11025 7396 2401
1272
87 57 106 120 90 6042 6840 5130 0 9540 10800 11236 14400 8100 3249
1029
88 38 98 105 81 3724 3990 3078 0 7938 8505 9604 11025 6561 1444
89 56 97 99 90 5432 5544 5040 9603 8730 8910 9409 9801 8100 3136
90 43 89 94 68 3827 4042 2924 8366 6052 6392 7921 8836 4624 1849
5E+0 5E+0
∑ 4350 9262 9784 7503 5 5 4E+05 1E+06 8E+05 8E+05 1E+06 1E+06 6E+05 2E+05

116
Lampiran 7

Tabel r Product Moment


Pada Signifikansi 0.05 (Two Tail)
N r N r N r N r N r N r

1 0.997 41 0.301 81 0.216 121 0.177 161 0.154 201 0.138

2 0.95 42 0.297 82 0.215 122 0.176 162 0.153 202 0.137

3 0.878 43 0.294 83 0.213 123 0.176 163 0.153 203 0.137

4 0.811 44 0.291 84 0.212 124 0.175 164 0.152 204 0.137

5 0.754 45 0.288 85 0.211 125 0.174 165 0.152 205 0.136

6 0.707 46 0.285 86 0.21 126 0.174 166 0.151 206 0.136

7 0.666 47 0.282 87 0.208 127 0.173 167 0.151 207 0.136

8 0.632 48 0.279 88 0.207 128 0.172 168 0.151 208 0.135

9 0.602 49 0.276 89 0.206 129 0.172 169 0.15 209 0.135

10 0.576 50 0.273 90 0.205 130 0.171 170 0.15 210 0.135

11 0.553 51 0.271 91 0.204 131 0.17 171 0.149 211 0.134

12 0.532 52 0.268 92 0.203 132 0.17 172 0.149 212 0.134

13 0.514 53 0.266 93 0.202 133 0.169 173 0.148 213 0.134

14 0.497 54 0.263 94 0.201 134 0.168 174 0.148 214 0.134

15 0.482 55 0.261 95 0.2 135 0.168 175 0.148 215 0.133

16 0.468 56 0.259 96 0.199 136 0.167 176 0.147 216 0.133

17 0.456 57 0.256 97 0.198 137 0.167 177 0.147 217 0.133

18 0.444 58 0.254 98 0.197 138 0.166 178 0.146 218 0.132

19 0.433 59 0.252 99 0.196 139 0.165 179 0.146 219 0.132

20 0.423 60 0.25 100 0.195 140 0.165 180 0.146 220 0.132

21 0.413 61 0.248 101 0.194 141 0.164 181 0.145 221 0.131

117
22 0.404 62 0.246 102 0.193 142 0.164 182 0.145 222 0.131

23 0.396 63 0.244 103 0.192 143 0.163 183 0.144 223 0.131

24 0.388 64 0.242 104 0.191 144 0.163 184 0.144 224 0.131

25 0.381 65 0.24 105 0.19 145 0.162 185 0.144 225 0.13

26 0.374 66 0.239 106 0.189 146 0.161 186 0.143 226 0.13

27 0.367 67 0.237 107 0.188 147 0.161 187 0.143 227 0.13

28 0.361 68 0.235 108 0.187 148 0.16 188 0.142 228 0.129

29 0.355 69 0.234 109 0.187 149 0.16 189 0.142 229 0.129

30 0.349 70 0.232 110 0.186 150 0.159 190 0.142 230 0.129

31 0.344 71 0.23 111 0.185 151 0.159 191 0.141 231 0.129

32 0.339 72 0.229 112 0.184 152 0.158 192 0.141 232 0.128

33 0.334 73 0.227 113 0.183 153 0.158 193 0.141 233 0.128

34 0.329 74 0.226 114 0.182 154 0.157 194 0.14 234 0.128

35 0.325 75 0.224 115 0.182 155 0.157 195 0.14 235 0.127

36 0.32 76 0.223 116 0.181 156 0.156 196 0.139 236 0.127

37 0.316 77 0.221 117 0.18 157 0.156 197 0.139 237 0.127

38 0.312 78 0.22 118 0.179 158 0.155 198 0.139 238 0.127

39 0.308 79 0.219 119 0.179 159 0.155 199 0.138 239 0.126

40 0.304 80 0.217 120 0.178 160 0.154 200 0.138 240 0.126

118
Lampiran 8

119
Tabel Nilai Kritis Distribusi t

120
Lampiran 9

121
Tabel Distribusi F (df (N2) 46-90)

122

Anda mungkin juga menyukai